teori akuntansi sap 5

Upload: sekarini-tirtha

Post on 07-Mar-2016

278 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Pengakuan dan Pengukuran

TRANSCRIPT

TEORI AKUNTANSI

Pertemuan KelimaKonsep-konsep Dasar Akuntansi: Pengakuan dan Pengukuran

NAMA KELOMPOK 5Petrus Kakadir (01)

Ni Luh Putu Fivetina Wulan Ade Arika (02)

Ida Ayu Agung Emawati (03)

Ni Wayan Jessy Janawati (07)

Anak Agung Istri Agung Mahadewi (09)

Ni Putu Ayu Sekarini Tirtha Negari (13)FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA

PROGRAM REGULER2015/2016DAFTAR ISICOVERi

DAFTAR ISIiiBAGAN/SKEMA BAHASANiii

PEMBAHASANA. Konsep Dasar Pengakuan Pos Laporan Keuangan1

B. Konsep Dasar Pengukuran Pos Laporan Keuangan6C. SFAC NO. 6

(Elements of Financial Statements)D. SFAC NO. 5

(Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises)SIMPULAN18REFERENSI19BAGAN/SKEMA BAHASAN

PEMBAHASANA. Konsep Dasar Pengakuan Pos Laporan Keuangan

Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam paragraf dalam neraca atau laporan laba rugi. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan mencantumkannya ke dalam neraca atau laporan laba rugi. Pos yang memenuhi kriteria tersebut harus diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Kelalaian untuk mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan maupun melalui catatan atau materi penjelasan. Pos yang memenuhi definisi suatu unsur harus diakui jika :

a. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan; danb. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Dalam mengkaji apakah suatu pos memenuhi kriteria ini dan karenanya memenuhi syarat untuk diakui dalam laporan laba rugi, perhatian perlu ditujukan pada pertimbangan materialitas. Hubungan antara unsur berarti bahwa suatu pos yang memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsur tertentu, misalnya, suatu aktiva, secara otomatis memerlukan pengakuan unsur lain, misalnya, penghasilan atau kewajiban.

Probabilitas Manfaat Ekonomi Masa Depan

Dalam kriteria pengakuan penghasilan, konsep probabilitas digunakan dalam pengertian derajat ketidakpastian bahwa manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan. Konsep tersebut dimaksudkan untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi perusahaan. Pengkajian derajat ketidakpastian yang melekat dalam arus manfaat ekonomi masa depan dilakukan atas dasar bukti yang tersedia pada saat penyusunan laporan keuangan. Misalnya, jika pembayaran suatu piutang besar kemungkinan terjadi (probable) dan tidak ada bukti lain yang bertentanyan, maka dapat dibenarkan untuk mengakui piutang tersebut sebagai aktiva. Namun demikian, jika populasi piutang banyak jumlahnya, maka besar kemungkinan ada yang tidak tertagih; karena itu suatu beban yang merepresentasikan pengurangan manfaat ekonomi yang diharapkan harus diakui.Keandalan Pengukuran

Kriteria pengakuan suatu pos yang kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan tingkat keandalan tertentu (reliable). Pada banyak kasus, biaya atau nilai harus diestimasi; penggunaan estimasi yang layak merupakan bagian esensial dalam penyusunan laporan keuangan tanpa mengurangi tingkat keandalan. Namun demikian, jika estimasi yang layak tak mungkin dilakukan, pos tersebut tidak diakui dalam neraca atau laporan laba rugi. Misalnya, hasil yang diharapkan dari suatu tuntutan hukum dapat memenuhi definisi baik aktiva dan penghasilan maupun kriteria probabilitas untuk dapat diakui; namun demikian, jika tidak mungkin diukur dengan tingkat keandalan tertentu, tuntutan tersebut tidak dapat diakui sebagai aktiva atau sebagai penghasilan; namun demikian, eksistensi tuntutan harus diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedul tambahan.

Suatu pos yang pada saat tertentu tidak dapat memenuhi kriteria pengakuan diatas memenuhi syarat untuk diakui di masa depan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian. Suatu pos yang memiliki karakteristik esensial suatu unsur tetapi tidak dapat memenuhi kriteria pengakuan tetap perlu diungkapkan dalam catatan, materi penjelasan atau skedul tambahan. Pengungkapan ini dapat dibenarkan jika pengetahuan mengenai pos tersebut dipandang relevan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan oleh pemakai laporan keuangan.Pengakuan Aktiva

Aktiva diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aktiva tidak diakui dalam neraca jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah periode akuntansi berjalan. Sebagai alternatif transaksi semacam itu menimbulkan pengakuan beban dalam laporan laba rugi. Dengan perlakuan ini tidak berarti pengeluaran yang dilakukan manajemen mempunyai maksud yang lain daripada menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan di masa depan atau bahwa manajemen salah arah. Implikasi satu-satunya adalah bahwa tingkat kepastian dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan setelah periode akuntansi berjalan tidak mencukupi untuk membenarkan pengakuan aktiva.Pengakuan Kewajiban

Kewajiban diakui dalam neraca jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam praktek, kewajiban (obligation) menurut kontrak yang belum dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban atas pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namun demikian, kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban dan, jika dalam keadaan tertentu criteria pengakuan terpenuhi, maka kewajiban (obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat pengakuan . Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan pengakuan aktiva atau beban yang bersangkutan.

Pengakuan Penghasilan

Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban (misalnya, kenaikan bersih aktiva yang timbul dari penjualan barang atau jasa atau penurunan kewajiban yang timbul dari pembebasan pinjaman yang masih harus dibayar).

Prosedur yang biasanya dianut dalam praktek untuk mengakui penghasilan, seperti misalnya ketentuan bahwa penghasilan telah diperoleh, merupakan penerapan kriteria pengakuan dalam kerangka dasar ini. Prosedur semacam ini pada umumnya dimaksudkan untuk membatasi pengakuan penghasilan pada pos-pos yang dapat diukur dengan andal dan memiliki derajat kepastian yang cukup.

Pengakuan Beban

Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva (misalnya, akrual hak karyawan atau penyusutan aktiva tetap).

Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan (matching of costs with revenues) ini melibatkan pengakuan penghasilan dan beban secara gabungan atau bersamaan yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama; misalnya, berbagai komponen beban yang membentuk beban pokok penjualan (cost or expense of goods sold) diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang. Namun demikian, penerapan konsep matching dalam kerangka dasar ini tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva atau kewajiban.

Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat ditentukan secara luas atau tak langsung, beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Hal ini sering diperlukan dalam pengakuan beban yang berkaitan dengan penggunaan aktiva seperti aktiva tetap, goodwill, paten, merek dagang. Dalam kasus semacam itu, beban ini disebut penyusutan atau amortisasi. Prosedur alokasi ini dimaksudkan untuk mengakui beban dalam periode akuntansi yang menikmati manfaat ekonomi aktiva yang bersangkutan.

Beban segera diakui dalam laporan laba rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat, atau tidak lagi memenuhi syarat, untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.

Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aktiva, seperti apabila timbul kewajiban akibat garansi produk.B. Konsep Dasar Pengukuran Pos Laporan Keuangan

Pengukuran yaitu proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dana memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca laporan laba rugi. Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu dari tiga alternatif, yaitu: biaya hitoris, biaya kini, dan nilai realitas.

Atribut pengukuran suatu element adalah dasar pengukuran (jumlah rupiah) yang harus dilekatkan pada suatu elemen/pos untuk mempresentasikan secara tepat atribut yang ingin diungkapkan dari element tersebut dalam pelaporan keuangan. Misalnya, tujuan pelaporan pos mesin adlah untuk menunjukkan sisa potensi jasa mesin (bukan harga jual mesin). Sisa potensi jasa merupakan atribut mesin yang ingin disampaikan sehingga atribut pengukuran yang relevan adalah kos historis. Adapun atribut pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih dapat dilanjutkan penggunaannya yaitu (SFAC No. 5, paragraf 67).

Berikut adalah berbagai dasar pengukuran laporan keuangan (IAI, 2004, halaman 24)

a. Biaya Historis

Aset dicatat sebesar pengeluaran kas atau setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban (obligation) atau dalam keadaan tertentu (misal pajak penghasilan) dalam jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal. Contoh: Misalkan PT. Cendekia Purnama membeli mesin dengan harga beli Rp. 25.000.000,-, sedangkan untuk mempersiapkan mesin agar dapat dioperasikan perusahaan harus mengeluarkan biaya mpemasangan Rp. 2.000.000,-. Maka mesin sebagai aset perusahaan akan dicatat sebesar biaya perolehannya atau biaya historis yang dikeluarkan pada saat perolehannya yang mencerminkan seluruh pengeluaran kas yang dibayar untuk memperoleh aset (mesin) tersebut yaitu Rp. 27.000.000,-.

b. Biaya Kini (Current Cost)Aset dinilai dalam jumlah kas atau setara kas seharusnya bila aset yang sama atau setara aset diperoleh sekarang. Kewajiban dinyatakan dalam jumlah kas atau setara kas yang tidak didiskontokan (undiscounted) yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang. Contoh: Misalkan PT Kartika Jaya memiliki kendaraan berupa mobil Panther yang diperoleh tahun 2003 dengan harga perolehan historisnya Rp. 150.000.000,-. Berapa nilai mobil tersebut jika perusahaan akan mencantumkannya dalam laporan keuangan untuk periode tahun 2007? Jika menggunakan dasar biaya historis maka mobil akan dilaporkan nilianya sebesar Rp. 150.000.000,-, tetapi jika menggunakan biaya kini (current cost) nilai mobil yang dicantumkan dalam laporan keuangan adalah sebesar kas yang seharusnya dikeluarkan saat ini untuk mendapatkan mobil Panther yang sama kondisinya dengan mobil Panther yang dimiliki oleh perusahaan, misalnya Rp. 105.000.000,-, maka nilai mobil Panther PT Kartika Jaya adalah Rp. 105.000.000,-yang mencerminkan biaya kini.c. Nilai Realisasi / penyelesaian (realizable/settlement value)

Aset dinyatakan dalam jumlah kas (setara kas) yang dapat diperoleh sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal). Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal.Contoh: Misalkan perusahaan Ceria Purnama mempunyai utang dagang kepada pemasoknya yang akan jatuh tempo tiga bulan yang akan datang sejak tanggal pembeliannya sebesar Rp. 250.000,-. Maka kewajiban berupa utang dagang tersebut akan dicatat sebesar jumlah kas yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan oleh perusahaantiga bulan yang akan datang untuk menyelesiakan kewajibannya yaitu sebesar Rp. 250.000,-.

d. Nilai Sekarang (Present Value)

Aset dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal. Kewajiban dinyatakan sebesar arus kas keluar bersih masa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal. Contoh: perusahaan Indah Sari menerbitkan obligasi dengan nilai nominal Rp. 1.000.000.000,- yang jatuh tempo 5 tahun. Utang obligasi ini akan dicatat sebesar nilai sekarang atau present value dari pembayaran bunga dan pokoknya misalnya setelah dilakukan penghitungan nilainya menjadi Rp. 1.100.000.000,-. Maka utang obligasi akan dicatat sebesar Rp. 1.100.000.000,- Dasar pengukuran yang lazimnya digunakan perusahaan dalam penyusunan laporan kuangan adalah biaya historis dan dasar pengukuran lain untuk pos pos terterntu seperti untuk persediaan, selain biaya historis bisa menggunakan metode lower of cost or net realizable value.

Pengukuran diatas bersifat umum atau luas tidak dibatasi untuk pengukuran pada saat suatu obyek terjadi (diperoleh) atau pada saat suatu obyek dilaporkan. Pengukuran suatu elemen untuk dilaporkan pada tanggal statement keuangan sering disebut penilaian sedangkan istilah pengukuran sering dibatasi penggunaannya untuk menentukan jumlah rupiah pada saat terjadinya suatu obyek. Pengukuran atau penilaian merupakan bagian penting dalam rerangka konseptual karena keterukuran merupakan salah satu kriteria untuk menyajikan suatu pos melalui statemen keuangan.

Pada saat pengukuran terdapat dua jenis yaitu:

Pengukuran saat pengakuan mula-mula adalah pengukuran pada saat suatu elemen atau pos timbul dan dicatat pertama kali akibat transaksi, kejadian, atau keadaan. Contoh penentuan dan pencatatan jumlah rupiah yang melekat pada suatu mesin pada saat diperoleh.

Pengukuran baru-mulai adalah pengukuran dalam periode-periode setelah pengakuan mula-mula untuk menentukan jumlah rupiah bawaan baru yang tidak nerkaitan dengan jumlah rupiah sebelumnya (misal kos historis atau atribut pengukuran lain yang telah tercatat dalam sistem akuntansi). Penentuan basis dan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada element statemen keuangan pada tanggal neraca dapat melibatkan pengukuran baru-mulai.

C. SFAC No. 6 (Elements of Financial Statements)SFAC No. 6 merupakan pengganti dari SFAC No. 3. SFAC No. 6 sebenarnya identik dgn SFAC No. 3, kecuali SFAC No. 6 juga menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan organisasi non bisnis. Karateristik kualitatif informasi akuntansi dalam SFAC No. 2 juga diperluas untuk organisasi non bisnis. SFAC No. 6 tidak menambahkan lebih lanjut kerangka kerja konseptual dari sudut pandang organisasi bisnis. SFAC No. 6 mendefinisikan 10 elemen dalam laporan keuangan sebagai berikut.

a. Aset (assets) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang (future economic benefits) yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.

b. Utang (liabitilies) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi (probable future scarifies) di masa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang suatu entitas untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.

c. Ekuitas (equity) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.

d. Investasi oleh pemilik (investment by owners) adalah kenaikan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas) dalam perusahaan tersebut.

e. Distribusi pada pemilik (distribution to owners) adalah penurunan aset neto suatu perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang oleh perusahaan kepada pemilik.

f. Laba komprehensif (comprehensive income) adalah perubahan ekuitas (aset neto) suatu entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik.

g. Pendapatan (revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya, yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

h. Biaya (expenses) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.

i. Keuntungan (gains) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari pendapatan dan investasi oleh pemilik.

j. Kerugian (losses) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya dan distribusi pada pemilik.

D. SFAC No. 5 (Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises)Secara garis besar, tujuan dari SFAC No. 5 adalah menentukan kriteria pengakuan yang fundamental dan panduan tentang informasi apa yang seharusnya dan kapan informasi tersebut dimasukkan ke dalam Laporan Keuangan. Selain itu SFAC No. 5 juga membicarakan masalah-masalah pengukuran yang berhubungan dengan pengakuan.

Memasukkan isu-isu pengukuran yang berhubungan dengan pengakuan suatu kejadian ekonomik dalam suatu entitas bisnis menjadi penting untuk diungkapkan supaya para pemakai informasi tidak disesatkan oleh informasi-informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Artinya, kriteria dan petunjuk pengakuan (recognition) seharusnya dimasukkan secara formal dan pengakuan tersebut haruslah konsisten dengan praktek yang berlangsung serta tidak mengimplikasikan perubahan yang radikal.Konsep Pengakuan dan Pengukuran

Pengakuan adalah proses pencatatan atau memasukkan secara formal suatu item ke dalam laporan keuangan suatu entitas sebagai aktiva, kewajiban, pendapatan, biaya atau sejenisnya. Pengukuran merupakan pemberian nilai dengan atribut-atribut pengukuran akuntansi pada item tertentu dari suatu transaksi. Konsep pengakuan dan pengukuran dirumuskan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Sebagai kesatuan fundamental mengenai kriteria dan pedoman pengakuan terhadap informasi yang secara formal harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan, serta untuk menentukan kontribusi laporan keuangan terhadap tujuan pelaporan keuangan.

b. Untuk memenuhi maksud tersebut, dirumuskan kriteria dan pedoman umum yang konssten dengan praktik akuntansi.c. Pengungkapan yang cukup, bentuk disclosure atas laporan keuangan diusahakan dengan menyampaikan informasi dengan pengungkapan yang cukup memadai.Pengungkapan informasi dapat ditempuh dengan dua cara, yaitu: bentuk catatan atau dalam tanda kurung (note or parenthetically) antara lain untuk, kebijaksanaan akuntansi, alternatif pengukuran aktiva atau kewajiban, serta penjelasan atas kebijaksanaan akuntansi yang dipergunakan. Bentuk yang kedua dapat mengambil informasi tambahan (supplementary information) yang berhubungan dengan penyesuaian karena perubahan harga, analisis dan diskusi manajemen, surat kepada para pemegang saham, dan informasi relevan lainnya.

Keseluruhan informasi dalam pelaporan keuangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan di bidang: investasi, kredit, dan keputusan lainnya yang sejenis. Keseluruhan informasi tersebut tercermin dalam fullest laporan keuangan formal terdiri dari neraca, perhitungan laba-rugi, laba komprehensif, laporan arus kas dan investasi serta distribusinya kepada para pemilik: informasi keuangan lainnya dan informasi non keuangan.

Kriteria Pengakuan dan Pengukuran

Kriteria merupakan kelompok terakhir dalam laporan keuangan yang digunakan untuk menyajkan arah pemecahan masalah yang meliputi pengakuan dan pengukuran beberapa kejadian yang mempengaruhi aset, kewajiban, atau modal yang diakui dalam laporan keuangan pada saat terjadinya.

Kriteria pengakuan fundamental suatu transaksi atau kejadian ekonomik menurut SFAC No. 5 adalah sebagai berikut:

a. Definisi (definition), untuk dapat diakui dalam laporan keuangan (sebagai aktiva, hutang dan modal) suatu perkiraan harus memenuhi definisi elemen laporan keuangan pada SFAC No. 6.b. Keterukuran (measurebility), untuk dapat diakui dalam laporan keuangan, suatu perkiraan harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur dalam unit moneter dengan realibilitas yang memadai.

c. Relevan (relevance), merupakan karakteristik kualitatif. Untuk menjadi relevan, informasi harus memiliki umpan balik atau nilai prediksi bagi pemakai serta harus tepat waktu. Relevansi seharusnya dievaluasi dalam konteks yang sesuai dengan tujuan utama pelaporan keuangan, yaitu menyediakan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan untuk investasi, kredit, keputusan lainnya. Selain itu, relevansi dievaluasi dalam konteks yang lengkap dari laporan keuangan sehingga memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan.

d. Keandalan (reliability), merupakan karakteristik kualitatif untuk yang lainnya. Untuk menjadi reliable, informasi harus disajikan secara jujur, verifiable dan netral serta tidak bias sehingga bisa digunakan dalam pengambilan keputusan. Reliabilitas mempengaruhi waktu pengakuan. Tersedianya informasi pertama mungkin telah dihasilkan dalam aset, kewajiban atau perubahan ketidaktentuan waktu pengakuan.Atribut-atribut pengukuran akuntansi yang digunakan setelah kejadian ekonomik suatu entitas diakui. Informasi akuntasi yang disajikan dalam laporan keuangan bisa diukur dengan atribut yang berbeda, tergantung pada sifat dari item tersebut serta pengukurannya dengan atribut yang relevan. Pengukuran yang selama ini dijumpai dan atau digunakan dengan praktik akuntansi serta direkomendasi oleh FASB adalah sebagai berikut.

a. Harga perolehan (historical cost): aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas, atau dengan ekuivalennya yang dibayarkan untuk memperoleh aktiva atau terjadinya hutang. Pencatatan yang dillakukan pada saat terjadinya transaksi, biasanya diterapkan untuk aktiva tetap, peralatan dan sebagian besar persedian. Aktiva dicatat sebesar nilai wajar yang dibayarkan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan, kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima. b. Harga kini atau nilai ganti (current of replacement cost): aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas, atau ekuivalennya diperoleh sekarang. Contohnya adalah persedian barang.c. Nilai pasar (current market value): aktiva dan hutang diakui sebesar jumlah kas atau ekuivalennya yang akan diterima jika aktiva itu dijual. Diterapkan pada investasi dan utang obligasi. Apabila harga pasar lebih besar daripada nilai nominal, maka yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah harga pasar.d. Nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realiable or settlement value): jumlah kas atau ekuivalennya yang tidak didiskon dimana aktiva dan hutang diharapkan untuk konversi dengan jumlah tersebut dimasa yang akan datang. Nilai kas yang diharapkan bisa terealisasi, misalnya adalah piutang dagang dan persediaan.e. Nilai sekarang atau nilai yang telah didiskontokan dari nilai arus kas di masa yang akan datang (present or discounted value of future cash flows): nilai arus kas masuk dimasa datang yang didiskontokan yang akan digunakan sebagai dasar konversi aktiva dan hutang. Aliran kas di masa yang akan datang, misalnya adalah piutang angsuran dan utang jangka panjang.SIMPULANElemen-Elemen Laporan Keuangan (Elements of Financial Statement) berdasarkan SFAC No. 6 yakni: a. Bagian pertama terdiri dari tiga unsur yaitu: kekayaan, kewajiban, dan modal yang menggambarkan tingkat atau jumlah sumber-sumber ekonomi atau klaim pada suatu saat.

b. Bagian kedua terdiri dari tujuh elemen yaitu laba komprehensif dengan komponen pendapatan, biaya, untung dan rugi serta investasi oleh pemilik dan distiribusi kepada pemilik.Konsep Dasar Pengakuan dan Pengukuran Pos Pelaporan Keuangan SFAC No. 5 (Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises). Dimana konsep pengakuan dan pengukuran dirumuskan dengan tujuan sebagai berikut:

a. Sebagai kesatuan fundamental mengenai kriteria dan pedoman pengakuan terhadap informasi yang secara formal harus dimasukkan ke dalam laporan keuangan, serta untuk menentukan kontribusi laporan keuangan terhadap tujuan pelaporan keuangan.

b. Untuk memenuhi maksud tersebut, dirumuskan kriteria dan pedoman umum yang konsisten dengan praktek akuntansi. Pengungkapan yang cukup, bentuk disclousure atas laporan keuangan diusahakan dengan menyampaikan informasi dengan pengungkapan yang cukup memadai. Pengungkapan informasi dapat ditempuh dengan dua cara yaitu bentuk catatan atau dalam tanda kurung (note or parenthentically) dan dapat mengambil informasi tambahan (supplementary information). Kriteria pengakuan fundamental suatu transaksi atau kejadian ekonomi menurut SFAC No. 5 adalah harus memenuhi definition, meansurability, relevance, dan reliability.

REFERENSI

Financial Accounting Standards Board, 1984. Statement of Financial Accounting Concepts No. 5Recognition and Measurement in Financial Statements of Business Enterprises. Norwalk, CT: FASBFinancial Accounting Standards Board, 1985. Statement of Financial Accounting Concepts No. 6Elements of Financial Statements. Norwalk, CT: FASBhttps://www.academia.edu/8854953/The_FASBs_Conceptual_Framework

(diakses pada tanggal 7 Oktober 2015)http://khairoelanwar.blogspot.co.id/2013/09/resume-sfac-5-6-dan-8.html

(diakses pada tanggal 7 Oktober 2015)http://www.ipapedia.web.id/2015/04/pengakuan-dan-pengukuran-unsur-laporan.html (diakses pada tanggal 8 Oktober 2015)http://dunia-remaja-sehat.blogspot.co.id/2010/12/pengakuan-dan-pengukuran-laporan.html

(diakses pada tanggal 9 Oktober 2015)