teori asuransi tesis.doc

53
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI ATAU PERTANGGUNGAN A. Landasan Teori 1. Pengertian, Macam, dan Tujuan Asuransi a. Pengertian Asuransi Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam perundang-undangan dan Perusahaan perasuransian. Istilah perasuransian berasal dari kata "asuransi" yang berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian. Asuransi ialah jaminan atau perdagangan yang di berikan oleh penanggung (misalnya kantor asuransi) kepada yang bertanggung untuk risiko kerugian sebagai yang ditetapkan dalam surat perjanjian (polis) bila terjadi kebakaran, kecurian, kerusakan dan sebagainya ataupun mengenai kehilangan jiwa (kematian) atau kecelakaan lainnya, dengan yang tertanggung membayar premi sebanyak yang di tentukan kepada penanggung tiap-tiap bulan. 1 Usaha yang berkenaan dengan asuransi ada 2 (dua) jenis, yaitu : a. Usaha dibidang kegiatan asuransi disebut usaha asuransi (insurance business). Perusahaan yang menjalankan usaha asuransi disebut perusahaan

Upload: hendra-surya-meukek

Post on 09-Aug-2015

200 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: teori asuransi tesis.doc

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG ASURANSI ATAU PERTANGGUNGAN

A. Landasan Teori

1. Pengertian, Macam, dan Tujuan Asuransi

a. Pengertian Asuransi

Perasuransian adalah istilah hukum (legal term) yang dipakai dalam

perundang-undangan dan Perusahaan perasuransian. Istilah perasuransian berasal

dari kata "asuransi" yang berarti pertanggungan atau perlindungan atas suatu

objek dari ancaman bahaya yang menimbulkan kerugian. Asuransi ialah jaminan

atau perdagangan yang di berikan oleh penanggung (misalnya kantor asuransi)

kepada yang bertanggung untuk risiko kerugian sebagai yang ditetapkan dalam

surat perjanjian (polis) bila terjadi kebakaran, kecurian, kerusakan dan sebagainya

ataupun mengenai kehilangan jiwa (kematian) atau kecelakaan lainnya, dengan

yang tertanggung membayar premi sebanyak yang di tentukan kepada

penanggung tiap-tiap bulan.1

Usaha yang berkenaan dengan asuransi ada 2 (dua) jenis, yaitu :

a. Usaha dibidang kegiatan asuransi disebut usaha asuransi (insurance

business). Perusahaan yang menjalankan usaha asuransi disebut perusahaan

asuransi (insurance company).

b. Usaha dibidang kegiatan penunjang usaha asuransi disebut usaha penunjang

usaha asuransi (complementary insurance business).

1 EnsikloMedi@, Asuransi Syariah, juli 2006

Page 2: teori asuransi tesis.doc

Perusahaan yang menjalankan usaha penunjang usaha asuransi disebut

Perusahaan Penunjang Usaha Asuransi (complementary insurance

company).Dalam pengertian perasuransian selalu meliputi 2(dua) jenis kegiatan

usaha yaitu usaha asuransi dan usaha penunjang usaha asuransi. Perusahaan

asuransi adalah jenis perusahaan yang menjalankan usaha asuransi

Perusahaan Penunjang Asuransi adalah jenis perusahaan yang menjalankan usaha

penunjang usaha asuransi.

a. kitab undang-undang hukum dagang (KUHD)

menurut ketentuan pasal 246 KUHD :

"Pertanggungan adalah perjanjian dengan mana penanggung mengaitkan diri

kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan penggantian

kepadanya karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang

diharapkan yang mungkin dideritanya akibat dari suatu evenemen".2

Berdasarkan definisi tersebut dapat diuraikan unsur-unsur asuransi atau

pertanggungan sebagai berikut:3

1. pihak-pihak

Subjek asuransi adalah pihak-pihak dalam asuransi, yaitu penanggung dan

tertanggung yang mengadakan perjanjian asuransi. Pihak tertanggung

berkewajiban membayar premi kepada penanggung, sedangkan penanggung

memberikan jaminan atas kerugian yang diderita tertanggung.

2. status pihak-pihak

2

3Indonesia, Kitab Undang - Undang Hukum Dagang, Pasal 246 Muhammad, Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2006), Hal : 8

Page 3: teori asuransi tesis.doc

Penanggung harus berstatus sebagai perusahaan badan hukum dapat

berbentuk perseroan terbatas (PT), Perusahaan Perseroan (Persero) atau

koperasi. Tertanggung dapat berstatus sebagai perseorangan, persekutuan,

atau badan hukum, baik sebagai perusahaan ataupun bukan perusahaan.

Tertanggung berstatus sebagai pemilik atau pihak berkepentingan atas harta

yang diasuransikan.

3. objek asuransi

Objek asuransi dapat berupa benda, hak, atau kepentingan yang melekat

pada benda, dan sejumlah uang yang disebut premi atau ganti kerugian.

Melalui objek asuransi tersebut ada tujuan yang ingin dicapai oleh pihak-

pihak. Penanggung bertujuan memperoleh pembayaran sejumlah premi

sebagai imbalan pengalihan risiko. Tertanggung bertujuan bebas dari resiko

dan memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas harta miliknya.

4. peristiwa asuransi

Peristiwa asuransi adalah perbuatan hukum (legal act) berupa persetujuan

atau kesepakatan bebas antara penanggung dan tertanggung mengenai objek

asuransi, peristiwa tidak pasti (evenemen) yang mengancam benda asuransi,

dan syarat-syarat yang berlaku dalam asuransi. Persetujuan atau kesepakatan

bebas tersebut dibuat dalam bentuk tertulis berupa akta yang disebut polis.

Polis ini merupakan satu-satunya alat bukti yang dipakai untuk membuktikan

telah terjadi asuransi.

5. hubungan asuransi

Page 4: teori asuransi tesis.doc

Hubungan asuransi yang terjadi antara penanggung dan tertanggung

adalah keterikatan (legally bound) yang timbul karena persetujuan atau

kesepakatan bebas. Keterikatan tersebut timbul secara sukarela, yaitu Pihak

penanggung (perusahaan asuransi) berkewajiban mengganti kerugian yang

dialami nasabah karena kejadian atau musibah tertentu (sesuai dengan

perjanjian yang disepakati). Di lain pihak, nasabah harus membayar sejumlah

dana (premi) kepada perusahaan asuransi.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diidentifikasi

beberapa unsur yang harus ada pada asuransi kerugian sebagai berikut :

a) Penanggung dan tertanggung

b) Persetujuan bebas antara penanggung dan tertanggung

c) Benda asuransi dan kepentingan tertanggung

d) Tujuan yang ingin dicapai

e) Resiko dan premi

f) Evenemen dan ganti kerugian

g) Syarat-syarat yang berlaku

h) Bentuk akta polis asuransi

b. New York Insurance Law

Defenisi yang lebih luas daripada defenisi dalam pasal 246 KUHD adalah

defenisi asuransi dalam pasal 41 New York Insurance Law, menurut ketentuan

pasal 41 New York Insurance Law :

Page 5: teori asuransi tesis.doc

"The insurance contract is any agreement or other transaction whereby one

party herein called the insurer, is obligated to cobfer benefit of pecuniary value

upon another party herein called the insured or beneficiary, dependent up on

the happening of a fortuitous event in which the insured or beneficiary has, or

expected to have at the time of such happening a material interest which will be

adveresely affected by the happening of such event. A fortutious event is any

occurance or failur to occur which is, or is assumed by the paties to be, to a

substansial extend beyond the control of either party".

Dalam definisi tersebut digunakan kata-kata to confer benefit of pecuniary

value, tidak digunakan kata-kata to confer indemnity of pecuniary value.

Pengertian benefit tidak hanya meliputi ganti kerugian terhadap harta kekayaan,

tetapi juga meliputi pengertian "yang ada manfaatnya" bagi tertanggung. Jadi,

termasuk juga pembayaran sejumlah uang pada asuransi jiwa. Definisi dalam

pasal 41New York Insurance Law meliputi asuransi kerugian dan asuransi

jumlah. Rumusan tersebut lebih memuaskan daripada rumusan Pasal 246 KUHD.

c. Undang-Udang Nomor 2 Tahun 1992

Menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 2 Tahun

1992 tentang usaha perasuransian:

"Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 (dua) pihak atau lebih

dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

Page 6: teori asuransi tesis.doc

karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung yang timbul dari suatau peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan".

Dari pengertian asuransi menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992

tersebut mengandung arti lebih luas dibandingkan dengan pengertian asuransi

dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, karena tidak hanya meliputi

asuransi kerugian tetapi juga asuransi jiwa. Dengan demikian objek asuransi tidak

hanya meliputi harta kekayaan, tetapi juga jiwa/raga manusia.

Untuk memahami lebih lanjut, berikut ini disajikan perbandingan antara rumusan

Pasal 1 angka (1) Udang-Udang Nomor 2 Tahun 1992 dan Pasal 246 KUHD :

1. Definisi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 meliputi asuransi

kerugian dan asuransi jiwa. Asuransi kerugian dibuktikan oleh bagian

kalimat "Penggantian karena kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan

yang diharapkan". Asuransi jiwa dibuktikan oleh bagian kalimat

"memberikan pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang". Bagian ini tidak ada dalam definisi Pasal 246 KUHD.

2. Definisi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 secara eksplisit

meliputi juga asuransi untuk kepentingan pihak ketiga. Hal ini terdapat

dalam bagian kalimat "Tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga".

Bagian ini tidak terdapat dalam definisi Pasal 246 KUHD.

Page 7: teori asuransi tesis.doc

3. Definisi dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1992 meliputi objek

asuransi berupa benda, kepentingan yang melekat atas benda, sejumlah

uang dan jiwa manusia. Objek asuransi berupa jiwa manusia tidak terdapat

dalam definisi Pasal 246 KUHD.

4. Definisi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 meliputi evenemen

berupa peristiwa yang menimbulkan kerugian pada benda objekj asuransi

dan peristiwa meninggalnya seseorang. Peristiwa meninggalnya seseorang

tidak terdapat dalam definisi Pasal 246 KUHD.

Dari definisi tentang asuransi tersebut terdapat tiga unsur tentang pengertian

asuransi, yaitu :4

Unsur ke-1 : pihak terjamin (verzekerde) berjanji membayar uang premi kepada

pihak penjamin (verzekeraar), sekaligus atau dengan berangsur-angsur.

Unsur ke-2 : pihak penajamin berjanji akan membayar sejumlah uang kepada

pihak terjamin, sekaligus atau berangsur-angsur jika terlaksana unsur ke-3.

Unsur ke-3 : suatu peristiwa, yang semula belum jelas akan terjadi.

b. macam-macam Asuransi dan Usaha Asuransi

1. Asuransi kerugian adalah asuransi yang memberikan ganti rugi kepada

tertanggung yang menderita kerugian barang atau benda miliknya, kerugian mana

terjadi karena bencana atau bahaya terhadap mana pertanggungan ini diadakan,

baik kerugian itu berupa:

- Kehilangan nilai pakai atau

- Kekurangan nilainya atau

- Kehilangan keuntungan yang diharapkan oleh tertanggung.

4 Prodjodikoro, Wirjono, Hukum Asuransi di Indonesia, (Jakarta:PT. Intermasa, 1987), hal. 1.

Page 8: teori asuransi tesis.doc

Penanggung tidak harus membayarganti rugi kepadatertanggung kalau selama

jangka waktu perjanjian obyek pertanggungan tidak mengalami bencana atau

bahaya yang dipertanggungkan.

2. Asuransi jiwa adalah perjanjian tentang pembayaran uang dengan nikmat dari

premi dan yang berhubungan dengan hidup atau matinya seseorang termasuk

juga perjanjian asuransi kembali uang dengan pengertian catatan dengan

perjanjian dimaksud tidak termasuik perjanjian asuransi kecelakaan (yang masuk

dalam asuransi kerugian) berdasarkan pasal I a Bab I Staatblad 1941 - 101).

Dalam asuransi jiwa (yang mengandung SAVING) penanggung akan tetap

mengembalikan jumlah uang yang diperjanjikan, kepada tertanggung

- Kalau tertanggung meninggalkan dalam massa berlaku perjanjian, atau

- Pada saat berakhirnyajangka waktu perjanjian keperluannya suka rela.

3. Asuransi Sosial

Ialah asuransi yang memberikan jaminan kepada masyarakat dan

diselenggarakan oleh pemerintah, yaitu:

- Asuransi kecelakaan lalu lintas (jasa raharja).

- Asuransi TASPEN, ASTEK. ASKES, ASABRI.

Sifat asuransi sosial

- Dapat bersifat asuransi kerugian

- Dapat bersifat asuransi jiwa.

Menurut kitab udang-udang hukum dagang menyebutkan lima macam asuransi,

yaitu :5

1. asuransi terhadap kebakaran

5 Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Pasal 247.

Page 9: teori asuransi tesis.doc

2. asuransi terhadap bahaya-bahaya pertanian

3. asuransi terhadap kematian orang

4. asuransi terhadap bahaya dilaut dan perbudakan

5. asuransi terhadap bahaya dalam pengangkutan didaratan dan disungai-

sungai

Istilah perasuransian melingkupi kegiatan usaha yang bergerak dibidang usaha

asuransi dan usaha penunjang usaha asuransi.

"Usaha Asuransi adalah Usaha jasa keuangan yang dengan menghimpun dana

masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi memberikan perlindungan kepada

anggota masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya

kerugian karena suatu peristiwa yang tidak pasti atau terrhadap hidup atau

meninggalnya seseorang".6

Usaha Asuransi dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu :

a. Usaha Asuransi kerugian yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko

atas kerugian, kehilangan manfaat, dan tanggung jawab hukum kepada pihak

ketiga, yang timbul dari peristiwa tidak pasti.

b. Usaha Asuransi Jiwa yang memberikan jasa dalam penanggulangan resiko yang

dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.

c. Usaha Reasuransi yang memberikan jasa dalam asuransi ulang terhadap resiko

yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan

Asuransi Jiwa.

6 Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, Pasal 2 huruf (a).

Page 10: teori asuransi tesis.doc

Dalam pasalnya yang lain, usaha penunjang usaha asuransi dikelompokan menjadi

5 (lima) jenis, yaitu :7

1. Usaha pialang asuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam

penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti kerugian

asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.

2. Usaha pialang reasuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam

penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti kerugian

reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan Perusahaan asuransi.

3. Usaha penilai kerugian asuransi yang memberikan jasa penilaian

terhadap kerugian pada objek asuransi yang dipertanggungkan.

4. Usaha konsultan aktuaria yang memberikan jasa konsultasi aktuaria.

5. Usaha agen asuransi yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka

pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.

Selain pengelompokan menurut jenis usahanya, usaha asuransi dapat pula

dibagi berdasarkan sifat dari penyelenggaraan usahanya menjadi 2(dua) kelompok,

yaitu :

1. Usaha Asuransi Sosial dalam rangka penyelenggaraan Program Asuransi

Sosial yang bersifat wajib berdasarkan undang-undang memberikan

perlindungan dasar untuk kepentingan masyarakat.

2. Usaha asuransi komersial dalam rangka penyelenggaraan Program Asuransi

Kerugian dan Asuransi jiwa yang bersifat kesepakatan berdasarkan kontrak

asuransi dengan tujuan memperoleh keuntungan

c. Tujuan Asuransi

7 Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian, Pasal 5

Page 11: teori asuransi tesis.doc

Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai resiko yaitu sesuatu yang dapat

mengancam kehidupannya serta menimbulkan kerugian. Sehingga untuk

menghilangkan resiko tersebut upaya yang dilakukan yaitu asuransi. Tujuan dari

semua asuransi ialah menutup suatu kerugian yang diderita selaku akibat dari suatu

peristiwa yang bersangkutan dan yang belum dapat ditentukan semula akan terjadi

atau tidak.8

Secara umum 3 (tiga) tujuan utama dari asuransi yaitu :

1. Teori Pengalihan Resiko

Menurut teori pengalihan resiko (Risk Transfer Theory), tertanggung

menyadari bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta kekayaan miliknya atau

terhadap jiwanya. Jika bahaya tersebut terjadi terhadapnya maka kerugian yang

dideritanya sangat besar untuk ditanggung olehnya sendiri.

Untuk mengurangi atau menghilangkan beban resiko tersebut, pihak

tertanggung berupaya mengalihkan beban resiko ancaman bahaya tersebut kepada

pihak lain yang bersedia dengan membayar kontra prestasi yang disebut premi.

"Asuransi atau pertanggungan didalamnya tersirat pengertian adanya suatu

resiko, yang terjadinya sebelum dapat dipastikan, dan adanya pelimpahan

tanggung jawab memikul beban resiko dari pihak yang mempunyai beban resiko

tersebut, kepada pihak lain yang sanggup mengambil alih tanggung jawab.

Sebagai kontra prestasi dari pihak lain yang melimpahkan tanggung jawab ini,

8 Wirjono, Opcit. hal. 4

Page 12: teori asuransi tesis.doc

yang diwajibkan membayar sejumlah uang kepada pihak yang menerima

tanggung jawab.9

Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan resiko yang

mengancam harta kekayaan atau jiwanya.10 Dengan membayar sejumlah premi

kepada perusahaan asuransi (pananggung), sejak itu pula resiko beralih kepada

penanggung. Apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi

peristiwa yang merugikan, penanggung beruntung memiliki dan menikmati premi

yang telah diterimanya dari tertanggung.

2. Pembayaran Ganti Kerugian

Dalam suatu asuransi untuk melindungi terhadap peristiwa yang

menimbulkan kerugian, jika pada suatu ketika sungguh-sungguh terjadi peristiwa

yang menimbulkan kerugian tersebut maka kepada tertanggung yang

bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian seimbang dengan jumlah

asuransinya. Dalam praktiknya, kerugian yang timbul itu bersifat sebagian (partial

loss), tidak semuanya berupa kerugian total (total loss). Dengan demikian

tertanggung mengadakan asuransi yang bertujuan untuk memperoleh pembayaran

ganti kerugian yang sungguh-sungguh dideritanya.

Berbeda dengan asuransi kerugian, pada asuransi jiwa apabila dalam jangka

waktu asuransi terjadi peristiwa kematian atau kecelakaan yang menimpa diri

tertanggung, maka penanggung akan membayar jumlah asuransi yang telah

disepakati bersama seperti tercantum dalam polis. Jumlah asuransi yang

9 Dewan Asuransi Indonesia, Perjanjian Asuransi Dalam Praktek dan Penyelesaian Sengketa, Hasil

simp10 osium tentang Hukum Asuransi (Padang: BPHN, 1978), hal. 107. Muhammad, Abdulkadir, Hukum Asuransi Indonesia, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 2006),

hal. 12

Page 13: teori asuransi tesis.doc

disepakati itu merupakan dasar perhitungan premi dan untuk memudahkan

penanggung membayar sejumlah uang akibat terjadi peristiwa kematian atau

kecelakaan. Jadi pembayaran sejumlah uang itu bukan sebagai ganti kerugian,

karena jiwa atau raga manusia bukan harta kekayaan dan tidak dapat dinilai

dengan uang.

3. Pembayaran Santunan

Asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan perjanjian bebas

(sukarela) antara penanggung dan tertanggung (voluntary insurance). Akan tetapi

undang-undang mengatur asuransi yang bersifat wajib (compulsory insurance),

artinya tertanggung terikat dengan penanggung karena perintah undang-undang,

bukan karena perjanjian. Asuransi jenis ini disebut asuransi sosial (social security

insurance). Asuransi sosial bertujuan melindungi masyarakat dari ancaman

bahaya kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau cacat tubuh. Dengan

membayar sejumlah kontribusi (semacam premi), tertanggung berhak

memperoleh perlindungan dari ancaman bahaya.

Apabila mereka mendapat musibah kecelakaan dalam perkerjaannya atau selama

angkutan berlangsung, mereka (atau ahli warisnya) akan memperoleh pembayaran

santunan dari penanggung (BUMN), yang jumlahnya telah ditetapkan oleh

undang-undang. Jadi tujuan mengadakan asuransi sosial menurut pembentuk

undang-undang adalah untuk melindungi kepentingan masyarakat, dan mereka

yang terkena musibah diberi santunan sejumlah uang.11

11 Abdulkadir, Ibid, hal. 15

Page 14: teori asuransi tesis.doc

2. Perjanjian Asuransi

Dalam melakukan asuransi maka tertanggung harus melakukan perjanjian asuransi

dengan penanggung dengan membayar premi kepada perusahaan asuransi sebagai

pelaksanaan dari perjanjian asuransi tersebut.

Perjanjian asuransi atau pertanggungan merupakan suatu perjanjian yang mempunyai

sifat khusus dan unik, sehingga perjanjian ini mempunyai sifat dan karakteristik

tertentu yang sangat khas dibandingkan dengan jenis perjanjian lain.12

Perjanjian asuransi merupakan suatu perjanjian baku yang menegaskan tentang

pemenuhan hak dan kewajiban yang mengikat antara penanggung dengan tertanggung,

sehingga mengharuskan untuk ditaatinya seluruh point-point perjanjian yang

merupakan bagian dari kesepakatan dalam perjanjian tersebut.13

a. Syarat-Syarat Sah Asuransi

Asuransi merupakan salah satu jenis perjanjian khusus yang diatur dalam

KUHD. Sebagai perjanjian, maka ketentuan, syarat-syarat sah suatu perjanjian

dalam KUHPerdata berlaku juga bagi perjanjian asuransi. Karena perjanjian

asuransi merupakan perjanjian khusus, maka disamping ketentuan syarat-syarat

sah suatu perjanjian, berlaku juga syarat-syarat khusus yang diatur dalam Kitab

Undang-Undang Hukum Dagang. Syarat-syarat sah suatu perjanjian diatur dalam

Pasal 1320 KUHPerdata. Menurut ketentuan pasal tersebut, ada 4 syarat sah suatu

perjanjian, yaitu kesepakatan para pihak, kewenangan berbuat, objek tertentu, dan

12

13 Hartono, S.R., Hukum Asuransi dan Perusahaan Asuransi (Jakarta:Sinar Grafika,1995), hal. 8 Sulistiyanto, Heri, Telaah Yuridis Tentang Penerapan Asas Kebebasan Berkontrak Dalam

Perjanjian Asuransi Jiwa, Program Studi Magister Ilmu Hukum, Kalimantan, 2008

Page 15: teori asuransi tesis.doc

kausa yang halal. Syarat yang diatur dalam KUHD adalah kewajiban

pemberitahuan yang diatur dalam Pasal 251 KUHD.

1. Kesepakatan (consensus)

Tertanggung dan penanggung sepakat mengadakan perjanjian asuransi.

Kesepakatan tersebut pada pokoknya meliputi :

a. benda yang menjadi objek asuransi

b. pengalihan resiko dan pembayaran premi

c. evenemen dan ganti kerugian

d. syarat-syarat khusus asuransi

e. dibuat secara tertulis yang disebut polis

Kesepakatan antara tertanggung dan penanggung dibuat secara bebas,

artinya tidak berada dibawah pengaruh, tekanan, atau paksaan pihak tertentu.14

Kedua belah pihak sepakat menentukan syarat-syarat perjanjian asuransi sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam Pasal 6 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 ditentukan bahwa penutupan asuransi

atas objek asuransi harus didasarkan pada kebebasan memilih penanggung

kecuali bagi Program Asuransi Sosial. Ketentuan ini dimaksudkan untuk

melindungi hak tertanggung agar dapat secara bebas memilih perusahaan

asuransi sebagai penanggungnya.

2. Kewenangan (Authority)

14 Abdulkadir. op. cit., hal. 50

Page 16: teori asuransi tesis.doc

Kedua pihak tertanggung dan penanggung berwenang melakukan

perbuatan hukum yang diakui oleh undang-undang. Kewenangan berbuat

tersebut ada yang bersifat subjektif dan ada yang bersifat objektif. Kewenangan

subjektif artinya kedua pihak sudah dewasa, sehat ingatan, tidak berada

dibawah perwalian, atau pemegang kuasa yang sah. Kewenangan objektif

artinya tertanggung mempunyai hubungan yang sah dengan benda objek

asuransi karena benda tersebut adalah kekayaan miliknya sendiri. Penanggung

adalah pihak yang sah mewakili perushaan asuransi berdasarkan anggaran

dasar perusahaan. Apabila asuransi yang diadakan itu untuk kepentingan pihak

ketiga, maka tertanggung yang mengadakan asuransi itu mendapat kuasa atau

pembenaran dari pihak ketiga yang bersangkutan.

Kewenangan pihak tertanggung dan penanggung tersebut tidak hanya

dalam rangka mengadakan perjanjian asuransi, tetapi juga dalam hubungan

internal dilingkungan perusahaan asuransi bagi penanggung dan hubungan

dengan pihak ketiga.

3. Objek Tertentu (Fixed objek)

Objek tertentu dalam perjanjian asuransi adalah objek yang diasuransikan,

dapat berupa harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada harta

kekayaan, dapat pula berupa jiwa atau raga menusia. Objek tertentu berupa

harta kekayaan dan kepentingan yang melekat pada harta kekayaan terdapat

pada Perjanjian asuransi kerugian. Objek tertentu berupa jiwa atau raga

manusia terdapat pada perjanjian asuransi jiwa.

4. Kausa yang Halal (Legal Cause)

Page 17: teori asuransi tesis.doc

Kausa yang halal maksudnya adalah isi perjanjian asuransi itu tidak

dilarang undang-undang, tidak bertentangan dengan ketertiban umum, dan

tidak bertentangan dengan kesusilaan.

Berdasarkan kausa yang halal itu, tujuan yang hendak dicapai oleh tertanggung

dan penanggung adalah beralihnya resiko atas objek asuransi yang diimbangi

dengan pembayaran premi.

5. Pemberitahuan (Notification)

1. Teori objektifitas

salah satu teori ilmu hukum yang dikenal dalam hukum asuransi adalah teori

objektifitas, menurut teori ini setiap asuransi harus mempunyai objek

tertentu. Objek tertentu artinya jenis, identitas, dan sifat yang dimiliki objek

tersebut harus jelas dan pasti. Jenis identitas dan sifat objek asuransi wajib

diberitahukan oleh tertanggung kepada penanggung, tidak boleh ada yang

disembunyikan.

2. Pengaturan pemberitahuan dalam KUHD

tertanggung wajib memberitahukan kepada penanggung mengenai keadaan

objek asuransi. Kewajiban ini dilakukan pada saat mengadakan asuransi.

Apabila tertanggung lalai, maka akibat hukumnya asuransi batal.

b. Polis Bukti Asuransi

Polis merupakan suatu akta tertulis yang dijadikan sebagai bukti telah

dilakukannya perjanjian asuransi. Menurut ketentuan Pasal 255 KUHD perjanjian

asuransi harus dibuat secara tertulis dalam bentuk akta yang disebut polis.

Page 18: teori asuransi tesis.doc

Selanjutnya dalam Pasal 19 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992

menentukan, polis atau bentuk perjanjian asuransi dengan nama apapun, berikut

dengan lampiran yang merupakan satu kesatuan dengannya, tidak boleh

mengandung kata-kata atau kalimat yang dapat menimbulkan penafsiran yang

berbeda mengenai resiko yang ditutup asuransinya, kewajiban penanggung dan

tertanggung, atau mempersulit tertanggung mengurus haknya.

Secara umum polis harus memuat ketentuan-ketentuan yang harus ada

didalam asuransi. Surat polis untuk segala macam asuransi, kecuali yang

mengenai asuransi jiwa harus memuat :15

1. surat pembentukan asuransi

2. nama pihak terjamin yang menyetujui terbentuknya asuransi, yaitu atas

tanggungannya sendiri atau tanggungan orang lain.

3. penyebutan yang cukup jelas tentang hal atau objek yang dijamin.

4. jumlah uang, untuk mana diadakan jaminan (uang asuransi)

5. bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si penjamin.

6. mulai dan akhir tenggang waktu, dalam mana diadakan jaminan oleh

penjamin.

7. uang premi yang harus dibayar oleh si terjamin.

8. pada umumnya semua hal-hal yang perlu diketahui oleh pihak penjamin,

serta semua janji-janji tertentu yang diadakan antara kedua pihak.

15 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (wetboek Van Koophandel), Terjemahan R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, Cet. 8, (Jakarta : Pradnya Paramita, 1976), Pasal 256.

Page 19: teori asuransi tesis.doc

Berdasarkan ketentuan pasal tersebut diatas maka dapat dipahami polis

berfungsi sebagai alat bukti tertulis yang menyatakan bahwa telah terjadi

perjanjian asuransi antara tertanggung dan penanggung.

Adapun syarat-syarat umum polis harus memperhatikan tiga kepentingan, yakni :

1. Kepentingan nasabah: Kepentingan nasabah di sini agar bisa memberikan

sesuatu hal yang jelas untuk kepentingan nasabah atau tertanggung. Nasabah

bisa dilindungi, mereka mendapatkan syarat-syarat yang sama di perusahaan

asuransi.

2. Kepentingan instansi pembina atau pengawas: Yang dimaksud kepentingan

instansi pembina, atau pengawas yakni kepentingan pemerintah melalui

direktorat asuransi, apa yang tercantum dalam undang-undang, peraturan-

peraturan pemerintah harus menjadi referensi dan syarat-syarat umum polis

tersebut.

3. Kepentingan industri asuransi: Yang dimaksud dengan kepentingan industri

asuransi adalah industri asuransi harus terlindungi dari usaha atau itikad buruk

pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan diri dari asuransi.

Dalam praktik asuransi setiap perusahaan asuransi telah menyusun polisnya

masing-masing dengan syarat-syarat khusus dan klausula-klausula tertentu pula.

Berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam polis, ada 3 (tiga) jenis

polis yang terkenal yaitu :

a. Polis maskapai

Dinamakan polis maskapai karena polis ini dibuat dan diterbitkan oleh

maskapai asuransi. Selain syarat-syarat yang diharuskan oleh undang-undang,

Page 20: teori asuransi tesis.doc

polis maskapai memuat beberapa ketentuan khusus yang berlaku bagi maskapai

yang menciptakan syarat tersebut. Dalam operasi kerjanya Perusahaan Asuransi

yang menggunakan polis maskapai ini banyak mengalami kesulitan, sehingga

lambat laun polis maskapai ini ditinggalkan dan orang mulai mengarah pada

pembuatan dan penggunaan polis seragam.

b. Polis bursa

polis ini mempunyai syarat-syarat yang seragam dan digunakan pada bursa

asuransi. Ada 2 (dua) macam polis bursa, yaitu Polis Bursa Amsterdam dan

Polis Bursa Rotterdam. Kedua polis ini digunakan pada asuransi pengangkutan

laut dan asuransi kebakaran.

c. Polis Lloyds

Polis Lloyds adalah polis yang digunakan di Bursa Lloyds London. Polis ini

telah dikembangkan tersendiri dibawah merek Lloyds dan hanya digunakan

oleh perusahaan asuransi yang menjadi anggota The Lloyds Corporation. Polis

Lloyds digunakan untuk asuransi pengangkutan laut, asuransi kebakaran, dan

asuransi terhadap bahaya-bahaya lain

3. Objek Asuransi

Benda asuransi adalah benda yang menjadi objek perjanjian asuransi (objek of

insurance). Benda asuransi adalah harta kekayaan yang mempunyai nilai ekonomi,

yang dapat dihargai dengan sejumlah uang. Benda asuransi selalu berwujud

misalnya gedung pertokoan, rumah, kapal. Benda asuransi selalu diancam dengan

bahaya atau peristiwa yang terjadinya tidak pasti.

Page 21: teori asuransi tesis.doc

Benda asuransi erat hubungannya dengan teori kepentingan yang secara umum

dikenal dalam hukum asuransi. Menurut teori kepentingan, pada benda asuransi

melekat hak subjektif yang tidak berwujud. Karena benda asuransi dapat rusak,

hilang, musnah, atau berkurang nilainya, maka hak subjektif juga dapat rusak,

hilang, musnah, atau berkurang nilainya. Dalam literatur hukum asuransi, hak

subjektif ini disebut kepentingan. Kepentingan itu sifatnya absolut, artinya harus ada

pada setiap objek asuransi dan mengikuti kemana saja benda asuransi itu berada.

Kepentingan itu harus sudah ada pada benda asuransi pada saat asuransi diadakan

atau setidak-tidaknya pada saat terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian.

Benda asuransi adalah harta kekayaan. Karena kepentingan itu melekat pada

benda asuransi, maka kepentingan juga adalah harta kekayaan. Sebagai harta

kekayaan kepentingan memiliki unsur-unsur bersifat ekonomi. Menurut Pasal 268

KUHD, asuransi dapat mengenai segala macam kepentingan yang dapat dinilai

dengan uang, diancam oleh bahaya dan tidak dikecualikan oleh undang-undang.

Berdasarkan ketentuan pasal ini dapat ditentukan kriteria kepentingan yaitu :

1. harus ada pada setiap asuransi

2. harus dapat dinilai dengan uang

3. harus diancam oleh bahaya

4. harus tidak dikecualikan oleh undang-undang

Tidak dikecualikan oleh undang-undang artinya tidak dilarang oleh undang-undang,

tidak bertentangan dengan kepentingan umum/kesusilaan.

a. Nilai Benda Asuransi

Page 22: teori asuransi tesis.doc

Dalam Pasal 256 KUHD yang mengatur tentang isi polis tidak terdapat butir

mengenai ketentuan mengenai nilai benda asuransi, yang dicantumkan adalah

butir mengenai benda yang diasuransikan. Tidak ada keharusan pencantuman nilai

nbenda asuransi dalam polis diperkuat oleh alasan yang dinyatakan dalam pasal

274 KUHD, walaupun nilai benda asuransi dicantumkan dalam polis, penanggung

dapat mengajukan alasan untuk tidak menyetujui nilai benda asuransi apabila

menurut dugaannya nilai benda tersebut terlalu tinggi.

Apabila pada waktu mengadakan asuransi, nilai benda asuransi belum

dinyatakan dalam polis, maka jika terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian,

tertanggung memberitahukan kepada penanggungnya besar nilai benda asuransi

itu dengan menggunakan segala macam alat bukti.

Persoalan penting adalah pengertian nilai benda asuransi karena nilai itu dapat

berubah-ubah dari waktu kewaktu bergantung pada sifat dan keadaan benda

tersebut. Sehingga nilai benda pada waktu diadakan asuransi berbeda dengan nilai

benda pada waktu terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian.

Apabila benda asuransi itu mengalami kerusakan ataupun kehancuran akibat

peristiwa terhadap mana benda itu diasuransikan, maka wajarlah apabila nilai

benda pada waktu terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian itu.

b. Premi Asuransi

Dalam suatu asuransi premi merupakan salah satu syarat utama dalam

pelaksanaan kegiatan asuransi dan juga merupakan kewajiban tertanggung yang

harus dibayarkan kepada pihak asuransi. Dengan membayar premi asuransi maka

terciptalah hubungan antara tertanggung dan penanggung (pihak asuransi).

Page 23: teori asuransi tesis.doc

Premi adalah salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan

kewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung,

karena asuransi dapat berjalan atau Resiko dapat dialihkan dari tertanggung

kepada penanggung apabila tertangung telah membayar premi kepada

penanggung/ Perusahaan asuransi tersebut.16

Maka dapat dipahami bahwa premi asuransi merupakan syarat mutlak untuk

menentukan perjanjian asuransi dilaksanakan atau tidak.

Kriteria premi asuransi adalah sebagai berikut :

a. dalam bentuk sejumlah uang

b. dibayar lebih dahulu oleh tertanggung

c. sebagai imbalan pengalihan resiko

d. dihitung berdasarkan presentase terhadap nilai resiko yang dialihkan

Penetapan tingkat premi asuransi harus didasarkan pada perhitungan analisis

perhitungan yang sehat. Besarnya jumlah premi yang harus dibayar oleh

tertanggung ditentukan berdasarkan penilaian resiko yang dipikul oleh

penanggung.

Dalam jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung juga termasuk

biaya yang berkenaan dengan pengadaan asuransi itu. Rincian yang dapat

dikalkulasikan dalam jumlah premi adalah :

a. Jumlah persentase dari jumlah yang diasuransikan

b. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penanggung, misalnya biaya

materai, biaya polis.

16 Abdulkadir, Ibid. hal. 103.

Page 24: teori asuransi tesis.doc

c. Kurtase untuk pialang jika asuransi diadakan melalui pialang

d. Keuntungan bagi penanggung dan jumlah cadangan

Menurut ketentuan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992,

premi harus ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak berlebihan, dan tidak

diterapkan secara diskriminatif. Tingkat premi dinilai tidak mencukupi apabila:

a. Sedemikian rendah sehingga sangat tidak sebanding dengan manfaat yang

diperjanjikan dalam polis asuransi yang bersangkutan.

b. Penerapan tingkat pemi secara berkelanjutan akan membahayakan tingkat

solvabilitas perusahaan.

c. Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan dapat merusak iklim

kompetisi yang sehat.

4. Resiko, Evenemen, dan Ganti Kerugian

1. Resiko

Dalam hukum asuransi, ancaman bahaya yang menjadi beban penanggung

merupakan peristiwa penyebab timbulnya kerugian, cacat badan atau kematian

atas objek asuransi. Selama belum terjadi peristiwa penyebab timbulnya kerugian,

selama itu pula bahaya yang mengancam objek asuransi disebut risiko. Risiko

tersebut tertuju pada pribadi, kekayaan, atau tanggung jawab financial seseorang.

Kriteria atau ciri Risiko dalam asuransi sebagai berikut :

a. Bahaya yang mengancam benda atau objek asuransi

b. Berasal dari faktor ekonomi, alam, atau manusia

c. Diklasifikasikan menjadi risiko pribadi, kekayaan, tanggung jawab

d. Hanya berpeluang menimbulkan kerugian

Page 25: teori asuransi tesis.doc

Agar Risiko dapat diasuransikan maka harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Dapat dinilai dengan uang

b. Harus risiko murni, artinya hanya berpeluang menimbulkan kerugian

c. Kerugian timbul akibat bahaya/peristiwa tidak pasti

d. Tertanggung harus memeliki insurable interest

e. Tidak dilarang undang-undang dan tidak bertentangan dengan ketertiban

umum.

Berdasarkan klasifikasi objek asuransi (jiwa/raga, kekayaan, tanggung jawab),

Risiko yang dapat diasuransikan digolongkan menjadi 3(tiga) jenis yaitu :

a. Risiko pribadi yaitu risiko yang ancamannya mengurangi atau menghilangkan

kemampuan diri seseorang untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan,

misalnya bahaya kecelakaan kerja, kecelakaan penumpang, bahaya menderita

penyakit berat atau kematian. Risiko pribadi ini dapat dialihkan kepada

Perusahaan Asuransi sosial atau Asuransi Jiwa.

b. Risiko harta, yaitu risiko yang ancamannya menghilangkan, menghancurkan,

merusakan kekayaan seseorang, misalnya tabrakan, pencurian kendaraan

bermotor, rumah terbakar.

c. Risiko tanggung gugat, yaitu risiko yang ancamannya mengganti kerugian

kepada pihak ketiga akibat perbuatan pelaku (tertanggung), misalnya tabrakan

yang yang merugikan pihak lain, pesawat terbang jatuh merugikan rumah

penduduk.

2. Evenemen

Page 26: teori asuransi tesis.doc

Evenemen atau peristiwa yang tidak pasti adalah peristiwa terhadap mana asuransi

diadakan, tidak dapat dipasikan terjadi dan tidak diharapkan akan terjadi.

Jika peristiwa itu sudah diketahui sebelumnya bahwa itu pasti terjadi atau sudah

diketahui saat terjadinya, tidak akan ada asrtinya bagi asuransi, sebab tidak akan ada

orang yang mau memikul resiko demikian itu. Jika terjadi juga asuransi, maka

asuransi itu batal.

"Evenemen adalah peristiwa yang menurut pengalaman manusia normal tidak

dapat dipastikan terjadi, atau walaupun sudah pasti terjadi, saat terjadinya itu tidak

dapat ditentukan dan juga tidak diharapkan akan terjadi, jika terjadi juga

mengakibatkan kerugian".17

Ciri-ciri Evenemen yaitu :

a. Peristiwa yang terjadi itu menimbulkan kerugian

b. Terjadinya itu tidak diketahui, tidak dapat diprediksi lebih dahulu

c. Berasal dari faktor ekonomi, alam, dan manusia

d. Kerugian terhadap diri, kekayaan, dan tanggung jawab seseorang

3. Ganti kerugian

Kerugian erat sekali hubungannya dengan evenemen karena kerugian tersebut timbul

dari suatu evenemen. Dengan kata lain antara evenemen yang terjadi dengan kerugian

yang timbul ada hubungan kausal (sebab-akibat), evenemen adalah sebab dan

kerugian adalah akibat.

Kerugian yang dapat diganti, yaitu jika evenemen tersebut dicantumkan dalam polis

maka penanggung terikat untuk membayar ganti kerugian.

Ciri-ciri kerugian dalam asuransi yang diganti oleh penanggung yaitu :

17 Indonesia, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Pasal 251.

Page 27: teori asuransi tesis.doc

a. Berasal dari peristiwa tidak pasti

b. Peristiwa tidak pasti tersebut ditanggung oleh penanggung

c. Ada hubungan kausal antara peristiwa tidak pasti dengan kerugian

d. Berdasarkan asas keseimbangan

B. Kerangka Berfikir

Asuransi merupakan upaya untuk meringankan resiko terhadap peristiwa yang

tidak diinginkan. Seseorang yang ingin melindungi terhadap suatu objek /aset tertentu

maka ia harus mengasuransikan asset tersebut. Didalam suatu pengiriman barang

menggunakan pesawat terbang maka diperlukan suatu sistem untuk menjamin

keselamatan barang yang diangkut terhadap kerusakan atau kehilangan agar para

pemakai jasa pengangkutan tersebut tidak menderita kerugian yang sangat besar.

C. Hipotesa

Asuransi Pengangkutan adalah asuransi yang memberikan jaminan ganti rugi kepada

Tertanggung yang timbul karena bahaya dan/atau kecelakaan/kerugian yang terjadi

selama pengangkutan barang dari satu tempat ke tempat lainnya, terutama dengan alat

pengangkutnya seperti kapal laut, truck, kereta api, pesawat udara atau kapal-kapal

danau/sungai sesuai dengan kelaziman pada perdagangan.