teori dan konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ......

20
Teori dan Konsep a. Pembangunan Berpusat pada Rakyat (People Centered Development) dan Organisasi Lokal (Bentukan Sendiri) Sebagai AlternatSf Prqram Pem berdayaan 'Kegagalan-kegagalan' program yang ditujukan untuk pemberdayaan mengindikasikan bahwa program-program pemerintah tidak sepenuhnya berorientasi pada paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat (People Centered Development-PCD). Paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat beranggapan inisiatif, kreatif dan potensi dari rakyat abzlah sumber daya pembangunan, dan pemerintah hanyalah pemberi daya (empowering, enabling) dan memberi kemudahan (facilitating) kepada rakyat (masyarakat) untuk mendapatkan akses-akses yang diperlukan dan dibutuhkan masyarakat, seperti: ekonomi, sosial dan politik. Selain itu, juga mensinersikan dan menyelaraskan kekuatan pemerintah dan masyarakat, sehingga tercipta suatu kondisi masyarakat sipil (civil society), kondisi tersebut sesuai dengan hakekat tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Proses perubahan yang begitu cepat karena tuntutan arus globalisasi mendesak pemerintah mengembalikan perannya (reinventing government). Pemerintah menduduki posisi yang strategis terutama dalam menjalankan fungsi pelayanan serta pengaturan pemberdayaan masyarakat, tapi posisi tersebut tidak dioptimalkan oleh pemerintah itu sendiri. Perhatian pemerintah terhadap paradigma PCD tidak memadai, padahal PCD menekankan pentingnya pengakuan kapasitas masyarakat dalam proses meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal melalui organisasi ataupun kelembagaan swadaya yang dikontrol secara internal terhadap sumber daya material dan non material. Korten dan Sjahrir (1993), menjelaskan PCD sebagai alternatif, sekaligus memaknainya lebih luas: "...people centered development merupakan paradigma alternatif bagi paradigma pembangunan yang

Upload: dinhtruc

Post on 07-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

Teori dan Konsep

a. Pembangunan Berpusat pada Rakyat (People Centered Development)

dan Organisasi Lokal (Bentukan Sendiri) Sebagai AlternatSf Prqram

Pem berdayaan

'Kegagalan-kegagalan' program yang ditujukan untuk pemberdayaan

mengindikasikan bahwa program-program pemerintah tidak sepenuhnya

berorientasi pada paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat

(People Centered Development-PCD). Paradigma pembangunan yang

berpusat pada rakyat beranggapan inisiatif, kreatif dan potensi dari rakyat

abzlah sumber daya pembangunan, dan pemerintah hanyalah pemberi daya

(empowering, enabling) dan memberi kemudahan (facilitating) kepada

rakyat (masyarakat) untuk mendapatkan akses-akses yang di perlukan dan

dibutuhkan masyarakat, seperti: ekonomi, sosial dan politik. Selain itu,

juga mensinersikan dan menyelaraskan kekuatan pemerintah dan

masyarakat, sehingga tercipta suatu kondisi masyarakat sipil (civil society),

kondisi tersebut sesuai dengan hakekat tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance).

Proses perubahan yang begitu cepat karena tuntutan arus globalisasi

mendesak pemerintah mengembalikan perannya (reinventing government).

Pemerintah menduduki posisi yang strategis terutama dalam menjalankan

fungsi pelayanan serta pengaturan pemberdayaan masyarakat, tapi posisi

tersebut tidak dioptimalkan oleh pemerintah i tu sendiri. Perhatian

pemerintah terhadap paradigma PCD tidak memadai, padahal PCD

menekankan pentingnya pengakuan kapasitas masyarakat dalam proses

meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal melalui organisasi

ataupun kelembagaan swadaya yang dikontrol secara internal terhadap

sumber daya material dan non material.

Korten dan Sjahrir (1993), menjelaskan PCD sebagai alternatif,

sekaligus memaknainya lebih luas: "...people centered development

merupakan paradigma alternatif bagi paradigma pembangunan yang

Page 2: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

berpusat pada produksi, dan membentangkan kemungkinan-kemungkinan

baru yang sangat luas guna menciptakan sebuah masyarakat dunia yang

benar-benar manusiawi. Pemberian kekuasaan pada rakyat untuk

rnengendalikan kehidupan dan sumber daya masyarakat sendiri, untuk

menciptakan penghidupan dari sumber daya i tu dan mengarahkan serta

mengembangkan din mereka sebagai manusia merupakan tujuan

pembangunan yang berpusat pada rakyat dan sekaligus sebagai sarana

untuk mencapainya".

Lebih lanfut Korten menegaskan sendi-sendi dad sebuah paradigma

PCD, " ...p emberdayaan masyarakat dan partisipasi merupakan strategi

dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat. Pendekatan ini

menyadari pentingnya kapasi tas masyarakat untuk meningkatkan

kemandirian dan kekuatan internal, melalui kesanggupan untuk melakukan

kontrol internal atas sumber daya material dan non material yang penting

melalui redistribusi modal atau kepemilikann.

Pada akhirnya Korten (1993) menegaskan pentingnya peran

pemerintah sebagai regulator kebijakan yang memberi ruang lebih luas

kepada rakyat sehingga bisa tercipta keadaan yang bisa membuat rakyat

bisa memenuhi kebutuhannya.

1. Memusatkan pemikiran dan tindakan kebi jakan pemerintah pada

penciptaan keadaan-keadaan yang mendorong dan mendukung

usaha rakyat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka

sendiri dan untuk memecahkan masalah-masalah mereka sendiri

dan untuk memecahkan masalah-masalah mereka sendiri pada

tingkat individual, keluarga dan komunitas;

2. Mengembangkan struktur-struktur dan proses organisasi-organisasi

yang berfungsimenurut kaidah-kaidah sistem swaorganisasi;

3. Mengembangkan sistem-sistem produksi-konsumsi yang diorganisasi

secara teritorial yang berlandaskan pada kaidah-kaidah pemilikan

dan pengendaUan lokal.

Dari ungkapan di atas ditekankan pemberdayaan yang bisa dilakukan

secara bertingkat dari individu, keluarga dan komunitas, juga memberi

Page 3: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

keleluasaan rakyat rnengelola pemberdayaan melalui organisasi atau

kelernbagaan lokal yang dibentuk sendiri. Dengan pendekatan ini rakyat

atau masyarakat dipandang mempunyai inisiatif yang kreatif dan mampu

melakukan kontrol internal.

Selanjutnya Exap (1 999) mengemukaan ". . .kajian strategis

pemberdayaan masyarakat, baik ekonomi, sosial, budaya dan politik

menjadi penting sebagai input untuk reformasi pembangunan yang

berpusat pada rakyat, yang memberikan peluang bagi masyarakat untuk

membangun secara partisf patif. Dalam pembangunan partisipaitf , pemberdayaan merupakan salah satu strategi yang dianggap tepat jika

faktor-faktor determinan dikondisikan sedernikian rupa agar esensi

pemberdayaan tidak menjadi terdistoni" (Exap: 1999).

b. Pemberdayaan

Konsep pemberdayaan muncul karena kritik terhadap pembangunan

yang menekankan pada ekonomi dengan menggunakan pendekatan trickle

down effect. Pranarka dan Moeljarto (1996) mengungkapkan bahwa

pemberdayaan adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil

dan beradab menjadi sernakin efektif secara struktural, baik didalam

kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, maupun

dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain.

Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang

secara harfiah dapat diartikan sebagai 'pemberkuasaan', dalam arti

pemberian atau peningkatan 'kekuasaan' (power). Menurut pendapat

Friedmann (1980) pemberdayaan dimaknai sebagai 'mendapatkan

kekuatan' (power) dan rnengaitkan dengan kemampwn golongan miskin

untuk rnendapatkan akses ke sumber-sumber daya yang menjadi dasar dari

kekuasaan dalam suatu sistem maupun organisasi. Lewat akses tenebut

akhirnya menjadi mandiri dalam proses pengambilan keputusan sehingga

bisa keluar dari kemiskinan. Sedangkan menurut Somerville yang dikutip

oleh Adi (2001), pemberdayaan dipandang sebagai kemampuan untuk

mengontrol komunitas atas kepentingan hidupnya sendiri.

Page 4: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

Sementara itu, Shardlow yang dikutip oleh Adi (2001) melihat bahwa

pengertian yang ada rnengenai pemberdayaan pada intinya membahas

bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas bemaha mengontrol

kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa

depan sesuai dengan keinginan mereka 'such a definition of empowerment

is centrally about people taking account of their fives and having the

power to shape their own future'.

Di dalam literatur pembangunan, konsep pemberdayaan bahkan

memiliki perspektif yang lebih luas. Pearse dan Stiefel yang dikutip oleh

Prijono (1996) mengatakan bahwa menghormati kebhinekaan, kekhasan

lokal, dekonsentrasi kekuatan, dan peningkatan kemandirian merupakan

bentuk-bentuk pemberdayaan partisipatif. Sedangkan pendapat Borrini dan

Shanty yang dikutip oleh Prijono (1996) rnendefinisikan dalam penpektif

lingkungan, bahwa pemberdayaan mengacu pada pengamanan akses

terhadap sumber daya alami dan pengelolaannya secara berkelanjutan.

Ife (1995) menyatakan bahwa: 'empowennent aims to increase the

power of disadvantaged'. Dalam tulisan yang sama, Ife menjelaskan

pemberdayaan pada aspek tujuan, bahwa pemberdayaan manusia

dilakukan dengan meningkatkan sumber-sumber daya, kesempatan-

kesempatan, pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan

kemampuan mereka dalam mengatasi masa depan dan berpartisipasi dalam

aspek-aspek kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Swift dan Levfn

(1987) yang dikutip Suharto (1997), pemberdayaan menunjuk pada usaha

'realocation of power' melalui pengubahan struktur sosial.

Bank Dunia mendefinisikan pemberdayaan sebagai penerapan hak-hak

untuk mengontrol yang lebih kuat atas sumber-sumber penopang

kehidupan. Tujuan dari pemberdayaan adalah agar komunitas menjadi

independen terhadap pengaruh-pengaruh luar dalam menyusun urusan-

urusan domestiknya.

Dan berbagai perspektif mengenai konsep pemberdayaan seperti

yang telah dikemukakan, tampak bahwa pemberdayaan tidak bisa dengan

mudah menjadi istilah yang netral dan bebas nilai, karena penempatan

Page 5: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

istilah ini dalam konteks tertentu bisa memicu aksi-aksi tertentu pula. Oleh

karena itu definisi pemberdayaan bervariasi mengikuti pe~bahan konteks

dan waktu, berfiubungan dengan sejumlah masalah.

Pada akhirnya Adi (2001) mengingatkan bahwa betapa pun definisi

pemberdayaan yang dibuat para ahli begitu ideal, yang terpenting bagi

seorang pelaku perubahan (community development/ social worker), hal

yang dilakukan klien (baik pada tingkat individu, keluarga, kelompok

ataupun komunitas) adalah upaya memberdayakan (mengembangkan klien

dari keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya) zuna

mencapai kehidupan yang lebih baik.

Pemberdayaan juga berarti menyediakan kesernpatan kepada

sasaran/target program (klien) untuk mengakui nilai-nilai personal dan

untuk pencapaian tujuan dirlnya sendiri metatui upaya-upaya yang

dilakukannya sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh Solomon (1976) dalam

Dubois dan Mitley (1992) sebagai berikut: 'Empowerment means providing

clients with opportunities to recognize their personal value and to attain

their goals through their own effort' (Pemberdayaan berarti menyediakan

kesempatan kepada klien untuk mengakui nilai-nilai personal dan untuk

pencapaian tujuan dirinya melalui upaya dirinya sendiri). Pemberdayaan

bertujuan untuk menolong masyarakat sehingga mereka mendapatkan

solusi bagi masalah-masalah mereka sendiri.

Jadi dapat ditarik kesimpulan dari berbagai literatur diatas bahwa

pemberdayaan adalah upaya memberdayakan (mengembangkan dari

keadaan tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya) guna

mencapai kehidupan yang Lebih baik melalui suatu proses yang terencana

yang dilakukan oleh anggota keluarga (ayah, ibu anak) secara partisipatif,

terarah dan berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi,

motivasi dan peran keluarga dalam rangka mewujudkan keberfungsian

sosial keluarga.

Ragam pemberdayaan yang diungkap dalam kajian ini menggunakan

model: pertama: pemberdayaan individual, pemberdayaan dilakukan

kepada setiap anggota keluarga dengan memperhatikan sistem hubungan

Page 6: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

struktur sosial (suami-istri-anak) yang dianggap sebagai bagian dari sebuah

sistem keluarga sekaligus individu yang memiliki karektiristik unik,

pemberdayaan ini didasarkan pada; a) kebutuhan dan kemampuan individu,

b) memperkuat peran individu dalam keluarga, c) menghormati keunikan

individu.

Kedua: pemberdayaan organisasi, pemberdayaan dilakukan dengan

media pemberdayaan orsanisasi sesuai prinsip dengan penamaan status

sosial, kelompok sebagai alat untuk memecahkan/menyelesaikan masalah

ketuarga, penguatan keribadian anggota ketuarga. Hakekat pemberdayaan

organisasi adalah; a) meningkatkan kemampuan kelompok sebagai sarana

pemecahan masalah dan dinamika keluarga, b) memperkokoh peran

kelompok untuk proses penguatan aksesibilitas keluarga, c) meningkatkan

kekuatan ekonomi, asset dan investasi.

Ketiga: pemberdayaan komunitas, disini pemberdayaan melibatkan

seluruh stakeholder dalam komunitas keseluruhan dan berbagai program

yang tidak terpisah tapi terpadu menjadi kesatuan gerak benama. Aspek

yang menjadi sasaran/ target pemberdayaan ini adalah; a) penumbuhan dan

penguatan tanggung jawab sosial komunitas, b) pemuliaan nilai-nitai

kearifan lokal.

c. Partisipasi

Dimulai pada dekade akhir tahun 1970-an terdapat berbagai

penafsiran mengenai makna partisipasi dalam pembangunan, beberapa

diantaranya yang dikutip oleh UNDP (United National Development

Program) dalam "Empowering People : A ~ u i d e of participation".

Cohen dan Uphoff (1977) mendefinisikan partisipasi datam ruang

pembangunan desa untuk mendistribusikan manfaat dan usaha untuk

mengevaluasi program; With regard to rural development . . .participation

includes people's involvement in decision-making processes, in

implementing programmes, their sharing in the benefits of development

programmes and their invo(vement in efforts to evaluate such

programmes. Berhubungan dengan pembangunan masyarakat desa ...

Page 7: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

partisipasi meliputi keterlibatan masyarakat dalam proses pengambilan

keputusan, dalam menerapkan program, mereka berbagi

keuntunganlmanfaat program-program pembangunan dan keterlibatan

mereka di dalam usaha untuk mengevaluasi program-program kegiatan.

Participation is a process through which stakeholders influence and share

control over development initiatives and the decisions and resources which

affect them.

World Bank (1994), partispasi adalah suatu proses dimana

stakeholders mempengaruhi dan berbagi kendali atas prakanalinisiatif

pengembangan dan keputusan dan sumber daya yang mempengaruhi

mereka.

Sedangkan Paul (1987) menjelaskan partisipasi sebagai usaha

mempengaruhi kebijakan agar sesuai dengan nitai yang dianut oleh

kelompoknya; Community participation [is] an active process by which

beneficiary or client groups influence the direction and execution of a

development project with a view of enhancing their well-being in terms of

income, personal growth, self-reliance or other values they cherish.

Partisipasi masyarakat adalah merupakan suatu proses aktif dengan mana

penerima manfaat atau kelompok klien mempengaruhi arah dan

pelaksanaan suatu pengembangan proyek dengan suatu pandangan

terhadap peningkatan kesejahteraan mereka dalam kaitan dengan

pendapatan, pertumbuhan pribadi, kepercayaan diri atau nilai-nilai b in

yang mereka anut.

Keragaman definisi tersebut menggambarkan bahwa partisipasi

mempunyai spektrum sifat yang luas dalam aspek proses partisipasi dalam

kegiatan pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, UNDP menyebutkan

bahwa No universal interpretations or models of participation applicable

to all development programmes and projects, tidak ada penafsiran

universal atau model partisipasi yang dapat digunakan untuk semua

program dan proyek pembangunan.

Cary (1970) mengungkapkan tiga asumsi nilai yang mendasari

partisipasi masyarakat , yaitu:

Page 8: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

1. Orang dalam masyarakat harus berpartisipasi secara aktif dalam

perubahan masyaraka t . 2. Partisipasi haws sedapat mungkin berasal dari dalam masyarakat

3. Partisipasi harus melalui organisasi-organisasi yang demokratik.

Selain prinsip-prinsip dasar partisipasi tersebut, Bamberger dan Shams

(1989) mengungkapkan whatever the factors that may influence this, its

crucial to know who have participated as well as how they participated,

apapun faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat, ha1 penting yang

harus diketahui adatah siapa yang Mibatkan dan bagaimana mereka

terlf bat.

Lebih lanjut Djohani (1996) mengungkapkan definisi partisipasi,

dalam hal ini menyangkut "siapa yang ikut serta dalam kegiatannya

siapa?". Kata partisipatif @articipatory) dalam pelaksanaan program

pemberdayaan mengandung pengertian bahwa program bukan dirancang

oleh orang luar kemudian masyarakat diminta ikut melaksanakan, tetapi

program dirancang oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh orang luar.

Dengan demtktan dua hal penting yang menjadi pokok perhatian

dalam proses partisipasi dalam kegiatan pemberdayaan yaitu menyangkut

pengidentifikasian siapa yang dilibatkan serta bagaimana rnereka dilibatkan

(dalam kegiatan pemberdayaantersebut). Berkaitan dengan 'siapa yang

seharusnya dilibatkan dalam proses pemberdayaan', Mikkelsen (1999)

menyebutkan "dalam ha1 ini, yang perh dicermati adalah siapa-siapa

anggota masyarakat yang tedibat, bukan hanya dengan menyebutkan

'penduduk setempat' atau yang benifat umum seperti itu".

Lebih jelas Ife (1995) menyatakan siapa yang terlibat dalam

pemberdayaan kedahm beberapa kategori kelompok-kelompok sasaran:

1. Kelompok lemah secara struktural; baik secara kelas, gender, maupun

etnis;

2. Kelompok lemah khusus; seperti manula, anak-anak dan remaja,

penyandang cacat, gay dan tesbian, masyarakat terasing; dan

Page 9: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

3. Kelompok lemah secara personal; adalah mereka yang rnengalami

masalah pribadi, keluarga.

Maka bisa diambil kesimpulan bahwa partisipasi adalah roh dari

proses pemberdayaan, pemberdayaan dihasilkan dari partisipasi.

Pemberdayaan tidak akan berbasil tanpa ada partisipasi. Dalam partisipasi

setiap orang berhak menyatakan dalam pengambilan keputusan yang

menyangkit kehidupannya. Partisipasi bisa juga tercipta dalam perspektif

keluarga yang dilakukan melalui kelembagaan yang dibuat sendiri oleh

partisipan pernberdayaan.

Selain i tu melalui proses partisipasi tidak hanya sekedar ikut-ikutan

kegiatan, tetapi tercipta pemaknaan dan kesadaran untuk merasa memiliki

dan bertanggung jawab terhadap program pemberdayaan yang disusun dan

dikelola.

d. Keluarga

Polish yang diutarakan oleh Terawanti (1989), mendefinisikan

keluarga sebagai struktur dan meringkas makna keluarga sebagai suatu

kelompok sosial yang terdiri dari orang-orang yang mempunyai ikatan darah

dan hubungan saudara, umumnya terbatas hingga generasi keempat. Datam

kutipan yang sama dari Terawanti (1989), Belsky dkk menyatakan bahwa

keluarga terdiri atas suami atau ayah, i s t r i atau ibu dan anak. Sedangkan

makna keluarga yang didefinisikan oleh Direktorat Pemberdayaan Peran

Keluarga Departemen Sosial RI, keluarga diartikan sebagai unit m i a l

terkecil dalam masyarakat yang merupakan wahana sosialisasi yang

pertama dan utama bagi tumbuh kembang anak.

Rustanto, dkk (2006) mengungkapkan keluarga dilihat dari

kemampuan dalam melaksanakan peran clan fungsi rosiatnya (kehriungsian

sosial) rnelalui pemenuhan kebutuhan dasar, penjangkauan sistem sumber,

penyadaran pemecahan masalah, partisipasi sosial dalam komunitas,

pengembangan investasi dan asset keluarga serta partisipasi dalam

pengambilan keputusan dalam komunitas.

Page 10: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

Dapat diatarik watu definisi dari pemahaman di atas yaitu bahwa

kelwrga adalah sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang terdiri

atas suami atau ayah, ibu dan anak yang terikat pertalian darah yang

dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, dan mempunyai fungsi sosial.

e. Kelembagaan dan Otganisasi

Kelembagaan sering diasosiasikan sebagai kelembagaan sosial mirip

dengan istilah lembaga. Definisi Cohen (1977) menekankan pada aspek

sistem pola sosial dan untuk pemenuhan kebutuhan dasar. Cohen

mengungkapkan kelembagaan sosia\ (social institutions) -yang

dialihbahasakan menjadi pranata-pranata masyarakat- sebagai sistem pola-

pola sosial yang tersusun rapih dan relatif bersifat permanen serta

mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi

pemuasan dan pemenuhan-pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok

masyarakat.

Menurut Horton dan Hunt (1 991 ), lembaga adalah suatu sistem norma

untuk mencapai suatu tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat

dipandang penting, atau, secara formal, sekumpulan kebiasaan dan tata

kegiatan yang berisi pada suatu kegiatan pokok manusia. Jadi konsep ini

lebih menekankan pada aspek proses yang berstruktur untuk melaksanakan

kegiatan tertentu.

Wanjutnya ditegaskan oleh Horton dan Hunt (1991) bahwa lembaga

adalah sistem hubungan sosial yang terorganisasi yang mengejawantahkan

nitai-nilai serta prosedur umum tertentu dan memenuhi kebutuhan-

kebutuhan dasar rnasyarakat. Dalam definisi ini lebih ditekankan pada

aspek nilai atau m a untuk memenuhi kebutuhan dasar yang terikat

dalam sistem hubungan sosial. Uphoff (1993) menjetaskan tentang makna

kelembagaan, menurutnya kelembagaan, apakah organisasi atau bukan,

kompleksitas dari norma dan perilaku yang bertahan lama yang melayani

untuk tujuan nilai kolektif (kelompok).

Soekanto (2002) menyatakan bahwa tujuan kelembagaan adalah

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok manusia. Berdasarkan

Page 11: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

pemikiran dari Gillin dan Gillin, Soekanto mengemukakan sejumlah ciri-ciri

umum kelembagaan (lembaga kemasyarakatan) yang meUputi: 1)

Merupakan pengorganisasian pola pemikiran dan perilaku yang temujud

melalui aktivitas masyarakat dan hasil-hasilnya, 2) Memiliki kekekalan

tertentu, 3) Mempunyai satu atau kbih tujuan tertentu, 4) Mempunyai

lambang-lambang sebagai gambaran tujuan, 5) Mempunyai alat (media)

untuk mencapai tujuan tertentu, 6) Mempunyai aturan tertulis atau tidak

tertulis. Kelembagaan yang disorot sebagai sebuah kegiatan yang

mempunyai fungsi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Israel (1992),

sebuah lembaga menyangkut berbagai fungsi yang dijalankan, seperti

produksi, perencanaan, pemasaran, perawatan dan pelatihan.

Ketembagaan yang dibahas dalam kajian ini diartikan sebagai

organisasi yang dibentuk karena partisipasi, mempunyai tata aturan,

berstruktur organisasi, mempunyai tujuan yang jelas, mempunyai rencana

yang pasti, dan sebagai media pemberdayaan.

Partisipasi dilihat sebagai bagian dari proses pemberdayaan bagi

peserta program pemberdayaan. Selain menjadi peserta dalam program

pemberdayaan, juga menjadi bagian dalam proses penentuan pengambilan

keputusan untuk menentukan : bentuk, aturan, perencanaan, tujuan,

pengambilan manfaat, dan evaluasi organisasi.

Urgensi Pemberdayaan Keluarga

Pekerjaan Sosial adalah profesi pertolongan kemanusiaan yang

bertujuan untuk membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat

agar mampu menjalankan tugas-tugasnya sesuai perannya. Menjalankan

tugas sesuai peran sosialnya oleh keluarga dabm lingkungannya

(komunitas) adalah makna dari konsep keberfungsian sosial keluarga.

Mkemukakan oleh Siporin dalam Suharto, dkk (2003) keberfungsian sosial

berhubungan dengan cara-cara berperilaku individu-indivfdu atau kolektif-

kolektif (keluarga, perkumpulan, masyarakat, dsb) dalam rangka

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya dan memenuhi kebutuhannya.

Dalam penfektif pertukaran, menurut Siporin dalam Suharto, dkk:

Page 12: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

(2003) keberfungsian sosial menggambarkan sebagai produk sistematik dari

transaksi komplementer dan pertukaran yang seimbang, cocok, tepat dan

adaptasi timbal batik kebutuhan, sumberdaya, harapan-motivasi dan

kompetensi orang-orang dari demand. Keberfungsian sosial keluarga yang

dikemukakan oleh Suharto, dkk (2003) tetap tejaga jika kapabet dabm

tiga syarat utama; pertama, kapabel memenuhi kebutuhan dasar: ekonomi,

pendidikan dasar (human capital), perlindungan dasar (security capital);

kedua, kapabel melaksanakan peran sosial: aktivitas peran dalam

masyarakat (komunitas); ketiga, kapabel menghadapi goncangan dan

tekanan: karena ekonomi dan non ekonomi.

Lebih jelas dalam Pola Dasar Pembangunan Kesejahteraan Sosial

(1996) yang dipopulerkan Departemen Sosial RI menyatakan bahwa

keluarga sebagai unit terkecil dalam tatanan masyarakat merupakan unsur

penentu pertama dan utama keberhasilan pembinaan anak sebagai generasi

penerus cita-cita perjuangan bangsa. Posisi strategis ini hanya akan dapat

diwujudkan apabila keluarga dan sebagai unsur yang aktif-partisipatif

dalam usaha pembinaan lingkungan sosial yang tentram dan sejahtera.

Pernyatan di atas menjelaskan bahwa keluarga yang ideal adalah jika

masing-masing anggotanya bisa menjalankan fungsi dan peran sosial sesuai

dengan posisi masing-masing yang disandang.

Namun pada tataran faktual karena kemajuan dan ekspansi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang cepat pada saat yang bersamaan umat

manusia mengalami keterasingan dari nilai-nilai luhur kemanusiaan. Salah

satu penyebabnya adalah karena mereka tercabut dari nilai agama.

Keluarga seharusnya mempunyai fungsi-fungsi sosialisasi, ekonomi,

reproduksi, biologi, religi, proteksi, kasih sayang tapi mat ini tidak bisa

diatasi atau terabaikan oleh keluarga i tu sendiri karena kapasitas masing-

masing anggota keluarga tidak memadai.

Maka dalam kondisi seperti i tu keluarga membutuhkan bantuan dan

akses pelayanan sosial sesuai dengan jenis permasalahan yang mereka

rasakan. Dalam aspek fungsi ekonomi cara menghadapi goncangan dan

tekanan ekonomi, maka yang dibutuhkan salah satunya adalah akses

terhadap lembaga keuangan bank atau bukan bank atau bisa juga

Page 13: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

diseminasi kegiatan ekonomi untuk penambahan pendapatan.

PBB (1987), mengungkapkan beberapa masalah keluarga di negara

berkembang adalah : kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan

dan nutnsi, perumahan dan sanitasi yang tidak layak, anak-anak yang tidak

diinginkan dan tidak terdidik, serta masatah sosial psikologis yang

menyebabkan keretakan dan ketidakharmonisan keluarga. Menurut data

yang dilansir oleh Direktorat Pemberdayaan Peran Keluarga (2004)

Departemen Sosial RI bahwa angka keluarga yang bermasalah sosial-

psikologis mencapai jurnlah 16 juta orang dari jumlah totd penduduk

Indonesia. Dalam data BPS (2004) jumlah keluarga miskin mencapai angka

36,17 persen dari jumlah keluarga atau 16,7 persen dari jumlah keluarga di

Indonesia.

Dengan pendekatan paradigma ekonomi ketuarga, yaitu menjalankan

fungsi ekonomi dari keluarga sebagai kesatuan ekonomi, maka fungsi

ekonomi keluarga sangat vital bagi keberlangsungan keluarga. Lewat

pemberdayaan keluarga dengan mempertahankan keluarga sebagai fungsi

ekonomi, maka goncangan dan tekanan karma ekonomi dapat terhindari,

dengan cara; mengoptima\kan pola pencarian nafkah atau mengekspansi

pencarian nafkah tambahan, perencanaan dan pembelanjaan serta

pemanfaatannya akan tetap terjaga.

Selain itu ada pengaruh eksternal dari budaya luar atau akibat dari

akulturasi yang demikian cepat, telah membawa dampak disorientasi pola

hubungan antar anggota keluarga yang rnengarah pada munculnya konflik

antar anggota keluarga serta efek permasalahan lainnya.

Sehubungan masalah tersebut maka perlu dicari upaya pemberdayaan

untuk memberfungsikan sosial, ketahanan dan keharmonisan sosia\

keluarga untuk bisa mencegah keretakan dan mengwtkan mekanisme

pemecahan masalah yang dihadapi dalam wadah organisasi yang dibentuk

sendiri. Dengan kokohnya ketahan sosial keluarga dalam komunitas maka

bisa dihindari segala kemungkinan timbulnya masalah keluarga.

Jadi bisa ditarik defnisi pemberdayaan keluarga sebagai proses

memberdayakan keluarga yang dilakukan dengan terencana, terarah, dan

Page 14: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

sistematik melalui organisasi dalam rangka menguatkan fungsi sosial

keluarga, dan yang paling utama dari tujuan pemberdayaan ini untuk

meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan sosial keluarga sebagai unit

sosial terkecil dalam tatanan kehidupan komunitas.

Organisasi sebagai Media Pemberdayaan

Pemberdayaan sebagai proses bisa dilakukan pada tingkat individu,

keluarga atau komunitas (tertentu), selama aktivitas pemberdayaan

tenebut dijalankan dengan prinsip partisipasi. Hasil dari pemberdayaan

tenebut akan menghasitkan pembangunan yang berkelanjutan. Pada

prinsipnya pembangunan yang berkelanjutan akan baik jika ada pengerahan

energi masyarakat secara aktif atas dasar inisiatif sendin' untuk

menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh lapisan masyarakat

secara berkesinambungan.

lnisiasi dan partisipasi bisa dikelola dengan menggunakan media

organisasi, terlebih jika organisasi tersebut dibentuk dan dijalankan dari

akar rumput berdasarkan kepentingan kelompoknya. Lebih jelas diutarakan

tentang kelompok, bahwa kelompok mempunyai kelebihan antara Lain

proses adopsi dapat dipercepat, karena adanya interaksi sesama anggota

kelompok dalam bentuk saling mempengaruhi satu sama lain (Vitayala:

1986).

Beberapa kebutuhan manusia ada yang hanya dapat dipenuhi melalui

keiompok dan terdapat kemampuan-kemampuan manusia y a y hanya dapat

dikembangkan melalui kelompok pemberdayaan (Garvin oleh Koswara:

1999). Pentingnya kelompok bagi kehidupan manusia bertumpu pada

kenyataan bahwa rnanusia adalah makhluk mial . Artinya, secara alamiah

manusia tidak bisa hidup sendirian. Dad detfk-detik kehidupannya, manusia

sudah dalam kelompok, dia adalah anggota keluarga (Nitimihardjo dan

lskandar: 1993). Menghimpun diri dalam kelompok karena naluri dasar

manusia dijelaskan, bahwa manusia mempunyai naluri untuk berkumpul

dan berjuang dengan kumpulan manusia lainnya, sehingga individu senasib

saling berkumpul dalam suatu kelompok (Olson:1975).

Page 15: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

Menurut Bientedt oleh Sunarto dalam Dannajanti (2004), kelompok

mempunyai tiga kriteria; ada organisasi, hubungan sosial diantara

kelompok, kesadaran jenis dibagi dalam beberapa klasifikasi sebagai

gambaran kehidupan berorganisasi masyarakat, merefleksikan dinamika

tindakan kolektif masyarakat yaw terhimpun dalam kelembagaan untuk

mengatasi masalah bersama, termasuk peningkatan pendapatan rumah

tangga (safety net) di komunitas. Lebih umum dan sangat bermakna luas,

kelompok didefinisikan oleh Horton dan Hunt, setiap kumpulan orang yang

memiliki kesadaran M a m a akan keanggotaan dan saling berinteraksi

(Horton dan Hunt: 1991).

Soekanto dalam perspektif sosiologis mengkategorikan kelompok

dalam beberapa tipe: kategori statistik, kategori sosial, kelompok sosial,

kelompok tak teratur, dan organisasi formal {Soekanto: 2002). Dalam

pembahasannya Soekanto lebih menyorot organisasi sebagai entitas kecil

dari kelompok, organisasi ada dan diakui jika dalam bentuk nyata dan bisa

dilihat dalam gerak aktivitas serta ada pola interaksi.

Pace dan Faules menjelaskan bahwa organisasi dicikalbakali oleh

kelompok atau beberapa kelompok yang kemudian mengikatkan diri dalam

suatu aturan dan hubungan-hubungan status yang disepakati. Hubungan dan

kepercayaan bersama suatu kelompok biasanya disebut ~ t ~ k t u m y a dan

budayanya. Hubungan-hubungan berfungsi mengorganisasikan perilaku

manusia dalam suatu organisas4 (Pace dan Faules: 2001). Selanjutnya

dijelaskan oleh Huraerah dan Purwanto, manusia berkelompok

membutuhkan wadah yang disebut lembaga (orgonfsusi). Kelembagaan

merupakan faktor yang sangat penting dalam mengatur hubungan antar

manusia untuk penguasaan faktor produksi yang langka (Huraerah dan

Purwanto: 2005).

Dalam tinjauan Sosiologi, organisasi sebagai bentuk pengkelornpokan

sosial yang paling rasional mampu menciptakan sosial yang ampuh dan

dapat diandalkan. Selain i tu organisasi dapat memenuhi berbagai

kebutuhan suatu masyarakat mengkoordinasikan sejumlah besar da\am

bentuk kolektif tindakan manusia secara lebih efesien.

Page 16: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

Mengenai hal i tu Etzioni (1982) menjelaskan, peradaban modern pada

hakekatnya sangat tergantung pada organisasi-organisasi sebagai bentuk

pengkelompokan sosial yang paling rasional dan efesien.

Dengan cam mengkoordinaslkan sejumlah besar tindakan manusia,

organisasi mampu menciptakan suatu alat sosial yang ampuh dan dapat

diandalkan. Dalam masyarakat modern sekarang bisa dikatakan bahwa

masyarakat sudah merupakan suatu masyarakat yang organisasional.

Minya sebagian banyak interaksi tidak lepas dari keberadaan dan

ketedibatan organisasi, mulai dad kelahiran, pendidikan, perkawinan

hingga kematian.

Tentang organisasi dijelaskan oleh Achlis (1993), kita dilahirkan

didalam organisasi-organisasi, dididik oleh dan didalam organisasi pula,

dan kebanyakan diantara kfta menggunakan sebagaian besar masa hldup

didalam dan untuk bekerja bagi organisasi-organisasi, kitapun

menggunakan sebagaian besar waktu luang kita untuk berbelanja, bermain,

dan beribadah didalam organisasi-organisasi. Kebanyakan dari kita juga

meninggal didalam organisasi, dan untuk penguburan diperlukan pula ij in

dari organisasi (negara) . Lebih teas bagaimana pentingnya sebuah organisasi bisa menjadi

jembatan sebuah pemberdayaan diungkapkan oleh Wirutomo: "...atat

terpenting untuk pemberdayaan masyarakat adalah organisasi. Minya

masyarakat hams tergabung dalam suatu organisasi, dan melalui organisasi

itulah aspirasi masyarakat dlperjuangkan secara bersama-sama. Melalui

organisasi pula seluruh potensi warga masyarakat dapat disinergikan

sehingga menghasilkan social energy yang lebih besar dan lebih kuat.

Pemerintah wajib rnemberikan hak hidup, memfasilitasi organlsasi tersebut

dan rnemberikan power shore yang memadai. Dalam rangka pengembangan

kornunitas, semua warga sebaiknya tergabung dan aktif tertibat dalam

kelompok/organisasi komunitas. Yang terrnasuk dalam organisasi komunitas

adalah: 1) organisasi resmi sponsor pemerintah. Misalnya RT, RW, Dewan

Kelurahan, LKMD, Karang Taruna, KSU, dsb ... 2) organisasi akar rumput,

misalnya: arisan, organisasi pemuda, Lembaga keuangan, majlis taklim,

perkumpulan do'a, dsb.. . . (Wirutomo: 2001 ).

Page 17: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

Dengan kata yang lain organisasi bisa digunakan sebagai media untuk

mengubah atau membantu individu, atau masyarakat yang bermasalah atau

tidak bermasalah, karena dengan oqanisasi segala kebutuhan dan

kemampuan manusia dapat dikembangkan melalui organisasi. Bertitik tolak

dari hat tersebut, bahwa ketompok atau organisasi memiliki peran yang

penting dan strategis sebagai sarana untuk pemberdayaan.

Karena peran tersebut sangat perlu untuk melakukan pemberdayaan

keluarga dengan menggunakan media organisasi, bentuk dan jenis

pemberdayan ditentukan sendid oieh mereka sendiri. Karena dengan

organisasi segala aktivitas dapat dikelola dan terkontrol dalam aturan yang

baku, dan akan terjadi timbal baUk interaksi sosial antar anggota

organisasi.

Kerangka Pikir Kajian

Dari berbagai literatur, bahwa pemberdayaan adahh upaya

memberdayakan (mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya

menjadi mempunyai daya) guna mencapai kehidupan yang lebih baik melalui

suatu proses yang terencana yang dilakukan o\eh anggota keluarga (ayah, ibu

anak) secara partisipatif, terarah dan berkelanjutan untuk meningkatkan

kemampuan ekonomi, motivasi dan peran keluarga dalam rangka mewujudkan

keberfungsian sosial keluarga.

Ketidakberdayaan keluarga yang dikaji ini disebabkan oleh kebijakan elit

lokal desa karena motif politik dan faktor ekonomi, pertama; motif politik,

menyebabkan posisi tawar warga menjadi lemah sehingga kontrol terhadap

penggunaan dana bantuan dan keterbukaan manajemen program sangat

tertutup. Motif politik ia4n adalah menjadikan program pemberdayaan sebagat

media pditik, program dijalankan oleh satuan pelaksana desa sebagai 'hadiah'

dari pemerintah daerah kabupaten untuk 'mendapatkan hasil' lebih besar yang

akan diberikan oleh pemerintah desa.

Selanjutnya adalah marjinallsasi partisipasi dan kuasa pengambitan

keputusan terhadap program, tujuan meminimalkan partisipasi dan

pengambilan keputusan adalah meredam terhadap ketidakpuasan yang mungkin

Page 18: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

terjadi. Kedua; motif ekonomi, oleh sebagian oknum pemberi program

(pemerintah kabupaten) dijadikan media untuk keuntungan pribadi berupa

'menyunat ' sebagian dana bantuan yang diberikan atas narna untuk

kepentingan 'administrasi'. Pelaksana program pada tingkat desa lebih

mementingkan pada penggemukan dana yang digutirkan sehingga

mengorbankan aspek pemberdayaan, dengan cara meninggikan jasalbunga

pinjaman dan zero tollerance terhadap segala keterlambatan angsuran yang

telah ditentukan.

Penyebab ketidakberdayaan keluarga karena motif ekonomi adabh

ketidakjelasan kriteria sasaranltarget program, hal ini menyebabkan penentuan

sasaran/target program sangat diskriminatif. Maka yang dipilih berdasdrkan

keputusan sepihak dari pelaksana program dan cenderung dipilih karena

mempunyai hubungan kekerabatan (kolusi) serta tingkat kedekatan yang tinggi

dengan penyelenggara program (pada satuan pelaksana desa).

Kebijakan elit lokal desa karena motif pditik, demi untuk mendapatkan

'hadiah' berupa Program Raksa Desa dan menjadi lokasi pusat kegiatan hari

jadi Kabupaten Sumedang dari pemerintah kebupaten, menyebabkan

pemerintah desa harus menyerahkan 'kedaulatan' yaitu dengan menjual tanah

properti desa atau carik.

Dengan mengusung isu pembangunan jalan to1 Cisumdawu, tanah can& - yang mempunyai nilai deposit tinggi- haws dijual dan akibat kebijakan tersebut

akhirnya harus dibayar mahal dengan terjadinya konflik sosial antara kelompok

yang diuntungkan dengan 'hadiah' dengan kelompok yang tidak mendapatkan

apa-apa dari 'hadiah' dan hasil penjulan tanah carik tersebut.

Akhirnya konflik tenebut berrnuara kembaU menyebabkan keluarga

tidak berdaya dan kebijakan elit lokal desa terhadap pemberlakuan program

pemberdayaan menjadi masalah untuk sebagian keluarga, seperti: tidak ada

sosialisasi yang merata tentang program yang dilaksanakan oleh d m , peserta

program tertutup hanya slntuk lingkaran elit desa atau kroni kuwu, peserta

program tidak ditfbatkan datarn proses, adanya lcebtfakan sepihak blrokrasi yang

merugikan penerima bantuan Ipeserta program, bunga yang dibebankan sangat

memberatkan dan perninjaman modal harus metalui prosedur yang panjang,

Page 19: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

tenggat pembayaran yang terlalu pendek, program penuh muatan politis,

kesertaan program dibatasi pada tingkat kemapanan usaha, bantuan terbabs

untuk usaha ekonomi.

Selain i tu saat terhimpit ketidakberdayaan ketuarga mempunyai potensi,

seperti: semanqat dan kemauan yang tinggi, kerjasama dan saling percaya,

lahan pemasaran produk yang terbuka, pengalaman usaha.

Selanjutnya beranjak dari ketidakberdayaan dan motivasi potensi

permasalahan dan potensi yang teridentifikasi, keluarga memulai proses

penumbuhan kelembagaan dan didorong beberapa komitmen yang disebabkan

oleh konflik sosial, komitmen-komitmen tersebut adalah: siap berperan dalam

program, siap menyisihkan waktu, bersedia menyisihkan materi, mengutamakan

dan tidak menelantarkan keluarga.

Akhirnya terbentuk kelembagan yang dibutuhkan dan diinginkan yaitu

Lembaga Keuangan Mikro Al-Hasanah, yang mempunyai tujuan: anggota

sejahtera, gotong royong meningkat , terhindar jeratan ren tenir, media

komunikasi dan konsultasi.

Dengan terbentuknya kelembagaan LKM At-Hasanah maka komunitas

akan berdaya dengan demikian komunitas siap menerima kebijakan-kebijakan

atau program-program yang disiapkan atau diberikan oleh pemerintah baik

pada tingkat desa, kebupaten atau provinsi bahkan pemerintah pada tingkat

pusat.

Alur kerangka pikir kajian tenebut dapat dilihat pada Gambar 1:

Page 20: Teori dan Konsep - repository.ipb.ac.id · dalam bidang politik, ekonomi dan tain-lain. ... Pemberdayaan berasa\ dari bahasa Inggris, 'empowerment', yang secara harfiah dapat diartikan

Gambar 1: Kerangka Alur Pikir Kajian Pemberdayaan Keluarga Melalui Penumbuhan Kelembagaan Di Desa Legok Kaler

KEBUAKAN L O X U % , , Motif Ekonomi;

Motif Politik;

PERMASALAHAN Q KELUARGA x TIDAK BERDAYA ) I

POTENSI d yv , ; ' PROSES PENUMBUHAN KELEMBAGAAN:

1. Homogenis Kesertaan Peserta datam Pembentukan Organisasi,

2. Motivasi Pernbentukan Organisasi, 3. Persyaratan Pernbentukan Organisasi, 4. Prioritas yang Dilakukan dalam

Pembentukan Organisasi, 5. hoses dan Cara Pernbuatan Aturan Main

Organisasi, 6. Eentuk-bentuk Kewngguhanl Keseriusan

untuk Membentuk Organisasi, 7. CaraIMekaniwne Pembentukan Organisasi, 8.KegiatanlTahapan yang DilaW datam

Pembentukan Organisasi,

TERCAPAI TUJUAN PROGRAM

v

KELUARGABERDAYA

I I

KOMUNITAS BERDAYA

PEMERlNTAH PEMERlNTAH