teori investasi.docx

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbicara mengenai Investasi, segala yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menciptakan atau menambahkan nilai kegunaan hidup adalah investasi. Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga nonfisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia ( SDM ). Dari pengalaman negara-negara maju terbukti bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi adalah besarnya barang modal dan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, jika perekonomian suatu negara ingin maju, maka investasi haruslah dilakukan dalam kegiatan perekonomian. Sehingga faktor inilah yang menyebabkan investasi menjadi penting, oleh karenanya investasi termasuk ke dalam pembahasan khusus Teori Ekonomi Makro. 1.2. Identifikasi Masalah 1. Apa pengertian dari Investasi Dalam Konteks Ekonomi Makro ? 2. Apa pengertian Nilai Waktu dan Uang ? 3. Apa saja kriteria investasi ? 4. Jelaskan Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi ? 5. Jelaskan hubungan antara Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi ? 1.3. Tujuan 1. Mengetahui tentang pengertian Investasi Dalam Konteks Ekonomi Makro 2. Mengetahui pengertian nilai waktu dan uang serta rumus-rumus yang digunakan. 3. Menjelaskan Kriteria dalam investasi 4. Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi. 5. Memahami Jelaskan hubungan antara Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi. BAB II PEMBAHASAN 2.1. Investasi Dalam Konteks Ekonomi Makro

Upload: agastiya-aldi

Post on 21-Oct-2015

88 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori Investasi.docx

BAB IPENDAHULUAN

1.1.       Latar BelakangBerbicara mengenai Investasi, segala yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

menciptakan atau menambahkan nilai kegunaan hidup adalah investasi. Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga nonfisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia ( SDM ).

Dari pengalaman negara-negara maju terbukti bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi adalah besarnya barang modal dan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, jika perekonomian suatu negara ingin maju, maka investasi haruslah dilakukan dalam kegiatan perekonomian. Sehingga faktor inilah yang menyebabkan investasi menjadi penting, oleh karenanya investasi termasuk ke dalam pembahasan khusus Teori Ekonomi Makro.

1.2.       Identifikasi Masalah1.      Apa pengertian dari Investasi Dalam Konteks Ekonomi Makro ?2.      Apa pengertian Nilai Waktu dan Uang ?3.      Apa saja kriteria investasi ?4.      Jelaskan Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi ?5.      Jelaskan hubungan antara Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi ?

1.3.       Tujuan1.         Mengetahui tentang pengertian Investasi Dalam Konteks Ekonomi Makro2.         Mengetahui pengertian nilai waktu dan uang serta rumus-rumus yang digunakan.3.         Menjelaskan Kriteria dalam investasi4.         Mengetahui Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi.5.         Memahami Jelaskan hubungan antara Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1.       Investasi Dalam Konteks Ekonomi MakroUntuk memudahkan dan memperdalam pemahaman, dalam teori ekonomi makro yang

dibahas adalah investasi fisik, misalnya dalam bentuk barang modal (pabrik dan peralatan),

bangunan dan persediaan barang (inventory). Dengan pembatasan tersebut, maka definisi

investasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok

barang modal (capital stock). Yang dimaksud dengan stok barang modal (barang modal tersedia)

adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian, pada satu saat tertentu. Untuk

mempermudah penghitungan, umumnya stok barang modal dinilai dengan uang, yaitu jumlah

barang modal dikalikan harga perolehan per unit barang modal. Dengan demikian barang modal

merupakan konsep stok (stock concept), karena besarnya dihitung pada satu periode tertentu.

Agar tidak terjadi kerancuan dengan kenyataan sehari-hari, perhitungan investasi harus

konsisten dengan perhitungan pendapatan nasional. Yang dimasukkan dalam perhitungan

Page 2: Teori Investasi.docx

investasi adalah barang modal, bangunan/ konstruksi, maupun persediaan barang jadi yang masih

baru.

Investasi merupakan konsep aliran (flow concept), karena besarnya dihitung selama satu

interval periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah barang modal yang tersedia

(capital stock) pada satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah sebesar

pengeluaran investasi satu periode sebelumnya.

a               Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan

Yang tercakup dalam investasi barang modal (capital goods) dan bangunan (construction)

adalah pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian pabrik- pabrik, mesin-mesin, peralatan-

peralatan produksi dan bangunan-bangunan atau gedung-gedung yang baru. Karena daya tahan

barang modal dan bangunan umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai

investasi dalam bentuk harta tetap (fixedinvestment).

Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah pembentukan modal

tetap domestik bmto (PMTDB). Besamya angka PMTDB dapat dilihat pada statistik PDB

Indonesia berdasarkan pengeluaran. Data statistik selama sekitar 30 tahun terakhir ini

menunjukkan pengeluaran investasi di Indonesia berkisar 30%-40% PDB, yang berarti

pengeluaran kedua terbesar setelah konsumsi rumah tangga.

Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih,

yaitu PMTDB dikurangi penyusutan (depresiasi). Penyusutan terhadap barang modal harus

dilakiikan agar efisiensi ekonomis dari kegiatan produksi tetap terpelihara, bahkan ditingkatkan.

Sebab, semakin tua usia mesin, produktivitasnya makin rendah.

b        Investasi Persediaan

Berdasarkan berbagai pertimbangan, perusahaan seringkali harus memproduksi lebih

banyak daripada target penjualan. Misalnya, sebuah pabrik mobil menargetkan penjualan tahun

2008 adalah 50.000 unit. Tidaklah berarti produksinya harus 50.000 unit juga. Umumnya

produksinya melebihi tingkat penjualan. Sebut saja 60.000 unit. Selisih 10.000 unit merupakan

persediaan, untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi persediaan

diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan sebesar 10.000 unit tersebut

Page 3: Teori Investasi.docx

dikatakan sebagai investasi yang direncanakan (plannedinvestment) atau investasi yang

diinginkan (intendedinvestment). Sebab, memang sudah direncanakan sejak awal.

Jika karena suatu hal (misalnya terjadi resesi ekonomi) jumlah mobil yang terjual hanya

40.000 unit, maka persediaan mobil menjadi 20.000 unit, lebih besar daripada yang

direncanakan. jumlah mobil yang tidak terjual sesuai rencana (10.000 unit) bukanlah investasi

yang direncanakan (unintended investment).

Selain barang jadi, investasi dalam bentuk persediaan bisa juga dilakukan dalam bentuk

persediaan bahan baku dan barang setengah jadi atau sedang dalam proses penyelesaian. Tujuan

kebijaksanaan persediaan ini juga tetap dalam konteks meningkatkan pendapatan atau

keuntungan di masa mendatang.

2.2.       Nilai Waktu dan UangNilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan. Pemahaman

nilai waktu uang sangat penting dalam studi manajemen keuangan. Banyak keputusan dan teknik dalam manajemen keuangan yang memerlukan pemahaman nilai waktu uang. Biaya modal, analisis keputusan investasi (penganggaran modal), analisis alternatif dana, penilaian surat berharga, merupakan contoh-contoh teknik dan analisis yang memerlukan pemahaman konsep nilai waktu uang.

Manajer keuangan juga perlu memahami konsep nilai waktu  uang yang diperlukan dalam mengambil keputusan ketika akan melakukan investasi pada suatu aktiva dan pengambilan  keputusan ketika akan menentukan sumber dana pinjaman yang akan dipilih.

A         Nilai Masa Mendatang (Future Value)Future Value (FV) digunakan untuk menghitung nilai investasi yang akan datang

berdasarkan tingkat suku bunga dan angsuran yang tetap selama periode tertentu. Rumus ke-1

di mana, FV = nilai masa mendatang ( satu tahun ) PO = nilai saat ini r = tingkat bunga

Rumus ke-2FVn = PV0 ( 1 + r )n

di mana, FVn = nilai masa mendatang ( tahun ke-n) PV0 = nilai saat ini r = tingkat bunga n = jangka waktu

Contoh soal :1.      Jika kita memperoleh uang Rp. 1.000,00 saat ini, dan kemudian menginvestasikan pada

tabungan dengan tingkat bunga 10%. Berapa uang kita satu tahun mendatang?

Page 4: Teori Investasi.docx

2.      Biaya masuk perguruan tinggi saat ini adalah Rp50.000.000, dengan asumsi pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun. Berapa biaya masuk perguruan tinggi 20 tahun yang akan datang?Penyelesaian :

1.      Diketahui : PO = 1.000 r = = 0,1

Ditanyakan : FV ?Jawab :

FV = 1.000 ( 1 + 0,1 ) FV = 1.100

2.      Diketahui : PV0 = 50.000.000 r = = 0,08

n = 20Ditanyakan : FVn ?Jawab : FVn = PV0 ( 1 + r )n

FVn = 50.000.000 ( 1 + 0,08 )20

FVn = 50.000.000 ( 4,660957144 ) FVn = 233.047.857,2

B         Nila Sekarang ( Present Value )Present Value digunakan untuk untuk mengetahui nilai investasi sekarang dari suatu nilai

dimasa datang. Rumus

PV0 = FVn / [ ( 1 + r )n ]

Contoh :Saat pensiun 25 tahun lagi saya ingin punya uang 1.000.000.000, dengan asumsi

pemerintah mampu mempertahankan inflasi satu digit, misal 8% per tahun, Berapakah nilai uang 1.000.000.000 saat ini?

Penyelesaian :Diketahui : FVn = 1.000.000.000

r = = 0,08 n = 25

Ditanyakan : PV0?Jawab : PV0 = FVn / [ ( 1 + r )n ] PV0 = 1.000.000.000 / [ ( 1 + 0,08 )25 ] PV0 = 1.000.000.000 / [ 6,848475196 ] PV0 = -146.017.904,91Dari masukan diatas maka akan didapat nilai -146,017,904.91Kenapa minus, sekali lagi itu sebagai tanda cash flow, untuk mendapatkan uang

1.000.000.000 25 tahun lagi maka saya harus mengeluarkan uang sebesar 146,017,904.91 saat ini atau dengan kata lain uang 1.000.000.000 25 tahun lagi sama nilainya dengan uang 146,017,904.91 saat ini, dengan asumsi inflasi konsisten sebesar 8% setiap tahun selama 25 tahun.

Page 5: Teori Investasi.docx

C         Tingkat Bunga EfektifTingkat bunga efektif ingin menghitung tingkat bunga ‘efektif’, yaitu tingkat bunga yang

memperhitungkan pross penggandaan yang lebih dari sekaliRumus :

TBE = ( 1 + r / m)m – 1Contoh soal :

Ada dua tabungan A dan B. A menawarkan tingkat bunga 11,5% dan di gandakan sekali setahun. B menawarkan tingkat bunga 11% dan digandakan setiap hari. Berapa tingkat bunga efektif keduanya?Penyelesaian :

TBEA = ( 1 + 0,115)1 – 1 = 0,115 atau 11,5%TBEB = ( 1 + 0,11/ 365)1 x 365 – 1 = 0,1163 atau 11,63%

2.3.       Kriteria InvestasiKriteria investasi ini sangat bermanfaat dalam melakukan pengukuran manfaat atau

keuntungan yang akan diperoleh jika melakukan investasi terhadap suatu usaha. Banyak orang yang menanggung rugi karena serampangan dalam melakukan perhitungan atau bahkan tidak mengukur terlebih dahulu tingkat viabilitas dan share profit serta management risk-nya ketika ia melakukan investasi.

Ada banyak kriteria investasi yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat investasi, dimana kriteria tersebut dapat membantu untuk melihat apakah investasi tersebut dapat memungkinkan dan menguntungkan atau tidak. Perlu dijelaskan bahwa kriteria investasi merupakan sebuah metode analisis yang dipakai untuk memperhitungkan antar biaya yang dikeluarkan dengan kemanfaatan yang akan diperoleh selama investasi tersebut dilakukan.

Dalam mengukur atau menilai investasi yang akan atau telah terjadi terdapat beberapa kriteria yang digunakan, yaitu :

1.        NPV (Net Present Value)Net Present Value (NPV) sering diterjemahkan sebagai nilai bersih sekarang. NPV dari

suatu proyek atau  gagasan usaha merupakan nilai sekarang (present value) dari selisih antara benefit (manfaat) dengan cost (biaya) pada discount rate terentu. NPV merupakan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan cost/biaya.

Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari biaya total.

Menurut A. Choliq dkk, (1994), NPV merupakan manfaat yang diperoleh pada suatu masa proyek yang diukur pada tingkat suku bunga tertentu. Dalam perhitungan NPV ini perlu kiranya ditentukan dengan tingkat suku bunga saat ini yang relevan. Selain itu, NPV juga dapat diartikan sebagai nilai saat ini dari suatu cash flow yang diperoleh dari suatu investasi yang dilakukan.

Indikator NPV :

Page 6: Teori Investasi.docx

-       Jika NPV > 0 ( positif ), maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan-       Jika NPV < 0 ( negatif ), maka proyek tidak layak (not go) untuk dilaksanakan

2.        Net Benefit Cost Rasio (Benefit B/C)Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negatif.

Net B/C ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) yang diperoleh dari biaya (cost) yang dikeluarkan. Apabila net B/C > 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan layak untuk dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya, apabila net B/C < 1, maka proyek atau gagasan usaha yang akan didirikan tidak layak untuk dilaksanakan.

B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output yang dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau menolak proposal investasi dapat dilakukan denganmelihat nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.

Indikator NET B/C adalah :-         Jika Net B/C > 1, maka proyek layak (go) untuk dilaksanakan-         Jika Net B/C < 1 , maka proyek tdk layak (not go) untuk dilaksanakan.

3.        Payback PeriodMerupakan jangka waktu /periode yang diperlukan untuk membayar kembali semua

biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi suatu proyek. waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas.

Jika waktu yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun). Semakin cepat kemampuan proyek mampu mengembalikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan dalam investasi proyek maka proyek semakin baik (satuan waktu). Perhitungan payback belum memperhatikan time value of money.

4.        IRR (Internal Rate of Return)Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian investasi, dihitung pada saat

NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan

hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r).

Jika pada saat NPV = 0, nilai IRR = 12%, maka tingkat pengembalian investasi adalah

12%. Keputusan menerima atau menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil

pembandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang diinginkan (r). Jika r yang

diinginkan adalah 15%, sementara IRR hanya 12%, proposal investasi ditolak. Begitu juga

sebaliknya.

Contoh Kasus

Page 7: Teori Investasi.docx

Untuk memperjelas pemahaman konsep-konsep di atas, ikutilah kasus sederhana di

bawah ini. Kepada P.T. Tiara Sakti ditawarkan sebuah proposal investasi berupa proyek

pembangunan pabrik pengolahan limbah tapioka di daerah Lampung. Usia proyek direncanakan

tujuh tahun. Investasi awal yang dibutuhkan Rp l miliar (Rp l.000 juta). Persiapan pembangunan

pabrik satu tahun. Selama proses persiapan tidak dikeluarkan biaya operasional. Pabrik mulai

berproduksi pada tahun pertama dan langsung berproduksi dengan kapasitas penuh. Biaya-biaya

maupun penerimaan hasil penjualan selama tujuh tahun mendatang dianggap tetap. Biaya

operasional per tahun Rp200 juta. Penerimaan per tahun Rp 400 juta. Pada saat proyek ditutup

tujuh tahun kemudian, nilai sisa dari barang-barang modal (investasi awal) adalah sama dengan

nol. jika dana untuk proyek berasal dari pinjaman dengan bunga 15% per tahun, hitunglah

apakah proposal investasi tersebut dapat diterima.

Sekarang kita hitung apakah proposal investasi diterima atau tidak? Biaya biaya yang

dikeluarkan, termasuk investasi awal, dinotasikan sebagai C. Penerimaan dinotasikan sebagai B

dan tingkat diskonto yang digUnakan adalah 15%. Dengan informasi-informasi di atas, kita

dapat menyusun tabel arus kas keluar masuk (cashflow) seperti di bawah ini:

a.           Metode Nondiskonto (Non-Discounted Method)

Dengan metode nondiskonto, kita hanya memperhitungkan nilai nominal arus kas keluar

masuk.

Dari angka-angka dalam tabel, kita dapat menghitung payback period dan BIC ratio.

Payback Period:

TahunKas Keluar (C) Kas Masuk (B) Arus Kas Bersih Akumulasi Arus

0 1.000 0 - 1.000 - 1.0001 200 400 200 -8002 200 400 200 -6003 200 400 200 -400 •4 200 400 200 -2005 200 400 200 06 200 400 200 2007 200 400 200 400

Total 2.400 2.800 400

Page 8: Teori Investasi.docx

Payback period dilihat dari angka akumulasi kas bersih pada saat mencapai nilai nol.

Pada saat itu proyek telah mencapai titik impas. Dari tabel terlihat kondisi itu tercapai di tahun

kelima. Periode titik impas adalah lima tahun.

Nilai B/C = 2.800/2.400 = 1,17. Karena B/C > 1, proposal investasi dapat diterima!

Benarkah demikian? Mari bandingkan dengan hasil evaluasi yang memperhitungkan nilai waktu

dari uang.

b.           Metode Diskonto (Discounted Method)

Jika menggunakan metode diskonto, maka nilai-nilai B, C dan otomatis B-C

didiskontokan sebesar 15% per tahun. Hasilnya adalah sebagai berikut.

Tahun FaktorDiskonto

(15%)

Kas Kas Arus Kas Akumulasi 0123

1,000,870,76

0,66

1.000174152

132

0348304

264

-1.000174152

132

-1.000-826- 674- 542

4567

Total

0,570,500,43

0,38

1141008676

1.834

228200172152

1.668

1141008676

-166

-428-328-242

-166Sebelum melakukan penghitungan lebih lanjut, harus dipastikan bahwa Anda dapat

membaca tabel di atas. Yang pertama kali harus dipahami adalah nilai-nilai dalam kolom faktor

diskonto. Angka-angka itu menunjukkan nilai sekarang dari setiap rupiah yang diterima atau

dikeluarkan. Misalnya, angka 0,87 di tahun pertama bermakna bahwa nilai sekarang dari setiap

rupiah pengeluaran atau penerimaan setahun mendatang adalah Rp0,87. Angka ini diperoleh

dengan cara membagi nilai satu rupiah dengan (1+r) atau sama dengan 1/1,15. Angka 0,50 di

tahun kelima diperoleh dengan cara membagi nilai satu rupiah dengan (1+0,15)5 atau sama

dengan 1/2,01.

Nilai sekarang dari kas keluar pada kolom kas keluar diperoleh dengan cara mengalikan

nilai nominal kas keluar dengan faktor diskontonya. Misalnya, nilai sekarang dari investasi awal

yang sebesar 1.000 adalah sama dengan 1.000, sebab faktor diskontonya sama dengan 1

Page 9: Teori Investasi.docx

[1/(1,15)° = 1]. Sementara itu nilai sekarang dari pengeluaran tahun kelima adalah 200 x 0,5 =

100. Dengan cara yang sama, kita dapat menghitung angka-angka yang tertera dalam kolom arus

kas masuk.

Setelah dapat membaca tabel di atas, mari kita evaluasi proposal investasi yang diajukan.

Payback Period:

Dengan menggunakan metode diskonto, temyata sampai tahun ketujuh proyek belum

mencapai titik impas, dilihat dari angka akumulasi arus kas bersih yang masih -166. Hasil ini

jauh berbeda dengan menggunakan metode nondiskonto yang menyatakan periode titik impas

adalah 5 tahun.

B/C Ratio:

Rasio B/C = 1.668/1.834 = 0,91. Dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang,

diperoleh rasio B/C yang lebih kecil daripada satu. Proposal proyek ditolak, kesimpulan yang

sangat berbeda dibandingkan dengan menggunakan metode nondiskonto.

Net Present Value:

Angka NPV = 1.668 - 1.834 = -166. Karena angkanya lebih kecil daripada nol, proposal

investasi ditolak, sebab nilai sekarang dari pengeluaran total lebih besar daripada nilai sekarang

penerimaan total.

Internal Rate of Return:

Dengan menggunakan cara manual (tidak dijelaskan dalam buku ini), diperoleh angka

IRR dari proyek adalah sekitar 8%. Angka ini jauh lebih rendah daripada tingkat bunga yang

sebesar 15%. Proposal investasi ditolak.

Dari kasus di atas berhasil dijelaskan bahwa dengan memperhitungkan nilai waktu dari

uang, dasar pengambilan kepurusan investasi menjadi lebih luas dan akurat.

2.4.       Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi

Page 10: Teori Investasi.docx

investasi sangat ditentukan oleh dua faktor utama, yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan dan biaya investasi.

A.             Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return)

Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan, sangat

dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal perusahaan.

1)     Kondisi Internal Perusahaan

Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol perusahaan, misalnya tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan. Artinya, makin tinggi tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi, maka tingkat pengembalian yang diharapkan makin tinggi.

Selain ketiga aspek teknis tersebut di atas, tingkat pengembalian yang diharapkan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor nonteknis, terutama di negara sedang berkembang. Misalnya, apakah perusahaan memiliki hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan dengan pusat kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi.2)     Kondisi Eksternal Perusahaan

Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestik maupun internasional. Jika perkiraan tentang masa depan ekonomi nasional maupun dunia bemada optimis, biasanya tingkat investasi meningkat, karena tingkat pengembalian investasi dapat dinaikkan.

Selain perkiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikkan pajak, misalnya, diperkirakan akan menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan menurun. Faktor sosial politik juga menentukan gairah investasi. jika sosial-politik makin stabil, investasi umumnya juga meningkat. Demikian pula faktor keamanan (kondisi keamanan negara).

B.             Biaya Investasi

Yang paling menentukan tingkat biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman; Makin tinggi tingkat bunganya, maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.

Namun, tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi. Faktor yang memengaruhi terutama adalah masalah kelembagaan. Misalnya, prosedur izin investasi yang berbelit-belit dan lama (> 3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan memperhitungkan nilai waktu uang dari investasi makin mahal. Demikian halnya dengan keberadaan dan efisiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian hukum, stabilitas politik, dan keadaan keamanan.

Page 11: Teori Investasi.docx

C.         Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal Efficiency of Investment

(MEI)

1)                       Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga

Yang dimaksud dengan Marginal Efficiency of Capital (MEC) atau Efisiensi Modal Marjinal (EMM) adalah tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dari setiap tambahan barang modal. Pada studi kasus sebelumnya, kita telah membahas hal ini dalam ruang lingkup satu proyek saja. Padahal dalam kehidupan sehari-hari sebuah perusahaan, terutama perusahaan multinasional (MNC) atau konglomerat lokal, sering merencanakan banyak kegiatan akan investasi sekaligus.

Misalkan, P.T. Tiara Sakti sudah menjadi konglomerat dan ingin memperluas usaha di bidang industri, seperti tercantum berikut ini :

Jika rencana investasi di atas disusun dalam histogram berdasarkan ranking MEC tertinggi akan diperoleh bentuk seperti di bawah ini. Penyusunan berdasarkan ranking MEC dilakukan untuk mempermudah pengambilan keputusan akan investasi mana yang harus dilakukan, berkaitan dengan tingkat bunga pinjaman yang berlaku. Seandainya tingkat bunga pinjaman hanya 12,5% per tahun, seluruh rencana investasi layak dilaksanakan. Dengan demikian permintaan akan investasi P.T. Tiara Sakti adalah Rp4.000 miliar. Bila tingkat bunga pinjaman naik menjadi 16% per tahun, rencana investasi di industri pertanian terpaksa dibatalkan. Permintaan akan investasi P.T. Tiara Sakti berkurang menjadi Rp3.750 miliar. Tingkat bunga pinjaman terus naik sampai menjadi 28% per tahun. Rencana investasi yang layak, hanya tinggal di industri kimia, sehingga permintaan investasi tinggal Rpl.500 miliar. Jika tingkat bunga melebihi angka 30% per tahun, tidak ada rencana investasi yang layak lagi, permintaan investasi menjadi sama dengan nol.

Makin tinggi tingkat bunga, tingkat investasi makin menurun. Hubungan tersebut, dalam konteks P.T. Tiara Sakti, dapat dinyatakan dalam tabel berikut ini :

Tabel di atas dapat diterjemahkan dalam kurva permintaan investasi P.T. Tiara Sakti. Slope (kemiringan) kurva permintaan investasi yang negatif menunjukkan hubungan berlawanan arah antara tingkat bunga dengan investasi. Menurunkan kurva permintaan akan investasi nasional (pasar) adalah sama dengan menurunkan kurva permintaan pasar terhadap barang

Rencana

Investasi

Dana Yang

dibutuhkan

(miliar rupiah)

Tingkat Pengembalian

Yang Diharapkan

(MEC)

(dalam persen/tahun)

Industri Kimia 1.500 30

Industri Tekstil 1.000 25

Industri Makanan 750 20

Industri Ringan 500 18

Industri

Pertanian

250 15

Page 12: Teori Investasi.docx

tertentu, yaitu dengan menjumlahkan secarahorizontal total permintaan investasi dari perusahaan-perusahaan yang ada dalam perekonomian.Diagram 15.2 Kurva MEC

(Kasus P.T. Tiara Sakti)

Page 13: Teori Investasi.docx

2. Marginal Efficiency of Capital (MEC) dan Marginal Efficiency of Investment (MEI)

Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi, kurva MEC ? cara nasional

dapat diturunkan dengan menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva MEC dari perusahaan-

perusahaan yang ada dalam perekonomian. Misalnya seperti tertera di bawah ini.

Diagram 15.3 MEC Individu dan MEC Total

Tetapi ada beberapa ekonom yang tidak sependapat dengan cara penurunan kurva MEC di atas. Salah satu kelemahan cara penurunan di atas adalah harga barang modal (tingkat bunga) diasumsikan tetap. Padahal jika permintaan akan barang modal secara nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik. Akibatnya kenaikan permintaan akan investasi tidak sebesar yang digambar- kan kurva MEC. Kurva yang lebih relevan untuk menjelaskan hal di atas adalah kurva Marginal Efficiency of Investment (MEI) atau Efisiensi Investasi Maxjinal (EIM). Kurva ini menunjukkan hubungan antara tingkat bunga dengan tingkat investasi dalam suatu perekonomian, dengan memperhitungkan perubahan harga barang modal.

MEC akan sama besar dengan MEI pada tingkat bunga tertentu, di mana pembelian barang modal hanya untuk menggantikan barang modal yang sudah tidak dapat dipakai lagi. Dalam diagram, kondisi tersebut dimisalkan terjadi pada tingkat bunga 30% per tahun. Jika tingkat bunga pinjaman turun menjadi 20%, maka permintaan akan investasi total, dengan asumsi masing-masing perusahaan berpikir bahwa perusahaan yang lain tidak akan menambah barang modal, adalah Io- Tetapi karena semua perusahaan ingin meningkatkan stok barang modal, maka harga barang modal naik. Kenaikan harga barang modal menyebabkan ada rencana investasi yang harus dibatalkan karena tidak layak lagi.

2.5.            Investasi dan Pertumbuhan EkonomiDitingkat perusahaan, syarat untuk memelihara keuntungan adalah dengan menjaga

agar tingkat produksi tidak berkurang. Untuk itu stok barang modal tidak boleh berkurang.

Dilihat dari sisi ini, investasi merupakan upaya memelihara stok barang modal (capital stock

adjustment pixxess). Besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memelihara barang stok

adalah senilai persentase penyusutan dikalikan stok barang modal yang diharapkan.

Misalnya, nilai barang modal yang harus tersedia supaya perusahaan dapat mempertahankan

tingkat produksi adalah RplO miliar, sedangkan penyusutan adalah 10% per tahun, maka

investasi per tahun adalah 10% x RplO miliar = Rpl miliar. Jika perusahaan ingin

meningkatkan keuntungan dengan cara meningkatkan kapasitas produksi, maka investasi

yang dilakukan harus lebih besar daripada Rpl miliar, agar stok barang modal bisa menjadi

lebih besar daripada Rp lO miliar.

Keputusan perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan stok barang modal dapat

memberikan dampak positif terhadap total perekonomian, sebab peningkatan stok barang

Page 14: Teori Investasi.docx

modal secara nasional akan dapat meningkatkan kegiatan produksi dan juga dapat

memperluas kesempatan kerja.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanInvestasi adalah segala yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

menciptakan atau menambahkan nilai kegunaan hidup adalah investasi. Investasi bukan hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga nonfisik, terutama peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah investasi fisik, misalnya dalam bentuk barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan dan persediaan barang. Dengan pembatasan tersebut, maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal.

Investasi merupakan konsep aliran, karena besarnya dihitung selama satu interval

periode tertentu. Tetapi investasi akan memengaruhi jumlah barang modal yang tersedia pada

satu periode tertentu. Tambahan stok barang modal adalah sebesar pengeluaran investasi satu

periode sebelumnya.

3.2. SaranUntuk mengkaji teori investasi secara menyeluruh tentunya

membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai teori-teori perekonomian khususnya dalam teori ekonomi makro . Oleh karena itu, kami menyarankan pembaca agar tidak puas dan mau mengoreksi apa yang telah kami tulis dalam makalah ini. Sehingga ilmu pengetahuan kita tentang perrekonomian menjadi bertambah dan pemahaman kita menjadi semakin mendalam. Selain itu, wujud kritik dan saran pembaca menjadi motivasi kami dalam menuliskan sebuah karya ilmiah yang lebih baik lagi.