terapi modalitas 3.pptx
TRANSCRIPT
Terapi Modalitas 3
Terapi Modalitas 3
Chairul Huda Al Husna
Tingkatan praktik keperawatan keluarga
Family as context (LEVEL I)
Fokus pada kesehatan individu
Keluarga sbg background dr anggotanya
Kelg sbg support system/stressor terbesar bagi anggotanya
Individu/anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi
Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan
2. Kelg sbg kelompok (LEVEL II)
Kelg didefinisikan sbg kelp atau keseluruhan dari anggota kelg
Keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya
Masalah Kesehatan/ Keperawatan Yang Sama Dari Masing-masing Anggota Akan Diintervensi Bersamaan.
Masing-masing anggota keluarga dilihat sebagai unit yang terpisah
3. Family as a system (LEVEL III)
Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub sistem dalam keluarga.
Anggota-anggota keluarga dipandang sebagai unit yang berinteraksi
Fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak; hubungan perkawinan; dll
4. Family as component of society (LEVEL IV)
Seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus utama dari pengkajian dan perawatan.
Keluarga menjadi fokus dan individu sebagai latar belakang.
Keluarga dipandang sebagai interaksional sistem
Fokus intervensi: dinamika internal keluarga; hubungan dalam keluarga; struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub sistem keluarga dengan lingkungan luar.
Proses Keperawatan Keluarga
Proses adl suatu aksi gerakan yg dilakukan dg sengaja Dan sadar dr titik ke titik yg lain menuju pencapaian tujuan.
Mrpk proses pemecahan masalah yg sistematis yg digunakan pd saat melakukan askep individu,keluarga,kelompok Dan komunitas.
-
Intervensi : Implementasikan
renc pengerahan sumber-sumber
Identifikasi masalah -masalah
Keluarga Dan individu
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi keperawatan
Rencana Keperawatan :
Sun Tujuan,identifikasi sumber-sumber,
Definisikan pendekatan alternatif, pilih
intervensi kep,sun prioritas
Pengkjian thd Keluarga :
Mengidentifikasi data sosial budaya,
data lingk,struktur Dan fungsi
Pengkajian angt klg scr individual :
Mental,fisik,emosional,sosial Dan
spiritual.
PROSES KEP KLG
Latar Belakang
Ruth B Freeman (1981), keluarga dikatakan sebagai unit pelayanan yang dirawat. keluarga merupakan suatu kelompok yang dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya.
masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan sehingga apabila salah satu anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya, serta keluarga tetap dan selalu berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya
Adapun tujuan dari praktek keperawatan pada keluarga adalah untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
Oleh karena itu, untuk dapat tercapainya tujuan praktek keperawatan keluarga secara optimal dan berkualitas, maka perlu mengembangkan ilmu dan praktek keperawatan salah satunya melalui penerapan model konseptual self care.
Fokus utama dari model konseptual self care ini adalah meningkatkan kemampuan seseorang atau keluarga untuk dapat merawat dirinya atau anggota keluarganya secara mandiri sehingga tercapai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya.
Konsep self care ini juga merupakan suatu landasan bagi perawat dalam memandirikan keluarga/keluarga sesuai tingkat ketergantungannya bukan menempatkan keluarga atau keluarga dalam posisi dependent. Karena menurut Orem, self care itu bukan proses intuisi, tetapi merupakan suatu perilaku yang dapat dipelajari melalui proses belajar.
Tujuan khusus keperawatan kesehatan keluarga adalah:
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
4. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
5. Meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya
Karakteristik yang perlu diperhatikan oleh perawat, diantaranya adalah:
Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah kesehatan para anggotanya.
Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari berbagai segi: pola komunikasi, pengambilan keputusan, sikap dan nilai-nilai dalam keluarga, kebudayaan dan gaya hidup.
Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah pedesaan.
Kemandirian dari tiap-tiap keluarga.
Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktifitas dan kemandirian keluarga, sehingga apabila produktifitas dan kemandirian keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga akan meningkat pula
Menurut Orem fungsi utama keluarga adalah:
sosialisasi pada seluruh anggota keluarga agar dapat mandiri (self care) dan dependent care agents
pemenuhan therapeutic self care demand pada individu anggota keluarga dan strategi perkembangan untuk memenuhi kebutuhan:
menyadari perubahan-perubahan dalam individu-individu dan lingkungan
pengetahuan terhadap dampak dari kondisi perubahan status kesehatan pada anggota keluarga.
Pengetahuan cara memenuhi therapeutic self care demand pada anggota keluarga dan ketrampilan serta motivasi untuk memenuhinya.
Kesadaran terhadap dampak kondisi peran dan hubungan anggota keluarga dalam therapeutic self care demand dan kemampuan self care pada masing-masing individu anggota keluarga.
memiliki upaya untuk mengontrol dan mengatur sumber-sumber kebutuhan untuk memenuhi therapeutic self care demand dan kebutuhan perawatan kesehatan pada setiap anggota keluarga.
mengintegrasikan aspek-aspek dari self care dan dependent care dalam perencanaan yang memuaskan pada kehidupan dan perkembangan keluarga.
4 intervensi utama perawat kelg: pencegahan primer, sekunder, tersier, direct care.
Primer pro aktif mencegah stresor, mempermudah mendapatkan fasilitas kesehatan
Sekunder screening, vaksinasi pencegahan/deteksi awal timbulnya penyakit
Tersier rehabilitasi
Direct care bekerja sama dgn keluarga untuk menyembuhkan
Aplikasi
Hipertensi
Pendahuluan
Hipertensi masih menjadi masalah oleh karena:
Meningkatnya prevalensi hipertensi
Masih banyak pasien hipertensi yg belum mendapat pengobatan dan walaupun sudah mendapat pengobatan belum mencapai target
Adanya penyakit penyerta dan komplikasi hipertensi yg dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas
22
Epidemiologi
Meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien hipertensi juga bertambah
Lebih dari separuh orang berusia > 65 th menderita hipertensi
Pengendalian tekanan darah penderita hipertensi hanya mencapai 34 % dari seluruh penderita hipertensi
23
Definisi
Hipertensi yg tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Beberapa penulis memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakan dengan hipertensi sekunder (diketahui penyebabnya)
24
Klasifikasi Tekanan DarahMenurut JNC 7 (The Join National Commite)
Tekanan Darah TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal < 120 dan < 80
Prehipertensi 120 - 139 atau 80 89
Hipertensi derajat 1 140 - 159 atau 90 99
Hipertensi derajat 2 160 atau 100
25
Faktor-faktor utama yg mempengaruhi Tekanan darah
Patogenesis
Hipertensi esensial adalah penyakit multi faktorial yg timbul terutama karena interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu.
Faktor resiko yg mendorong kenaikan tekanan darah.
Faktor resiko: diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas,merokok, genetis
Sistem saraf simpatis: tonus simpatis, variasi diurnal
Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokontriksi (endotel dan otot polos pemb darah)
Otokrin setempat yg mempengaruhi sistem Renin, Angiotensin, dan Aldosteron
28
Kerusakan Organ Target
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung (melalui auto antibodi)
Kerusakan organ-organ target yg umum ditemui:
1. Jantung: hipertrofi ventrikel kiri, infark
miokard atau angina, gagal jantung
2. Otak: Stroke, TIA (transient ischemic
attack)
3. Penyakit ginjal kronik
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
29
Adanya kerusakan organ target akan memperburuk prognosis
Tingginya morbiditas dan mortalitas terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskuler
30
Faktor-faktor resiko penyakit kardiovaskuler:
Hipertensi
Merokok
Obesitas
Kurangnya aktifitas fisik
Dislipidemia: (kolesterol, LDL, trigliserid) tinggi dan HDL rendah
Diabetes Mellitus
Mikroalbuminuria atau LFG < 60 ml/mt
Umur (Laki-laki > 55 th, dan perempuan 65 th)
Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskuler prematur (laki-laki < 55 th dan perempuan < 65 th)
31
Evaluasi Hipertensi
Tujuan:
Menilai pola hidup dan identifikasi faktor- faktor resiko kardiovaskuler lainnya atau menilai adanya penyakit penyerta yg mempengaruhi prognosis dan menentukan pengobatan
Mencari penyebab kenaikan tekanan darah
Menentukan ada tidaknya kerusakan target organ dan penyakit kardiovaskuler
32
Evaluasi dengan melakukan anamnesis tentang keluhan pasien, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Kebanyakan pasien tidak ada keluhan. Pada hipertensi berat mengeluh: sakit kepala, epistaksis, mata kabur.
33
Pengobatan
Tujuan:
Target tekanan darah: < 140/90 mmHg, dan untuk pasien beresiko tinggi (DM, Penyakit ginjal proteinuri) < 130/80 mmHg
Penurunan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler
Menghambat laju penyakit ginjal proteinuri
Pengobatan terhadap faktor resiko atau kondisi penyerta lainnya
34
Cara pengobatan Non farmakologis:
Menghentikan merokok
Menurunkan BB berlebih
Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
Latihan fisik
Menurunkan asupan garam
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur
Menurunkan asupan lemak
35
Mengurangi/membatasi makanan :
Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin).
Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape.
Hipertensi sekunder
Hipertensi pada penyakit ginjal
Hipertensi renovaskuler
Hiperaldosteronisme Primer
Feokromositoma
AROMATERAPI
Aromaterapi adalah teknik perawatan dengan menggunakan aroma dari tetumbuhan yang merangsang efek unik melalui proses di dalam otak. Melalui indra penciuman, aroma yang terhirup akan mempengaruhi suasana hati emosi manusia.
Aromaterapi sendiri terdiri dari dua arti : aroma yang berarti bebauan yang harum, sedangkan terapi bermakna perawatan. Jadi secara kesatuan, aromaterapi berarti perawatan diri dengan menggunakan minyak esensial atau minyak atsiri yang berbau harum dan wangi.
AROMATERAPI
Menggunakan minyak essensial (essential oil) yang didapat dari cairan sulingan berbagai bunga, akar, getah, buah, daun, dan rempah-rempah yang memiliki khasiat
Meskipun aroma memiliki peranan kuat dalam terapi tapi zat kimia yg terakandung juga memiliki khasiat dapat ditingkatkan dengan cara pemberiaan terutama massage
Beberapa bahan Aromaterapi
Cendana
Lemon
Jasmine
Mawar
Green tea
Lavender
Pine
Cara penggunaan
Inhalasi
Pijat
Kompres
Berendam
Mekanisme Kerja
Aromaterapi bau masuk rongga hidung ditangkap syaraf olfaktori epitelium pusat penciuman sistem limbik hipotalamus mempengaruhi emosi rileks
Penghirupan masuk paru-paru molekul aromatik diserap sistem sirkulasi diserap tubuh relaksasi sel-sel dan otot-otot
Beberapa penelitian tentang Aromaterapi
Pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap pemenuhan kebutuhan tidur (Mariyati, 2009)
Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender (Lavandula Angustifolia) terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Lansia (Wulansari, 2010)
Pengaruh Pemberian Aroma Terapi Lemon (Citrus Lemon) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia (Yuwono, 2011)
Pengaruh pemberian musik terhadap penurunan tekanan darah pada lansia (Anonim, 2008)
Pengaruh terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah (Fikri, 2010)
Pengaruh masase kaki dengan minyak esensial lavender terhadap penurunan tekanan darah penderita hipertensi primer usia 45-59 tahun (Ramadhani, 2010)
ROM(Range of Motion)
Tindakan/Latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma
Tujuan : untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat dilakukan aktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien
Ada 2 tipe :
ROM Aktif menggerakkan sendiri
ROM Pasif digerakkan orang lain
Gerakan-gerakan ROM
Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Tangan
Fleksi dan Ekstensi Siku
3. Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah
4. Pronasi Fleksi Bahu
5. Abduksi dan Adduksi Bahu
6. Rotasi Bahu
7. Fleksi dan Ekstensi Jari-jari
8. Infersi dan Efersi Kaki
9. Fleksi dan Ekstensi Pergelangan Kaki
10. Fleksi dan ekstensi lutut
11. Rotasi Pangkal Paha
12. Abduksi dan Adduksi pangkal paha
Terima Kasih
Intinya modalitas utama adalah memberikan ilmu/pendidikan kesehatan kepada keluarga sebagai bekal untuk memandirikan keluarga
Pemberian ilmu/pendidikan kesehatan sesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat pengetahuan keluarga
Silakan mencari terapi modalitas lain disesuaikan dengan kebutuhan keluarga binaan anda