teori humanistik

10
TEORI HUMANISTIK [MASLOW & ROGER] TEORI HUMANISTIK Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanism biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial. Tokoh pencetus aliran humanisme adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Rogers, Erich Fromm daan Viktor Frankl. 1. A. Abraham Maslow Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh non Yahudi. Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia tumbuh di perpustakaan diantara buku-buku. Ia awalnya berkuliah umum, namun pada akhirnya, ia memilih untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan Desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu Profesor Harry Harlow. Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934. Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan

Upload: anggen-safutri

Post on 10-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

TEORI

TRANSCRIPT

Page 1: TEORI HUMANISTIK

TEORI HUMANISTIK [MASLOW & ROGER]

TEORI HUMANISTIK

 

Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan

ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan

hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi

manusia dan para pendidik yang beraliran humanism biasanya memfokuskan

pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini.

Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang

terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang

nampak dari para pendidik beraliran humanisme. Humanistik tertuju pada masalah

bagaimana tiap individu dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud

pribadi yang mereka hubungkan kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri.

Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada materi-materi pembelajaran yang

bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis

terhadap fenomena sosial.

Tokoh pencetus aliran humanisme adalah Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl

Rogers, Erich Fromm daan Viktor Frankl.

1. A.    Abraham Maslow

Abraham Harold Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tanggal 1 April 1908.

Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi Rusia dengan orangtua yang tidak

mengenyam pendidikan tinggi. Pada masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang

kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya. Ia mengatakan bahwa dirinya

adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni

oleh non Yahudi.

Ia merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu. Ia tumbuh di perpustakaan

diantara buku-buku. Ia awalnya berkuliah umum, namun pada akhirnya, ia memilih

untuk mempelajari psikologi dan lulus dari Universitas Wisconsin. Pada saat ia

berkuliah, ia menikah dengan sepupunya yang bernama Bertha pada bulan

Desember 1928 dan bertemu dengan mentor utamanya yaitu Profesor Harry Harlow.

Ia memperoleh gelar bachelor pada 1930, master pada 1931, dan Ph.D pada 1934.

Maslow kemudian memperdalam riset dan studinya di Universitas Columbia dan

masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu dengan mentornya yang

lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud.

Page 2: TEORI HUMANISTIK

Pada tahun 1937-1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di New

York, ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang

antropologis, dan Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara

profesional maupun personal. Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian

Maslow dalam mendalami perilaku manusia. Maslow menjadi pelopor aliran

humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga 1960-an. Ia

menghabiskan masa pensiunnya di California, sampai akhirnya ia meninggal karena

serangan jantung pada 8 Juni 1970. Kemudian ia dianugerahkan gelar Humanist of

the Year oleh Asosiasi Humanis Amerika pada tahun 1967.

Asumsi dan Prinsip Dasar Teori

Ahli-ahli teori humanistik menunjukkan bahwa (1) tingkah laku  individu pada

mulanya ditentukan oleh bagaimana mereka merasakan dirinya sendiri dan dunia

sekitarnya, dan (2) individu bukanlah satu-satunya hasil dari lingkungan mereka

seperti yang dikatakan oleh ahli teori tingkah laku, melainkan langsung dari dalam

(internal), bebas memilih, dimotivasi oleh keinginan untuk aktualisasi diri (self-

actualization) atau memenuhi potensi keunikan mereka sebagai manusia.

Abraham Maslow mengatakan bahwa di dalam diri individu ada dua hal:

1. Suatu usaha yang positif untuk berkembang

2. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi

kebutuhan yang bersifat hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan

pertama, seperti kebutuhan psikologis, barulah ia dapat menginginkan kebutuhan

yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasa aman dan seterusnya.

Maslow Berfokus pada individu secara keseluruhan, bukan hanya satu aspek

individu, dan menekankan kesehatan daripada sekedar penyakit dan masalah.

Detail Teori

Teori yang terkenal dari Maslow yang merupakan salah satu tokoh humanistik

adalah teori tentang Hirarki Kebutuhan. Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis atau dasar

2. Kebutuhan akan rasa aman

1. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi

2. Kebutuhan untuk dihargai

3. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

 

Page 3: TEORI HUMANISTIK

Maslow (1968) berpendapat bahwa ada hierarki kebutuhan manusia. Kebutuhan

untuk tingkat yang paling rendah yaitu tingkat untuk bisa survive atau

mempertahankan hidup dan rasa aman, dan ini adalah kebutuhan yang paling

penting. Tetapi jika manusia secara fisik terpenuhi kebutuhannya dan merasa aman,

mereka akan distimuli untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, yaitu

kebutuhan untuk memiliki dan dicintai dan kebutuhan akan harga diri dalam

kelompok mereka sendiri. Jika kebutuhan ini terpenuhi orang akan kembali mencari

kebutuhan yang lebih tinggi lagi, prestasi intelektual, penghargaan estetis dan

akhirnya self-actualization.

 

Maslow (1954) menyusun hirerarki kebutuhan. Di dalam hirarki ini, ia menggunakan

suatu susunan piramida untuk menjelaskan dorongan atau kebutuhan dasar yang

memotivasi individu. Kebutuhan yang paling dasar, yakni kebutuhan fisiologis akan

makanan, air, tidur, tempat tinggal, ekspresi seksual, dan bebas dari rasa nyeri,

harus dipenuhi pertama kali. Tingkat kedua adalah kebutuhan akan keselamatan,

keamanan, dan bebas dari bahaya atau ancaman kerugian. Tingkat ketiga ialah

kebutuhan akan mencintai dan memiliki, yang mencakup membina keintiman,

persahabatan, dan dukungan. Tingkat keempat ialah kebutuhan harga diri, yang

mencakup kebutuhan untuk dihormati dan diargai orang lain. Tingkat yang paling

tinggi ialah aktualisasi diri, kebutuhan akan kecantikan, kebenaran, dan  keadilan.

 

Maslow mengajikan hipotesis bahwa kebutuhan dasar di tingkat paling bawah 

piramida akan mendominasi perilaku individu sampai kebutuhan tersebut dipenuhi,

kemudian kebutuhan tingkat selanjutnya menjadi dominan.

 

Maslow menggunakan istilah aktualisasi diri untuk menjelaskan individu yang telah

mencapai semua kebutuhan hirarki dan mengembangkan potensinya secara

keseluruhan dalam hidup.

 

Teori Maslow menjelaskan bahwa perbedaan individu terletak pada motivasinya,

yang tidak selalu stabil seanjang kehidupan. Lingkungan hidup yang traumatic atau

kesehatan yang terganggu dapat menyebabkan individu mundur ke tingkat motivasi

yang lebih rendah.

Kedudukan Pengasuhan dalam Teori

Page 4: TEORI HUMANISTIK

Dalam pendekatan humanistik, orang tua diajarkan untuk mencerminkan perasaan

anak-anak mereka dan membantu mereka tumbuh dalam kesadaran diri dan

pemahaman, serta memfasilitasi kematangan psikologis anak-anak mereka.

Abraham Maslow melengkapi pemikiran tersebut dengan teori motivasi. Menurutnya,

potensi-potensi unik seorang anak akan muncul apabila diberi motivasi dengan cara

penyampaian wawasan, contoh orang tua, pergaulan dengan teman lain, maupun

pengalaman langsung.

Dalam praktik pengasuhan, orang tua dianggap sebagai fasilitator yaitu

menyediakan lingkungan dan sarana belajar anak untuk mengembangkan

potensinya. Semakin dipenuhinya fasilitas yang dibutuhkan anak, akan semakin

berkembang potensi-potensi yang dimiliki seorang anak.

Selain itu, orang tua harus berperan sebagai motivator. Peran ini dilakukan dengan

memberikan dorongan dan dukungan bagi berbagai hal yang menjadi minat seorang

anak. Apabila anak melakukan kekeliruan tidak disalahkan atau disudutkan tetapi

diberi berikan bimbingan dengan kalimat-kalimat yang membangkitkan semangat.

Sehingga anak terpacu untuk melakukan tugasnya dan semakin tinggi tingkat

pengaktualisasiannya.

1. B.   Carl Roger

Carl Ransom Rogers lahir pada tanggal 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinios, Chicago.

Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung.

Latar belakang: Rogers adalah putra keempat dari enam bersaudara. Rogers

dibesarkan dalam keluarga yang berkecukupan dan menganut aliran protestan

fundamentalis yang terkenal keras, dan kaku dalam hal agama, moral dan etika.

Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-

eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide – ide dan konsep teorinya banyak

didapatkan dalam pengalaman -pengalaman terapeutiknya.(Schultz 1991)

Carl Rogers adalah seorang psikolog yang terkenal dengan pendekatan terapi klinis

yang berpusat pada klien (client centered) (Clifford 1986). Rogers kemudian

menyusun teorinya dengan pengalamannya sebagai terapis selama bertahun-tahun.

Teori Rogers mirip dengan pendekatan Freud, Namun pada hakikatnya Rogers

berbeda dengan Freud karena Rogers menganggap bahwa manusia pada dasarnya

baik atau sehat. Dengan kata lain, Rogers memandang kesehatan mental sebagai

proses perkembangan hidup alamiah, sementara , kejahatan, dan persoalan

kemanusiaan lain dipandang sebagai penyimpangan dari kecenderungan alamiah.

Teori Rogers didasarkan pada suatu “daya hidup” yang disebutkecenderungan

aktualisasi. Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan sebagai motivasi yang

menyatu dalam setiap diri makhluk hidup dan bertujuan mengembangkan seluruh

potensinya semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup bukan hanya bertujuan

Page 5: TEORI HUMANISTIK

bertahan hidup saja, tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik

bagi keberadaannya.Dari dorongan tunggal inilah, muncul keinginan-keinginan atau

dorongan-dorongan lain yang disebutkan oleh psikolog lain, seperti kebutuhan untuk

udara, air, dan makanan, kebutuhan akan rasa aman dan rasa cinta, dan

sebagainya.(George 2008)

Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:

1. Kognitif (kebermaknaan)

2. experiential ( pengalaman atau signifikansi)

Meskipun teori yang dikemukan Rogers adalah salah satu dari teori holistik, namun

keunikan teori adalah sifat humanis yang terkandung didalamnya. Teori humanistik

Rogers pun menpunyai berbagai nama antara lain : teori yang berpusat pada pribadi

(person centered),non-directive, klien (client-centered), teori yang berpusat pada

murid (student-centered), teori yang berpusat pada kelompok (group centered),

dan person to person). Namun istilah person centered yang sering digunakan untuk

teori Rogers.

Asumsi dan Prinsip Dasar Teori

1. Kecenderungan formatif : Segala hal di dunia baik organik maupun non-organik

tersusun dari hal-hal yang lebih kecil.

2. Kecenderungan aktualisasi: Kecenderungan setiap makhluk hidup untuk

bergerak menuju ke kesempurnaan atau pemenuhan potensial dirinya. Tiap

individual mempunyai kekuatan yang kreatif untuk menyelesaikan

masalahnya.

Ide pokok dari teori-teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam

diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani

masalah-masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang

dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.

(Schultz 1991)

Carl Rogers mengembangkan teorinya dari penelitiannya bersama pasien dan klien

di klinik. Rogers merasa terkesan dengan apa yang ia lihat saat kecenderungan

bawaan individu yang bergerak ke arah pertumbuhan, maturitas, dan perubahan

positif. Ia menjadi yakin bahwa kekuatan dasar yang memotivasi organisme manusia

adalah kecenderungan beraktualisasi – suatu kecenderungan ke arah pemenuhan

atau aktualisasi semua kapasitas organisme. Organisme yang tumbuh mencari cara

untuk memenuhi potensinya di dalam batas-batas hereditasnya. Seseorang mungkin

tidak selalu dengan jelas merasakan tindakan mana yang menyebabkan

pertumbuhan dan tindakan mana yang regresif. Tetapi jika jalan itu jelas, individu

memilih untuk tumbuh ketimbang regresi. Rogers tidak menyangkal bahwa terdapat

kebutuhan lain, sebagian darinya adalah biologis., tetapi ia memandang semuanya

itu sebagai patuh kepada motivasi organisme untuk meningkatkan dirinya.

Keyakinan Rogers akan keunggulan aktualisasi membentuk dasar terapi terpusat

klien yang bersifat nondirektif. Metoda psikoterapi ini berpendapat bahwa semua

Page 6: TEORI HUMANISTIK

individu memiliki motivasi dan kemampuan untuk berubah dan individu adalah

orang yang paling berkualifikasi untuk menentukan arah perubahan tersebut. Peran

ahli terapi adalah sebagai papan pantul sementara individu mengeksplorasi dan

menganalisis masalahnya. Pendekatan ini berbeda dari tipe psikoanalitik, di mana

ahli terapi menganalisis pengalaman pasien untuk menentukan masalah dan

menyarankan suatu tindakan pengobatan. Inti dari konsep dalam teori kepribadian

Rogers adalah diri (self). Diri, atau konsep-diri (Rogers menggunakan keduanya),

menjadi inti teotinya. Diri terdiri dari semua ide, persepsi, dan nilai-nilai yang

mengkarakterisasi “saya” atau “aku” ; ia mencakup kesadaran “apa saya” dan “ apa

yang dapat saya lakukan.” Selanjutnya diri yang dihayati ini mempengaruhi persepsi

seseorang tentang dunia dan perilakunya. Sebagai contohnya, wanita yang merasa

dirinya kuat dan kompeten akan menghayati dan bertindak di dunia dengan cara

yang sangat berbeda dari wanita yang menganggap dirinya lemah dan tidak

berguna. Konsep diri tidak selalu mencerminkan realita : seseorang mungkin sangat

berhasil dan terhormat tetapi masih memandang dirinya sendiri sebagai orang yang

gagal.

Detail Teori

Menurut Rogers, individu menilai setiap pengalaman berkaitan dengan konsep diri.

Orang ingin bertindak dalam cara yang konsisten dengan citra-dirinya ; pengalaman

dan perasaan yang tidak konsisten adalah mengancam dirinya dan tidak diterima

oleh kesadaran. Ini pada dasarnya adalah konsep represi freud, walaupun Rogers

menganggap represi tersebut tidak diperlukan atau permanen. (Freud mengatakan

bahwa represi tidak dapat dihindari dan sebagian aspek pengalaman individu selalu

tetap berada dibawah sadar.

Semakin banyak pengalaman yang disangkal oleh seseorang karena tidak konsisten

dengan konsep dirinya, semakin lebar jurang antara dirinya dan realita dan semakin

besar kemungkinan timbulnya ketidakmampuan menyesuaikan diri. Seorang individu

yang konsep dirinya tidak sejalan dengan perasaan dan pengalaman pribadi harus

melindungi dirinya sendiri dari kebenaran karena kebenaran akan menyebabkan

kecemasan. Jika ketidaksesuaian itu menjadi terlalu besar, pertahanan mungkin

runtuh, menyebabkan kecemasan yang berat atau gangguan emosional lain.

 

Sebaliknya, orang yang mampu menyesuaikan diri memiliki konsep diri yang

konsisten dengan pikiran, pengalaman, dan perilaku ; diri tidak kaku tetapi fleksibel,

dan dapat berubah saat ia mengasimilasi pengalaman dan ide baru.

Diri lain dalam teori Rogers adalah diri yang ideal. Kita semua memiliki konsepsi

jenis orang yang diri kita inginkan menjadi sepertinya. Semakin dekat diri ideal

dengan diri nyata, semakin penuh dan gembira individu yang bersangkutan.

Page 7: TEORI HUMANISTIK

Ketidaksesuaian yang besar antara diri ideal dan diri nyata menghasilkan orang yang

tidak puas dan tidak gembira.

Konsep diri menurut Rogers adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai

pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari

yang bukan aku. Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri

real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut

sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi,

yaituIncongruence dan Congruence. Incongruence adalah ketidakcocokan

antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan

dan kekacauan batin.Sedangkan Congruence berarti situasi di mana

pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri

yang utuh, integral, dan sejati. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan

kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain.

Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2

yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak

bersyarat). (Schultz 1991)

 

Jadi dua jenis ketidaksesuaian dapat terjadi : satu, antara diri dan pengalaman

realita ; dan yang lain antara diri dan diri ideal. Rogers memiliki beberapa hipotesis

tentang bagaimana ketidaksesuaian itu dapat berkembang.

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi

yang mengalami penghargaan positip tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai,

dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat

defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

Lima sifat khas orang yang berfungsi sepenuhnya (fully human being):

1.Keterbukaan pada pengalaman

Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang menerima semua pengalaman

dengan fleksibel sehingga selalu timbul persepsi baru. Dengan demikian ia akan

mengalami banyak emosi (emosional) baik yang positip maupun negatip.

2. Kehidupan Eksistensial

Kualitas dari kehidupan eksistensial dimana orang terbuka terhadap pengalamannya

sehingga ia selalu menemukan sesuatu yang baru, dan selalu berubah dan

cenderung menyesuaikan diri sebagai respons atas pengalaman selanjutnya.

3. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri

Pengalaman akan menjadi hidup ketika seseorang membuka diri terhadap

pengalaman itu sendiri. Dengan begitu ia akan bertingkah laku menurut apa yang

dirasanya benar (timbul seketika dan intuitif) sehingga ia dapat mempertimbangkan

setiap segi dari suatu situasi dengan sangat baik.

Page 8: TEORI HUMANISTIK

4. Perasaan Bebas

Orang yang sehat secara psikologis dapat membuat suatu pilihan tanpa adanya

paksaan – paksaan atau rintangan – rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan.

Orang yang bebas memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai

kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya sendiri, tidak

pada peristiwa di masa lampau sehingga ia dapat meilhat sangat banyak pilihan

dalam kehidupannya dan merasa mampu melakukan apa saja yang ingin

dilakukannya.

5. Kreativitas

Keterbukaan diri terhadap pengalaman dan kepercayaan kepada organisme mereka

sendiri akan mendorong seseorang untuk memiliki kreativitas dengan ciri – ciri

bertingkah laku spontan, tidak defensif, berubah, bertumbuh, dan berkembang

sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam di

sekitarnya. (Schultz 1991)

Kedudukan Pengasuhan dalam Teori

Rogers mengatakan bahwa orang-konsep diri sering tidak sama persis dengan

kenyataan. Sebagai contoh, seseorang mungkin menganggap dirinya sangat jujur

tetapi sering berbohong kepada atasannya tentang mengapa ia terlambat untuk

bekerja. Rogers menggunakan istilahketidaksesuaian untuk mengacu pada

kesenjangan antara konsep diri dan realitas.Kesesuaian, di sisi lain, adalah

pertandingan yang cukup akurat antara konsep diri dan realitas. Menurut Rogers,

orangtua mempromosikan ketidaksesuaian jika mereka memberi anak-anak mereka

cinta bersyarat. Jika orang tua menerima anak hanya bila anak berperilaku dengan

cara tertentu, anak kemungkinan untuk memblokir pengalaman yang dianggap tidak

dapat diterima. Di sisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih tanpa syarat, anak

dapat mengembangkan kongruensi. Orang dewasa yang orang tuanya dalam

pengasuhan memberikan cinta bersyarat, di masa dewasa akan terus mengubah

pengalaman mereka dalam rangka agar merasa diterima.

Pengasuhan sangat penting kedudukannya dimana orangtua yang memberikan

pengasuhan yang baik dapat memberikan kebutuhan penghargaan positif tanpa

syarat dimana dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut anak akan menjadi

fungsional. Ini berarti mereka merasa dirinya dihargai oleh orangtua dan orang lain

walaupun perasaan, sikap, dan perilakunya kurang dari ideal. Jika orangtua hanya

memberikan penghargaan positif tanpa syarat, menilai anak hanya jika ia bertindak,

berpikir, atau berperasaan dengan benar, anak kemungkinan mengalami distorsi

konsep dirinya. Sebagai contohnya, perasaan kompetisi dan permusuhan kepada

adik bayi dan biasanya menghukum tindakan tersebut. Anak agaknya harus

mengintegrasikan pengalaman ini ke dalam konsep diri mereka.  Mereka mungkin

memutuskan bahwa orangtua tidak menyukai mereka dan demikian merasa ditolak.

Atau mereka mungkin menyangkal perasaan mereka dan memutuskan mereka tidak

ingin memukul adik. Tiap sikap itu mengandung distorsi kebenaran. Alternatif ketiga

adalah yang paling mungkin diterima oleh anak-anak, tetapi dalam melakukannya,

Page 9: TEORI HUMANISTIK

mereka menyangkal perasaan yang sesungguhnya diri mereka, yang kemudian

menjadi tidak disadari. Semakin orang didorong untuk menyangkal perasaannya

sendiri dan menerima nilai-nilai orang lain, semakin tidak nyaman perasaan mereka

tentang dirinya sendiri. Rogers menyatakan bahwa pendekatan terbaik bagi

orangtua adalah mengenali perasaan anak sebagai sesuatu yang nyata sambil

menjelaskan alasan mengapa perbuatan memukul tidak dapat diterima.

Sumber : https://ceritaanni.wordpress.com/2011/10/08/teori-humanistik-maslow-roger/