penanganan benih rekalsitran

Upload: prima-agung

Post on 14-Apr-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 penanganan BENIH REKALSITRAN

    1/6

    3

    ihneBnan

    ag

    na

    ne

    P

  • 7/29/2019 penanganan BENIH REKALSITRAN

    2/6

    nana Bg en na ihn e RP ekki an lsk ie trT a

    n

  • 7/29/2019 penanganan BENIH REKALSITRAN

    3/6

    Teknik Penanganan Benih Ortodok

    Foto: Sentot

    Benih ortodok adalah benih yang dapat dikeringkan sampai kadar air rendah (2,5%)dan disimpan pada suhu dan kelembaban penyimpanan yang rendah tanpamenurunkan viabilitas (kemampuan berkecambah) benih secara nyata.

    Secara umum benih ort odok memiliki ciri kulit biji keras, ukuran biji biasanya kecilhingga sedang, kadar air biji segar sebelum masak fisiologis 15-30 %, kadar air saatmasak fisiologis menurun hingga 6-10 %. Benih jenis ini banyak ditemukan didaerah arid dan semi arid, serta merupakan jenispionerdi daerah iklim tropik basahdan sedang.

    Benih ortodok biasanya memiliki sifat dormansi, yakni keadaan dimana benih tidakdapat berkecambah walau sudah berada dalam kondisi lingkungan (kelembaban,suhu dan cahaya) yang optimal. Kondisi ini memungkinkan benih dapat disimpanbeberapa tahun.

    Eboni (Diospyros celebica Bakh.)

    penanganan benih adalah proses

    penting yang harus dilakukan denganPbaik agar menghasilkan benih bermutu.

    Benih bermutu merupakan syarat awal

    untuk menghasilkan tanaman semai yang

    kuat hingga ke penanaman di lapangan dan

    akhirnya tegakan pohon yang berkualitas.

    Dalam terminologi penanganan benih ada 2

    kelompok utama berdasarkan potensi

    fisiologisnya yaitu benih rekalsitran dan

    ortodok.

    Penanganan kedua jenis benih tersebut

    berbeda. Oleh sebab itu informasi

    mengenai teknik penanganan benih sangat

    diperlukan bagi para praktisi/pengguna

    benih tanaman hutan.

    Benih Acacia crassicarpaFoto: Koleksi BPTPTH Bogor

    Benih Eucalyptus pellitaFoto: Koleksi BPTPTH Bogor

    Deskripsi

    25

    11

  • 7/29/2019 penanganan BENIH REKALSITRAN

    4/6

    Penanganan benih ortodok mencakup 3 aspek, yaitu 1) aspek produksi: tegakan benih, musim

    buah, potensi produksi benih, pengumpulan, ekstraksi dan sortasi; 2) aspek pengujian: kemurnian,

    kadar air, perlakuan pendahuluan, uji fisiologis dan biokimia, penyakit benih dan berat 1000 butir

    benih; 3) aspek penyimpanan: kadar air kritis, kondisi ruang simpan dan periode simpan.

    Pembiakan vegetatif dan pembibitan juga merupakan bagian dari penanganan benih.

    Untuk tujuan penyimpanan jangka menengah dan panjang, kadar air benih yang disarankan

    adalah 4-8%. Secara alami penurunan kadar air dapat dilakukan dengan cara menempatkan

    benih pada ruang terbuka yang memiliki kelembaban udara sekitar 15-20% dalam waktu yang

    lama, sehingga tercapai keseimbangan antara kadar air benih dengan kelembaban udara. Namun,

    pengeringan di udara terbuka sangat tergantung pada kondisi iklim setempat.

    Informasi detil terdapat pada buku Teknik Penanganan Benih Ortodok (2003) yang diterbitkan

    oleh Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan, yang memuat teknik penangananbenih 5 jenis pohon yakni merbau, kayu kuku, tisuk, pelita dan krasikarpa.

    Aplikasi

    Penyusun : Dida Syamsuwida, Rina Kurniaty, Naning Yuniarti, Zaenal Abidin, Hasan Royani

    Unit Kerja : Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor

    E-mail : [email protected] dan [email protected]

    Gambar : Koleksi BPTPTH Bogor

    Info detil : www.forda-mof.org/publikasi

    Keterangan

    Penelitian mengenai penanganan benih ortodok sudah banyak dilakukan, namun

    belum seluruh informasi disajikan secara komprehensif. Oleh karena itu perlu

    segera diterbitkan pedoman penanganan benih ortodok yang memuat lebih banyak

    jenis benih.

    Tantangan

    Jenis pohon yang benihnya termasuk benih ortodok antara lain merbau ( Intsia bijuga), kayu kuku

    (Pericopsis mooniana), tisuk (Hibiscus macrophyllus), pelita (Eucalyptus pellita), krasikarpa (Acacia

    crassicarpa), ampupu (Eucalyptus urophylla S.T.Blake), asam jawa (Tamarindus indica L.), bungur

    (Langersstroemia speciosa (l.) Pers.), dan masih banyak lagi.

    Deskripsi(lanjutan)

    Benih TisukFoto:Koleksi BPTPTH Bogor

    Benih Intsia bijugaFoto: Koleksi BPTPTH Bogor

    26

  • 7/29/2019 penanganan BENIH REKALSITRAN

    5/6

    Teknik Penanganan Benih Rekalsitran

    utan alam tropis Indonesiamemiliki kekayaan jenisHpohon yang tinggi. Namun

    banyak jenis diantaranya

    mengalami penurunan populasi di

    alam. Upaya penyelamatan jenis

    tersebut dalam bentuk perbaikan

    hutan alam dan penanaman di

    hutan tanaman seringkali terkendala

    oleh sifat benih yang rekalsitran.

    Benih rekalsitran ini diketahui

    memiliki keterbatasan yaitu cepat

    menurunnya viabilitas benih sejalan

    dengan menurunnya kadar air dan

    kecepatan kerusakan sel akibat

    pengeringan dan temperatur

    rendah.

    Oleh karena itu, diperlukan

    pengetahuan dalam menangani

    benih rekalsitran baik penyimpanan

    dan transportasi sampai ke tempat

    penanaman.

    Benih rekalsitran adalah benih yang cepat rusak (viabilitas menurun) apabila diturunkankadar airnya, dan tidak tahan disimpan pada suhu dan kelembaban rendah. Penurunankadar air pada biji tipe ini akan berakibat penurunan viabilitas biji hingga kematian.

    Beberapa jenis pohon yang memiliki sifat benih rekalsitran, diantaranya adalah meranti(Shorea selanica), gaharu (Aquilaria malaccensis), damar (Agathis sp.), Kemenyan (Styraxbenzoin), Mimba (Azadirachta indica), Bakau (Rhizophora apiculata), dan Nyamplung(Calophyl lum inophyllum).

    SemaiAgathissp siap sapihFoto: Koleksi BPTPTH Bogor

    D e s kr i ps i

    27

    Pohon dan buah Agathis lorantifolia sp.Foto: Kiki Kiswanto

    12

  • 7/29/2019 penanganan BENIH REKALSITRAN

    6/6

    Aplikasi

    Penyusun : Naning Yuniarti, Dida Syamsuwida, Aam Aminah, Evayusvita Rustam, Ateng R. Hidayat

    Unit Kerja : Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan (BPTPTH) Bogor

    E-mail : [email protected] dan [email protected]

    Gambar : Koleksi BPTPTH Bogor

    Info detil : www.forda-mof.org/publikasi

    Keterangan

    Penelitian mengenai penanganan benih rekalsitran sudah banyak dilakukan,

    namun belum seluruh informasi disajikan secara komprehensif. Oleh karena

    itu perlu segera diterbitkan pedoman penanganan benih rekalsitran.

    Tantangan

    Penyimpanan benih

    Benih rekalsitran dapat disimpan dalam bentuk semai. Benih segar yang dikumpulkan, segera disemaikan dalam polybag, kemudian

    dibiarkan tumbuh sehingga mencapai tinggi tertentu dan disimpan dengan memberi bahan pengatur pertumbuhan atau memanipulasi

    kondisi ruang simpan untuk menghambat pertumbuhan selama penyimpanan. Setelah penyimpanan, dilakukan pengujian di lapangan

    terhadap kualitas semai yang meliputi daya tumbuh dan daya hidupnya.

    Manipulasi faktor lingkungan dengan mengurangi intensitas cahaya (650 lux) dan suhu (25 C) terhadap kondisi tempat simpan

    dikombinasikan dengan pemberian paklobutrazol 250 ppm dapat mengurangi kecepatan pertumbuhan semai damar hingga 29% selama

    penyimpanan 6 bulan dengan persentase tumbuh 97 - 99%.

    Transportasi benih

    Benih rekalsitran sebaiknya dikemas dalam wadah yang terbuat dari bahan kedap air namun tidak kedap udara. Pengemasan harus mampu

    melindungi benih dari kerusakan baik faktor mekanis maupun lingkungan. Faktor lingkungan seperti kelembaban dan suhu kemasan selama

    pengiriman perlu diatur sesuai kebutuhan benih rekalsitran. Kelembaban dan suhu yang tidak terlalu tinggi baik untuk benih rekalsitran.

    Penambahan media yang lembab seperti serbuk sabut kelapa atau serbuk gergaji olahan dapat membantu menjaga kelembaban dan

    melindungi benih dari benturan selama pengiriman.

    Teknik pengemasan benih rekalsitran jenis damar yang terbaik dengan memasukkan benih ke dalam besek dengan media serbuk sabut

    kelapa yang dimasukkan ke dalam kantong kain blacu. Sedangkan alat transportasi yang terbaik untuk transportasi benih damar adalah

    mobil bak terbuka. Dengan perlakuan perlakuan ini dapat menghasilkan nilai daya berkecambah sebesar 77,67%, kecepatan berkecambah

    7,8%/hari, dan kadar air benih 43,40%.

    28