(studi kasus di kabupaten langkat)

14
KEGꜲN PRODUKSI, KONSUMSI DAN PROYEKSI PENAWARAN DAN PERMINTAAN BES (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat) TESIS Oleh PON TI PANGGABEAN NIM 051802008 PROGRAM PASCA SAANA MAGIS TER M ANE MEN AGRIBISNIS UNIVERSITAS M EDAN AREA MEDAN 27 UNIVERSITAS MEDAN AREA

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

KERAGAAN PRODUKSI, KONSUMSI DAN PROYEKSI

PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS

(Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

T E S I S

Oleh

PON TI PANGGABEAN

NIM 051802008

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGIS TER M ANAJE MEN AGRIBISNIS

UNIVERSITAS M EDAN AREA

MEDAN

2007

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 2: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

KERAGAAN PRODUKSI, KONSUMSI DAN PROYEKSI

PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS

(Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

T E S IS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Manajemen Agribisnis (MMA) Pada Program Pascasarjana Universitas Medan Area

Oleh

PON TI PANGGABEAN

NIM 051802008

PROGRA M PASCA SARJANA

M AGIS TER M ANAJE MEN AGRIBIStiIS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

MEDAN

2007

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Oleh

PON TI PANGGABEAN

NIM 051802008

Page 3: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

JU DUL

NAMA

NIM

PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER MANAJEMEN AGRIBISNIS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

HALAMAN PER SETUJUAN

KERAGAAN PRODUKSI, KONSUMSI DAN PROYEKSI

PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS (Studi Kasus

Di Kabupaten Langkat)

PONTI PANGGABEAN

051802008

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbi II

(

� Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS

Ketua Program Studi Maglster Manajemen agribisnis

� ./

Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS

Direktur Program Pascasarjana UMA

. Heri Kusmanto, MS

UNIVERSITAS MEDAN AREA

KERAGAAN PRODUKSI, KONSUMSI DAN

PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS

Di Kabupaten Langkat)

PONTI PANGGABEAN

051802008

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbi Pembimbi

(

Page 4: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

RINGKASAN

Beras merupakan komoditi strategis didalam kehidupan sosial ekonomi

nasional, mengingat bahwa 95% penduduk Indonesia konsumsi bahan pokoknya

adalah beras, dan sekitar 21 juta rumah tangga petani bergantung pada sumber

pendapatan usaha tani padi. Pada posisi yang strategis itu, gejolak atau

instabilitas harga beras akan berdampak negatif terhadap usaha tani,

kesejahteraan para petani dan buruh tani, serta pada konsumen terutama

kelompok miskin. Apabila kejadian ini berjalan terus menerus dari tahun ketar.un

dikhawatirkan akan menjadi disinsentif bagi para petani padi yang dapat

menurunkan produktivitas dan produksi dan berakibat menurunnya pula tingkat

pendapatan para petani padi.

Kabupaten Langkat adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Sumatera

Utara dimana luas daerah 6.263,29 Km2 dan jumlah penduduk di tahun 2005

yang berjumlah 970.433 jiwa.

Pada tahun 2001 mata pencaharian untuk pertanian pangan adalah

136.899 jiwa sekitar 35,09 persen dari mata pencaharian lainnya.

Pada tahun 2004 nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto Kabupaten

Langkat adalah Rp. 6.619.698,26 dan pada tahun 2005 nilai Pendapatan domestik

Regional Bruto Kabupaten Langkat terjadi peningkatan penerimaan Pendapatan

Domestik Regional Bruto Rp. 7.568.663,80 dimana masih didominasi sektor

pertanian.

Keadaan pertanian padi di Kabupaten Langkat tahun 2005, untuk padi

sawah luas panen (Ha) adalah 83.571 dan padi ladang adalah 503 dan produksi

(ton) 36 1. 624 dan padi ladang 1.331.

UNIVERSITAS MEDAN AREA

kesejahteraan para petani dan buruh tani, serta pada

kelompok miskin. Apabila kejadian ini berjalan terus menerus

dikhawatirkan akan menjadi disinsentif bagi para petani

menurunkan produktivitas dan produksi dan berakibat menurunnya

pendapatan para petani padi.

Kabupaten Langkat adalah salah satu Kabupaten di

Utara dimana luas daerah 6.263,29 Km2 dan jumlah penduduk

berjumlah 970.433 jiwa.

Pada tahun 2001 mata pencaharian untuk pertanian

136.899 jiwa sekitar 35,09 persen dari mata pencaharian lainnya.

Pada tahun 2004 nilai Pendapatan Domestik Regional

Langkat adalah Rp. 6.619.698,26 dan pada tahun 2005 nilai

Regional Bruto Kabupaten Langkat terjadi peningkatan penerimaan

Domestik Regional Bruto Rp. 7.568.663,80 dimana masih

Page 5: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

i: . . i ·� ': � -

, . .. '.

. ' . . .

. . , . '

- • �· l '

. ) ..

Berdasarkan data yang diperoleh selama kurun waktu tahun 2000 sampai tahun

2005 tersebut, maka dapat diproyeksikan total konsumsi beras perkapita sampai

tahun 2005 di Kabupaten Langkat dengan beberapa asumsi sebagai berikut :

Nilai awal tahun 2000 jumlah penduduk Kabupaten Langkat 906.565 jiwa

dan rata-rata pertumbuhan penduduk 1,34 persen dan tahun 2005 jumlah

penduduk di Kabupaten Langkat adalah 970.433 jiwa dan konsumsi beras sebesar

161.363 ton.

Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kebutuhan beras rumah tangga di

Kabupaten Langkat tahun 2006-2015 dimana jumlah penduduk untuk tahun 2006

sebanyak 983.087,2 jiwa dan konsumsi per Kg/Kapita{fahun sebesar 154,70.

Proyeksi pertimbangan produksi dan konsumsi beras di Kabupaten Langkat

tahun 2006 - 2015 ; dimana pada tahun 2006 total konsumsi beras sebanyak

340.987,73 ton dan jumlah produksi beras sebesar 219.783,75 ton dan defisit

sebesar 121.203,98 ton dan pada tahun 2015 total konsumsi beras sebesar

331.977,54 ton dan jumlah produksi beras adalah sebesar 187.418,19 ton dan

deficit sebesar 144.559,34 ton.

ii UNIVERSITAS MEDAN AREA

Proyeksi pertumbuhan penduduk dan kebutuhan beras

Kabupaten Langkat tahun 2006-2015 dimana jumlah penduduk

sebanyak 983.087,2 jiwa dan konsumsi per Kg/Kapita{fahun sebesar

Proyeksi pertimbangan produksi dan konsumsi beras di

tahun 2006 - 2015 ; dimana pada tahun 2006 total konsumsi

340.987,73 ton dan jumlah produksi beras sebesar 219.783,75

sebesar 121.203,98 ton dan pada tahun 2015 total konsumsi

331.977,54 ton dan jumlah produksi beras adalah sebesar

deficit sebesar 144.559,34 ton.

Page 6: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan berkat dan rahmatNya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Magister Manajemen Agribisnis Program Pascasarjana

Universitas Medan Area.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan selesai

tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar­

besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS, Ketua Program Studi MMA

Pascasarjana UMA yang sekaligus sebagai pembimbing I atas

bimbingan, arahan dan koreksi dalam penulisan dan penyelesaian

tesis.

2. Ir. Abdul Rahman, MS sebagai pembimbing II atas bimbingan,

arahan dan koreksi dalam penulisan dan penyelesaian tesis.

3. Seluruh staf pangajar dan pegawai pada Program Pascasarjana

UMA yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada penulis

selama kuliah di Progam Studi MMA Pascasarjana UMA.

4. Rektor Universitas Methodist Indonesia dan seluruh stafnya yang

memberikan izin dan dorongan kepada penulis.

lll

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

kepada :

Dr. Ir. Edy Batara Mulya Siregar, MS, Ketua Program

Pascasarjana UMA yang sekaligus sebagai pembimbing

bimbingan, arahan dan koreksi dalam penulisan dan penyelesaian

tesis.

Abdul Rahman, MS sebagai pembimbing II atas

arahan dan koreksi dalam penulisan dan penyelesaian tesis.

Page 7: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

5. Istri tercinta Dra. M. Sitorus, Apth, dan putera-puteri kami yang

memberikan dorongan, motivasi sehingga penulisan tesis dapat

diselesaikan dengan baik.

6. Rekan-rekan staf Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara yang

telah banyak membantu dan memberikan data dan semangat untuk

penyelesaian tesis ini.

7. Teman-teman angkatan III Program Studi MMA Pascasarjana UMA

dan kepada semua pihak yang telah membantu sampai selesainya

penulisan tesis ini.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

pembangunan pertanian khususnya ketahanan pangan di provinsi

Sumatera Utara.

Medan, Maret 2007

Pen\,Jlis

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Teman-teman angkatan III Program Studi MMA Pascasarja

dan kepada semua pihak yang telah membantu sampai

penulisan tesis ini.

Penulis berharap semoga semoga tesis ini dapat bermanfa

pembangunan pertanian khususnya ketahanan pangan

Sumatera Utara.

Medan, Maret

Page 8: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

Hipotesis

Ruang lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISi

Ha la man

. . • . • • • • • • •••••••• •• • •• • • • • •• •• • • . . ••• • •• ••• •• •• • •• • • •• • • • •• • •• • Ill

................................................................ v

................................................................ 1

································································ 1

................................................................ 7

................................................................ 8

................................................................ 9

................................................................ 9

................................................................ 10

................................................................ 11

Produksi, Konsumsi Beras dan Pangan Nasional ................................. 11

Total Penawaran Beras ............ .......... .......................................... 16

Total Permintaan Beras ........................... .. ................................... 18

Distribusi (Perdagangan) ............ ... ....... ........... ..... .... ... ...... ...... ....... 19

Sistem Penyediaan Kebutuhan Beras................................................. 21

v

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Belakang

Perumusan Masalah

Penelitian

Kegunaan Penelitian

lingkup Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

································································

................................................................

................................................................

................................................................

................................................................

................................................................

................................................................

Konsumsi Beras dan Pangan Nasional ............................

Penawaran Beras ............ .......... ..........................................

Page 9: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

METODOLOGI PENELITIAN ................ . ..................... ................... 23

Tempat dan Waktu ......................................................................... 23

Data dan Sumber Data . . . . . . . . .. .. . . ...... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 23

Metode Analisis data . . . . . . . . . . . . .. . .. . . .. .. . . .. .. .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. .. . . .. .. .. .. . .. . . . . .. . . 23

DESKRIPSI WILAYAH KABUPATEN LANGKAT ............................ 26

Letak Wilayah dan ·penduduk...... ... .. .. .. .. .. .. .. . .. . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . .. .. . 26

Perekonomian dan Potensi Daerah . .. .. .. .. .. . . ... . . .. .. .. .. . . . . .. . .. . .. .. . .. .. .. .... . 32

Sektor Pertanian dan Perkebunan . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. .. .. .. . . .. . .. . .. .... . .. .. .. . .. . . 34

HASIL DAN PEMBAHASAN . .. .. . . . . .. ....... ......... .... . . ......... ........... ..... . 38

Konsumsi Beras Ka bu paten Langkat ........ ... .... . .. ... . .. .. .. . . . . . . .. .. .. . .. .. .. .. . 38

Proyeksi Permintaan Beras................................................................ 39

Komposisi Permintaan/Konsumsi Beras.............................................. 40

Produksi Beras Kabupaten Langkat.......... ....... ... .. .. .... .. ...... ..... ........ ... 44

Perimbangan Produksi dan Konsumsi Beras di Ka bu paten Langkat ...... 46

Pengaruh Luas Panen dan Produktivitas Terhadap Produksi Beras....... 48

Pengaruh Jumlah Penduduk dan Konsumsi Beras Perkapita

Terhadap Konsumsi Beras ................................................................ 49

vi

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Wilayah dan ·penduduk...... ... .. .. .. .. .. .. .. . .. . . .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

Perekonomian dan Potensi Daerah . .. .. .. .. .. . . ... . . .. .. .. .. . . . . .. . .. . .. .. .

Pertanian dan Perkebunan . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. .. .. .. . . .. . .. . .. .... .

DAN PEMBAHASAN . .. .. . . . . .. ....... ......... .... . . ......... ...........

Konsumsi Beras Ka bu paten Langkat ........ ... .... . .. ... . .. .. .. . . . . . . .. .. ..

Permintaan Beras................................................................

Komposisi Permintaan/Konsumsi Beras..............................................

Beras Kabupaten Langkat.......... ....... ... .. .. .... .. ...... .....

Perimbangan Produksi dan Konsumsi Beras di Ka bu paten Langkat

Page 10: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

KESIMPULAN 54

Kesimpulan 54

Saran 55

DAFT AR PUST AKA......................................................................... 56

LAMPI RAN 58

vii

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Page 11: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya

menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber

daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan pembangunan

nasional. Sesuai dengan Undang-undang No. 7 Tahun 1996 tentang

Pangan mengamanatkan bahwa

bertanggungjawab mewujudkan

Pemerintah bersama masyarakat

ketahanan pangan. Pemerintah

menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian, dan

pengawasan terhadap kesediaan pangan yang cukup, baik jumlah maupun

mutunya, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli

masyarakat. Selanjutnya, masyarakat berperan dalam menyelenggarakan

produksi dan penyediaan, perdagangan dan distribusi, serta sebagai

konsumen yang berhak memperoleh pangan yang aman dan bergizi.

Pangan menyangkut dua sisi, sisi kebutuhan dan sisi suplai atau

ketersediaan pangan, termasuk perdagangan (impor-ekspor). Dengan

demikian, masalah pangan juga harus dipecahkan dari dua sisi tadi, tidak

dapat dari satu sisi saja. Dua sisi tadi dapat digabungkan menjadi satu

neraca yang menggambarkan situasi pangan. Neraca pangan ini juga

sering disebut pendekatan residu.

Pendekatan pemecahan masalah pangan melalui sisi kebutuhan

maupun sisi suplai masing-masing mempunyai kekuatan dan

kelemahannya. Sayangnya, tidak mudah untuk menggambarkan semua

1

UNIVERSITAS MEDAN AREA

mengamanatkan bahwa

bertanggungjawab mewujudkan

Pemerintah bersama

ketahanan pangan. Pemerintah

menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian,

pengawasan terhadap kesediaan pangan yang cukup, baik jumlah

aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh

masyarakat. Selanjutnya, masyarakat berperan dalam menyelenggarakan

dan penyediaan, perdagangan dan distribusi, serta

konsumen yang berhak memperoleh pangan yang aman dan bergizi.

Pangan menyangkut dua sisi, sisi kebutuhan dan sisi

ketersediaan pangan, termasuk perdagangan (impor-ekspor).

Page 12: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

komoditas pangan secara lengkap karena masalah ketersediaan data dan

keseragaman cara pengukuran. Dengan demikian, yang paling sering dan

paling mudah dicatat adalah beras. Jadi, sesungguhnya apa yang

tergambar belum menunjukkan keadaan yang menyeluruh.

Setelah pernah mencapai swasembada beras pada tahun 80-an,

ternyata ketahanan pangan Indonesia terus mengalami penurunan.

Kenyataan tersebut menimbulkan pertanyaan sejauh mana efektifitas dan

dampak yang dihasilkan dari berbagai program yang dilaksanakan

pemerintah dan mengapa berbagai program tersebut justru semakin

menimbulkan kerawanan pangan dan bukannya ketahanan pangan.

Beras merupakan komoditi strategis di dalam. kehidupan sosial

ekonomi nasional, mengingat bahwa sekitar 95 % penduduk Indonesia

konsumsi bahan pokoknya adalah beras, dan sekitar 21 juta rumah

tangga petani bergantung pada sumber pendapatan usahatani padi. Pada

posisi yang strategis itu, gejolak atau instabilitas harga beras akan

berdampak negatif terhadap usaha tani, kesejahteraan para petani dan

buruh tani, serta para konsumen beras terutama kelompok miskin.

Apabila kejadian ini berjalan terus menerus dari tahun ke tahun

dikhawatirkan akan menjadi disinsentif bagi para petani dalam berusaha

tani padi yang dapat menurunkan produktivitas dan produksi dan

berakibat menurunnya pula tingkat pendapatan para petani padi.

2

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Kenyataan tersebut menimbulkan pertanyaan sejauh mana efektifitas

yang dihasilkan dari berbagai program yang dilaksanakan

pemerintah dan mengapa berbagai program tersebut justru semakin

menimbulkan kerawanan pangan dan bukannya ketahanan pangan

Beras merupakan komoditi strategis di dalam. kehidupan

nasional, mengingat bahwa sekitar 95 % penduduk

konsumsi bahan pokoknya adalah beras, dan sekitar 21

petani bergantung pada sumber pendapatan usahatani

yang strategis itu, gejolak atau instabilitas harga

Page 13: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

VII. DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1998. Indonesia Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Pusat, Jakarta.

Anonimus. 2000-2005. Asahan Dalam Angka. Kantor Statistik Langkat. Sta bat.

Anonimus. 2001. Pedoman Umum Kredit Usaha Tani, Departemen Pertanian, Jakarta.

Anonimus. 2003. Evaluasi Program Ketahanan Pangan Propinsi Sumatera Utara tahun 2003, Badan KetaHanan Pangan Propinsi Sumatera Utara. Medan.

Anonimus� 2005. Petunjuk Teknis Penentuan Tingkat Kerawanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara. Medan

Badan Ketahanan Pangan, Deptan. 2005. Laporan Kinerja Ketahanan Pangan, Deptan. Jakarta.

·

Baharsyaf:l, S. 1995. 50 Tahun Membangun Pertanian Modern Indonesia : Refleksi, Tantangan dan Prospek. Pidato Ilmiah Dalam Menyambut Dies Natalis IPB Bogor ke-32. Bogor.

Badan Pusat Statistik, 2002. Statistik Nilai Tukar Petani di Indonesia, Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2002. Kegiatan Lembaga Pelayanan Jasa Keuangan Kredit Usaha Mandiri. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Dewan Ketahanan Pangan. 2005. Peta Kerawanan Pangan Indonesia, Jakarta.

Koutsoyiannis, A. 1978. Theory of Econometrics. Harper and Row Publisher. Inc. Great Britain.

Labys, W. C. 1973. Dynamic Commodity Models : Spesification, Estimation, and Simulation. D.C. Heath and Company. Lexington.

Nasol, R. L. 1970. Demand Analysi$ for Rice in The Philippines. Journal' of Agriculture Economics and Development. 1 (1): 1-13.

56

UNIVERSITAS MEDAN AREA

Anonimus. 2003. Evaluasi Program Ketahanan Pangan Propinsi Utara tahun 2003, Badan KetaHanan Pangan Propinsi Utara. Medan.

Anonimus� 2005. Petunjuk Teknis Penentuan Tingkat Kerawanan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera Utara. Medan

Ketahanan Pangan, Deptan. 2005. Laporan Kinerja Pangan, Deptan. Jakarta.

·

Baharsyaf:l, S. 1995. 50 Tahun Membangun Pertanian Modern Refleksi, Tantangan dan Prospek. Pidato Ilmiah Dalam Dies Natalis IPB Bogor ke-32. Bogor.

Pusat Statistik, 2002. Statistik Nilai Tukar Petani di Badan Pusat Statistik. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2002. Kegiatan Lembaga Pelayanan Keuangan Kredit Usaha Mandiri. Badan Penelitian

Page 14: (Studi Kasus Di Kabupaten Langkat)

Walpole, R.E. 1993. Pengantar Statistika. Edisi ke - 3. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

57

UNIVERSITAS MEDAN AREA