teknik penanganan -benih

5
TEKNIK PENANGANAN BENIH UNTUK MENJAGA MUTU DAN KUALITAS BENIH Sebuah pohon menjadi besar itu awalnya dari sebuah benih, namun apabila sebuah benih tidak diperlakukan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan tidak akan tumbuh menjadi pohon. Keberhasilan benih untuk dapat berkecambah dapat kita lihat dari segi fisik-fisiologis dan sifat genetiknya. Dari sagi fisik-fisiologis benih dapat dilihat dari unsur kemurnian, kadar air, daya kecambah berat 1000 butir. Kesemuanya itu hanya dapat dilakukan dengan melakukan pengujian benih di laboratorium. Banyak instansi pemerintah yang sudah memberikan pelayanan mengenai unsure fisik-fisiolgis tersebut. Salah satu diantaranya adalah Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) yang merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Kehutanan. Kemudian dari segi genetiknya dapat kita lihat dari sifat genetic pohon induknya. Pohon induk yang dimaksud disini adalah pohon yang menghasilkan benih tersebut. Apabila pohon itu pertumbuhannya baik, batang lurus, bebas hama dan penyakit, maka biasanya benih yang dihasilkan dari pohon tersebut akan mengikuti kualitas genetik induknya. Dalam hal ini pemerintah melalui Kementerian Kehutanan telah memprogramkan banyak kegiatan penanaman seperti GN-RHL/GERHAN (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan), KBR (Kebun Bibit Rakyat) dengan tujuan untuk menghijaukan kembali hutan Indonesia yang dari tahun ke tahun mengalami degradasi. Kegiatan ini mencakup seluruh Kab/Kota diseluruh Indonesia. Kementerian Kehutanan telah menginstruksikan kepada semua pihak yang terlibat agar menggunakan benih yang berkualitas.

Upload: scribdkuadi

Post on 02-Oct-2015

382 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Makalah ini membahsa tentang cara penanganan benih tanaman hutan

TRANSCRIPT

TEKNIK PENANGANAN BENIH UNTUK MENJAGA MUTU DAN KUALITAS BENIH

Sebuah pohon menjadi besar itu awalnya dari sebuah benih, namun apabila sebuah benih tidak diperlakukan dengan baik maka tidak menutup kemungkinan tidak akan tumbuh menjadi pohon. Keberhasilan benih untuk dapat berkecambah dapat kita lihat dari segi fisik-fisiologis dan sifat genetiknya. Dari sagi fisik-fisiologis benih dapat dilihat dari unsur kemurnian, kadar air, daya kecambah berat 1000 butir. Kesemuanya itu hanya dapat dilakukan dengan melakukan pengujian benih di laboratorium. Banyak instansi pemerintah yang sudah memberikan pelayanan mengenai unsure fisik-fisiolgis tersebut. Salah satu diantaranya adalah Balai Perbenihan Tanaman Hutan (BPTH) yang merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Kehutanan. Kemudian dari segi genetiknya dapat kita lihat dari sifat genetic pohon induknya. Pohon induk yang dimaksud disini adalah pohon yang menghasilkan benih tersebut. Apabila pohon itu pertumbuhannya baik, batang lurus, bebas hama dan penyakit, maka biasanya benih yang dihasilkan dari pohon tersebut akan mengikuti kualitas genetik induknya.Dalam hal ini pemerintah melalui Kementerian Kehutanan telah memprogramkan banyak kegiatan penanaman seperti GN-RHL/GERHAN (Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan), KBR (Kebun Bibit Rakyat) dengan tujuan untuk menghijaukan kembali hutan Indonesia yang dari tahun ke tahun mengalami degradasi. Kegiatan ini mencakup seluruh Kab/Kota diseluruh Indonesia. Kementerian Kehutanan telah menginstruksikan kepada semua pihak yang terlibat agar menggunakan benih yang berkualitas. Ini dimaksudkan agar keberhasilan dari program tersebut bias maksimal dan kita berharap hutan di Indonesia bias tumbuh subur sebagai paru-paru dunia.Namun masih banyak hal yang perlu kita perhatikan dalam menunjang keberhasilan benih untuk berkecambah dan tumbuh menjadi tanaman. Perlu dilakukan perlakuan terhadap benih agar mempercepat proses kecambahnya. Setiap jenis juga mempunyai cara yang berbeda-beda dalam proses perlakuannya. Ada benih jenis rekalsitran dan ortodoks yang jelas beda dalam penanganannya. Dibawah ini beberapa teknik/kegiatan penanganan benih agar dapat mempertahankan kualitas benih tersebut.SORTASI BUAH/POLONGBuah/polong yang masak dan yang kurang masak harus dipisahkan kemudian dimasukkan kedalam wadah yang terpisah. Buah yang sudah masak namun belum matang bias diperam dulu bila diperlukan.

EKSTRAKSI BIJIEkstraksi biji adalah proses pengeluaran biji dari buah atau polongnya. Ada benih yang akan keluar sendirinya bila sudah kering (misalnya Kaliandra), ada benih yang harus dikeringkan dan dipukul-pukul (Gamal), ada yang digosok dengan abu (Cendana), ada yang digosok dan dicuci (Gmelina), ada yang dibelah (Mahoni) dsb. Ekstraksi harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan benih.PEMBERSIHAN DAN SORTASI BENIHBenih yang sudah diekstraksi. Masih mengandung kotoran berupa sekam, sisa polong, ranting, sisa sayap, daging buah, tanah dan benih yang rusak. Kotoran harus dibuang untuk meningkatkan mutunya. Pembersihan dapat dilakukan dengan tampi. Kotoran dan benih yang rusak/tidak baik akan terbuang ketika ditampi. Setelah pembersihan, jika dirasa perlu, dapat dilakukan sortasi benih untuk memilah benih sesuai dengan ukuran.PENGERINGAN BENIHBenih yang diekstraksi masih basah dan tidak baik untuk disimpan. Tetapi tidak semua benih dapat dikeringkan. Ada benih yang dapat dikeringkan sampai kadar air rendah sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama misalnya ampupu, akasia, dan gamal. Sebaliknya ada benih yang tidak dapat disimpan lama misalnya meranti, mimba dan mahoni. Pengeringan dapat dilakukan penjemuran dengan sinar matahari. Penjemuran selama 2-3 hari pada hari yang cerah cukup untuk mendapatkan benih yang kering. Pada jenis tertentu cukup dengan kering udara.Ada beberapa cara sederhana untuk mengetahui apakah benih yang dijemur/dikeringkan sudah cukup kering/tidak yaitu :-Cara menggigit atau mematahkan benih, benih yang kering akan lebih mudah patah dengan suara yang nyaring-Bunyi benih yang kering akab berbunyi gemerisik-Uji penimbangan benih, bila beratnya sudah tetap maka benih tersebut sudah cukup kering.PENYIMPANAN BENIHLalu kegiatan yang perlu setelah kegiatas diatas adalah penyimpanan benih. Kegiatan ini harus dilakukan denga sangat hati-hati agar selama proses penyimpanan benih tidak mengalami kerusakan, sehingga dapat digunakan untuk kegiatan penanaman. Bila perbedaan musim berbuah dengan musim tanam cukup lama maka penyimpanan benih harus dilakukan untuk menjamin ketersedian benih saat musim tanam tiba.Penyimpanan benih juga harus dilakukan oleh pengada/pengedar/pengumpul/pedagang benih sebelum dikirimkan kepada pemesan.Penyimpanan harus dilakukan dengan baik untuk mempertahankan daya kecambah, menghindari serangan hama dan penyakit serta menjaga agar benih tidak berkecambah selama proses penyimpanan.Ada 2 (dua) faktor yang penting selama penyimpanan benih yaitu suhu alam dan kelembaban udara. Umumnya benih dapat disimpan/dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu yang lama bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga turun naik. Untuk itu diperlukan ruang khusus untuk penyimpanan benih.Penyimpanan dapat dilakukan pula dengan menggunakan wadah yang mudah tetapi cukup baik untuk penyimpanan benih misalnya karung kain, ember, kaleng, toples kaca atau plastic. Namun perlu diingat kalau menyimpan benih dalam toples usahakan agar toples penuh (tidak ada ruang udara). Bila toples tidak penuh tutup dengan bahan yang bias menyerap uap air misalnya arang, kertas Koran atau sekam padi. Wadah ditempatkan diruangan yang tersedia asalkan sirkulasi udara baik dan tidak lembab.Jika penanaman dapat segera dilakukan selama pengumpulan dan pengolahan benih, maka benih dapat dikirim langsung ke persemaian sehingga tidak diperlukan lagi penyimpanan. Benih yang akan disimpan dimasukkan kedalam wadah dan diberi label sehingga identitas benih jelas. Semua tahapan yang diuraikan diatas sangat menentukan mutu benih yang dikumpulkan. Kelalaian melakukan salah satu tahapan akan membuat tahapan yang lain sudah dilakukan dengan baik akan percuma. Maka dari itu, teknik penanganan benih sangat penting agar tanaman yang ada tumbuh dengan baik.