teknik operasi laparotomi

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu bedah adalah cabang ilmu pengobatan atau terapi yang mengusahakan pulihnya keadaan normal akibat suatu gangguan atau penyakit dengan menggunakan alat (instrumen), tangan (manual) dan mekanis. Dokter hewan merupakan profesi yang melingkupi scala yang cukup luas dan meliputi semua sistem dalam tubuh hewan, sehingga tidak hanya menyentuh area superficial dalam proses pengobatan, seorang dokter hewan pada praktiknya nanti akan tetap membutuhkan tindakan pembedahan. Tindakan pembedahan selain bertujuan untuk menyelamatkan jiwa pasien, juga dapat dijadikan suatu sarana untuk mendiagnosa suatu penyakit, salah satu jenis pembedahan yang dapat digunakan mendiagnosa penyakit adalah laparotomi. Laparotomi adalah prosedur pembedahan yang melibatkan sayatan melalui dinding perut untuk mendapatkan akses ke dalam rongga perut. Operasi ini dilakukan untuk memeriksa organ-organ perut dan membantu masalah diagnosis, termasuk rasa sakit dibagian perut. Beberapa penyakit yang bisa didiagnosa dengan melakukan laparotomy adalah appendicitis, hernia, kista ovarium, kanker

Upload: satriayanuwardani

Post on 29-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

book

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Operasi Laparotomi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu bedah adalah cabang ilmu pengobatan atau terapi yang

mengusahakan pulihnya keadaan normal akibat suatu gangguan atau

penyakit dengan menggunakan alat (instrumen), tangan (manual) dan

mekanis.

Dokter hewan merupakan profesi yang melingkupi scala yang cukup

luas dan meliputi semua sistem dalam tubuh hewan, sehingga tidak hanya

menyentuh area superficial dalam proses pengobatan, seorang dokter hewan

pada praktiknya nanti akan tetap membutuhkan tindakan pembedahan.

Tindakan pembedahan selain bertujuan untuk menyelamatkan jiwa pasien,

juga dapat dijadikan suatu sarana untuk mendiagnosa suatu penyakit, salah

satu jenis pembedahan yang dapat digunakan mendiagnosa penyakit adalah

laparotomi.

Laparotomi adalah prosedur pembedahan yang melibatkan sayatan

melalui dinding perut untuk mendapatkan akses ke dalam rongga perut.

Operasi ini dilakukan untuk memeriksa organ-organ perut dan membantu

masalah diagnosis, termasuk rasa sakit dibagian perut. Beberapa penyakit

yang bisa didiagnosa dengan melakukan laparotomy adalah appendicitis,

hernia, kista ovarium, kanker serviks, kanker ovarium, kanker tuba falopii,

kanker uterus, kanker hati, kanker lambung, kanker kolon, kanker kandung

kemih, kehamilan ektopik, mioma uteri, peritonitis dan pankreatitis.

I.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan

ini kami dapat memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami

mengemukakan rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah :

1. Apa itu Laparotomi?

2. Nagaimana teknik pelaksanaan operasi laparotomi?

Page 2: Teknik Operasi Laparotomi

I.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Bedah Veteriner Umum

2. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan operasi

3. Untuk menambah pengetahuan tentang Laparotomi

I.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui tata cara pelaksanaan operasi.

2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Laparotomy.

Page 3: Teknik Operasi Laparotomi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknik Pembedahan/Operasi

a) Pengertian

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian

tubuh yang akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya

menggunakan sayatan. Setelah bagian yang ditangani ditampilkan,

dilakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan penutupan dan

penjahitan luka.

b) Tahap-tahap Pembedahan

1. Tahap pra bedah (pre operasi)

2. Tahap pembedahan (intra operasi)

3. Tahap pasca bedah (post operasi)

2.2 Laparotomi

Laparotomi berasal dari dua kata terpisah, yaitu laparo dan tomi.

Laparo sendiri berati perut atau abdomen sedangkan tomi berarti

penyayatan. Laparotomi adalah prosedur pembedahan yang melibatkan

sayatan melalui dinding perut untuk mendapatkan akses ke dalam rongga

perut. Hal ini juga dikenal sebagai celiotomi. Operasi ini dilakukan untuk

memeriksa organ-organ perut dan membantu masalah diagnosis, termasuk

rasa sakit dibagian perut. Dalam banyak kasus, masalah yang telah

teridentifikasi biasanya bisa ditangani selama laparotomi. Dalam kasus lain,

operasi kedua mungkin diperlukan. Nama lain untuk Laparotomi adalah

eksplorasi perut atau ex-lap. Laparotomi biasanya bersifat untuk penyakit

yang belum diketahui, dan laparotomi dianggap cara terbaik untuk

mengidentifikasi penyebabnya.

Sebelum melakukan prosedur laparotomi, ada beberapa hal yang perlu

menjadi pertimbangan dokter dalam menentukan tindakan laparotomi yaitu

Page 4: Teknik Operasi Laparotomi

menanyakan tentang riwayat medis si pasien kepada pemilik pasien,

menjelaskan operasi dan mendiskusikan kepada pemilik pasien jika ada

operasi lanjutan setelah diagnosis dibuat.

Tindakan laparotomi biasa dipertimbangkan atas indikasi :

appendicitis, hernia, kista ovarium, kanker serviks, kanker ovarium, kanker

tuba falopii, kanker uterus, kanker hati, kanker lambung, kanker kolon,

kanker kandung kemih, kehamilan ektopik, mioma uteri, peritonitis dan

pankreatitis. Oleh sebab itu, ada beberapa jenis bedah yang termasuk dalam

laparotomi yaitu seksio cesarea, ovariohysterectomy, hysterectomy,

enterotomy, enterectomy, cystotomy, gastrotomy, splenectomy, nephrotomy,

nephrectomy, dan pembedahan untuk tujuan diagnostik.

Anastesi yang digunakan adalah anastesi umum yang biasa dilakukan

pada hewan kecil atau anastesi regional (anastesi epidural, paravertebral)

yang biasa dilakukan pada hewan besar. Selain itu, pada hewan besar dapat

dilakukan dengan anastesi lokal infiltrasi.

2.2.1 Lokasi Operasi

Laparotomi terdiri dari tiga jenis yaitu laparotomi flank, median dan

paramedian. Masing-masing jenis laparotomi ini dapat digunakan sesuai

dengan fungsi, organ target yang akan dicapai, dan jenis hewan yang akan

dioperasi. Umumnya pada hewan kecil laparotomi yang dilakukan adalah

laparotomi medianus dengan daerah orientasi pada bagian abdominal

ventral tepatnya di linea alba (midline/garis median), pada median kiri dan

kanan atau incisi tranversal pada dinding abdomen. Incisi pada garis

median tepat dilakukan pada garis tengah abdomen dan linea alba, sehingga

tidak terjadi perdarahan karena tidak ada pembuluh darah atau syaraf yang

terincisi.

Incisi paramedian merupakan irisan longitudinal disamping garis

median kira-kira 1 cm sejajar dengan garis median dapat

diperluas/diperpanjang sesuai dengan tujuan operasi. Incisi paramedian

beresiko terjadinya pendarahan. Incisi tranversal dinding abdomen

dilakukan dengan memotong serabut-serabut otot abdomen, disini akan

Page 5: Teknik Operasi Laparotomi

terjadi perdarahan karena terpotongnya serabut-serabut otot dan pembuluh

darah. Pemilihan daerah incisi dinding abdomen diatas dilakukan sesuai

dengan tujuan operasinya.

Jenis laparotomy pada bagian flank biasa dilakukan pada hewan besar,

dapat dilakukan pada bagian flank kanan atau kiri dengan posisi hewan

berdiri.

2.2.2 Teknik Operasi

Pada hewan kecil dapat dilakukan incisi pada ventral abdomen

melalui linea alba (midline/garis median) karena pada linea alba tidak

terdapat syaraf dan pembuluh darah, para median kiri dan kanan atau incisi

tranversal pada dinding abdomen.

Pada hewan betina dapat dilakukan teknik bedah:

Gambar 1. Teknik Incisi penutupan garis tengah abdomen pada hewan betina

Page 6: Teknik Operasi Laparotomi

a. Hewan dipersiapkan untuk prosedur pembedahan dan diletakkan

pada posisi rebah dorsal. Dibuat insisi (irisan/sayatan) pada

kulit dan jaringan subkutan (Gambar 1. 1).

b. Hemorrhagea (perdarahan) dikontrol dengan menggunakan

arteri klem kecil (mosquito forceps). Tepi insisi dikuakkan

dengan cara membuka pinset yang dipegang dengan tangan kiri.

Dengan skalpel insisi dilanjutkan sampai mencapai linea alba.

Bila linea alba telah terlihat dilakukan insisi pendek bersama

dengan peritoneum sampai rongga abdomen (Gambar 1.2).

c. Pinset (grooved director) diselipkan ke dalam insisi pendek tadi

dan secara hati-hati pinset dibuka dan diangkat ke atas untuk

mengakat garis insisi. Selanjutnya insisi diperpanjang dengan

melakukan irisan di antara pinset (hati-hati terhadap struktur

organ di bawahnya) (Gambar 1. 3)

d. Pinset diarahkan ke arah yang berlawanan dan insisi dengan

skalpel diteruskan ke arah cranial sampai panjang yang

diinginkan (Gambar 1. 4.).

e. Dinding abdomen ditutup dengan jahitan terputus pada

peritoneum bersama dengan linea alba (gambar 1.5.)

f. Untuk memperkuat jahitan utama ini, diberikan jahitan penguat

pada m. rectus abdominis bagian ventral dengan jahitan mattress

ataumenerus (Continuous pattern) (Gambar 1.6.)

g. Pada hewan gemuk, jaringan subkutan dijahit dengan pola

jahitan mattress vertical inverting, dan kulit ditutup dengan pola

jahitan sederhana terputus (simple interrupted) (Gambar 1.7.)

Page 7: Teknik Operasi Laparotomi

Sedangkan pada hewan jantan, dilakukan teknik bedah :

Gambar 2. Teknik Laparotomi pada hewan jantan

a. Hewan dipersiapkan untuk prosedur pembedahan, dan

diletakkan pada posisi rebah dorsal (dorsal recumbency).

b. Insisi kulit dimulai dari umbilicus dan ketika sampai di depan

preputium berbelok ke arah lateral, dan dilanjutkan ke kaudal

sampai tepi pelvis (Gambar 2. 1).

c. Vena epigastrica recurrent superficialis diligasi (diikat) rangkap

dan dipotong dekat ujung preputium (Gambar 2.2 dan 2.3).

d. Jaringan ikat di bawah penis dipreparasi dengan menggunakan

skalpel sampai dapat disingkapkan ke arah lateral sehingga linea

alba terlihat.

e. Rongga abdomen dibuka dengan melakukan insisi peritoneum

sepanjang garis linea alba. Pertama-tama dibuat insisi secara

hati-hati sepanjang kira-kira 1 cm di linea alba sampai

Page 8: Teknik Operasi Laparotomi

peritoneum. Pinset diselipkan di dalam insisi tadi yang

bertindak sebagai penguak (retractor ) dan penuntun (director)

selanjutnya insisi diperpanjang dengan menggunakan skalpel

atau gunting. Dapat pula jari (grooved director) diselipkan di

dalam insisi untuk menguak dan menuntun skalpel serta

melindungi struktur organ di bawahnya (Gambar 2. 4.)

f. Penutupan dinding abdomen dengan pola jahitan sederhana

terputus (simple interrupted suture pattern) memakai benang cat

gut (absorbable) nomor 0 atau 00 pada peritoneum dan fascia

diikuti dengan jahitan penguat yang ditempatkan di m. rectus

abdominis di bagian ventral

g. Penis dikembalikan pada posisi normal dan difiksasi dengan

fascia memakai cat gut, hindarilah terjadinya dead-space. Insisi

kulit kemudian ditutup dengan cara yang biasanya (semestinya).

Selain teknik tersebut di atas, laparotomi yang digunakan untuk

pembedahan pada ren, lien, discus intervertebralis lumbalis, digunakan

teknik incise paracostal, yang tekniknya adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Teknik Incisi Paracostal

Page 9: Teknik Operasi Laparotomi

a. Hewan dipersiapkan untuk prosedur pembedahan dengan

diletakkan pada posisi rebah lateral kanan atau kiri (Gambar 3.1

dan 3.1a.). Di bagian caudal tulang rusuk (Costae) terakhir

dibuat insisi kulit sepanjang kira-kira 2-3 cm mulai dari loin (m.

psoas) sampai hampir di bagian garis tengah abdomen.

b. Jaringan lemak dan subkutan dipotong dengan gunting dan

dipreparasi (preparir) ke bawah sampai m. obliqus abdominis

externa (Gambar 3.2.). Perhatikan perpaduan antara serabut otot

dan aponeurosa tepat di bawah pertengahan insisi.

c. Aponeurosa m obliqus abdominis externa diinsisi dengan

skalpel atau gunting dan diperpanjang dengan gunting (Gambar

3.3.).

d. Musculus obliqus abdominis interna diinsisi dengan cara yang

sama (Gambar 3.4.).

e. Musculus transversus abdominis dan peritoneum diinsisi dengan

skalpel dan diperpanjang dengan gunting (Gambar 3.5.).

f. Bagian pinggir m. transversus dan peritoneum dikuakkan

dengan allis forceps (forceps jaringan) (Gambar 3.6.)

Pada hewan besar, setelah kulit, akan terincisi muskulus abdominalis

externa dan interna kemudian obliqus abdominalis, serta muskulus

tranversus abdominalis. Setelah operasi selesai, peritoneum dijahit

(continous dengan catgut 2-0 atau 3-0). Kemudian dilanjutkan dengan

penjahitan fascia, otot-otot dan kulit. Untuk kulit, dijahit dengan benang

non absorbable silk, linen, umbilical tape atau yang lain dengan metode

jahitan matras atau jahitan simple interrupted. Bekas incisi pada kulit dapat

ditutup dengan flexible collodion dan benang jahit pada kulit dapat diambil

setelah 10-14 hari.

Page 10: Teknik Operasi Laparotomi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembedahan atau operasi adalah cara pengobatan yang menggunakan cara

invasif dengan membuka bagian tubuh yang akan ditangani. Tahapan operasi

meliputi pre operasi, intra operasi, dan post operasi.

Laparotomy adalah prosedur pembedahan yang melibatkan sayatan besar

melalui dinding perut untuk mendapatkan akses ke dalam rongga perut. Hal ini

juga dikenal sebagai celiotomy. beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan

dokter dalam menentukan tindakan Laparotomy yaitu menanyakan tentang

riwayat medis sipasien kepada pemilik pasien, menjelaskan operasi dan

mendiskusikan kepada pemilik pasien jika ada operasi lanjutan setelah diagnosis

dibuat. Pada hewan besar, operasi dapat dilakukan pada bagian flank kanan atau

kiri dengan posisi hewan berdiri. Sedangkan pada hewan kecil, dapat dilakukan

incisi pada ventral midline dengan posisi hewan dorsal recumbency. Anastesi

yang digunakan adalah anastesi umum atau anastesi regional (anastesi epidural,

paravertebral). Kemungkinan komplikasi Laparotomy meliputi perdarahan,

infeksi, kerusakan organ internal, pembentukan jaringan parut, pada beberapa

kasus penyumbatan usus atau sakit perut yang mungkin disebabkan oleh adhesi

juga dapat terjadi.

Page 11: Teknik Operasi Laparotomi

DAFTAR PUSTAKA

Animal Care and Use Committee. 2012. Guidelines for Surgical Procedures. University of California, Berkeley

Anonim. 2010. Pembedahan/Operasi. Terdapat pada : http://b11nk.wordpress.com/2010/11/21/pembedahanoperasi/. Diakses pada tanggal 12 April 2014

Anonim. 2013. Laparotomy. Terdapat pada : http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Laparotomy. Diakses pada tanggal 12 April 2014

Morris-Stiff G. 2001. Teknik Bedah Umum. Jakarta : FARMEDIA

Sudisma, I Gusti Ngurah, dkk. 2006. Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Denpasar : Udayana University Press

Vermunt, Jos J. 2011. Surgical Diagnostic Procedures in Cattle: an Overview. Australia : School of Veterinary & Biomedical Sciences, James Cook University