tekbud ubikayu uj-5 minggu 1 dan 2
DESCRIPTION
TEKNIK BUDIDAYA DAN ANALISIS USAHATANI UBIKAYU UJ-5 MINGGU 1 DAN 2 SETELAH TANAMTRANSCRIPT
TUGAS MATA KULIAH USAHATANI
“RANCANGAN USAHATANI UBI KAYU”
Oleh:
Saraya Atikah Effendi 125040100111045
Qistan Wicaksono 125040100111048
Ria Precillya Grace 125040100111049
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
PENDAHALUAN
1. Varietas Tanaman
a. Jenis Bibit
Dalam budidaya kali ini ubi kayu diperuntukkan sebagai keperluan industri
tepung tapioka, umbi dengan kadar HCN tinggi tidak menjadi masalah karena bahan
racun tersebut akan hilang selama pemrosesan menjadi tepung dan pati, misalnya UJ-
3, UJ-5, MLG-4, MLG-6 atau Adira-4.
Dalam kegiatan usaha ini, dipilih varietas ubi kayu UJ-5 (casserat) untuk
keperluan bahan baku industri karena memiliki kemampuan berproduksi tinggi disbanding
varietas lainnya, selain itu varietas UJ-5 juga memiliki kandungan pati yang tinggi sehingga
cocok digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung tapioka.
VarietasTahun
Dilepas
Karakteristik
Umur (bln) Keterangan
Adira 2 1978 8 - 12
- Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industry
- Cukup tahan tungau merah (Tetranichus
bimaculatus)
- Tahan penyakit layu Pseudomonas
solanacearum
Adira 4 1978 10
- Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industri
- Cukup tahan tungau merah
(Tetranichus bimaculatus)
- Tahan terhadap Pseudomonas
solanacearum dan Xanthomonas
manihotis
UJ-3 2000 8 - 10
- Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industri
- Agak tahan bakteri hawar daun
(Cassava Bacterial Blight)
UJ-5 2000 9 – 10 - Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industry
- Mampu berproduksi tinggi
- Kandungan zat pati tinggi
- Agak tahan CBB (Cassava Bacterial
Blight)
Malang 4 2001 9
- Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industri
- Agak tahan tungau merah (Tetranichus
sp.)
- Adaptif terhadap hara sub-optimal
Malang 6 2001 9
- Pahit
- Sesuai untuk bahan baku industri
- Agak tahan tungau merah (Tetranichus
sp.)
- Adaptif terhadap hara sub-optimal
b. Syarat tumbuh
Suhu
Tanaman ubi kayu menghendaki suhu antara 18⁰-35⁰C. Pada suhu di bawah
10oC pertumbuhan tanaman ubi kayu akan terhambat. Kelembaban udara yang
dibutuhkan ubi kayu adalah 65% (Suharno et al., 1999). Namun demikian, untuk
berproduksi secara maksimum tanaman ubi kayu membutuhkan kondisi tertentu,
yaitu pada dataran rendah tropis, dengan ketinggian 150 m di atas permukaan
laut (dpl), dengan suhu rata-rata antara 25-27⁰C, tetapi beberapa varietas dapat
tumbuh pada ketinggian di atas 1500 m dpl.
Curah hujan
Tanaman ubi kayu dapat tumbuh dengan baik apabila curah hujan cukup,
tetapi tanaman ini juga dapat tumbuh pada curah hujan rendah (< 500 mm),
ataupun tinggi (5000 mm). Curah hujan optimum untuk ubi kayu berkisar antara
760-1015 mm per tahun. Curah hujan terlalu tinggi mengakibatkan terjadinya
serangan jamur dan bakteri pada batang, daun dan umbi apabila drainase kurang
baik.
Tanah
Ubi kayu dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Pada daerah di mana jagung
dan padi tumbuh kurang baik, ubi kayu masih dapat tumbuh dengan baik dan
mampu berproduksi tinggi apabila ditanam dan dipupuk tepat pada waktunya.
Sebagian besar pertanaman ubi kayu terdapat di daerah dengan jenis tanah
Aluvial, Latosol, Podsolik dan sebagian kecil terdapat di daerah dengan jenis
tanah Mediteran, Grumusol dan Andosol. Tingkat kemasaman tanah (pH) untuk
tanaman ubi kayu minimum 5.
Tanaman ubi kayu memerlukan struktur tanah yang gembur untuk
pembentukan dan perkembangan umbi. Pada tanah yang berat, perlu
ditambahkan pupuk organik (Wargijono, 1979).
2. Input Produksi
a. Pupuk
Dosis pemupukan an-organik per ha yang dianjurkan adalah: 200 kg Urea + 150
kg SP36 + 100 kg KCl dan 5 ton pupuk kandang. Pada musim tanam berikutnya dosis
pupuk kandang dikurangi menjadi 3 ton/ha. Pemupukan Urea dilakukan 2 kali yakni
pada umur 1 bulan dan 3 bulan, sedangkan SP36 dan KCl diberikan 1 kali pada umur
1 bulan setelah tanam. Pemberian pupuk kandang dilakukan pada sekitar perakaran
pada umur 2 minggu.
b. Kapur
Pengapuran diberikan pada saat proses pembajakan atau pada saat pembentukan
bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang. Jenis kapur yang
digunakan adalah kapur kalsit/kaptan (CaCO3).
c. Lahan
Ubi kayu merupakan tanaman yang mudah ditanam, dapat tumbuh di berbagai
lingkungan agroklimat tropis, walaupun tentunya tingkat produksinya akan bervariasi
menurut tingkat kesuburan dan ketersediaan air tanah. Ubi kayu merupakan tanaman
yang tahan di lahan kering, sedangkan pada lahan-lahan dengan tingkat kesuburan
tinggi, akan menyerap unsur hara yang banyak.
Produksi yang optimal akan dapat dicapai apabila tanaman mendapat sinar
matahari yang cukup, berada pada ketinggian sampai dengan 800 m dpi, tanah
gembur, dan curah hujan di antara 750 - 2.500 mm/tahun dengan bulan kering sekitar
9 bulan. Lahan yang digunakan pada budidaya ubi kayu ini seluas satu hektar.
d. Tenaga Kerja
Penggunaan tenaga kerja banyak berasal dari luar keluarga (LK) dengan upah per
HOK Rp 20.000,00 – Rp 25.000,00. Tenaga kerja tersebut terdiri dari tenaga pria Rp
25.000,00 dan wanita Rp 20.000,00 yang disamaratakan dalam satuan Hari Orang
Kerja (HOK) dengan standar jam kerja sebanyak 8 jam kerja per hari, tetapi ada
sebagian yang bekerja paruh waktu dengan jumlah hari kerja lebih banyak.
3. Teknologi Budidaya
a. Cara Tanam
Cara tanam yang banyak digunakan petani adalah sistem tanam rapat dengan
jarak tanam 70 x 80 cm. Cara tanam ini memiliki banyak kelemahan antara lain
penggunaan bahan tanaman dalam jumlah besar (18.000 tanaman/ha) dan
produktivitas rendah (18-22 ton/ha). Hasil kajian BPTP Lampung menunjukkan
bahwa penggunaan sistem tanam double row dengan variates UJ-5 mampu
menghasilkan ubi kayu 50-60 ton/ha. Adapun cara penanaman ubi kayu sistem double
row adalah sebagai berikut:
Penggunaan bibit unggul
Setek untuk bibit tanaman adalah varietas UJ-5 yang diambil dari tanaman yang
berumur lebih dari 8 bulan. Jumlah bibit per hektar dengan sistem tanam double row
adalah 11.700 tanaman. Panjang setek yang digunakan adalah 20 cm.
Pengolahan tanah
Tanah diolah sedalam 25 cm dapat dilakukan dengan mencangkul, membajak
dengan ternak dan traktor. Dibuat guludan atau bedengan dengan jarak ganda (double
row) yaitu 80 cm dan 160 cm (Gambar 1 dan 2).
Sistem tanam
Sistem atau cara tanam double row adalah membuat baris ganda (double row)
yakni jarak antar barisan 160 cm dan 80 cm, sedangkan jarak di dalam barisan sama
yakni 80 cm. Sehingga jarak tanam ubi kayu baris pertama (160 cm x 80 cm) dan
baris kedua (80 cm x 80 cm). Penjarangan barisan ini ditujukan agar tanaman lebih
banyak mendapatkan sinar matahari untuk proses fotosintesa, sehingga
pembentukan zat pati ubi kayu di umbi lebih banyak dan ukuran umbi besar-
besar. Keuntungan lain dari sistem tanam ubi kayu double row adalah jumlah bibit
yang digunakan lebih sedikit yakni 11.700 tanaman dibandingkan dengan sistem
tanam petani biasa dengan jumlah bibit 17.800 tanaman.
Pemupukan
Dosis pemupukan an-organik per ha yang dianjurkan adalah : 200 kg Urea + 150
kg SP36 + 100 kg KCl dan 5 ton pupuk kandang. Pada musim tanam berikutnya dosis
pupuk kandang dikurangi menjadi 3 ton/ha. Pemupukan Urea dilakukan 2 kali yakni
pada umur 1 bulan dan 3 bulan, sedangkan SP36 dan KCl diberikan 1 kali pada umur
1 bulan setelah tanam. Pemberian pupuk kandang dilakukan pada sekitar perakaran
pada umur 2 minggu setelah tanam.
Pemeliharaan
- Penyulaman
Untuk bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal segera dilakukan
penyulaman, yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit baru. Bibit
atau tanaman muda yang mati harus diganti atau disulam. Bibit sulaman yang
baik seharusnya juga merupakan tanaman yang sehat dan tepat waktu untuk
ditanam.
Penyualaman dilakukan pada pagi atau sore hari. Waktu penyulaman adalah
minggu pertama dan minggu kedua setelah penanaman. Penyulaman yang
dilakukan melewati minggu ketiga setelah tanam mengakibatkan perbedaan
pertumbuhan yang mencolok antartanaman.
- Penyiangan
Penyiangan ini dilakukan secara mekanis dengan menggunakan koret.
Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam
dengan menggunakan herbisida. Penjarangan cabang dilakukan pada umur 1
bulan, dengan jumlah cabang yang dipelihara adalah 2 cabang per tanaman.
Penyiangan pertama dilakukan pada umur 3 minggu sampai 1 bulan setelah
tanam.
- Pembumbunan
Cara pembumbunan dilakukan dengan menggemburkan tanah disekitar
tanaman, setelah itu dibuat guludan. Waktu pembubunan dapat bersamaan
dengan waktu penyiangan agar dapat menghemat biaya.
- Pemangkasan
Pada tanaman ubi kayu perlu dilakukan pemangkasan atau pembuangan
tunas karena minimal setiap pohon harus mempunyai cabang dua atau tiga
cabang. Hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi di
musim berikutnya.
- Pemupukan
Dosis pemupukan an-organik per ha yang dianjurkan adalah: 200 kg Urea +
150 kg SP36 + 100 kg KCl dan 5 ton pupuk kandang. Pada musim tanam
berikutnya dosis pupuk kandang dikurangi menjadi 3 ton/ha. Pemupukan Urea
dilakukan 2 kali yakni pada umur 1 bulan dan 3 bulan, sedangkan SP36 dan KCl
diberikan 1 kali pada umur 1 bulan setelah tanam. Pemberian pupuk kandang
dilakukan pada sekitar perakaran pada umur 2 minggu.
RENCANA KEGIATAN LAPANG
A. Minggu 1 dan 2
1. Pembersihan lahan
Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan
menghilangkan tumbuhan inang bag hama dan penyakit yang mungkin ada.
Pencangkulan dilakukan pada sisi yang sulit dijangkau, pada tanah tegalan yang
arealnya relatif lebih sempit oleh alat bajak dan garu sampai tanah siap untuk
ditanami.
2. Pengapuran
3. Pembentukkan bedengan
Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahap penyelesaian. Bedengan atau
pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman, sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki.
4. Penanaman bibit
5. Penyulaman
Untuk bibit yang mati atau tumbuh secara abnormal segera dilakukan penyulaman,
yakni dengan cara mencabut dan diganti dengan bibit baru. Bibit atau tanaman muda
yang mati harus diganti atau disulam.
6. Pemupukan
Pemupukan minggu pertama dengan menggunakan pupuk kandang sebanyak 5 ton.
7. Kontrol irigasi
8. Pengukuran tumbuh tanaman
B. Minggu 3 dan 4
1. Pemangkasan dan penjarangan
Pada tanaman ubikayu perlu dilakukan pemangkasan atau pembuangan tunas karena
minimal setiap pohon harus mempunyai cabang dua atau tiga cabang. Hal ini agar
batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi di musim berikutnya.
2. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membuang tanaman liar atau gulma yang hidup disekitar
tanaman. Dalam satu musim penanaman minimal dilakukan dua kali penyiangan.
3. Pemupukan
Pemupukan minggu ketiga dan keempat dengan menggunakan SP36 sebanyak 100 kg
dan KCl 100 kg.
4. Kontrol irigasi
5. Pengukuran tumbuh tanaman
RENCANA KEUANGAN (FINANCIAL PLANNING)
1. Minggu 1 dan 2
Uraian Jumlah Harga (satuan) Total
Biaya input
- Bibit (tanaman) 11.700 batang Rp 350,00 Rp 4.095.000,00
- Pupuk kandang 5000 kg Rp 700,00 Rp 3.500.000,00
- Sewa alat:
Traktor
Cangkul
1 unit
10 unit
Rp 350.000,00
Rp 25.000
Rp 350.000,00
Rp 250.000,
- Tenaga kerja
Pengolahan 10 orang (LK) Rp 25.000,00 Rp 250.000,00
Penanaman dan
pembumbunan (2 hari)
5 orang (LK) Rp 25.000,00 Rp 250.000,00
Pemupukan dan
penyulaman (2 hari)
5 orang (PR) Rp 20.000,00 Rp 200.000,00
Pengairan dan
pemangkasan (2 hari)
5 orang (PR) Rp 20.000,00 Rp 200.000,00
Total biaya variabel Rp 9.095.000,00
Biaya tetap
- Sewa lahan 1 ha Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
Total biya tetap Rp 15.000.000
Total 24. 095.000,00
2. Minggu 3 dan 4
Uraian Jumlah Harga (satuan) Total
- Pupuk SP36 150 kg Rp 4.200,00 Rp 630.000,00
- Pupuk KCl 100 kg Rp 6.500,00 Rp 650.000,00
- Sewa alat:
Cangkul
Parang
10 unit
5 unit
Rp 25.000,00
Rp 15.000,00
Rp 250.000,00
Rp 75.000,00
- Tenaga kerja
Pemupukan 5 orang (LK) Rp 25.000,00 Rp 125.000,00
Pemupukan 5 orang (PR) Rp 20.000,00 Rp 100.000,00
Penjarangan 5 orang (PR) Rp 20.000,00 Rp 100.000,00
Pengairan, pemangkasan 5 orang (LK) Rp 25.000,00 Rp 250.000,00
(2 hari)
Total 2.180.000,00
FASE PERTUMBUHAN TANAMAN
1. 14 Hari Setelah Tanam
Hari Setelah Tanam Tinggi Tanaman Pertambahan Jumlah Daun
2 20 cm -
4 20 cm -
6 20 cm 2
8 22 cm 2
10 22, 9 cm 3
12 30 cm 4
14 31 cm 4
2. 28 Hari Setelah Tanam
Hari Setelah Tanam Tinggi Tanaman Pertambahan Jumlah Daun
16 32 cm 4
18 33,5 cm 5
20 35 cm 6
22 37 cm 8
24 39,2 cm 10
26 43 cm 11
28 44,5 cm 13