tepung tawar dalam masyarakat melayu langkat...

131
TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT TANJUNG PURA, SUMATERA UTARA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh : Siti Khairani NIM 11140220000013 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 H / 1440 M

Upload: phamtuyen

Post on 06-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT

MELAYU LANGKAT TANJUNG PURA,

SUMATERA UTARA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh :

Siti Khairani

NIM 11140220000013

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 H / 1440 M

Page 2: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT

MELAYU LANGKAT TANJUNG PURA,

SUMATERA UTARA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh :

Siti Khairani

NIM 11140220000013

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 H / 1440 M

Page 3: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,
Page 4: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,
Page 5: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,
Page 6: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

v

ABSTRACT

Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community, tanjung

pura, North Sumatra.

This thesis contains an explanation related to one of the traditions of the Malay

people of Langkat on Tanjung Pura, namely the tradition of Tepung Tawar.

This study aims to provide knowledge about the history of Tepung Tawar, its

implementation in Malay customs, symbolic meaning to the impact on the

religious, social, and economic values of the Malay community of Langkat as

one of the local wisdoms that characterize the Langkat Malay community on

Tanjung Pura. The research technique used by the author is through the

historical approach of using research methods in the form of heuristic (data

collection), source criticism (external and internal), interpretation (analyzing

data), historiography (historical writing). The author also uses the help of

cultural anthropology, as well as data collection through literature studies,

direct research to the Tanjung Pura subdistrict and direct interviews with

traditional leaders and Malay culture observer of Langkat as well as the actors

who carry out the tradition of Tepung Tawar on Tanjung Pura. Tepung tawar

is a tradition of sow rampai flower and bertih which has the meaning of a

happy prayer that is petitioned to Allah SWT, Tepung Tawar has its own

meaning for the Malay community so that this tradition is always included in

every traditional Malay, Malay event on Tanjung Pura. In the implementation

program, up to the tools and ingredients used in Tepung Tawar, it has an

absorption of religious elements such as Islam, Hindu beliefs to Animism.

Keywords: Tradition, Tepung Tawar, Melayu Langkat, Tanjung Pura.

Page 7: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

vi

vi

ABSTRAK

Siti Khairani, Tepung Tawar dalam Masyarakat Melayu

Langkat, Tanjung Pura, Sumatera Utara

Skripsi ini berisi penjelasan terkait salah satu tradisi masyarakat

Melayu Langkat di Tanjung Pura, yaitu tradisi Tepung Tawar.

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan

mengenai sejarah Tepung Tawar, pelaksanaannya dalam acara

adat Melayu, makna simbolik hingga dampaknya terhadap nilai

agama, sosial, dan ekonomi masyarakat Melayu Langkat sebagai

salah satu kearifan lokal yang menjadi ciri khas dari masyarakat

Melayu Langkat di Tanjung Pura. Teknik penelitian yang

digunakan oleh penulis adalah melalui pendekatan sejarah yaitu

menggunakan metode penelitian berupa heuristik (pengumpulan

data), kritik sumber (ekstern dan intern), interpretasi

(menganalisa data), historiografi (penulisan sejarah). Penulis juga

menggunakan ilmu bantu antropologi budaya, serta pengumpulan

data melalui studi pustaka, penelitian langsung ke Kecamatan

Tanjung Pura dan wawancara langsung kepada tokoh adat dan

budayawan Melayu Langkat serta para pelaku yang melakukan

tradisi Tepung Tawar di Tanjung Pura. Tepung Tawar adalah

tradisi menabur bunga rampai dan bertih yang memiliki makna

do’a selamat yang dimohonkan kepada Allah SWT, Tepung

Tawar memiliki makna tersendiri bagi masyarakat Melayu

sehingga tradisi ini selalu diikutsertakan dalam setiap acara adat

Melayu Langkat di Tanjung Pura. Dalam acara pelaksaan hingga

alat dan bahan yang digunakan tepung tawar memiliki serapan

unsur- unsur keagaaman seperti unsur keislaman, kepercayaan

Hindu hingga Animisme.

Kata Kunci: Tradisi, Tepung Tawar, Melayu Langkat,

Tanjung Pura

Page 8: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih dan

penyayang, dimana atas limpahan rahmat-Nya yang telah

memberikan kelancaran dan kemudahan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Serta tidak lupa sholawat dan salam

yang senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW.

Penulis juga ingin menyampaikan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga ingin mengucapkan

terima kasih atas dukungan moril maupun materil yang telah

memberikan penulis dorongan dan kerja sama yang baik selama

penyelesaian tugas akhir ini. Penghargaan dan rasa terima kasih

yang begitu besar penulis sampaikan kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. Dr.

Dede Rosyada, MA.

2. Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Bapak Prof. Dr.

Sukron Kamil, Ma.

3. Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Bapak H.

Nurhasan, MA. yang telah membantu dan mempermudah

penulis dalam bidang akademik selama menjadi

mahasiswi di Fakultas Adab dan Humaniora.

4. Ibu Sholikatuss Sa’diyah, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan

Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab dan

Humaniora.

5. Prof. Dr. Didin Saepuddin. selaku Dosen Penasehat

Akademik.

Page 9: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

viii

viii

6. Bapak Dr. Parlindungan Siregar, MA. selaku Dosen

Pembimbing yang telah membimbing dan memberikan

arahan serta motivasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. Kedua orang tuaku, Sudirman AS. dan Lisnawati S.Pd.I,

yang telah memberikan begitu banyak kasih sayang dan

didikan yang luar biasa serta dukungan yang tidak pernah

putus, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

ini tepat waktu. Dan tidak lupa kepada kedua adik

tercinta, Siti Sarah dan Ahmad Najdi yang selalu menjadi

penguat terhebat.

8. Ketiga teman seperjuangan, Fidya Fatayatul Muna,

Khairina Annisa, Raden Dimas Nurdiansyah, yang telah

menjadi teman baik selama hidup di perantauan dan

dukungan moril selama penyelesaian tugas akhir ini.

9. Keluarga Sejarah Peradaban Islam 2014 dan terkhusus

kelas A, yang telah memberikan banyak pelajaran hidup

serta menjadi keluarga terhangat seumur hidup penulis

yang juga membantu dalam proses penyelesaian skripsi.

10. Komunitas Angklung Dewan Eksekutif Mahasiswa

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

11. Teman – teman yang telah menjadi teman baik penulis

sejak bangku Mts yang tidak pernah berhenti memotivasi

dan memberikan dukungan kepada penulis selama

penyelasaian skripsi, Diana Sari, Sri Wahyuni, Eninda

Safrial (almh), Sahri Banun, dan Hafiza Laili.

Page 10: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

ix

12. Pemerintahan Daerah Kabupaten Langkat Provinsi

Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan materil.

13. Bapak Zainal Aka, Bapak Basyaruddin, Bapak

Muhammad Sis, dan semua narasumber yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terima kasih karena telah

meluangkan waktunya untuk memberikan informasi yang

amat berharga kepada penulis.

14. Semua teman – teman dan pihak – pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan

mendukung penulis selama proses pengerjaan skripsi.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan balasan yang

berlipat ganda kepada semuanya yang telah memberikan bantuan.

Semoga skripsi ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan

yang bermanfaat kepada seluruh pembaca dan juga penulis.

Jakarta, 23 September 2018

Penulis,

Siti Khairani

Page 11: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,
Page 12: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,
Page 13: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,
Page 14: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK…..………………..…………………………….….v

KATA PENGANTAR……………….………………...…...…vii

DAFTAR ISI……………………………...……...…..………...xi

DAFTAR GAMBAR…………………………………………xiii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................. 8

C. Batasan Masalah.................................................... 8

D. Rumusan Masalah ................................................. 9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................. 9

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................. 10

G. Metode Penelitian................................................ 11

H. Sistematika Penulisan ......................................... 14

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .................................................... 17

B. Kajian Pustaka ..................................................... 18

Page 15: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

xii

xii

C. Kerangka Berkipir ............................................... 20

BAB III : SEJARAH TEPUNG TAWAR MELAYU

LANGKAT

A. Letak Geografis Kota Tanjung Pura…………....23

B. Sejarah Tepung Tawar Melayu Langkat……..…26

C. Makna dan Pengertian Tepung Tawar …………31

BAB IV : PELAKSANAAN DAN UNSUR KEAGAMAAN

TEPUNG TAWAR MELAYU LANGKAT

A. Pelaksanaan Acara Tepung Tawar…….…….….35

B. Makna Simbolik Tepung Tawar………………..42

C. Unsur Keagamaan dalam Tepung Tawar………46

BAB V : DAMPAK TEPUNG TAWAR TERHADAP

NILAI – NILAI PANDANGAN HIDUP MELAYU

LANGKAT

A. Nilai Agama/Etika...……………………………55

B. Nilai Sosial……………………………………...62

C. Nilai Ekonomi…………………………………..65

BAB VI : PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………..71

B. Saran……………………………………………73

DAFTAR PUSTAKA………………………………………….75

LAMPIRAN-LAMPIRAN.......……………………………….81

Page 16: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Bacaan Barzanji

Gambar 2 : Bacaan Marhaban

Gambar 3 : Bacaan Do’a Penutup Barzanji dan Marhaban

Gambar 4 : Daun Silinjuhang (cordyline fruticosa l.a.cheva)

Gambar 5 : Daun Ganda Rusa (justicia gendarussa)

Gambar 6 : Daun Sepenuh (eurycles ambourensis)

Gambar 7 : Daun Jejurun (starcytarpheta folia)

Gambar 8 : Daun Sedingin (kalanchoe pinnata)

Gambar 9 : Daun Si Pulut (urena lobata pepulut)

Gambar 10 : Daun Sambau (eleusine indica)

Gambar 11 : Ramuan penabur dan ramuan perinjis

Gambar 12 : Tepung Tawar dalam acara Khitanan

Gambar 13 : Tepung Tawar dalam acara pernikahan Melayu

Gambar 14 : Tepung Tawar dalam acara malam berinai

Gambar 15 : Tepung Tawar dalam acara menabalkan nama

Gambar 16 : Tepung Tawar sebelum berangkat Haji

Page 17: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

xiv

xiv

Gambar 17 : Tepung Tawar sebelum berangkat Umroh

Gambar 18 : Tempat penjual bunga tepung tawar

Gambar 19 : Tampak salah satu penjual bunga tepung tawar

Gambar 20 : Salah satu pembeli bunga dengan penjual bunga

Page 18: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tepung Tawar dalam masyarakat Melayu Langkat

merupakan tradisi yang sudah berjalan sejak lama. Membahas

mengenai tradisi tentu tidak terlepas dari istilah kebudayaan,

karena tradisi adalah bagian dari budaya itu sendiri. Dilihat dari

sudut pandang bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa

sansekerta “buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddi yang

berarti budi atau akal. Pendapat lain mengatakan, bahwa budaya

adalah sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi –

daya yang berarti daya dari budi, karena itu mereka membedakan

antara budaya dengan kebudayaan.1

Terkait pembahasan mengenai kebudayaan, beberapa

tokoh antropologi memberikan penjelasan tentang defenisi

kebudayaan secara sistematis dan ilmiah. Defenisi kebudayaan

yang dianggap paling tua adalah defenisi yang diungkapkan oleh

Edward B. Tylor pada tahun 1871. Pendapat Tylor menurut

Sugeng Pujileksono dijelaskan bahwa kebudayaan adalah

“keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan,

kesenian, hukum, moral, adat dan berbagai kemampuan serta

kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat”.2

1Djoko Widagdho, dkk, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,

1994), h.18 2Sugeng Pujileksono, Pengantar Antropologi; memahami realitas

sosial budaya, (Malang: Intrans Publishing,2015), h.24

Page 19: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

2

Adapun defenisi menurut Cliffort Geertz yang dikutip

oleh Sugeng Pujileksono bahwa kebudayaan adalah “sistem

simbol dari makna – makna, kebudayaan adalah sesuatu yang

dengannya kita memahami dan memberi makna pada hidup kita,

kebudayaan mengacu pada suatu pola makna – makna yang

diwujudkan dalam simbol – simbol yang di turun alihkan secara

historis, suatu sistem gagasan – gagasan yang diwarisi yang

diungkapkan dalam bentuk – bentuk simbolik yang dengannya

manusia menyampaikan, melestarikan, dan mengembangkan

pengetahuan mereka mengenai sikap dan pendirian mereka

terhadap kehidupan”.3

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa

kebudayaan pada dasarnya adalah keseluruhan dari perilaku

manusia dalam segala aspek kehidupan manusia serta hasil dari

karya cipta manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan. Selain itu

yang harus kita ingat adalah kebudayaan bukan milik individu

melainkan milik kelompok masyarakat karena di dalam sebuah

kebudayaan terdiri dari gagasan dan pemikiran hasil komunikasi

antar individu sebagai anggota masyarakat.

Masyarakat terdiri atas kelompok – kelompok manusia

yang saling terkait oleh sistem – sistem, adat istiadat, ritus – ritus

serta hukum – hukum khas, dan yang hidup bersama. Kehidupan

manusia bersifat kemasyarakatan, artinya bahwa secara fitri ia

bersifat kemasyarakatan. Di dalam masyarakat juga terdapat

3Sugeng Pujileksono, Pengantar Antropologi; memahami realitas

sosial budaya, (Malang: Intrans Publishing,2015), h.25

Page 20: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

3

kebudayaan atau tradisi, adat istiadat yang berbeda – beda

menurut wilayah atau kelompok- kelompok masyarakat tersebut.4

Adapun yang dimaksud dengan tradisi menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tradisi adalah kebiasaan turun –

temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam

masyarakat.5 Menurut Widya Astuti tradisi menurut khazanah

bahasa Indonesia, tradisi berarti segala sesuatu seperti adat,

kebiasaan, ajaran dan sebagainya yang turun temurun dari nenek

moyang. Menurut Hasan Hanafi, tradisi (turats) segala warisan

masa lampau yang masuk pada kita dan masuk ke dalam

kebudayaan yang sekarang berlaku.6

Tepung Tawar adalah salah satu tradisi yang telah

dilakukan oleh masyarakat Melayu yang telah diwariskan secara

turun – temurun dan masih dilakukan hingga saat ini. Diantara

beberapa budayawan melayu menjelaskan makna Tepung Tawar

seperti diantaranya dalam buku “Adat Budaya Melayu Jati Diri

dan Kepribadian” Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah

menjelaskan, Tepung Tawar adalah salah satu kebiasaan adat

yang paling utama di dalam masyarakat Melayu Sumatera Timur.

Tepung tawar dipergunakan hampir di dalam segala upacara baik

4Intan Permata Islami, Nilai – Nilai Islam Dalam Upacara Adat

Perkawinan Etnik Gayo (Kabupaten Aceh Tengah), (Skripsi, Fakultas Adab

dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2018),

h.2 5Kamus Besar Bahasa Indonesia, diakses pada tanggal 22 Oktober

2018 pukul 20.51 WIB 6Widyastuti, Tradisi Langkahan Dalam Perspektif Hukum Islam

(Studi di Dusun Ngringin, Desa Jatipurwo, Kecamatan Jatipuro, Kabupaten

Karanganyar, Jawa Tengah), (Skripsi, Fakultas Syari’ah, Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,2011), h.18-19

Page 21: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

4

pada perkawinan, khitan, upah - upah7, jika orang mendapat

rezeki, dan sebagai obat dan lain lain.8

Menurut Farizal Nasution, tepung tawar berasal dari kata

tepung tawar (tampung tawar) yaitu kegiatan menerima penawar

dengan ditampung tawar (menampung tangan) sebagai bentuk

menerima penawar (obat), dan memiliki fungsi magis.9 Selain itu

menurut Zainal AKA, tepung tawar adalah acara adat yang tidak

pernah ditinggalkan dan selalu disertakan pada berbagai majelis

karena tepung tawar merupakan doa yang dipanjatkan kepada

Allah swt.10

Upacara tepung tawar artinya suatu kebiasaan sakral yang

tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan Melayu, hal ini juga

mengandung makna simbolis untuk keselamatan, kebahagiaan

dan kesejahteraan bagi orang yang diberi tepung tawar. Tepung

tawar dilakukan sebagai lambang mencurahkan rasa bahagia dan

gembira sebagai rasa syukur atas keberhasilan, hajat serta niat

baik yang dilakukan.11

Tradisi tepung tawar merupakan peninggalan dari

kepercayaan Animisme dan Hindu yang telah diwariskan kepada

puak Melayu, Proto Melayu (Melayu Tua) secara turun temurun

7Orang yang selamat dari mara bahaya atau perjalanan 8Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah, Adat Budaya Melayu Jati Diri

dan Kepribadian, (Medan: Forkala,2005), h.47 9 Farizal Nasution, Upacara Adat Melayu di Sumatera Utara,

(Medan: Mitra,2012), h.37 10Zainal Arifin AKA, Adat Budaya Resam Melayu Langkat, (Medan:

Mitra,2009), h.41 11Hulul Amri, Eksistensi Tepuk Tepung Tawar Dalam Upacara

Pernikahan Masyarakat Melayu di Desa Resun Pesisir Kabupaten Lingga,

(Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali

Haji Tanjung Pinang,2016), h.4

Page 22: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

5

sebagai persembahan kepada sang Maha Kuasa. Namun pada

masa Detro Melayu (Melayu Muda) setelah agama Islam masuk

pada kalangan puak Melayu, maka kepercayaan terhadap selain

Islam dirubah menjadi keyakinan syari’at Islam.12 Bagi kalangan

kerajaan terutama Kerajaan Langkat dikalangan istana tepung

tawar ini juga disertakan pada setiap majelis. Karena dipercaya

do’a – do’a yan dipanjatkan dan sholawat atas nabi yang dibaca

dalam tepung tawar dapat memberi rahmat dan maghfirah serta

perlindungan dari Allah swt.

Tepung tawar dilakukan disetiap acara adat masyarakat

Melayu Langkat seperti acara pernikahan, khitanan, memberi

nama anak (menabalkan nama anak), walimatus safar, membuka

lahan, menempati rumah baru dan juga dilakukan sebagai ucapan

rasa syukur kepada Allah swt apabila seseorang sembuh dari sakit

yang cukup lama serta selamat dari musibah.

Alat dan bahan yang digunakan dalam tepung tawar terdiri

dari ramuan penabur, ramuan perinjis, dan pedupaan. Ramuan

penabur terdiri dari beras putih, beras kuning, bertih, bunga

rampai dan tepung beras. Bahan – bahan penabur diletakkan di

dalam wadah – wadah kecil secara terpisah, bahan yang

digunakan dalam ramuan penabur masing – masing memiliki

makna simbolik yang berbeda – beda. Ramuan perinjis terdiri

dari mangkuk yang diiisi dengan air dan irisan jeruk purut, serta

alat yang digunakan sebagai pemercik yaitu 7 macam daun yang

diikat menjadi satu. Adapun daun yang digunakan adalah daun

12Zainal Arifin AKA, Adat Budaya Resam Melayu Langkat, (Medan:

Mitra,2009), h.141-142

Page 23: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

6

kalinjuhan, pepulut, ganda rusa, jejurun, sepenuh, sedingin,

sambau dan akarnya dimana seluruh bahan dan alat yang

digunakan memiliki makna simbolik masing – masing. Yang

terakhir yaitu pedupaan terdiri dari dupa yang terbuat dari bahan

logam kemudian diisi dengan kemenyan atau setanggi yang

dibakar. Perdupaan sekarang dipakai hanya untuk bau wangi

setanggi atau sekedar seremoni saja dan tidak memiliki makna

khusus karena dikhawatirkan merujuk kepada syirik.13

Cara penepung tawar disetiap acara adat masyarakat

melayu tidak memiliki perbedaan yang signifikan, mulai dari alat,

bahan, namun untuk cara penepung tawaran ada sedikit

perbedaan untuk tepung tawar yang objeknya bukan manusia.

Cara penepung tawaran yang objeknya adalah manusia dimulai

dengan membentangkan kain di atas kedua paha orang yang akan

diberi tepung tawar kemudian menampung tangannya di atas kain

yang sudah dibentangkan. Orang yang akan memberi penepung

tawar mengambil sedikit bahan – bahan penabur yang telah

disediakan kemudian disebarkan dari arah kanan ke kiri objek

yang akan ditepung tawari sembari membaca sholawat kepada

Rasulullah SAW. Setelah itu kembali mengambil ramuan perinjis

kemudian memercikkannya ke telapak tangan dan yang terakhir

memberikan sedikit tepung beras di telapak tangannya.

Jumlah penepung tawar harus ganjil, biasanya dilakukan

oleh 7 orang dan didahulukan yang berpangkat. Apabila tidak ada

yang berpangkat maka didahulukan yang tertua diantara

13Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah, Adat Budaya Melayu Jati Diri

dan Kepribadian, (Medan: Forkala,2005), h.48-49

Page 24: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

7

penepung tawar yang hadir.14 Setelah acara tepung tawar selesai

dilakukan ditutup dengan doa yang bertujuan untuk mendapatkan

berkah dan ridho dari Allah swt.

Sebelum Tepung Tawar menjadi tradisi penting bagi

masyarakat Melayu yang berlatar belakang Islam, tradisi ini

dipercaya sebagai kebiasaan Hindu yang menyiramkan bunga dan

memercikkan air suci sebagai permohonan keselamatan kepada

dewa.15 Bahan yang digunakan pada masa kepercayaan Hindu

yang menempati kawasan Sumatera Timur pada masa itu hanya

mengguanakan bertih dan beras putih yang kemudian diiringi

dengan mantra yang dipimpin oleh tetua adat atau kepala suku.16

Selain memiliki makna simbolik tepung tawar juga

memiliki dampak yang baik terhadap kehidupan bermasyarakat

khususnya dikalangan suku melayu. Tepung tawar menjadi

sarana untuk mengumpulkan sanak saudara yang dekat maupun

jauh untuk datang berkumpul serta ikut memberikan doa dan

restu, mulai dari yang tua hingga yang muda. Tepung tawar juga

menjadi tradisi yang memiliki nilai – nilai yang dipercaya sebagai

pandangan hidup masyarakat melayu Langkat.

Hal ini yang kemudian menarik minat penulis untuk

melakukan penelitian terkait makna dan pelaksanaan tepung

tawar serta dampaknya khususnya terhadap masyarakat melayu

14Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah, Adat Budaya Melayu Jati Diri

dan Kepribadian, (Medan: Forkala,2005), h.49 15Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Aka (56 tahun), seorang

sejarawan Langkat, mantan kepala Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 21/05/2018 di Pangkalan Brandan. 16Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Aka (56 tahun), seorang

sejarawan Langkat, mantan kepala Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 21/05/2018 di Pangkalan Brandan.

Page 25: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

8

Langkat Tanjung Pura. Dengan latar belakang ini muncul

ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian dengan judul:

Tepung Tawar dalam Masyarakat Melayu Langkat Tanjung Pura

Sumatera Utara.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang diatas, dapat

diidentifikasi beberapa permasalahan diantaranya:

1. Sejarah dan proses pelaksanaan tradisi Tepung Tawar.

2. Unsur – unsur keagamaan serta pengaruh dari tradisi

Tepung Tawar terhadap masyarakat.

3. Proses perubahan tradisi Tepung Tawar yang pada

awalnya bukan tradisi dari masyarakat Islam.

4. Tradisi Tepung Tawar di Islamkan baik secara bentuk

dan juga pelaksanaan.

5. Respon masyarakat terhadap pengIslaman tradisi

Tepung Tawar.

6. Tepung Tawar dilakukan diseluruh lapisan

masyarakat.

7. Bagaimana Islam memberi pengaruh terhadap tradisi

yang lebih dulu hadir jauh sebelum Islam berkembang

di Tanjung Pura.

8. Perbedaan pelaksanaan Tepung Tawar di setiap acara

adat masyarakat Melayu Langkat.

9. Nilai – nilai yang terkandung dalam tepung tawar.

Page 26: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

9

C. Batasan Masalah

Pada penelitian ini penulis ingin membatasi dan

memfokuskan masalah agar pembahasan tidak melebar. Untuk

itu, penulis membatasi pembahasan hanya pada lingkup

bagaimana Tradisi Tepung Tawar Melayu Langkat yang berada

di Kecamatan Tanjung Pura, Sumatera Utara. Menjelaskan terkait

Sejarah dan proses pelaksanaan Tepung Tawar serta pengaruhnya

terhadap nilai – nilai dan pandangan hidup masyarakat Melayu

Langkat di Tanjung Pura.

D. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti sesuai dengan

batasan masalah diatas, maka penulis mengajukan beberapa

rumusan masalah, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimana Sejarah dan proses pelaksanaan Tepung Tawar

Melayu Langkat?

2. Apa unsur – unsur keagamaan yang terkandung dalam

tradisi Tepung Tawar Melayu Langkat?

3. Apa dampak Tepung Tawar terhadap nilai – nilai dan

pandangan hidup Masyarakat Melayu Langkat di Tanjung

Pura?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui sejarah dan pelaksanaan Tepung Tawar

masyarakat Melayu Langkat, Tanjung Pura.

Page 27: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

10

2. Untuk mengetahui dampak dari tradisi Tepung Tawar

terhadap nilai – nilai dan pandangan hidup masyarakat

Melayu Langkat, Tanjung Pura.

3. Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan dalam

bidang budaya dan tradisi Melayu, khususnya tradisi

tepung tawar Melayu Tanjung Pura.

4. Dapat menambah pengetahuan mahasiswa dan masyarakat

tentang dampak Tepung Tawar terhadap nilai – nilai dan

pandangan hidup masyarakat Tanjung Pura.

5. Dapat dijadikan acuan untuk melakukan penelitian lebih

lanjut dalam lingkup penelitian yang lebih luas dan

mendalam.

6. Menambah wawasan pemikiran bagi peneliti.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Judul penilitian yang diambil penulis saat ini tentu bukan

bahasan baru, beberapa kalangan juga sudah membahas terkait

judul yang penulis ambil yaitu Tradisi Tepung Tawar Melayu

Langkat. Adapun kajian terdahulu yang dilakukan beberapa

penulis terkait dengan judul yang digunakan penulis dalam

penelitian kali ini salah satunya adalah sebagai berikut:

Tesis yang ditulis oleh Antoni yang berjudul “Eufemisme

Dalam Upacara Adat Perkawinan Pada Masyarakat Melayu

Langkat” membahas bagaimana bahasa ataupun kajian linguistik

yang digunakan dalam pernikahan Melayu Langkat dimana di

dalamnya juga membahas terkait kajian Linguistik terhadap

upacara pelaksanaan Tepung Tawar. Penulis disini ingin

Page 28: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

11

membahas lebih dalam terkait Tepung Tawar secara spesifik

membahas sejarah dan proses pelaksanaan Tepung Tawar tidak

hanya sekedar dalam satu upacara adat Melayu Langkat saja,

serta membahas bagaimana pengaruh dari tradisi ini terhadap

nilai – nilai dan pandangan hidup masyarakat Melayu Langkat.

Skripsi yang ditulis oleh Ainun Mardiah yang berjudul

“Nilai Gotong Royong Dalam Istiadat Ritual Khitan pada

Masyarakat Melayu Langkat di Secanggang” didalamnya

membahas bagaimana nilai – nilai yang terkandung dalam

Tepung Tawar walaupun hanya sebatas pelengkap upacara adat

karena lebih berfokus pada Ritual Khitan Melayu Langkat. Disini

penulis melihat beberapa tulisan – tulisan hasil penilitan

terdahulu hanya membahas Tepung Tawar sebagai salah satu

poin kecil dari upacara adat Melayu Langkat, disini penulis ingin

membahas secara detail terkait tradisi Tepung Tawar sebagai ciri

khas Melayu khususnya di Langkat selain sebagai tradisi yang

selalu dilaksanakan dalam setiap ritual acara adat Melayu,

Tepung Tawar juga memiliki pengaruh terhadap nilai – nilai

pandangan hidup masyarakat Melayu seperti nilai agama, sosial

dan ekonomi. Dalam penelitian ini penulis juga menganalisis

unsur – unsur keagamaan yang terdapat dalam Tepung Tawar

baik dari segi pelaksanaan dan juga bahan yang digunakan.

G. Metode Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan jenis

metode penelitian kualitatif, dimana metode ini bersifat Descriptif

analitis yaitu proses menganalisis data dengan cara

Page 29: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

12

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku umum.17 Penulis menggambarkan dan memaparkan hasil

penelitian sesuai data yang telah dikumpulkan baik dari informan

maupun buku – buku terkait dengan tradisi tepung tawar

masyarakat melayu Langkat.

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam

penelitian yang bersifat historis ada 4 tahapan penelitian yang

harus ditempuh18, adapun tahapan penelitian yang dilakukan

sebagai berikut:

1. Heuristik

Heuristik memiliki arti menemukan atau mengumpulkan

sumber.19 Dalam pencarian sumber data penulis menggunakan

studi kepustakaan, berupa buku-buku dan jurnal yang telah

diterbitkan terkait dengan tradisi tepung tawar melayu Langkat.

Hal pertama yang penulis lakukan adalah mencari data

tertulis dengan mengunjungi sejumlah perpustakaan, seperti

Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,

Perpustakaan Daerah Sumatera Utara, Perpustakaan Universitas

17Intan Permata Islami, Nilai – nilai Islam Dalam Upacara Adat

Perkawinan Etnik Gayo (Kabupaten Aceh Tengah), (Skripsi, Fakultas Adab

dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2018),

h.10 18Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, (Ciputat: PT

Logos Wacana Ilmu,1999), h.54 19Saadah, Makna Simbolik Dalam Tari BlenggoDi Ciganjur, (Skripsi,

Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta,2018), h.10

Page 30: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

13

Indonesia, Perpustakaan Umum Universitas Sumatera Utara, dan

Perpustakaan Pribadi Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah yang

memiliki koleksi buku – buku terkait dengan tradisi tepung tawar

melayu Langkat.

Selain sumber tertulis yang didapatkan dari studi

kepustakaan, penulis melakukan wawancara dengan tatap muka

langsung dengan beberapa tokoh adat, pemangku adat dan orang

– orang yang menangani proses pelaksanaan tradisi tepung tawar

ini untuk mendapatkan informasi terkait dengan tradisi tepung

tawar masyarakat melayu Langkat khususnya yang berada di

Kota Tanjung Pura.

2. Kritik Sumber

Setelah mengumpulkan sumber hal selanjutnya yang

dilakukan adalah kritik sumber, dimana kritik sumber sendiri

terbagi menjadi dua yaitu kritik intern dan kritik eksteren. Seperti

yang dijelaskan bahwa setelah data terkumpul hal yang kemudian

yang harus dilakukan adalah mengkritisi dan menyaring fakta –

fakta yang ditemukan, agar temuan yang didapat tersaring dengan

baik.20 Disini penulis berusaha untuk menganalisis dan

membandingkan sumber – sumber yang telah dikumpulkan baik

itu berupa buku, jurnal, skripsi dan juga tesis.

3. Interpretasi

Pada tahapan ini penulis mencoba menganalisa fakta –

fakta yang terdapat pada sumber – sumber yang telah

dikumpulkan terkait dengan tepung tawar melayu Langkat, untuk

20Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta : Ombak,

2016), h.83

Page 31: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

14

menjawab permasalahan yang akan diangkat. Menguraikan fakta

– fakta yang sudah ditemukan dan disaring yang kemudian

menginterptetasikannya ke dalam konteks sejarah.

4. Historiografi

Historiografi berasal dari bahasa Yunani yaitu historia

yang berarti penyelidikan tentang gejala alam fisik dan grafein

yang berarti gambaran atau uraian.21 Dengan demikian dapat

diartikan bahwa historiografi adalah penulisan sejarah atau uraian

sejarah tentang hasil penelitian mengenai gejala alam,22 dimana

menulis sejarah merupakan kegiatan intelektual dan suatu cara

untuk lebih memahami sejarah.23 Tahapan ini adalah tahapan

terakhir, pada tahapan ini penulis melakukan penulisan sejarah

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pemikiran

penulis sesuai dengan ketentuan pedoman penulisan skripsi.

H. Sistematika Penulisan

Penulisan hasil penelitian ini akan disusun secara terarah

dan sistematis dengan menguraikan pembahasan dalam bagian –

bagian sebagai berikut :

Bab I, berisikan Latar Belakang yang di dalamnya

memuat penjelasan terkait alasan penulis mengangkat masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini. Identifikasi Masalah

dimana berisikan penjelasan terkait masalah yang akan diangkat

21Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Teori, Metode Contoh

Aplikasi, (Bandung : Pustaka Setia, 2014), h.147 22Sulasman, Metodologi Penelitian Sejarah, Teori, Metode Contoh

Aplikasi, (Bandung : Pustaka Setia, 2014), h.147 23Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta : Ombak,

2016), h.99

Page 32: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

15

dari penelitian ini. Batasan Masalah yang di dalamnya berisikan

pembatasan masalah agar bahasan tidak melebar. Rumusan

Masalah di dalamnya berisikan pertanyaan terkait masalah yang

akan dijawab dalam pembahasan penelitian. Tujuan dan Manfaat

Penelitian yang berisikan hal spesifik yang diinginkan dalam

penelitian. Tinjauan Kajian Terdahulu yang berisikan karya dari

hasil penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan bahasan dan

sebagai acuan penulis agar tidak terjadi plagiat. Metode Penilitian

yang berisikan tahapan penelitian yang akan dilakukan , dan yang

terakhir adalah Sistematika Penulisan yang berisikan sistematikan

pembahasan yang akan memudahkan penyusunan penulisan

penelitian.

Bab II, berisikan landasan teori yang menjadi dasar dari

penelitian terkait dengan bahasan yang akan diangkat oleh

penulis serta kerangka berfikir yang akan menjadi acuan penulis

dalam penelitian.

Bab III, berisikan pejelasan terkait letak geografis kota

Tanjung Pura serta uraian mengenai sejarah dan makna dari

tradisi Tepung Tawar masyarakat Melayu Langkat Tanjung Pura.

Bab IV, berisikan penjelasan pelaksanaan tradisi Tepung

Tawar, unsur – unsur keagamaan yang terkandung dalam Tepung

Tawar serta makna simbolik dari alat dan bahan yang digunakan

dalam pelaksanaan tradisi ini.

Bab V, berisikan pembahasan yang menjelaskan dampak

dari tradisi Tepung Tawar terhadap kondisi ekonomi dan sosial

keagamaan masyarakat Melayu Langkat Tanjung Pura.

Page 33: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

16

Bab VI, merupakan penutup yang berisikan kesimpulan

dari hasil penelitian dan saran dari penulis terkait hasil penelitian

yang dilakukan.

Page 34: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

17

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Dalam pembahasan penelitian ini penulis menggunakan

pendekatan antropologi budaya, dimana antropologi budaya

adalah studi tentang praktek – praktek sosial, bentuk – bentuk

ekspresif dan penggunaan bahasa yang kemudian maknanya

diciptakan dan diuji sebelum digunakan oleh masyarakat.24

Dimana hal yang menjadi kajian utama adalah masyarakat

dengan budayanya. Disini penulis menggunakan metode

fungsional dalam studi masyarakat yang dikemukakan oleh

Koentjaraningrat yang dijelaskan dalam buku karya Dudung

Abdurrahman, yaitu mendeskripsikan suatu kebudayaan

didasarkan pada sekelompok manusia yang tinggal di suatu

daerah sebagai entitas yang lengkap dan sistematis.25

Sebagaimana diketahui bahwa manusia pada dasarnya

adalah makhluk budaya yang memiliki akal, budi, dan daya untuk

dapat menghasilkan gagasan dan karya berupa seni, moral,

hukum, kepercayaan yang terus dilakukan dan membentuk

sebuah kebiasaan dan adat istiadat yang kemudian

diakumulasikan dan ditransmisikan secara sosial atau

kemasyarakatan.26

24Sugeng Pujileksono, Pengantar Antropologi; memahami realitas

sosial budaya, (Malang: Intrans Publishing,2015), h.11 25Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah,(Ciputat : PT

Logos Wacana Ilmu,1999), h.16 26Veryan Kristianto, Chinese Culture Center Di Yogyakarta,

(Skripsi,Fakultas Teknik, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,2011), h.24

Page 35: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

18

Untuk itu dalam masalah yang diangkat pada pembahasan

kali ini penulis menggunakan teori dialektika fundamental Peter

L Berger yaitu tahap internalisasi, dimana realitas obyektif hasil

ciptaan manusia diserap oleh manusia kembali. 27

Teori kedua yang penulis gunakan sebagai alat untuk

mengkaji masalah dalam pembahasan ini adalah teori perubahan

sosial yang dikemukakan oleh van peursen bahwa kebudayaan

adalah endapan dari kegiatan dan karya manusia.28 Bahwa

kebudayaan bukan semata – mata peninggalan dari kebiasaan

orang – orang terdahulu, tetapi kebudayaan yang mencakup

segala aspek kehidupan selalu berubah sesuai masanya dan

diselaraskan oleh kehidupan pada zamannya.

B. Kajian Pustaka

Penulis sudah melakukan kajian pustaka baik dari

perpustakaan umum hingga perpustakaan pribadi milik

budayawan melayu yang terkait dengan pelaksanaan tradisi

tepung tawar dan pengaruhnya terhadap nilai – nilai pandangan

hidup masyarakat Melayu Langkat.

Buku rujukan pertama yang penulis gunakan adalah buku

karya Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah berjudul Adat Budaya

Melayu Jati Diri Dan Kepribadian memberikan penjelasan serta

gambaran terkait tradisi tepung tawar dan jati diri serta

kepribadian melayu.29 Selain itu buku yang juga memberikan

27Veryan Kristanto, Chinese Culture Center Di Yogyakarta,

(Skripsi,Fakultas Teknik,Universitas Atma Jaya Yogyakarta,2011), h.24 28Van Peursen, Strategi Kebudayan, (Yogyakarta: Konisius,1998), h.9 29Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah, Adat Budaya Melayu Jati Diri

dan Kepribadian, (Medan : Forkala,2005), h.46- 49

Page 36: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

19

informasi dan penjelasan terkait dengan alat dan bahan yang

digunakan dalam tepung tawar juga dijelaskan dalam buku yang

juga karya dari Tuanku Luckman Sinar yaitu Adat Perkawinan

dan Tata Rias Pengantin Melayu.30

Buku lainnya adalah karya Zainal, AKA yang berjudul

Adat Budaya Resam Melayu Langkat yang menjelaskan alat dan

bahan yang digunakan dalam tepung tawar serta bagaimana

pelaksanaan tepung tawar dalam acara adat budaya melayu.31

Masih karya dari penulis yang sama yaitu buku berjudul Langkat

Dalam Perjalanan Sejarah yang tidak kalah penting memberikan

pengetahuan kepada penulis terkait sejarah masyarakat melayu

Tanjung Pura serta kondisinya dari masa kemasa.32

Buku yang juga menjadi rujukan penulis adalah karya dari

O.K. Moehad Syah yang berjudul Adat Perkawinan Masyarakat

Melayu Pesisir Sumatera Timur, yang memberikan penjelasan

terkait dengan dalam acara apa saja dan bagaimana cara

pelaksanaan tepung tawar dalam acara adat masyarakat Melayu

pada masa kejayaan Kesultanan Melayu di Sumatera Timur atau

sekarang dikenal dengan Sumatera Utara.33

Buku rujukan terkait penjelasan mengenai sejarah Langkat

dari masa pra sejarah hingga menjadi tanah Melayu dibawah

30Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah,Adat Perkawinan dan Tata Rias

Pengantin Melayu,(Medan : Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Seni

Budaya Melayu,2001) h.3-4 31Zainal Arifin AKA,Adat Budaya Resam Melayu Langkat, (Medan :

Mitra,2009) h.141-146 32Zainal Arifin AKA,Langkat Dalam Perjalanan Sejarah,(Medan :

Mitra Medan,2016) h.5 33O.K. Moehad Sjah, Adat Perkawinan Masyarakat Melayu Pesisir

Sumatera Timur, (Medan : USU Press, 2012) h.41

Page 37: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

20

Kesultanan Melayu yang berciri khas Islam yang hingga saat ini

masyarakatnya mayoritas beragama Islam, yang berjudul Langkat

Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan Peradaban yang

disusun oleh Sulaiman Zuhdi.34

C. Kerangka Berpikir

Dalam penelitian kali ini penulis akan melakukan

observasi sumber lapangan langsung ke kota Tanjung Pura,

Langkat Sumatera Utara untuk mencari sumber yang dapat

dijadikan bahan penulisan skripsi mengenai tradisi Tepung Tawar

masyarakat Melayu Langkat baik itu sumber tertulis seperti buku,

jurnal dan sumber lisan melalui wawancara tokoh adat dan

beberapa budayawan serta orang – orang yang terjun langsung

sebagai pelaksana adat.

Penulis akan mencari data terkait bagaimana sejarah dari

Tepung Tawar sebagai tradisi masyarakat melayu Langkat

khususnya di Tanjung Pura, serta bagaimana pelaksanaannya

disetiap acara adat melayu Tanjung Pura. Penulis juga akan

melakukan penelitian terkait dengan pengaruh tepung tawar

terhadap nilai nilai pandangan hidup masyarakat melayu dengan

terjun langsung ke lapangan untuk mengamati dan menganalisis

langsung bagaimana kehidupan masyarakat melayu khususnya di

Tanjung Pura. Berikut peta konsep terkait dengan tema dan alur

yang akan penulis lakukan dalam penelitian ini :

34Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan

Peradaban, (Langkat : Kantor Perpustakaan ARSIP dan Dokumentasi

Kabupaten Langkat, 2014) h.20

Page 38: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

21

Corak dan Bentuk

Tradisi Tepung Tawar Melayu Langkat

Sejarah dan Makna

Tepung Tawar

Wawancara Tokoh Adat /

Pelaksana Adat

Proses Pelaksanaan Tepung

Tawar Melayu Langkat

Pengaruh Tepung Tawar

Terhadap Nilai – nilai

Pandangan Hidup Melayu

Langkat

Page 39: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

22

Page 40: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

23

BAB III

LETAK GEOGRAFIS DAN SEJARAH TEPUNG TAWAR

MELAYU LANGKAT

A. Letak Geografis Tanjung Pura

Tanjung Pura adalah salah satu kecamatan di daerah yang

merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Langkat, berjarak

sekitar 60 km dari kota Medan ibukota Provinsi Sumatera Utara

yang berbatasan langsung dengan Provinsi Nangro Aceh

Darussalam. Tanjung Pura terletak pada 03o53’17”-04o02’38”

Lintang Utara, 98o24’52”-98o29’46” Bujur Timur dan 4 Meter

dari permukaan laut. Kecamatan Tanjung Pura berbatasan

langsung dengan wilayah lainnya yaitu :

1. Sebelah Utara :Selat Malaka

2. Sebelah Selatan :Kec.Hinai dan Kec. Pd. Tualang

3. Sebelah Barat :Kec. Gebang

4. Sebelah Timur :Selat Malaka dan Kec. Secanggang

(Gambar : Peta Kabupaten Langkat)35

35Berita Sumut, Sejarah Kabupaten Langkat, Porta Berita Sumut,

2015, diakses pada tanggal 23 Agustus 2018 pukul 12.42 WIB,

https://goo.gl/images/H1ihTT

Page 41: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

24

Tanjung Pura adalah bagian dari wilayah Kabupaten

Langkat yang memiliki area seluas 6.263,29 Km2 (626.329 Ha)

yang terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan

Definitif. Dimana wilayah Kabupaten Langkat meliputi kawasan

hutan lindung seluas 266.232 Ha (42,51%) dan kawasan lahan

budidaya seluas 360.097 Ha (57,49%). Serta kawasan hutan

lindung yang terdiri dari kawasan pelestarian alam Taman

Nasional Gunung Leuser (TNGL) seluas 213.985 Ha.36

Kecamatan Tanjung Pura berada dalam kawasan Langkat

yang daerahnya termasuk dalam zona pertanian dan perkebunan,

ini sesuai dengan wilayahnya yang beriklim tropis dimana daerah

ini memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Iklim di wilayah ini termasuk tropis dengan indikator iklim, curah

hujan rata – rata 2.205,43mm per tahun. Dimana musim kemarau

terjadi antara bulan September sampai dengan bulan Agustus dan

musim hujan terjadi antara bulan September sampai dengan

Januari, dengan suhu rata – rata 28 derajat celcius sampai 30

derajat celcius.37

Jumlah penduduk yang tinggal di Kecamatan Tanjung

Pura adalah 67.990 penduduk, dengan jumlah penduduk laki –

laki sebanyak 34.294 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

sebanyak 33.969 jiwa.38 Mata pencaharian penduduk Tanjung

36https://www.langkatkab.go.id. Iklim Dan Wilayah, Pemerintah

Kabupaten Langkat (BPS Kab. Langkat 2014). Diakses pada tanggal 22 Mei

2018 pukul 11.15 wib 37Badan Pusat Statistik, Kecamatan Tanjung Pura Dalam Angka

2017, (Langkat : Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat,2017) h.5 38Badan Pusat Statistik, Kecamatan Tanjung Pura Dalam Angka

2017, (Langkat : Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat,2017) h.18

Page 42: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

25

Pura sebagian besar adalah berkebun dan bertani, selain itu

banyak juga yang berprofesi sebagai pedagang, dan juga tenaga

pendidik mengingat Tanjung Pura juga dijuluki sebagai kota

pendidikan karena banyaknya sekolah yang berdiri.

Adapun makna dari nama Tanjung Pura berasal dari kata

“Tanjung” yang berarti semenanjung atau daerah paling ujung,

dan “Pura” yang menggambarkan banyaknya pura – pura kecil

yang dulu berada di sekitar Tanjung Pura, ini yang kemudian

memberikan defenisi Tanjung Pura adalah proses berdirinya pura

– pura di daerah paling ujung yang menjadi pertemuan antara

sungai Batang Serangan dan sungai Batang Durian.39 Hal ini

sesuai dengan letak Tanjung Pura yang secara letak geografis

menjorok ke laut.

Tanjung Pura sejak zaman dahulu juga dikenal sebagai

kota budaya, dimana Tanjung Pura adalah tempat

dimakamkannya pahlawan nasional Tengku Amir Hamzah

seorang penyair handal yang bertempat di pemakaman Masjid

Azizi. Selain itu Masjid Azizi adalah salah satu peninggalan

Kesultanan Langkat yang masih berdiri kokoh sampai saat ini

yang sekaligus menjadi bukti bahwa Tanjung Pura pernah berjaya

di bawah kekuasaan Kesultanan Langkat pada masa

pemerintahan Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmadsyah.40

39Rani Lestari, Kampung Babussalam di Tanjung Pura Langkat

Sumatera Utara, (Skripsi, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2016) h.1 40Zainal Arifin,AKA, Langkat Dalam Perjalanan Sejarah,

(Medan:Mitra Medan,2016) h.22

Page 43: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

26

Banyak peninggalan – peninggalan bersejarah lainnya

seperti makam raja – raja yang pernah menjadi sultan di

Kesultanan Langkat yang masih sangat terawat hingga saat ini,

serta bangunan – bangunan yang didirikan pada masa kejayaan

Kesultanan Langkat sebagai Kerajaan Melayu.

B. Sejarah Tepung Tawar Melayu Langkat

Bercerita sejarah Tepung Tawar sebagai tradisi yang amat

sangat kental dengan Melayu tentu tidak terlepas dari kisah siapa

yang membawa tradisi ini untuk pertama kalinya di Sumatera

khususnya Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat,

Sumatera Utara yang dulu dikenal dengan Sumatera Timur.

Seperti yang diketahui bahwa nenek moyang bangsa

Indonesia yang mendiami wilayah Nusantara ini berasal dari

India Belakang.41 Hal ini yang kemudian menjadi latar belakang

terbentuknya suku Melayu di Sumatera. Menurut DR. Heine-

Geldern dan DR. Van Stein Callenfels, perpindahan suku Melayu

ini terjadi dari India Belakang antara tahun 2500 – 1500 SM,

dimana mereka telah memiliki kemampuan untuk membuat kapal

dan perahu yang kemudian menjadi transportasi mereka untuk

berlayar berpindah tempat dan mendiami diantaranya,

Semenanjung Malaysia, Pulau Sumatera, Borneo Kalimantan,

Sulawesi, dan Philipina.42

41Zainal Arifin,AKA,Langkat Dalam Sejarah dan Perjuangan

Kemerdekaan,(Medan : Mitra Medan,2010) h.8 42Zainal Arifin,AKA,Langkat Dalam Sejarah dan Perjuangan

Kemerdekaan,(Medan : Mitra Medan,2010) h.8

Page 44: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

27

Untuk mereka yang berjalan kaki dan menunggangi kuda

mendiami daratan Vietnam, Thailand, Kamboja dan sekitarnya.

Sebutan suku Melayu sebenarnya berasal dari sebuah desa di kaki

Gunung Himalaya di India yaitu desa yang bernama Meleyen.

Karena disebabkan oleh faktor alam yaitu meletusnya

gunung Himalaya yang mengakibatkan keadaan tanah yang

gersang serta sumber penghidupan semakin susah maka

penduduk desa Meleyen ini meninggalkan desa dan mencari

tempat tinggal baru untuk menetap.43

Penduduk yang berasal dari pegunungan Himalaya ini

adalah mereka orang – orang dengan latar belakang agama

Hindu, yang menjadi penggagas awal mula terbentuknya tradisi

Tepung Tawar. Dalam sebuah artikel mengatakan bahwa menurut

sejarah, Tepung Tawar merupakan warisan budaya Hindu yang

kemudian setelah agama Islam masuk tradisi ini diarahkan sesuai

dengan nilai – nilai keislaman.44

Penjelasan bahwa tradisi tepung tawar dibawa oleh

pengaruh Hindu ini sejalan dengan pernyataan William Marsden

bahwa agama yang dianut oleh raja – raja Melayu pada zaman

dahulu adalah agama Hindu dari bukti – bukti yang ditemukan.45

Pernyataan William Marsden tersebut dikuatkan oleh

bukti – bukti bahwa sekitar 30 tahun yang lalu masih banyak

ditemukan bangunan candi – candi di daerah Karo yang berada di

43Zainal Arifin,AKA,Langkat Dalam Sejarah dan Perjuangan

Kemerdekaan,(Medan : Mitra Medan,2010) h.8 44Ramlan Damanik,Fungsi dan Peranan Upacara Adat Perkawinan

Masyarakat Melayu Deli, (Medan:Digital Library USU,2002) h.11 45William Marsden,Sejarah Sumatera, Ter. Komunitas Bambu

(Jakarta: Komunitas Bambu,2008) h.305

Page 45: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

28

wilayah kawasan Gunung Sinabung. Sekitar abad ke 7 Islam

masuk ke pulau Sumatera pertama kali lewat jalur laut yang

kemudian membuat orang – orang di wilayah pesisir lebih dulu

memeluk agama Islam. Islam datang dengan kedamaian dan tidak

membuat kekacauan dimana melakukan pendekatan dengan ikut

dalam kehidupan masyarakat yang masih memegang kepercayaan

Hindu dan Animisme pada saat itu.

Kemudian dengan hadirnya ajaran Islam ke daerah ini,

masyarakat Melayu perlahan menerima agama ini sebagai

kepercayaan mereka, sebagian yang tidak mau memeluk Islam

pindah ke daerah pegunungan yang saat ini dikenal dengan suku

Batak dan Karo.46

Tepung tawar dilakukan oleh masyarakat Hindu pada

zaman dahulu bertujuan untuk memohon do’a keselamatan

kepada dewa agar terhindar dari marabahaya. Bahan yang

digunakan adalah bertih, beras putih dan beras kuning, air dan

kemenyan, yang kemudian nantinya disiramkan dan dipercikkan

kepada objek yang akan ditepung tawari sembari mengucapkan

mantra – mantra sedangkan kemenyan berfungsi sebagai wangi –

wangian untuk mengundang arwah.47 Untuk nama Tepung Tawar

pada masa kepercayaan Hindu tidak diketahui secara pasti, yang

46Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Aka (56 tahun), seorang

sejarawan Langkat, mantan kepala Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 21/05/2018 di Pangkalan Brandan. 47Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Aka (56 tahun), seorang

sejarawan Langkat, mantan kepala Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 21/05/2018 di Pangkalan Brandan.

Page 46: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

29

dipercaya oleh masyarakat Melayu Langkat bahwa tradisi yang

ada pada saat ini adalah kebiasaan yang diteruskan.48

Melayu di Tanjung Pura hadir sebagai suku yang dikenal

sebagian besar masyarakatnya adalah Muslim dimulai dari

berdirinya kesultanan pertama yang berdiri sebagai kesultanan

Melayu pertama yang dipimpin oleh Raja atau Sultan yang

diketahui sudah memeluk agama Islam sejak kecil.49 Pada tahun

1540 M ketika Aceh menaklukan Aru, Dewa Syahdan adalah

salah satu petinggi yang berhasil menyelamatkan diri ke Deli

Tua, kemudian pindah dan mendirikan Kesultanan Langkat pada

tahun 1568 M di kota Pati ( Tanjung Pura saat ini ).50

Tidak ada yang tau pasti siapa yang mengislamkan tradisi

ini namun Tanjung Pura mendapat pengaruh Islam pertama kali

ketika Dewa Syahdan menjadi pemimpin di Kesultanan Langkat,

walaupun sebagai Sultan Dewa Syahdan tidak pernah memaksa

rakyatnya untuk mengikuti ajaran agama yang dianutnya.51

Kemungkinan besar bahwa pengaruh Islam hadir di

Tanjung Pura oleh para sultan yang menjabat sebagai Raja di

Kesultanan Langkat adalah pada masa Kesultanan Langkat

berdiri, sultan menjadikan agama Islam sebagai agama resmi di

48Wawancara dengan Bapak Basyaruddin (56 tahun), seorang tokoh

Budayawan Melayu dan Agama Tanjung Pura, mantan Ketua Majelis Ulama

Indonesia Kecamatan Tanjung Pura, 29/06/2018 di Tanjung Pura, Kabupaten

Langkat. 49Djohar Arifin Husin, Sejarah Kesultanan Langkat, (Langkat :

Yayasan Bangun Langkat Sejahtera, 2013) h.7 50Sri Windari, Kesultanan Langkat di Sumatera Utara Pada Masa

Kesultanan Abdul Aziz (1827-1927M), ( Jurnal JUSPI. Vol.1 No.1 2007 ) h.1 51Sri Windari, Kesultanan Langkat di Sumatera Utara Pada Masa

Kesultanan Abdul Aziz (1827-1927M), ( Jurnal JUSPI. Vol.1 No.1 2007 ) h.1

Page 47: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

30

kerajaan.52 Hal ini yang kemudian melatarbelakangi masyarakat

Melayu di Tanjung Pura menganut agama Islam sebagai agama

kepercayaannya, dan menjadikan seluruh aspek kehidupannya

sesuai dengan syari’at Islam dan merubah cara beribadah mereka

walaupun tidak sepenuhnya pengaruh dari agama Hindu

dihilangkan begitu saja, seperti tepung tawar yang saat ini kita

kenal sebagai tradisi Melayu namun mirip dengan tata cara

pelaksanaan sembahyang umat Hindu yang juga menggunakan

bunga dan tirtha sebagai bahan yang digunakan dalam proses

permohonan do’a.53

Sebagaimana dijelaskan bahwa pada dasarnya Tepung

Tawar merupakan peninggalan dari kepercayaan Animisme dan

Hindu yang telah diwariskan kepada puak Melayu, Proto Melayu

(melayu muda) secara turun temurun merupakan pelaksanaan

persembahyangan kepada sang Maha Kuasa, yang kemudian

tetap dijadikan sebagai ritual do’a yang diselaraskan dengan

syari’at Islam dan tidak dijadikan sebagai acara

persembahyangan lagi setelah Islam hadir.54

Saat ini Tepung Tawar menjadi bagian penting yang tidak

pernah ditinggalakan oleh masyarakat Melayu khususnya di

Tanjung Pura, hampir disetiap acara adat baik pernikahan,

khitanan, menabalkan nama anak ( memberi nama anak ),

52Sri Windari, Kesultanan Langkat di Sumatera Utara Pada Masa

Kesultanan Abdul Aziz (1827-1927M), ( Jurnal JUSPI. Vol.1 No.1 2007 ) h.9 53Chairul Umam, Makna Simbolis Sarana Persembahyangan Agama

Hindu, (Skripsi, Fakultas Ushuluddin, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta,

2014) h.32 54Zainal Arifin Aka, Ragam Pesona Upacara Adat Melayu, ( Koleksi

Tidak diterbitkan).

Page 48: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

31

pembukaan lahan, walimatus safar, sembuh dari sakit, memasuki

rumah baru, dan selamat dari bahaya.

C. Makna dan Pengertian Tepung Tawar

Tepung Tawar adalah salah satu tradisi yang dilakukan

oleh masyarakat Melayu yang telah diwariskan secara turun –

temurun dan masih dilakukan hingga saat ini. Diantara beberapa

budayawan melayu menjelaskan makna Tepung Tawar seperti

diantaranya Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah menjelaskan,

Tepung Tawar adalah salah satu kebiasaan adat yang paling

utama di dalam masyarakat Melayu Sumatera Timur.

Dipergunakan hampir di dalam segala upacara baik pada

perkawinan, khitan, upah - upah55, jika orang mendapat rezeki,

sebagai obat dan lain lain.56

Menurut Farizal Nasution, Tepung Tawar berasal dari kata

tepung tawar (tampung tawar) yaitu kegiatan menerima penawar

dengan ditampung tawar (menampung tangan) sebagai bentuk

menerima penawar (obat), dan memiliki fungsi magis.57 Selain itu

menurut Zainal AKA, Tepung Tawar adalah acara adat yang

tidak pernah ditinggalkan dan selalu disertakan pada berbagai

majelis karena tepung tawar merupakan doa yang dipanjatkan

kepada Allah swt.58 Permohonan yang dilakukan adalah

55Orang yang selamat dari mara bahaya atau perjalanan 56Tuanku Luckman Sinar Basyarsyah, Adat Budaya Melayu Jati Diri

dan Kepribadian,(Medan : Forkala,2005) h.47 57Farizal Nasution, Upacara Adat Melayu di Sumatera Utara, (Medan

: Mitra,2012) h.37 58Zainal Arifin AKA,Adat Budaya Resam Melayu Langkat,

(Medan:Mitra,2009) h.141

Page 49: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

32

permohonan yang bersifat positif bukan permohonan yang

menyimpang dari ajaran agama, seperti misalnya memohon

keselamatan atau kesehatan, mohon dimudahkan rezeki, mohon

perlindungan, mohon ampunan, mohon panjang umur dan

sebagainya.59

Upacara tepung tawar artinya suatu kebiasaan sakral yang

tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan melayu, hal ini juga

mengandung makna simbolis untuk keselamatan, kebahagiaan

dan kesejahteraan bagi orang yang diberi tepung tawar. Tepung

tawar dilakukan sebagai lambang mencurahkan rasa bahagia dan

gembira sebagai rasa syukur atas keberhasilan, hajat serta niat

baik yang dilakukan.60

Dari pengertian makna Tepung Tawar menurut pemangku

adat dan beberapa budayawan melayu dapat dikatakan bahwa

Tepung Tawar adalah kebiasaan menaburkan bertih dan

memercikkan air diiringi dengan do’a dan sholawat atas Nabi

kepada objek Tepung Tawar yang bertujuan untuk memohon do’a

baik kepada Allah swt dan tidak lari dari ajaran agama Islam.

Menurut O.K Gusti tepung tawar sejak dulu adalah salah

satu unsur pokok penting dari budaya Melayu, tidaklah lengkap

atau sempurna upacara adat bila tidak diiringi dengan tepung

tawar di dalamnya, seperti kurang sempurna sebuah agama jika

tidak dilengkapi dengan do’anya. Jadi bisa dikatakan bahwa

59Zainal Arifin AKA, Ragam Pesona Upacara Adat Melayu, (Sanggar

Seni Pusaka Aru Teater Garis Lurus Langkat) h.78 60Hulul Amri, Eksistensi Tepuk Tepung Tawar Dalam Upacara

Pernikahan Masyarakat Melayu di Desa Resun Pesisir Kabupaten Lingga,

(Skripsi,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Maritim Raja Ali

Haji Tanjung Pinang,2016), h.4

Page 50: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

33

tepung tawar itu merupakan sebuah do’a yang dituangkan dalam

bentuk pelaksanaan langsung kepada objek.61

61O.K.Gusti, Pokok – pokok acara adat Istiadat Perkawinan Suku

Melayu Pesisir Sumatera Timur, (Medan : Tidak ada Penerbit,1971) h.11

Page 51: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

34

Page 52: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

35

BAB IV

PELAKSANAAN DAN UNSUR KEAGAMAAN TEPUNG

TAWAR MELAYU LANGKAT

A. Pelaksanaan Acara Tepung Tawar

Sebelum Islam masuk dan memberi pengaruh terhadap

seluruh aspek kehidupan masyarakat Melayu yang ada di Langkat

Sumatera Utara saat ini, Tepung Tawar diyakini sebagai tradisi

Hindu yang dilaksanakan sebagai kebiasaan memohon do’a

kepada Dewa dan juga arwah yang dilakukan sebagai upacara

persembahyangan pada masa Melayu Tua.62

Maksudnya tidak ada ketentuan khusus Tepung Tawar

hanya dapat dilakukan dalam acara – acara tertentu saja,

melainkan dapat dilakukan kapan saja apabila memang

dibutuhkan. Pada masa kepercayaan Hindu dan Animisme

kegiatan menaburkan bertih, beras kuning dan air ini wajib

dilakukan karena merupakan salah satu upacara permohonan /

sembahyang umat Hindu, pada masa sekarang tepung tawar yang

dianggap sebagai acara adat ini dilakukan apabila pihak pemilik

acara atau orang yang bersangkutan merasa perlu dan jika tidak

mau melakukan Tepung Tawar maka tidak ada paksaan.63

Menurut cerita rakyat dan pemaparan pemangku Adat

Melayu pada zaman dahulu kegiatan Tepung Tawar biasa

62Zainal Arifin Aka, Seni Budaya Melayu, (Medan : Mitra Medan,

2016) h.112 63Wawancara dengan Bapak Muhammad Sis (54 tahun), seorang Staff

Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 03/06/2018 di

Tanjung Pura, Kabupaten Langkat.

Page 53: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

36

dilakukan dan diikut sertakan dalam upacara – upacara adat

seperti pernikahan, membuka lahan baru, menempati rumah baru,

sembuh dari sakit yang panjang dan menahun, kembali dari

musibah, dan sebagainya. Hanya dalam upacara kematian Tepung

Tawar tidak disertakan.64

Setelah Islam masuk dan berkembang pada abad ke 15

Masehi65, kebudayaan ,adat istiadat serta kebiasaan – kebiasaan

yang menjadi kepercayaan Hindu dan animisme tidak semata –

mata dibuang dan ditinggalkan, ini yang kemudian membuat

Tepung Tawar tetap dilakukan sesuai kebiasaan terdahulu dan

tidak dirubah secara signifikan melainkan diteruskan sebagai

warisan budaya.66

Islam dapat diterima karena kehadirannya yang tidak

memaksa dan tanpa kekerasan, Islam hadir dengan ikut menyatu

dengan kebiasaan dan juga adat istiadat masyarakat yang

kemudian pelan – pelan menanamkan serta meluruskan apa yang

sudah ada dengan ajaran – ajaran yang sesuai dengan syari’at

Islam.

Tepung Tawar adalah salah satu kebiasaan yang menjadi

bukti bahwa Islam tidak semata – mata melarang ataupun

menolak apa yang sudah ada, melainkan masuk kedalam

kebiasaan tersebut dan meluruskannya sesuai dengan ajaran

64Zainal Arifin Aka, Seni Budaya Melayu, ( Medan : Mitra Medan,

2016) h.112 65Sulaiman Zuhdi.Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah dan

Peradaban.(Langkat:Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten

Langkat.2014) h.22 66Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Aka (56 tahun), seorang

sejarawan Langkat, mantan kepala Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 21/05/2018 di Pangkalan Brandan.

Page 54: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

37

Islam. Tepung Tawar pada dasarnya dilakukan dalam acara –

acara adat Mealyu Langkat sesuai dengan keinginan dari sang

pemilik hajat, namun kegiatan menabur bertih ini pada masa lalu

biasa dilakukan pada saat acara –acara adat, diantaranya67 :

1. Pernikahan ( malam ber inai, bersanding, lepas

halangan bagi pengantin perempuan yang masih gadis

/ suci ).

2. Wanita lepas bersalin / melahirkan

3. Mencukur Rambut Anak

4. Anak Berkhitan

5. Memasuki rumah baru

6. Sebelum melakukan perjalanan jauh

7. Pulang selamat dari perjalanan yang jauh

8. Permulaan membuka hutan untuk tempat berladang

9. Permulaan menukal membuat lobang di tanah untuk

menanam padi, pada 7 lobang pertama saja.

10. Benih padi yang akan di tanam

11. Permulaan mengetam padi

12. Menyimpan padi dalam lumbung

13. Sembuh dari penyakit yang berat

14. Anak selesai berkelahi dan mengeluarkan darah

Namun belakangan masyarakat Melayu Langkat yang

berada di Kecamatan Tanjung Pura saat ini tidak lagi melakukan

Tepung Tawar pada acara lepas bersalin, benih padi yang akan

ditanam, permulaan mengetam padi, dan menyimpan padi di

67O.K. Muhammad Syah.Adat Perkawinan Masyarakat Melayu

Pesisir Sumatera Timur.(Medan : USU Press.2012) h.41

Page 55: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

38

dalam lumbung serta anak selesai berkelahi dan mengeluarkan

darah karena disebabkan oleh perkembangan zaman yang

semakin maju.

Tepung Tawar masih dilaksanakan dan dibudayakan oleh

masyarakat Melayu Langkat pada acara – acara sebagai berikut :

1. Pernikahan

2. Khitanan

3. Menabalkan nama anak

4. Tepung Tawar Haji

5. Sembuh dari Sakit yang lama

6. Menempati Rumah Baru

7. Membuka Lahan Baru68

Pelaksanaan Tepung Tawar dalam setiap acara adat

Melayu khususnya di Tanjung Pura tidak memiliki perbedaan

yang signifikan bahkan bisa dikatakan sama walaupun ada sedikit

perbedaan cara pelaksanaan dan bahan yang digunakan antara

tepung tawar yang dilakukan dalam acara adat dan tepung tawar

yang dilakukan sebagai acara tunggal permohonan do’a selamat.

Walaupun hanya ada tujuh macam Tepung Tawar yang

biasa dilakukan masyarakat Melayu sebagai acara penting tidak

menutup kemungkinan bahwa Tepung Tawar tetap bisa dilakukan

disetiap acara apapun jika sang pemilik hajat atau pemilik acara

menghendaki adanya tepung tawar maka tepung tawar bisa

dilakukan. Tetapi dalam hal ini penulis ingin mempersempit

68Zainal Arifin AKA,Ragam Pesona Upacara Adat Melayu,(Sanggar

Seni Pusaka Aru Teater Garis Lurus Langkat) h.75

Page 56: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

39

pembahasan agar lebih mudah untuk mejelaskan pelaksanaanya

secara rinci.

Dalam acara pernikahan Tepung Tawar dilakukan pada 3

susunan acara yaitu malam berinai atau yang biasa dikenal

dengan malam terakhir calon pengantin menikmati masa

lajangnya sebelum berubah statusnya menjadi seorang istri,

bersanding dan lepas halangan (bagi calon pengantin yang masih

gadis/perawan).69

Pada dasarnya susunan pelaksanaan tepung tawar diketiga

acara diatas tidak memiliki perbedaan cara pelaksanaan tepung

tawar. Berikut cara pelaksanaan tepung tawar dalam acara

pernikahan :

1. Tepung Tawar di awali dengan iringan pantun yang

dipimpin oleh orang yang sudah ditugaskan sebagai

pembawa pantun, pantun disertakan setiap memanggil

penepung tawar, seperti “kepada kedua orang tua

mempelai wanita dipersilahkan untuk memberikan

setawar sedingin70..” lalu diselingi dengan pantun :

Tepung tawar menjadi adat

Tujuh ramuan sambau pengikat

Adalah ini sebagai syarat

Mohon doa restu selamat

Mula disebut daun sedingin

Digantung tinggi tumbuh berakar

69O.K. Muhammad Syah.Adat Perkawinan Masyarakat Melayu

Pesisir Sumatera Timur.(Medan : USU Press.2012) h.41 70Penawar dan pendingin

Page 57: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

40

Mari doakan kedua pengantin

Semoga Allah beri penawar

2. Pengantin duduk di pelaminan sambil mengadahkan

kedua telapak tangan diatas pangkuannya.

3. Petugas yang bertugas untuk memberikan ramuan

tepung tawar akan memberikan satu per satu ramuan

kepada penepung tawar. Ramuan pertama yang akan

diberikan adalah ramuan penabur, setelah ramuan

penabur diberikan, penepung tawar menaburkan

ramuan penabur dari arah kanan ke kiri diiringi

dengan bacaan sholawat dan do’a yang akan

dimohonkan untuk kedua mempelai.

4. Kemudian ramuan yang kedua adalah ramuan

perinjis/perincis, penepung tawar memercikkan air

perincis menggunakan 7 daun (kalinjuhang, ganda

rusa, sepenuh, jejurun, sedingin, sipulut, sambau) yang

sudah diikat menjadi satu ke bagian kepala pengantin

sambil membaca sholawat dan do’a untuk keduanya.

5. Yang terakhir penepung tawar mengoleskan bedak

dingin pada kedua tangan mempelai. Selanjutnya

ditutup dengan kedua pengantin mencium tangan

penepung tawar sebagai ucapan rasa hormat dan

terimakasih secara bergantian.

Urutan penepung tawar dimulai dengan tetua adat atau

tokoh adat, kedua orang tua mempelai, dan kerabat dekat sesuai

dengan kebiasaan turun temurun jumlah penepung tawar selalu

Page 58: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

41

ganjil tidak pernah genap.71 Pada acara tepung tawar khitan,

tepung tawar haji, tepung tawar menabalkan anak, tepung tawar

sembuh dari sakit dan selamat dari perjalanan jauh, cara

pelaksanaan tepung tawar dilakukan sama seperti cara tepung

tawar dalam acara tepung tawar pernikahan. Hal yang

membedakan hanya pada pantun pengiring tepung tawar, hanya

pada acara pernikahan tepung tawar diiringi dengan pantun

tepung tawar.

Untuk cara pelaksanaan tepung tawar menempati rumah

baru dan tepung tawar membuka lahan terdapat sedikit

perbedaan. Perbedaan antara tepung tawar menempati rumah baru

dan tepung tawar membuka lahan dengan tepung tawar pada

acara adat lainnya terletak pada ramuan yang digunakan dan

orang yang akan memberi tepung tawar.72

Cara pelaksanaan tepung tawar dilakukan lebih sederhana

dan hanya menggunakan ramuan perinjis tidak menggunakan

ramuan penabur dan bedak dingin. Pelaksanaanya juga hanya

dilakukan oleh tetua adat atau yang dipercaya sebagai pemimpin

acara tepung tawar. Adapun tata cara pelaksanaannya sebagai

berikut :

1. Setelah acara do’a bersama tetua adat akan

mengelilingi rumah sembari membawa wadah yang

71Zainal Arifin Aka.Ragam Pesona Upacara Adat Melayu.(Koleksi

Pribadi Tidak diterbitkan) h.75 72Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Aka (56 tahun), seorang

sejarawan Langkat, mantan kepala Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 21/05/2018 di Pangkalan Brandan.

Page 59: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

42

berisi ramuan perinjis yaitu air bersih yang dicampur

dengan irisan limau mungkur atau jeruk purut.

2. Kemudian tetua adat akan memercikkan ramuan

perinjis di sekeliling rumah ataupun lahan baru yang

akan ditempati sambil membaca sholawat dan do’a

untuk mengusir makhluk – makhluk gaib yang

mungkin berada disana.

B. Makna Simbolik Alat dan Bahan Tepung Tawar

Setiap alat dan bahan yang digunakan dalam tepung tawar

masing – masing memiliki makna tersendiri yang dimaksudkan

agar makna yang terkandung dalam alat dan bahan yang

digunakan dapat menjadi do’a baik terhadap objek yang ditepung

tawari.

Pada masa kepercayaan sebelum Islam tepung tawar

terdiri dari tiga macam ramuan yaitu, perincis (perinjis), penabur,

dan pedupaan73, ketiga macam ramuan ini terdiri dari bahan yang

berbeda – beda. Ramuan perincis (perinjis), ramuan penabur yang

harus terdiri dari 7 macam bahan74 dan pedupaan.

Adapun bahan – bahan yang digunakan serta makna

simbolik dari bahan – bahan yang digunakan sebagai berikut :

1. Ramuan Perincis (perinjis)

1.1 Daun Silinjuhang : daun ini memiliki makna

kekuatan gaib atau magis yang dimaksudkan agar sang

73Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Aka (56 tahun), seorang

sejarawan Langkat, mantan kepala Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 21/05/2018 di Pangkalan Brandan. 74O.K. Muhammad Syah.Adat Perkawinan Masyarakat Melayu

Pesisir Sumatera Timur.(Medan : USU Press.2012) h.39-41

Page 60: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

43

penerima tepung tawar dapat terhindar dari kekuatan gaib

yang bermaksud jahat dan senantiasa dilindungi

1.2 Daun Ganda Rusa : daun ini memiliki makna

perisai atau penangkal dari gangguan gaib, tidak jauh

berbeda dari daun silinjuhang yang bermaksud

melindungi sang penerima tepung tawar dari hal – hal

gaib yang ingin merusak atau sejenisnya.

1.3 Daun Sepenuh : daun ini memiliki makna

rezeki dan berkat alam, dimaksudkan agar sang penerima

tepung tawar senantiasa dilancarkan rezekinya dan

mendapat berkat dari alam.

1.4 Daun Jejurun : daun jejurun memiliki akar

pohon yang cukup sulit untuk dicabut yang kemudian

dimaknai agar sang penerima tepung tawar memiliki umur

yang panjang.

1.5 Daun Sedingin : daun ini memiliki makna

penyejuk dimana agar penerima tepung tawar diharapkan

dapat tetap tenang menghadapi masalah kehidupan serta

menjadi orang yang penyabar.

1.6 Daun sipulut : daun ini memiliki sifat

yang lengket sehingga dimaknai sebagai simbol

kerukunan hidup.

1.7 Daun Sambau : daun ini dimaknai sebagai

symbol kekuatan karena dikenal sebagai pohon yang

akarnya susah untuk dicabut sehingga dipercaya bahwa

penerima tepung tawar diharapkan dapat menjadi seperti

sambau yang kuat dalam mempertahankan hidup serta

Page 61: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

44

tidak goyah. Jika dalam upacara pernikahan diharapkan

pasangan suami istri dapat mempertahankan kesetiaannya

sebagai pasangan dalam susah maupun senang.

Tujuh jenis daun yang masing – masing dipercaya

memiliki khasiat dan makna simbolik tersendiri ini kemudian

diikat menjadi satu, dulu ke tujuh daun ini diikat menggunakan

akar pohon namun pada saat ini biasanya diikat menggunakan

karet gelang.

Setelah diikat menjadi satu kesatuan kegunaan dari ikatan

daun ini adalah untuk memercikkan air perinjis, air perinjis

(perincis) terdiri dari air bersih, limau mungkur / jeruk purut, dan

mangkok putih serta dipasangkan dengan bedak dingin. Adapun

makna simbolik dari bahan – bahan air perinjis adalah sebagai

berikut :

1.1 Air : air yang bersih atau jernih

melambangkan keikhlasan

1.2 Limau Mungkur : limau mungkur atau jeruk perut

dilambangkan sebagai penawar untuk membersihkan

dari pengaruh gaib

1.3 Mangkok putih : mangkok putih yang digunakan

sebagai wadah dari Air dan Limau Mungkur/Jeruk

Purut melambangkan kepasrahan, maksudnya agar

kita sebagai manusia harus senantiasa berpasrah diri

terhadap Allah swt.

Page 62: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

45

1.4 Bedak Sejuk : bedak sejuk atau biasa dikenal

dengan bedak dingin memiliki makna kebersihan. 75

2. Ramuan Penabur

Ramuan penabur terdiri dari bahan – bahan sebagai

berikut :

2.1 Beras Putih : beras putih diartikan sebagai

lambang kesuburan hidup diharapkan penerima

tepung tawar dapat memiliki kehidupan yang baik

dalam hal rezeki atau penghidupannya.

2.2 Beras Kuning : beras kuning diartikan sebagai

lambang kemuliaan serta kesungguhan, dimana

penerima tepung tawar diharapkan dapat menjadi

pribadi yang senantiasa bermartabat dan mulia serta

bersungguh – sungguh dalam melakukan sesuatu

dalam hidup.

2.3 Bertih : bertih dimaknai sebagai lambang

kesuburan dan kebaikan, diharapkan agar memiliki

keturunan yang banyak dan memiliki akhlak serta

budi pekerti yang baik.

2.4 Bunga Rampai : bunga rampai76 diartikan sebagai

lambang persatuan dan keharuman nama, maksudnya

diharapkan agar selalu dalam satu ikatan keluarga

yang baik, rukun serta memiliki nama keluarga yang

baik dan bisa mengharumkan nama baik keluarga

dimanapun kaki berpijak.

75O.K. Muhammad Syah.Adat Perkawinan Masyarakat Melayu

Pesisir Sumatera Timur.(Medan : USU Press.2012) h.40 76Gabungan beberapa jenis bunga yang disatukan

Page 63: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

46

3. Pedupaan

Pedupaan adalah wewangian yang biasa disebut dengan

kemenyan yang berbahan dasar getah phon karet pada masa lalu

yang bertujuan untuk memanggil ruh dan dewa – dewa agar ikut

hadir dalam upacara permohonan do’a. Namun setelah Islam

masuk pedupaan dihilangkan karena alasan tidak sesuai dengan

ajaran Islam sehingga sampai saat ini pedupaan tidak lagi

digunakan karena dikhawatirkan akan menjerumuskan

masyarakat kepada kesyirikan.

C. Unsur Keagamaan dalam Tepung Tawar

Sejarah mencatat bahwa kawasan Tanjung Pura adalah

kawasan yang menjadi saksi bahwa kesultanan Melayu pernah

berjaya dan besar disana, yang saat ini menjadikan Tanjung Pura

sebagai tanah Melayu di Langkat, Sumatera Utara.77 Namun tidak

bisa dilupakan bahwa sebelum Islam hadir dan menjadikan

Melayu sebagai suku yang mayoritas penduduknya Muslim dan

berciri khas syari’at Islam, kepercayaan Animisme dan

Dinamisme78 serta kepercayaan agama Hindu telah lebih dulu

berkembang dan memberikan pengaruh dalam kehidupan

masyarakat Sumatera.79

77Zainal Arifin AKA,Langkat Dalam Perjalanan Sejarah,(Medan :

Mitra Medan,2016) h.1-10 78Berasal dari bahasa yunani yaitu dunamos yang berarti kekuatan,

daya, kekuatan atau khasiat. Yaitu kepercayaan terhadap benda – benda

disekitar manusia yang diyakini dapat memberikan kekuatan dan manfaat bagi

manusia. (Ridwan Hasan.Kepercayaan Animisme Dan Dinamisme Dalam

Masyarakat Islam Aceh.(artikel diakses ) 79William Marsden,Sejarah Sumatera, Ter. Komunitas Bambu

(Jakarta: Komunitas Bambu,2008) h.305

Page 64: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

47

Terlebih pada kebiasaan dalam kehidupan masyarakat

baik itu tradisi, adat istiadat, dan lain lain. Pengaruh nilai – nilai

keagamaan ataupun kepercayaan pasti memberikan pengaruh

kepada kebiasaan yang dilakukan masyarakat pada kelompok

tertentu.

Seperti dijelaskan oleh Edward H. bahwa agama ataupun

kepercayaan berada ditengah – tengah manusia sepanjang sejarah

dan merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari pribadi

dan masyarakat itu sendiri, tidak ada agama dan tidak ada

struktur masyarakat yang dapat dianggap terpisah keduanya

adalah satu kesatuan.80

Begitu juga halnya dengan Tepung Tawar sebagai tradisi

masyarakat Melayu di Tanjung Pura, Tepung Tawar memiliki

unsur – unsur kepercayaan keagamaan di dalamnya. Baik itu dari

segi pelaksanaan, alat dan bahan yang digunakan semuanya

disusun sesuai dengan nilai – nilai keagamaan yang seiring

dengan perkembangan zaman tradisi yang dipercaya adalah

kebiasaan dari orang – orang terdahulu yang menganut

kepercayaan Animisme serta Hindu ini hingga saat ini masih

terus dilaksanakan dan menjadi ciri khas dari Melayu sebagai

suku yang mayoritas penduduknya Muslim.

Adapun unsur – unsur keagamaan yang terkandung dalam

Tepung Tawar adalah sebagai berikut :

1. Unsur Animisme

80Zakiyah Daradjat, dkk, Perbandingan Agama, ( Jakarta : Bumi

Aksara, 1996 ), h.38

Page 65: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

48

Animisme memiliki banyak pengertian, kata animisme

berasal dari bahasa latin “anima” yang berarti roh”.81 Animisme

adalah salah satu kepercayaan yang percaya terhadap roh ataupun

makhluk halus, dimana kepercayaan jenis ini adalah kepercayaan

yang dianut oleh masyarakat terdahulu yang belum menerima

ajaran yang berdasarkan pada agama (wahyu).82

Ciri dari masyarakat yang menganut paham ini adalah

mereka yang selalu meminta permohonan dan pertolongan

kepada roh – roh, baik itu dalam hal kesehatan, kesuksesan,

keberhasilan dalam bercocok tanam, perlindungan dari mara

bahaya, dan selamat dari perjalanan yang jauh.

Tepung Tawar yang dilakukan oleh masyarakat Melayu

pada saat ini adalah bentuk tradisi atau kebiasaan orang – orang

terdahulu yang percaya bahwa pertolongan hanya didapat dari roh

dan makhluk halus, dimana tujuan utama dari tepung tawar

adalah sebagai sarana agar roh datang dan memberikan apa yang

dimohonkan oleh mereka yang memegang kepercayaan

Animisme.

Pedupaan atau yang dikenal dengan kemenyan oleh

masyarakat Melayu Tanjung Pura pada zaman dahulu berfungsi

sebagai alat untuk memanggil roh dan makhluk halus untuk

81Ridwan Hasan.Kepercayaan Animisme Dan Dinamisme Dalam

Masyarakat Islam Aceh.(artikel diakses pada tanggal 15 Juli 2018 pukul 13.30

WIB) h.286 82Ridwan Hasan.Kepercayaan Animisme Dan Dinamisme Dalam

Masyarakat Islam Aceh.(artikel diakses pada tanggal 15 Juli 2018 pukul 13.30

WIB) h.286

Page 66: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

49

datang dalam acara tepung tawar dan mengabulkan permohonan

yang dimohonkan oleh orang – orang terdahulu.83

Namun setelah ajaran Islam hadir kebiasaan menyalakan

pedupaan dalam acara tepung tawar dihilangkan karena dianggap

sebagai perbuatan syirik karena percaya kepada selain Allah

swt.84 Sebagaimana dijelaskan dalam Al - Qur’an surah An Nisa

ayat 116 bahwa Allah tidak akan mengampuni orang – orang

yang menyekutukannya dengan apapun, dan mereka yang

menyekutukan Allah adalah orang – orang yang tersesat. Masih

banyak firman – firman Allah swt yang menjelaskan larangan

memohon kepada selain Dia, hal ini yang kemudian menjadi

alasan mengapa saat ini pedupaan dihilangkan karena

dikhawatirkan akan menjadi perbuatan syirik.

Meskipun saat ini pedupaan dihilangkan beberapa

kalangan masyarakat masih menggunakannya dengan alasan

mempertahankan warisan budaya dan dilakukan sebagai seremoni

saja.85

2. Unsur Kepercayaan Hindu

83Wawancara dengan Bapak Basyaruddin (56 tahun), seorang tokoh

Agama Tanjung Pura, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kecamatan

Tanjung Pura, 29/06/2018 di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat. 84Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Aka (56 tahun), seorang

sejarawan Langkat, mantan kepala Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan

Kabupaten Langkat, 21/05/2018 di Pangkalan Brandan. 85Tengku Luckman Sinar.Adat Perkawinan dan Tata Rias Pengantin

Melayu.(Meda : Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Seni Budaya

Melayu,2001) h.4

Page 67: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

50

Pada alat dan bahan yang digunakan dalam acara tepung

tawar didalamnya terdapat unsur dari kepercayaan agama Hindu.

Sebagaimana yang diketahui bahwa pada pelaksanaan acara

sembahyang umat Hindu terdapat tahapan yang harus dilakukan

seperti, asuci laksana86, menyiapkan pakaian untuk sembahyang,

pranayama atau mengatur pernafasan agar tetap tenang,

membersihkan tempat sembahyang, pikiran yang suci, sikap

duduk yang baik, membersihkan tangan dan mulut, dan

menyiapkan bunga, kewangen dan dupa.87

Penggunaan bunga rampai dalam acara tepung tawar ini

sama seperti dalam acara sembahyang umat Hindu walaupun

bunga yang digunakan berbeda, dalam acara sembahyang umat

Hindu. Umat Hindu juga percaya bahwa bunga adalah salah satu

unsur terpenting sebagai sarana persembahyangan, bunga

memiliki dua peran yaitu pertama sebagai simbol Tuhan (Dewa

Siwa) dan yang kedua sebagai sarana persembahyangan. Bunga

juga dipakai sebagai lambang kesucian hati di dalam memuja

sang Hyang Widhi, para Dewa dan leluhur.88

Bunga juga dianggap penting bagi umat Hindu karena

dipercaya bahwa bunga merupakan lambang restu Tuhan seperti

86Kegiatan membersihkan badan atau mandi sebelum melaksanakan

proses sembahyang pada umat Hindu (Chairul Umam.Makna Simbolis Sarana

Persembahyangan Agama Hindu. Skripsi,Fakultas Ushuluddin, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014) h.32 87Chairul Umam.Makna Simbolis Sarana Persembahyangan Agama

Hindu.(Skripsi, Fakultas Ushuliddin, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,2014) h.32 88Chairul Umam.Makna Simbolis Sarana Persembahyangan Agama

Hindu.(Skripsi, Fakultas Ushuliddin, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,2014) h.32

Page 68: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

51

dalam kisah kakawin Ramayana89 pada saat itu para dewa di

angkasa memberikan restu dengan menghujaninya dengan bunga

yang wangi. Dalam kisah lain ketika Arjuna bertapa untuk

mendapatkan panah pasopati untuk mengalahkan Korawa, Arjuna

mendapat restu dari Dewa Siwa dengan menghujaninya dengan

bunga yang dikenal dengan Puspa Warsa.90

Selain itu unsur agama Hindu yang juga terdapat dalam

upacara tepung tawar adalah penggunaan pedupaan, dimana umat

Hindu juga menggunakan dupa dalam acara sembahyangnya.

Tujuan dari dupa bagi umat Hindu adalah sebagai sarana

untuk menghubungkan diri antara pemuja dengan yang dipuja

yaitu para dewa.91 Hal ini memiliki kesamaan sebagai tujuan dari

pedupaan pada tepung tawar pada masa sebelum Islam yaitu

sebagai media untuk memanggil para roh agar hadir pada acara

tepung tawar walaupun saat ini pedupaan sudah tidak digunakan

lagi.

Pemakaian air yang terdapat dalam air perincis dalam

tepung tawar juga digunakan dalam acara sembahyang umat

Hindu yang merupakan sarana persembahyangan yang tidak

kalah penting. Dalam upacara sembahyang air atau tirtha

89Kisah ketika sang Rama sebagai Awatara Wisnu berperang

melawan Rahwana. Chairul Umam.Makna Simbolis Sarana Persembahyangan

Agama Hindu.(Skripsi, Fakultas Ushuliddin, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,2014) 90Hujan bunga sebagai lambang dari Dewa Siwa (Hyang

Widhi).(dwijaduh.blogspot.com. JAPA. I Gusti Made

Sunartha,10Juli2018)diakses pada 5 Agustus 2018 pukul 09.33 wib 91Chairul Umam.Makna Simbolis Sarana Persembahyangan Agama

Hindu.(Skripsi, Fakultas Ushuliddin, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,2014)

Page 69: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

52

dibedakan menjadi 2 jenis, yang pertama air yang digunakan

untuk membersihkan tangan dan mulut dan yang kedua adalah air

yang dibuat oleh pendeta dengan puja.

Cara penggunaan air puja dengan dipercikkan pada kepala

sebanyak 3 kali dan diiringi dengan mantra, selain itu air puja

juga diminum dan diusapkan pada muka.92

3. Unsur Keislaman

Jika unsur – unsur agama Hindu terdapat pada alat dan

bahan dalam tepung tawar, unsur ke Islaman dari tepung tawar

terdapat pada proses pelaksanaan dalam tepung tawar. Islam

mengajarkan untuk senantiasa mengingat Allah swt dalam

keadaan apapun dan memohon pertolongan dan perlindungan

hanya kepada Allah swt.

Dalam pelaksanaan tepung tawar menanamkan kepada

masyarakat agar melakukan permohonan hanya kepada Allah swt

sebagai pencipta langit dan bumi, serta mengharapkan syafa’at

Nabi saw. Dimana dijelaskan dalam firman Allah swt dalam Al-

Qur’an surah Al-Fatihah ayat 5 yang artinya93 :

“hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya

kepada-Mu kami (ber isti’anah) memohon

pertolongan”

Bahwa umat Islam diperintahkan untuk beristi’anah dan

istighatsah, yaitu meminta pertolongan dan dukungan dalam

92Chairul Umam, Makna Simbolis Sarana Persembahyangan Agama

Hindu, (Skripsi, Fakultas Ushuliddin, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,2014) 93 Al-Qur’an Surah Al-Fatihah ayat 5

Page 70: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

53

segala urusan dan meminta dihilangkan segala musibah dan

kesulitan hanya kepada Allah swt. Hal ini ditanamkan dalam

upacara tepung tawar dimana permohonan dan pertolongan

ditujukan hanya kepada Allah swt, alat dan bahan yang

digunakan serta pelaksanaan adalah simbolisasi dari

mempertahankan budaya. Walaupun bahan – bahan yang

digunakan memiliki makna – makna khusus itu hanya sebagai

makna simbolik dari bahan – bahan tersebut sesuai dengan sifat

dari tumbuhan itu sendiri, dimana semuanya adalah ciptaan dari

yang Maha Kuasa dan diharapkan orang yang diberikan tepung

tawar dapat menjalani kehidupan sesuai dengan makna simbolik

dari alat dan bahan tersebut. Dalam surah lainnya Allah

memberikan larangan untuk memohon pertolongan selain

kepadanya, adapun ayat yang menjelaskan larangan tersebut

adalah surah Yunus ayat 106 yang artinya94 :

“Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang

tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi

bencana kepadamu selain Allah, sebab jika engkau

lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya

engkau termasuk orang – orang zalim.”

Pelaksanaan tepung tawar juga diajarkan untuk memulai

dengan mengucapkan lafaz basmalah ketika penepung tawar

ingin menaburkan ramuan penabur kepada objek yang akan

94 Al-Qur’an Surah Yunus ayat 106

Page 71: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

54

ditepung tawari. Seperti dijelaskan dalam hadis dari Abu

Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda yang artinya95 :

“setiap perkara yang tidak dimulai dengan

bismillahirrahmanirrahim, maka amalannya

terputus (tidak sempurna, sedikit berkahnya)”.

Jelas dalam hadis di atas dijelaskan bahwa memulai

sebuah kegiatan dengan lafas basmalah adalah sesuai dengan

ajaran agama Islam yang menjadi perintah bagi umat muslim.

Kebiasaan ini yang kemudian menjadi kebiasaan baik yang

diteruskan, artinya tepung tawar juga memberikan sumbangan

pengajaran nilai ke Islaman di dalamnya bukan sekedar tradisi

tanpa makna dan sia – sia.

95Samsudin Muhammad bin Muhammad AlKhatib Assarbini, Mugni

Al-Muhtaj Ila Ma’rifat Ma’ani Alfaz Al-Minhaz, (Lebanon : Dar Alkotob Al

Ilmiyas,2009) h.29

Page 72: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

55

BAB V

DAMPAK TEPUNG TAWAR TERHADAP NILAI – NILAI

PANDANGAN HIDUP MELAYU LANGKAT

Pada masyarakat Melayu Langkat khususnya mereka yang

tinggal dan menetap di Tanjung Pura nilai – nilai pandangan

hidup masyarakat Melayu diambil dari kebiasaan dan Adat

Istiadat yang melekat dengan kehidupan sehari – hari.

Berdasarkan identitasnya yang disebut dengan melayu adalah

beradat resam melayu serta beragama Islam, yang tidak terikat

faktor geneologis (hubungan darah) namun dipersatukan oleh

faktor culture (budaya).96

Hal ini membuktikan bahwa nilai – nilai pandangan hidup

masyarakat Melayu Langkat adalah cerminan dari budaya yang

terus dijaga dan dilestarikan. Tepung Tawar sebagai kebiasaan

dan tradisi yang tidak pernah ditinggalkan disetiap acara adat

sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan oleh masyarakat

Melayu yang tinggal di Tanjung Pura mempunyai pengaruh

terhadap beberapa nilai – nilai pandangan hidup Melayu Langkat.

Berikut pengaruh Tepung Tawar terhadap nilai – nilai

pandangan hidup masyarakat Melayu Langkat, Tanjung Pura :

A. Nilai Agama dan Moral

Islam adalah sebuah agama yang rasional, universal, dan

sesuai dengan kebutuhan segala zaman. Islam bersifat rasional

96Zainal Arifin AKA, Adat Budaya Resam Melayu Langkat,

(Medan:Mitra,2009) h.13

Page 73: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

karena hampir seluruh konsep dan ajarannya tidak banyak

bertentangan dengan konsep dan pemikiran manusia secara

umum, Islam dikatakan universal karena hampir seluruh manusia

di belahan bumi menganut ajaran ini dan hal yang paling

istimewa adalah ajaran yang sempurna ini bahkan mengatur

segala sendi kehidupan manusia sampai hal – hal yang terkecil.97

Islam mengajarkan kepada hambanya untuk senantiasa

taat pada syari’at, sebagaimana dalam firman Allah yang artinya:

“Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad)

mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu,

maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau

ikuti keinginan orang – orang yang tidak

mengetahui.” (QS Al- Jatsiyah :18).98

Dalam tradisi Tepung Tawar Melayu Langkat,

mengajarkan dan menanamkan kepercayaan kepada masyarakat

Melayu agar senantiasa menyerahkan segala permohonan dan

perlindungan hanya kepada Allah swt, hal ini dibuktikan dengan

mengawali acara dengan mengucapkan lafaz basmalah. Hal ini

sesuai dengan penjelasan dalam hadis dari Abu Hurairah ra,

Rasulullah saw bersabda yang artinya99 :

“setiap perkara yang tidak dimulai dengan

bismillahirrahmanirrahim, maka amalannya

terputus (tidak sempurna, sedikit berkahnya)”

97Dr. Muhammad AR, Bunga Rampai Budaya, Sosial, dan

Keislaman, (Yogyakarta : Ar Ruzz Media,2016) h.11 98Dr. Muhammad AR, Bunga Rampai Budaya, Sosial, dan

Keislaman, (Yogyakarta : Ar Ruzz Media,2016) h.11 99Samsudin Muhammad bin Muhammad AlKhatib Assarbini, Mugni

Al-Muhtaj Ila Ma’rifat Ma’ani Alfaz Al-Minhaz, (Lebanon : Dar Alkotob Al

Ilmiyas,2009) h.29

Page 74: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

(HR. Al-Khatib dalam Al-Jami’, dari jalur Ar-

Rahawai dalam Al-Arba’in, As-Subki dalam

tabaqathnya).

Adapun pengucapan lafaz basmalah dilakukan ketika

mengawali iringan barzanzi dan marhaban pada acara tepung

tawar. Sebelum pembacaan barzanzi dimulai diawali dengan

pembacaan ta’awuz dan basmalah (A’udzu billahi

minassyaitanirrajim, Bismillahirrahmanirrahim). Isi dari

barzanzi sendiri adalah puji – pujian kepada Rasulullah saw, dan

marhaban sendiri adalah syair yang berisi ungkapan kebahagian

menyambut hal – hal baik yang datang.

Penanaman kebiasaan kecil ini yang kemudian membawa

pengaruh terhadap kehidupan masyarakat Melayu khususnya di

Tanjung Pura yang mayoritas adalah muslim menjadi hal yang

sangat baik untuk terus dilaksanakan dan dibudayakan kepada

generasi – generasi penerus agar mengamalkan hal baik dalam

kehidupan sehari – hari sesuai dengan perintah Allah swt.

Pada proses pelaksanaan Tepung Tawar ketika penepung

tawar menaburkan bunga rampai, bertih dan beras kuning diiringi

dengan bacaan sholawat atas Nabi untuk memohon syafa’atnya di

hari kiamat kelak, serta memohonkan do’a – do’a baik kepada

Allah swt agar senantiasa memberikan permohonan dan

perlindungan kepada hambanya.

Bacaan sholawat dibaca ketika penepung tawar

menaburkan ramuan penabur yang terdiri dari bunga rampai yang

ditaburkan kepada penerima tepung tawar, sembari menaburkan

ramuan penabur penepung tawar membaca sholawat (Allahumma

Page 75: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

sholli’Ala sayyidiinaa Muhammad wa’ala ali sayyidiinaa

Muhammad).

Segala sesuatu terjadi karena kehendak Allah, maka dari

itu kita hanya boleh bergantung hanya kepada-Nya, hal ini

dijelaskan dalam firmanya yang berarti :

“hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya

kepada-Mu kami memohon pertolongan”(QS Al-

Fatihah ayat 5).

Selain itu dijelaskan juga dalam firman Allah swt dalam Al-

Qur’an surah Yunus ayat 106 yang artinya:

“Dan jangan engkau menyembah sesuatu yang

tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi

bencana kepadamu selain Allah, sebab jika engkau

lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya

engkau termasuk orang – orang zalim.”

Bahwa satu – satunya penguasa di bumi adalah Allah

yang wajib untuk disembah dan tempat untuk memohon segala

do’a. Tepung tawar menanamkan nilai – nilai syari’at di

dalamnya agar masyarakat Melayu senantiasa mengamalkan

ajaran agama disetiap aspek kehidupan, karena kegiatan tradisi

dan adat istiadat pasti akan selalu dilaksanakan, dikerjakan dan

diturunkan sehingga generasi penerus kelak akan tetap berada di

jalan yang benar atau sesuai dengan syari’at Islam.

Page 76: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

Masyarakat Melayu memiliki 7 jati diri yang

menggambarkan kepribadian dari suku Melayu100, yaitu :

1. Orang Melayu beragama Islam dan Suka beribadah

2. Orang Melayu sopan berkata dan santun bergaya

3. Orang Melayu mementingkan penegakan hukum

4. Orang Melayu mengutamakan pendidikan dan Ilmu

5. Orang Melayu patuh pada musyawarah dan mufakat

6. Orang Melayu mengutamakan budaya

7. Orang Melayu ramah dan terbuka.

Poin ke 1 dan ke 6 adalah bukti bahwa masyarakat melayu

selain membudayakan budaya juga menyelaraskannya budaya

dan setiap kebiasaan masyarakat Melayu sesuai dengan syari’at

agar perbuatan yang dilakukan tidak sia – sia dan tetap mendapat

berkah dari Allah swt. Pengaruh dari nilai keislaman yang

ditanamkan lewat tepung tawar menjadikan masyarakat Melayu

di Tanjung Pura lebih agamais dan lebih taat kepada Allah swt,

pemuda – pemuda dan anak – anak masih terlihat ramai

memenuhi masjid –masjid untuk sholat berjama’ah dan pergi ke

madrasah pada sore hari untuk mengaji.

Pada tradis Tepung Tawar juga diajarkan untuk memiliki

sopan santun dan etika, seperti yang sudah dijelaskan bahwa

dalam proses pelaksanaan tepung tawar selalu didahulukan yang

lebih tua baru kemudian diikuti dengan yang lebih muda.

Penanaman nilai yang terlihat sepele ini memiliki dampak yang

cukup besar bagi orang – orang Melayu. Orang Melayu di

100Zainal Arifin AKA, Adat Budaya Resam Melayu Langkat,

(Medan:Mitra,2009) h.13-15

Page 77: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

Tanjung Pura terkenal dengan etika sopan santun kepada orang

tua yang amat sangat kental. Seperti dijelaskan dalam hadis dari

‘Ubadah bin Shamit r.a. meriwayatkan bahwasanya Rasulullah

saw. Bersabda yang artinya:

“bukan termasuk golongan umatku orang yang

tidak menghormati orang yang lebih tua, tidak

menyayangi anak muda, dan tidak mengetahui

haknya orang ‘alim kami (tidak memuliakan

ulama)”.101

Zaman yang semakin canggih seperti sekarang ini

memiliki pengaruh besar terhadap manusia khususnya mereka

generasi – generasi penerus, masyarakat Melayu membentengi

diri dengan pendidikan dan nilai – nilai ke Islaman yang tinggi

dan tidak lupa lingkungan yang baik juga menjadi pengaruh

terhadap akhlak para generasi muda. Tepung tawar juga menjadi

media yang baik sebagai bahan pengajaran etika yang baik

dengan memuliakan dan mendahulukan orang yang lebih tua.

Seperti yang dijelaskan Hamidah, bahwa bagi generasi yang akan

datang, pendidikan moral tidak hanya diberikan di dalam kelas

melainkan juga harus diajarkan di luar kelas lewat pengenalan

adat dan tradisi yang memuat nilai – nilai moral yang berguna

bagi pendidikan dan pembentukan kepribadian generasi yang

akan datang.102

101Mustafa Sayani dan Muzakkir Aris, Hadits –hadits Pilihan, Dalil –

Dalil Enam Sifat Para Sahabat, (Bandung : Pustaka Ramadhan,2004) h.35 102Hamidah, M.Pd, Pengajaran Moral Dalam Budaya Tepung Tawar

Melayu Sumatera Utara, (Forum Paedagogik Edisi Khusus Juli-Desember

2014) h.76

Page 78: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

Adapun nilai – nilai pengajaran moral tidak hanya

terdapat pada pelaksanaan tepung tawar tetapi juga ditanamkan

lewat makna simbolik dalam ramuan yang digunakan pada

tepung tawar. Tepung tawar merupakan alat simbolik dalam adat

budaya Melayu, dimana dia bersifat sebagai do’a dan di

dalamnya juga terkandung pelajaran moral yaitu kedamaian,

keharmonisan, kemandirian, keuletan, kekokohan, keihklasan dan

lain –lain.103

Kedamaian dilambangkan oleh daun sedingin yang

berbatang tebal dan mengandung lendir yang bersifat dingin,

dimana lewat acara tepung tawar penepung tawar dan yang

menerima tepung tawar mendapatkan kedamaian hati dan fikiran

karena menyerahkan segalanya kepada Allah swt.

Keharmonisan dilambangkan oleh bunga rampai yang

menggambarkan bahwa sekalipun terdiri dari bunga yang berbeda

– beda harumnya senada seolah saling melengkapi satu sama

lainnya. Bukti bahwa hal ini terpatri dalam diri orang Melayu

adalah masyarakat yang bersuku Melayu di Tanjung Pura

walaupun tergolong kelompok mayoritas baik sesama suku dan

kepada suku selain Melayu dapat hidup rukun dan damai, tidak

menjatuhkan satu sama lain.

Kemandirian digambarkan lewat sifat bertih yang berasal

dari padi atau jagung yang digoreng tanpa minyak tetapi tetap

bisa mengembang, masyarakat Melayu terbiasa untuk tidak

103Hamidah, M.Pd, Pengajaran Moral Dalam Budaya Tepung Tawar

Melayu Sumatera Utara, (Forum Paedagogik Edisi Khusus Juli-Desember

2014) h.52

Page 79: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

merepotkan orang lain selagi sesuatu itu dapat diselesaikan

sendiri, mereka lebih senang menolong dari pada merepotkan.

Keuletan dilambangkan lewat beras kuning, yang berasal

dari beras putih biasa kemudian dicampur hingga menjadi kuning

ini menggambarkan bahwa jika sesuatu dikerjakan dengan

sungguh – sungguh maka tidak ada yang tidak bisa diselesaikan.

Adapun keihklasan dilambangkan lewat air putih yang bersih

dalam ramuan perinjis, dimana diharapkan hati kita senantiasa

bersih seperti air, ikhlas dalam hal apapun karena kodratnya

segala yang kita miliki adalah milik Allah swt.

Tepung tawar memiliki pengaruh besar terhadap

keagamaan dan moral orang Melayu di Tanjung Pura, mereka

hidup dengan penuh kasih sayang, saling menghormati,

rukun,baik dengan sesame suku Melayu dan suku lainnya yang

hidup berdampingan dengan masyarakat Melayu.

B. Nilai Sosial

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu

masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang

dianggap buruk oleh masyarakat. Biasanya hal ini dipengaruhi

oleh budaya dan kebiasaan masyarakat itu sendiri.104

Dalam masyarakat Melayu, menurut Tengku Lah Husny

adat mempunyai peranan besar terhadap kegiatan tata cara hidup

masyarakat, menurut sejarah dan kenyataan adat mempunyai

pengaruh dominan terhadap seperangkat aspek kehidupan

104http://www.yuksinau.id. Nilai Sosial (Pengertian,Ciri – ciri,

Sumber dan Fungsi).diakses pada 11 Agustus 2018 pukul 11.49 WIB

Page 80: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

masyarakat dan warga bangsa termasuk dalam aspek bidang

sosial.105

Tepung Tawar adalah salah satu tradisi yang hubungannya

tidak sekedar interaksi manusia dengan penciptanya, melainkan

salah satu kebiasaan yang juga melibatkan interaksi antar

manusia.106 Tepung tawar merupakan upacara adat yang

melibatkan orang banyak, dan sarana untuk mengumpulkan sanak

saudara. Acara tepung tawar dilaksanakan selain untuk memohon

do’a juga dijadikan sebagai sarana untuk silaturahmi, karena

tepung tawar dihadiri dan disaksikan bukan hanya keluarga dekat

saja tetapi juga melibatkan tokoh adat dan juga tetangga –

tetangga dekat.

Acara tepung tawar dihadiri oleh banyak orang, baik dari

sanak saudara, kerabat, dan juga tetangga dekat yang ikut

meramaikan acara tepung tawar yang dilakukan oleh pemilik

hajat atau tuan rumah. Selain sebagai upacara yang memiliki

tujuan utama sebagai bentuk permohonan do’a, tepung tawar juga

menjadi media berinteraksi sosial bagi masyarakat Melayu di

Tanjung Pura.

Seperti yang diketahui bahwa interaksi sosial adalah

hubungan sosial yang bersifat dinamis.107 Interaksi sosial

105Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah

dan Peradaban, (Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten

Langkat, 2014) h.23 106Mohammad Fathi Royyani, Tepung Tawar :Keanekaragaman

Hayati dan Jejak Budaya di Pegunungan Meratus, (Jurnal Biologi Indonesia,

Vol.10 No.2, 2014) h.218 107http://file.upi.edu/Direktorat/FIP/JUR.PSIKOLOGI/195009011981

032-RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL.pdf, Interaksi Sosial,

Diakses pada tanggal 11 September 2018 pukul 13.12 WIB.

Page 81: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

memiliki dua syarat agar dapat terjadi proses interaksi sosial,

menurut Soerjono Sukanto bahwa interaksi sosial dapat terjalin

apabila adanya kontak sosial dan komunikasi.108

Dalam acara pelaksanaannya tepung tawar memenuhi

kedua syarat diatas sebagai media yang baik untuk melakukan

interaksi sosial. Pada tepung tawar pengantin contohnya, tepung

tawar dilakukan oleh kedua pihak keluarga yang kemudian secara

tidak langsung menjadi media untuk membangun rasa

kekeluargaan dini, dimana kedua keluarga sama – sama

memberikan do’a dan restu kepada kedua mempelai tanda bahwa

mereka diterima oleh dua keluarga besar yang awalnya tidak

saling mengenal.109 Selain itu acara tersebut juga dihadiri oleh

kerabat dan tetangga yang bertemu langsung bertatap muka

dengan tuan rumah untuk ikut mendoakan dihari bahagia pemilik

hajat dan ramah tamah dengan seluruh tamu undangan.

Acara ramah tamah ini dilakukan setelah acara tepung

tawar ditutup yang kemudian ditutup dengan jamuan hidangan

makanan yang disediakan oleh tuan rumah untuk para tamu yang

hadir, acara tepung tawar paling sedikit biasanya dihadiri oleh 30

sampai dengan 50 orang yang di dalamnya terdiri dari saudara

dekat, kerabat, dan tetangga yang kemudian menjadi media yang

sangat baik untuk menjalin hubungan interaksi sosial yang baik

bagi masyarakat Melayu di Tanjung Pura. Hal ini yang

108http://file.upi.edu/Direktorat/FIP/JUR.PSIKOLOGI/195009011981

032-RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL.pdf, Interaksi Sosial,

Diakses pada tanggal 11 September 2018 pukul 13.12 WIB. 109Wawancara dengan Bapak Basyaruddin (56 tahun), seorang tokoh

Agama Tanjung Pura, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia Kecamatan

Tanjung Pura, 29/06/2018 di Tanjung Pura, Kabupaten Langkat.

Page 82: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

menjadikan tepung tawar sebagai media menjalin tali silaturahmi

yang baik dan ikatan batin antar masyarakat terjalin dengan amat

sangat baik karena tidak ada dinding pembatas yang membatasi

hubungan sosial antar sesama masyarakat Melayu.

Walaupun tepung tawar hanya sebuah tradisi yang

menjadi bagian acara adat tepung tawar memiliki dampak

tersendiri bagi masyarakat Melayu Langkat, tepung tawar

mendekatkan keluarga yang jauh merapatkan hubungan harmonis

antar tetangga dekat maupun jauh karena lewat tepung tawar

semua saudara ikut mendoakan dan meramaikan acara dari

pemilik hajat.

C. Nilai Ekonomi

Tepung Tawar sebagai tradisi Melayu yang melibatkan

orang banyak dari berbagai profesi di dalam pelaksanaannya serta

alat dan bahan yang digunakan pada acara Tepung Tawar yang

bisa dibilang tidak sedikit tentu membutuhkan jasa orang lain

untuk mempermudah terlaksananya Tepung Tawar disetiap acara

adat Melayu.

Dalam ilmu ekonomi cukup sulit untuk menjelaskan

pengaruh dari budaya itu sendiri, namum belakangan para

ekonom mengakui bahwa budaya memiliki pengaruh terhadap

kinerja ekonomi.110 Seperti pernyataan La Husny bahwa budaya

ataupun tradisi yang terus menerus dilakukan pasti memiliki nilai

- nilai kehidupan, seperti nilai ekonomi dan lainnya yang

110Adji Pratikto, Pengaruh Budaya Terhadap Kinerja Perekonomian,

(Jurnal Studi Ekonomi Atma Jaya, Vol.17, No.2, 2012) h.98

Page 83: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

menjadikan salah satu alasan kebiasaan turun temurun itu terus

dilakukan selain untuk mempertahankan warisan budaya.111

Budaya ataupun tradisi memiliki dua sifat yaitu, yang

tidak bisa diukur atau dikenal dengan the subjective theory of

value menekankan bahwa kecenderungan individu tidak dapat

diukur dan hanya tercermin oleh perilaku. Yang kedua bersifat

konsep subjektivitas atau beliefs (keyakinan), dimana individu

atau kelompok memiliki keyakinan bahwa budaya yang mereka

lakukan terus menerus memiliki nilai – nilai yang baik sesuai

keyakinan dan kepercayaan mereka yang bersumber baik dari

agama ataupun objek yang dianggap menjadi panutan.112

Jika dilihat dari sifatnya tepung tawar lebih cenderung

kepada konsep subjektivitas, bahwa tradisi tepung tawar terus

dilakukan karena kepercayaan masyarakat suku Melayu di

Tanjung Pura bahwa tradisi ini memiliki pengaruh yang baik dan

warisan leluhur yang patut untuk terus dilestarikan tidak hanya

sebatas melestarikan budaya tetapi sekaligus media pembelajaran

bagi para generasi penerus.

Pada pelaksanaannya Tepung Tawar melibatkan penyedia

jasa tepung tawar yang biasanya sekaligus menyediakan jasa

pengiring tepung tawar113. Penyedia jasa tepung tawar juga

melibatkan penjual bunga, yang biasanya menjual segala jenis

111Sulaiman Zuhdi, Langkat Dalam Kilatan Selintas Jejak Sejarah

dan Peradaban, (Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Kabupaten

Langkat, 2014) h.23 112Adji Pratikto, Pengaruh Budaya Terhadap Kinerja Perekonomian,

(Jurnal Studi Ekonomi Atma Jaya, Vol.17, No.2, 2012) h.99 113Acara Tepung Tawar khususnya dalam pernikahan, khitanan, dan

menabalkan nama anak diiringi dengan Marhaban atau barzanzi sebagai

pengiring acara penepung tawaran oleh masyarakat Melayu di Tanjung Pura.

Page 84: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

perlengkapan tepung tawar dan juga perlengkapan lainnya.

Seluruh aspek yang dalam tepung tawar membutuhkan dana dan

memberikan keuntungan kepada banyak pihak dalam segi

finansial yang menjadi salah satu media untuk memenuhi

kebutuhan hidup manusia.

Pelaksanaan tepung tawar yang membutuhkan banyak alat

dan bahan, pada zaman dulu disediakan oleh orang yang ingin

melaksanakan acara tersebut dan sistem yang digunakan adalah

mencari sendiri semua keperluan mulai dari ramuan perinjis,

sampai ramuan penabur. Namun 20 tahun belakangan orang –

orang memiliki inisiatif untuk menyediakan alat dan bahan yang

dibutuhkan pada acara tepung tawar agar memudahkan konsumen

dan tidak memakan waktu lama untuk proses penyediaannya.

Sebagian besar pedagang bunga merintis usaha mereka

sejak tahun 1995-1998, usaha awal para pedagang bunga hanya

menjual bunga – bunga untuk kebutuhan ziarah dan juga

beberapa bunga yang digunakan sebagai obat dan bahan – bahan

lainnya. Walaupun sebagian besar adalah usaha turun temurun,

mereka membuka inisiatif karena banyaknya pelanggan yang

menanyakan beberapa bahan yang dibutuhkan untuk tepung

tawar. Penghasilan awal para pedagang bunga juga lumayan

meningkat dari penyediaan bahan – bahan untuk tepung tawar

sendiri. Omset penjualan bunga yang tadinya hanya berjumlah

ratusan ribu saat ini pendapatan penjual bunga mencapai nilai juta

perbulannya. Peningkatan penjualan terlihat signifikan apabila

musim haji dan bulan- bulan tertentu seperti masa menjelang idul

adha dan setelah idul fitri yang digunakan sebagai bulan baik

Page 85: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

untuk melangsungkan pernikahan penjualan bunga dan

perlengkapan tepung tawar bisa naik hingga 50 persen dari

pendapatan pada hari – hari biasa.114

Saat ini masyarakat Melayu khususnya kalangan ekonomi

menengah dan kalangan ekonomi atas lebih memanfaatkan jasa

penyedia tepung tawar, ini dikarenakan dianggap lebih efisien

dan tidak repot. Hal ini dikarenakan bahan – bahan yang

digunakan dalam tepung tawar cukup rumit jika harus disiapkan

sendiri oleh tuan rumah. Sehingga tepung tawar memiliki dampak

baik terhadap kemajuan ekonomi khususnya pada pedagang

bunga dan jasa penyedia alat dan bahan tepung tawar.

Jasa penyedia alat dan bahan tepung tawar biasanya

membeli bahan – bahan langsung kepada penjual bunga, harga

untuk satu paket lengkap yang ditawarkan oleh jasa penyedia alat

dan bahan tepung tawar berkisar Rp 50.000 – Rp 100.000 untuk

satu acara adat. Mengingat banyaknya acara adat yang

menggunakan tradisi tepung tawar hal ini tentu menjadi

penghasilan yang lumayan menguntungkan bagi penyedia jasa

maupun penjual bunga langsung.

Selain penyedia jasa alat dan bahan tepung tawar , penjual

bunga juga mendapat keuntungan yang menjanjikan dari tepung

tawar sendiri, penghasilan yang didapatkan dari penjual bunga

sekitar Rp 6.000.000 – Rp 9.000.000 per bulannya dengan modal

114Wawancara dengan Bapak Gempar S. (68 tahun) seorang penjual

bunga dan perlengkapan Tepung Tawar, 09/08/2018 di Stabat, Kab. Langkat.

Page 86: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

yang dikeluarkan sebanyak Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000

perbulannya untuk biaya tanam dan sebagainya.

Banyak pedagang bunga yang ikut merasakan manisnya

keuntungan dari kebutuhan tradisi tepung tawar ini, hal ini

berbanding terbalik ketika masyarakat masih menggunakan

sistem minta kepada tetangga dan tanam sendiri bahan – bahan

yang dibutuhkan, sehingga penghasilan pedagang bunga hanya

didapat dari orang – orang yang ingin ziarah dan juga keperluan

berobat.115

Walaupun tidak semua masyarakat Melayu menggunakan

jasa penyedia tepung tawar, masih banyak masyarakat yang lebih

senang menyediakan perlengkapan tepung tawar tanpa harus beli

ataupun dari penyedia jasa tepung tawar, namun tidak sedikit juga

pemilik hajat atau tuan rumah yang lebih suka dengan cara

praktis beli langsung kepada penjual bunga atau menggunakan

jasa penyedia tepung tawar.

Keuntungan yang dirasakan dari tradisi ini tidak hanya

berimbas kepada penghasilan pedagang bunga saja, mengingat

tepung tawar yang tidak hanya sekedar acara menabur bunga

tetapi juga di lengkapi dengan jamuan ramah tamah yang selalu

disediakan oleh pemilik hajat juga memberikan sumbangsih

terhadap penghasilan para pedagang sembako. Mengingat tepung

tawar yang dihadiri oleh banyak tamu yang terdiri dari para

kerabat dan tetangga yang ikut datang meramaikan acara, dimana

115Wawancara dengan Ibu Lisnawati (45 tahun) seorang Penyedia Jasa

Alat dan Bahan Tepung Tawar, 06/08/2018 di Suka Jadi, Kecamatan Hinai,

Kabupaten Langkat.

Page 87: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

pemiliki hajat wajib untuk menjamu para tamunya dengan

hidangan yang baik sebagai bentuk memuliakan tamu.

Page 88: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

71

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tepung Tawar adalah tradisi yang diteruskan dari

kebiasaan masyarakat Hindu pada masa sebelum Islam

hadir di Langkat, Tanjung Pura, Sumatera Utara. Tradisi

ini adalah cirikhas dari acara adat masyarakat Melayu

khususnya di Tanjung Pura, tradisi menabur bunga rampai

dan bertih ini diikut sertakan dalam setiap acara adat

masyarakat Melayu kecuali acara kematian, tradisi ini

memiliki makna permohonan do’a selamat kepada Allah

swt. Tradisi yang pada awalnya dipercaya sebagai

kebiasaan masyarakat Hindu ini kemudian diteruskan

hingga saat ini dengan diselaraskan oleh ajaran dan

syari’at Islam agar tidak jatuh kepada syirik. Pelaksanaan

tepung tawar dilakukan dengan menaburkan ramuan

penabur yang diiringi oleh bacaan sholawat dan

dilanjutkan dengan memercikkan ramuan perinjis yang

diiringin dengan permohonan do’a kepada Allah swt.

2. Tepung tawar yang pada mulanya adalah bukan tradisi

Islam ini, memiliki beberapa unsur keagamaan di

dalamnya baik alat dan bahan dan pelaksanaannya.

Adapaun unsur – unsur keagaaman yang terkandung di

dalam tepung tawar adalah (1) unsur Animisme, (2) unsur

keIslaman, (3) unsur kepercayaan Hindu.

Page 89: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

72

3. Tepung tawar yang menjadi ciri khas masyarakat Melayu

ini memiliki dampak terhadap nilai – nilai kehidupan

masyarakat Melayu di Tanjung Pura. Adapun dampak

yang diberikan tepung tawar terhadap nilai – nilai

kehidupan masyarakat Melayu adalah (1) dalam nilai

agama dan moral, dimana tepung tawar sebagai salah satu

tradisi yang di dalamnya ditanamkan unsur – unsur

keIslaman yang kental dimana pada tepung tawar

diajarkan agar manusia senantiasa mengingat bahwa

pertolongan hanya bersumber dari Allah swt, dan

memuliakan orang yang lebih tua adalah sebuah

kemuliaan di mata Allah swt. (2) dalam nilai sosial tepung

tawar memberikan dampak baik bagi kerukunan hidup,

dimana tepung tawar menjadi sarana untuk

mengumpulkan sanak saudara dan tetangga dekat untuk

ikut merasakan kebahagiaan dan memberikan do’a baik

kepada tuan rumah selaku pemilik hajat, yang kemudian

menjadikan tali silaturahmi menjadi lebih erat antar

sesama. (3) tepung tawar juga memberi pengaruh dalam

bidang ekonomi khususnya pada pedagang bunga, dimana

saat ini hidup yang serba simpel membuat masyarakat

Melayu lebih tertarik untuk menyiapkan alat dan bahan

tepung tawar pada yang lebih ahli atau dikenal sebagai

penyedia jasa tepung tawar, atau langsung membeli alat

dan bahan yang diperlukan kepada penjual bunga.

Page 90: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

73

B. Saran

Tradisi adalah bagian dari kekayaan yang kita miliki dan

poin penting yang harus selalu dijaga dan dilestarikan, penulis

berharap generasi – generasi penerus terkhusus mereka yang

bersuku Melayu lebih memahami bagaimana sejarah dan

pelaksanaan tepung tawar sebagai tradisi yang harus tetap dijaga

dan dilaksanakan sebagai warisan yang berharga bagi suku

Melayu di Sumatera Utara.

Penulis juga berharap penelitian ini dapat menjadi

motivasi penelitan selanjutnya terkait tepung tawar di segala

aspek kehidupan masyarakat Melayu di Sumatera Utara, agar

banyak bahan bacaan yang dapat dijadikan sumber informasi

kepada generasi – generasi penerus agar lebih kenal dan paham

akan budayanya.

Page 91: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

74

Page 92: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

75

Daftar Pustaka

Sumber Buku

Aka, Zainal Arifin.2010.Kamus Bahasa Melayu 2500 Kata.

Medan: Mitra Medan.

Aka, Zainal Arifin.2010.Langkat Dalam Sejarah dan Perjuangan

Kemerdekaan. Medan: Mitra Medan.

Aka, Zainal Arifin.2012. Adat Budaya Resam Melayu Langkat.

Medan: Mitra Medan.

Aka, Zainal Arifin.2016. Langkat Dalam Perjalanan Sejarah.

Medan: Mitra Medan.

Aka, Zainal Arifin.2016. Seni Budaya Melayu. Medan: Mitra

Medan.

Aka, Zainal Arifin.2016. Khasanah Pantun Melayu : 750 Pantun.

Sanggar Seni Pusaka Aru Teater Garis Lurus Langkat

(koleksi pribadi).

Aka, Zainal Arifin.2016. Kumpulan Pantun Melayu. Medan:

Koleksi Pribadi

Al-Hadi, S. A.1980. Adat Resam dan Adat Istiadat Melayu. Kuala

Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian

Pelajaran Malaysia.

Alimanda.1980.Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma

Ganda.Jakarta : Rajawali Press.

Arifin, Tajul. 2014. Metodologi Penelitian Sejarah, Teori,

Metode, Contoh Aplikasi. Bandung : Pustaka Setia.

As, Burhan.1990. Kisah Puteri Hijau. Medan: Badan

Pengembangan Perpustakaan Daerah Tingkat I Sumatera

Utara.

Page 93: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

76

Abdurrahman, Dudung.1999.Metode Penelitian Sejarah.Ciputat :

PT Logos Wacana Ilmu.

Basyarsyah, Tengku Luckman Sinar.2005. Adat Budaya Melayu

Jati Diri dan Kepribadian. Medan: FORKALA.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Langkat.2017.Kecamatan

Tanjung Pura Dalam Angka 2017. Badan Pusat Statistik

Kabupaten Langkat : 2017.

Dahlan, Ahmad. 2014. Sejarah Melayu. Jakarta: Gramedia.

Darajat, Zakiyah, dkk.1996.Perbandingan Agama 2.Jakarta :

Bumi Aksara

Farizal Nasution, A. B. 2014. Budaya Melayu. Medan: Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Gusti, O K.1971.Pokok –pokok Acara Adat Istiadat Perkawinan

Suku Melayu Pesisir Sumatera Timur.Medan : Tidak ada

Penerbit

Husin, Djohar Arifin.2013.Sejarah Kesultanan Langkat.Medan :

Yayasan Bangun Langkat Sejahtera

Marsden, William.2013.Sejarah Sumatera.Jakarta : Komunitas

Bambu.

Nasution, Farizal.2012.Upacara Adat Melayu di Sumatera

Utara.Medan : Mitra Medan

Peursen, Van.1988.Strategi Kebudayaan. Yogyakarta :

KANISIUS

Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah.1976-

1977.Sejarah Daerah Sumatera Utara. Medan

Pujileksono, Sugeng.2015.Pengantar Antropologi : memahami

realitas budaya.Malang : Intrans Publishing

Page 94: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

77

Sayani, Mustafa & Muzakkir Aris.2004.Hadits – Hadits Pilihan,

Dalil Dalil Enam Sifat Para Sahabat. Bandung : Pustaka

Ramadhan.

Sinar, Tuanku Luckman.2001.Adat Perkawinan dan Tata Rias

Pengantin Melayu.Medan : Lembaga Pembinaan dan

Pengembangan Seni Melayu.

Sjah, O.K Moehad.2012.Adat Perkawinan Masyarakat Melayu

Pesisir Sumatera Timur. Medan : USU Press.

Sjamsuddin, Helius. 2016. Metodologi Sejarah. Yogyakarta :

Penerbit Ombak.

Widagdio, Djoko.1994.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta : Bumi

Aksara

Zuhdi, Sulaiman.2014.Langkat Dalam Kilatan Selintan Jejak

Sejarah dan Peradaban. Stabat Kantor Perpustakaan

Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Langkat.

Sumber Skripsi

Amri, Hulul.Eksistensi Tepuk Tepung Tawar Dalam Upacara

Pernikahan Masyarakat Melayu di Desa Resun Pesisir

Kabupaten Lingga.Skripsi. Tanjung Pinang : Universitas

Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang.2016

Islami, Intan Permata.Nilai – nilai Islam Dalam Upacara Adat

Perkawinan Etnik Gayo (Kabupaten Aceh

Tengah).Skripsi. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.2018

Kristanto, Veryan.Chinese Culture Center di Yogyakarta.Skripsi.

Yogyakarta : Universitas Atma Jaya Yogyakarta.2011

Lestari, Rani.Kampung Babussalam di Tanjung Pura Langkat

Sumatera Utara.Skripsi, Yogyakarta : Universitas Sunan

Kalijaga Yogyakarta.2016

Page 95: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

78

Saadah.Makna Simbolik Dalam Tari Blenggo di Ciganjur.Skripsi.

Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.2018

Umam, Chairul.Makna Simbolis Sarana Persembahyangan

Agama Hindu.Skripsi. Jakarta : Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.2014

Widyastuti.Tradisi Langkahan Dalam Perspektif Hukum Islam

(Studi di Dusun Ngringin, Desa Jatipurwo, Kecamatan

Jatipuro, Kabupaten Karanganyar, Jawa

Tengah).Skripsi.Malang : Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang.2011

Sumber Jurnal

Damanik, Ramlan. 2002. Fungsi dan Peranan Upacara Adat

Perkawinan Masyarakat Melayu Deli.Digital Librari

USU.

Hamidah. 2014. Nilai – Nilai Moral Dalam Adat Perkawinan

Melayu Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat,

Sumatera Utara. Jurnal Tazkir, Vol.9 No. 1.

Mega Fitriani Handayani Nasution, D. W. 2014. Pelestrarian

Kawasan Tanjung Pura Sebagai Aset Wisata di

Kabupaten Langkat. Jurnal RUAS, Vol 12 No.2.

Pratikto, Adji. 2012. Pengaruh Budaya Terhadap Kinerja

Perekonomian. Jurnal Studi Ekonomi Atma Jaya, Vol.17

No.2.

Royyani, Mohammad Fathi. 2014. Tepung Tawar

:Keanekaragaman Hayati dan Jejak Budaya di

Pegunungan Meratus. Jurnal Biologi Indonesia, Vol.10

No.2. (media.neliti.com).

Page 96: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

79

Sumber Web

https://www.langkatkab.go.id. Iklim dan Wilayah Pemerintah

Kabupaten Langkat (Badan Pusat Statistik Kabupaten

Langkat 2014).Diakses pada tanggal 22 Mei 2018 pukul

11.15 WIB.

Hasan,Ridwan.2012.Kepercayaan Animisme dan Dinamisme

Dalam Masyarakat Aceh.

https://www.download.portalgaruda.org diakses pada

tanggal 15 Juli 2018 pukul 13.03 WIB.

http://file.upi.edu/Direktorat/FIP/JUR._PSIKOLOGI/1950090119

81032-

RAHAYU_GININTASASI/INTERAKSI_SOSIAL.pdf.

Interaksi Sosial. Diakses pada tanggal 11 September 2018

pukul 13.12 WIB.

https://goo.gl/images/H1ihTT . Berita Sumut, Sejarah Kabupaten

Langkat. Porta Berita Sumut. 2015, Diakses pada tanggal

23 Agustus 2018 pukul 12.42 WIB.

www.riaudailyphoto.com/2011/12/prosesi-adat-perkawinan-

melayu-riau.html?m=1. Prosesi Adat Perkawinan Melayu

Riau. Diakses pada tanggal 13 Agustus 2018 pukul 15.29

WIB.

https://tanjungbalaiwatch.wordpress.com//2011/10/14/tepung-

tawar-upah-upah/. Tanjung Balai Watch, Tepung Tawar

dan Upah - upah. Diakses pada tanggal 23 Mei 2018

pukul 21.22 WIB.

https://kbbi.web.id/tradisi.html. Diakses pada tanggal 22 Oktober

2018 pukul 20.51 WIB.

Page 97: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

80

Sumber Wawancara

Wawancara dengan Bapak Zainal Arifin Aka (56 tahun), seorang

sejarawan Langkat, mantan kepala Kantor Kebudayaan

dan Kepariwisataan Kabupaten Langkat, 21/05/2018 di

Pangkalan Brandan.

Wawancara dengan Bapak Basyaruddin (56 tahun), seorang

tokoh Agama Tanjung Pura, mantan Ketua Majelis Ulama

Indonesia Kecamatan Tanjung Pura, 29/06/2018 di

Tanjung Pura, Kabupaten Langkat.

Wawancara dengan Bapak Muhammad Sis (54 tahun), seorang

Staff Kantor Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten

Langkat, 03/06/2018 di Tanjung Pura, Kabupaten

Langkat.

Wawancara dengan Ibu Lisnawati (45 tahun) seorang Penyedia

Jasa Alat dan Bahan Tepung Tawar, 06/08/2018 di Suka

Jadi, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat.

Wawancara dengan Bapak Gempar S. (68 tahun) seorang penjual

bunga dan perlengkapan Tepung Tawar, 09/08/2018 di

Stabat, Kab. Langkat.

Page 98: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

81

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 99: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

82

Page 100: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

83

Gsmbar 1. Bacaan Barzanji

(Sumber: Majmu’ah, Jakarta: Darul Hikmah (tidak ada tahun

terbit))

Page 101: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

84

Page 102: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

85

Gambar 2. Bacaan Marhaban

(Sumber: Barzanji Terjemahan Indonesia,Medan: Sumber Ilmu

Jaya,1991)

Page 103: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

86

Gambar 3. Bacaan Do’a Penutup Barzanzi dan Marhaban

(Sumber: Majmu’ah, Jakarta: Darul Hikmah (tidak ada tahun

terbit))

Page 104: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

87

Page 105: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

88

Page 106: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

89

Gambar 4. Daun Silinjuhan (cordyline fruticosa l.a. cheva)

(Sumber: http://tanaman--herbal.blogspot.com/2015/03/manfaat-

tanaman-andong-cordyline.html?m=1, Diakses pada tanggal 22

Oktober 2018 pukul 17.47 WIB)

Gambar 5. Daun Ganda Rusa (justicia gendarussa)

(Sumber: http://www.tanobat.com/gandarusa-ciri-ciri-tanaman-

serta-khasiat-dan-manfaatnya.html, Diakses pada tanggal 22

Oktober 2018 pukul 17.51 WIB)

Page 107: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

90

Gambar 6. Daun Sepenuh (eurycles ambourensis)

(Sumber:http://puakmelayu.blogspot.com/2010_03_18_archive.ht

ml?m=1, Diakses pada tanggal 22 Oktober 2018 pukul 18.39

WIB)

Gambar 7. Daun Jejurun (starcytarpheta folia)

(Sumber:http://puakmelayu.blogspot.com/2010_03_18_archive.ht

ml?m=1, Diakses pada tanggal 22 Oktober 2018 pukul 18.39

WIB)

Page 108: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

91

Gambar 8. Daun Sedingin (kalanchoe pinnata)

(Sumber:http://puakmelayu.blogspot.com/2010_03_18_archive.ht

ml?m=1, Diakses pada tanggal 22 Oktober 2018 pukul 18.39

WIB)

Gambar 9. Daun Sipulut (urena lobata l.)

(Sumber: http://tipspetani.blogspot.com/2016/11/peranan-pohon-

dadap-sebagai-penaung.html?m=1, Diakses pada tanggal 22

Oktober 2018 pukul 18.33 WIB)

Page 109: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

92

Gambar 10. Daun Sambau (eleusine indica)

(Sumber:http://puakmelayu.blogspot.com/2010_03_18_archive.ht

ml?m=1, Diakses pada tanggal 22 Oktober 2018 pukul 18.39

WIB)

Gambar 11. Ramuan penabur dan ramuan perinjis

Page 110: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

93

Gambar 12. Tepung Tawar dalam acara Khitanan

Gambar 13. Tepung Tawar dalam acara pernikahan Melayu

Page 111: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

94

Gambar 14. Tepung Tawar dalam acara malam berinai

(Sumber: www.riaudailyphoto.com/2011/12/prosesi-adat-perkawinan-melayu-

riau.html?m=1, Diakses pada tanggal 18 Agustus pukul 15.29 WIB)

Gambar 15. Tepung Tawar dalam acara menabalkan nama

Page 112: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

95

Gambar 16. Tepung Tawar sebelum berangkat Haji

Gambar 17. Tepung Tawar sebelum berangkat Umroh

(Sumber: https://tanjungbalaiwatch.wordpress.com//2011/10/14/tepung-

tawar-upah-upah/.Diakses pada tanggal 23 Mei 2018 pukul 21.22 WIB)

Page 113: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

96

Gambar 18. Tempat penjual bunga tepung tawar

Gambar 19. Tampak salah satu penjual bunga tepung tawar

Page 114: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

97

Gambar 20. Salah satu pembeli bunga dengan penjual bunga

Page 115: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

98

Page 116: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

99

Hasil Wawancara

Narasumber : Zainal Arifin Aka

Waktu : 21 Mei 2018

Tempat : Jln. Pangkalan Brandan

Jabatan : Tokoh Adat Melayu Langkat

Tanya : Bagaimana Melayu datang ke Tanjung Pura untuk yang

pertama kali ?

Jawab : “Untuk Melayu datang ke Tanjung Pura kita tidak tau

pasti kapan, karena sudah berkembang, karena kalau kita

mengambil sejarahnya melayu itu kan dari India belakang iya

kan. Di daerah Tibet kawasan Nepal kan begitu, (ehem) mereka

berada di kaki gunung Himalaya, jadi ee apa namanya mereka

ketika antara tahun 2500 – 1500 SM. Jadi mereka itu apa

namanya ee, ketika itu kan banyak meletus gunung – gunung

yang ada di Himalaya sementara mereka di kaki gunung

himalayakan, anak – anak gunung Himalaya. Nah itu mereka

(cikal bakal melayu) terganggu, kemudian datangnya pasukan

Yunani tentara Yunani yang ingin menguasai daratan India, jadi

kadang – kadang melintas perang segala macam seakan – akan

kehidupan mereka jadi terganggu. Maka dari situ mereka sudah

eksodus meninggalkan daratan itu daratan malay, pada mula kan

nama perkampungannya kan meleyen. Tentara – tentara Yunani

menyebut mereka itu suku moloy. Jadi mereka itu kan sudah apa

namanya berbudaya sudah pandai bikin perahu segala macam,

jadi berangkatlah mereka berperahu, nah yang berperahu ini lah

Page 117: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

100

yang mampir di pulau Sumatera, pulau Jawa, Kalimantan, ee

Sulawesi sebagian, kemudian apanamanya kepulauan Filiphin

sebagiannya, semenanjung Malaysia. Nah mereka yang berjalan

kaki yang berkuda, yang ber apa namanya ber gajah dan

sebagainya itulah mereka mampir akhirnya menjadi masyarakat

Thailand, Kamboja, ee Vietnam, Myanmar dan sebagainya.

Maka dikatakan Asia Tenggara ini adalah ber etnis Melayu ya itu,

jadi dalam perkembangannya kita ga tau kapan pasti tahunnya,

semenjak itu kan mulai berkembang pindah kesana mengisi sana

mengisi dimana tempat yang aman mereka tinggal

berkembanglah akhirnya terjadi perkawinan beranak cucu dan

sebagainyakan, berkembang ini kan berpuak – puak ini. Akhirnya

sebahagian ada yang disana disini dan sebagainya dan akhirnya

sampailah ke Tanjung Pura, kita ga tau pasti ke Tanjung Pura itu

kapan mereka masuk ya ga tau pasti. Tapi setelah berkembang

itulah mereka masuk, apalagi Tanjung Pura ini kan termasuk

pinggiran ya jadi termasuk apa ya namanya ya pinggiran pantai

la, Babalan ini pinggiran pantai. Jadi orang – orang pendatang itu

selalu pantai dulu kan, baru ke gunung. Maka itu orang – orang

gunung itu Karo la itu katakana, itu sebenarnya dikatakan suku

Melayu, Melayu Tua termasuk Batak dan sebagainya. Jadi Abad

ke 7 ketika Islam masuk, yang mana pada awalnya mereka kan

belum beragama, dimana sebagian hindu dan kemudian

kepercayaan animism dan sebagainya, jadi ketika agama masuk,

Islam masuk secara menyeluruh orang – orang pantai ini

menerima dan memeluk Islam, sebagian mereka yang orang –

orang Melayu Tua yang tidak mau memeluk agama Islam mereka

Page 118: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

101

lari ke gunung itulah orang Karo atau orang Batak dan

sebagainya la. Nah dimana bukti bahwa mereka dulu adalah

orang – orang Hindu adalah pada 30 tahun yang lalu masih

ditemukan candi – candi di daerah Karo yang membuktikan

bahwa mereka adalah penganut Hindu. Nah inilah yang bisa

disebut dengan perkembangannya. Untuk Tanjung Pura itu abad

16 kotanya sudah ada, nama kotanya kota Pati nah pada abad 17

barulah berubah menjadi nama Tanjung Pura.

Tanya : Kalau makna tradisi Tepung Tawar sebelum adanya

Islam ?

Jawab : Kalau untuk Tepung Tawar sendiri memang peninggalan

dari Hindu, Tepung Tawar, Inai yakan gitu, dulu Tepung Tawar

itu kan apa namanya ee asalnya itu ada bertih, ada beras kuning,

beras putih, dan sebagainya ada inai kemudian ada namanya ini

bedak sejuk, itu ya bedak putih dan sebagainya. Nah belakangan

timbul suatu protes, dikatakan bahwa Tepung Tawar itu adalah

bid’ah, dikatakan mubadzir timbulah ini itu dan sebagainya. Jadi

kalau saya tetap bertahan, biarkan lah orang katakana bid’ah biar

katakan mubadzir dan sebagainya. Tapi saya bertahan kepada sisi

adat, itu Tepung Tawar jika sudah kita gunakan itu bukan

dibuang, oleh si tuan rumah ini dikumpulkan lagi atau masyarakat

yang tau dia minta izin dia kumpulkan lagi ya kumpulkan lagi itu

bunga – bungaan, itu kan ada pandan apa namanya apa bunga

rampai ya itu disiramkan ke pohon ke tanaman nah ini yang

dikasinya juga kebinatang malah binatangnya sehat dan gemuk,

ga kena penyakit dan yang disiramkan ketumbuhan itu tumbuh

subur, nah ini jadi saya secara logika pernah meneliti itu, kenapa

Page 119: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

102

dikasi ini ayam jadi sehat kemudian kepada ini kok tumbuhan

subur kan gitu.

Itu pernah saya teliti, jadi salah satunya itukan Tepung Tawar itu

do’a jadi sisa do’a la itu kira – kira terkena kepada tumbuhan dan

sebagainya. Ke dua kenapa ayam menjadi sehat rupanya bertih itu

dengan beras kuning, kuningnya itu kunyit itu merupakan obat

bagi ayam kan itu kan apanya, makanya ayam sehat dan

sebagainya itu kira – kira apanya ya. Apa tadi pertanyaannya ya ?

Tanya : Makna Tepung Tawar bagi penganut Hindu Budha dulu

ini apa ya pak ?

Jawab : Maknanya juga suatu do’a juga, do’a menurut mereka.

Tapi setelah islam masuk baru kita selaraskan kepada do’a

menurut Islam.

Tanya : Berarti sama – sama memiliki makna untuk do’a selamat

ya pak ?

Jawab : iya untuk do’a selamat itu aja tujuannya, sedangkan inai

memiliki manfaat untuk menghambat masuknya gangguan –

gangguan jin, setan, ibliskan. Tapi sekarang tujuannya itu juga

sebagai pelindung diri (tepung tawar) kepada Allah dimana

Tepung Tawar ini sebagai perantara.

Tanya : Kalau untuk pelaksanaannya pak, apakah ada perbedaan

disetiap acara adatnya, seperti di pernikahan, khitanan, apakah

ada perbedaan pelaksanaan ?

Jawab : ada perbedaan, misalnya kalau orang khitan kalau orang

apa namanya ee pesta perkawinan , begitu juga orang berangkat

haji ada yg tidak sama misalnya orang turun bibit itu pakai

tepung tawar juga tapi pelaksanaannya tidak pakai ini penabur,

Page 120: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

103

tapi pakai pemercik, maka dalam turun bibit itu air yang

dicampur jeruk purut itu dibuat lebih banyak dari pada pemercik

yang ada di acara lainnya. airnya itu kan jeruk campur itu jadikan

mudah – mudahan dipercik itu kena dengan bibit lalu basah

diharapkan dengan itu bibit menjadi subur.

Tanya : kalau Tepung Tawar menabalkan anak ?

Jawab : aa sama, hanya itu saja yang beda (Tepung Tawar

membuka lahan / turun bibit), kemudian tepung tawar apa,

kawasan hutan, misalnya ada budaya Melayu mengatakan

ngereba atau yang sedang mencari pekerjaan, biasanya bertani

maka dicarilah tanah, tanah itu di apanamanya itu hutan itu di

bersihkan, jadi untuk buka hutan itu dikatakan dalam Melayu itu

Ngerebah asal katanya mereba atau merebahkan pohon – pohon ,

rumput – rumput kan gitu kan merebah – merebah. Itu memang

sebelum apanamanya sebelum hutan itu di rebahkan, itu

pinggirnya dipagari itu tadi tapi tidak pakai bunga – bungaan tapi

hanya airnya aja air percikan sambil jalan keliling sambil baca

sholawat.

Tanya : untuk alat dan bahan apakah ada perbedaan dengan masa

Hindu dan setelah Islam datang ?

Jawab : kalau pada masa dulu beras pakai, beras kuning , beras

putih, bertih juga pakai tapi tidak pakai air jeruk purut dan 7

macam daun tetapi langsung memercik menggunakan tangan

saja.

Tanya : apakah orang melayu punya nilai – nilai pandangan

hidup yang dijadikan pegangan pak ?

Page 121: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

104

Jawab : di Melayu itu kan ada Sembilan jati diri Melayu itu lah

yang menjadi gambaran dari jati diri masyarakat Melayu. Bisa

dilihat di buku yang sudah saya tulis.

Tanya : apakah Tepung Tawar sebagai ikon penting Melayu

memiliki pengaruh terhadap perumusan Sembilan Jati Diri

Melayu ini pak ?

Jawab : Tentu ada pengaruhnya, karena adanya perkembangan

secara psikologi dan kejiwaan.

Page 122: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

105

Hasil Wawancara

Narasumber : Basyaruddin

Waktu : 24 Mei 2018

Tempat : Jln. Medan – Tg. Pura

Jabatan : Ketua MUI Kecamatan Tanjung Pura

Tanya : Apa makna Tepung Tawar sebelum dan sesudah Islam

datang ?

Jawab : kalau untuk makna sebenarnya tidak ada perbedaan

karena hakikatnya tepung tawar adalah sebagai permohonan do’a

selamat kepada Allah swt, kalau dulu untuk permohonan kepada

dewa – dewa atau sejenisnya

Tanya : kalau untuk alat dan bahan dari dulu sampai saat ini apa

ada perbedaan ?

Jawab : kalau dulu itu pakai beras, pakai bunga atau bertih,

seperti yang kita tau sebenarnya dulu tepung tawar itu masa

kepercayaan sebelum Islam menggunakan kemenyan yang

sebenarnya itu berasal dari getah kayu, yang fungsinya untuk

memanggil ruh, ini kepercayaan animisme ya sebelum Islam

yang tujuannya agar ruh itu datang dan memberikan keberkahan.

Kemudian mucul lah sesudah adanya Islam, ee saya awali Islam

kan masuk dan datang itu menyebarkan agama dan untuk

memberi pengaruh kepada orang yang bukan Islam, misalnya ada

ulama atau wali songo segala macem itu tugasnya memberi

pengaruh, seperti dulu ada kepercayaan animism – animism itu

supaya percaya kepada Islam, jadi contohnya begini ada ruh

Page 123: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

106

dikatakan tadi kemenyan itu dengan wanginya menjemput ruh,

kan sampai sekarang orang percaya itu, tapi dalam Islam

sebenarnya wangi – wangi itu dianjurkan, sunnah hukumnya ya

asal tidak menggunakan yang haram. Nah wangi – wangian itu

untuk supaya malaikat hadir di tengah – tengah kita begitulah kira

– kira. Jadi tepung tawar ini , dalam adat melayu suatu do’a tapi

itu do’a perbuatan dimana dalam tepung tawar menggunakan

bahan – bahan yang memiliki khasiat dan makna yang diharap

membawa kepada keberkahan.

Dan bahan yang digunakan itu nantinya tidak dibuang melainkan

diberikan kepada hewan dan di sebar kepada tanaman sehingga

tidak mubazir. Jangan difikir bahwa tepung tawar itu hanya

mainan saja, tidak. Tepung tawar disetiap alat dan bahan itu ada

harapan dan do’a untuk orang yang diberi tepung tawar. Seperti

dalam pernikahan tepung tawar diselipkan do’a semoga

pasamgan ini bahagia dan segala macem, yang ditujukan kepada

Allah swt, dan diiringi dengan sholawat, jadi tidak ada sia –

sianya tepung tawar ini. Seperti suku – suku lainnya pasti punya

tradisi masing – masing begitu juga kita sebagai orang Melayu

untuk terus mempertahankan tradisi, rasanya tidak lengkap jika

tepung tawar tidak dilaksanakan.

Tanya : Kalau untuk pelaksanaan apakah ada perbedaan dari

dulu sampai saat ini ?

Jawab : sebenarnya kita melayu ini hanya melanjutkan apa yang

sudah ada, tapi kalau ada yang tidak bagus dibuang, ee kalau kita

ke animism pula memohon di depan pohon sampai memberi

penawar itu yang kita tinggalkan. Begitulah Islam mengatur

Page 124: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

107

sebagaimana yang diketahui Melayu itu identic dengan Islam.

seperti kemenyan saat ini sudah tidak dipakai lagi karena nanti

jatuhnya untuk memanggil arwah dan syirik makanya itu

ditinggalkan.

Tanya : digunakan disetiap acara apa saja tepung tawar pak ?

Jawab : karena dia do’a selamat sebenarnya bisa digunakan

diacara apa saja, tapikan lebih umumnya pernikahan, membuka

lahan, dan sebagainya. Jadi prinsipnya tepung tawar ini do’a yang

diiringi perbuatan, penggambaran dari do’a itu harus diiringi

usaha begitulah istilahnya. Kenapa orang dulu kalau buka lahan

sumur atau lahan tidak ada masalah sampai waktu yang lama,

karena orang dulu percaya do’a itu punya kekuatan yang sangat

kuat, dan memberi penawar sebagai pengusir hal – hal buruk.

Karena alat dan bahannya memiliki khasiat masing – masing

dimana diantaranya untuk mengusir jin dan setan, agar tidak

mengganggu.

Page 125: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

108

Hasil Wawancara

Narasumber : M.Sis

Waktu : 03 Juni 2018

Tempat : Tanjung Pura, Jln. Karantina Gang Jambu

Jabatan : Anggota Bidang Kesejarahan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Langkat

Tanya : Apakah ada perbedaan nama Tepung Tawar pada zamah

dahulu dan sekarang ?

Jawab : Untuk perbedaan nama sebenarnya tidak ada

Tanya : Apakah ada hak paten yang menyatakan bahwa Tepung

Tawar adalah tradisi Melayu Langkat pak ?

Jawab : kalau untuk hak paten untuk ini tidak ada, hanya diakui

saja bahwa tepung tawar itu adat istiadat kaum melayu, tetapi jika

upah –upah namanya itu orang mandailing, semua suku di

Sumatera ini rata – rata pake tepung tawar hanya namanya saja

yang berbeda dimana sebenarnya adat ini sama hanya saja ketika

dia bercampur dengan Islam kemudian di dalamnya disesuaikan

dengan hukum Islam dan menjadi tradisi Islam khususnya bagi

masyarakat Melayu di Tanjung Pura ini. Karena pada dasarnya

ini adalah serapan dari tradisi Hindu dimana unsur – unsur agama

Hindu sebenernya lebih terlihat.

Tanya : Apakah ada penjelasan yang pasti terkait perubahan

tepung tawar sendiri dari tradisi Hindu kemudian menjadi tradisi

Islam ?

Page 126: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

109

Jawab : untuk penjelasan kapan dan tahun berapanya kita tidak

tahu yang mana yang jelasnya, ada yang bilang abad ke 7 ada

yang bilang abad ke sekian kan gitu. Sehingga kita tidak bisa

pastikan kapan pastinya berubah sistem tradisi ini dari Hindu ke

tradisi Islam,karena Islam itu masuk sistemnya ada 3 kan,

merubah secara drastis dalam masalah akidah, kemudian

mencampurkan hukum Islam dengan hukum adat itu seperti pada

tepung tawar yang bukan tradisi Islam dia tidak ditolak tapi

disesuaikan. Kemudian lagi menerima dia yang tidak melanggar

syari’at dan akidah, jika dia tidak bertentangan ya kita terima,

Islam menerima ya bukan kita.

Tanya : untuk tepung tawar sendiri apakah memiliki nilai

ekonomi pak ?

Jawab : tentu saja ada, pada zaman dahulu memang tepung tawar

alat dan bahannya disediakan langsung oleh tuan rumah atau

pemilik hajat, nah belakangan tepung tawar saat ini sudah ada

penyedia jasanya seperti yang kita kenal dengan anggota

marhaban pengiring tepung tawar mereka yang menyediakan

kemudian tuan rumah hanya tinggal membayar sesuai harga yang

sudah ditentukan. Selain itu sekarang bunga rampai dan

sebagainya itu diperjual belikan tidak seperti dulu yang tanam

sendiri dan istilahnya tidak bayarla kalaupun butuh tapi sekarang

tidak.

Page 127: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

110

Page 128: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

111

Hasil Wawancara

Narasumber : Lisnawati S.PdI

Waktu : 06 Agustus 2018

Tempat : Psr. IX Desa Suka Jadi

Jabatan : Penyedia Jasa Tepung Tawar

Tanya : Ibu dari tahun berapa menjadi penyedia jasa tepung

tawar ?

Jawab : Sejak tahun 1996

Tanya : Sebelum ada jasa penyedia tepung tawar, alat dan

bahannya yang menyediakan siapa bu ?

Jawab : Tuan rumah yang menyediakan semuanya

Tanya : Untuk tarif bayaran per acaranya, apakah jumlahnya

ditentukan ?

Jawab : Untuk tarif karena saya juga sebagai pemilik Marhaban

yang mengiringi acara tepung tawar bayaran disatukan dengan

bayaran Marhaban tapi untuk bunga sendiri biasanya

menghabiskan dana sekitar 50.000 rupiah, itu sudah lengkap dari

ramuan penabur dan perincis. Awal mula saya menyediakan jasa

ini dulu sempat ketika acara tepung tawar tuan rumah lupa

menyediakan perlengkapan yang mau dipake untuk tepung tawar,

dari situ muncul ide saya untuk menyediakan jasa ini supaya

dapat mempermudah tuan rumah dalam melaksanakan acaranya

begitu.

Tanya : kalau dulu siapa yang menyediakannya bu ?

Page 129: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

112

Jawab : dulu sebelum ada ini, tukang bunga belum ada yang jual

perlengkapan tepung tawar jadi kalau ada orang yang mau buat

acara ya bunga dan segala macamnya itu cari sendiri mulai dari

bunganya, bertihnya, daun –daunannya segala macam la itu minta

ketetangga atau ada juga yang memang tanam sendiri pokoknya

tuan rumah yang menyediakan. Tapi belakangan karena banyak

yang harus disediakan jadi tuan rumah sering lupa dan acara

tepung tawar jadi terbengkalai maka dari itu saya punya ide untuk

menyediakan jasa penyedia tepung tawar ini.

Page 130: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

113

Hasil Wawancara

Narasumber : Gempar S

Waktu : 9 Agustus 2018

Tempat : Wampu, Kab. Langkat

Jabatan : Penjual Perlengkapan Tepung Tawar

Tanya : Dari tahun berapa bapak mulai berjualan ?

Jawab : kurang lebih sudah hampir sepuluh tahun, kalau saya

sendiri ini meneruskan usaha turun temurun keluarga dan karena

kebetulan juga kemampuanya hanya ini.

Tanya : ada peningkatan tidak pak dari tahun ketahun misalkan

dulu tidak pakai pegawai sekarang mempekerjakan pegawai atau

dalam bidang penghasilan dan omset ?

Jawab : kalau peningkatan ada, penghasilan setiap tahunnya naik

walaupun tidak terlalu banyak apalagi penjualan itu naik kalau

musim nikah dan naik haji karena banyak orang buat acara. Kalau

omset sebulannya itu bisa dapat 4 – 5 juta untuk bunga tepung

tawar aja. Kalau pegawai karena ini kita urus sendiri jadi saya

tidak pakai pegawai paling saya dibantu anak dan istri saja, tapi

semenjak istri meninggal saya dan anak perempuan saya saja

yang mengelola

Tanya : kalau untuk bunga bapak tanam sendiri ?

Jawab : bunga kita ambil dari orang, tidak tanam sendiri udah

ada yang khusus tanam biasanya orang – orang tanam bunga di

rumahnya nanti dia jual kekita gitu.

Page 131: TEPUNG TAWAR DALAM MASYARAKAT MELAYU LANGKAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42460/1/...v ABSTRACT Siti Khairani, Tepung Tawar in the Malay langkat community,

114