terbentuknya pegunungan akibat tumbukan lempeng konvergen

10
Terbentuknya Pegunungan Akibat Tumbukan Lempeng Konvergen Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika (pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng. Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi beberapa lempeng besar. Ukuran dan posisi dari tiap-tiap lempeng ini selalu berubah-ubah. Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan yaitu gempa bumi, gunung berapi, dan pembentukan dataran tinggi. Tahun 1912, seorang ahli meteorologi dan fisika Jerman, Alferd Wegener mengemukakan tentang konsep pengapungan benua. Hipotesanya yaitu bumi pada awalnya hanya terdiri dari satu benua (super continent) yang disebut Pangaea dan dikelilingi oleh lautan yang dainamakan Panthalassa. Kemudian Pangaea ini pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil dan bergerak ke tempatnya seperti sekarang ini. Hal ini didukung oleh bukti kesamaan garis pantai, kesamaan fosil kesamaan struktur dan batuan antar benua. Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer Arief Hidayat (Geologi UNSOED) Terbentuknya Pegunungan Akibat Tumbukan Lempeng Konvergen 1

Upload: arief-hidayat

Post on 18-Jun-2015

5.168 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Terbentuknya Pegunungan Akibat Tumbukan Lempeng Konvergen

Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika

(pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur

gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh

pergerakan lempeng. Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi

beberapa lempeng besar. Ukuran dan posisi dari tiap-tiap lempeng ini selalu

berubah-ubah. Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat

yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan yaitu gempa bumi,

gunung berapi, dan pembentukan dataran tinggi.

Tahun 1912, seorang ahli meteorologi dan fisika Jerman, Alferd Wegener

mengemukakan tentang konsep pengapungan benua. Hipotesanya yaitu bumi pada

awalnya hanya terdiri dari satu benua (super continent) yang disebut Pangaea dan

dikelilingi oleh lautan yang dainamakan Panthalassa. Kemudian Pangaea ini

pecah menjadi benua-benua yang lebih kecil dan bergerak ke tempatnya seperti

sekarang ini. Hal ini didukung oleh bukti kesamaan garis pantai, kesamaan fosil

kesamaan struktur dan batuan antar benua. Prinsip umum dari lempeng tektonik

ini adalah adanya lempeng litosfer padat dan kaku yang terapung di atas selubung

bagian atas yang bersifat plastis. Selubung bagian atas bumi merupakan massa

yang mendekati titik lebur atau bisa dikatakan hampir mendekati cair sehingga

wajarlah kalau lempeng litosfer yang padat dapat bergerak di atasnya. Kerak bumi

(litosfer) dapat diterangkan ibarat suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin

yang mengapung di atas mantel astenosfer yang liat dan sangat panas. Ada dua

jenis kerak bumi yakni kerak samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa

dan sangat basa, yang dijumpai di samudera sangat dalam, dan kerak benua

tersusun oleh batuan asam dan lebih tebal dari kerak samudera. Kerak bumi

menutupi seluruh permukaan bumi, namun akibat adanya aliran panas yang

mengalir di dalam astenofer menyebabkan kerak bumi ini pecah menjadi beberapa

bagian yang lebih kecil yang disebut lempeng kerak bumi. Dengan demikian

lempeng dapat terdiri dari kerak benua, kerak samudera atau keduanya.

Arief Hidayat (Geologi UNSOED)Terbentuknya Pegunungan Akibat Tumbukan Lempeng Konvergen 1

Lempeng-lempeng litosfer bergerak di atas lapisan astenosfir (kedalaman

500 km di dalam selubung dan bersifat kampir melebur atau hampir berbentuk

cair). Karena hal tersebut, maka terjadi interaksi antar lempeng pada batas-batas

lempeng yang dapat berbentuk : batas divergen (batas saling menjauh), konvergen

(batas saling mendekat), dan transform (batas saling berpapasan). Pada halaman

ini akan dijelaskan mengenai batas yang konvergen. Batas konvergen ialah batas

lempeng-lempeng yang saling mendekat dan menyebabkan tumbukan dimana

salah satu dari lempeng akan mengalami penunjaman (menyusup) ke bawah

lempeng yang lain masuk ke selubung. Daerah penunjaman lempeng membentuk

suatu palung yang dalam, yang biasanya merupakan jalur gempa bumi yang kuat.

Dalam pergerakan lempeng ini, lempeng bergerak hanya beberapa sentimeter

setiap tahun, sehingga benturan yang terjadi sangatlah lambat dan berlangsung

selama berjuta-juta tahun.

Apa itu gunung? Berdasarkan definisi umum gunung adalah bagian

permukaan Bumi yang lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Implikasi dari definisi

ini adalah gunung dapat terletak dimana saja. Namun, dalam ilmu kebumian, letak

gunung mempunyai aturan mainnya sendiri. Gunung pada umumnya hanya berada

di perbatasan lempeng yang saling bergerak.

Dalam ilmu kebumian dikenal teori tektonik lempeng. Menurut teori ini,

Bumi terdiri atas lempeng-lempeng yang terus bergerak. Lempeng merupakan

gabungan dari dua lapisan kulit Bumi. Bumi, seperti yang terlihat pada gambar 1b

di bawah, terdiri dari lapisan inti (core), mantel (mantle) dan kerak (crust).

Arief Hidayat (Geologi UNSOED)Terbentuknya Pegunungan Akibat Tumbukan Lempeng Konvergen 2

Gambar (1) Lempeng-lempeng Bumi, warna merah menunjukkan jalur

pegunungan dan gunung api

Gambar (2) Struktur bagian dalam Bumi

Inti Bumi terbagi menjadi inti dalam yang berupa besi padat dan inti luar

yang cair. Temperatur pada inti diperkirakan sebesar 4300°C dengan kedalaman

2900-5200 km. Di atasnya terdapat lapisan mantel yang terletak pada kedalaman

sekitar 2900 km, yang temperaturnya berkisar antara 1000-3700°C. Lapisan ini

juga bersifat cair namun lebih kental daripada inti luar. Pada lapisan mantel terjadi

arus konveksi yang menggerakkan kerak di atasnya. Di bagian terluar Bumi

terdapat lapisan kerak yang relatif dingin, padat, dan tipis (paling tebal 30 km).

Kerak terbagi lagi menjadi kerak benua dan kerak samudera. Densitas kerak

samudera lebih tinggi dibandingkan kerak benua. Akan tetapi, kerak benua relatif

Arief Hidayat (Geologi UNSOED)Terbentuknya Pegunungan Akibat Tumbukan Lempeng Konvergen 3

lebih tebah dibandingkan kerak samudera. Mantel bagian atas dan kerak inilah

yang membentuk lempeng. Di Bumi terdapat sekitar 5 lempeng besar dan

beberapa lempeng kecil. Kelima lempeng besar tersebut adalah Lempeng Pasifik,

Lempeng Afrika, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng

Antartika. Lempeng-lempeng tersebut sepanjang tahun terus bergerak dan

berinteraksi di perbatasannya. Interaksi ini dapat berupa interaksi konvergen,

divergen atau persinggungan (transform).

Pada interaksi konvergen, terjadi tabrakan antar lempeng dan kemudian salah satu

lempeng menunjam (membenam) ke bawah lempeng lainnya. Jika tabrakan terjadi

di laut, akan terbentuk palung pada sepanjang batas antara kedua lempeng.

Lempeng yang menunjam adalah lempeng yang lebih berat (densitasnya lebih

tinggi), yang biasanya adalah lempeng samudra. Ketika mencapai mantel,

lempeng yang menunjam ini mengalami pelelehan sebagian (partial melting).

Lelehan lempeng ini merupakan bahan baku magma. Dalam interaksi konvergen

dan persinggungan, lempeng-lempeng saling bertabrakan atau bergesekan.

Tabrakan dan gesekan ini menimbulkan tegangan pada kedua lempeng, mirip

dengan yang terjadi pada sepotong penggaris besi yang tegang karena

dibengkokkan. Jika penggaris besi itu kembali ke posisi semula, akan terjadi

getaran disertai bunyi yang cukup keras.

Jika dibawa ke dalam konteks Bumi, salah satu lempeng akan

dibengkokkan oleh desakan lempeng lain. Jika lempeng yang bengkok tersebut

kembali ke posisi semula, akan timbul getaran yang dirasakan manusia sebagai

gempa Bumi tektonik, disertai patahnya lempeng tersebut. Kuat lemahnya getaran

gempa tersebut antara lain bergantung pada kedalaman terjadinya patahan, atau

dengan kata lain kedalaman pusat gempa. Selain patah, tabrakan dan gesekan juga

memunculkan retakan/rekahan, terutama pada bagian tepi masing-masing

lempeng. Rekahan yang timbul akan menjadi saluran lewatnya magma dari dalam

mantel. Magma kemudian keluar ke permukaan, membeku, terkumpul dan

tertimbun membentuk gunung api. Inilah salah satu mekanisme terbentuknya

gunung di batas lempeng. Mekanisme lain adalah bagian lempeng yang tidak

terbenam terlipat atau menggumpal ke atas membentuk tonjolan pegunungan.

Arief Hidayat (Geologi UNSOED)Terbentuknya Pegunungan Akibat Tumbukan Lempeng Konvergen 4

Kondisi ini mirip dengan kejadian karpet yang terlipat ke atas ketika tepinya

”menabrak” dinding atau lemari.

Gunung yang terbentuk di batas lempeng konvergen terbagi menjadi tiga

tipe, yaitu tipe himalaya, tipe busur vulkanik dan tipe busur kepulauan.

1. Tipe Himalaya

Tipe Himalaya merupakan rangkaian pegunungan yang terbentuk akibat

tumbukan lempeng benua dengan lempeng benua. Salah satu lempeng terlipat,

dan menonjol ke atas. Lempeng benua yang lain menunjam ke bawah. Karena

ketebalannya, lempeng benua meleleh pada kedalaman yang cukup besar. Magma

yang terbentuk dengan demikian sangat dalam, sehingga tidak mampu mencapai

permukaan. Contoh tipe ini adalah Pegunungan Himalaya.

Gambar (3) Pegunungan tipe Himalaya

2. Tipe Busur Vulkanik

Tipe busur vulkanik adalah rangkaian gunung api yang terbentuk akibat

tumbukan lempeng samudera dengan benua. Lempeng samudera menunjam ke

bawah lempeng benua. Karena relatif tipis, lempeng samudera meleleh pada

kedalaman dangkal. Magma yang dihasilkannya dengan begitu lebih mudah

muncul ke permukaan. Contoh tipe ini adalah pegunungan di selatan Pulau Jawa.

Arief Hidayat (Geologi UNSOED)Terbentuknya Pegunungan Akibat Tumbukan Lempeng Konvergen 5

Gambar (4) Pegunungan tipe busur vulkanik

3. Tipe Busur Kepulauan

Tipe busur kepulauan adalah deretan gunung api yang membentuk kepulauan.

Contoh tipe ini adalah kepulauan di sebelah barat daya Pulau Sumatera.

Pembentukan busur kepulauan mirip dengan tipe busur vulkanik. Bedanya, kedua

lempeng yang bertumbukan pada tipe ini adalah lempeng samudera.

Gambar (5) Pegunungan tipe busur kepulauan

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa gunung pada umumnya

terbentuk dan berada di daerah batas antar lempeng yang terus bergerak,

khususnya di batas interaksi konvergen. Pada batas interaksi konvergen (tipe

himalaya, busur vulkanik dan busur kepulauan), gunung-gunung tersebut mampu

meredam guncangan akibat tabrakan antar lempeng. Kemampuan ini muncul

karena gunung memiliki massa dan ketebalan yang sangat besar. Kemampuan

gunung tersebut lebih dibutuhkan lagi di daerah busur vulkanik dan kepulauan

seperti Indonesia. Sebagaimana telah disinggung di atas, lempeng yang menunjam

Arief Hidayat (Geologi UNSOED)Terbentuknya Pegunungan Akibat Tumbukan Lempeng Konvergen 6

pada kedua tipe tersebut umumnya tipis. Karena tipis, selain lebih mudah meleleh,

lempeng juga lebih mudah patah pada kedalaman dangkal. Akibatnya, Di daerah-

daerah tersebut, pusat-pusat gempa umumnya dangkal (kedalaman <33 km)

sehingga energi guncangannya relatif besar dan sangat membahayakan kehidupan

manusia.

Oleh karena itu, daerah pegunungan (apalagi di daerah kepulauan seperti

Indonesia) adalah daerah yang berbahaya untuk dijadikan permukiman. Tempat

yang relatif aman adalah daerah di balik gunung, yang jauh dari zona interaksi

antar lempeng. Meskipun terjadi guncangan, kekuatannya sudah jauh berkurang

karena teredam oleh oleh gunung tersebut. Di luar batas lempeng konvergen,

gunung api sebenarnya juga muncul di sejumlah lokasi lain. Lokasi-lokasi

tersebut tidak terletak di batas lempeng manapun, malahan berada di tengah-

tengah lempeng.

Arief Hidayat (Geologi UNSOED)Terbentuknya Pegunungan Akibat Tumbukan Lempeng Konvergen 7