teks ulasan film n5m

4
NAMA : SUSAN OKTAFIANA KELAS : XI IPA 6 NO.ABSEN : 27

Upload: susan

Post on 11-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bahasa indonesia . teks ulasan film. negeri 5 menara

TRANSCRIPT

Page 1: Teks Ulasan Film N5M

NAMA : SUSAN OKTAFIANA

KELAS : XI IPA 6

NO.ABSEN: 27

Page 2: Teks Ulasan Film N5M

Review : Negeri 5 Menara

Negeri 5 Menara adalah sebuah film garapan Kompas Gramedia production bersama Million Pictures yang merupakan adaptasi dari sebuah novel bestseller yang berjudul Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi. Skenario ditulis oleh Salman Aristo yang juga penulis naskah film Ayat-Ayat Cinta, Laskar Pelangi, Sang Penari. Film ini disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman dengan mengambil lokasi syuting di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur, Sumatera Barat, Bandung, hingga London.

Alif (Gazza Zubizareta) adalah seorang anak dari keluarga sederhana yang baru saja lulus SMP di Maninjau. Bersama sahabatnya Randai (Sakurta Ginting), Alif ingin melanjutkan SMA di Bandung lalu masuk ke kampus idamannya, ITB. Namun, Ibunya (Lulu Tobing) menginnginkan Alif untuk masuk ke sebuah pesantren di Ponorogo, Jawa Timur. Alif pun langsung menentang keinginan Ibunya karena ia tidak ingin masuk ke sekolah agama.

Walaupun pada awalnya Alif ridak mau bersekolah di Pondok Madani, akhirnya ia tetap memenuhi keinginan kedua orangtuanya. Ia menerimanya karena Ayahnya (David Chalik) menyuruhnya untuk menjalaninya dulu lalu ia pun tahu mana yang paling baik untuknya. Walau Alif menerimanya dengan setengah hati, keputusan Alif membuat kedua orangtuanya tersenyum dan bahagia. Setelah itu, Alif dan Ibunya membereskan barang-barang yang akan dibawa Alif ke Jawa.

Ketika Alif tiba di Pondok Madani bersama Ayahnya, ia hanya terdiam melihat sekelilingnya, hatinya pun makin remuk. Alif makin kecewa, ketika ia tahu kalau dia harus bersekolah di sana lebih lama setahun dari sekolah-sekolah lainnya. Sistem pengajaran di Pondok Madani berbeda dengan yang lain, dimulai dari kelas adaptasi, kelas 2, kelas 3, dan kelas 4, karena itulah para siswa harus belajar di sana selama 4 tahun. Alif pun menguatkan hatinya, setidaknya ia bisa menjalani tahun pertamnya di Pondok Madani ini.

Pada awalnya, Alif belum mengenal siapa-siapa di pondok tersebut. Namun, seiring berjalannya waktu, Alif mulai bersahabat dengan teman-teman satu kamarnya, yaitu Baso (Billy Sandy) dari Gowa, Atang (Rizky Ramdani) dari Bandung, Said (Ernest Samudera) dari Surabaya, Raja (Jiofani Lubis) dari Medan, dan Dulmajid (Aris Putra) dari Madura. Hubungan mereka semakin dekat setelah diberi hukuman karena terlambat yang mngharuskan mereka menjewer telinga teman sekeras jeweran si pemberi hukuman.

Pada hari pertama masuk ke kelas, mereka kaget melihat Ustadz Salman (Donny Alamsyah) membawa parang dan sebatang kayu. Lalu, Ustadz Salman berusaha keras memotong kayu itu dengan parang yang dibawanya, Alif dan teman-temannya pun kaget. Setelah berulang kali mencoba memotong kayu itu, akhirnya Ustadz Salman berhasil memotongnya lalu ia meneriakkan “Man Jadda Wajada!” Artinya, Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. “mantra” ini lah yang menambah semangat dan kegigihan keenam anak itu.

Page 3: Teks Ulasan Film N5M

Mereka berenam selalu berkumpul di dekat menara masjid sehingga menamakan diri mereka Sahibul Menara yang artinya yang punya menara. Alif pernah mengalami masa-masa dimana ia ragu untuk melanjutkan sekolahnya di Pondok Madani ini, namun para sahabatnya telah mebuatnya bertekad untuk bersekolah di pondok itu.

Para sahibul menara memiliki cita-cita besar. Mereka masing-masing memiliki ambisi untuk menaklukan dunia. Dari tanah Indonesia, Amerika, Eropa, Asia hingga Afrika. Di bawah menara Madani, sambil melihat ke awan, mereka berjanji dan bertekad untuk bisa menaklukan dunia dan mencapai cita-cita dan menjadi orang besar yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Meskipun sederhana, film ini berhasil mempersembahkan setiap adegannya dengan cukup memuaskan dari segi akting yang diperankan oleh pemainnya. Setting atau latar tempat film Negeri 5 Menara sangatlah indah yang akan membuat kita bangga dengan pemandangan Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Konflik cerita mudah dipahami.

Film Negeri 5 Menara banyak mengandung nilai-nilai dan pesan moral baik untuk remaja maupun orang dewasa. Film ini membuat kita tahu bahwa dalam mengejar cita-cita, tidak semuanya berjalan sesuai dengan keinginan dan rencana yang telah kita buat dan untuk mewujudkan cita-cita itu tidaklah mudah, banyak rintangan dan cobaan yang harus kita lalui.

Film ini juga memberi motivasi kepada kita semua bahwa pondok pesantren bukan hanya sekolah yang mengajarkan agama saja, tapi di pondok pesantren, kita juga bisa berkarya dan belajar pelajaran seperti di sekolah umum. Dan dari film ini, akan muncul keinginan untuk mengenal Islam lebih dalam lagi. Persahabatan yang kuat juga menjadi kelebihan film ini, tidak hanya solid tapi saling mendukung untuk berbuat baik, tolong menolong, dan saling menghibur adalah tipe persahabatan yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak zaman sekarang.

Selain itu, film ini mampu memuaskan penontonnya dengan adanya adegan-adegan lucu yang khas tapi memiliki makna yang sangat dalam yang mampu menghipnotis penonton. Walaupun demikian, film ini tidak memuat banyak konflik atau permasalahan dan ending filmnya pun tergolong singkat sehingga kurang atau sulit dimengerti oleh para penonton.

Akan tetapi, film ini tetap mampu memberikan kepuasan tersendiri untuk para penontonnya dengan kata-kata khasnya yaitu “Man Jadda Wajada!” yang akan menjadi ciri tersendiri dari film ini.