terhadap penurunan intensitas nyeri pada...

77
i APLIKASI TEKNIK KNEADING DAN COUNTER PRESSURE TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN NY. D DENGAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI RUANG VK RSUD SUKOHARJO DI SUSUN OLEH: FITRI NUR RIZQIANA NIM. P.12 087 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: vuongdat

Post on 18-Aug-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

i

APLIKASI TEKNIK KNEADING DAN COUNTER PRESSURE

TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA

ASUHAN KEPERAWATAN NY. D DENGAN

PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF

DI RUANG VK RSUD SUKOHARJO

DI SUSUN OLEH:

FITRI NUR RIZQIANA

NIM. P.12 087

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

ii

APLIKASI TEKNIK KNEADING DAN COUNTER PRESSURE

TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA

ASUHAN KEPERAWATAN NY. D DENGAN

PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF

DI RUANG VK RSUD SUKOHARJO

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH:

Fitri Nur Rizqiana

NIM. P.12 087

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 3: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

iii

Page 4: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

iv

Page 5: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

v

Page 6: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

vi

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahhirohmanirrahim

Ucapan syukur yang tiada batas kuucapkan kepada Allah SWT atas setiap nafasku

dan keberkahanNya.

Dengan ini saya persembahkan Karya Tulis ini untuk Almarhum ayahanda

tercinta Ir. Juhaeni Radi. Terima kasih atas limpahan kasih sayang semasa

hidupnya untuk anak semata wayangnya ini dan memberikan rasa rindu yang

sangat berarti.

Untuk Ibunda tercinta. Titin Purnamaningsih terimakasih atas segala support dan

kasih sayang mu sebagai single parent yang sangat hebat dihidupku dan atas

segala doa yang setiap saat kau panjatkan yang tak ada putusnya.

Untuk Om dr.Basuni Radi dan Tante Lina Radi serta keluarga Bandung yang tiada

hentinya selalu mensupport dari jauh dan segala doa yang dipanjatkan dan selalu

memberikan yang terbaik.

Untuk yang tersayang Muhamad Arif Nugroho S, Windy Marina Kemala Annisa,

Ritta Puspitasari, Denny Mayasari, Febriana S.Putri, Alm.Herdi Setya Pratama

dan sahabat sahabatku yang lain serta teman-teman se-angkatan 2012/2013

terimakasih atas segala dukungan. Bantuan dan juga semangatnya dalam

menghadapi dan menyusun tugas akhir ini serta diskusi bermakna antara kita.

Semoga Allah senantiasa memberikan Rahmat dan Keberkahannya serta diberikan

Kesuksesan kepada kita semua.

Ucapan terimakasih tak lupa saya haturkan untuk ibu Diyah Ekarini,S.Kep.,Ns

yang telah memberikan banyak ilmu dan juga bimbingannya selama ini.

Almamaterku Tercinta.

Page 7: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

vii

\KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah dengan judul ” Aplikasi Teknik Kneading dan Counterpressure

terhadap penurunan intensitas nyeri pada Asuhan Keperawatan Ny. D dengan

persalinan kala 1 fase aktif di Ruang VK RSUD Sukoharjo “

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhormat:

1. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Ketua Program studi

DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba

ilmu di Stikes Kusuma Husada Surakarta.

3. Diyah Ekarini, S.Kp.,Ns, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

4. Noor Fitriyani, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Alfyana Nadya R, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat

Page 8: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

viii

7. Kedua orangtuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat

untuk menyelesaikan pendidikan.

8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu,

yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 16 Juni 2015

(Fitri Nur Rizqiana)

Page 9: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

8

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

KATA PENGANTAR ................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................... 6

C. Manfaat Penulisan ................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ....................................................................... 8

1. Pesalinan ......................................................................... 8

2. Asuhan keperawatan ........................................................ 13

3. Nyeri ............................................................................... 17

B. Kerangka Teori ...................................................................... 31

C. Kerangka Konsep .................................................................. 32

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset ............................................................. 37

B. Tempat dan Waktu ................................................................ 37

C. Media atau Alat yang Digunakan .......................................... 37

D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset. ................... 37

E. Alat Ukur Evaluasi Tindakan Aplikasi Riset ........................ 38

Page 10: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

9

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ....................................................................... 39

B. Pengkajian ............................................................................. 39

C. Masalah Keperawatan ........................................................... 45

D. Rencana Keperawatan ........................................................... 46

E. Implementasi ......................................................................... 47

F. Evaluasi .................................................................................. 51

BAB V PEMBAHASAN ........................................................................... 53

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 66

B. Saran ...................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World

Health Organisation (WHO) karena angaka kematian ibu dan anak

merupakan bagian dari Negara (ASEAN) yang mempunyai angka

kematian ibu dan anak yang masih tinggi dibandingkan dengan negara

lain, memperkirakan bahwa setiap tahun sejumlah 500.000 orang

meninggal akibat kehamilan dan persalinan 99% kematian tersebut terjadi

di Negara berkembang 50% nya terjadi di Indonesia dan Mesir (WHO,

dalam Manuaba 2010).

Ukuran keberhasilan suatu pelayanan kesehatan tercermin dari

penurunan angka kematian ibu ( Imaternal Mortality Rate I )sampai pada

batas angka terendah yang dapat dicapai sesuai dengan kondisi dan situasi

setempat serta waktu. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) 2009 sampai 2010, Angka Kematian Ibu (AKI) di

Indonesia masih rendah pada angka 226 per 100.000 kelahiran hidup atau

setiap jam terdapat 2 orang ibu bersalin akibat berbagai sebab (Depkes RI,

2010).

Data yang diperoleh dari Survey Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) September 2013, diperoleh fakta yang mengejutkan

mengetahui angka kematian ibu dan anak (SDKI) memberikan hasil

Page 12: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

11

Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup.

Rata-rata ini jauh melonjak dibandingkan hasil (SDKI) tahun 2007 yang

mencatat angka 228 per 100 ribu kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu

(AKI) di Provinsi Jawa Tengah 2009 berdasarkan laporan dari kabupaten

atau kota sebesar 117,02 kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami

peningkatan bila dibandingkan dengan (AKI) sebelumnya pada tahun 2008

sebesar 114,50 kelahiran hidup. Prosentase yang terendah adalah di Kota

Tegal yaitu sebesar 38,91 kelahiran hidup. Salah satu penyebab tingginya

(AKI) adalah trauma pada ibu dan janin akibat nyeri persalinan (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Tengah).

Salah satu penyebab langsung AKI adalah perdarahan 60-70%,

Gestosis 10-15% dan infeksi 20-25% per 100.000 (Manuaba, 2008).

Infeksi merupakan faktor yang dapat meningkatkan angka kematian ibu

dan anak. Salah satu penyebab terjadinya infeksi adalah ketuban pecah

dini yang merupakan penyebab persalinan premature dan partus lama

(Mochtar, 2002)

Persalinan merupakan suatu proses alamiah yang akan dilalui oleh

setiap ibu hamil, dimana terjadi pengeluaran hasil konsepsi berupa bayi

dan plasenta dari rahim ibu. Pada proses ini terjadi peregangan dan

pelebaran mulut rahim sebagai akibat dari kontraksi otot-otot rahim untuk

mendorong bayi keluar. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung

kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubis menerima tekanan kuat

Page 13: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

12

dari rahim. Hal inilah yang menyebabkan nyeri pada persalinan

(Danuatmaja & Meiliasari, 2008).

Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala 1, jika sudah terjadi

pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10

menit selama 40 detik. Kala 1 adalah kala pembukaan yang berlangsung

antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap). Pada permulaan his,

kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu

yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala 1 untuk

primigravida berlangsung 12 Jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.

Berdasarkan Kurve Fredman perhitungan pembukaan pada primigravida 1

cm per jam sedangkan pada pembukaan multigravida 2 cm per jam.

Sehingga perhitungan waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan

(Manuaba, 2010). Pada kala 1 terjadi adanya kontraksi yang lebih sering

sehingga menimbulkan respon nyeri.

Menurut International Association for the study of pain atau IASP,

mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan adanya atau potensi

rusaknya jaringan atau keadaan yang menggambarkan kerusakan jaringan

tersebut. (Potter & Perry, 2005)

Nyeri adalah apa yang dikatakan oleh orang yang mengalami nyeri

dan bila yang mengalaminya mengatakan bahwa rasa itu ada. Definisi ini

tidak berarti bahwa anak harus mengatakan bila sakit. Nyeri dapat

Page 14: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

13

diekspresikan melalui menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku (Mc

Caffrey & Beebe, 1989 dikutip dari Betz & Sowden, 2002).

Nyeri saat persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara

universal dialami oleh hampir semua ibu bersalin. Semakin banyaknya

wanita yang ingin melahirkan dengan proses persalinan yang berlangsung

tanpa rasa nyeri menyebabkan berbagai cara dilakukan untuk menurunkan

nyeri pada persalinan, baik dengan teknik farmakologi maupun

nonfarmakologi. Menurut Potter dan Perry (2005) tindakan peredaan nyeri

persalinan secara nonfarmakologi antara lain dapat dilakukan dengan cara

distraksi, biofeedback atau umpan balik hayati, hipnosis-diri, mengurangi

persepsi nyeri dan stimulasi kutaneus (massase, mandi air hangat, kompres

hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

penelitian Brown, Douglas dan Flood (2001) pada sample 45 orang

dengan menggunakan 10 metode nonfarmakologi didapatkan bahwa

teknik pernafasan, relaksasi, akupresur dan massase merupakan teknik

yang paling efektif menurunkan nyeri pada saat persalinan.

Menurut Caffery dan Beebe (1989) yang dikutip oleh Chang,

Wang, dan dan Chen (2002) transmisi nyeri dapat dimodifikasikan oleh

counter-stimulation dan massase merupakan teknik kuno yang telah

banyak digunakan selama persalinan.

Studi pendahuluan diruang VK RSUD Sukoharjo, didapatkan data

Informasi dari perawat ruangan bahwa dalam mengatasi nyeri pada

persalinan kala 1 belum ada yang menggunakan tindakan pemberian

Page 15: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

14

teknik kneading dan counterpressure. Semua perawat ruangan dalam

mengatasi nyeri persalinan hanya menggunakan terapi kolaborasi

farmakologi.

Hasil pengkajian Ny.D yang dilakukan penulis pada jam 11.00

didapatkan pembukaan serviks 4 cm, DJJ 144 kali per menit, dan kontraksi

3dan kontraksi 3 kali dalam 10 menit. Berdasarkan penelitian yang

terdapat pada jurnal acuan yang dilakukan terhadap ibu bersalin kala 1 fase

aktif sebelum dilakukan teknik kneading dan counterpressure adalah

belum ada penurunan intensitas nyeri, dan yang mendapatkan perlakuan

massase dengan teknik kneading dan counterpressure dapat diambil

kesimpulan bahwa sesudah dilakukan massase didapatkan adanya

penurunan intensitas nyeri di perut bagian bawah pada saat terjadi kont di

perut bagian bawah pada saat terjadi kontraksi.

Terdapat banyak teknik dalam melakukan massase, diantaranya

adalah teknik counter preassure dan kneading. Kedua teknik tersebut

terdapat perbedaan dalam cara ataupun tempat pemijatan sehingga

mempunyai efek dan sensasi rasa sakit dan transmisi impuls nyeri ke otak.

Counterpressure dapat dilakukan dalam posisi ibu tiduran ataupun posisi

setengah duduk, sesuai dengan kenyamanan ibu (Lane, 2009).

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk

mengaplikasikan jurnal tersebut pada pasien yakni “Efektifitas Teknik

Kneading dan Counterpressure Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Kala

1 Fase Aktif Persalinan”.

Page 16: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

15

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan teknik efektivitas kneading dan counter pressure

terhadap penurunan intensitas nyeri kala 1 persalinan pasiennya.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.D

dengan nyeri pada persalinan kala 1.

b. Penulis mampu melakukan merumuskan diagnosa keperawatan

pada Ny.D dengan nyeri pada persalinan kala 1.

c. Penulis mampu menyusun rencana keperawatan keperawatan pada

Ny.D dengan nyeri pada persalinan kala 1.

d. Penulis mampu melakukan tindakan keperawatan pada Ny.D

dengan nyeri pada persalinan kala 1.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny.D

dengan nyeri pada persalinan kala 1.

f. Penulis mampu menganalisa keefektivitas kneading dan counter

pressure terhadap penurunan intensitas nyeri kala 1.

C. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan

mengenai keefektifan teknik kneading dan counterpressure terhadap

intensitas nyeri persalinan kala 1.

Page 17: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

16

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi ibu hamil

Memberikan stimulus teknik kneading dan counterpressure untuk

mengurangi nyeri pada persalinan kala 1.

b. Bagi Instansi Kesehatan

Untuk memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengurangi nyeri persalinan kala 1.

c. Bagi Tenaga Kesehatan

Terapi stimulasi teknik kneading dan counterpreassure dapat

menjadi alternatif sebagai upaya untuk mengurangi intensitas nyeri

persalinan kala 1.

Page 18: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Persalinan kala 1

a. Pengertian

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri) Proses ini dimulai dengan adanya kontraksi

persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara

progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta.

Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala 1, jika sudah

terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2 kali

dalam 10 menit selama 40 detik. Kala 1 adalah kala pembukaan yang

berlangsung antara pembukaan 0-10 cm (pembukaan lengkap).

(Prawiro-hardjo, 2007).

b. Klasifikasi persalinan

Partus matur atau aterm adalah partus dengan kehamilan 37-40

minggu, janin matur, berat janin diatas 2.500 gram, partus premature

adalah hasil konsepsi yang dapat hidup tetapi belum aterm atau cukup

bulan., berat janin 100-2.500 gram atau umur kehamilan 28-36

minggu. Partus post matur/serotinus adalah partus terjadi 2 minggu

Page 19: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

18

atau lebih dari waktu yang telah diperkirakan atau taksiran partus.

Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin viabel, berat

janin kurang dari 1000 gram, umur kehamilan kurang dari 28 minggu

(Rukiyah.dkk, 2009).

c. Etiologi

1) Teori penurunan Hormon

Perlu diketahui bahwa selama kehamilan dalam tubuh wanita

terdapat dua hormon yang dominan.

a) Estrogen

Berfungsi untuk meningkatkan sensitifitas otot rahim

serta memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti

rangsangan oksitosin, prostaglandin, dan mekanis.

b) Progesteron

Berfungsi menurunkan sensitifitas otot rahim,

menghambat rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, prostaglandin dan mekanis, serta menyebabkan otot

rahim dan otot polos relaksasi.

Estrogen dan progesteron harus dalam komposisi

keseimbangan, sehingga kehamilan dapat dipertahankan.

Perubahan keseimbangan antara esterogen dan progesteron

memicu oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis posterior, hal

tersebut menyebabkan kontraksi yang disebut Braxton Hicks.

Kontraksi Braxton Hicks akan menjadi kekuatan dominan saat

Page 20: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

19

mulainya proses persalinan sesungguhnya, oleh karena itu

makin matang usia kehamilan maka frekuensi kontraksi ini

semakin sering.

Oksitosin diduga berkerja sama dengan prostaglandin,

yang kadarnya makin meningkat mulai dari usia kehamilam

minggu ke-15. Di samping itu, faktor status gizi wanita hamil

dan keregangan otot rahim juga secara penting mempengaruhi

dimulainya kontraksi otot rahim.

Sampai saat ini hal yang menyebabkan dimulainya proses

persalinan belum diketahui benar,yang ada hanya berupa teori

teori yang kompleks antara lain karena faktor-faktor hormon,

struktur rahim, pengaruh tekanan pada syaraf, dan nutrisi.

2) Teori Distersi Rahim

Rahim yang akan menjadi besar dan menegang menyebabkan

iskemia otot otot rahim, sehingga mengganggu sirkulasi Utero

Plasenter.(Mochtar, 2002)

3) Teori Plasenta menjadi tua

akan menyebabkan turunnya kadar Esterogen dan Progesteron

yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan

menimbulkan kontraksi rahim. (Wikjosastro, 2005)

4) Induksi Partus ( induksi of Labor ) partus dapat pula ditimbulkan

dengan jalan :

Page 21: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

20

a) Gagang Laminaria : Beberapa Laminaria dimasukkan dalam

Kanalis Servikal dengan tujuan merangsang Pleksus Franken

Houser

b) Amniotomi : Pemecahan ketuban

c) Oksitosin drip : Pemberian oksitosin menurut tetesan per infus

(Wikjosastro, 2005)

d. Terjadinya HIS permulaan

Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton Hicks.

yang kadang dirasakan sebagai keluhan karena rasa sakit yang

ditimbulkan. Biasanya pasien mengeluh adanya rasa sakit dipinggang

dan terasa sangat mengganggu, terutama pada pasien dengan ambang

rasa sakit yang rendah Adanya perubahan kadar hormon esterogen dan

progestron menyebabkan oksitosin semakin meningkat dan dapat

menjalankan fungsinya dengan efektif untuk menimbulkan kontraksi

atau his permulaan. His permulaan ini sering diistilahkan sebagai his

palsu dengan ciri ciri sebagai berikut:

1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah.

2) Datang tidak teratur

3) Tidak ada perubahan pada serviks atau tidak ada tanda tanda

kemajuan persalinan.

4) Durasi pendek.

5) Tidak bertambah bila beraktifitas.

Page 22: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

21

e. Terjadinya His Persalinan

Karakter dari his persalinan

1) Pinggang terasa sakit menjalar ke depan

2) Sifat his teratur, his interval makin pendek, dan kekuatan makin

besar.

3) Terjadi perubahan pada serviks

4) Jika pasien menambah aktivitasnya, misalnya dengan berjalan,

maka kekuatannya bertambah.

Pengeluaran Lendir dan Darah (Penanda Persalinan) Dengan adanya

his persalinan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan.

1) Pendataran dan pembukaan

2) Pembukaan menyebabkan selaput lendir yang terdapat pada kanalis

servikalis terlepas.

3) Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

f. Pengeluaran Cairan

Sebagian pasien mengeluarkan air ketuban akibat pecahnya

selaput ketuban. Jika ketuban sudah pecah, maka ditargetkan

persalinan dapat berlangsung selama 24 jam. Namun jika ternyata

tidak tercapai maka persalinan akhiri dengan tindakan tertentu,

misalnya ekstraksi vakum, atau sectio caesaria.

g. Tahapan Persalinan

1. Kala I Persalinan

Pasien dikatakan dalam tahap persalinan kala 1, jika sudah

terjadi pembukaan serviks dan kontraksi terjadi teratur minimal 2

kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala 1 adalah kala

Page 23: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

22

pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0-10 cm

(pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua fase, yaitu

fase laten (8jam) dimana serviks membuka sampai dengan 3cm dan

fase aktif (7jam) dimana serviks membuka 3-10cm. Kontraksi lebih

kuat dan sering terjadi selama fase aktif. Pada permulaan his, kala

pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturient (ibu

yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala 1

untuk primigravida berlangsung 12jam sedangkan multigravida

sekitar 8 jam. Berdasarkan Kurve Fredman diperhitungkan

pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan

multigravida 2 cm per jam. Dengan perhitungan tersebut maka

waktu pembukaan lengkap dapat diperkirakan.

2. Asuhan Keperawatan Kala 1

Pelaksanaan asuhan keperawatan intranatal melalui

pendekatanproseskeperawatan dengan melaksanakan unsur proses

keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosis keperawatan,

intervensi, dan evaluasi.

a. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis

yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional pada

saat ini dan waktu sebelumnya, serta untuk menentukan pola respons

klien ini danwaktu sebelumnya (Carpenito, 2005).

Menurut Sumarah, dkk (2009) Apabila ibu datang untuk

mendapatkan pertolongan kumpulkan data dan informasi untuk

Page 24: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

23

membuat diagnosis secara tepat dan menerapkan tindakan yang sesuai.

Data yang dikumpulkan adalah data subyektif dan data obyektif. Data

subyektif adalah informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang

dirasakan, apa yang dialaminya dan apa yang telah dialaminya. Data

subyektif juga meliputi informasi tambahan yang diceritakan oleh

anggota keluarga tentang status ibu, terutama jika ibu merasa sangat

nyeri atau sangat sakit. Data obyektif adalah informasi yang

dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan atau pengamatan terhadap ibu

atau bayi baru lahir. Kelengkapan dan ketelitian dalam proses

pengumpulan data sangat penting .

Pengumpulan data dengan cara :

1) Berbicara dengan ibu, mengajukan pertanyaan – pertanyaan

mengenai kondisi ibu dan riwayat perjalanan penyakit.

2) Mengamati tingkah laku ibu dan apakah ibu terlihat sehat atau sakit,

nyaman atau kesakitan.

3) Melakukan pemeriksaan fisik.

a) Penilaian selama semua fase kala I persalinan meliputi :

(1) Observasi tanda vital ibu setiap 4 jam.

(2) DJJ dan kontraksi uterus setiap 30 menit.

(3) Perubahan serviks setiap 1 jam.

(4) Posisi janin penurunan kepala di panggul.

(5) Respon ibu untuk bersalin dan menghadapi nyeri

Page 25: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

24

4) Melakukan pemeriksaan tambahan lainnya bila perlu, misalnya

pemeriksaan laboratorium.

b. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis tentang respons

individu, keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehata yang

aktual dan potensial, atau proses kehidupan (Wilkinson, 2011).

Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien intranatal adalah :

Kala I

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi)

2) Ansietas berhubungan dengan ancaman pada (status kesehatan)

plasenta).

c. Rencana Keperawatan

Perencanaan merupakan langkah berikutnya dalam proses

keperawatan. Pada langkah ini, perawat menetapkan tujuan dan kriteria

hasil yang diharapkan bagi klien dan merencanakan intervensi

keperawatan (Wilkinson, 2011).

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi)

Tujuan dan kriteria hasil :

a) Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu

menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri).

b) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan manajemen nyeri.

c) Mampu mengenali (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri).

d) Skala nyeri berkurang 5 menjadi 2.

Page 26: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

25

e) Ny.D nyaman setelah nyeri berkurang.

f) Vital sign dalam batas normal.

Intervensi :

a) Kaji nyeri P,Q,R,S,T secara komprehensif

Rasional : Mengetahui kualitas nyeri yang dirasakan Ny.Y

b) Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

Rasional : Mengetahui skala nyeri

c) Memonitor Vital sign dan denyut jantung janin

Rasional : Untuk mengetahui Vital sign dan denyut jantung janin

d) Anjurkan Ny.Y untuk miring ke kiri

Rasional : Memberikan kenyamanan pada janin

e) Anjurkan teknik non farmakologi (pemberian teknik kneading

dan counterpressure.

Rasional : Untuk mengalihkan nyeri yang dirasakan Ny.Y

f) Anjurkan Ny.Y untuk teknik nafas panjang

Rasional : Untuk mengurangi nyeri saat proses persalinan

berlangsung

g) Kolaborasi dengan dokter pemberian analgesik

Rasional : Untuk mengurangi nyeri persalinan kala I

2) Ansietas berhubungan dengan ancaman pada (status kesehatan)

Tujuan dan kriteria hasil :

a) Ny.Y mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala

cemas.

Page 27: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

26

b) Mengidentifikasi, mengungkapkan, menunjukkan teknik

untukmengontrol cemas.

c) Vital sign dalam batas normal

Intervensi :

a) Gunakan pendekatan yang menenangkan

Rasional : Membuka kepercayaan kepada perawat

b) Jelaskan semua prosedur selama tindakan

Rasional : Untuk mengurangi kecemasan Ny.Y

c) Beri informasi tentang kesiapan persalinan

Rasional : Untuk membuka pengetahuan Ny.Y

d) Observasi vital sign

Rasional : Untuk mengetahui status kesehatan

e) Beri dukungan dan support kepada Ny.Y

Rasional : Memotivasi dan mengontrol perasaan Ny.Y

3. Nyeri

a. Definisi

Menurut International Association for the study of pain atau IASP,

mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subyektif dan pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan adanya atau

potensi rusaknya jaringan atau keadaan yang menggambarkan

kerusakan jaringan tersebut (Potter & Perry, 2005).

Nyeri adalah apa yang dikatakan oleh orang yang mengalami nyeri

dan bila yang mengalaminya mengatakan bahwa rasa itu ada. Definisi

Page 28: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

27

ini tidak berarti bahwa anak harus mengatakan bila sakit. Nyeri dapat

diekspresikan melalui menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku

(Mc Caffrey & Beebe, 1989 dikutip dari Betz & Sowden, 2002).

b. Faktor faktor yang mempengaruhi nyeri

1) Usia

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat

harus mengkajimrespon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang

melaporkan nyeri jika sudah patologis dan mengalami kerusakan

fungsi. Pada lansia cenderung memendam nyeri yang dialami,

karena mereka mengangnggap nyeri adalah hal alamiah yang harus

dijalani dan mereka takut kalau mengalami penyakit berat atau

meninggal jika nyeri diperiksakan.

2) Jenis Kelamin

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak

berbeda secara signifikan dalam merespon nyeri, justru lebih

dipengaruhi faktor budaya.

3) Kultur

Orang belajar dari budayanya, bagaimana seharusnya

mereka berespon terhadap nyeri. (ex: suatu daerah menganut

kepercayaan bahwa nyeri adalah akibat yang harus diterima karena

mereka melakukan kesalahan, jadi mereka tidak mengeluh jika ada

nyeri).

Page 29: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

28

4) Makna Nyeri

Berhubungan dengan bagaimana pengalaman seseorang

terhadap nyeri dan dan bagaimana mengatasinya.

5) Ansietas

Cemas meningkatkan persepsi terhadap nyeri dan nyeri

bisa menyebabkan seseorang cemas.

6) Pengalaman Masa Lalu

Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa

lampau, dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan lebih

mudah mengatasi nyerinya. Mudah tidaknya seseorang mengatasi

nyeri tergantung pengalaman di masa lalu dalam mengatasi nyeri.

7) Dukungan Keluarga Dan Sosial

Individu yang mengalami nyeri seringkali bergantung

kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk memperoleh

dukungan, bantuan dan perlindungan(Santo Yohanes, 2011,

Makalah Nyeri).

Pemeriksaan nyeri harus dilakukan pada saat pasein sampai di UDG.

Pemeriksaan akan memudahkan rencana penangan terhadap pasien. Setiap

pasien harus diperiksa agar penyebab nyeri dapat diketahui dan bukan

hanya terpusat pada rasa nyeri yang dirasakan pasien. PQRST dibuat untuk

membantu pemeriksaan terhadap nyeri dan pengguanaannya secara rutin

akan memudahkan pemeriksaan.

Page 30: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

29

Adapun PQRST dapat dijabarkan sebagai berikut.

P (palliative) : Merupakan usaha pengobatan yang sudah dilakukan untuk

menyembuhkan nyeri

Q (quality) : Kualitas nyeri

R (region) : Daerah nyeri dan penyebarannya

S (severe) : Tingkat keparahan nyeri

T (time) : Waktu dan penyebab nyeri (ketika rasa nyeri itu muncul

berapa lama berlangsungnya dan apakah pernah terjadi sebelumnya.

Tabel 2.1 Perbedaan antara nyeri akut dan nyeri kronis.

Karakteristik Nyeri Akut Nyeri Kronis

Pengalaman Berawal dari suatu

kejadian. Terdapat suatu keadaan khusus.

Sumber Bisa dari dalam atau luar.

Tidak diketahui. Apabila

diketahui, perawatanya tidak

efektif dan membutuhkan waktu

lama.

Waktu mulai Biasanya tiba – tiba. Bisa datang tiba – tiba atau

berkembang tanpa disadari.

Durasi Lebih dari 6 bulan. Berbulan bulan – bahkan

bertahun - tahun.

Identifikasi

penyakit

Area tubuh yang sakit dan

yang tidak sakit biasanya

teridentifikasi dengan baik.

Area tubuh yang sakit dan yang

tidak sakit sering berubah – ubah

sehingga sulit untuk di evaluasi.

Tanda – tanda

klinis Tanda – tanda jelas terlihat. Beragam.

Signifikan Informasikan bahwa ada

sesuatu yang tidak beres. Pasien mencari kejelasan.

Pola Terbatas.

Terus – menerus atau intermiten,

intensitasnya bisa bervariasi atau

tetap.

Course Penderitaan pasien

biasanya terus berkurang.

Penderitaan pasien biasanya

bertambah.

Tindakan Dilakukan tindakan untuk

mengurangi rasa nyeri.

Dilakukan tindakan untuk

mengurangi rasa nyeri.

Prognosis Biasanya sembuh. Dapat sembuh tapi biasanya sulit

untuk sembuh.

Page 31: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

30

Tabel 2.2 Respon fisik dan perilaku terhadap nyeri kronis dan akut

Jenisnyeri Responfisik Responperilaku

Akut

· Tekanan darah meningkat

· Detak jantung meningkat

· Bola mata membesar

· Frekuensi pernafasan

meningkat

· Gelisah

· Tidak dapat berkonsentrasi

· Apprehension

· Stres.

Kronis

· Tekanandarah normal

· Denyut jantung normal

· Pernafasan normal

· Bola mata normal

· Kulit kering

· Tidak dapat bergerak bebas

· Menarik diri dari pergaulan

· Putus asa

Pemeriksaan nyeri harus segera dilakukan pada kondisi sebagai berikut.

a. Sebelum dan sesudah pemberian analgesik.

b. Sebelum dan sesudah tindakan non farmakologis.

c. Pada saat pasien merasa tidak nyaman.

d. Dilakukan secara rutin.

(Dewi Kartikawati,2013,Dasar – Dasar Keperawatan Gawat

Darurat, hal 85-86,Jakarta: Salemba Medi

Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut :

1) Skala intensitas nyeri deskriptif

Gambar 2.1 Skala intensitas nyeri deskriptif

Page 32: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

31

2) Skala identitas nyeri numerik

Gambar 2.2 Skala identitas nyeri numerik

Menurut Wong (1995), skala ini dapat dipersepsikan sebagai

berikut :

0 = tidak ada nyeri

1-3 = sedikit nyeri

4-6 = nyeri sedang

7-9 = nyeri berat

10 = nyeri paling hebat

3) Skala analog visual

Gambar 2.3 Skala Analog Visual

Skala ini dipersepsikan sebagai berikut :

0 = tidak ada nyeri

1-2 = nyeri ringan

3-4 = nyeri sedang

5-6 = nyeri berat

7-8 = nyeri sangat berat

1 2 3 4 6 5 7 8 9

Page 33: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

32

9-10 = nyeri buruk sampai tidak bisa tertahankan

(Elkin, Perry & Potter; 2000).

Menurut Wong-Bakers :

Gambar 2.4 Skala wajah menurut Wong Bakers.

Keterangan :

0 : Tidak nyeri

1-3 : Nyeri ringan : secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan

baik.

4-6 : Nyeri sedang : Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat

mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : Nyeri berat : secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti

perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan

lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi

dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi

10 : Nyeri sangat berat : Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,

memukul

Karakteristik paling subyektif pada nyeri adalah tingkat

keparahan atau intensitas nyeri tersebut. Pasien seringkali diminta

Page 34: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

33

untuk mendeskripsikan nyeri sebagai yang ringan, sedang atau parah.

Namun, makna istilah-istilah ini berbeda bagi perawat dan pasien. Dari

waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan. (Santo

Yohanes, 2011, Makalah Nyeri).

c. Pengertian nyeri persalinan

Rasa nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan

alami dari tubuh manusia, yaitu suatu peringatan akan ada nya

bahaya.

Association for the Study of pain mendefinisikan bahwa nyeri

merupakan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan yang

muncul dari kerusakan jaringan secara aktual dan potensial. Nyeri

merupakan mekanisme protektif bagi tubuh yang menyebabkan

individu bereaksi untuk menghilangkan nyeri tersebut. (Mohamad

Jodha,dkk 2012).

Pada kehamilan dan persalinan nyeri merupakan sinyal untuk

memberitahukan bahwa ibu telah memasuki tahapan proses

persalinan. Nyeri persalinan sebagai kontraksi miometrium,

merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada

masing masing individu. Rasa nyeri yang dialami selama persalinan

bersifat unik setiap ibu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain, budaya, takut, kecemasan, pengalaman persalinan

sebelumnya, persiapam persalinan dan dukungan (Mohamad Jodha,

dkk. 2012).

Page 35: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

34

Rasa nyeri pada persalinan adalah manifestasi dari adanya

kontraksi otot rahim dan kontraksi inilah yang menimbulkan rasa

sakit pada pinggang., daerah perut dan menjalar ke arah paha.

Kontraksi ini menyebabkan adanya pembukaan mulut rahim

(serviks) dengan adanya pembukaan serviks ini maka akan terjadi

persalinan. (Mohamad Jodha, dkk. 2012).

d. Penyebab Nyeri Persalinan

Penyebab nyeri persalinan muncul karena :

1) Kontraksi otot rahim

Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks serta

iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim

merupakan organ interna maka nyeri yang timbul disebut nyeri

viseral. Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung

bagian bawah dan sacrum. Biasanya ibu hanya mengalami rasa

nyeri selama kontraksi dan bebas rasa nyeri pada interval antar

kontraksi.

2) Regangan otot dasar panggul

Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala 2. Tidak seperti

nyeri visceral nyeri ini terlokalisir di daerah vagina, rectum dan

perineum, sekitar anus.nyeri kenis ini disebut nyeri somatik dan

disebabkan karena peregangan struktur jalan lahir bagian bawah

akibat penurunan bagian terbawah janin.

Page 36: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

35

3) Episiotomy

Pada peristiwa episiotomy nyeri dirasakan apabila ada tindakan

episiotomy, tindakan ini dilakukan sebelum jalan lahir mengalami

laserasi maupun rupture pada jalan lahir.

4) Kondisi Psikologis

Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa

cemas. Takut, cemas dan tegang memicu produksi hormone

prostatglandin sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat

mempengaruhi kemampuan tubuh menahan nyeri.

e. Penatalaksanaan

Prinsipnya pengurangan nyeri dengan metodePrinsipnya pengurangan

nyeri dengan metode alami, yaitu mengurangi ketegangan ibu sehingga

bisa merasa nyaman dan relaks menghadapi persalinan. Metode

pengurangan nyeri secara alami terdiri dari :

1) Terapi farmakologis

Terapi obat yang disuntikan ibu dengan tujuan untuk mengurangi

rasa nyeri ketika menghadapi persalinan, baik itu anastesi umum

yang disuntikan secara epidural, spinal ataupun sekedar regional.

2) Terapi non farmakologis

Terapi yang tidak menggunakan obat-obatan, tetapi dengan

memberikan berbagai teknik yang dapat mengurangi rasa nyeri saat

persalinan tiba.

Page 37: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

36

3) Kompres panas

Tindakan ini akan menigkatkan aktivitas rahim, kompres panas

meningkatkan suhu kulit local, mengurangi spasme otot, dan

meningkatkan ambang nyeri.

4) Kompres dingin

Untuk mengurangi ketegangan nyeri sendi otot, mengurangi

pembengkakan dan menyejukan kulit. Kompres dingin akan

memperlambat transmisi nyeri melalui neuron-neuron sensorik.

5) Hidroterapi

Selain mengurangi ketegangan, nyeri otot, dan nyeri sendi,

hidroterapi juga dapat mengurangi efek gravitasi bersama

ketidaknyamanan yang berkaitan dengan struktur lainnya.

6) Massase

Massase bentuk langsung seperti counterpressure sangat efektif

untuk mengatasi nyeri punggung selama persalinan.

Counterpressure dapat mengatasi nyeri tajam dan memberikan

sensasi menyenangkan yang melawan rasa tidak nyaman pada saat

kontraksi ataupun di antara kontraksi (Lane,2009).

a) Counterpressure

Counterpreassure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara

meletakkan tumit tangan atau bagian bagian datar dari tangan,

atau juga menggunakan bola tenis pada daerah lumbal dimana ia

sedang mengalami sakit punggung (Lane,2009). Tekanan dapat

Page 38: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

37

diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran kecil (Danuatmaja

& Meiliasari, 2008). Ibu biasanya akan memberitahukan dimana

letak nyeri berada letak nyeri yang paling kuat dan seberapa

keras menekan, dan jika perlu tempatkan tangan satunya di

depan panggul ibu untuk membantu menjaga keseimbangan

tubuh (Simkin & Ancheta, 2005).

b) Kneading

Teknik lainnya yaitu teknik kneading atau petissage yang

merupakan salah satu jenis dari swedish massase dipopulerkan

oleh seorang berkebangsaan Swedia, Peter Henri Ling, pada

tahun 1812 (Brown,2010). Teknik kneading merupakan gerakan

memijit ataupun meremas dengan menggunakan telapak tangan

maupun jari jari tangan untuk menjepit beberapa bagian kulit.

Pijatan jenis ini perlu sedikit tekanan (pressure). Remasan

dalam seni pijat ini sangat membantu mengurangi ketegangan

otot dan sangat merilekskan.

Teknik kneding menggunakan tekanan sedang dengan

sapuan yang panjang, meremas dan meluncur diatas lapisan

superficial dan jaringan otot. Penetrasi lebih dalam dapat

mengurangi rasa sakit lokal. (Inkeles, 2007). Teknik kneading

yang menggunakan gerakan meremas, merupakan jenis yang

baik untuk merangsang otot. Gerakan meremas otot ini

melibatkan cubitan diantara sela sela jari dan dilakukan secara

Page 39: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

38

berurutan. Ketika jaringan otot rileks, ini dapat meningkatkan

sirkulasi darah dan getah bening dan dapat mengurangi rasa

nyeri lokal dan mengurahi kelelahan serta stres. (White,2006).

Kneading dilakukan dengan menggunakan :

(1) Seluruh tangan, dengan satu atau dua tangan.

Jika kedua tangan digunakan sekaligus maka tekanan

dilakukan berganti-ganti dan jaringan yang ditekan terletak

antara telapak tangan dengan jari-jari. Pertama-tama

gerakan ini diawali dengan menekan jaringan pada tulang

dibawahnya dan kemudian disusul dengan pemerasan atau

penekanan ditangan yang diiringi dengan pengendoran

tekanan.

(2) Telapak ujung tiga jari-jari tengah atau ibu jari

Dalam melakukan manipulasi ini tangan tidak boleh lepas

dari permukaan bagian yang dimanipulasi. Kneading

dilakukan dengan cara melingkar dan menekan, yaitu

setengah lingkaran artinya tekanan lingkaran kemudian

kembali, tekanan lingkaran lagi kemudian kembali lagi

dan seterusnya. Dari setiap tekanan ke tekanan berikutnya,

harus selalu dipelihara kontak dengan permukaan bagian

yang dimanipulasi dan selama tekanan itu berlangsung

harus tidak terjadi penggelinciran pada permukaan bagian

yang dimanipulasi. Tangan harus se-relax mungkin,

Page 40: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

39

sedangkan kecepatan dan mendalamnya manipulasi dapat

berbeda-beda tergantung dari effect yang diinginkan,

apakah untuk menenangkana atau untuk stimulasi.

(Wijanarko, Bambang, 2010).

Page 41: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

40

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 KerangkaTeori

Sumber : Arifin L, (2007)

Persalinan Nyeri Dilakukan teknik

kneading dan

counterpresure

Terjadi penurunan

intensitas nyeri pada

persalinan kala 1.

Page 42: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

41

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 KerangkaKonsep

Sumber : Arifin L, (2007)

NyeriPersalinan Dilakukan teknik

kneading dan

counterpresure

Page 43: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

39

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subjek aplikasi tindakan effektivitas teknik kneading dan counter pressure

terhadap penurunan nyeri pada kala 1.

B. Tempat dan Waktu

Tempat yang digunakan adalah di ruang bersalin RSUD Sukoharjo. Pada

tanggal 9 Maret 2015 pukul 10.00 WIB. Dilakukan selama 15 – 30 menit

C. Media dan Alat yang digunakan

Dilakukan dengan bola tenis.

D. Prosedur tindakan :

Teknik Kneading

Fase orientasi

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

4. Menjelaskan langkah prosedur

Fase terminasi

5. Memegang otot sebanyak-banyaknya dibagian lumbal, posisi

miring ke kiri

6. Kemudian memeras/menekan tanpa menggeser.

7. Jari-jari harus lurus jangan bengkok untuk menghindari rasa

sakit.

8. Pijatan dilakukan berpindah pindah dari ke central pijatan

dapat dilakukan dengan dua tangan bersama sama atau

bergantian.

9. Satu tangan memegang otot dan yang lain memijat.

Fase terminasi

10. Merapikan pasien

11. Evaluasi tindakan

12. Mengucapkan salam penutup

Sumber : Bambang (2012)

Page 44: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

40

Counterpressure

Prosedur tindakan yang dilakukan yaitu:

Fase orientasi

1. Mengucapkan salam

2. Memperkenalkan diri

3. Menjelaskan tujuan

4. Menjelaskan langkah prosedur

Fase terminasi

5. Tawarkan pasien mau dipijat atau tidak Posisikan pasien

duduk atau telungkup yang nyaman.

6. Melakukan tekanan kuat menggunakan bola tenis yang terus

menerus selama kontraksi pada tulang sacrum wanita.

7. Melakukan peremasan kedua pinggul kemudian menekan

kedalam arah titik tengah panggul dengan seluruh telapak

tangan secara terus menerus sepanjang kontraksi

Fase terminasi

10. Merapikan pasien

11. Evaluasi tindakan

12. Mengucapkan salam penutup

Sumber : Simkin & Ancheta (2005).

E. Alat ukur tindakan

Alat ukur yang digunakan :

1. Skala identitas nyeri numerik

Menurut Wong (1995), skala ini dapat dipersepsikan sebagai berikut :

0 = tidak ada nyeri

1-3 = sedikit nyeri

4-6 = nyeri sedang

7-9 = nyeri berat

10 = nyeri paling hebat

Page 45: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

41

BAB IV

LAPORAN KASUS

Bab ini menjelaskan tentang kasus asuhan keperawatan pada Ny. D

dengan nyeri persalinan kala 1 di Ruang VK Rumah Sakit Umum Daerah

Sukoharjo. Pengelolaan asuhan keperawatan ini dilakukan selama 1 hari pada

tanggal 9 Maret 2015 pada pukul 10.00 WIB. Laporan kasus ini meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi dari

tindakan keperawatan. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 8 Maret 2015

pukul 17.00 WIB, pengkajian dilakukan dengan metode autoanamnesa dan

alloanamnesa.

A. Identitas Klien

Pasien bernama Ny. D yang beralamat di Gadungan Sukoharjo.

Pasien berusia 20 tahun dengan berjenis kelamin perempuan beragama

Islam dengan pekerjaan sebagai wiraswasta, dan berpendidikan terakhir

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Suami pasien yang bernama Tn. D yang beralamat di Gadungan

Sukoharjo berumur 28 tahun dan pekerjaan sebagai wiraswasta dengan

pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA).

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 Maret 2015 pada pukul 10.00

WIB, dilakukan dengan metode autoanamnesa dan alloanamnesa. Dari

hasil pengkajian didapatkan data umum berupa Tinggi Badan 160 cm,

Page 46: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

Berat Badan 51 kg selama hamil dan Berat Badan sebelum hamil 41 kg.

Pasien mengalami kenaikan berat badan 1 kg. Ny. D mengatakan sering

BAK sebanyak ± 6-7x sehari. Dan juga BAB lancar 2x sehari. Pasien

mengatakan tidak ada masalah kesehatan khusus yang dialami saat ini, Ny.

D mengatakan ada alergi makanan yaitu udang. Ny. D mengatakan tidak

ada gangguan dalam pola tidurnya. Keluhan utama pasien mengatakan

kenceng kenceng (jarang), P : nyeri karena kontraksi, Q : nyeri mules

mules seperti ingin BAB, R : nyeri kenceng kenceng di perut bagian

bawah menjalar sampai punggung bagian belakang, S : skala nyeri 7, T :

nyeri hilang timbul sewaktu waktu lamanya ±25 detik per 10 menit. Dan

pasien tampak meringis kesakitan didapatkan tanda tanda vital tekanan

darah 120/70, nadi 85 kali permenit, pernafasan 21 kali per menit, DJJ 144

kali per menit, VT pembukaan 1-2. mengatakan nyeri kenceng kenceng

dan keluar cairan pervaginam berwarna jernih seperti keputihan pada

tanggal 8 Maret 2015 pada pukul 17.00 WIB.

Riwayat kehamilan sekarang Ny.D mengatakan kehamilan

sekarang adalah kehamilannya yang pertama. Riwayat haid Ny. D

mengatakan mengalami menarche pada umur 14 tahun, dengan siklus

normal sebulan sekali, tidak pernah disminore. Status obstetrikus G PₒAₒ

hamil 33 minggu. HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) tanggal 20 Juli

2014 dan HPL (Hari Perkiraan Lahir) 27 April 2015.

Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu Ny. D mengatakn

belum pernah mengalami kehamilan dan persalinan sebelumnya, Ny. D

Page 47: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

mengatakan jumlah kunjungan pada kehamilan ini adalah Ny. D

mengatakan kunjungan pada Trimester 1 3x kunjungan, Trimester 2 2x

kunjungan dan Trimester 3 3x kunjungan. Ny. D mengatakan tidak ada

masalah kehamilan dan persalinan sebelumnya. Riwayat KB Ny. D

mengatakan belum pernah melakukan KB. Riwayat menyusui Ny. D

mengatakn belum pernah menyusui dan pelajaran yang diinginkan setelah

melahirkan adalah perawatan payudara. Dan Ny. D mengatakan setelah

anak nya lahir yang diharapkan membantu dalam pengasuhannya adalah

suaminya.

Riwayat persalinan sekarang pada tanggal 8 Maret 2015 pukul

17.00, Ny. D mengatakan perut kenceng-kenceng dengan frekuensi jarang

dan merasakan keluar cairan berwarna bening jernih seperti keputihan

bercampur sedikit darah. Kemudian keluarga segera membawa Ny. D ke

Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo kemudian langsung masuk ke

ruang VK dan dilakukan pemeriksaan dalam VT (Vaginal Toucher)

pembukaan 1 jari longgar dan dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil

tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 85 kali per menit, pernafasan 21 kali

per menit, suhu 36,5 ͦC. Pemeriksaan DJJ 143 kali per menit, His 3 kali

dalam 10 menit dengan frekuensi jarang.

Hasil pemeriksaan fisik Ny. D mengatakan selama kehamilan

mengalami kenaikan berat badan hingga 10kg. Keadaan umum

composmentis dan hasil pemeriksaan fisik tekanan darah 120/70 mmHg,

nadi 85 kali per menit, pernafasan 21 kali per menit, suhu 36,5 ͦC. Saat

Page 48: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

dilakukan pemeriksaan kepala leher diperoleh hasil data mata simetris

kanan dan kiri, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, dan

tidak menggunakan alat bantu penglihatan. Pada pemeriksaan hidung

simetris kanan dan kiri, hidung tidak ada polip, tidak ada deviasi septum,

penciuman baik. Pada pemeriksaan mulut didapatkan mukosa bibir kering,

tidak ada stomatitis, bibir tampak pucat. Pada pemeriksaan telinga

didapatkan telinga simetris kanan dan kiri, tidak ada serumen, tidak ada

gangguan pendengaran. Pada pemeriksaan leher didapatkan tidak ada kaku

kuduk, nadi karotis teraba, dan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

Pada pemeriksaan paru inspeksi didapatkan tidak menggunakan

otot bantu pernafasan, pada pemeriksaan palpasi vocal premitus teraba

kanan dan kiri sama, pada perkusi didapatkan suara paru sonor, pada

pemeriksaan auskultasi tidak ada suara tambahan. Pada pemeriksaan fisik

payudara didapatkan puting menonjol, hiperpigmentasi, tidak ada massa

atau benjolan, dan keras atau tegang. Dan belum ada pengeluaran ASI.

Pada pemeriksaan jantung inspeksi didapatkan ictus cordis tidak

tampak. Pada pemeriksaan palpasi ictus cordis teraba paling kuat di IC 5

midclavicula kiri, pada pemeriksaan perkusi didapatkan suara pekak, dan

tidak ada pelebaran jantung. Pada pemeriksaan auskultasi didapatkan

bunyi jantung 1 dan 2 murni, dan tidak ada suara tambahan.

Pada pemeriksaan abdomen didapatkan hasil uterus membesar, DJJ

144 kali per menit kontraksi 3 kali per 10 menit lamanya 25 detik. Pada

pemeriksaan leopold 1 didapatkan hasil Tinggi Fundus Uteri 27 cm, teraba

Page 49: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

bokong, leopold 2 didapatkan kanan teraba punggung dan kiri teraba

bagian bagian kecil, leopold 3 didapatkan hasil presentasi kepala dan

belum ada penurunan kepala, leopold 4 didapatkan kepala belum masuk

PAP. Status janin hidup.

Saat dilakukan pemeriksaan pigmentasi ada. Lineanigra ada dan

Striae ada. Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan tangan kanan

terpasang infus RL 14 tetes per menit, dan pada ekstremitas bawah kaki

kanan dan kiri tidak ada edema dan tidak ada varises.

Pada pemeriksaan genitalia didapatkan hasil pemeriksaan dalam

pada pukul 11.00 WIB, oleh bidan hasil pembukaan 1-2. Ketuban sudah

pecah pada tanggal 8 Maret 2015 pada pukul 17.00 WIB berwarna bening,

jernih seperti keputihan.

Pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada tanggal 8 Maret

2015 didapatkan hasil data yaitu Leukosit 10,2 10 ̂3/uL (N : 3,6-11,0),

Eritrosit 2,92 10 ̂6/uL, Haemoglobin 8,6 g/dL ( N : 11,7-15,5), Hematokrit

25,6 % ( N : 35-47), MCV 85,6 fL ( N : 80-100), MCH 29,1 pg ( N : 26-

34) MCHC 33,6 g/dl ( N : 32-36), Trombosit 270 10 ̂3/uL ( N : 150-450),

ADW-CV 12,8 % ( N : 11,5-14,5), PDW 9,2 fL, MPV 9,3 fL, P LCR 17,7

%, PCT 0,25 %, NRBC 0,00 % ( N : 0-1), Neutrofil 77,4 % ( N : 53-75),

Limfosit 16,1 % ( N : 25-40), Manosit 5,50 % ( N : 2-8), Eosinofil 0,70 %

( N : 2,00-4,00), Basofil 0,30 % ( N : 0-1), IG 2,60 % .

Di ruang VK Ny. D mendapatkan terapi Infus RL 24 tetes per

menit dengan golongan dan kandungan larutan elektrolit nutrisi yang

Page 50: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

fungsinya untuk mengembalikan elektrolit pada dehidrasi. Ny. D

mendapatkan oxytocin 5uI/ml dengan kandungan dan golongan uterotonik

dan relaksan uterus yang fungsinya untuk kelahiran normal dan penderita

yang peningkatan tekanan darah harus dihindari. Ny. D juga mendapatkan

terapi Amphisilin 1 gr/8 jam dengan golongan dan kandungan antibiotik

yang fungsinya efektif terhadap kuman gram-positif dan gram negatif. Ny.

D juga mendapatkan terapi dexamethasone 0.5 mg dengan golongan dan

kandungan Anti Inflamasi yang fungsinya untuk mencegah peradangan.

Laporan persalinan kala 1 pada tanggal 8 Maret 2015 pada pukul

17.00 dengan tanda dan gejala kenceng kenceng dengan frekuensi jarang

dan keluar cairan pervaginam berwarna putih jernih seperti keputihan,

nyeri terasa seperti ingin BAB nyeri di perut dan menjalar ke punggung

belakang, skala nyeri 7, dan nyeri hilang timbul dan timbul sewaktu-

waktu.

Saat dilakukan pemeriksaan fisik tanda tanda vital didapatkan

tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 85 kali per menit, dan pernafasan 21

kali permenit. Pada pemeriksaan dalam pada pukul 11.00 wib didapatkan

hasil pembukaan 1-2, keadaan psikososial pasien mengatakan dirinya

cemas. Tindakan yang dilakukan adalah melakukan observasi tanda tanda

vital tiap 4 jam, melakukan observasi his tiap 30 menit, observasi denyut

jantung janin (DJJ) tiap 30 menit, observasi pembukaan serviks/VT tiap 4

jam. Kemudian memberikan teknik kneading dan counterpressure selama

kontraksi berlangsung.

Page 51: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

C. Masalah Keperawatan

Dari data pengkajian dan observasi diatas penulis melakukan

analisa data kemudian merumuskan diagnosa keperawatan ditandai dengan

data subjektif pada kala 1 Ny. D mengatakan kenceng kenceng (jarang), P

: nyeri muncul karena kontraksi, Q : nyeri mules mules seperti ingin BAB,

R : nyeri kenceng kenceng di perut bagian bawah menjalar sampai

punggung bagian belakang, S : skala nyeri 7, T : nyeri muncul pada saat

kontraksi lamanya ±25 detik per 10 menit. Dan data objektif ditandai

dengan pasien tampak meringis kesakitan didapatkan tanda tanda vital

tekanan darah 120/70, nadi 85 kali permenit, pernafasan 21 kali per menit,

DJJ 144 kali per menit, VT (Vaginal Toucher) pembukaan 1-2. Maka

penulis merumuskan prioritas masalah keperawatan yaitu nyeri akut

berhubungan dengan kontraksi uterus.

Data subjektif pada kala 1 Ny. D mengatakan cemas dan takut

karna akan menghadapi persalinanannya yang pertama. Dan didapatkan

data objektif Ny. D tampak gelisah dan didapatkan hasil pemeriksaan

tanda tanda vital dengan tekanan darah 120/90, nadi 95 kali per menit,

pernafasan 21 kali per menit, suhu 36,2 C, DJJ 138 kali per menit. Maka

penulis merumuskan prioritas masalah keperawatan yaitu ansietas

berhubungan dengan proses persalinan.

Data objektif pada kala 1 Ny. D didapatkan hasil laboratorium

Leukosit 10,2 u/L, dan ketuban rembes sejak tanggal 8 Maret 2015 pada

Page 52: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

pukul 17.00 WIB. Maka penulis merumuskan masalah keperawatan yaitu

Resiko Infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini.

D. Rencana Keperawatan

Berdasarkan rumusan masalah yang didapatkan, maka penulis

menyusunrencana keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan tindakan

keperawatan 1 x 12 jam diharapkan nyeri dapat berkurang menggunakan

managemen nyeri dengan kriteria hasil Ny. D mampu mengontrol nyeri,

tidak tampak meringis kesakitan, nyeri berkurang, skala nyeri berkurang

dari skala 7 menjadi 6 dan tanda tanda vital dalam batas normal.

Intervensi yang dilakukan adalah kaji tanda tanda vital pasien,

dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum dan denyut jantung

janin. Kaji skala nyeri dengan rasional untuk mengetahui kualitas nyeri

yang dirasakan pasien. Berikan teknik kneading dan counterpressure

dengan rasional untuk menurunkan intensitas nyeri yang dirasakan pasien

pada saat kala 1. Berikan posisi yang nyaman miring ke kiri dengan

rasional memberikan rasa nyaman dan rileks pada pasien.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 12 jam

ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil kecemasan pasien hilang,

pasien tetap terlihat tenang. Tanda tanda vital dalam batas normal.

Intervensi yang dilakukan adalah kaji tingkat kecemasan pasien,

dengan rasional untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien. Observasi

tanda-tanda vital dengan rasional untuk memantau keadaan pasien.

Page 53: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

Berikan informasi tentang persalinan dengan rasional untuk mengurangi

tingkat kecemasan dan meningkatkan pengetahuan pasien. Anjurkan

pendampingan keluarga dengan rasional untuk menurunkan intensitas

cemas pasien. Atur posisi nyaman dengan rasional memberikan pasien

suasana dan posisi yang rileks.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 12 jam di harapkan

resiko infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil tidak ada rembesan

pervaginam dan jumlah leukosit dalam batasan normal.

Intervensi yang dilakukan adalah observasi tanda-tanda vital dan

DJJ dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien. Kaji kondisi

ketuban dengan rasional untuk mengetahui kondisi ketuban dan rembesan

pervaginam. Pantau tanda-tanda infeksi dengan rasional untuk mengetahui

tanda tanda infeksi. Kolaborasi pemberian antibiotik dengan rasional

sebagai fungsi interdependent serta ketepatan dalam pemberian terapi.

E. Implementasi

Tindakan keperawatan nyeri kala 1 nyeri akut berhubungan dengan

kontraksi uterus jam 10.10 WIB mengkaji tanda-tanda vital dengan respon

subjektif Ny. D mengatakan bersedia untuk di kaji tanda-tanda vital,

respon objektif Ny. D didapatkan tanda-tanda vital tekanan darah 120/70,

suhu 36,5, DJJ 144 kali per menit, pernafasan 21 kali per menit, nadi 85

kali per menit.

Page 54: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

Jam 10.15 WIB mengkaji skala nyeri pasien dengan P,Q,R,S,T

dengan data subjektif NY. D mengatakan nyeri kenceng kenceng. P :

Nyeri karena kontraksi, Q : nyeri mules mules seperti ingin BAB, R : nyeri

kenceng kenceng di perut bagian bawah menjalar ke punggung belakang.

S : skala nyeri 7, T : nyeri hilang timbul dan timbul sewaktu-waktu dengan

frekuensi 3 kali. Respon objektif Ny. D tampak meringis kesakitan.

Jam 10.20 WIB memberikan teknik kneading dan counter pressure

dengan respon subjektif Ny. D mengatakan bersedia, respon objektif

pasien tampak menikmati pijatan. Jam 10.50 WIB mengkaji skala nyeri

pasien dengan P,Q,R,S,T dengan data subjektif Ny. D mengatakan nyeri

kenceng kenceng berkurang P : Nyeri karena kontraksi, Q : nyeri mules

mules seperti ingin BAB berkurang, R : nyeri kenceng kenceng di perut

bagian bawah menjalar ke punggung belakang. S : skala nyeri 7 menjadi

skala 6, T : nyeri hilang timbul dan timbul sewaktu-waktudengan

frekuensi selama 10 menit. Respon objektif Ny. D tampak meringis

kesakitan. Jam 10.55 WIB memberikan posisi nyaman miring kekiri,

dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia, data objektif pasien

tampak lebih rileks.

Jam 11.25 WIB mengkaji skala nyeri pasien mengkaji skala nyeri

pasien dengan P,Q,R,S,T dengan data subjektif Ny. D mengatakan nyeri

kenceng kenceng terasa lagi. P : Nyeri karena kontraksi, Q : nyeri mules

mules seperti ingin BAB, R : nyeri kenceng kenceng di perut bagian

bawah menjalar ke punggung belakang. S : skala nyeri 7, T : nyeri hilang

Page 55: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

timbul dan timbul sewaktu-waktu dengan frekuensi selama 10 menit.

Respon objektif Ny. D tampak meringis kesakitan.

Jam 11.30 WIB memberikan teknik kneading dan counterpressure

dengan respon subjektif Ny. D mengatakan bersedia, respon objektif

pasien tampak menikmati pijatan. Jam 12.00 WIB mengkaji skala nyeri

pasien dengan P,Q,R,S,T dengan data subjektif Ny. D mengatakan nyeri

kenceng kenceng berkurang P : Nyeri karena kontraksi, Q : nyeri mules

mules seperti ingin BAB berkurang, R : nyeri kenceng kenceng di perut

bagian bawah menjalar ke punggung belakang berkurang. S : skala nyeri

berkurang dari skala 7 menjadi 6, T : nyeri hilang timbul dan timbul

sewaktu-waktu dengan frekuensi selama 10 menit. Respon objektif Ny. D

tampak meringis kesakitan.

Jam 12.30 WIB mengkaji skala nyeri pasien dengan P,Q,R,S,T

dengan data subjektif Ny. D mengatakan nyeri kenceng kenceng timbul

lagi P : Nyeri karena kontraksi, Q : nyeri mules mules seperti ingin BAB,

R : nyeri kenceng kenceng di perut bagian bawah menjalar ke punggung

belakang. S : skala nyeri 7, T : nyeri hilang timbul dan timbul sewaktu-

waktu dengan frekuensi selama 10 menit. Respon objektif Ny. D tampak

meringis kesakitan.

Jam 12.35 WIB mengajarkan teknik kneading dan counterpressure

dengan respon subjektif Ny. D mengatakan bersedia, respon objektif

pasien tampak menikmati pijatan Jam 13.05 WIB mengkaji skala nyeri

dengan P,Q,R,S,T dengan data subjektif Ny. D mengatakan nyeri kenceng

Page 56: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

kenceng berkurang P : Nyeri karena kontraksi, Q : nyeri mules mules

seperti ingin BAB berkurang, R : nyeri kenceng kenceng di perut bagian

bawah menjalar ke punggung belakang berkurang. S : skala nyeri

berkurang dari skala 7 menjadi skala 6, T : nyeri hilang timbul dan timbul

sewaktu-waktu dengan frekuensi selama 10 menit. Respon objektif Ny. D

tampak meringis kesakitan.

Tindakan keperawatan nyeri kala 1 dengan diagnosa keperawatan

ansietas berhubungan dengan proses persalinan yang dilakukan pada

tanggal 9 Maret 2015 Jam 13.10 WIB mengobservasi tanda tanda vital

dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia, respon objektif

didapatkan tekanan darah 120/90 mmHg, suhu 36,2, nadi 98 kali per

menit, DJJ 138 kali per menit, his 1 kali dalam 5 menit.

jam 13.10 mengkaji tingkat kecemasan pasien dengan respon

subjektif pasien mengatakan takut dalam menghadapi persalinan

pertamanya. Respon objektif pasien tampak gelisah. Jam 13.15 WIB

memberikan informasi tentang persalinan dengan respon subjektif pasien

mengatakan paham tentang informasi persalinan, respon objektif pasien

tampak paham dan mengerti.

Jam 13.25 WIB menganjurkan pendampingan keluarga dengan

respon subjektif pasien mengatakan tenang bila didampingi suami, respon

objektif pasien tampak lebih rileks. Jam 13.30 WIB mengatur posisi

nyaman dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia, respon

objektif pasien tampak tenang.

Page 57: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

Tindakan keperawatan nyeri kala 1 dengan diagnosa keperawatan

resiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini yang dilakukan

pada tanggal 9 Maret 2015 jam 13.40 WIB mengobservasi tanda tanda

vital dengan respon subjektif pasien mengatakan bersedia, respon objektif

didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36, nadi 87 kali per menit,

DJJ 141 kali per menit.

Jam 13.45 WIB mengkaji kondisi ketuban dengan respon objektif

terlihat cairan ketuban rembes Jam 13.50 WIB memantau tanda infeksi

dengan respon objektif suhu tubuh 36, leukosit 10,2 u/L. Jam 13.55 WIB

mengkolaborasi pemberian Antibiotik Amphisilin 1 gr/ 8 jam. respon

subjektif pasien mengatakan bersedia, respon objektif obat masuk melalui

selang IV.

F. Evaluasi

Tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis kemudian

dilakukan evaluasi pada hari senin tanggal 9 Maret 2015 jam 14.00 WIB,

dengan metode SOAP yaitu masalah keperawatan nyeri akut berhubungan

dengan kontraksi uterus dengan subjektif Ny. D mengatakan kenceng

kenceng berkurang, P : nyeri karena kontraksi Q : kenceng enceng seperti

ingin BAB berkurang, R : kenceng kenceng diperut bagian bawah

menjalar hingga punggung belakang berkurang S : skala nyeri 7 menjadi

skala 6, T : nyeri hilang timbul sewaktu waktu. Objektif pasien tampak

meringis kesakitan dengan tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 85 kali per

Page 58: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

menit, his 3 kali, pernafasan 21 kali per menit. DJJ 144 kali per menit,

maka masalah nyeri akut belum teratasi, dan lanjutan intervensi.

Evaluasi pada tanggal 9 Maret 2015 jam 14.05 WIB,dengan

metode SOAP yaitu masalah keperawatan ansietas berhubungan dengan

proses persalinan dengan subjektif Ny. D mengatakan sudah lega dan

tampak tenang akan menghadapi persalinan pertama nya. Objektif pasien

tampak lebih tenang, maka masalah ansietas sudah teratasi dan intervensi

dihentikan.

Evaluasi pada tanggal 9 Maret 2015 jam 14.10, dengan metode

SOAP yaitu masalah keperawatan resiko infeksi berhubungan dengan

ketuban pecah dini, dengan subjektif pasien mengatakan ketuban rembes.

Objektif tampak rembesan ketuban, maka masalah resiko infeksi belum

teratasi dan intervensi dilanjutkan dengan tindakan kaji kondisi ketuban,

pantau tanda tanda infeksi, kaji DJJ, dan kolaborasikan pemberian

antibiotik ampaisilin 1 gr/8 jam.

Page 59: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang pengaplikasian Pemberian

Teknik Kneading dan Counterpressure Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan

Pada Asuhan Keperawatan Ny. D Dengan Persalinan Kala I yang sudah dilakukan

penulis di Ruang VK RSUD Sukoharjo pada tanggal 9 Maret 2015.

Pengkajian adalah pemikiran dasar yang bertujuan untuk mengumpulkan

informasi atau data tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, mengenal masalah-

masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan klien, baik fisik, mental, sosial

dan lingkungan (Dermawan, 2012).

Pengkajian dalam kasus ini dilaksanakan tanggal 9 Maret 2015 jam 10.00

WIB. Dalam pengambilan kasus ini penulis mengumpulkan data dengan

menggunakan metode autoanamnesa yaitu pengkajian yang dilakukan secara

langsung kepada Ny. D, alloanamnesa yaitu pengkajian yang melihat di dasarkan

data dalam status Ny. D dan dari keluarga.

Pada kasus yang diambil oleh penulis didapatkan data pada kala I yaitu

Ny.D mengatakan punggung bawah sangat nyeri dan perut terasa kenceng-

kenceng, nyeri karena kontraksi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri pada punggung

bawah, skala nyeri 7, nyeri timbul sewaktu-waktu.

Sesuai dengan teori nyeri pada kala I persalinan terbagi menjadi 2 yaitu fase laten

dan fase aktif. Pada kasus tersebut penulis mendapatkan data nyeri pada kala 1

fase laten. Hal tersebut disebabkan karena rangsang nyeri pada ibu bersalin

Page 60: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

disebabkan karena tertekannya ujung saraf sewaktu rahim berkontraksi dan

terenggangnya rahim bagian bawah, vagina dan perineum (Indrawan, dkk, 2013).

Nyeri merupakan hal yang disebabkan oleh ibu kala I persalinan karena kontraksi

uterus pada persalinan itu mempengaruhi kontraksi otot fisiologis yang

menimbulkan nyeri pada tubuh. Kontraksi ini merupakan kontraksi yang

involunter karena berada dibawah pengaruh saraf intrinsik, wanita tidak memiliki

kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi (Sukarni dan Wahyu P, 2013).

Pada pengkajian riwayat Riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu Ny.

D mengatakan belum pernah mengalami kehamilan dan persalinan sebelumnya,

Ny. D mengatakan jumlah kunjungan pada kehamilan ini adalah Ny. D

mengatakan kunjungan pada Trimester 1 3x kunjungan, Trimester 2 2x kunjungan

dan Trimester 3 3x kunjungan.

Pada kasus Ny. D didapatkan data bahwa Ny.D mengalami kecemasan

karena takut dan cemas dalam menghadapi persalinan pertamanya. Ny D

tampakgelisah, raut wajah tampak tegang. Sesuai dengan teori ansietas mungkin

dapat terjadi pada nyeri persalinan karena hubungan nyeri dan ansietas bersifat

kompleks, ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat

menimbulkan suatu perasaan ansietas. Suatu bukti bahwa stimulus nyeri

mengaktifkan bagian sistem limbic yang diyakini mengendalikan emosi

seseorang, khususnya ansietas. Sistem limbic dapat memproses reaksi emosi

terhadap nyeri, yakni memperburuk atau menghilangkan nyeri (Potter&Perry,

2006).

Page 61: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

Pada kasus Ny. D didapatkan data bahwa Ny.D mengeluarkan cairan

pervaginam berwarna jernih seperti keputihan. Dan didapatkan hasil laboratorium

Leukosit 10,2 u/L. Menurut Asmadi (2008) nilai normal leukosit dalam darah

yaitu sekitar 5.000 sampai 11.000 u/L dari hasil pemeriksaan laboratorium dapat

disimpulkan bahwa tidak ada tanda-tanda terjadinya infeksi.

Menurut Kusuma, H dan Nurarif (2012) diagnosa keperawatan merupakan

sebuah label singkat yang menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di

lapangan. Setelah penulis mendapatkan data-data dari pengkajian Ny. D tanggal 9

Maret 2015 jam 10.00 WIB, Penulis dapat merumuskan beberapa diagnosa

keperawatan. Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan oleh penulis dapat

ditegakkan prioritas diagnosa keperawatan utama adalah nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis (kontraksi).

Pada kala I penulis merumuskan diagnosa keperawatan yang pertama yaitu

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi). Sesuai dengan

teori nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak

menyenangkan dan muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau

gambaran dalam hal kerusakan yang sedemikian rupa (International for the Study

of pain), awitan yang tiba-tiba atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat

dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang

dari 6 bulan. (Kusuma, H dan Nurarif, 2012).

Batasan karakteristik nyeri akut antara lain : perubahan tekanan

darah,perubahan frekuensi jantung, perubahan frekuensi pernafasan, perubahan

selera makan perilaku berjaga-jaga atau perilaku melindungi daerah yang nyeri,

Page 62: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

dilatasi pupil, fokus pada diri sendiri, indikasi nyeri yang dapat diamati,

perubahan posisi untuk menghindari nyeri, gangguan tidur, melaporkan nyeri

secara verbal (Kusuma, H dan Nurarif, 2012).

Pada kala I penulis merumuskan diagnosa keperawatan yang kedua yaitu

ansietas berhubungan dengan ancaman pada (status kesehatan). Ansietas adalah

perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons : perasaan

takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan syarat

kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan

memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Kusuma, H dan

Nurarif, 2012).

Batasan karakteristik ansietas adalah penurunan produktivitas, gelisah,

mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup,

kesedihan yang mendalam, ketakutan, rasa nyeri yang meningkatkan

ketidakberdayaan, wajah tegang, peningkatan keringat, peningkatan ketegangan,

gemetar (Kusuma, H dan Nurarif, 2012).

Pada kala I penulis merumuskan diagnosa keperawatan yang ketiga yaitu

Resiko infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini. Resiko infeksi adalah

mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik. (Hermand, 2009-

2011).

Faktor resiko infeksi yang muncul adalah penyakit kronis, imunitas

didapat yang tidak adekuat, pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat (misal :

integritas kulit tidak utuh, jaringan yang mengalami trauma, penurunan kerja

siliaris, stasis cairan tubuh, perubahan sekresi pH, gangguan peristaltis),

Page 63: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat, peningkatan pemajanan

lingkungan terhadap patogen, prosedur invasif, ketuban pecah dini, trauma dan

kerusakan jaringan. (Hermand, 2009-2011)

Batasan karakteristik resiko infeksi antara lain yaitu terdapat tanda-tanda

infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolesa), perubahan suhu tubuh, leukosit

(Hermand, 2010). Batasan karakteristik resiko infeksi itu sendiri menurut

(Wilkinson, 2013) yaitu penanganan invasif atau jalur penusukan, luka terbuka

(misalnya, sirkumsisi, tali pusat), infeksi in utero, sistem kekebalan tidak adekuat.

Insufisiensi pengetahuan atau perencanaan keluarga.

Penulis menegakkan diagnosa tersebut karena pada saat pengkajian

didapatkan data subjektif pasien mengatakan terdapat rembesan cairan putih

bening seperti keputihan, dan data objektif Leukosit 10,2 10 ̂3/uL.

Perencanaan merupakan langkah berikutnya dalam proses keperawatan.

Pada langkah ini, perawat menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan

bagi klien dan merencanakan intervensi keperawatan. Dari pernyataan tersebut

diketahui bahwa dalam membuat perencanaan perlu mempertimbangkan tujuan,

kriteria diperkirakan atau diharapkan dan intervensi keperawatan (Andarmoyo,

2013).

Tujuan adalah pernyataan pasien dan perilaku keluarga yang dapat

diukuratau diobservasi. Tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan

suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan

perawat (Dermawan, 2012).

Page 64: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

Menurut Dermawan (2012), penulisan tujuan dan kriteria hasilberdasarkan

”SMART” meliputi specific yaitu dimana tujuan harus spesifik dan tidak

menimbulkan arti ganda, measurable yaitu dimana tujuan keperawatan harus

dapat diukur, khususnya tentang perilaku pasien (dapat dilihat, didengar,

dirasakan, dan dibau), achievable yaitu tujuan harus dapat dicapai, dan hasil yang

diharapkan, ditulis perawat, sebagai standar mengukur respon klien terhadap

asuhan keperawatan, reasonable/realistic yaitu dimana tujuan harus dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, tujuan dan hasil yang diharapkan singkat

dan realistis dengan cepat memberikan klien dan perawat suatu rasa pencapaian,

time yaitu batas pencapaian harus dinyatakan dalam penulisan kriteria hasil dan

mempunyai batasan waktu yang jelas.

Dalam intervensi keperawatan ini, penulis akan membahas tentang

diagnosa pada kala I yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen

cidera biologis (kontraksi). Tujuan dan kriteria hasil keperawatan ini adalah

setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 12 jam diharapkan nyeri

dapat berkurang atau teratasi dengan kriteria hasil yaitu mampu mengontrol nyeri

(tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non farmakologi untuk

mengurangi nyeri), melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan

nyeri, mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri).

Intervensi pada kala I yang pertama dengan diagnosa nyeri

akutberhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi) adalah memonitor vital

sign dan DJJ dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum dan denyut

jantung janin, kaji nyeri P,Q,R,S,T secara komprehensif dengan rasional

Page 65: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

mengetahui kualitas nyeri yang dirasakan Ny.D, observasi reaksi nonverbal dari

ketidaknyamanan dengan rasional mengetahui skala nyeri, berikan posisi nyaman

miring kekiri dengan rasional untuk memberikan rasa nyaman dan rileks,

menganjurkan tentang teknik non farmakologi (pemberian teknik kneading dan

counterpressure) dengan rasional mengalihkan nyeri yang dirasakan Ny.D,

(Kusuma, H dan Nurarif, 2012).

Intervensi keperawatan pada diagnosa kala I yang kedua yaitu ansietas

berhubungan dengan ancaman pada (status kesehatan), Tujuan dan kriteria hasil

keperawatan ini adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 12 jam

diharapkan ansietas dapat teratasi dengan kriteria hasil yaitu Ny.D mampu

mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas, mengidentifikasi,

mengungkapkan, menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas, vital sign dalam

batas normal.

Intervensi keperawatan pada kala I yang kedua dengan diagnosa ansietas

berhubungan dengan ancaman pada (status kesehatan) adalah gunakan pendekatan

yang menenangkan dengan rasional membuka kepercayaan kepadaperawat,

jelaskan upaya prosedur selama tindakan dengan rasional mengurangi kecemasan

Ny.D, beri informasi tentang persiapan persalinan dengan rasional membuka

pengetahuan Ny.D, observasi vital sign dengan rasional mengetahui status

kesehatan, beri dukungan dan support kepada Ny.D dengan rasional memotivasi

dan mengontrol perasaan Ny.D (Kusuma, H dan Nurarif, 2012).

Intervensi keperawatan pada kala I yang ketiga yaitu resiko infeksi

berhubungan dengan ketuban pecah dini. Tujuan dan kriteria hasil keperawatan

Page 66: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

ini adalah setelah dilakukan tindakan 1 x 12 jam diharapkan tidak ada infeksi

dengan kriteria hasil faktor resiko infeksi akan hilang.

Intervensi keperawatan pada kala I yang ketiga dengan diagnosia resiko

infeksi berhubungan dengan ketuban pecah dini adalah observasi tanda tanda vital

pasien dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien. Kaji kondisi

ketuban dengan rasional untuk mengetahui kondisi ketuban dan rembesan

pervaginam. Pantau tanda tanda infeksi dengan rasional untuk mengetahui tanda

tanda infeksi. Kaji denyut jantung janin (DJJ) dengan rasional untuk mengetahui

perubahan denyut jantung janin. Kolaborasi pemberian antibiotik dengan rasional

sebagai fungsi interdependent serta ketepatan dalam pemberian terapi.

Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan

pasien, merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah

perawat menyusun rencana keperwatan (Dermawan, 2012).

Pada jam 10.15 WIB implementasi yang dilakukan pada kala I

persalinanadalah nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi)

adalah mengkaji nyeri P,Q,R,S,T, nyeri dibagian punggung bawah. Tujuan

dilakukan tindakan untuk mengetahui tingkat nyeri, karakteristik nyeri P :

provocate, tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab terjadinya nyeri

pada penderita yang mengalami cidera termasuk menghubungkan antara nyeri

yang diderita dengan faktor psikoisnya. Q : quality, kualitas nyeri merupakan

sesuatu yang subyektif yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien

mendeskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri

dalam atau superfisal, atau bahkan seperti digencet. R: region, untuk mengkaji

Page 67: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita untuk menunjukkan semua bagian/

daerah yang dirasakan tidak nyaman. S: scale, tingkat keparahan merupakan hal

yang paling subyektif yang dirasakan oleh penderita, karena akan diminta

bagaimana kualitas nyeri, kualitas nyeri harus bisa digambarkan menggunakan

skala yang sifatnya kuantitas. T : time, tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan,

durasi dan rangkaian nyeri, perlu ditanyakan kapan mulai muncul adanya nyeri,

berapa lama menderita, seberapa sering kambuh (Iyer, Patricia 2005).

Pada pukul 10.20 WIB penulis memberikan teknik non farmakologis

pemberian teknik kneading dan counterpresure selama 15-30 menit, tujuan dari

pemberian teknik kneading dan counterpresure ini untuk mengurangi nyeri yang

dirasakan Ny. D. Pemberian teknik pemberian teknik kneading dan

counterpresure pada Ny.D dengan keluhan nyeri ini sesuai dengan penelitian

yang telah dilakukan oleh Dermawan, 2012.

Teknik kneading dan counterpressure adalah suatu metode alternative non

farmakologis untuk mengurangi nyeri persalinan pada wanita inpartu kala I fase

aktif yang pelaksanaannya dilakukan dengandilakukan dengan penekanan seluruh

telapak tangan atau ibu jari serta jari-jari tangan secara tegak lurus pada jaringan

dibawahnya.

Teknik kneading atau petrissage yang merupakan salah satu jenis dari

swedish massage dipopulerkan oleh seorang berkebangsaan Swedia, Peter Henri

Ling, pada tahun 1812 (Brown, 2010). Teknik kneading merupakan gerakan

memijit ataupun meremas dengan menggunakan telapak tangan maupun jari-jari

tangan untuk menjepit beberapa bagian kulit. Pijatan jenis ini perlu sedikit

Page 68: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

tekanan (pressure). Remasan dalam seni pijat ini sangat membantu mengurangi

ketegangan otot dan sangat merilekskan.(Dermawan,2012).

Pada pukul 10.50 WIB penulis mengkaji nyeri P,Q,R,S,T, nyeri dibagian

punggung bawah. Tujuan dilakukan tindakan untuk mengetahui tingkat nyeri,

karakteristik nyeri P : provocate, tenaga kesehatan harus mengkaji tentang

penyebab terjadinya nyeri pada penderita yang mengalami cidera termasuk

menghubungkan antara nyeri yang diderita dengan faktor psikoisnya. Q : quality,

kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subyektif yang diungkapkan oleh klien,

seringkali klien mendeskripsikan nyeri dengan kalimat nyeri seperti ditusuk,

terbakar, sakit nyeri dalam atau superfisal, atau bahkan seperti digencet. R:

region, untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta penderita untuk

menunjukkan semua bagian atau daerah yang dirasakan tidak nyaman. S: scale,

tingkat keparahan merupakan hal yang paling subyektif yang dirasakan oleh

penderita, karena akan diminta bagaimana kualitas nyeri, kualitas nyeri harus bisa

digambarkan menggunakan skala yang sifatnya kuantitas. T : time, tenaga

kesehatan mengkaji tentang awitan, durasi dan rangkaian nyeri, perlu ditanyakan

kapan mulai muncul adanya nyeri, berapa lama menderita, seberapa sering

kambuh (Iyer, Patricia 2005).

Pada Primigravida Inpartu Kala I Fase Aktif. Berdasarkan dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa dimana teknik kneading dan counterpressure

secara manual dapat menurunkan nyeri persalinan kala I, dari hasil pengkajian

didapatkan data respon subyektif Ny.D mengatakan bersedia diberikan teknik

kneading dan counterpressure, respon obyektif Ny.D tampak merasakan pijatan

Page 69: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

pada teknik kneading dan counterpressure yang diberikan. Nyeri pada persalinan

kala I dengan skala 7 dan sesudah dilakukan tindakan pemberian teknik kneading

dan counterpressure nyeri berkurang dengan 1 skala.

Pada pukul 10.55 WIB penulis mengajarkan posisi miring ke kiri atau

posisi nyaman untuk Ny.D. Menurut teori pemberian atau pengaturan posisi

sangatlah penting membiarkan ibu bersalin untuk memilih posisi persalinan

memiliki banyak keuntungan, misalnya mengurangi rasa tidak nyaman,

mengurangi traumaperineum, dan menjadi lebih mudah meneran. Posisi juga

merupakan salah satu dasar yang mempengaruhi keutuhan perineum. Oleh karena

itu, ibu bersalin harus di perbolehkan memilih posisi mereka sendiri saat

persalinan (Rohani, dkk 2011).

Berdasarkan diagnosa ansietas tindakan keperawatan pada kala I

yangdilakukan pada tanggal 9 Maret 2015. Jam 13.10 WIB adalah mengobservasi

tanda-tanda vital dan tingkat kecemasan, memberikan informasi tentang

persalinan, menganjurkan pendampingan keluarga, dan mengatur posisi nyaman.

Berdasarkan diagnosa resiko infeksi tindakan keperawatan pada kala I

yang dilakukan pada tanggal 9 Maret 2015 jam 13.40 WIB adalah mengobservasi

tanda-tanda vital dan DJJ, Jam 13.45 WIB mengkaji kondisi ketuban. Pengkajian

yang dilakukan terhadap warna dan adanya air ketuban dinilai setiap melakukan

pemeriksaan vagina, untuk mengetahui selaput amnion masih utuh, selaput

amnion sudah pecah dan warna ketuban jernih, air ketuban bercampur mekonium

atau darah, dan air ketuban kering. (Rukiyah,dkk.2009).

Page 70: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan asuhan keperawatan antara dasar

tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon perilaku klien yang

tampil (Deden, 2012 : 128).

Evaluasi yang akan dilakukan oleh penulis disesuaikan dengan kondisi

pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat dilaksanakan

dengan SOAP, subjective, objective, analisa, planning (Deden, 2012 : 136).

Evaluasi yang diterapkan dalam proses asuhan keperawatan yangdiberikan

pada Ny. D ini dilakukan dalam bentuk catatan perkembangan, dengan

membandingkan tujuan yang ingin dicapai dan kenyataan yang ada secara

obyektif serta rasional.

Evaluasi pada tanggal 9 Maret 2015 masalah keperawatan nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi), dengan subyektif Ny.D

mengatakan nyeri sudah tidak terasa, Provocate/ paliatif : nyeri karena kontraksi

berkurang, Quality : nyeri mules mules seperti ingin BABberkurang, Regio : nyeri

kenceng kenceng pada bagian perut bawah menjalar sampai punggung belakang

berkurang, Skala : skala nyeri 7 menjadi 6, Time : nyeri timbul sewaktu-waktu.

Obyektif, Ny.D terlihat lebih rileks, maka masalah nyeri akut sudah teratasi

sebagian dan intervensi dilanjutkan yaitu Kaji tanda-tanda vital pasien, kaji skala

nyeri, berikan teknik kneading dan counterpressure, berikan posisi nyaman.

Evaluasi pada tanggal 9 Maret 2015 masalah keperawatan ansietas

berhubungan dengan ancaman pada (status kesehatan), dengan subyektif Ny.D

mengatakan sudah sedikit tenang. Obyektif Ny.D terlihat lebih rileksdan tenang,

maka masalah ansietas sudah teratasi dan intervensi dihentikan.

Page 71: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

Evaluasi pada tanggal 9 Maret 2015 masalah keperawatan resiko infeksi

berhubungan dengan ketuban pecah dini, dengan subjektif pasien mengatakan

ketuban rembes. Objektif tsmpsk rembesan ketuban, maka masalah resiko infeksi

belum teratasi dan intervensi dilanjutkan dengan tindakan kaji kondisi ketuban,

pantau tanda tanda infeksi, kaji DJJ, dan kolaborasikan pemberian antibiotik

Amphisilin 1 gr/8 jam.

Page 72: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan,

implementasi dan evaluasi tentang pemberian teknik kneading dan

counterpressure terhadap penurunan intensitas nyeri kala 1 persalinan pada

asuhan keperawatan Ny. D diruang VK Sukoharjo maka dapat ditarik

kesimpulan :

1. Pengkajian kala I

Padanyeri dirasakan Ny.D didapatkan data subyektif Ny.D

mengatakan bagian punggung bawah sangat nyeri, perut terasa kenceng,

nyeri diperberat karena adanya kontraksi, nyeri seperti mules ingin BAB,

nyeri dibagian perut menjalar ke punggung belakang, skala nyeri 7, nyeri

timbul sewaktu-waktu, data obyektif ditandai dengan Ny.D tampak

meringis menahan nyeri dan memegangi punggung bagian bawah, Ny.D

juga melaporkan adanya nyeri diperut, dan menunjukkan daerah yang

sakit.

2. Diagnosa

Dari data pengkajian penulis merumuskan prioritas diagnosa

keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis

(kontraksi).

Page 73: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

1

3. Intervensi

Intervensi yang dibuat oleh penulis intervensi atau rencana

tindakan keperawatan yaitu :

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis (kontraksi),

tindakan keperawatan yang akan dilakukan kaji nyeri P,Q,R,S,T secara

komprehensif dengan rasional mengetahui kualitas nyeri yang dirasakan

Ny.D, observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan dengan rasional

mengetahui skala nyeri, memonitor vital sign dan DJJ dengan rasional

untuk mengetahui keadaan umum dan denyut jantung janin, berikan Ny.D

posisi nyaman miring ke kiri dengan rasional untuk memberikan rasa

nyaman dan rileks, anjurkan tentang teknik non farmakologis (pemberian

teknik kneading dan counterpressure) dengan rasionalmengalihkan nyeri

yang dirasakan Ny.D (Kusuma, H dan Nurarif, 2012).

4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan penulis antara lain : melakukan

pengkajian nyeri (P,Q,R,S,T), memonitor vital sign, memberikan Ny.D

posisi nyaman miring kekiri, memberikan teknik non farmakologis

(pemberian teknik kneading dan counterpressure).

5. Evaluasi

Hasil evaluasi masalah keperawatan nyeri akut berhubungan

dengan agen cidera biologis (kontraksi) pada Ny. D selama 1 hari teratasi,

masalah nyeri akut teratasi sehingga intervensi dihentikan.

Page 74: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

6. Analisis

Disini penulis dapat menganalisis bahwa pemberian teknik

kneading dan counterpressure pada punggung bagian bawah terbukti

secara signifikan dapat menurunkan nyeri persalinan primigravida inpartu

kala I fase aktif pada Ny.D dengan nyeri persalinan pada kala I dengan

skala 7 dan sesudah dilakukan tindakan pemberian teknik kneading dan

counterpressure nyeri berkurang 1 skala menjadi skala 6.

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny.D dengan

persalinan kala I penulis akan memberikan usulan dan masukan yang positif

khususnya di bidang kesehatan antara lain :

1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)

Rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dan

mempertahankan hubungan kerjasama baik antara tim kesehatan maupun

dengan pasien, sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan

keperawatan yang optimal pada umumnya dan khususnya bagi klien yang

mengalami nyeri pada persalinan kala I.

2. Bagi Tenaga Kesehatan Khususnya Perawat

Hendaknya para perawat memiliki tanggung jawab dan

ketrampilan yang baik dan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan

yang lain dalam memberikan asuhan keperawatan khususnya pada pasien

persalinan normal kala I, keluarga, perawat dan tim kesehatan lain mampu

Page 75: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

membantu dalam kesembuhan pasien serta memenuhi kebutuhan

dasarnya.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih

berkualitas sehingga dapat menghasilkan perawat profesional, terampil,

inovatif dan bermutu dalam memberikan asuhan keperawatan secara

komprehensif berdasarkan ilmu dan kode etik keperawatan.

4. Bagi Pembaca

Diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi pembaca

untuksarana dan prasarana dalam pengembangan ilmu keperawatan,

diharapkan setelah pembaca membaca Karya Tulis Ilmiah ini dapat

mengetahui tentang Persalinan normal kala I fase aktif dan menjadi acuan

atau ada sebuah penelitian untuk kasus ini.

5. Bagi Penulis

Diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya

pada pasien dengan persalinan normal kala I fase aktif.

Page 76: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

DAFTAR PUSTAKA

Brown, S. T., Douglas, C., & Flood, L. P. (2001). Women’s evaluation of

intrapartum nonpharmacological pain relief methods used during labour.

The journal of perinatal education. 10(3), 1-8. doi:

10.1624105812401X88273.

Chang, M.-Y., Chen, C.-H., & Huang, K.-F.(2006). A comparison of massage

effects on labor pain using the McGrill pain questionnaire. Journal of

nursing research, 14(3), 190-196.

Danuatmaja, B., & Meiliasari, M.(2008). Persalinan normal tanpa rasa sakit tidak

harus sakit untuk menjadi seorang ibu. (cetakan 4), jakarta: Puspa

Swara.

Dermawan, Deden. 2012. Proses Keperawatan. Goryen Publishing. Yogyakarta

(t.thn.).

Hamilton, A. (2009). Pereda nyeri dan kenyamanan dalam persalinan. Dalam D.

M. Fraser, & M. A. Cooper (Ed.), Myles: Buku ajar bidan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Henderson, C. (2006). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hermand, T. H. (2009-2011). diagnosis keperawatan. jakarta: EGC.

Manuaba, I. A. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta:

EGC.

Nugroho, T. (2012). Obsgyn Obstetri dan Ginekologi untuk Kebidanan dan

Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Potter &, P. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Rukiyah, A. Y. (2009). Asuhan Kebidanan 2 (Persalinan). Jakarta:

Transinfomedia.

Simkin, P dan Ancheta, R. 2005. Buku Saku Persalinan. EGC. Jakarta

Simkin, P., & Ancheta, R. (2005). Buku saku persalinan (Terjemahan Chrisdiono

M. Achadiat). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Simkin, P., Whalley, J., & Keppler, A. (2008). Kehamilan, melahirkan & bayi:

Panduan Lengkap (Terjemahan Lilian Juwono). Jakarta: Arcan.

Page 77: TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-fitrinurri... · hangat atau dingin, stimulasi syaraf elektrik transkutan). Menurut

Sukarni, I dan Wahyu, P. 2013. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Nuha

Medika. Yogyakarta

White,L.B.R. (2006).Petrissage-kneading and friction massage techniques

terdapat pada:http://cmgifts. Wordpress.com/2006/12/26/petrissage-

kneading-and-frinction massage-tecniques/.