teknik budidaya rumput laut dengan metode tali panjang

24
TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE TALI PANJANG Home Tujuan Anggota Contact Us Kegiatan IPTEK Informasi Kuliah Links Oleh : Wisnu Sujatmiko dan Wisman Indra Angkasa Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut atau dikenal dengan sebutan lain ganggang laut, seaweed atau atau agar- agar. Salah satu dari jenis rumput laut yang sudah dibudidayakan secara intensif adalah Eucheuma sp di wilayah perairan pantai. Hasil proses ekstraksi rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau sebagai bahan tambahan untuk industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, cat dan lain-lain. Selain itu digunakan pula sebagai pupuk hijau dan komponen pakan ternak maupun ikan. Dengan semakin luasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut dalam berbagai industri, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan rumput laut Eucheuma sp sebagai bahan baku. Selain untuk kebutuhan ekspor, pangsa pasar dalam negeri cukup penting karena selama ini industri pengolahan rumput laut sering mengeluh kekurangan bahan baku. Melihat peluang tersebut, pengembangan komoditas rumput laut memiliki prospek yang cerah karena memiliki nilai ekonomis yang penting dalam menunjang pembangunan perikanan baik kaitannya dengan peningkatan ekspor non migas, penyediaan bahan baku industri dalam negeri, peningkatan konsumsi dalam negeri maupun meningkatkan pendapatan petani/nelayan serta memperluas lapangan kerja. Budidaya rumput laut Eucheuma sp yang sudah biasa

Upload: hermansjah-haribono-adela

Post on 04-Jul-2015

586 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE TALI PANJANG

Home

Tujuan

Anggota

Contact Us

Kegiatan

IPTEK

Informasi Kuliah

Links

Oleh : Wisnu Sujatmiko dan Wisman Indra Angkasa

Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut atau dikenal dengan sebutan lain ganggang laut, seaweed atau atau agar-agar. Salah satu dari jenis rumput laut yang sudah dibudidayakan secara intensif adalah Eucheuma sp di wilayah perairan pantai.

Hasil proses ekstraksi rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau sebagai bahan tambahan untuk industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, cat dan lain-lain. Selain itu digunakan pula sebagai pupuk hijau dan komponen pakan ternak maupun ikan.

Dengan semakin luasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut dalam berbagai industri, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan rumput laut Eucheuma sp sebagai bahan baku. Selain untuk kebutuhan ekspor, pangsa pasar dalam negeri cukup penting karena selama ini industri pengolahan rumput laut sering mengeluh kekurangan bahan baku. Melihat peluang tersebut, pengembangan komoditas rumput laut memiliki prospek yang cerah karena memiliki nilai ekonomis yang penting dalam menunjang pembangunan perikanan baik kaitannya dengan peningkatan ekspor non migas, penyediaan bahan baku industri dalam negeri, peningkatan konsumsi dalam negeri maupun meningkatkan pendapatan petani/nelayan serta memperluas lapangan kerja.

Budidaya rumput laut Eucheuma sp yang sudah biasa dilakukan oleh petani/nelayan adalah dengan menggunakan metode rakit apung (floating raft method) dan metode lepas dasar (off bottom method), metode ini sangat tepat diterapkan pada areal perairan antara interdal dan subtidal dimana pada saat air surut terendah dasar perairan masih terendam air serta lebih banyak memanfaatkan perairan yang relatif dangkal. Oleh karena itu untuk melakukan pengembangan budidaya rumput laut tersebut sangat terbatas apalagi beberapa lokasi perairan pantai di Indonesia pada waktu surut terendah dasar perairannya kering. Dengan demikian perlu adanya metode lain yang bisa memanfaatkan perairan-perairan yang relatif dalam yang selama

Page 2: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

ini kurang dimanfaatkan walaupun sebenarnya mempunyai potensi lebih besar apabila dimanfaatkan secara optimal.

Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai teknik budidaya rumput laut Eucheuma sp di perairan pantai dengan metode tali panjang (longline method) yang dapat diterapkan diperairan yang relatif dalam maupun perairan dangkal yang mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dibanding-kan dengan metode lain. Metode ini sudah diterapkan dan dimasyarakatkan kepada petani/nelayan rumput laut di Propinsi Nusa Tenggara Barat dan memberikan hasil yang menggembirakan.

Persyaratan lokasi dan lahan

Lahan budidaya Eucheuma sp yang cocok terutama sangat ditentukan oleh kondisi ekologis yang meliputi kondisi lingkungan fisik, kimia dan biologi. Adapun persyaratan lahan budidaya Eucheuma sp adalah :

* Lokasi budidaya harus terlindung dari hempasan langsung ombak yang kuat. * Lokasi budidaya harus mempunyai gerakan air yang cukup. Kecepatan arus yang cukup untuk budidaya Eucheuma sp 20 – 40 cm/detik. * Dasar perairan budidaya Eucheuma sp adalah dasar perairan karang berpasir. * Pada surut terendah lahan budidaya masih terendam air minimal 30 cm. * Kejernihan air tidak kurang dari 5 m dengan jarak pandang secara horisontal. * Suhu air berkisar 27 – 30 oC dengan fluktuasi harian maksimal 4oC. * Salinitas (kadar garam) perairan antara 30 – 35 permil (optimum sekitar 33 permil). * pH air antara 7 – 9 dengan kisaran optimum 7,3 – 8,2 * Lokasi dan lahan sebaiknya jauh dari pengaruh sungai dan bebas dari pencemaran. * Sebaiknya dipilih perairan yang secara alami ditumbuhi berbagai jenis makro algae lain seperti Ulva, Caulerpa, Padina, Hypnea dan lain-lain sebagai sp indikator.

Bibit

# Bibit harus dipilih dari thallus yang muda, segar, keras, tidak layu dan kenyal. # Berat bibit pada awal penanaman + 100 gram per ikat. # Bibit sebaiknya disimpan di tempat yang teduh dan terlindung dari sinar matahari atau direndam di laut dengan menggunakan kantong jaring.

Page 3: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

Metode tali panjang

Metode tali panjang (long line method) pada prinsipnya hampir sama dengan metode rakit tetapi tidak menggunakan bambu sebagai rakit, tetapi menggunakan tali plastik dan botol aqua bekas sebagai pelampungnya. Metode ini dimasyarakatkan karena selain lebih ekonomis juga bisa diterapkan di perairan yang agak dalam. Keuntungan metode ini antara lain:

* tanaman cukup menerima sinar matahari; * tanaman lebih tahan terhadap perubahan kualitas air; * terbebas dari hama yang biasanya menyerang dari dasar perairan; * pertumbuhannya lebih cepat; * cara kerjanya lebih mudah; * biayanya lebih murah; * kualitas rumput laut yang dihasilkan baik.

Saat ini para petani/nelayan di perairan NTB umumnya mengem-bangkan usaha budidaya rumput laut Eucheuma sp dengan metode tali panjang, dan tentunya metode ini dapat diterapkan dan dikembangkan oleh petani/nelayan di wilayah lain di Indonesia. Persiapan pembuatan kontruksinya yang meliputi persiapan lahan dan peralatan sebagai berikut :

a. Material

# Tali plastik diameter 9 mm (sebagai tali utama dan tali jangkar).

# Tali plastik diameter 4 mm (sebagai tali ris tempat untuk mengikatkan bibit). # Tali rafia (sebagai pengikat bibit). # Bibit rumput laut (jenis Eucheuma sp ). # Botol plastik bekas/gabus (sebagai pelampung). # Patok bambu/kayu atau batu karang (sebagai jangkar). # Pisau. # Perahu.

b. Prosedur

# Ukuran unit yang dipakai biasanya 15 x 30 m2. # Siapkan material budidaya seperti yang tersebut pada butir a. # Potong tali ris sepanjang 30,5 m sebanyak 15 buah. # Potong tali utama sepanjang 17 m sebanyak 2 buah. # Potong tali jangkar yang panjangnya disesuaikan dengan kedalaman perairan pada waktu pasang tertinggi sebanyak 4 buah. # Rentangkan kedua tali utama pada lokasi perairan yang telah dipilih dengan posisi saling berhadapan dengan jarak 30 m dan

Page 4: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

ikatkan tali jangkar pada kedua ujungnya yang sebelumnya dibebani batu karang atau diikatkan pada patok bambu/kayu yang ditancapkan sebelumnya kemudian disudut-sudutnya dipasang pelampung. # Ikat bibit yang telah diseleksi dengan tali rafia dengan berat masing-masing sekitar 100 gram/ikat kemudian bibit tersebut diikatkan pada tali ris. # Jarak tiap ikat bibit yang diikatkan pada tali ris sekitar 25 cm kemudian setelah semua tali ris terisi oleh bibit maka segera diangkut menuju lokasi budidaya dengan perahu. # Rentangkan tali ris kemudian ikatkan pada tali utama dikedua ujungnya dengan jarak masing-masing tali ris sekitar 1 m. # Pengikatan tali ris pada tali utama disesuaikan sehingga jarak tanaman dari permukaan air sekitar 30 sampai 50 cm. # Setelah tali ris diikat semua maka ikatkan pelampung botol plastik bekas pada tali ris, masing-masing ris sebanyak 10 buah dengan jarak sekitar 3 m.

Untuk lebih jelasnya mengenai budidaya Eucheuma sp dengan metode tali panjang dapat dilihat pada gambar 1.

Perawatan dan panen

Dalam usaha budidaya rumput laut, perawatan tanaman adalah sangat penting. Kegiatan perawatan meliputihal hal sebagai berikut:

* membersihkan tanaman dari kotoran yang melekat, endapan atau tumbuhan lain yang menempel; * mengganti tanaman yang rusak dengan tanaman yang baru atau tanaman yang pertumbuhannya baik; * memperbaiki konstruksi yang rusak seperti jangkar tercabut, atau tali-tali lepas atau putus.

Gambar 1. Rumput laut dalam masa pertumbuhan dengan metode rawai (long line method)

Page 5: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

Gambar 2. Rumput laut hasil panen yang siap dijemur

Tanaman sudah dapat dipanen dengan cara panen total (full harvest) setelah berumur 45 – 60 hari sejak ditanam. Panen dilakukan dengan cara mengangkat seluruh tanaman, sedangkan pelepasan tanaman dari tali ris dilakukan di darat. Penanaman kembali dilakukan dengan memilih bagian ujung tanaman yang masih muda dan bagian pangkal tanaman yang merupakan bagian yang tua dikeringkan karena memiliki kandungan karaginan yang tinggi.

Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara menggunakan alat pengering (oven) atau secara alami dengan menjemur dengan sinar matahari. Yang murah dan praktis adalah dengan cara dijemur dengan sinar matahari selama 2 – 3 hari, tergantung kondisi panas matahari. Dalam penjemuran ini harus menggunakan alas, seperti para-para, terpal plastik dan lain-lain untuk menghindari tercampurnya rumput laut hasil panen dengan kotoran seperti pasir atau kerikil dan lain-lain. Setelah kering dan bersih dari segala macam kotoran maka rumput laut dimasukkan kedalam karung plastik untuk kemudian siap dijual atau disimpan di gudang. Pada waktu penyimpanan hindari kontaminasi dengan minyak atau air tawar. Proses penjemuran dan penyimpanan sangat perlu mendapat perhatian, karena meskipun hasil panennya baik akan tetapi bila penanganan pasca panennya kurang baik maka akan mengurangi kualitas rumput laut.

PENUTUP

Budidaya Eucheuma sp dengan metode tali panjang saat ini merupakan metode yang paling baik dan efisien dibandingkan dengan metode lain. Rata-rata laju pertumbuhan rumput laut dengan metode ini di Propinsi Nusa Tenggara Barat sekitar 4% sampai 6% perhari. Petani/nelayan rumput laut di NTB yang menggunakan metode ini dengan mempunyai areal budidaya sekitar 5 are tiap bulannya mendapat tambahan penghasilan Rp.

Page 6: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

350.000,-.

Kontak person:

Wisnu Sujatmiko Direktorat Kebijaksanaan Pengembangan & Penerapan Teknologi II - BPPT Gedung II BPPT Lt.15 Jl. MH. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Telp. (021) 316- 9418 Fax. (021) 316- 9516

TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT

Home

Tujuan

Anggota

Contact Us

Kegiatan

IPTEK

Informasi Kuliah

Links

Oleh: Wisman Indra Angkasa, Heri Purwoto, Jana Anggadiredja

Rumput laut untuk bahan membuat agar gracilaria sp adalah rumput laut yang termasuk pada kelas alga merah (Rhodophyta) dengan nama daerah yang bermacam-macam, seperti: sango-sango, rambu kasang, janggut dayung, dongi-dongi, bulung embulung, agar-agar karang, agar-agar jahe, bulung sangu dan lain-lain.

Rumput laut marga gracilaria banyak jenisnya, masing-masing memiliki sifat-sifat morfologi dan anatomi yang berbeda serta dengan nama ilmiah yang berbeda pula, seperti: gracilaria confervoides, gracilaria gigas, gracilaria verucosa, gracilaria lichenoides, gracilaria crasa, gracilaria blodgettii, gracilaria arcuata, gracilaria taenioides, gracilaria eucheumoides, dan banyak lagi. Beberapa ahli menduga bahwa rumput laut marga

Page 7: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

gracilaria memiliki jenis yang paling banyak dibandingkan dengan marga lainnya.

Rumput laut gracilaria umumnya mengandung agar, ager atau disebut juga agar-agar sebagai hasil metabolisme primernya. Agar-agar diperoleh dengan melakukan ekstraksi rumput laut pada suasana asam setelah diberi perlakuan basa serta diproduksi dan dipasarkan dalam berbagai bentuk, yaitu: agar-agar tepung, agar-agar kertas dan agar-agar batangan dan diolah menjadi berbagai bentuk penganan (kue), seperti pudding dan jeli atau dijadikan bahan tambahan dalam industri farmasi. Kandungan serat agar-agar relatif tinggi, karena itu dikonsumsi pula sebagai makanan diet. Melalui proses tertentu agar-agar diproduksi pula untuk kegunaan di laboratorium sebagai media kultur bakteri atau kultur jaringan.

Sejak berabad lalu, nenek moyang kita telah memanfaatkan gracilaria sebagai makanan. Baik dimasak dengan air kelapa atau dengan air santan dan gula, rumput laut dibuat penganan atau dimasak oseng-oseng atau tumis. Di beberapa daerah pesisir di wilayah nusantara ini, gracilaria diyakini dapat dimakan sebagai pencegah GAKI. Hal ini semakin jelas dari beberapa hasil penelitian, ternyata beberapa jenis gracilaria banyak mengandung Iodium.

Tempat tumbuh dan perkembangbiakan

Seperti pada alga kelas lainya, morfologi rumput laut gracilaria tidak memiliki perbedaan antara akar, batang dan daun. Tanaman ini berbentuk batang yang disebut dengan thallus (jamak: thalli) dengan berbagai bentuk percabangannya. Secara alami gracilaria hidup dengan melekatkan (sifat benthic) thallusnya pada substrat yang berbentuk pasir, lumpur, karang, kulit kerang, karang mati, batu maupun kayu, pada kedalaman sampai sekitar 10 sampai 15 meter di bawah permukaan air yang mengandung garam laut pada konsentrasi sekitar 12o/oo - 30o/oo. Sifat-sifat oseanografi, seperti sifat kimia-fisika air dan substrat, macamnya substrat serta dinamika/pergerakan air,

Page 8: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

merupakan faktor-faktor yang sangat menentukan pertumbuhan gracilaria.

Perkembangbiakan gracilaria pada garis besarnya melalui dua cara, yaitu :

1. Tidak kawin

# vegetasi, yaitu dengan cara penyetekan; # konyugasi, yaitu dengan cara peleburan dinding sel sehingga terjadi pencampuran protoplasma dari dua atau lebih thalli; # penyebaran spora yang terdapat pada kantung spora (carpospora, cystocarp).

2. Kawin

# Perkawinan antara gamet-gamet yang dihasilkan dari gametofit yang merupakan hasil germinasi dari spora.

Teknik Budidaya

Budidaya gracilaria sudah sejak lama dikembangkan di beberapa negara seperti Taiwan dan Chile. Di Indonesia pengembangan budidaya gracilaria baru dimulai sejak tahun 1985, melalui kegiatan pengkajian yang dilakukan Tim Rumput Laut BPPT yang bekerjasama dengan instansi terkait dan pihak swasta.

Berdasarkan hasil kajian, gracilaria dapat dibudidayakan dengan beberapa metoda, yaitu: metoda dasar (bottom method) di dalam tambak dengan menebarkan bibit pada dasar tambak dan metoda lepas dasar (off bottom method) seperti budidaya Echeuma sp., yaitu dengan cara mengikat bibit pada tali ris (ropeline) kemudian diikatkan pada patok-patok atau pada rakit. Akhir-akhir ini dikembangkan pula budidaya gracilaria dengan metoda rakit (floating rack method) dan metoda rawai (longline method). Dalam tulisan ini diuraikan salah satu metoda budidaya gracilaria yang paling banyak digunakan, yaitu metoda dasar di dalam tambak, yang didasarkan pada hasil-hasil pengkajian dan ujicoba oleh Tim Rumput Laut BPPT di beberapa daerah. Teknik budidaya Gracilaria dalam tambak ini sudah diterapkan dan dikembangkan di Kabupaten Sinjai, Takalar, Maros, Pangkep (Sulsel); Kabupaten Lamongan (Jatim); Kabupaten Sumbawa Besar (NTB).

Persyaratan umum

Tahap awal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan budidaya gracilaria dalam tambak, antara lain adalah keadaaan tambak yang akan digunakan (termasuk dasar tambak sebagai

Page 9: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

substrat), kualitas air dalam tambak dan sekitarnya, serta bibit tanaman baik mengenai jenis dan kualitasnya.

a. Keadaan Tambak

# Keadaan dasar tambak yang paling ideal adalah pasir yang mengandung lumpur atau tanah yang mengandung pasir dengan sedikit lumpur. Perlu diusahakan supaya dasar tambak tidak terlalu banyak mengandung lumpur (ketebalan lumpur maksimal 15 sampai 20 cm) dan bila dipandang perlu dapat dilakukan pengurasan lumpur. Beberapa alternatif bentuk/disain tambak dapat dilihat pada lampiran. # Tambak harus bersih dari tanaman lain yang dapat membusuk, terutama yang dapat meningkatkan derajat keasaman dasar tambak. Derajat keasaman (pH) dasar tambak berkisar antara 6 sampai 9 dan yang paling ideal adalah sekitar 6,8 sampai 8,2. Untuk mengurangi keasaman dapat dilakukan terlebih dahulu "penebaran kapur". # Tambak harus memiliki saluran air yang baik dan bersih (tidak terlalu banyak mengandung lumpur), serta setiap petak tambak diusahakan memiliki 2 (dua) buah pintu air, yang akan berfungsi sebagai pintu-pintu untuk air masuk dan air keluar. # Pasang-surut air laut harus mempengaruhi kondisi air di dalam tambak untuk melakukan pergantian air. # Gelombang atau arus air di dalam tambak (sebagai akibat angin atau pengaruh pasang surut) diupayakan tidak terlalu besar, sehingga tidak mengakibatkan berkumpulnya tanaman pada suatu tempat tertentu. Akan tetapi gelombang dan arus air di dalam tambak harus cukup untuk memberikan gerakan bagi tanaman. # Pematang tambak supaya diusahakan cukup rapih dan dapat digunakan sebagai sarana jalan dalam pengelolaan tambak dan/atau dapat difungsikan pula sebagai tempat penjemuran hasil panen dengan menggunakan alas.

b. Kualitas Air 1. Salinitas air berkisar antara 12o/oo - 30o/oo dan yang ideal sekitar 15o/oo - 25o/oo, 2. Suhu air berkisar antara 180C sampai 300C dan yang ideal sekitar 200C sampai 250 C. 3. pH air dalam tambak berkisar antara 6 sampai 9 dan yang ideal sekitar 6,8 sampai 8,2. 4. Air tidak mengandung lumpur sehingga kekeruhan (turbidity) air masih cukup bagi tanaman untuk menerima sinar matahari.

c. Bibit

Tanaman yang dipilih untuk bibit adalah gracilaria yang pada usia panennya memiliki "kandungan agar-agar" yang cukup tinggi dan memiliki "kekuatan gel" yang tinggi pula.

Page 10: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

Pemeriksaan di laboratorium oleh pakar sebelum tanaman dijadikan bibit dapat membantu memilih bibit yang baik dan dapat mencegah menyebarnya bibit yang berkualitas rendah. Bagian tanaman yang dipilih untuk bibit adalah thallus yang relatif masih muda dan sehat, yang diperoleh dengan cara memetik dari rumpun tanaman yang sehat pula dengan panjang sekitar 5 sampai 10 cm. Dalam memilih bibit perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) thallus yang dipilih masih cukup elastis; 2) thallus memiliki banyak cabang dan pangkalnya lebih besar dari cabangnya; 3) ujung thallus berbentuk lurus dan segar; 4) bila thallus digigit/dipotong akan terasa getas (britel); 5) bebas dari tanaman lain (epipit) dan kotoran lainnya.

Cara Tanam

# Tambak yang keadaan dan kualitas airnya sudah memenuhi syarat dibersihkan dari kotoran. # Tambak dikuras dengan mengeluarkan dan memasukan air laut pada saat pasang- surut sehingga air yang ada dalam tambak merupakan air segar (baru). # Bibit ditanam dengan cara menebarkannya secara merata di dalam tambak pada saat keadaan cuaca cukup teduh, yaitu pada pagi hari atau sore hari. # Kepadatan bibit untuk 1 (satu) hektar (ha):

* pada penanaman pertama ditebar sekitar 1 ton bibit per ha; * apabila pada panen pertama laju pertumbuhan perhari (DGR) tidak kurang dari 3%, atau hasil panen basah sekitar 4 kali berat bibit yang ditanam, maka pada penanaman kedua dapat ditebar dengan kepadatan menjadi 2 ton per hektar. * apabila DGR dapat mencapai di atas 4%, atau hasil panen basah sekitar 6 kali berat bibit yang ditanam, maka pada penanaman berikutnya dapat ditebar bibit sehingga kepadatan mencapai sekitar 3 sampai 4 ton bibit per hektar. * Kedalaman air dalam tambak harus diatur, sehingga dapat menunjang pertumbuhan tanaman dan juga meningkatkan isi kandungan dari tanaman. Untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: * pada 4 minggu pertama, air dalam tambak supaya dipertahankan pada ke-dalaman sekitar 30 sampai 50 cm, dengan tujuan agar pertumbuhan cabang lebih cepat; * pada minggu kelima sampai minggu keenam atau ketujuh air dipertahankan pada kedalaman sekitar 50 sampai 80 cm dengan tujuan memperlambat pertumbuhan cabang sehingga tanaman dapat meningkatkan isi kandungan.

Pada musim kemarau suhu air di dasar tambak diusahakan supaya tidak terlalu tinggi dan apabila suhu air di atas normal maka kedalaman air di dalam tambak perlu ditambah, sehingga suhu di dasar tambak dapat dipertahankan pada kondisi

Page 11: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

normal.

Pemupukan

Seperti pada tanaman lain, rumput laut gracilaria juga memerlukan nutrisi pada pertumbuhannya seperti nitrogen, phosphat dan kalium serta oksigen. Penggunaan pupuk dalam budidaya ini akan tergantung kepada kualitas nutrisi di dalam air tambak. Untuk itu dianjurkan dilakukan analisis kualitas air tambak untuk mengetahui kandungan nitrogen, phosphat dan kalium. Hasil analisa tersebut dapat digunakan untuk menetapkan jumlah pupuk yang perlu digunakan. Pada prinsipnya, pada empat minggu pertama, tanaman memerlukan lebih banyak nutrisi nitrogen, sedangkan dua atau tiga minggu sebelum panen tanaman memerlukan lebih banyak nutrisi phosphat. Kendala yang dihadapi dalam pemupukan adalah seringnya perggantian air di dalam tambak, karena itu pupuk dalam bentuk pelet relatif lebih efektif karena dapat melepas nutrisi secara bertahap. Apabila di dalam tambak mudah tumbuh alga hijau, maka hal ini menunjukkan bahwa kandungan nitrogennya sudah cukup. Dari hasil pengamatan maka dianjurkan bahwa pada 4 minggu pertama diperlukan sekitar 10 kg/ha pupuk yang banyak mengandung nitrogen, dan ditebar secara bertahap. Sedangkan untuk 2 sampai 3 minggu berikutnya diperlukan sekitar 5 kg/ha pupuk yang lebih banyak mengandung phosphat yang ditebar secara bertahap. Penebaran lebih tepat dilakukan pada saat setelah dilakukan penggantian air tambak.

Pemeliharaan/Perawatan

# Untuk mempertahankan salinitas dan nutrisi baru, perlu dilakukan pergantian air minimal setiap tiga hari sekali pada saat surut dan pasang. Pada musim kemarau pergantian air supaya dilakukan lebih sering untuk menghindari salinitas terlalu tinggi sebagai akibat dari penguapan air. Sedangkan pada musim hujan pergantian air harus diatur untuk menjaga salinitas dalam tambak tidak terlalu rendah. Karena itu pada saat pergantian air perlu diperhatikan salinitas air pada saluran pembagi/induk. # Perlu dilakukan perawatan/ pemeliharaan pada tambak dan tananan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. membuang tanaman lain (rumput dan alga lainnya) serta kotoran lainnya dari dalam tambak supaya tidak nengganggu pertumbuhan rumput laut gracilaria ; 2. perawatan pintu-pintu air, saluran air dan perawatan pematang tambak.

Panen dan Pascapanen

Page 12: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

1.

# Panen dapat dilakukan setelah tanaman berusia sekitar 45 sampai 60 hari (akan sangat tergantung pada kesuburan lokasi penanaman) atau dengan memilih tanaman yang dianggap sudah cukup matang untuk dikeringkan. Sedangkan tanaman yang masih belum matang atau bagian tanaman yang masih muda dipetik untuk kemudian ditanam kembali sebagai bibit baru. Sebelum dikeringkan hasil panen dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan air tambak untuk menghilangkan lumpur dan kotoran lainnya. Apabila tidak ada permintaan lain dari pembeli maka keringkan langsung dengan sinar matahari dengan dialasi gedek, krey bambu, daun kelapa atau dengan menggunakan bahan lainnya.

Catatan: Untuk pengeringan selama musim penghujan, dapat dilakukan dengan mengangin-anginkan rumput laut di atas rak (dengan ketebalan setitar 5 sampai 8 cm.) atau dengan cara diikat dalam bentuk rumpun dan digantung di dalam gudang. Dapat pula dilakukan dengan menggunakan alat pengering khusus, seperti menggunakan penghembus udara panas. 3. Pengeringan diusahakan sampai pada kekeringan yang cukup dengan kandungan air sekitar 12%, sehingga pada saat penyimpanan, kandungan air pada rumput kembali menjadi sekitar maksimal 18%. Apabila diremas dan terasa sakit pada telapak tangan, artinya kekeringan rumput laut sudah cukup baik. Rasio basah : kering pada umumnya sekitar 9 :1 atau 8 : 1.

4. Rumput kemudian diayak atau diperlakukan lain untuk merontokkan butir-butir halus garam dan/atau debu yang masih melekat serta sekaligus melakukan sortir ulang. Hasilnya kemudian dimasukan ke dalam karung dan penyimpanan dilakukan di gudang yang terhindar dari embun, air hujan atau air tawar lainnya. Gudang harus ditata sedemikian rupa, sehingga memiliki sirkulasi udara yang cukup baik. 5. Pengepakan atau pengisian dalam karung dapat disesuaikan dengan permintaan pembeli dengan berat sekitar 50, 75 atau 100 kg. per karung/bal. Untuk mengefektifkan ruangan (baik dalam gudang atau alat transportasi) sebaiknya pengepakan dilakukan dengan mesin pres.

Budidaya Campuran 1. Apabila di dalam tambak tumbuh banyak alga hijau seperti Enteromorpha, Chaetomorpha, dll., dapat dilakukan budidaya campuran atau mix-farming dengan ikan bandeng (milk-fish). 2. Masukkan sekitar 750 sampai 1000 ekor untuk setiap satu hektar dengan ukuran besar ikan sekitar 100 g/ekor. 3. Budidaya campuran rumput laut gracilaria dengan ikan

Page 13: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

bandeng, sudah merupakan usaha yang dikembangkan sedemikian rupa, dengan tujuan tidak hanya untuk menghilangkan alga hijau, akan tetapi sebagai upaya meningkatkan efisiensi lahan dan meningkatkan pendapatan. 4. Apabila DGR mencapai 4 % ke atas, maka dapat ditebarkan sekitar 1000 sampai 1500 ekor per hektar dengan ukuran besar ikan sekitar 100 g/ekor. 5. Panen ikan bandeng akan tergantung pada kebutuhan pasar akan besarnya ikan bandeng.

Gambar 3. Alternatif bentuk tamb

Kontak Person:

Wisman I. Angkasa Direktorat Pengkajian Ilmu Kehidupan-BPPT Gd. II BPPT Lt. 15, Jl. MH. Thamrin No. 8, Jakarta 10340 Telp. (021) 3169537

Fax. (021) 3169516

TEKNIK BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE TALI PANJANG

Page 14: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

Sumber: Iptek Net Topik: Teknologi   Tags: Eucheuma, metode lepas dasar, metode rakit apung, metode tali panjang, Rumput laut

Hasil proses ekstraksi rumput laut banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau sebagai bahan tambahan untuk industri makanan, farmasi, kosmetik, tekstil, kertas, cat dan lain-lain. Selain itu digunakan pula sebagai pupuk hijau dan komponen pakan ternak maupun ikan.

Dengan semakin luasnya pemanfaatan hasil olahan rumput laut dalam berbagai industri, maka semakin meningkat pula kebutuhan akan rumput laut Eucheuma sp sebagai bahan baku. Selain untuk kebutuhan ekspor, pangsa pasar dalam negeri cukup penting karena selama ini industri pengolahan rumput laut sering mengeluh kekurangan bahan baku.

Budidaya rumput laut Eucheuma sp yang sudah biasa dilakukan oleh petani atau nelayan adalah dengan menggunakan metode rakit apung (floating raft method) dan metode lepas dasar (off bottom method), metode ini sangat tepat diterapkan pada areal perairan yang relatif dangkal yang bisa bermasalah bila air laut surut.

Untuk mengurangi masalah tersebut diperkenalkan teknik budidaya metode tali panjang (long line method). Pada prinsipnya metode ini hampir sama dengan metode rakit tetapi tidak menggunakan bambu sebagai rakit, tetapi menggunakan tali plastik dan botol aqua bekas sebagai pelampungnya. Metode ini dimasyarakatkan karena selain lebih ekonomis juga bisa diterapkan di perairan yang agak dalam.

Keuntungan metode ini antara lain:

tanaman cukup menerima sinar matahari; tanaman lebih tahan terhadap perubahan kualitas air;

terbebas dari hama yang biasanya menyerang dari dasar perairan;

pertumbuhannya lebih cepat;

cara kerjanya lebih mudah;

biayanya lebih murah;

kualitas rumput laut yang dihasilkan baik.

Petani atau nelayan di perairan NTB umumnya telah memakai metode tali panjang.

Dalam usaha budidaya rumput laut, perawatan tanaman adalah sangat penting, seperti membersihkan tanaman dari kotoran yang melekat, atau memperbaiki konstruksi yang rusak.

PANEN

Tanaman sudah dapat dipanen dengan cara panen total (full harvest) setelah berumur 45 – 60 hari sejak ditanam.

Pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara menggunakan alat pengering (oven) atau secara alami dengan menjemur dengan sinar matahari.

Pada waktu penyimpanan hindari kontaminasi dengan minyak atau air tawar.

Page 15: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

Budidaya Rumput Laut dengan Metode Lepas Dasar Sebagai Pekerjaan Sambilan Nelayan yang Menguntungkan (Jeneponto, Sulawesi Selatan)

Descriptive title of the technology

Budidaya Rumput Laut dengan Metode Lepas Dasar Sebagai Pekerjaan Sambilan Nelayan yang Menguntungkan (Jeneponto, Sulawesi Selatan)

Global Farming System

Coastal Artisanal Fishing:

The crop component of the Coastal Artisanal Fishing Farming Systems is important for household food security, but the principal livelihood is inshore fishing, with a rapid growth in aquaculture in many parts of the world. Because of infertile soils crop yields are often low. The few areas with fertile soil often face serious risks of storms and floods - as occurs around the Bay of Bengal. Many systems include some tree crop production (e.g. coconut and cashew) and small livestock, especially goats, and poultry.

Abstract

Dalam upaya meningkatkan penghasilan keluarga, para nelayan di kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan selain mencari ikan ke laut sebagai pekerjaan utama, juga membudidayakan rumput laut di pesisir pantai. Budidaya rumput laut yang dilakukan adalah dengan metode Lepas Dasar, karena lokasi yang digunakan adalah pada dasar perairan berpasir atau berlumpur pasir, sehingga memudahkan menancapkan patok/tiang pancang. Hasil dari rumput laut selain bisa diolah sebagai bahan industri makanan seperti agar-agar, jelly food dan campuran makanan seperti burger dan lainnya, juga sebagai bahan baku industri koemstika, farmasi, tekstil, kertas, keramik, fotografi, pupuk dan insektisida.

Type of technology

Detail Description of technology Para nelayan di Indonesia yang tinggal di pesisir pantai umumnya selain memiliki

pekerjaan utama mencari ikan, juga mempunyai pekerjaan sambilan yang sangat menguntungkan. Misalnya membudidayakan rumput laut seperti yang dilakukan para nelayan di desa Empoang Selatan, Kecamatan Binamu, Kabupaten Jepneponto, Sulawesi Selatan.

 

Setelah mengikuti Sekolah Lapangan yang diselenggarakan SPFS – FAO ditambah pembinaan intensif, para nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Mawar Berkembang ini, tidak saja mampu menjalin kebersamaan di dalam kelompok, juga dalam meningkatkan kegiatan usahanya.

 

“ Sejak kami dibina oleh DST, usaha kami baik menangkap ikan maupun budidaya rumput laut terus berkembang,” kata Da’I, salah seorang nelayan yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Mawar Berkembang.

 

Budidaya rumput laut yang dilakukan selain dikerjakan para nelayan setelah pulang dari mencari ikan, juga dikerjakan oleh istri para nelayan dengan upah Rp.1.000,- setiap satu ikatan bibit rumput laut yang dibuatnya. Rata-rata mereka dapat mengerjakan 10 ikatan

Page 16: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

setiap harinya, sehingga diperoleh penghasilan tambahan Rp.10.000,- per orang (Gambar 1).

 

Perlu diketahui bahwa, Kelompok Nelayan Mawar Berkembang ini dibentuk  tahun 2002 dengan anggota 40 orang. Pada tahun 2004 mendapat bantuan Mesin Tempel dari SPFS-FAO sebanyak 30 buah yang sangat membantu dalam meningkatkan usaha penangkapan ikan (Gambar 2). Melalui pembinaan yang intensif, mesin tempel tersebut kini sudah berkembang menjadi 38 buah, sehingga 80 persen anggota kelompok menggunakan perahu mesin ketika akan melaut. (Baca : Skema Perguliran Bola Salju yang diterapkan Terhadap Bantuan SPFS (Mesin Motor Tempel) di Kelompok Tani Mawar Berkembang).

 

 

Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi budidaya rumput laut merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Pilihlah lokasi pesisir pantai yang tidak tercemar  sampah industri, limbah rumah tangga dan lainnya yang dapat meningkatkan kekeruhan air, karena kondisi tersebut dikhawatirkan dapat menurunkan kualitas air laut, yang pada akhirnya akan menurunkan daya dukung lingkungan terhadap perkembangan rumput laut yang dikembangkan.

 

Selain itu, lokasi harus terhindar dari angin kencang dan gelombang besar, karena dapat merusak rumput laut yang dibudidayakan. Mengingat makanan rumput laut berasal dari aliran air yang melewati, gerakan air yang cukup harus diperhatikan, karena selain dapat membawa nutrisi, juga dapat mencuci kotoran yang menempel, membantu pengudaraan, dan mencegah fluktuasi suhu air yang besar,

 

Suhu yang baik sekitar 20 – 28 oC, besarnya kecepatan arus antara 20 – 40 cm/detik dan kecerahan perairan lebih dari 1 meter di atas permukaan air. Persyaratan tersebut sangat penting diperhatikan, agar rumput laut masih mendapat panetrasi sinar matahari yang sangat berguna untuk sumber energi dalam proses fotosintesis.

 

Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi adalah, sebaiknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal, supaya mudah melakukan pengawasan. Lokasi juga  harus  ada sarana jalan untuk pengangkutan bahan, sarana budidaya bibit, tempat penjemuran dan mudah dalam pemasaran hasil.

 

Metode Budidaya

Dalam budidayakan rumput laut setidaknya ada tiga metode yang digunakan.

Pertama, Metode Lepas Dasar. Metode ini digunakan pada dasar perairan  berpasir atau berlumpur pasir, sehingga memudahkan menancapkan patok/tiang pancang (Gambar 3)

Kedua, Metode Rakit Apung. Metode ini cocok dilakukan pada perairan berkarang, karena pergerakan air didominasi ombak, sehingga penanamannya dengan menggunakan rakit bambu/kayu (Gambar 4)

Ketiga, Metode Long Line. Metode ini menggunakan tali panjang 50 – 100 meter yang dibentangkan, dan pada kedua ujungnya diberi jangkar serta pelampung besar. Setiap 25 meter diberi pelampung utama terbuat dari drum plastic (Gambar   5 )

Page 17: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

  Karena dasar perairan yang terdapat di desa Empowang Selatan (Jeneponto) berpasir,

maka metode Lepas Dasar adalah metode budidaya rumput laut yang dikembangkan Kelompok Nelayan Mawar Berkembang. Adapun rumput laut yang dibudidayakan adalah jenis Eucheuma cottonii.

 

Budidaya Rumput Laut di Kelompok Tani Mawar Berkembang

Bahan yang diperlukan

Untuk lokasi pertanaman dengan ukuran (50 x 10) m2, adalah :       

Bibit  50-100 gr per ikat =  500 - 1.000 kg.

Patok kayu : panjang 1 m diameter 5 cm =  275 buah

Tali rentang berdiameter 4 mm = 870 m

Tali Ris berdiameter 6 mm  = 630 m

Tali rafia = 20 gulung besar

 

Setelah bahan terkumpul, lakukan penanaman mengikuti proses berikut ini.

Pilih bibit rumput laut (Gambar 6) yang baik dengan ciri-ciri : bercabang banyak dan rimbun, tidak terdapat bercak, tidak terkelupas, warna spesific cerah, umur 25 – 35 hari, berat bibit 50 – 100 gram per rumpun. Bibit sebaiknya dikumpulkan dari perairan pantai sekitar lokasi dan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.

Saat mengangkut bibit dari pantai ke lokasi pengolahan, bibit tetap terendam di dalam air laut atau dimasukkan ke dalam kotak karton berlapis plastik.

Bibit disusun berlapis dan berselang seling yang dibatasi dengan lapisan kapas atau kain yang sudah dibasahi air laut. Agar bibit tetap baik, simpan di dalam keranjang atau jaring dengan ukuran mata jaring kecil dan harus dijaga agar tidak terkena minyak, kehujanan maupun kekeringan.

Sebelum dilakukan penanaman, lakukan pengikatan bibit pada tali Ris (Gambar 7)

Penanaman bisa langsung dikerjakan dengan cara merentangkan tali Ris yang telah berisi ikatan tanaman. Pada tali Ris utama, posisi tanaman sekitar 30 cm di atas dasar perairan (perkirakan pada saat surut terendah masih tetap terendam air). Patok dari kayu berdiameter sekitar 5 cm panjang 1 m dan runcing pada ujung bawahnya.

Jarak antara patok untuk merentangkan tali Ris sekitar 2,5 m. Setiap patok yang berjajar dihubungkan dengan tali Ris polyethylen (PE) berdiameter 8 mm. Adapun jarak ideal antara tali rentang sekitar 20-25 cm (Gambar 8).

 

Hal-hal yang harus dilakukan dalam perawatan adalah : Bersihkan tanaman dari tumbuhan dan lumpur yang mengganggu, sehingga tidak

menghalangi tanaman dari sinar matahari dan mendapatkan makanan. Jika ada sampah yang menempel, angkat tali perlahan, agar sampah-sampah yang

menyangkut bisa larut kembali. Jika ada tali bentangan yang lepas ikatannya, sudah lapuk atau putus,  segera diperbaiki

dengan cara megencangkan ikatan atau mengganti dengan tali baru. Waspadai penyakit ice-ice, yaitu adanya tanda bercak-bercak putih pada rumput laut. Jika

ada tanda tersebut, tanaman harus dibuang, karena dapat menularkan penyakit pada

Page 18: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

tanaman lainnya. Kalau dibiarkan, tanaman akan kehilangan warna sampai menjadi putih dan akhirnya mudah putus.

Untuk menghindari penyakit ice-ice, lakukan monitoring terhadap setiap tanaman, sehingga jika ada tanaman memutih bisa dilakukan pemotongan. Cara lain menghindari penyakit ice-ice adalah dengan menurunkan posisi tanaman lebih dalam untuk mengurangi panetrasi banyaknya sinar matahari, karena penyakit ini biasanya terjadi pada daerah pertanaman yang terlalu tinggi dengan permukaan air. Karena itu disarankan agar tanaman berada 1 meter dibawah permukaan air.

Hama rumput laut yang harus diwaspadai antara lain adalah : (a). Larva bulu babi (Tripneustes sp) bersifat planktonik yang melayang-layang di dalam air, lalu menempel pada tanaman.  (b). Teripang (Holothuria sp) mula-mula menempel dan menetap pada rumput laut, lalu membesar dan dapat memakan rumput laut dengan menyisipkan ujung cabang rumput laut ke dalam mulut.

Walaupun hama tersebut pengaruhnya kecil menyerang pada areal budidaya yang cukup luas, namun tetap perlu diwaspadai. Untuk menghindarinya, bisa dilakukan pemasangan jaring pada keliling areal tanaman.

 

Pemanenan

Pemanenan rumput laut sangat tergantung dari tujuannya. Jika tujuan memanen untuk mendapatkan bibit, pemanenan dilakukan pada umur 25 – 35 hari. Kalau  ingin mendapatkan kualitas tinggi dengan kandungan Karaginan banyak,  panen  dilakukan pada umur 45 hari (umur ideal).

   

Pemanenan rumput laut dapat dilakukan dengan dua cara :

Petama memotong sebagian tanaman. Cara ini bisa menghemat tali pengikat bibit, namun perlu waktu lama. Disisi lain, sisa-sisa tanaman rumput laut yang tidak ikut dipanen pertumbuhannya lambat, sehingga kualitasnya rendah.

Kedua, mengangkat seluruh tanaman. Cara ini memerlukan waktu kerja yang singkat. Pelepasan tanaman dari tali dilakukan di darat dengan cara memotong tali. Kelebihan cara ini adalah, dapat melakukan penanaman kembali dari bibit-bibit rumput laut yang masih muda dengan laju pertumbuhan tinggi.

 

Pasca Panen

Mengingat mutu rumput laut kering (Gambar 9) bernilai lebih tinggi dibanding yang basah, perlakuan pasca panen sangat menentukan harga rumput laut.

Untuk itu, setelah panen dilakukan, segera dikeringkan langsung dibawah terik sinar matahari dengan meletakkan rumput laut pada para-para atau dialas, sehingga tidak tercampur pasir, tanah dan benda lainnya (Gambar 10)

Sambil dilakukan penjemuran, lakukan sortasi dengan cara mengambil benda-benda asing seperti batu, sampah dan lainnya. Jika cuaca baik, dalam waktu 3-4 hari rumput laut sudah kering yang ditandai dengan warna ungu keputihan dilapisi kristal garam dan a lot untuk dipatah.

  Untuk mendapatkan rumput laut berkualitas dan dihargai tinggi, lakukan pengayakan

untuk memisahkan pasir dan garam yang terdapat pada rumput laut.  

Pentingnya Alat Jemur

Pada saat sekarang ini, para petani nelayan hanya mengandalkan penjemuran atau pengeringan rumput laut secara alami (Gambar 11). Agar nilai jual rumput laut bisa dihargai tinggi, para kelompok tani sangat mengharapkan adanya bantuan mesin atau alat jemur rumput laut. Dengan alat tersebut diharapkan penjemuran bisa optimal, sehingga nilai jualnya tinggi.

Page 19: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

 

Dukungan lain yang tidak kalah penting adalah, adanya Koperasi atau kelembagaan yang mau dan mampu menampung hasil rumput laut para nelayan, sehingga harga jualnya tidak jatuh karena dibeli para tengkulak sebagaimana terjadi sekarang ini.

 

Kesimpulan :

Melalui usaha penangkapan ikan dan mengembangkan rumput laut dengan metode Lepas Dasar, Kelompok Nelayan Mawar Berkembang mampu meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan keluarga. Perkembangan tersebut tentu akan lebih signifikan jika ada bantuan teknologi sederhana untuk pengeringan rumput laut dan adanya Koperasi yang dapat menampung sekaligus memasarkan hasil rumput laut dengan harga yang menguntungkan.

Source(s) Information

-Dr. Ayi Kusmayadi -Johan Purnama DVM, MSc-Makmur Karessang, Jeneponto District Coordinator -Sukirno, Field Technician (Agricultural Extension)

Additional External Resources

Budidaya Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii)

Budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan petani/nelayan serta pemanfaatan lahan di pesisir pantai. Teknologi yang sederhana, daya serap pasar yang tinggi dan biaya produksi yang rendah merupakan kelebihan usaha budidaya rumput laut dibandingkan komoditas perikanan lainnya. 

Faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan usaha budidaya rumput laut antara lain pemilihan lokasi, penggunaan bibit, metode budidaya serta penanganan selama pemeliharaan.

Pemilihan Lokasi BudidayaUntuk mendapatkan lokasi budidaya yang tepat harus mempertimbangkan faktor resiko, pencapaian ekologis, antara lain:• Lokasi terlindung dari terpaan angin dan gelombang yang besar untuk menghindari kerusakan fisik rumput laut.• Dasar perairan yang baik bagi pertumbuhan rumput laut (Kappaphycus sp.) adalah potongan karang mati bercampur dengan pasir karang.• Kedalaman berkisar antara 30-50 cm pada surut terendah, agar tidak mengalami kekeringan karena terkena sinar matahari secara langsung.• Salinitas perairan berkisar antara 28-34 ppt dengan nilai optimum 32 ppt.• Suhu perairan berkisar 27-30°C.• Kecerahan dengan angka transparansi sekitar 1,5 m.• Kisaran pH antara 6-9. Nilai optimal diharapkan pada kisaran 7,5-8,0.• Kecepatan arus yang dianggap baik berkisar antara 20-40 cm/detik prasarana transportasi.

Page 20: Teknik Budidaya Rumput Laut Dengan Metode Tali Panjang

Pengadaan dan Pemilihan BibitPemiiihan bibit dalam budidaya rumput laut merupakan hal yang sangat penting. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :* Bibit yang berupa stek dipilih dari tanaman yang segar, dapat diambil dari alam, tanaman budidaya, atau hasil kultur jaringan.* Bibit unggul mempunyai ciri bercabang banyak.* Bibit sebaiknya dikumpulkan dari perairan pantai sekitar lokasi usaha budidaya dalam jumlah yang memadai.