teknologi pemetaan bawah laut

12
A. PENDAHULUAN Potensi sumberdaya laut di Indonesia sangatlah besar yang mencakup potensi sumberdaya hayati dan non-hayati. Sumberdaya laut tersebut sampai sekarang belum secara maksimal dapat dieksplorasi dan dieksploitasi selain minyak dan gas bumi pada sektor sumberdaya non hayati. Demikian pula pada sektor sumberdaya hayati laut, eksplorasi dan eksploitasi terhadap ikan-ikan laut dan sejenisnya membutuhkan kearifan disamping teknologi canggih namun tidak merusak lingkungannya. Untuk menunjang eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut, dapat digunakan teknologi akustik bawah air (underwater acoustics). Teknologi ini dikenal luas denagn sebutan teknologi akustik yang tidak lain adalah penggunaan gelombang suara yang dalam dunia navigasi disebut Sonar atau Echosounder dan sejenisnya. Dengan pendekatan fungsi, Sonar atau Echo sounder pada teknologi navigasi dapat disetarakan dengan penggunaan Radar untuk pendeteksian objek di permukaan air. Dalam pengelolaannya, perairan Indonesia dibagi dalam sembilan wilayah pengelolaan perikanan dan kelautan dengan penamaan tertentu, seperi Laut Banda, Laut Arafura, Laut Sulu, Laut Jawa dan seterusnya. Setiap area perairan tersebut mempunyai karakter yang berbeda satu sama

Upload: elvin-kusuma

Post on 05-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

teknologi informasi

TRANSCRIPT

Page 1: TEknologi Pemetaan Bawah Laut

A. PENDAHULUAN

Potensi sumberdaya laut di Indonesia sangatlah besar yang mencakup potensi

sumberdaya hayati dan non-hayati. Sumberdaya laut tersebut sampai sekarang belum

secara maksimal dapat dieksplorasi dan dieksploitasi selain minyak dan gas bumi

pada sektor sumberdaya non hayati. Demikian pula pada sektor sumberdaya hayati

laut, eksplorasi dan eksploitasi terhadap ikan-ikan laut dan sejenisnya membutuhkan

kearifan disamping teknologi canggih namun tidak merusak lingkungannya. Untuk

menunjang eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya laut, dapat digunakan teknologi

akustik bawah air (underwater acoustics). Teknologi ini dikenal luas denagn sebutan

teknologi akustik yang tidak lain adalah penggunaan gelombang suara yang dalam

dunia navigasi disebut Sonar atau Echosounder dan sejenisnya. Dengan pendekatan

fungsi, Sonar atau Echo sounder pada teknologi navigasi dapat disetarakan dengan

penggunaan Radar untuk pendeteksian objek di permukaan air. Dalam

pengelolaannya, perairan Indonesia dibagi dalam sembilan wilayah  pengelolaan

perikanan dan kelautan dengan penamaan tertentu, seperi Laut Banda, Laut Arafura,

Laut Sulu, Laut Jawa dan seterusnya. Setiap area perairan tersebut mempunyai

karakter yang berbeda satu sama lainnya demikian pula perbedaan dengan laut

wilayah subtropis. Hal ini ditentukan oleh kondisi geografis masing-masing area

perairan, pola arus,  perubahan temperatur dan salinitas, kedalaman air dan lain-lain.

Kondisi keberagaman tofografis, kedalaman terlebih lagi berada pada kawasan tropis

mengakibatkan melimpahnya sumberdaya yang beragam pula.

B.PEMBAHASAN

Sonar (Sound Navigation and Ranging) adalah sistem penginderaan bawah air

dengan menggunakan gelombang suara (akustik). Pada awal pengembangannya

sistem sonar ini lebih  banyak digunakan dalam bidang militer terutama pada awal

perang dunia II dimana  peperangan bawah air mulai menjadi taktik utama

pertempuran laut untuk menghancurkan kekuatan lawan. Dalam perkembangannya

teknologi penginderaan bawah air sangat banyak dipengaruhi oleh kemajuan

Page 2: TEknologi Pemetaan Bawah Laut

teknologi lainnya, terutama teknologi sensor, elektronika dan microprocessor.

Dengan kemajuan teknik pemrosesan sinyal maka penerapan dalam bidang non-

militer mulai dikembangkan untuk berbagai aplikasi misalnya untuk pemetaan dasar

laut,  perikanan dan sebagainya.

Sonar adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh orang Amerika. Sonar

merupakan singkatan dari Sound Navigation And Ranging. Sedangkan orang Inggris

lebih suka menyebutnya ASDIC yang merupakan singkatan dari Anti Submarine

Detection Investigation Committee. Tapi secara umum, bahkan di Indonesia juga,

lebih sering digunakan istilah yang digunakan oleh Amerika, Sonar. Sonar adalah

suatu metode yang memanfaatkan perambatan suara didalam air untuk mengetahui

keberadaan obyek yang  berada dibawah permukaan kawasan perairan. Secara garis

besar sitem kerja sebuah peralatan sonar adalah mengeluarkan sumber bunyi yang

akan menyebar didalam air. Bunyi ini akan dipantulkan oleh obyek didalam air dan

diterima kembali oleh sistem sonar tersebut. Berdasarkan penghitungan kecepatan

perambatan suara didalam air maka letak obyek didalam air tersebut dapat diketahui

jaraknya dari sumber suara. Pada peralatan sonar yang lebih canggih, bentuk fisik

ataupun bahan pembentuk obyek itu dapat diketahui juga.

Side Scan Sonar merupakan salah satu teknologi hidroakustik yang digunakan

untuk memetakan dasar laut dan juga dapat digunakan untuk melacak pergerakan

kawanan ikan. Teknologi ini sudah cukup baik digunakan untuk mempelajari

kehidupan di laut. Teknologi Side Scan Sonar pertama kali dikembang oleh Dr.

Harold Edgerton dari Massachusetts Institute of Technology pada tahun 1960.

Edgerton yang merupakan seorang  profesor teknik elektro juga telah

mengembangkan cahaya kecepatan tinggi untuk fotografi  pada tahun 1930. Edgerton

menyadari bahwa fotografi tidak cocok digunakan di air yang keruh, untuk itu ia

menggunakan prinsip dari tabung cahaya untuk akustik. Dengan memancarkan energi

suara secara cepat adan merekam kembalu pantulannya, ia dapat menciptakan suatu

perangkat yang dapat memetakan dasar perairan. Pada tahun 1963, untuk pertama kali

Page 3: TEknologi Pemetaan Bawah Laut

Edgerton menggunakan Side Scan Sonar untuk mencari bangkai kapal Vineyard di

Teluk Elang, Massachusetts.

 

Dari tahun 1963 sampai 1967, tim Edgerton yang dipimpin oleh Martin Klein

berhasil mengembangkan side scan sonar dengan dua chanel. Teknologi tersebut juga

telah digunakan untuk membantu Alexander McKee dalam menemukan Kapal Mary

Rose yang telah lama hilang. Edgerton membuat beberapa ekspedisi si seluruh dunia

menggunakan side scan sonar untuk menacarai beberapa bangkai kapal dan bahkan

juga mencari monster Loch Ness. Di tahun 1975, Edgerton dan Jacques Cousteau

Page 4: TEknologi Pemetaan Bawah Laut

menggunakan side scan sonar untuk mencari  bangkai kapal HMHS Britannic di Laut

Aegean. Britanic merupakan kapal rumah sakit Inggris yang tenggelam pada Perang

Dunia I tepatnya tanggal 21 November 1916. Sekarang ini kapal tersebut merupakan

situs sejarah yang paling terkenal di dunia. Hasil dari teknologi side scan yang

sebenarnya berupa gambar-gambar dalam lembaran kertas, bukanlah dalam layar

komputer. Lembaran kertas ini dibuat dengan memplotkan gambaran sonar pada

kertas gulung. Barulah pada tahun 1980 dimana teknologi komputer telah banyak

berkembang, hasil dari side scan sonar dibuat dalam bentuk digital. Kemajuan

teknologi ini mempermudah pengguna dalam menampilkan dan menyimpan data.

Sampai saat ini, side scan sonar telah banyak mengalami pengembangan. Sekarang

ini side scan sonar telah dilengkapi dengan GPS sehingga dapat menentukan

kedudukan suatu lokasi secara geografis. Aplikasi side scan sonar juga telah banyak

dipergunakan dalam  berbagai kegiatan, diantaranya kegiatan komersial, militer dan

aplikasi liburan pipa lepas  pantai termasuk lokasi dan survei, penegakan hukum dan

operasi pemulihan pencarian, arkeologi laut, kapal karam berburu dan mencari ikan.

 

C. CARA KERJA SONAR

Side scan sonar digunakan dengan cara menariknya di kolom perairan. Selama

perjalannya, side scan sonar secara terus-menerus memancarkan pulsa akustik ke arah

tegak lurus terhadap arah perjalanan. Gelombang akustik yang dipancarkan tersebut

akan mengenai dasar perairan ataupun objek lain di dasar perairan dan kemudian

akan dipantulkan kembali ke bagian penerima. Gelombang pantulan inilah yang kita

kenal dengan backscatter. Waktu selama gelombang akustik dipancarkan sampai

diterima kembali akan terus dicatat bersama dengan amplitudonya untuk diplotkan

secara deret waktu yang kemudian akan dikirim ke user. Oleh user data tersebut di

ditampilkan untuk kemudian diinterpretasikan. Proses ini  berlangsung secara terus

menerus sehingga terbentuk gambar dari dasar perairan. Secara garis besar pengunaan

akustik bawah air dalam kelautan dan perikanan dapat dikelompokkan menjadi lima

yakni untuk survey, bududaya perairan, penelitian tingkah laku ikan, mempelajari

Page 5: TEknologi Pemetaan Bawah Laut

penampilan dan selektifitas alat-alat penangkapan ikan dan lain-lain. Dalam survey

kelautan dapat digunakan untuk menduga spesies ikan, menduga ukuran individu

ikan, kelimpahan/stok sumberdaya hayati laut (plankton dan ikan).

Aplikasi dalam budidaya perairan dapat digunakan dalam

penentuan/pendugaan  jumlah biomass dari ikan dalam jaring/ kurungan pembesaran

(penned fish/enclosure), untuk menduga ukuran individu ikan dalam jaring/kurungan

dan untuk memantau tingkah laku ikan (dengan telemetering tags), khususnya

aktifitas makan (feeding activity). Sedangkan dalam  penelitian tingkah laku ikan

dapat digunakan untuk pergerakan/migrasi ikan (vertical dan horizontal) dan orientasi

ikan (tilt angel), reaksi menghindar (avoidance) tewrhadap gerak kapal dan alat

penangkapan ikan, respon terhadap rangsangan (stimuli) cahaya, suara, listrik,

hydrodinamika, kimia, mekanik dan sebagainya. Untuk kegiatan aplikasi studi

penampilan dan slektifitas alat penangkapan ikan terutama dalam studi pembukaan

mulut trawl, kedalam,  posisi dan sebagainya. Dalam slektifitas penangkapan

(prosentase ikan yang tertangkap

 

terhadap yang terdeteksi didepan mulut trawl atau didalam lingkaran purse seine).

Kegiatan lain yang dapat dikaji dengan teknologi akustik bawah air adalah sifat sifat-

sifat akustik dari air laut dan obyek bawah air, pendeteksian kapal selam dan obyek-

Page 6: TEknologi Pemetaan Bawah Laut

obyek lainya. Menurut Arnaya (1991) Kegunaan lain dari akustik bawah air adalah

untuk penentuan kedalaman air dalam pelayaran, jenis dan komposisi dasar laut

(lumpur, pasir, kerikil, karang dan sebagainya), untuk penentuan contour dasar laut,

lokasi kapal berlabuh atau pemasangan  bangunan laut, untuk eksplorasi minyak dan

mineral didasar laut, mempelajari proses sedimentasi dan untuk pertahanan keamanan

(pendeteksian kapal-kapal selam dengan  pemasangan buoy-system) Berikut adalah

penerapan teknologi akustik bawah air untuk eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya

non-hayati laut, berikut ini merupakan bagian dari peranan sonar yaitu :

1. Pengukuran Kedalaman Dasar Laut (Bathymetry) Pengukuran kedalaman dasar

laut dapat dilakukan dengan Conventional Depth Echo Sounder dimana kedalaman

dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu antara  pengiriman dan penerimaan

pulsa suara. Dengan pertimbangan sistim Side-Scan Sonar pada saat ini, pengukuran

kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan

pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping) dan  pengidentifikasian jenis-jenis lapisan

sedimen dibawah dasar laut (subbottom  profilers). 2)

 

2. Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom Profilers)

Seperti telah disebutkan diatas bahwa dengan teknologi akustik bawah air, peralatan

side-scan sonar yang mutahir dilengkapi dengan subbottom profilers dengan

menggunakan prekuensi yang lebih rendah dan sinyal impulsif yang bertenaga tinggi

yang digunakan untuk penetrasi kedalam lapisan-lapisan sedimen dibawah dasar laut.

Dengan adanya klasifikasi lapisan sedimen dasar laut dapat menunjang dalam

menentukkan kandungan mineral dasar laut dalam. Dengan demikian teknologi

akustik bawah air dapat menunjang esplorasi sumberdaya non hayati laut. 3)

 

3. Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping) Dengan teknologi side-scan sonar dalam

pemetaan dasar laut, dapat menghasilkan tampilan peta dasar laut dalam tiga dimensi.

Dengan teknologi akustik bawah air yang canggih ini dan dikombinasikan dengan

Page 7: TEknologi Pemetaan Bawah Laut

data dari subbottom profilers, akan diperoleh peta dasar laut yang lengkap dan rinci.

Peta dasar laut yang lengkap dan rinci ini dapat digunakan untuk menunjang

penginterpretasian struktur geologi

Page 8: TEknologi Pemetaan Bawah Laut

DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/5279112/Teknik_Eksplorasi_Kelautan_Paper (Di akses

pada tanggal 14 Oktober 2014 pukul 00.33 wib)

http://www.mgi.esdm.go.id/content/side-scan-sonar-teknologi-penginderaan-bawah-

laut (Di akses pada tanggal 14 Oktober 2014 pukul 00.39 wib)