terapi modalitas fix

Upload: rafita-octavia

Post on 11-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

b

TRANSCRIPT

BAB IDASAR PEMILIHAN TERAPIA. PengkajianMenurut Carpenito dan Moyet (2007) pengkajiabn merupakan tahap pengumpulan data tentang individu, keluarga, dan kelompok yang sistematis. Pengkajian yang dilakukan untuk mengetahui status kesehatan, ketidakmampuan fungsional, kekuatan, keterbatasan, ketidak mampuan koping terhadap stres, dan juga harapan. Pengumpulan data dapat di lakukan dengan metode wawancara, observasi sistematis, pengkajian fisik, data laboratorium dan diagnostik (Haryanto, 2007). Pengkajian yang dilakukan pada 62 lansia mandiri di PSTW Budi Mulya 4, dengan menggunakan metode wawancara, observasi dan pengkajian fisik. data yang diperoleh mengenai masalah yang banyak dialami oleh lansia mandiri tersebut yaitu diantaranya masalah alam perasaan, hipertensi, penyakit kulit, dan masalah psikososial. hasil keseluruhan persentasi lansia mandiri yang kami peroleh yaitu sebagian besar mengalami kejenuhan yaitu 35,5% , 30,6% hipertensi, 21% masalah dengan kulit, dan 14,5% masalah psikososial. Persentasi yang didapatkan paling banyak yaitu lansia yang mengalami gangguan alam perasaan yaitu kejenuhan, dibandingkan dengan masalah lain.Data mengenai masalah alam perasaan diperoleh dengan metode wawancara dengan menggunakan pertanyaan terbuka. Masalah alam perasaan pada lansia mandiri terkait dengan perasaan jenuh terhadap aktifitas kesehariannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indosesia 2010-2011jenuh merupakan seseorang yang sudah merasa bosan dengan pekerjaan atau kegiatan yang selalu sama. Sebagian besar lansia mengalami kejenuhan di PSTW akibat aktifitas yang monoton setiap hari. banyaknya lansia yang mengalami kejenuhan maka perlu dilakukan terapi aktifitas kelompok untuk meminimalkan perasaan jenuh yang dialami oleh lansia mandiri tersebut.

B. Jenis Terapi yang akan di berikan1. Jenis terapi Jenis terapi yang akan dilakukan pada lansia yang mengalami kejenuhan adalah jenis terapi okupasi2. Tujuan Terapi okupasi bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan produktivitas dengan membuat atau menghasilkan karya dari bahan yang telah disediakan (Maryam, 2008).3. Manfaat Terapi okupasi yang akan dilakukan yaitu dengan aktifitas yang merangsang kreatifitas lansia, adapun kreatifitas yang akan dilakukan yaitu kerajinan tangan dengan menggunakan stiks kayu. Diharapkan dengan aktifitas ini dapat bermanfaat bagi lansia untuk mengurangi kejenuhannya.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Terapi Modalitas1. PengertianTerapi modalitas adalah Kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi lansia.2. Tujuana. Mengisi waktu luang bagi lansiab. Meningkatkan kesehatan lansiac. Meningkatkan produktifitas lansiad. Meningkatkan interaksi sosial antar lansia3. Jenis Kegiatan a. PsikodramaBertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilih sesuai dengan masalah lansia.b. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)Terdiri atas 7-10 orang. Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi, bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk terlaksananya terapi ini dibutuhkanLeader, Co-Leader,danfasilitator. Misalnya: cerdas cermat, tebak gambar, dan lain-lain.c. Terapi MusikBertujuan untuk mengibur para lansia seningga meningkatkan gairah hidup dan dapat mengenang masa lalu. Misalnya : lagu-lagu kroncong, musik dengan gamelan.d. Terapi BerkebunBertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan waktu luang. Misalnya: penanaman kangkung, bayam, lombok, dan sebagainya.

e. Terapi dengan BinatangBertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi hari-hari sepinya dengan bermain bersama binatang. Misalnya : mempunyai peliharaan kucing, ayam, dan lain-lain.f. Terapi KognitifBertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti menggadakan cerdas cermat, mengisi TTS, tebak-tebakan, puzzle, dan lain-lain.g. Life Review TerapiBertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan menceritakan pengalaman hidupnya. Misalnya : bercerita di masa mudanya.h. RekreasiBertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa bosan, dan melihat pemandangan. Misalnya : mengikuti senam lansia, posyandu lansia, bersepeda, rekreasi ke kebun raya bersama keluarga, mengunjungi saudara, dll.i. Terapi KeagamaanBertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian, dan meningkatkan rasa nyaman. Seperti menggadakan pengajian, kebaktian, sholat berjamaah, dan lain-lain.j. Terapi KeluargaTerapi keluarga adalah terapi yang diberikan kepada seluruh anggota keluarga sebagai unit penanganan (treatment unit). Tujuan terapi keluarga adalah agar keluarga mampu melaksanakan fungsinya. Untuk itu sasaran utama terapi jenis ini adalah keluarga yang mengalami disfungsi; tidak bisa melaksanakan fungsi-fungsi yang dituntut oleh anggotanya.k. Terapi Okupasi1) PengertianTerapi okupasi merupakan salah satu bentuk psikoterapi suportif yang penting dilakukan untuk meningkatkan kesembuhan pasien. Terapi okupasi (Occupational terapy) merupakan suatu ilmu dan seni dalam mengarahkan partisipasi seseorang untu melaksanakan suatu tugas tertentu yang telah ditentukan dengan maksud untuk memperbaiki, memperkuat, meningkatkan kemampuan dan mempermudah belajar keahlian atau fungsi yang dibutuhkan dalam tahap penyesuaian diri dengan lingkungan. Juga untuk meningkatkan derajat kesehatan. Terapi okupasi adalah prosedur rehabilitasi yang di dalam aturan medis menggunakan aktivitas-aktivitas yang membangkitkan kemandirian secara manual, kreatif, rekreasional, edukasional, dan sosial serta industrial untuk memperoleh keuntungan yang diharapkan atas fungsi fisik dan respon-respon mental pasien.2) Indikasi Terapi OkupasiIndikasi untuk terapi okupasi adalah sebagai berikut: Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mengintegrasikan perkembangan psikososialnya. Kelainan tingkah laku yang terlibat dalam kesulitannya berkomunikasi dengan orang lain. Tingkah laku yang tidak wajar dalam mengekspresikan perasaan atau kebutuhan yang primitif. Ketidakmampuan menginterpretasikan rangsangan sehingga reaksi terhadap rangsangan tersebut tidak wajar. Terhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau seseorang yang mengalami kemunduran. Seseorang yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya melalui aktivitas daripada percakapan. Seseorang yang merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara mempraktekannya daripada membayangkannya. Seseorang yang cacat tubuh yang mengalami gangguan dalam kepribadiannya.

3) Fungsi Terapi OkupasiFungsi terapi okupasi adalah sebagai berikut: Sebagai perlakuan psikiatri yang spesifik untuk membangun kesempatan-kesempatan demi hubungan yang lebih memuaskan, membantu pelepasan, atau sublimasi dorongan (drive) emosional, sebagai suatu alat diagnostik. Terapi khusus untuk mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi gerakan. Mengajarkan aktivitas kehidupan sehari-hari seperti makan, berpakaian, belajar menggunakan fasilitas umum (telepon, televisi, dan lain-lain), baik dengan maupun tanpa alat bantu, mandi yang bersih, dan lain-lain. Membantu pasien untuk menyesuaikan diri dengan pekerjaan rutin di rumahnya dan memberi saran penyederhanaan (siplifikasi) ruangan maupun letak alat-alat kebutuhan sehari-hari. Meningkatkan toleransi kerja, memelihara, dan meningkatkan kemampuan yang masih ada. Eksplorasi prevokasional untuk memastikan kemampuan fisik dan mental pasien, penyesuaian sosial, dan ketertarikan, kebiasaan-kebiasaan kerja, keterampilan, dan potensial untuk dipekerjakan. Sebagai suatu ukuran suportif dalam membantu pasien untuk menerima suatu periode kesembuhan atau masuk rumah sakit dalam jangka waktu yang lama. Mengarahkan minat dan hobi agar dapat digunakan.4) Jenis Terapi OkupasiOkupasi terapi bergerak pada tiga area, atau yang biasa disebut dengan occupational performance yaitu, activity of daily living (perawatan diri), productivity (kerja), dan leisure (pemanfaatan waktu luang). Bagaimanapun setiap individu yang hidup memerlukan ketiga komponen tersebut. Individuindividu tersebut perlu melakukan perawatan diri seperti aktivitas makan, mandi, berpakaian, berhias, dan sebagainya tanpa memerlukan bantuan dari orang lain. Individu juga perlu bekerja untuk bisa mempertahankan hidup dan mendapat kepuasan atau makna dalam hidupnya. Selain itu, penting juga dalam kegiatan refresing, penyaluran hobi, dan pemanfaatan waktu luang untuk melakukan aktivitas yang bermanfaat disela-sela kepenatan bekerja. Semua itu terangkum dalam terapi okupasi yang bertujuan mengembalikan fungsi individu agar menemukan kembali makna atau arti hidup meski telah mengalami gangguan fisik atau mental. Jenis terapi okupasi yaitu: Aktivitas Sehari-hari (Activity of Daily Living)Aktivitas yang dituju untuk merawat diri yang juga disebut Basic Activities of Daily Living atau Personal Activities of Daily Living terdiri dari: kebutuhan dasar fisik (makan, cara makan, kemampuan berpindah, merawat benda pribadi, tidur, buang air besar, mandi, dan menjaga kebersihan pribadi) dan fungsi kelangsungan hidup (memasak, berpakaian, berbelanja, dan menjaga lingkungan hidup seseorang agar tetap sehat) PekerjaanKerja adalah kegiatan produktif, baik dibayar atau tidak dibayar. Pekerjaan di mana seseorang menghabiskan sebagian besar waktunya biasanya menjadi bagian penting dari identitas pribadi dan peran sosial, memberinya posisinya dalam masyarakat, dan rasa nilai sendiri sebagai anggota yang ikut berperan. Pekerjaan yang berbeda diberi nilai-nilai sosial yang berbeda pada masyarakat. Termasuk aktivitas yang diperlukan untuk dilibatkan pada pekerjaan yang menguntungkan/menghasilkan atau aktivitas sukarela seperti minat pekerjaan, mencari pekerjaan dan kemahiran, tampilan pekerjaan, persiapan pengunduran dan penyesuaian, partisipasi sukarela, relawan sukarela. Pekerjaan secara individu memiliki banyak fungsi yaitu pekerjaan memberikan orang peran utama dalam masyarakat dan posisi sosial, pekerjaan sebagai sarana dari mata pencaharian, memberikan struktur untuk pembagian waktu untuk kegiatan lain yang dapat direncanakan, dapat memberikan rasa tujuan hidup dan nilai hidup, dapat menjadi bagian penting dari identitas pribadi seseorang dan sumber harga diri, dapat menjadi forum untuk bertemu orang-orang dan membangun hubungan, dan dapat menjadi suatu kepentingan dan sumber kepuasan. Waktu LuangAktivitas mengisi waktu luang adalah aktivitas yang dilakukan pada waktu luang yang bermotivasi dan memberikan kegembiraan, hiburan, serta mengalihkan perhatian pasien. Aktivitas tidak wajib yang pada hakekatnya kebebasan beraktivitas. Adapun jenis-jenis aktivitas waktu luang seperti menjelajah waktu luang (mengidentifikasi minat, keterampilan, kesempatan, dan aktivitas waktu luang yang sesuai) dan partisipasi waktu luang (merencanakan dan berpatisipasi dalam aktivitas waktu luang yang sesuai, mengatur keseimbangan waktu luang dengan kegiatan yang lainnya, dan memperoleh, memakai, dan mengatur peralatan dan barang yang sesuai).5) Tahapan Terapi OkupasiAdapun tahapan terapi okupasi, antara lain: Tahap EvaluasiTahap evaluasi sangat menentukan bagi tahap-tahap berikutnya. Pada tahap awal ini mulai dibentuk hubungan kerjasama antara terapis dan pasien, yang kemudian akan dilanjutkan selama tahap terapi okupasi. Tahap ini juga disebut tahapan kognitif yang memfokuskan kemampuan pekerjaan yang berorientasi pada keterampilan kognitif. Tahap evaluasi dibagi menjadi 2 langkah. Langkah pertama adalah profil pekerjaan (occupational profile) dimana terapis mengumpulkan informasi mengenai riwayat dan pengalaman pekerjaan pasien, pola hidup sehari-hari, minat, dan kebutuhannya. Dengan pendekatan clientcentered, informasi tersebut dikumpulkan untuk dapat memahami apa yang penting dan sangat bermakna bagi pasien saat ini, apa yang ingin dan perlu dilakukannya, serta mengidentifikasi pengalaman dan minat sebelumnya yang mungkin akan membantu memahami persoalan dan masalah yang ada saat ini.

Langkah kedua adalah analisa tampilan pekerjaan (analysis of occupational performance). Tampilan pekerjaan yang dimaksud adalah kemampuan untuk melaksanakan aktivitas dalam kehidupan keseharian, yang meliputi aktivitas dasar hidup sehari-hari, pendidikan, bekerja, bermain, mengisi waktu luang, dan partisipasi sosial. Hal yang juga diperhatikan pada tahap awal atau kognitif ini adalah membangkitkan ide saat waktu luang pasien, mempelajari berapa banyak kemungkinan atau waktu yang dihabiskan, membandingkan beberapa kegiatan yang menyenangkan dibanding bekerja, mengatur waktu untuk hal yang menyenangkan (kebutuhan, pilihan, hambatan, dan minat), dan mengatur waktu diri sendiri. Keterampilan dasar yang diharapkan mendapatkan keterampilan, memproses keterampilan, menyalurkan keterampilan, dan ketegasan pasien. Tahap IntervensiTahap intervensi yang terbagi dalam 3 langkah, yaitu rencana intervensi, implementasi intervensi, dan peninjauan (review) intervensi. Rencana intervensi adalah sebuah rencana yang dibangun berdasar pada hasil tahap evaluasi dan menggambarkan pendekatan terapi okupasi serta jenis intervensi yang terpilih, guna mencapai target hasil akhir yang ditentukan oleh pasien. Rencana intervensi ini dibangun secara bersama-sama dengan pasien (termasuk pada beberapa kasus bisa bersama keluarga atau orang lain yang berpengaruh), dan berdasarkan tujuan serta prioritas pasien.Rencana intervensi yang telah tersusun kemudian dilaksanakan sebagai implementasi intervensi yang mana diartikan sebagai tahap keterampilan dalam mempengaruhi perubahan tampilan pekerjaan pasien, membimbing mengerjakan pekerjaan atau aktivitas untuk mendukung partisipasi. Langkah ini adalah tahap bersama antara pasien, ahli, dan asisten terapi okupasi. Implementasi intervensi terapi okupasi dapat dilakukan baik secara individual maupun berkelompok, tergantung dari keadaan pasien, tujuan terapi, dan lain-lain.

Metode individual bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan sekaligus untuk evaluasi pasien, pada pasien yang belum dapat atau mampu untuk berinteraksi dengan cukup baik didalam suatu kelompok sehingga dianggap akan mengganggu kelancaran suatu kelompok, dan pasien yang sedang menjalani latihan kerja dengan tujuan agar terapis dapat mengevaluasi pasien lebih efektif. Sedangkan metode kelompok dilakukan untuk pasien lama atas dasar seleksi dengan masalah atau hampir bersamaan, atau dalam melakukan suatu aktivitas untuk tujuan tertentu bagi beberapa pasien sekaligus. Sebelum memulai suatu kegiatan baik secara individual maupun kelompok maka terapis harus mempersiapkan terlebih dahulu segala sesuatunya yang menyangkut pelaksanaan kegiatan tersebut. Pasien juga perlu dipersiapkan dengan cara memperkenalkan kegiatan dan menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga dia atau mereka lebih mengerti dan berusaha untuk ikut aktif.

Jumlah anggota dalam suatu kelompok disesuaikan dengan jenis aktivitas yang akan dilakukan dan kemampuan terapis mengawasi. Sedangkan peninjauan intervensi diartikan sebagai suatu tahap berkelanjutan untuk mengevaluasi dan meninjau kembali rencana intervensi sebelumnya, efektivitas pelaksanaannya, sejauh mana perkembangan yang telah dicapai untuk menuju target hasil akhir. Bilamana dibutuhkan, pada langkah ini dapat dilakukan perubahan terhadap rencana intervensi. Tahap Hasil AkhirTahap terakhir pada terapi okupasi adalah hasil akhir (outcome). Hasil akhir disini diartikan sebagai dimensi penting dari kesehatan yang berhubungan dengan intervensi, termasuk kemampuan untuk berfungsi, persepsi kesehatan, dan kepuasaan dengan penuh perhatian. Pada tahap ini ditentukan apakah sudah berhasil mencapai target hasil akhir yang diinginkan atau tidak. Jadi hasil akhir dalam bentuk tampilan okupasi, kepuasaan pasien, kompetensi aturan, adaptasi, pencegahan, dan kualitas hidup.

6) Tahapan Terapi Okupasi KelompokSetiap akan melakukan terapi okupasi kelompok harus direncanakan dahulu. Terapis melakukan kontrak kepada kelompok. Terapis dan kelompok mempertimbangkan tempat, lokasi yang kondusif, alat, dan bahan yang harus disiapkan. Adapun tahapan aktivitas terapi okupasi kelompok, yaitu: OrientasiOrientasi sangat membantu pasien untuk mengikuti kelompok terapi. Tujuan orientasi adalah meyakinkan bahwa pasien mempunyai orientasi yang baik tentang orang, tempat, dan waktu. Orientasi memerlukan waktu kurang lebih 5 menit. Aktivitas yang dilakukan selama tahapan orientasi adalah terapis melakukan orientasi kegiatan yang akan dilakukan oleh kelompok terapi. Tahap Pendahuluan (Introduction)Tahap pendahuluan adalah tahap perkenalan baik dari terapis maupun pasien. Terapis memperkenalkan diri baru kemudian masing-masing pasien menyebutkan nama dan alamatnya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan melemparkan balon yaitu pasien harus menyebutkan nama apabila mendapatkan bola yang telah dilempar. Setiap kali seorang pasien selesai memperkenalkan diri, terapis mengajak semua pasien untuk bertepuk tangan. Tahap pendahuluan memerlukan waktu 5-10 menit. Tahap pemanasan (Warm-up activities)Setelah melakukan proses memperkenalkan diri, terapis mengajak pasien untuk aktivitas pemanasan (warm-up activities). Tahap ini memerlukan waktu 5-10 menit. Aktivitas yang digunakan adalah latihan fisik sederhana (simple physical exercise). Tujuannya adalah meningkatkan perhatian dan minat pasien melalui gerakan dasar tubuh dan agar pasien mampu mengikuti aturan atau instruksi sederhana seperti berputar, turunkan tangan, dan lain-lain. Tahap aktivitas terpilih (selected activities)Tahap ini memerlukan waktu 10-20 menit. Mempertimbangkan kebutuhan kognitif, motorik, dan interaksi yang akan dikembangkan. Biasanya aktivitas yang dipilih adalah aktivitas dengan aturan sederhana dan aktivitas yang dilakukan sebaiknya disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Terapis memberikan pujian setiap kali pasien selesai melakukan terapi okupasi dengan baik dan mengajak anggota kelompok bertepuk tangan. Tahap TerminasiTahap ini menandakan bahwa terapi okupasi akan berakhir. Terapis dan pasien mengumpulkan material (alat-bahan) bersama-sama dan mengadakan diskusi kecil tentang jalannya proses terapi okupasi.

BAB IIIPERENCANAAN TERAPI MODALITAS

Pokok Bahasan: Kerajinan TanganSub pokok bahasan : Membuat kerajinan tang dari stik kayuHari/tanggal: Senin/13 Januari 2014Jam: 10.00 11.00 WIBTempat: Ruang bidang sosialSasaran: Lansia dengan keluhan kejenuhanA. Tujuan Instruksional UmumSetelah mengikuti terapi modalitas dengan membuat kerajianan tangan diharapkan lansia berkurang/hilang rasa jenuhnyaB. Tujuan Instruksional KhususSetelah mengikuti terapi modalitas dengan membuat kerajianan tangan diharapkan lansia dapat: 1. Mengatakan rasa jenuhnya berkurang/hilang2. Membuat kerajinan tangan3. Berinteraksi dengan lansia lainC. Peserta 1. Karakteristik pesertaa. Lansia dengan keluhan rasa jenuhb. Lanisa yang tenang, kooperatif, dan mudah diajak berinteraksic. Lansia yang bersedia mengikuti kegiatan terapi modalitasd. Lansia mudah mendengarkan dan mempraktekan e. Lansia yang tidak dalam kondisi sakit

2. Proses seleksi pesertaa. Melakukan wawancara dengan lansia tentang rasa jenuh yang dialami di setiap ruanganb. Memilih lansia dengan keluhan rasa jenuhc. Mengobservasi lansia yang masih mampu beraktivitasd. Membuat kontrak dengan lansia yang bersedia mengikuti kegiatan terapi modalitas 3. Jumlah peserta a. Perawat: 6 orangb. Pasien: 12 orangD. Pengorganisasian1. Waktu: 10.00 s.d 11.00 WIBHari: SeninTanggal: 13 Januari 2014Tempat: Ruang bidang sosial2. Struktur organisasi dan tugasa. Leader: Nur QomariahTugas:1) Memimpin jalannya terapi modalitas2) Merencanakan, mengontrol,dan mengatur jalannya kegiatan3) Membuka kegiatan4) Memimpin kegiatan5) Menutup kegiatan

b. Co Leader : Rafita OctaviaTugas:1) Mendampingi leader 2) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas lansia3) Mengambil alih posisi leader jika menyimpang4) Bersama leader menjadi contoh kerja sama yang baik5) Membantu leader mengorganisir lansiac. Fasilitator:

b.

c. Humairad. Ike Yuliantie. Siti NamiraTugas:1) Memfasilitasi lansia yang kurang aktif2) Berperan sebagai role model bagi lansia selama kegiatan berlangsung3) Mempertahankan kehadiran pesertad. Observer : Sumiyati AstutiTugas:1) Mengobservasi proses/jalannya kegiatan2) Mencatat serta mengamati respon lansiaE. Metode1. Demonstrasi2. LatihanF. Media 1. Kursi2. Meja3. Stik kayu4. Lem5. Kain flanel6. PitaG. Pengaturan Tempat

MEJA

Keterangan:Leader :Co leader:Peserta:Fasilitator:Observer:

BAB IVTINDAKAN DAN EVALUASI SERTA REKOMENDASIA. Tindakan1. Persiapana. Perawat mempersiapkan alat dan tempat b. Perawat membuat kontrak dengan klien2. Pembukaan a. Salam terapeutikb. Evaluasi validasi1) Perawat menanyakan perasaan lansia2) Perkenalan diri perawat kepada lansia lalu sebaliknya3) Perawat menanyakan pengalaman lansia dalam melakukan kegiatan kelompokc. Kontrak1) Perawat menjelaskan tujuan dan manfaat kegiatan2) Perawat menjelaskan aturan kegiatan3) Lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir4) Jika Lansia ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin pada perawat5) Waktu kegiatan 60 menit3. Fase Kerjaa. Leader dan co leader membagi kelompok lansia menjadi tiga kelompokb. Fasilitator mendampingi lansia saat membagi kelompokc. Fasilitator membagikan alat kerajinan tangan pada setiap kelompokd. Leader dan co leader menjelaskan alat-alat kerajinan tangane. Leader dan co leader menjelaskan langkah-langkah membuat kerajinan tangan f. Leader dan co leader mendemonstrasikan langkah-langkah membuat kerajinan tangang. Fasilitator membantu lansia membuat kerajinan tanganh. Observer mengamati jalannya kegiatani. Leader, co leader, dan fasilitor memberikan pujian

B. Evaluasi1. Perawat menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti kegiatan2. Perawat meminta lansia menunjukkan hasil kelompok kerajinan tangan yang sudah dilakukan3. Perawat memberi pujian atas keberhasilan kelompok

C. Rekomendasi1. Bagi lansiaPerawat menganjurkan lansia untuk melakukan aktivitas yang disukai untuk mengisi waktu luang2. Bagi Pantia. Panti diharapkan dapat memberikan kegiatan kepada lansia secara rutin untuk mengisi waktu luangnyab. Menyediakan sarana dan prasarana bagi lansia 3. Bagi

BAB VDAFTAR PUSTAKAHaryanto. Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaan Konsep. Jakarta:Salemba Medika, 2007KBBI 2010-2011. Pusat bahasa kemdiknas.Martono, Hadi dan Kris Pranarka.2010.Buku Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut).Edisi IV.Jakarta : Balai Penerbit FKUIMubarak, Wahid Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi.Jakarta : Salemba MedikaMaryam, R.Siti.2008.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Jakarta : Salemba MedikaPudjiastuti, Sri Surini dan Budi Utomo.2003.Fisioterapi Pada Lansia.Jakarta : EGCStockslager, Jaime L.2007.Buku Saku Asuhan Keparawatan Geriatrik.Edisi II.Jakarta : EGCWatson, Roger.2003.Perawatan Pada Lansia.Jakarta : EGC