terhadap kualitas pelayanan perbankan

27
PENGARUH PENERAPAN FINANCIAL TECHNOLOGY TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan financial technology terhadap kualitas pelayanan perbankan. Populasi dalam penelitian ini adalah Nasabah kredit (debitur) Bank BTN Kantor Cabang Kendari yang berjumlah 14.544 nasabah. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental sampling dengan mengukur sampel menggunakan rumus formula slovin sehingga berjumlah 100 sampel. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden yang merupakan nasabah Bank BTN Kantor Cabang Kendari dan data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen di kantor Bank BTN Kantor Cabang Kendari berupa jumlah karyawan, jumlah nasabah, struktur organisasi serta data-data dari hasil penelitian sebelumnya. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara, untuk variabel financial technology 6 item pernyataan dan untuk variabel kualitas pelayanan 15 item pernyataan, semua pernyataan reliabel. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linear sederhana, uji asumsi klasik, uji kualitas data, uji analisis faktor, uji t dan uji f dengan bantuan SPSS versi 26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan penerapan financial technology terhadap kualitas pelayanan perbankan, khususnya Bank BTN KC. Kendari. tingkat signifikansi financial technology sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,724. Semakin tinggi penerapan financial technology oleh nasabah, maka semakin tinggi kualitas pelayanan yang dirasakan oleh nasabah dan sebaliknya. Kata Kunci : financial technology, kualitas pelayanan

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

PENGARUH PENERAPAN FINANCIAL TECHNOLOGY

TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan

financial technology terhadap kualitas pelayanan perbankan. Populasi dalam

penelitian ini adalah Nasabah kredit (debitur) Bank BTN Kantor Cabang

Kendari yang berjumlah 14.544 nasabah. Metodologi penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental sampling dengan

mengukur sampel menggunakan rumus formula slovin sehingga

berjumlah 100 sampel. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden yang

merupakan nasabah Bank BTN Kantor Cabang Kendari dan data sekunder

diperoleh dari dokumen-dokumen di kantor Bank BTN Kantor Cabang

Kendari berupa jumlah karyawan, jumlah nasabah, struktur organisasi

serta data-data dari hasil penelitian sebelumnya. Instrumen pengumpulan

data menggunakan kuesioner dan wawancara, untuk variabel financial

technology 6 item pernyataan dan untuk variabel kualitas pelayanan 15 item

pernyataan, semua pernyataan reliabel. Analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah uji regresi linear sederhana, uji asumsi klasik,

uji kualitas data, uji analisis faktor, uji t dan uji f dengan bantuan SPSS versi

26. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan penerapan financial technology terhadap kualitas pelayanan

perbankan, khususnya Bank BTN KC. Kendari. tingkat signifikansi

financial technology sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien regresi

bernilai positif sebesar 0,724. Semakin tinggi penerapan financial

technology oleh nasabah, maka semakin tinggi kualitas pelayanan yang

dirasakan oleh nasabah dan sebaliknya.

Kata Kunci :

financial technology, kualitas pelayanan

Page 2: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

Latar Belakang

Di era digital yang semakin pesat ini, mempengaruhi pola perilaku manusia

dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga manusia

banyak belajar dan mengakses beragam informasi dari berbagai layanan

elektronik. Teknologi adalah alat yang memudahkan masyarakat untuk

memanfaatkan sumber daya yang dibutuhkan. Sumber daya akan menjadi efisien

dan mudah jika teknologi dimanfaatkan sehingga teknologi tersebut akan banyak

diminati, digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat dalam setiap

aktivitasnya.

Pada sektor keuangan, antara teknologi dan keuangan bukan fenomena

yang baru, inovasi teknologi sebenarnya bukan merupakan fenomena baru

karena antara teknologi dan keuangan memiliki sejarah simbiosis yang

panjang. Fenomena inovasi di industri keuangan yang mulai berkembang di

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat adalah layanan

digital keuangan yaitu financial technology atau fintech. Gambar 1.1 menjelaskan

Distribusi perusahaan Fintech di Indonesia pada tahun 2018 yang disurvey oleh

Fintech News Singapore. Berdasarkan survey, Masyarakat Indonesia lebih banyak

menggunakan layanan fintech berbasis pembayaran dengan persentase 38% dan

layanan pinjaman sebesar 31%.

Gambar. 1.1.

Distribusi Fintech di Indonesia pada tahun 2018

Sumber : Fintech News Singapore (2018)

Page 3: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

Tuntutan masyarakat di era sekarang yang semakin meningkat dalam

hal penyediaan layanan keuangan, membuat industri perbankan saling

bersaing dalam meningkatkan produk maupun pelayanannya. Rata-rata

setiap bank menawarkan produk dan pelayanan hampir semua

kegiatannya tidak berbeda. Salah satu persaingan yang sering terjadi dalam

perbankan adalah pemberian hadiah atau bonus yang menarik kepada

nasabah serta pelayanan yang diberi dari sumber daya manusia.

Karena itu, agar suatu bank dapat mempertahankan pasar perlu

dilakukan penampilan yang berbeda dan memenangkan persaingan,

dengan cara bank harus memiliki dan memperhatikan aspek pelayanan

yang lebih baik agar berbeda dengan bank yang lainnya. Sehingga pasar

akan bertahan dan tidak berpndah ke bank lain yang dianggap lebih dapat

memenuhi keinginan atau kebutuhan pasar dalam menabung atau

meminjam. Menurut Kotler (2016), kualitas layanan merupakan bentuk

kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi

harapan konsumen (Philip Kotler and Kevin Lane Keller, 2016). Hal

tersebut dapat diketahui dengan penilaian konsumen pada tingkat layanan

yang diharapkan (expected service) dan layanan yang diterima (perceived

service).soleh karena itu kualitas pelayanan yang diberikan oleh sebuah

bank akan mempengaruhi penilian nasabah.

Pada pelayanan perbankan, tidak selalu semua berjalan dengan baik.

Beberapa kasus yang sering terjadi salah satu diantaranya adalah modus

pembobolan ATM dengan teknik kejahatan skimming. Skimming adalah

suatu aktivitas atau tindakan ilegal yang berkaitan dengan pencurian

informasi melalui pita kartu kredit atau debit untuk memegang kendali atas

rekening korban. Di kota Kendari kasus skimming pernah terjadi pada

Page 4: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

nasabah Bank BNI dan Bank BCA di tahun 2020. Sebanyak 123 nasabah BNI

Kendari dengan total kerugian yang tercatat sebesat RP 550 juta dan 2

nasabah BCA Kendari yang menjadi korban skimming (Marboen, 2020).

Kasus lain yang terjadi yaitu pada Bank Mandiri Kolaka. Sejumlah nasabah

mengaku bahwa uang di rekening mereka hilang dengan nilai total ratusan

juta rupiah (Dahlan, 2019) . Karena kasus yang menimpa Bank Mandiri

Kolaka, nasabah didaerah lain khususnya kota kendari mencoba untuk

mengecek rekening melalui Mesin ATM dan SMS Banking, namun tidak

bisa digunakan untuk beroperasi.

Kasus lain terjadi pada Nasabah Bank BRI Kendari dimana nasabah

tidak bisa bertrasaksi melalui ATM karena kendala jaringan yang

menyebabkan nasabah hanya bisa bertransaksi di kantor Bank BRI terdekat

serta transaksi nasabah melalui Banking BRI pin terblokir . Hal ini

menyebabkan transaksi yang dilakukan nasabah semakin terhambat dan

merugikan nasabah (Hambali, 2020). Di tahun 2015, Bank BTN KC. Kendari

didatangi oleh puluhan nasabah KPR asal Kota Baubau karena merasa

ditipu oleh bank BTN. Penyebabnya adalah sertifikat rumah yang

dijanjikan oleh bank belum didapatkan oleh nasabah padahal nasabah

sudah membayar lunas rumah tersebut. Pasalnya, pertemuan antara pihak

BTN, pengembang, dan nasabah tidak membuahkan hasil terkait tuntutan

nasabah untung mendapatkan sertifikat rumah (Fikri, 2015). Berdasarkan

beberapa kasus tersebut, akan membuat rasa percaya nasabah dan

pelayanan yang diberikan menjadi menurun.

Oleh karena itu, untuk meningkatan penilaian nasabah, efisiensi

kegiatan operasional serta pelayanan bank kepada nasabah, perbankan

perlu menggunakan dan mengoptimalkan financial technology salah satunya

Page 5: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

yaitu pelayanan perbankan digital (digital banking). Hal ini sejalan dengan

berkembangnya kebutuhan masyarakat terkait penggunaan media internet

untuk akses digital serta layanan keuangan berbasis online. Dengan

kemajuan teknologi perbankan tersebut, maka akan tercipta sistem

transaksi perbankan antar nasabah yang semakin efektivitas dan efisien.

Salah satu bank yang mengembangkan layanan financial teknologi

adalah PT Bank Tabungan Negara Tbk Cabang Kota Kendari. Bank

Tabungan Negara adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

bergerak dibidang perbankan. Bank Tabungan Negara merupakan bank

milik pemerintah yang mendapat penugasan khusus untuk mendanai KPR.

Bank Tabungan Negara berusaha membeikan pelayanan yang baik kepada

nasabah dan menjadi bank yang mendukung pembiayaan sektor

perumahan melalui produk utama yaitu perbankan perseorangan, bisnis,

dan syariah.

berkomitmen untuk menjadi bank yang melayani dan mendukung

pembiayaan sector perumahan melalui tiga produk utama yaitu perbankan

perseorangan, bisnis, dan syariah.

Berdasarkan data pada Bank BTN Cabang Kendari dalam periode

2017-2019, jumlah posisi keseluruhan nasabah mengalami penurunan dari

tahun ke tahun tetapi jumlah debitur meningkat. jumlah posisi keseluruhan

nasabah pada tahun 2017 berjumlah 102,024 dengan total jumlah nasabah

keseluruhan berjumlah 102,024 dan total jumlah debitur 11,704. Ditahun

2018, total jumlah nasabah keselurhan mengalami penurunan sedang yang

berjumlah 94,209 dengan jumlah debitur 13,070 yang mengalami

peningkatan cukup besar dari tahun sebelumnya. Di tahun 2019, total

jumlah nasabah keseluruhan berjumlah 96,124 yang mengalami sedikit

Page 6: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

peningkatan dari tahun sebelumnya. Dengan jumlah debitur sebesar 14,544

yang mengalami peningkatan dari tahun 2018. Data selengkapnya

mengenai jumlah nasabah Bank BTN dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1

Jumlah Nasabah BTN Cabang Kota Kendari 2017-2019

Tahun 2017 2018 2019

Posisi Jumlah Nasabah 102,024 94,209 96,124

Giro 447 459 466

Tabungan 45,643 37,202 30,006

Deposito 129 132 177

Posisi Jumlah Debitur 11,704 13,070 14,544

Sumber : BTN Cabang Kota Kendari, 2020

Berdasarkan tabel diatas, sangat jelas bahwa jumlah nasabah Bank

BTN kurang stabil. Oleh karena itu, Bank BTN perlu meningkatkan strategi

untuk melayani nasabah. salah satunya dengan meningkatkan produk

financial Techonology yang dimiliki. Beberapa produk financial technology

unggulan yang dimiliki Bank BTN cabang Kota Kendari adalah Mobile

Banking, Internet Banking, SMS Notifikasi, Debit Online, Kartu ATM, USSD,

Contact Center Bank BTN, dll. Oleh karena itu, Bank BTN Cabang Kota

Kendari perlu melakukan peningkatan dan pengembangan baru dalam hal

pemberian fitur-fitur layanan dalam aplikasi financial technology serta

kualitas pelayanan agar loyalitas dan jumlah nasabah dapat meningkat dari

tahun ke tahun. Untuk itu, masalah kualitas pelayan harus menjadi

perhatian oleh Pihak Bank BTN Kantor Cabang Kota Kendari.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis yang diajukan

sebagai berikut :

Ho: Financial technology tidak berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan

Perbankan.

Page 7: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

Ha: Financial technology berpengaruh positif dan Signifikan

terhadap

Kualitas Pelayanan Perbankan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh

penerapan financial technology terhadap kualitas pelayanan perbankan pada Bank

Tabungan Negara Kantor Cabang Kota Kendari.

Kajian Teori Pengertian Financial technology

Bank Indonesia mendefinisikan Financial technology (FinTech) merupakan

hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi yang akhirnya mengubah

model bisnis dari konvensional menjadi moderat, yang awalnya dalam

membayar harus bertatap-muka dan membawa sejumlah uang kas, kini dapat

melakukan transaksi dengan melakukan pembayaran yang dapat dilakukan

dalam hitungan detik saja. (Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017

Tentang Penyelenggaraan Teknologi Financial, 2017)

Menurut Word Bank, Financial technology (FinTech) adalah Teknologi yang

digunakan oleh industri perusahaan untuk system dan penyampaian layanan

keuangan yang lebih praktis.

Di Indonesia, beberapa perusahan sudah merangkul dan mengembangkan

pelayanan keuangan kepada nasabah yang berbasis teknologi yaitu fintech

sehingga perkembangan fintech di masyarakat semakin cepat. Bank Indonesia

(2016) mengklasifikasikan financial technology ke dalam empat kategori, yaitu

Crowdfunding and peer to peer (P2P) lending, Market Aggregator, Risk and Investment

management, dan Payment, settlement and clearing (Peraturan Bank Indonesia No.

18/40/PBI/2016 Tentang Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran,

2016).

Financial technology Perbankan

Page 8: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

Di industri perbankan, fintech dapat memberikan banyak manfaat

pelayanan dan proses transaksi dengan aman dan mudah kepada nasabah,

beberapa diantaranya yaitu transfer, pembiayaan, proses pembayaran, jual beli

saham, dan lain-lain. Sehingga nasabah tidak perlu lagi datang dan mengantri di

bank untuk mendapatkan pelayanan bank demi memenuhi kebutuhan. Cukup

dengan mengakses pelayanan financial sesuai dengan platform yang disediakan

melalui smartphone maupun laptop. Kehadiran financial technology ini sangat

membantu masyarakat dalam melakukan transaksi serta memaksimalkan layanan

financial. Berikut ini adalah beberapa layanan financial technologi dalam perbankan:

a. ATM (Automated Teller Machine).

ATM merupakan mesin yang melayani nasabah untuk melakukan

transaksi tanpa harus dilayani oleh teller. ATM perbankan melayani

nasabah secara otomatis selama 24 jam dalam 7 hari termasuk hari libur

(Kasmir, 2014).

b. Internet Banking (Via internet/komputer).

Internet Banking merupakan layanan perbankan melalui jaringan internet

yang dapat digunakan nasabah untuk melakukan transaksi dan

mendapatkan informasi melalui website bank tanpa perlu mendatangi

Bank. Nasabah dapat melakukan transaksi melalui smartphne, PC, laptop

sebagai perantara ke bank. Internet Bankning secara lengkap menampilkan

informasi dan fitur yang dibutuhkan nasabah beberapa diantaranya yaitu

saldo rekening, jasa/produk bank, transfer ke bank lain, dll.

c. Mobile Banking (via handphone).

Mobile banking merupakan layanan yang disediakan perbankan untuk

mempermudah nasabah dimana nasabah dapat mengakses langsung

dengan mengunduh aplikasi melalui jaringan telepon seluler/handphone.

d. SMS Banking (via SMS).

SMS Banking merupakan layanan perbankan yang dapat digunakan

nasabah untuk bertransaksi via handphone melalui SMS kapan saja dan

Page 9: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

dimana saja tanpa menggunakan jaringan internet. Fitur layanan yang

ditawarkan yaitu informasi saldo rekening, informasi debit dan kredit,

transfer dan pembayaran, dll.

e. Phone Banking (via telepon).

Phone Banking, saluran ini yang memungkinkan nasabah melakukan

transaksi dengan bank via telepon.

Dimensi Financial technology

Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang digunakan

untuk menganalis dan mengukur tingkat penerimaan dan pemahaman

pengguna terhadap layanan teknologi kompter yang baru saja diluncurkan.

Dalam penelitian sistem informasi, model ini paling banyak digunakan

karena dapat menghasilkan validitas yang baik (Davis, 1989). Technology

Acceptance Model (TAM) memiliki dua faktor yang mempengaruhi perilaku

penerimaan pengguna terhadap teknologi, yaitu persepsi manfaat (perceived

usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use).

a) Persepsi Kemanfaatan (Perceived Usefulness). Perceived Usefulness atau

keyakinan akan kemanfaatan, yaitu tingkat dimana pengguna teknologi

atau individu meyakini bahwa dengan penggunaan sistem atau

teknologi akan memberikan manfaat sehingga dapat meningkatkan

kinerja mereka (Davis, 1989). Menurut Jogiyanto (2007) persepsi

manfaat yaitu tingkat kepercayaan nasabah bila menggunakan sistem

teknologi akan meningkatkan kinerja mereka (Jogiyanto, 2007). Untuk

mengetahui kemanfaatan penggunaan teknologi pada nasabah dapat

dilihat dari keputusan nasabah dalam mempercayai suatu teknologi

informasi dapat memberi kontribusi positif bagi nasabah. Berdasarkan

definisi diatas, maka persepsi manfaat yaitu ukuran dimana para

pengguna meyakini bahwa dengan menggunakan sistem atau

teknologi akan meningkatkan performa kinerja mereka serta

mendatangkan manfaat.

Page 10: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

b) Persepsi Kemudahan Penggunaan (Perceived Ease of Use). (Persepsi

kemudahan penggunaan (perceived ease of use) yaitu kondisi suatu individu

yang meyakini dengan menggunakan teknologi tertentu akan terbbebas

dari kegiatan yang dapat menghalangi aktivitas mereka. (Davis, 1989).

Menurut Jogiyanto (2007) persepsi kemudahan penggunaan adalah suatu

fase ketika seseorang mempercayai bahwa dengan menggunakan suatu

sistem teknologi akan memberikan kemudahan dan terbebas dari usaha

(Jogiyanto, 2007). Konstruksi dari persepsi kemudahan penggunaan

(perceived ease of use) yaitu kepecayaan (belief) pengguna dimana pengguna

akan menggunakan system atau teknologi bila dalam penggunaanya

diberikan kemudahan.

Pengertian Kualitas Pelayanan

Definisi kualitas menurut Kotler adalah, “seluruh ciri serta sifat

suatu produk atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat” (Philip Kotler

and Kevin Lane Keller, 2016)

Pelayanan yaitu setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan

oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud

dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun (Philip Kotler and Kevin

Lane Keller, 2016). Kualitas pelayanan adalah upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya

dalam mengimbangi harapan konsumen (Tjiptono, 2015). Atau menurut

Supranto, kualitas layanan adalah sesuatu yang harus dilakukan dan

dikerjakan dengan baik oleh penyedia jasa (Supranto, 2011).

Dimensi kualitas pelayanan

Pengkajian terhadap kualitas layanan perbankan dapat dicermati

berdasarkan dimensi kualitas layanan atau yang biasa disebut dengan istilah

service quality. Adapun dimensi kualitas layanan yang dimaksud dapat dijelaskan

Page 11: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

sebagai berikut (Lupiyoadi, 2013).

1. Tangibles (berwujud), yaitu Kemampuan suatu perusahaan dalam

menunjukkan identitas organisasi kepada pihak eksternal yaitu

menyangkut fasilitas fisik perusahaan yang nampak, peralatan yang

digunakan, keadaan lingkungan sekitar, penampilan pegawai, serta

bahan komunikasi yang digunakan oleh perusahaan sebagai bukti nyata

dari pelayanan yang diberikan oleh perusahaan jasa. Bukti fisik

mendorong munculnya persepsi awal pelanggan terhadap suatu

perusahaan jasa. Jika perusahaan tidak mampu menampilkan bukti fisik

dengan baik, akan melemahkan citra dan mendapat persepsi negatif oleh

pelanggan.

2. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan perusahaan untuk

menyampaikan dan memberikan pelayanan atau kinerja yang dijanjikan

kepada pelanggan secara handal dan akurat. Pelayanan atau kinerja yang

dimaksud adalah sesuai dengan harapan pelanggan yaitu dapat

memberikan kesan bahwa jasa yang diberikan oleh perusahaan sudah

bersikap simpatik, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa

kesalahan, kemudahan bagi pelanggan, terjamin serta tepat. Kehandalan

merupakan inti dari kualitas jasa, karena pelanggan menilai berdasarkan

pengalaman dalam menggunakan jasa tersebut

3. Responsiveness (ketanggapan), yaitu Kemauan perusahaan untuk

memberikan bantuan dan pelayanan kepada pelanggan secara cepat

(responsif) dan tepat dengan penyampaian informasi yang jelas. Daya

tanggap perusahaan merupakan bagian dari profesionalitas untuk

memberikan pelayanan yang terbaik dengan memperhatikan masukan

dan harapan dari pelanggan serta meresponnya dengan cepat dan tepat.

4. Assurance (jaminan), yaitu Pengetahuan luas dan kemahiran yang

dimiliki oleh pegawai dalam menyampaikan jasa, kesopansantunan

dalam melayani pelanggan, dan kemampuan perusahaan menumbuhkan

Page 12: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

rasa percaya pada pelanggan. Pengetahuan pegawai yang luas terhadap

jasa akan mampu menyampaikan produk jasa dengan baik kepada

pelanggan sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan

terhadap perusahaan karena pelanggan akan membandingkan informasi

yang diperoleh dengan pengalaman dalam menggunakan jasa. Bagian

lain dari assurance yaitu kesopansantunan pegawai dalam melayani

pelanggan. Kesopansantunan pegawai dapat menarik perhatian dan

membentuk hubungan baik yang membentuk pola interaksi yang

berkualitas sehingga akan membawa hasil yang saling menguntungkan

bagi kedua belah pihak.

5. Emphaty (empati), yaitu menyangkut komunikasi yang baik, kepedulian

dan perhatian perusahaan yang bersifat individual atau pribadi yang

diberikan kepada pelanggan dengan maksud untuk memahami dan

memenuhi kebutuhan pelanggan dapat sehingga membentuk pola

interaksi positif yang menguntungkan kedua belah pihak

Metode Penelitian

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan

financial technology sebagai variabel independen dan kualitas pelayanan

perbankan sebagai variabel dependen.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2017). Adapun Populasi dalam penelitian ini adalah Nasabah kredit

(debitur) Bank BTN Kantor Cabang Kendari yang berjumlah 14.544

nasabah.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif adalah Metode penelitian kuantitatif adalah metode

Page 13: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

penelitian yang berlandaskan pada filsafat, digunakan untuk meneliti

pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrument penelitian,analisis data berisfat kuantitatif atau statistik dengan

tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017). Data

kuantitatif dalam penelitian ini adalah data yang di peroleh dalam bentuk

angka-angka yang mempunyai relevansi dalam penelitian ini seperti data

pegawai serta jawaban responden atas pertanyaan kuesioner yang di ukur

menggunaka skor skala likert.

Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.

Data primer dalam penelitian ini bersumber dari responden yang

merupakan nasabah Bank BTN Kantor Cabang Kendari. Data sekunder

dalam penelitian ini yaitu data yang di peroleh dari melalui studi

dokumentasi, buku-buku, arsip dan dokmen-dokumen lainnya yang

berhubungan dengan penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini

diperoleh dari dokumen-dokumen di kantor Bank BTN Kantor Cabang

Kendari berupa jumlah karyawan, jumlah nasabah, struktur organisasi

serta data-data dari hasil penelitian sebelumnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini teknik yang digunakan

untuk mengumpulkan data adalah Kuesioner dan wawancara. Kuesioner

merupakan suatu metode pengumpulan data dengan memberikan atau

menyebarkan daftar pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan

harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Husen, 2013).

Wawancara merupakan kemengadakan tanya jawab secara langsung

dengan karyawan bank dan nasabah guna untuk mendapatkan informasi

secara lisan

Metode analisis data yang digunakan yaitu sebagai berikut :

Page 14: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

1. Analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif persentase. Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai

variabel-variabel penelitian. Berdasarkan data primer yang diperoleh,

distribusi frekuensi masing-masing jawaban dikelompokan sesuai dengan

indikator dan item jawaban.Skala yang digunakan untuk menilai

pertanyaan adalah skala likert yang mempunyai skor 1 sampai 5. Nilai

rata-rata pembobotan atau nilai skor jawaban responden yang diperoleh

diklasifikasi ke dalam rentang skala kategori nilai yang disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 2

Penentuan Kategori Rata-rata Skor Pernyataan Responden

No Nilai Rata-rata Skor

Jawaban

Makna

Kategori/Interpretasi

1. 1 – 1,8 Sangat Rendah/Tidak baik

2. 1,8 ≤ 2,6 Rendah/Kurang baik

3. 2,6 ≤ 3,4 Cukup Tinggi/cukup baik

4. 3,4 ≤ 4,2 Tinggi/Baik

5. ≥4,22 Sangat tinggi/Sangat baik

Sumber : Solimun et al 2017 (Solimun, 2017) 2. Uji Analisis Faktor

Uji analisis faktor merupakan sebuah pengujian yang dilakukan

dengan bantuan IBM SPSS yang pengujiannya dapat menentukan setiap

indikator yang memiliki bobot paling tinggi sebagai pembentuk variabel.

Serta mengikutkan uji Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling untuk

mengetahui apakah indikator-indikator tersebut telah layak dilanjutkan

untuk kepentingan analisis faktor dengan menggunakan bantuan alat

program IBM SPSS. Ghozali menjelaskan bahwa asumsi analisis faktor

menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi yang cukup agar

dapat dilakukan analisis faktor. Jika berdasarkan data visual tidak ada nilai

korelasi yang di atas 0.30, maka analisis faktor tidak dapat dilakukan.

a. Uji Determinant of Correlation Matrix

Page 15: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

Matrix korelasi dikatakan antara variabel saling terkait apabila

determinan bernilai mendekati nilai 0. Hasil perhitungan menunjukkan

nilai Uji Determinant of Correlation Matrix sebesar 0,06. Nilai ini

mendekati 0, dengan mendekati matrik korelasi antara variabel saling

terkait.

b. Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling (KMO)

Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling (KMO) adalah indek

perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan koefisien

korelasi parsialnya. Metode KMO digunakan untuk mengukur

kecukupan sampling secara menyeluruh dan mengukur

kecukupan sampling tiap indikator. Jika jumlah kuadrat koefisen

korelasi parsial di antara seluruh pasangan variabel bernilai kecil

jika dibandingkan dengan jumlah kuadrat koefisien korelasi,

maka akan menghasilkan nilai KMO mendekati 1 akan

menghasilkan nilai KMO mendekati 1. Nilai KMO dianggap

mencukupi jika lebih dari 0,5. Metode ini mengukur homogenitas

indikator, untuk mengetahuinya dapat dilihat pada tabel berikut

sesuai dengan saran Kaiser (Widarjono, 2015).

Tabel 3.2

Ukuran Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling (KMO)

Ukuran KMO Rekomendasi

≥ 0,90

0,80 – 0,89

0,70 – 0,79

0,60 – 0,69

0,50 – 0,59

≤ 0,50

Sangat Baik (Marvelous)

Berguna (Meritorius)

Biasa (Middling)

Cukup (Mediocre)

Kurang (Miserable)

Tidak Diterima

(Unacceptabel)

Sumber : (Widarjono, 2015)

Page 16: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

c. Bartlett Test of Sphericity

Uji Bartlett Test of Sphericity merupakan uji statistik yang

digunakan untuk menguji hipotesis bahwa variabel-variabel tidak

saling berkorelasi dalam populasi. Dengan kata lain, matriks

korelasi populasi merupakan matriks identitas, setiap variabel

berkorelasi dengan dirinya sendiri secara sempurna dengan (r=1)

akan tetapi sama sekali tidak berkorelasi dengan lainnya (r = 0).

3. Analisis Regresi Linier Sederhana adalah alat analisis yang digunakan

dalam penelitian ini untuk mengetahui keeratan hubungan yang ada di

antara variabel dengan bantuan software IBM Statistical Package for Social

Sciences (SPSS) (Sugiyono, 2017):

Y = a + bx + ɛ

Dimana:

Y = Kualitas Pelayanan Perbankan

a = Konstanta

b = Koefisien regresi

x = Penerapan Finacial Technology

ɛ = Epsilon (Nilai kesalahan penggunaan dari model)

Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji statistik t dan uji koefisien

determinasi. Pengujian dapat dilakukan setelah model regresi bebas dari

gejala-gejala asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik yang dilakukan dalam

penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji heterokedastisitas.

Hasil Penelitian

Hasil koefisien korelasi dan cronbach alpha untuk menguji validitas

dan reabilitas penggunakan item pernyataan dari indikator variabel

sebagai berikut:

Page 17: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Indikator Variabel Item Koefisisen

korelasi Sig. Ket.

Cronbach

Alpha Ket.

Financial

technology

(X)

Persepsi Kemanfaatan

(Perceived Usefulness)

(X.1)

X.1.1 0,857 0,00

Valid

0.834

Reliabel X.1.2 0,904 0,00

X.1.3 0,853 0,00

Persepsi Kemudahan

Penggunaan (Perceived

Ease of Use) (X.2)

X.2.1 0,840 0,00

Valid

0,810

Reliabel X.2.2 0,836 0,00

X.2.3 0,896 0,00

Kualitas

Pelayanan

(Y)

Tangibles (Y.1) Y.1.1 0,894 0,00

Valid

0,843

Reliabel Y.1.2 0,839 0,00

Y.1.3 0,884 0,00

Reliability (Y.2) Y.2.1 0,848 0,00

Valid

0,843

Reliabel Y.2.2 0,885 0,00

Y.2.3 0,890 0,00

Responsiveness (Y.3) Y.3.1 0,881 0,00

Valid

0,880

Reliabel Y.3.2 0,918 0,00

Y.3.3 0,897 0,00

Assurance (Y.4) Y.4.1 0,869 0,00

Valid

0,855

Reliabel Y.4.2 0,917 0,00

Y.4.3 0,859 0,00

Emphaty (Y.5) Y.5.1 0,881 0,00

Valid

0,871

Reliabel Y.5.2 0,905 0,00

Y.5.3 0,892 0,00

Sumber : Data Primer diolah tahun 2021

Tabel 4.9

Hasil Uji Analisis Faktor Variabel Financial technology

No Indikator Loading

Factor

KMO

MSA Sig.

1. Persepsi Kemanfaatan (Perceived

Usefulness).

0,951

0,50

0,000 2. Persepsi Kemudahan Penggunaan

(Perceived Ease of Use)

0,951

Sumber : Data Primer diolah tahun 2021

Page 18: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

menunjukkan bahwa hasil uji analisis faktor untuk kedua

indikator tersebut adalah sangat signifikan membentuk variabel

Financial technology dengan nilai signifikan 0,000 yang berarti bahwa

keseluruhan indikator sangat berarti terhadap variabel Financial

technology. Jika dilihat dari uji Kaisar- Meyen-Olkin Measure Of Sampling

Adequacy (KMO MSA) diperoleh nilai 0,50 artinya proses analisis

kedua indikator variabel Financial technology dapat dilanjutkan. Kedua

indikator memiliki faktor yang dominan dalam variabel Financial

technology dengan loading faktor sebesar 0,951.

Tabel 4.10

Hasil Uji Analisis Faktor Variabel Kualitas Pelayanan

No Indikator Loading

Factor

KMO

MSA Sig.

1. Tangiables 0,866

0,889

0,000

2. Realibility 0,931

3. Responsiveness 0,920

4. Assurance 0,928

5. Emphaty 0,947

Sumber : Data Primer diolah tahun 2021

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil uji analisis faktor untuk

kelima indikator tersebut adalah sangat signifikan membentuk

variabel Kualitas Pelayanan dengan nilai signifikan 0,000 yang berarti

bahwa keseluruhan indikator sangat berarti terhadap variabel

Kualitas Pelayanan. Jika dilihat dari uji Kaisar- Meyen-Olkin Measure

Of Sampling Adequacy (KMO MSA) diperoleh nilai 0,889 diatas 0,50

artinya proses analisis kelima indikator variabel Kualitas Pelayanan

dapat dilanjutkan. Adapun faktor yang paling dominan membentuk

variabel Kualitas Pelayanan adalah indikator emphaty (Y.5) dengan

loading faktor sebesar 0,947. Hal ini mencerminkan bahwa pelayanan

Page 19: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

pegawai bank dalam hal komunikasi, kepedulian dan perhatian yang

diberikan kepada nasabah membuat nasabah merasa puas dan

nyaman atas pelayanan yang diberikan.

Uji Asumsi Klasik

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas)

mempunyai distribusi normal. Model Regresi yang baik adalah data

distribusi normal atau mendekati normal.

Sumber : Hasil Output IBM SPSS 26, data primer diolah Tahun 2021

Hasil uji normalitas melalui grafik normal probability plot menunjukkan

bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal. Sehingga model regresi layak dipakai untuk

prediksi kualitas pelayanan perbankan berdasarkan masukan variabel

bebasnya. Gambar 4.2 histogram diatas, tampak bahwa residual

terdistribusi secara normal ditunjukkan dengan pola berbentuk simetris

tidak melenceng ke kanan atau ke kiri. Dengan demikian model regresi

telah memenuhi asumsi normal.

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

Page 20: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah

yang homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas.

Sumber : Hasil Output IBM SPSS 26, data primer diolah Tahun 2021

Berdasarkan gambar scatter plot 4.3, terlihat secara visual bahwa titik-

titikmenyebar secara acak (tidak membentuk pola yang jelas) dan tersebar

baikdiatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan

bahwa model regresi dalam penelitian ini terbebas dari masalah

heteroskedastisitas.

Uji Hipotesis

Tabel 4.12

Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji T)

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficient

s

t Sig. B

Std.

Error Beta

1 (Consta

nt)

1.184 .309

3.825 .000

X .724 .071 .734 10.239 .000

a. Dependent Variabel: Y

Sumber : Hasil Output IBM SPSS 26, data primer diolah Tahun 2021

Berdasarkan tabel 4.12 diperoleh thitung untuk variabel financial

technology sebesar 10,239 > dari ttabel yaitu sebesar 1,66159 atau dengan

tingkat signifikansi sebesar 0,000 < dari = 0,05, maka dari hasil pengujian

Page 21: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima, dengan demikian

terbukti bahwa financial technology berpengaruh signifikan terhadap

kualitas pelayanan perbankan.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4.13

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Mod

el R

R

Squa

re

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

1 .734a .538 .533 .37457

a. Predictors: (Constant), X

b. Dependent Variabel: Y

Sumber : Hasil Output IBM SPSS 26, data primer diolah Tahun 2021

Uji koefisien determinasi atau R2 bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel independen/ bebas (variabel

financial technology) menjelaskan variabel dependen terikat (kualitas

pelayanan) atau untuk mengetahui besar persentase variasi terikat

yang dijelaskan pada variabel bebas.

Berdasarkan tabel 4.13 diketahui besarnya nilai koefisien

determinasi R2 (R-Square) = 0,538 yang menunjukkan bahwa besarnya

pengaruh langsung atau kontribusi variabel X terhadap variabel Y

adalah sebesar 53,8% atau pengaruh financial technology yang

digunakan dalam model penelitian ini mampu menjelaskan sebesar

53,8% variasi dari Kualitas Pelayanan Perbankan sisanya sebesar 46,2%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan financial

technology terhadap kualitas pelayanan Bank BTN KC. Kendari. Variabel

independen dalam penelitian ini adalah financial technology dan variabel

dependennya adalah kualitas pelayanan. Sampel dalam penelitian ini adalah

Page 22: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

nasabah Bank BTN KC.Kendari dengan beberapa karakteristik yang telah

dijabarkan pada bab sebelumnya.

Financial technology (fintech) adalah suatu inovasi baru di jasa keuangan

yang mengadaptasi perkembangan teknologi untuk mempermudah pelayanan

keuangan dan sistem keuangan agar lebih efisien dan efektif. Saat ini FinTech

sudah merambah ke dunia Perbankan baik itu konvensional ataupun syariah.

Dengan adanya financial technology akan meningkatkan pelayanan yang diberikan

karyawan bank kepada nasabah baik dalam proses pembayaran, pembiayaan,

transfer, jual beli saham dan lain-lain dengan cara aman dan mudah.

Variabel financial technology memiliki 2 indikator yaitu persepsi

kemanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan

(perceived ease of use). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jika dilihat dari

karakteristik responden yang dibagi berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, dan lama menjadi nasabah, tentunya memiliki pengaruh terhadap

kualitas pelayanan. Responden di dominasi oleh nasabah laki-laki yang berusia 26-30

tahun dengan tingkat pendidikan akhir S1 dan mayoritas sudah lebih dari 1 tahun

menjadi nasabah Bank BTN KC. Kendari. Hal ini dapat dilihat pada tabel tabel 4.2,

4.3, 4.4. dan 4.5. Artinya berdasarkan jenis kelamin, nasabah pria lebih

mendominasi dalam penerapan financial technology dibandingkan dengan

perempuan serta aktivitas keuangan lebih banyak dilakukan oleh pria karena

pekerja pria lebih banyak dari perempuan. Berdasarkan usia, nasabah dengan usia

dewasa akan semakin bijak dan baik dalam menerapkan dan menggunakan

financial technology karena tingkat kepercayaan mereka sudah semakin tinggi pada

produk financial technology dan mampu memilih layanan sesuai dengan

kebutuhan. Berasarkan tingkat pendidikan akhir, semakin tinggi tingkat

pendidikan akhir maka pemahaman, pengaplikasian dan penerapan financial

technology akan semakin baik. Semakin tinggi pendidikan terakhir maka semakin

luas sumber wawasan dan edukasi mengenai financial technology. Berdasarkan

lama menjadi nasabah, artinya nasabah berloyalitas tinggi karena merasa

Page 23: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

kebutuhan mereka dapat dipenuhi oleh bank dan bank selalu memberikan reward

kepada nasabah atas loyalitas mereka.

Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan

terhadap kualitas pelayanan Bank BTN KC. Kendari, dapat diketahui bahwa

responden cenderung menjawab setuju untuk pernyataan-pernyataan yang

diajukan yang berkaitan dengan variabel financial technology. Pada variabel

financial technology berdasarkan tabel 4.6 rekapitulasi jawaban responden

menunjukkan bahwa Indikator persepsi kemanfaatan (perceived usefulness)

memiliki rata-rata nilai tertinggi dengan nilai 4,41 dibandingkan dengan indikator

persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease use) dengan nilai rata-rata 4,27.

Dimana persepsi kemanfaatan adalah suatu kondisi atau tingkat sejauh mana

seorang nasabah mempercayai bahwa suatu sistem teknologi atau dalam hal

ini financial technology dapat meningkatkan kinerja mereka atas pekerjaannya,

efektif dan berguna. Apabila kita melihat dari karakteristik jawaban responden

tampak bahwa kebanyakan nasabah berasumsi bahwa produk financial technology

bank BTN lebih dominan memberikan manfaat dalam aktivitas keseharian dan

meningkatkan efektifitas pekerjaan mereka. Hal ini ditunjukkan dengan

pernyataan yang memiliki kontribusi terbanyak yang diberikan oleh item

pernyataan nasabah yaitu nasabah dapat menggunakan produk financial

technology dimana saja dan kapan saja yang artinya produk financial technology

Bank BTN KC..Kendari memberikan nasabah kemudahan dalam penggunaannya

yang bisa diakses dimanapun dan kapanpun.

Pada variabel kualitas pelayanan terdiri dari lima indikator yaitu

tangiables, realibility ,responsiveness, assurance, dan emphaty dan masing-masing

indikator memiliki tiga pernyataan. Berdasarkan rekapitulasi jawaban responden

pada tabel 4.7 menunjukkan skor rata-rata keseluruhan indikator berada di

kategori sangat baik dan skor rata-rata variabel kualitas pelayanan terkategori

sangat baik dengan nilai 4,32. Indikator assurance dan emphaty memiliki nilai rata-

rata skor tertinggi dibanding dengan indikator lain yaitu 4,36, dimana assurance

Page 24: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

adalah kemampuan yang dimiliki pegawai bank untuk memberikan rasa aman

dan menumbuhkan kepercayaan kepada nasabah terkait penyampaian jasa dan

melayani nasabah. Dan emphaty adalah kemampuan pegawai dalam memberikan

komunikasi yang baik untuk membentuk interaksi yang poisitif kepada nasabah

dengan cara memberikan kepedulian serta perhatian khusus kepada nasabah

dalam memberikan pelayanan yang baik. Artinya pelayanan pegawai bank BTN

KC. Kendari kepada nasabah yang bisa memberi rasa aman, percaya, serta

membangun kounikasi yang positif dalam hal penyampaian jasa dan memenuhi

kebutuhan nasabah adalah poin penting yang dirasakan nasabah atas pelayanan

yang diberikan oleh Bank BTN KC. Kendari.

Kaitan antara masing-masing indikator yang memiliki nilai rata-rata skor

tertinggi baik variabel financial technology yaitu Persepsi kemanfaatan (perceived

usefulness) dan variabel kualitas pelayanan yaitu assurance dan emphaty adalah

nasabah berasumsi bahwa kualitas pelayanan suatu bank akan meningkat atau

sangat baik jika dalam menyampaikan dan menginformasikan produk financial

technology bisa mempengaruhi tingkat kepercayaan nasabah untuk menggunakan

produk dan bagaimana karyawan bank melayani tanpa membeda-bedakan

nasabah serta dapat menjamin privasi nasabah dalam melakukan transaksi dan

menggunakan produk financial technology bank.

Berkaitan dengan jawaban responden, hasil penelitian menunjukkan

bahwa financial technology berpengaruh pada kualitas pelayanan hal ini

dibuktikan pada jawaban responden pada tabel 4.6 dan 4.7 terkategorikan sangat

baik dan baik dimasng-masing indiakator. Artinya penerapan aplikasi financial

technology bank BTN memberikan kememudahan pada nasabah sehingga

membuat transaksi yang dilakukan oleh nasabah lebih cepat serta

mengefisiensikan waktu nasabah tanpa perlu ke bank. Penerapan financial

technology ini mmpengaruhi kualitas pelayanan bank btn kepada nasabah.

Kualitas pelayanan bank BTN juga dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung

beberaa diantaranya yaitu lokasi bank BTN berada di lokasi yang strategis dengan

Page 25: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

fasilitas yang bersih dan nyaman. Dalam memberikan pelayanan, Karyawan bank

BTN memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik untuk melayani nasabah

ketika nasabah mengalami kesulitan dengan memberikan penjelasan yang baik,

teliti, dan akurat serta memberikan rasa aman dan membangun kepercayaan

kepada nasabah ketika melakukan transaksi dengan sikap ramah dan empati

kepada nasabah tanpa membeda-bedakan nasabah saat bertransaksi. Sehingga

dapat disimpulkan berdasarkan jawaban responden, penerapan financial

technology berpengaruh terhadap kualitas pelayanan Bank BTN KC. Kendari.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai thitung

sebesar 10,239 > ttabel 1,66159 dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Sehingga

dapat disimpulkan penerapan financial technology berpengaruh dan signifkan

terhadap kualitas pelayanan. Nilai koefisien regresi financial technology yang

bernilai positif yaitu sebesar 0,724 menunjukkan bahwa financial technology

berpengaruh positif terhadap kualitas pelayanan. Hasil pengujian R2

menunjukkan bahwa 53,8% variabel kualitas pelayanan dapat dijelaskan oleh

variabel financial technology Sedangkan sisanya sebesar 46,2% dapat dijelaskan

oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.

Hasil penelitian ini mendukung hipotesis H1 yakni financial technology

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan, hal ini

berdasarkan persepsi jawaban dari responden mengenai penerapan financial

technology dan kualitas pelayanan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Pristin Prima Sari dan Epsilandri Septyarini (2018) yang

menyatakan bahwa financial technology berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

keuangan.

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik

kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu

Page 26: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

terdapat pengaruh positif dan signifikan penerapan financial technology

terhadap kualitas pelayanan perbankan, khususnya Bank BTN KC..Kendari.

hal ini dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 10,239 > dari ttabel sebesar 1,66159

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai koefisien regresi

variabel financial technology menunjukkan nilai positif sebesar 0,724. Hipotesis

pertama H1 diterima. Semakin tinggi penerapan financial technology oleh

nasabah, maka semakin tinggi kualitas pelayanan yang dirasakan oleh nasabah

dan sebaliknya.

Daftar Pustaka

Peraturan Bank Indonesia No. 18/40/PBI/2016 tentang Penyelenggaraan

Pemrosesan Transaksi Pembayaran, (2016).

Peraturan bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan

Teknologi Financial, (2017).

Dahlan. (2019). Uang Tabungan Puluhan Nasabah Bank Mandiri Hilang

Misterius. Detiksultra.Com. https://detiksultra.com/headline/uang-

tabungan-puluhan-nasabah-bank-mandiri-hilang-misterius/

Davis, F. D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user

acceptance of information technology. MIS Quarterly: Management

Information Systems. https://doi.org/10.2307/249008

Fikri, R. (2015). Merasa Ditipu, Nasabah KPR Seruduk Kantor Bank BTN

Kendari. Nasional.Tempo.Com.

https://nasional.tempo.co/amp/704953/merasa-ditipu-nasabah-kpr-

seruduk-kantor-bank-btn-kendari

Hambali, H. (2020). Nasabah Bank BRI Kendari Resah, PIN Terblokir dan Tak

Bisa Transaksi di ATM. Telisik.Id. https://telisik.id/news/nasabah-bank-

bri-kendari-resah-pin-terblokir-dan-tak-bisa-transaksi-atm

Husen, U. (2013). Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (Kedua).

Rajawali Pers.

Jogiyanto. (2007). Sistem Informasi Keperilakuan (Revisi). Andi.

Kasmir. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Empatbelas). PT Raja

Grafindo Persada.

Lupiyoadi, R. (2013). Manajemen pemasaran jasa Berbasis Kompetensi (Ketiga).

Penerbit Salemba Empat.

Page 27: TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERBANKAN

Marboen, A. P. (2020). Saldo dibobol, BNI Kendari buka layanan khusus

skimming. Antaranews.com.

https://www.antaranews.com/berita/1255020/saldo-dibobol-bni-

kendari-buka-layanan-khusus-korban-skimming

Philip Kotler and Kevin Lane Keller. (2016). Marketing Management (15th

ed.). Global edition.

Solimun, A. A. R. F. dan N. (2017). Pemodelan Persamaan Struktur Pendekatan

WarpPLS. UB Press.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.

Alfabeta.

Supranto, J. (2011). Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar (Keempat). Penerbit Rineka Cipta.

Tjiptono, F. (2015). Strategi pemasaran (Keempat). Penerbit Andi.

Widarjono, A. (2015). Analisis Multivariat Terapan. UPP YKPN.