teori terjadinya penyakit

10
TEORI TERJADINYA PENYAKIT 1. Teori Contagion Di Eropa, epidemi sampar, cacar dan demam tifus merajalela pada abad ke-14 dan 15. Keadaan buruk yang dialami manusia pada saat itu telah mendorong lahirnya teori bahwa kontak dengan makhluk hidup adalah penyebab penyakit menular. Konsep itu dirumuskan oleh Girolamo Fracastoro (1483-1553). Teorinya menyatakan bahwa penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui zat penular (transference) yang disebut kontagion. Menurut teori ini penyakit terjadi karena proses kontak atau bersinggungan dengan sumber penyakit. Pada masa ini telah ada pemikiran konsep penularan yang berawal dari pengamatan terhadap penyakit kusta diMesir. Teori ini tentu dikembangkan berdasarkan situasi penyakit pada masa itu di mana penyakit yang melanda kebanyakan adalah penyakit menular yang terjadi karena adanya kontak langsung. Konsep itu dirumuskan oleh Girolamo Fracastoro (1483-1553). Teorinya menyatakan bahwa penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui zat penular (transference) yang disebut

Upload: sukmawaty-ismail

Post on 24-Dec-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

teori terjadinya penyakit

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI TERJADINYA PENYAKIT

TEORI TERJADINYA PENYAKIT

1. Teori Contagion

            Di Eropa, epidemi sampar, cacar dan demam tifus merajalela pada abad

ke-14 dan 15. Keadaan buruk yang dialami manusia pada saat itu telah mendorong

lahirnya teori bahwa kontak dengan makhluk hidup adalah penyebab penyakit

menular. Konsep itu dirumuskan oleh Girolamo Fracastoro (1483-1553). Teorinya

menyatakan bahwa penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui zat

penular (transference) yang disebut kontagion.

            Menurut teori ini penyakit terjadi karena proses kontak atau

bersinggungan dengan sumber penyakit. Pada masa ini telah ada pemikiran

konsep penularan yang berawal dari pengamatan terhadap penyakit kusta diMesir.

Teori ini tentu dikembangkan berdasarkan situasi penyakit pada masa itu di mana

penyakit yang melanda kebanyakan adalah penyakit menular yang terjadi karena

adanya kontak langsung. Konsep itu dirumuskan oleh Girolamo Fracastoro (1483-

1553). Teorinya menyatakan bahwa penyakit ditularkan dari satu orang ke orang

lain melalui zat penular (transference) yang disebut kontagion. Fracastoro

membedakan tiga jenis kontagion, yaitu:

a. Jenis kontagion yang dapat menular melalui kontak langsung, misalnya

bersentuhan, berciuman, hubungan seksual

b. Jenis kontagion yang menular melalui benda-benda perantara (benda

tersebut tidak tertular, namun mempertahankan benih dan kemudian

menularkan pada orang lain) misalnya melalui pakaian, handuk, sapu

tangan.

c. Jenis kontagion yang dapat menularkan pada jarak jauh

Page 2: TEORI TERJADINYA PENYAKIT

          Pada mulanya teori kontagion ini belum dinyatakan sebagai jasad renik atau

mikroorganisme yang baru karena pada saat itu teori tersebut tidak dapat diterima

dan tidak berkembang. Tapi penemunya, Fracastoro, tetap dianggap sebagai salah

satu perintis dalam bidang epidemiologi meskipun baru beberapa abad kemudian

mulai terungkap bahwa teori kontagion sebagai jasad renik. Karantina dan

kegiatan-kegiatan epidemik lainnya merupakan tindakan yang diperkenalkan pada

zaman itu setelah efektivitasnya dikonfirmasikan melalui pengalaman praktek.

2. Teori Hipocrates (460-377 SM)

         Hipocrates berpendapat bahwa sakit bukan disebabkan oleh hal-hal yang

bersifat supranatural tetapi ada kaitannya dengan elemen-elemen bumi, api, udara,

air yang dapat menyababkan kondisi dingin, kering, panas dan lembab. Kondisi

ini dapat berpengaruh pada cairan tubuh, darah, cairan empedu kuning dan

empedu hitam. Pada zaman ini hipocrates telah menghubungkan antara kejadian

sakit dengan faktor lingkungan. Ia mengemukakan teori tentang sebab musabab

penyakit,yaitu:

a. Penyakit terjadi karena adanya kontak dengan jasad hidup, dan

b. Penyakit berkaitan dengan lingkungan eksternal maupun

internal seseorang. Teori itu dimuat dalam karyanya berjudul “On Airs,

Waters and Places”.

          Hippocrates juga merujuk dan memasukkan ke dalam teorinya apa yang

sekarang disebut sebagai teori atom, yaitu segala sesuatu yang berasal dari

partikel yang sangat kecil. Teori ini kemudian dianggap tidak benar oleh

kedokteran modern. Menurut teorinya, tipe atom terdiri dari empat jenis: atom

tanah (solid dan dingin), atom udara (kering), atom api (panas), atom air (basah).

Selain itu ia yakin bahwa tubuh tersusun dari empat zat: flegma (atom tanah dan

Page 3: TEORI TERJADINYA PENYAKIT

air), empedu kuning (atom api dan udara), darah (atom api dan air) dan empedu

hitam (atom tanah dan udara). Penyakit dianggap terjadi akibat

ketidakseimbangan cairan sementara demam dianggap terlalu banyak darah.

            Teori ini mampu menjawab masalah penyakit yang ada pada waktu itu dan

dipakai hingga tahun 1800-an. Kemudian ternyata teori ini tidak mampu

menjawab tantangan berbagai penyakit infeksi lainnya yang mempunyai rantai

penularan yang lebih berbelit-belit. Hipocrates (460-377 SM), yang dianggap

sebagai Bapak Kedokteran Modern, telah berhasil membebaskan hambatan-

hambatan filosofis pada zaman itu yang bersifat spekulatif dan superstitif

(tahayul) dalam memahami kejadian penyakit.

3. Teori Humoral

           Dikenal dalam kehidupan masyarakat China yang beranggapan bahwa

penyakit disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh. Dikatakan

bahwa dalam tubuh manusia terdapat empat macam cairan yaitu putih, kuning,

merah dan hitam. Bila terjadi ketidakseimbangan akan menyebabkan penyakit,

tergantung dari jenis cairan yang dominan.

4. Teori Miasma

           Kira-kira pada awal abad ke-18 mulai muncul konsep miasma sebagai

dasar pemikiran untuk menjelaskan timbulnya wabah penyakit. Konsep ini

dikemukakan oleh Hippocrates. Miasma atau miasmata berasal dari kata Yunani

yang berarti something dirty (sesuatu yang kotor) atau bad air (udara buruk).

           Miasma dipercaya sebagai uap yang dihasilkan dari sisa-sisa makhluk

hidup yang mengalami pembusukan,  barang yang membusuk atau dari buangan

limbah yang tergenang, sehingga mengotori udara, yang dipercaya berperan dalam

Page 4: TEORI TERJADINYA PENYAKIT

penyebaran penyakit. Contoh pengaruh teori miasma adalah timbulnya penyakit

malaria. Malaria berasal dari bahasa Italia mal dan aria yang artinya udara yang

busuk. Pada masa yang lalu malaria dianggap sebagai akibat sisa-sisa pembusukan

binatang dan tumbuhan yang ada di rawa-rawa. Penduduk yang bermukim di

dekat rawa sangat rentan untuk terjadinya malaria karena udara yang busuk

tersebut.

        Pada waktu itu dipercaya bahwa bila seseorang menghirup miasma, maka ia

akan terjangkit penyakit. Tindakan pencegahan yang banyak dilakukan adalah

menutup rumah rapat-rapat terutama di malam hari karena orang percaya udara

malam cenderung membawa miasma. Selain itu orang memandang kebersihan

lingkungan hidup sebagai salah satu upaya untuk terhindar dari miasma tadi.

Walaupun konsep miasma pada masa kini dianggap tidak masuk akal, namun

dasar-dasar sanitasi yang ada telah menunjukkan hasil yang cukup efektif dalam

menurunkan tingkat kematian.

         Dua puluh tiga abad kemudian, berkat penemuan mikroskop oleh Anthony

van Leuwenhoek, Louis Pasteur menemukan bahwa materi yang disebut miasma

tersebut sesungguhnya merupakan mikroba, sebuah kata Yunani yang artinya

kehidupan mikro (small living)

        Penyakit timbul karena sisa dari mahluk hidup yang mati membusuk,

meninggalkan pengotoran udara dan lingkungan. Pada zaman itu orang percaya

bila seseorang menghirup miasma atau uap busuk tadi maka ia akan terjangkit

penyakit. Sebagai pencegahannya rumah-rumah dianjurkan ditutup rapat terutama

pada malam hari dan tidak banyak keluar malam karena dipercaya miasma

muncul terutama pada waktu malam. Selain itu masyarakat juga percaya bahwa

miasma dapat dihalau atau diatasi dengan jalan membakar ramuan/ kemenyan

(dupa) dan bisa juga diusir dengan bunyi-bunyian keras seperti bel gereja, bedug,

petasan, dll. Pada zamannya teori miasma lebih dipercaya dan dapat diterima

Page 5: TEORI TERJADINYA PENYAKIT

daripada teori contagion yang dicetuskan oleh Fracastoro karena uap busuk lebih

bisa diamati dan tercium baunya.

5. Teori Jasad Renik (Germ Theory) 

          Penemuan-penemuan di bidang mikrobiologi dan parasitologi oleh Louis

Pasteur (1822-1895), Robert Koch (1843-1910), Ilya Mechnikov (1845-1916) dan

para pengikutnya merupakan era keemasan teori kuman. Para ilmuwan tersebut

mengemukakan bahwa mikroba merupakan etiologi penyakit.

         Louis Pasteur pertama kali mengamati proses fermentasi dalam pembuatan

anggur. Jika anggur terkontaminasi kuman maka jamur mestinya berperan dalam

proses fermentasi akan mati terdesak oleh kuman, akibatnya proses fermentasi

gagal. Proses pasteurisasi yang ia temukan adalah cara memanasi cairan anggur

sampai temperatur tertentu hingga kuman yang tidak diinginkan mati tapi cairan

anggur tidak rusak.

        Temuan yang paling mengesankan adalah keberhasilannya mendeteksi virus

rabies dalam organ saraf anjing, dan kemudian berhasil membuat vaksin anti

rabies. Atas rintisan temuan-temuannya memasuki era bakteriologi tersebut, Louis

Pasteur dikenal sebagai Bapak dari Teori Kuman.

Robert Koch juga merupakan tokoh penting dalam teori kuman. Temuannya yang

paling terkenal dibidang mikrobiologi  adalah Postulat Koch yang terdiri dari:

1. Organisme harus dapat ditemukan pada semua hewan yang sakit, tidak

pada yang sehat

2. Organisme dapat diisolasi dan dibuat biakannya

3. Organisme yang dibiakkan dapat ditularkansecara sengaja pada hewan

yang sehat dan menyebabkan penyakit yang sama

Page 6: TEORI TERJADINYA PENYAKIT

4. Organisme tersebut harus dapat diisolasi ulang dari hewan yang diinfeksi

        Jasad renik (germ) dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit yang

berkembang setelah ditemukannya mikroskop. Suatu kuman ( mikroorganisme)

ditunjuk sebagai kausa penyakit.Teori ini sejalan dengan kemajuan di bidang

teknologi kedokteran,ditemukannya mikroskop yang mampu mengidentifikasi

mikroorganisme. Kuman dianggap sebagai penyebab tunggal penyakit. Namun

selanjutnya ternyata teori ini mendapat tantangan karena sulit diterapkan pada

berbagai penyakit kronik,misalnya penyakit jantung dan kanker, yang

penyebabnya bukan kuman.

6. Teori Ekologi Lingkungan

        Manusia berinteraksi dengan berbagai faktor penyebab dalam lingkungan

tertentu. Pada keadaan tertentu akan menimbulkan penyakit. Teori ini secara lebih

luas membahas tentang penyebab penyakit yang menghubungkan antara sumber

penyakit, penderita dan lingkungannya. Model tradisional epidemiologi atau

segitiga epidemiologi dikemukakan oleh Gordon dan La Richt (1950),

menyebutkan bahwa timbul atau tidaknya penyakit pada manusia dipengaruhi

oleh tiga faktor utama yaitu host, agent, dan environment. Gordon berpendapat

bahwa:

Penyakit timbul karena ketidakseimbangan antara agent (penyebab) dan

manusia (host)

Keadaan keseimbangan bergantung pada sifat alami dan karakteristik

agent dan host (baik individu/kelompok)

Karakteristik agent dan host akan mengadakan interaksi, dalam interaksi

tersebut akan berhubungan langsung pada keadaan alami dari lingkungan

Page 7: TEORI TERJADINYA PENYAKIT

(lingkungan sosial, fisik, ekonomi, dan biologis).