terapi farmakologi obesitas
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Terapi Farmakologi Obesitas
1/4
LEARNING ISSUE 4
PEMICU 1 MBS 1
By: bukhari siregar.187
1
Terapi Farmakologi ObesitasObat anti obesitas umumnya anoreksan atau penekan nafsu makan golongan simpatomimetik
dan pemberiannya sementara. Obat ini dapat menimbulkan toleransi dan lama-lama efek obat
ini akan berkurang. Umumnya obat-obat ini merangsang SSP sehingga akan menyebabkan
adiksi. Obat ini sering bekerja dengan meningkatkan neurotransmitter anoreksigenik seperti
NE, serotonin, dan dopamin.
Obat Antiobesitas3
Obat antiobesitas dapat dibagi menjadi golongan-golongan berikut:
Golongan nonadrenergik: amfetamin (tidak diizinkan), fentermin (meningkatkan pelepasanNE saja), dietilpropion, dan mazindol.
Golongan serotonergik: fenfluramin (meningkatkan pelepasan serotonin danmenginhibisi reuptake-nya) dan fluoksetin.
Campuran noradrenergik dan serotonergik: sibutramin (menginhibisi reuptakeserotonin danNE).
Gastrointestinal lipase inhibitor: orlistat (menginhibisi lipase lambung dan pankreas).Obat-obat antiobesitas yang dapat digunakan dan disetujui oleh FDA hanyalah yang
memenuhiDEA schedule III dan IV.DEA schedule ialah penggolongan obat berdasarkanpotensinya untuk menimbulkan ketergantungan. Semakin rendah nilainya maka semakin
bahaya untuk disalahgunakan.
Orlistat adalah yang paling aman digunakan karena tidak bekerja pada SSP, sedangkan
sibutramin, dietilpropion, dan fentermin termasuk golongan IV yang berarti kemungkinan
penyalahgunaannya lebih rendah. Sibutramin dapat digunakan untuk jangka panjang (lebih
dari 6 bulan) karena kecenderungan penyalahgunaannya lebih kecil dan efek kerjanya akan
hilang setelah 1 tahun.
Berikut ini merupakan obat-obat antiobesitas yang dapat digunakan dan disetujui oleh FDA:
Nama Generik Nama Dagang DEA Schedule Lama
Penggunaan
Disetujui
Orlistat Xenical Tidak ada Jangka panjang 1999
Sibutramin Meridia IV Jangka panjang 1997
Dietilpropion Tenuate IV Jangka pendek 1973
Fentermin Adipex, Ionamin IV Jangka pendek 1973
Fendimetrazin Bontril, Prelu-2 III Jangka pendek 1961
Benzfetamin DIldrex III Jangka pendek 1960
-
7/29/2019 Terapi Farmakologi Obesitas
2/4
LEARNING ISSUE 4
PEMICU 1 MBS 1
By: bukhari siregar.187
2
Sedangkan di bawah ini adalah merk dagang dari masing-masing obat antiobesitas yang
beredar di Indonesia, antara lain:
Sibutramin: ReductilR, RedufastR Orlistat: XenicalR Dietilpropion: ApisateR Fenfluramin: PonderalR Mazindol: TeronacR Fentermin: MiraprontR
Fenilpropanolamin yang digunakan oleh wanita obesitas dalam dosis besar (lebih dari 75 mg
sehari), ternyata menyebabkan peningkatan kejadianstroke. Karena itu, indikasi obat ini
untuk obesitas telah ditarik, dan hanya boleh digunakan dalam dosis maksimal 75 mg sehari
sebagai dekongestan.
Fenfluramin sebagai obat antiobesitas telah ditarik dari peredaran karena diperkirakan
menyebabkan hipertensi pulmonal dan kerusakan katup jantung.
Obat antiobesitas yang diizinkan untuk digunakan di Indonesia ialah campuran golongan
noradrenergik dan golongan serotonergik, yaitu sibutramin; dan golongan gastrointestinal
lipase inhibitor, yaitu orlistat.
Sibutramin4
Pada tahun 1997, FDA mengizinkan dipasarkannya merk obat Meridia yang mengandung
sibutramin di dalamnya. Obat yang memiliki rumus molekul C17H29Cl2NO ini bekerja dengan
cara menghambat reuptake norepinefrin, serotonin, dan dopamin di sistem saraf pusat;
dengan inhibisi yang terjadi pada reuptake norepinefrin dan serotonin 3 kali lebih besar
dibandingkan pada dopamin. Dua molekul metabolit aktif sibutramin (M1 dan M2) juga
merupakan inhibitorreuptake norepinefrin dan serotonin.
Sibutramin menghambat norepinefrin yang akan menimbulkan rasa kenyang dan menekannafsu makan dan mengurangi asupan kalori oleh karena efek anoreksan yang dikandung oleh
obat ini. Selain itu, sibutramin juga meningkatkan pengeluaran energi dan mengurangi
kecepatan metabolisme yang turun terkait penurunan berat badan.
Sibutramin cocok jika diberikan kepada pasien yang memiliki nafsu makan yang sulit
dikendalikan, suka mengemil, sering makan di malam hari, memerlukan penurunan berat
badan dalam waktu singkat untuk alasan medis, memiliki kadar HDL rendah, atau tidak
memiliki kontraindikasi terhadap penggunaan sibutramin (terutama kelainan jantung atau
tekanan darah tinggi).
Farmakokinetik
Obat ini diabsorpsi secara cepat dengan pemakaian secara oral. Waktu yang diperlukansibutramin untuk mencapai kadar puncaknya ialah 1 hingga 2 jam. Metabolisme lintas
pertama terjadi di hati, terutama oleh CYP3A4. Obat ini diekskresi terutama melalui urin.
Makanan dapat mengurangi kadar puncak M1 (27%) dan M2 (32%) dalam darah, dan waktu
untuk mencapai kadar puncak memanjang menjadi 3 jam.
Indikasi
Obat yang digunakan pasien obesitas untuk mengurangi berat badan ini dapat mengurangi
risiko gangguan kesehatan terkait obesitas, dengan catatan hipertensi harus terkontrol.
Sibutramin dianjurkan untuk penderita obesitas dengan IMT lebih dari sama dengan 30
kg/m2, atau dengan IMT 27 dan disertai faktor risiko lain seperti diabetes, hipertensi,
arthritis,sleep apneu, dan dislipidemia.
-
7/29/2019 Terapi Farmakologi Obesitas
3/4
LEARNING ISSUE 4
PEMICU 1 MBS 1
By: bukhari siregar.187
3
Puncak penurunan berat badan terjadi setelah sekitar 6 bulan pemakaian dan berat badan
dapat dipertahankan untuk sekurangnya 1 tahun. Sibutramin dikenal efektif untuk
mempertahankan penurunan berat badan. Karena efek sibutramin berakhir minimal 1 tahun,
maka sibutramin dianjurkan untuk pengobatan obesitas jangka panjang.
DosisDosis awal sebesar 10 mg diberikan 1 kali/ hari dengan atau tanpa makan. Bila penurunan
berat badan tidak signifikan, maka dosis dapat ditingkatkan setelah 4 minggu pemakaian
menjadi total 15 mg 1 kali/hari. Tekanan darah dan frekuensi jantung pasien perlu
dipertimbangkan saat titrasi dosis. Tidak dianjurkan pemakaian dengan dosis di atas 15 mg.
Pada kebanyakan uji klinis, pemberian obat dilakukan pada pagi hari.
Efek samping
Efek samping dari sibutramin antara lain: mulut kering, anoreksia, sakit kepala, konstipasi,
insomnia, peningkatan tekanan darah dan detak jantung, dan aritmia
(memerlukanpengawasanlebih lanjut). Penderita dengan sejarah drug abuseperlu lebih
diperhatikan untuk tanda-tanda gangguan tertentu.
Kontraindikasi
Kontraindikasi dari sibutramin antara lain: hipertensi tidak terkontrol; penderita dengansejarah infark miokard, angina, gagal jantung, aritmia jantung,stroke atau serangan iskemik
selintas (Transient Ischaemic Attack), atau penyakit arteri perifer.
Interaksi Obat
Sibutramin akan berinteraksi jika diberikan bersama dengan obat simpatomimetik, contohnya
dekongestan nasal. Jika diberikan bersama dengan obat serotonergik, contohnya antidepresi
golongan Selective Serotonin Reuptake inhibitors (SSRI), misalnya fluoksetin atau sertalin,dapat mengakibatkanserotonin syndrome yang mungkin fatal, sehingga hal tersebut juga
merupakan kontraindikasi.
Orlistat1
Orlistat merupakan suatu derivat sintetik lipstatin (suatu inhibitor lipase) yang dihasilkan
oleh Streptomyces toxytricini. Lipase gastrointestinal (pankreas dan lambung) penting untuk
absorpsi trigliserida rantai panjang dan memfasilitasi pengosongan lambung.
Orlistat bekerja selektif dalam menghambat lipase gastrointestinal dengan cara menghambatpembentukan asam lemak bebas dari trigliserida makanan, sehingga absorpsi lemak makanan
menurun dan berat badan dapat berkurang. Obat ini sangat sedikit diabsorpsi dan digunakan
dengan makanan yang mengandung lemak agar menunjukkan hasil yang diinginkan.
Penurunan berat badan yang terjadi pada pasien yang mengonsumsi orlistat mungkin
disebabkan karena individu tersebut mengurangi asupan lemak mereka untuk menghindari
efek gastrointestinal parah seperti steatorrhea. Suplemen vitamin (terutama vitamin D) dapat
diberikan jika terjadi kekurangan vitamin larut lemak. Orlistat tidak dapat diberikan lebih
lama dari 2 tahun karena kurangnya pengalaman dalam kurun waktu tersebut.
Orlistat cocok jika diberikan pada pasien yang telah mengalami penurunan berat badan
setidak 2,5 kg akibat penggunaan obat, memerlukan terapi jangka panjang, yang pada terapidietnya memerlukan asupan lemak tinggi, memiliki kadar LDL yang tinggi, memiliki
-
7/29/2019 Terapi Farmakologi Obesitas
4/4
LEARNING ISSUE 4
PEMICU 1 MBS 1
By: bukhari siregar.187
4
gangguan toleransi glukosa, telah berulang kali kehilangan berat badan belakangan ini dan
dengan cepat mengembalikannya, atau memiliki kemampuan untuk menjalani diet rendah
lemak dalam waktu yang lama.
Dosis
Pemberian orlistat dengan dosis 120 mg yang diberikan segera sebelum, saat, dan hingga 1jam setelah setiap makan besar (maksimal 360 mg/hari). Pemberian dosis tersebut
memberikan hasil yaitu lemak dapat berkurang sampai 30%. Maksimal terapi pengobatan 2
tahun. Tidak direkomendasikan bagi anak-anak.
Efek samping
Efek samping dari orlistat antara lain: feses lunak, nyeri abdomen, flatus, fecal
urgency atau incontinence yang paling sering terjadi selama 1-2 bulan pertama dengan derajat
ringan sampai sedang dan cenderung membaik seiring berlanjutnya penggunaan.
Kontraindikasi
Kontraindikasi dari pemberian orlistat antara lain: sindrom malabsoprsi kronik, kolestasis,
kehamilan dan menyusui.
Pengawasan Jangka Panjang4
Pasien yang menjalani terapi obat antiobesitas akan diawasi pula berat badannya (setiap bulan
atau tidak kurang dari sekali dalam 2 bulan), diperhatikan nadi dan tekanan darahnya, risiko
terkait obesitas dan penyakit lainnya (misal: dislipidemia, diabetes tipe 2), serta kemajuan
dari penurunan berat badan dan penyesuaiannya terhadap dosis obat yang dikonsumsi.
Penyalahgunaan Obat1
Penyalahgunaan obat yang dimaksudkan adalah pemakaian obat untuk menurunkan beratbadan namun sebenarnya obat tersebut bukan merupakan agen penurut badan. Golongan obat
tersebut antara lain:
Metilselulosa: mengembang dalam perut sehingga membuat kenyang (tidak bolehdigunakan).
Pencahar: dikonsumsi agar makanan yang dimakan tidak diserap tubuh dan langsungdibuang.
Diuretik: menyebabkan orang yang mengonsumsi menjadi sering buang air kecil sehinggadapat menyebabkan dehidrasi.