indikasi gunungapi bawah laut di perairan …

12
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 2, Agustus 2015 75 INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN SANGEANG SUMBAWA NUSA TENGGARA BARAT INDICATION OF SUBMARINE VOLCANOES ON SANGIANG WATERS, SUMBAWA WEST NUSATENGGARA Lili Sarmili dan Lukman Arifin Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174 Diterima : 15-04-2015, Disetujui : 31-07-2015 ABSTRAK Penelitian dengan menggunakan metode seismik pantul saluran ganda (multichannel) dan geomagnet mengindikasikan adanya gunungapi bawah laut. Dari penampang rekaman seismik dapat ditafsirkan bahwa Gunungapi bawah laut ditandai dengan bentuk tonjolan atau terobosan menembus dasar laut. Dari data megnetik kelautan diperoleh bahwa pada lokasi gunungapi bawah laut diketahui nilai anomali intensitas magnet total cukup tinggi yaitu sekitar 124 nT. Umumnya anomali intensitas magnet tinggi terdapat di bagian selatan daerah penelitian yang ditafsirkan juga sebagai penipisan kerak atau adanya Gunungapi bawah laut. Bagian selatan memang banyak didapat Gunungapi seperti gunungapi Sangeang Api yang terdapat diujung timur dan rangkaian Gunungapi lainnya yang terdapat di pulau Sumbawa (Gunungapi Tambora dan lainnya). Kata Kunci : metode seismik dan geomagnet, gunungapi bawah laut, Perairan Sangiang ABSTRACT The study is equipped by using multi-channel seismic reflection and marine geomagnetic method and it indicates a submarine volcano. The seismic reflection profile can be interpreted that the submarine volcano is characterized by the bulge or break shape penetrate the seabed. From the data obtained of marine geomagnetic, the location of submarine volcanoes known value of the total magnetic intensity anomalies is quite high which is about 124 nT. Generally, the intensity of high magnetic anomaly is located in the southern part of the study area. This anomaly is interpreted as a thinning crust or the presence of submarine volcanoes. The southern part is the area where volcanoes are found such as Sangeang Api volcano located at the eastern tip and other volcanoes series on the island of Sumbawa (volcano Tambora and others). Keywords: seismic and geomagnetic methods, submarine volcanoes, Sangiang waters PENDAHULUAN Penelitian sumberdaya mineral kelautan di Perairan Sangeang dilakukan dengan menggunakan kapal riset Geomarin 3 pada tahun 2013 (Sarmili dkk., 2013). Kegiatan ini menggunakan metode seismik pantul saluran banyak, gomagnet, pemeruman, dan pengambilan sampel sedimen. Disamping untuk penelitian sumberdaya mineral kelautan data yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk penelitian lainnya. Penelitian lain yang dapat ungkapkan adalah adanya indikasi gunungapi bawah laut di daerah penelitian. Oleh karena itu maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui indikasi gunungapi bawah laut dengan tujuan dapat memberikan informasi tentang keberadaan gunungapi bawah dasar laut di daerah penelitian. Daerah penelitian terletak di Perairan Sumbawa Timur tepatnya di utara kota Bima atau di utara dan barat Gunung Sangeang, Nusa Tenggara Barat (Gambar 1). Lokasi ini dicirikan dengan adanya pulau gunungapi yang masih aktif yaitu Gunungapi Sangeang, yang terletak di sebelah ujung timur dari Paparan Sunda dan posisinya dekat dengan gunungapi aktif Tambora. Gunungapi ini mempunyai ketinggian lebih dari 2000 meter dan baru meletus di Akhir bulan Mei 2014 (Tempo, 2014)

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 2, Agustus 2015

75

INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN SANGEANG SUMBAWA NUSA TENGGARA BARAT

INDICATION OF SUBMARINE VOLCANOES ON SANGIANG WATERS, SUMBAWA WEST NUSATENGGARA

Lili Sarmili dan Lukman Arifin

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174

Diterima : 15-04-2015, Disetujui : 31-07-2015

ABSTRAK

Penelitian dengan menggunakan metode seismik pantul saluran ganda (multichannel) dan geomagnetmengindikasikan adanya gunungapi bawah laut. Dari penampang rekaman seismik dapat ditafsirkan bahwa Gunungapibawah laut ditandai dengan bentuk tonjolan atau terobosan menembus dasar laut. Dari data megnetik kelautandiperoleh bahwa pada lokasi gunungapi bawah laut diketahui nilai anomali intensitas magnet total cukup tinggi yaitusekitar 124 nT. Umumnya anomali intensitas magnet tinggi terdapat di bagian selatan daerah penelitian yangditafsirkan juga sebagai penipisan kerak atau adanya Gunungapi bawah laut. Bagian selatan memang banyak didapatGunungapi seperti gunungapi Sangeang Api yang terdapat diujung timur dan rangkaian Gunungapi lainnya yangterdapat di pulau Sumbawa (Gunungapi Tambora dan lainnya).

Kata Kunci : metode seismik dan geomagnet, gunungapi bawah laut, Perairan Sangiang

ABSTRACT

The study is equipped by using multi-channel seismic reflection and marine geomagnetic method and it indicates asubmarine volcano. The seismic reflection profile can be interpreted that the submarine volcano is characterized by thebulge or break shape penetrate the seabed. From the data obtained of marine geomagnetic, the location of submarinevolcanoes known value of the total magnetic intensity anomalies is quite high which is about 124 nT. Generally, theintensity of high magnetic anomaly is located in the southern part of the study area. This anomaly is interpreted as athinning crust or the presence of submarine volcanoes. The southern part is the area where volcanoes are found suchas Sangeang Api volcano located at the eastern tip and other volcanoes series on the island of Sumbawa (volcanoTambora and others).

Keywords: seismic and geomagnetic methods, submarine volcanoes, Sangiang waters

PENDAHULUANPenelitian sumberdaya mineral kelautan di

Perairan Sangeang dilakukan denganmenggunakan kapal riset Geomarin 3 pada tahun2013 (Sarmili dkk., 2013). Kegiatan inimenggunakan metode seismik pantul saluranbanyak, gomagnet, pemeruman, dan pengambilansampel sedimen. Disamping untuk penelitiansumberdaya mineral kelautan data yang diperolehdapat dimanfaatkan untuk penelitian lainnya.Penelitian lain yang dapat ungkapkan adalahadanya indikasi gunungapi bawah laut di daerahpenelitian. Oleh karena itu maksud dari penelitianini adalah untuk mengetahui indikasi gunungapi

bawah laut dengan tujuan dapat memberikaninformasi tentang keberadaan gunungapi bawahdasar laut di daerah penelitian.

Daerah penelitian terletak di PerairanSumbawa Timur tepatnya di utara kota Bima ataudi utara dan barat Gunung Sangeang, NusaTenggara Barat (Gambar 1). Lokasi ini dicirikandengan adanya pulau gunungapi yang masih aktifyaitu Gunungapi Sangeang, yang terletak disebelah ujung timur dari Paparan Sunda danposisinya dekat dengan gunungapi aktif Tambora.Gunungapi ini mempunyai ketinggian lebih dari2000 meter dan baru meletus di Akhir bulan Mei2014 (Tempo, 2014)

Page 2: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 2, Agustus 2015

76

Perairan Sangeang terletak di cekungan busurbelakang Indonesia yang banyak terdapatgunungapi bawah laut yang masih muda dan terdiridari batuan yang bersifat menengah hingga felsik.

Pulau Sangeang dan sekitarnya merupakanpulau gunungapi yang posisinya agak bergeser keutara dari rangkaian Gunungapi normal yangmemanjang dari barat hingga ke timur mulai dariPulau Sumatera, Jawa, Bali dan lainnya. Deretangunungapi ini terbentuk dari pertemuan antarakerak benua Eurasia dan kerak Samudera Indo-Australia. Gunungapi aktif tersebut mempunyaikedalaman magma yang cukup dalam (yaitu sekitar200 km dari zona penunjaman).

GEOLOGI REGIONALKawasan Timur Indonesia dicirikan dengan

adanya sistim tunjaman-tumbukan atau subduksi-kolisi dari busur kepulauan Sunda-Banda yangmenghasilkan situasi tektonik lempeng yangsangat rumit dimana tiga kerak utama Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik saling bertumbukan(Hamilton, 1979). Jalur vulkanik-plutonik yangkomplek terdiri dari 14 busur magmatik utamayang menyebar sepanjang tepian kraton benuaSunda dari kerak Eurasia hingga di utara tepianbenua Australia. Busur magmatik tersebutmembentuk kerak benua dan samudera. Bentukbusur segmen individu menghasilkan subduksi,obduksi, kolisi busur-busur dan busur-benua,rifting dan patahan transcurrent (Hamilton, 1979).

Bagian timur tepian tumbukan Sunda-Bandatermasuk daerah transisi dimulai dari sistimpenunjaman kerak benua India di palung Jawahingga daerah kolisi antar kerak yang tebal benuaAustralia dengan busur Banda bagian selatan.Diantara zona penunjaman dan tumbukan initerdapat daerah transisi dimana platform Scott(Gambar 2) yang diduga sebagai kerak benua yangtipis (McCaffrey, 1988). Daerah transisi ini didugamasih dominan dengan sistim tumbukandibandingkan penunjaman. Busur kepulauanSunda-Banda dihasilkan oleh proses tektoniktersebut juga membentuk tepian bagian selatandan timur dari cekungan Flores-Banda (Silver,dkk., 1983) yang secara geologi membentuk tepianlaut busur belakang yang berumur muda. Padadaerah ini busur kepulauan yang mempunyaiGunungapi aktif yang dipotong dan digeser olehsistim patahan geser yang besar (Gambar 3). Olehkarena hal tersebut maka segment bagian tenggaradan timurnya menghasilkan rantaian magma yangproduktif dan berhubungan dengan batuan yangmempunyai kelulusan air yang sangat baiksehingga merupakan tempat yang cocok secarakondisi geologi bagi perkembangan mineralisasihidrotermal yang berpotensi.

Daerah penelitian terletak di bagian barat dariCekungan Banda ini, yang juga merupakan bagiantimur dari Busur Sunda dimana posisinya dekatdengan Gunungapi aktif Tambora dengankedalaman sekitar 200 km dari zona tunjaman

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Perairan Sangeang, Sumbawa, NTB

Page 3: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 2, Agustus 2015

77

Gambar 2. Peta Tektonik Paparan Sunda bagian Timur (Darman, 2012)

Gambar 3. Tektonik regional Busur Banda (Hamilton, 1979), dan tektonik segmenAdonara–Wetar (Mc.Caffrey, 1988, garis struktur berwarna merah).

Page 4: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 2, Agustus 2015

78

(benioff zone). Menurut Curray, dkk (1977)ketebalan kerak samudera secara magmatik dantektonik adalah sangat tebal dimana terletak batasMohonya sekitar 14 sampai 17 km dalamnya.

Gunungapi Sangeang meletus pada akhirbulan Mei 2014. Menurut Turner (2002), hasilletusan menghasilkan produk batuan bersifatpotasik, banyak kandungan volatil, lava dengansilika dibawah jenuh (silica-undersaturated) yangkaya akan piroksen, dan batuan basa dan ultra basayang mengandung batuan asing (xenolith).Selanjutnya, endapan lava menghasilkan batuantrachy basalt sampai ke tracy andesit yang bersifatpotasik.

METODEMetode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seismik pantul saluran ganda dangeomagnet dan pemeruman. Akusisi seismikpantul saluran banyak menggunakan 60 salurandengan digital streamer tipe Sercel sepanjang 600meter dan air gun array dengan daya 400 cu in.Interval ledakan diatur setiap 12,5 detik dimanasama dengan kapal berjalan setiap 25 meter.

Metode geomagnet menggunakan alatmagnetometer SeaSpay dengan perengkat lunakSeaLink. Posisi kapal ditentukan denganmenggunakan sistem DGPS (Diffrential GlobalPositioning System) C-NAV. Untuk pengukurankedalaman dasar laut digunakan alat Chirp Sub-bottom Profiler Bathy 2010.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BatimetriPemeruman (sounding) dilakukan di

sepanjang lintasan survei yang berarah utara-selatan dan barat-timur (Gambar 4). Sebenarnyauntuk mengetahui struktur geologi maka lintasanutara-selatan ini yang lebih baik, sedangkan untuklintasan pengontrol dan melengkapi datakedalaman adalah lintasan barat-timur.

Secara umum lintasan yang di lakukanmenggambarkan kondisi morfologi bawah lautdengan kemiringan lereng yang beragam denganlembah terdalam sekitar 4400 m dibawahpermukaan laut dan yang terdangkal kurang lebih1000 meter. Lintasan batimetri dimulai dari selatan

Gambar 4. Peta Batimetri perairan Sangeang, Sumbawa, NTB (Hasil Penelitian)

Page 5: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 2, Agustus 2015

79

ke utara, yang diawali umumnya dengan menurunilereng ke arah utara dan dimulai dari kedalaman2000 meter hingga 3500 meter atau lebih (Gambar5). Di kedalaman mulai dari 3500 meter inidijumpai bentukan lembah yang memanjanghampir barat-timur dan kadang-kadang dapatmencapai hingga kedalaman 4400 meter. Setelahmelewati lembah ini, morfologi menanjak ke utarahingga mencapai kedalaman 1000 meter atau lebih.Secara umum dari perbedaan morfologi ini, dapatdibedakan menjadi 3 (tiga) bagian yaitu bagianselatan, bagian utara dan bagian tengah sebagaizona depressi karena diapit ke dua lereng utara danselatannya.

Geomagnetik Lintasan magnetik kelautan panjangnya

hampir sama dengan lintasan batimetri. Secaraumum terlihat adanya nilai anomali intensitasmagnet total rendah di bagian tengah dan bagiantengah utara, sedangkan yang tinggi terutamaterdapat di bagian selatan dan sedikit di bagianutara. Nilai anomali intensitas magnet rendah(negatif) yaitu dibawah 0 hingga 100 nT, terdapat dibagian tengah dan agak ke utara daerah penelitiandapat ditafsirkan sebagai penebalan kerak(thickening crust). Penebalan kerak di daerah

penelitian ini diperkirakan sebagai kerak benuayang terletak di bagian selatan. Juga dikarenakanadanya penumpukan sedimen di bagian atas danbanyaknya longsoran dari arah selatan ke utara(terutama ke arah bagian tengah). Lokasi inimerupakan batas utara dari busur belakang yangumumnya terisi oleh sedimen, bagian bawahnyaberupa kerak benua dan bagian selatannya banyakditerobos oleh Gunungapi yang hingga sekarangmasih aktif.

Secara umum di bagian selatan ini mempunyainilai anomali magnetik rendah yaitu sekitar - 28,28nT atau mempunyai kerak yang tebal tetapi dibeberapa lintasan yaitu lintasan L 13 dan L 21mempunyai anomali tinggi sehingga menimbulkanpertanyaan kenapa adanya anomali tinggi (positif)tersebut. Nilai anomali dari magnetik tersebutsekitar 124 nT (Gambar 6).

Hasil penafsiran anomali tinggi ini adalahdikarenakan adanya penipisan kerak atau adanyaGunungapi bawah laut. Pada bagian selatan daerahpenelitian ini, terdapat rangkaian Gunungapi yangberarah barat timur dimana anomali magnetiktinggi umumnya terdapat pada bagian Gunungapiyang memanjang hampir barat–timur danmerupakan bagian dari jajaran busur GunungapiIndonesia yang masih aktif. Sarmili dan Suryoko

Gambar 5. 3D batimetri hasil penelitian di perairan Sangeang, Sumbawa, NTB.

Page 6: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 2, Agustus 2015

80

(2012) menemukan nilai anomali magnet tinggi inidiperairan Komba (laut Flores Timur) dan hasilpenafisarannya adalah dikarenakan adanyaGunungapi bawah laut Abang dan Ibu Komba.Gunungapi bawah laut tersebut merupakan bagiandari Gunungapi yang terletak di cekungan busurbelakang yang memanjang hingga ke laut Banda.Di daerah penelitian, gunungapi tersebut daribagian timurnya diwakili oleh GunungapiSangeang dan ke arah barat berupa Gunungapiyang terdapat di Pulau Sumbawa yang jugamerupakan bagian dari cekungan busur belakang.Jika hasil penafsiran ini memang berupaGunungapi bawah laut, maka gunung bawah lauttersebut sejajar dengan Gunungapi Sangeang yangberada di sebelah timur daerah penelitian.

Seismik pantulDari semua lintasan seismik yang di lakukan

hanya pada L7, L13, L15 dan L17 yang

menunjukkan morfologi yang diduga merupakangunungapi bawah laut.

Penampang seismik lintasan L 7, yangberarah dari utara ke selatan sepanjang 65 km.Terlihat morfologi semacam lereng yang menurunke arah utara dan kedalaman laut semakin dalam.Bentuk tonjolan di kedalaman 3500 meterditafsirkan sebagai Gunung bawahlaut dan daridata magnetik kelautan mempunyai anomali yangtinggi. Dengan adanya anomali tinggi ini, makaGunung bawahlaut di lintasan L 7 ini yang letaknyahampir sejajar dengan gunung api Sangeangmempunyai batuan yang tinggi akan sifatmagnetiknya. Biasanya gunung bawahlaut tersebutmempunyai magma dibawahnya (Sarmili l., danMustaba Ari, 2012) dan diduga sebagai calongunung api yang serupa dengan gunung apiSangeang. Menurut Hamilton (1979), gunung apiRinjani, Tambora dan Sangeang mempunyaikedalaman beni off sekitar 165 sampai 190 km.Demikian juga dengan gunung bawahllaut yang

Gambar 6. Anomali Magnet Kelautan perairan Sangeang, Sumbawa, NTB.

Page 7: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 2, Agustus 2015

81

berada di lintasan L 7 ini dikarenakan posisinyahampir sejajar dengan kedalaman beni off gunungapi-gunung api tersebut.

Penampang seismik L 7 ini jugamemperlihatkan adanya struktur sesar normalyang menindikasikan adanya batuan yang bersifatrentan akan sesar terutama pada batuan yangterangkat ke atas permukaan dasar laut. Beberapasesar normal terlihat di ujung selatan dan beberapalainnya di bagian tengah dan utara lintasan. Dibagian lereng utara terlihat adanya peneumpukansedimen yang ditafsirkan sebagai sedimenlongsoran yang berasal dari arah utara.

Ke arah barat dari lintasan L 7, penampangseismik lintasan L 13 yang berarah utara–selatansepanjang 65 km, lintasan ini menunjukan adanyasedimentasi yang cukup tebal di bagian selatanpenampang dan terlihat pula adanya tonjolanbatuan yang naik ke atas permukaan dasar laut danditafsirkan sebagai gunung bawahlaut pada bagianselatan lokasi penampang seismik ini yangmenunjukkan nilai magnetik kelautan yang tinggi.

Lintasan L 13 ini menunjukan sedimentasiyang lebih tebal di arah selatan dibandingkan dibagian utaranya. Minimal ada 4 (empat) sekuenterdapat di penampang lintasan L 13 ini. Kerakbagian selatan ini yang mengalami proses sesar

Gambar 7. Penampang seismik L 7 sepanjang 65 km dan berarah utara – selatan.

Page 8: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 2, Agustus 2015

82

naik dimana kerak bagian selatan relatif lebih naikdaripada kerak bagian utara. Sesar naik inibiasanya disebut sebagai sesar naik busurbelakang atau Back Arc Thrusting (Silver., drr.1983). Dari ketebalannya, minimal ada 4 (empat)sekuen yang dimulai dari sekuen A (batuan dasarakustik), sekuen B, C dan D (gambar 8). Batuandasar akustik tersesar naikan ke arah utara dantidak terlihat jelas kontak dengan batuan dasarakustik bagian utaranya. Diduga kedua batuandasar akustik ini berbeda jenis batuannya maupunasal usulnya. Ditafsirkan bagian selatan lebih kearah produk gunung api karena posisinya lebihdekat dengan jajaran gunung api aktif, sedangkan

bagian utara kemungkinannya berasal dari hasilerosi pulau Sulawesi dan sekitarnya atau asalkerak benua Eurasia (Hamilton, 1979). Sekuenlainnya seperti sekuen B dan C yang sudahtertutup oleh sekuen yang paling muda yaitusekuen D yang masih aktif diendapkan. Lintasan L13 ini memiliki nilai magnetik kelautan tinggi dibagian selatan - tengah dan ditafsirkan merupakanGunungapi bawah luat.

Lintasan L 15 yang berarah utara – selatansepanjang 65 km dengan morfologi dari arahselatan yang agak mendatar dan menangga hinggakedalaman air mencapai 2500 meter. Selanjutnya,menurun tajam hingga kedalaman 3500 meter

Gambar 8. Penampang seismik lintasan L 13 berarah utara – selatan

Page 9: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 2, Agustus 2015

83

membentuk lembah dengan sedimentasi mendatar.Ke arah utara terdapat morfologi yang menanjakcukup curam hingga puncaknya di kedalaman 2500meter dan berakhir di utra dengan agak datar.Sedimentasi yang cukup tebal di kerak bagianselatan yang dibagi menjadi 4 (empat) sekuen,yaitu sekuen A, B,C,dan D. Sekuen A dianggapsebagai sekuen tertua yaitu batuan dasar akustik(gambar 9). Batas bawah dari sekuen ini tidakdapat diketahui. Batas atas dari batuan dasarakustik ini ditutupi oleh sedimen lainnya didugasecara tidak selaras. Hal ini kemungkinannya

dikarenakan perbedaan umur yang berbeda jugadiperkirakan diendapkan pada orogenesa yangberbeda. Sama seperti penafsiran batuan dasarakustik sebelumnya, sekuen ini sumbersedimennya ditafsirkan berbeda antara batuandasar akustik di selatan dan di utaranya. Batuandasar akustik selatan diduga berasal dari batuanpiroklastik asal jajaran gunung api Nusa TenggaraBarat, sedangkan batuan dasar akustik sebelahutara diduga berasal dari hasil erosi di sekitarpulau Sulawesi dan kerak benua Eurasia.Demikian juga dengan sekuen B, C dan D diduga

Gambar 9. Penampang lintasan L 15 yang berarah utara – selatan

Page 10: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 2, Agustus 2015

84

merupakan sekuen yang mempunyai sumbersedimen yang berbeda antara kerak bagian selatandan bagian utara. Kerak bagian utara mungkinberasal dari hasil erosi kerak benua Eurasia dan p.Sulawesi dan sekitarnya dan asal sedimen di kerakbagian selatan berasal dari hasil erosi asal jajarangunung api di sekitar pulau-pulau Nusa TenggaraBarat. Pada bagian tengah lintasan seismikmenunjukkan nilai magnetik kelautan tinggi yangmengindikasikan adanya gunungapi bawahlaut.

Lintasan L 17 merupakan lintasan paling baratdari lokasi penelitian yang berarah utara – selatandengan panjang lintasan sekitar 40 sampai 50 km.

Bentuk morfologi seperti prisma akresi ini dimulaidari kedalaman 1500 meteran hingga 3500meteran. Dari lembah yang dalam, morfologilangsung menanjak tajam ke arah utara danberakhir di ujung lintasan L 17 (gambar 10). Kearah utara dari kedalaman 3500 meter hingga 1500meter menanjak cukup curam diduga terdiri daribatuan yang padat dan keras. Kerak bagian utaraini pada umumnya terbentuk dari kerak benuaEurasia yang berakhir di ujung selatan pulauSulawesi.

Kerak bagian selatan diduga diendapkanbatuan asal gunung api yang berasal dari bagian

Gambar 10. Penampang Lintasan L 17 yang berarah utara-selatan

Page 11: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 2, Agustus 2015

85

selatannya, sedangkan kerak bagian utaranya asalsedimentasinya merupakan hasil erosi dari kerakbenua Eurasia atau dari p. Sulawesi dansekitarnya.

Bagian tengah antara ke dua kerak yang biasadisebut sebagai zona depresi, diendapkan sedimenyang dihasilkan dari erosi ke dua kerak yang masihaktif diendapkan hingga saat sekarang. Bukitbawah laut yang umumnya terjadi di zona depresiini nampaknya pada lintasan ini tidak ada danhanya diwakili oleh sedimentasi yang mempunyaipola reflektor sejajar atau berfraksi halus,kemungkinannya lempung pelagik. Zona depresiini tidak terlalu tebal dan mempunyai perlapisanmendatar. Pada bagian selatan – tengah lintasanseismik L 17 menunjukkan nilai magnetik kelautantinggi yang mengindikasikan adanya gunungbawah luat.

KESIMPULANKedalaman laut dari selatan ke arah utara bisa

mencapai 4400 meter, hal ini dikarenakan daribagian selatan morfologi dari jajaran busurGunungapi menuruni lereng dengan tajam hinggamencapai lembah yang memanjang barat-timur.Lembah ini yang mungkin dapat disebut zonadepressi yang membatasi antara kerak busurGunungapi di selatan dan kerak benua Eurasia diutaranya. Dari data batimetri diperjelas denganmenggunakan data seismik refleksi yang hasilnyamenunjukkan beberapa bukti adanya morfologiberupa tonjolan yang diduga merupakan gunungbawah laut. Nilai nomali intensitas magnetmenunjukkan anomali tinggi pada bagian selatandaerah penelitian. Secara regional daerahpenelitian yang mempunyai anomali magnetiktinggi yaitu 124 nT ini umumnya merupakan lokasiyang mempunyai kerak tipis (thinning crust) yangbiasanya terdapat pada kerak samudera. Di daerahpenelitian, anomali magnetik tinggi ini umumnyaterletak pada daerah busur gunungapi di busurbelakang. Diduga bahwa lokasi penelitiandiperkirakan mempunyai kerak yang tipis danditerobos oleh Gunungapi yang memanjang barattimur sepanjang Nusa Tenggara Barat hingga NusaTenggara Timur. Beberapa anomali tinggi terdapatdi bagian barat daya penelitian menunjukan bahwabatuan di daerah tersebut diperkirakan sebagaibagian dari Gunungapi yang muncul ke permukaandasar laut. Hasil penafsiran seimik pantulmenunjukan bahwa walaupun ada penebalan kerakyaitu yang diisi oleh sedimentasi diduga bahwamaterialnya mengandung unsur magnetik yangtinggi. Unsur magnetik yang tinggi tersebut

diperkirakan berasal dari Gunungapi yangmempunyai magma di bawahnya dan berasal darisebelah selatannya.

Adanya anomali magnetik kelautan yangrendah dengan nilai -28,28 nT menunjukkanadanya penebalan kerak yang berupa sedimen nonmagnetik dan lokasi ini berada di bagian tengahdan bagian utara lokasi penelitian, hal ini jugadibuktikan dari penampang seismik pantul.Anomali rendah ini yang terdapat di bagian utaradiduga berupa batuan yang berasal dari kerakbenua Eurasia atau kerak benua Australia yangbeumur pra Cretaceous yang terpisah dari busurSula Besar (Greater Sula Spur) pada waktu Miosenakhir (Bowin, drr; 1980. Dengan ditemukannyabeberapa gunung bawahlaut ini maka dapatmenambahkan data keberadaan gunung bawah lautdi daerah penelitian. Keberadaan gunung bawahlaut ini juga dapat mengindikaskan adanya potensisumberdaya mineral kelautan yang kelak di masayang akan datang dapat dimanfaatkan.

DAFTAR ACUANBowin, Carl; Purdy, G M; Johnston, Chris; Shor,

George; Lawver, Lawrence A; Hartono, HM S; Jezek, Peter, 1980. Arc-continentcollision in Banda Sea region. AAPGBulletin, 64, 868-915

Curray, J. R Frans J. Emmel, David G. Moore,Russel W. Raitt. 1977. Structure Tectonics,and Geological History of the NortheasternIndian Ocean,The Ocean Basins andMargins, The Indian Ocean

Darman, 2012. Tectonic models of the LesserSunda Islands, Berita Sedimentologi, theIndonesian Journal of Sedimentary Geology,No. 25, 6 Desember 2012.

Hamilton, W., 1979. Tectonic of the IndonesianRegion.U.S. Geological SurveyProfessionalPaper, 1078, U.S. Geological Survey,Washington.

Mc.Caffrey,Robert., 1988. Active Tectonics of theEastern Sunda Arcs.Journal of GeophysicalResearch, vol. 93, December 10, 1988, NoB12, pages 15, 163-15, 182,

Prasetyo, H., 1989. Marine Geology And TectonicDevelopment Of The Banda Sea RegionEastern Indonesia, a Model of an “Indo-Borderland” Marginal Basin.Disertation ofDoctor Philosophy in Earth Sciences,University of California, Santa Cruz. MarineGeological Institute, Directorate General Of

Page 12: INDIKASI GUNUNGAPI BAWAH LAUT DI PERAIRAN …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 2, Agustus 2015

86

Geology And Mineral Resources, MinistryOf Mines And Energy, Bandung

Sarmili, L., Widiatmoko, H.C., Mustafa, M.A.,Kamiludin, U., Aryanto, N.C.D.,2013.Laporan Penelitian Sumberdaya MineralKelautan Perairan Sangeang, SumbawaNusa Tenggara Timur, Puslitbang GeologiKelautan Bandung, tidak di publikasi

Sarmili, L. and M. A.Suyoko. 2012. The Formationof Submarine Baruna Komba Ridge onNortheast Flores Waters in relation to lowanomaly of marime magnetism, Bulletin of

The marine geology, Vol27, No. 2, December2012

Silver, E.A., Reed, D., McCaffrey, R., 1983. Back-arc Thrusting in The EasternSunda Arc,Indonesia: A Consequence of Arc-continentCollision,Journal of Geophysical Research,88.

Tempo, 2014. Gunung Sangeang di Bima Meletus,Jakarta

Turner, 2002. The Origin of Arcs: Invited PapersPresented at the International Conference.