tehnik vokal jawa

10
8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 1/10 147 KONSEP KEPESINDENAN DAN ELEMEN-ELEMEN DASARNYA Muriah Budiarti  Jurusan Karawitan ISI Surakarta, Jalan Ki Hajar Dewantara Surakarta E-mail : [email protected] Abstrak Sindhenan  merupakan bagian kesatuan dengan karawitan dalam rangka meningkatkan rasa estetik. Sindhenan  adalah olah vokal mengikuti irama musik gamelan dengan teknik penyuaraan yang khas yang didasarkan konsep estetika  Jawa. Teknik penyuaraan meliputi, teknik luk, wiled, gregel, angkatan, seleh dan teknik pernafasan. Konsep sindhenan yang berkualitas dikenal dengan sebutan nggendingi, mencakup mungguh, ngledheki, lelewa, pas, ngenongi, nggandhul, selingan, dan andhegan. Olah vokal yang dilakukan pesinden melalui pelatihan yang lama berulang-ulang menyesuaikan dengan laras gamelan yang dibunyikan. Beberapa pesinden adakalanya melakukan gerak serta sikap yang menarik. Pesinden untuk asambel dan iringan pakeliran lazimnya mengutamakan warna suara, teknik penyuaraan dan vokabuler penguasaan kalimat lagu. Pesinden dituntut selalu dalam kondisi prima dalam penampilan oleh karena menjadi perhatian penikmat. Fungsi utama sindhenan adalah memperkaya nilai estetik dalam pertunjukan. THE CONCEPTS OF KEPESINDENAN AND ITS BASIC ELEMENTS   Abstract Sindhenan is a part of karawitan in order to enhance the sense of aesthetics. It is a voice of  pesinden following the rhythm of gamelan music with a distinctive voicing technique accord- ing to aesthetic concepts of Java. The voicing technique includes luk technique, wiled, gregel, angkatan, seleh, and respiratory techniques. The concept of qualied sindhenan is known as nggendingi, including mungguh, ngledheki, lelewa, pas, ngenongi, nggandhul, andhegan, and selingan. The vocal training has been through a long process of training adjust with the rhythm of gamelan music. Some of the pesindens sometimes do some interesting motions. Pesinden for ansambel and pakeliran performances often give priority to the accompaniment of voice colors, voicing techniques, pronuncing technique of song lyrics. Pesinden is demand- ed in good condition in their performances as they are the main attention of the audience. The main function of sindhenan is to enrich the value of aesthetics in the show.  Kata kunci: konsep sindhenan; karawitan; teknik; sindhen; gendhing; senggakan; cengkok; tembang PENDAHULUAN  Dalam pertunjukan yang melibatkan musik gamelan, terdapat olah vokal yang dilakukan oleh pengrawit putra maupun putri. Kebutuhan olah vokal merupakan bagian yang berkaitan erat dengan kuali- tas seni pertunjukan. Jarang ditemui da- lam kehidupan masyarakat musik karawi- tan baik untuk iringan pakeliran, asambel maupun komposisi yang tidak melibat- kan vokal. Instrumentalia musik gamelan

Upload: doccon-hauganon-tobing

Post on 07-Jul-2018

269 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tehnik Vokal Jawa

8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 1/10

147

KONSEP KEPESINDENANDAN ELEMEN-ELEMEN DASARNYA

Muriah Budiarti

 Jurusan Karawitan ISI Surakarta, Jalan Ki Hajar Dewantara SurakartaE-mail : [email protected]

Abstrak

Sindhenan  merupakan bagian kesatuan dengan karawitan dalam rangkameningkatkan rasa estetik. Sindhenan  adalah olah vokal mengikuti irama musikgamelan dengan teknik penyuaraan yang khas yang didasarkan konsep estetika Jawa. Teknik penyuaraan meliputi, teknik  luk, wiled, gregel, angkatan, seleh danteknik pernafasan. Konsep sindhenan  yang berkualitas dikenal dengan sebutannggendingi, mencakup mungguh, ngledheki, lelewa, pas, ngenongi, nggandhul, selingan,

dan andhegan. Olah vokal yang dilakukan pesinden melalui pelatihan yang lamaberulang-ulang menyesuaikan dengan laras  gamelan yang dibunyikan. Beberapapesinden adakalanya melakukan gerak serta sikap yang menarik. Pesinden untukasambel dan iringan pakeliran lazimnya mengutamakan warna suara, teknikpenyuaraan dan vokabuler penguasaan kalimat lagu. Pesinden dituntut selaludalam kondisi prima dalam penampilan oleh karena menjadi perhatian penikmat.

Fungsi utama sindhenan  adalah memperkaya nilai estetik dalam pertunjukan.

THE CONCEPTS OF KEPESINDENANAND ITS BASIC ELEMENTS

 

 Abstract 

Sindhenan is a part of karawitan in order to enhance the sense of aesthetics. It is a voice of pesinden following the rhythm of gamelan music with a distinctive voicing technique accord-ing to aesthetic concepts of Java. The voicing technique includes luk technique, wiled, gregel,angkatan, seleh, and respiratory techniques. The concept of qualied sindhenan is known asnggendingi, including mungguh, ngledheki, lelewa, pas, ngenongi, nggandhul, andhegan,and selingan. The vocal training has been through a long process of training adjust with therhythm of gamelan music. Some of the pesindens sometimes do some interesting motions.Pesinden for ansambel and pakeliran performances often give priority to the accompanimentof voice colors, voicing techniques, pronuncing technique of song lyrics. Pesinden is demand-ed in good condition in their performances as they are the main attention of the audience. The

main function of sindhenan is to enrich the value of aesthetics in the show.

 Kata kunci: konsep sindhenan; karawitan; teknik; sindhen; gendhing; senggakan;cengkok; tembang

PENDAHULUAN Dalam pertunjukan yang melibatkan

musik gamelan, terdapat olah vokal yangdilakukan oleh pengrawit putra maupunputri. Kebutuhan olah vokal merupakan

bagian yang berkaitan erat dengan kuali-tas seni pertunjukan. Jarang ditemui da-lam kehidupan masyarakat musik karawi-tan baik untuk iringan pakeliran, asambelmaupun komposisi yang tidak melibat-kan vokal. Instrumentalia musik gamelan

Page 2: Tehnik Vokal Jawa

8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 2/10

Page 3: Tehnik Vokal Jawa

8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 3/10

Muriah Budiarti, Konsep Kepesindenan dan Elemen-Elemen Dasarnya 149

tuk nyindheni gendhing  tertentu. Didalamsindhenan  memiliki berbagai konsep danteknik. Konsep-konsep tersebut meliputimungguh, ngledheki, lelewa, pas, nggandul,

ngenongi, andhegan, selingan yang seringdisebut nggendingi.Sindhenan dalam gending-gending 

mempunyai unsur penting yang berkaitanantara yang satu dengan yang lain sebagaiberikut.

Unsur Teks

Unsur teks yaitu unsur yang meli-puti wangsalan, abon-abon/isèn-isèn, parikan,senggakan, macapat, sekar ageng, sekar tenga-han, serta sekar bebas dan unsur lagu yang

meliputi irama , laras, cengkok, dan  pathet.Teks tersebut berupa sastra yang dapatditafsir sesuai pemahaman dan kepentin-gan masing-masing pengguna (tafsir gan-da). Pada umumnya, maksud lagu suatusindhenan terwadahi dalam bentuk cakepan (teks) yang dapat dipilih dari beberapaalternatif karya sastra yang tersedia. Da-lam sajian Sindhenan  Gendhing cakepan/wangsalan yang digunakan isinya ada yangbertema pendidikan, pertanian, kehidu-

pan berumah tangga, petunjuk-petunjukyang terkait dengan kehidupan sehari-haridalam bermasyarakat, peristiwa-peristiwadan situasi di sekitar pentas. Berbagai per-soalan dan permasalahan tersebut diung-kapkan dalam bentuk wangsalan,  parikan,pepantunan dan senggakan. Dari sekiancakepan yang tersedia tidak diterapkan se-kaligus dalam satu sajian  gendhing. Akantetapi diterapkan sesuai dengan jenis sind-henan yang masing-masing sindhenan me-

miliki dasar-dasar penggarapan yang ber-beda. Berikut ini adalah unsur-unsur teks.

Cakepan/ Wangsalan

Cakepan adalah suatu kalimat yangterdiri dari satu atau dua frase, di dalam-nya mengandung teka-teki, yang jawa-bannya sekaligus terdapat pada kalimattersebut. Oleh karena sifatnya teka-teki,maka di dalam mencari jawabannya harusmenghubungkan kata-kata yang terdapatdi dalam kalimat tersebut (Waridi, 2002:127-128). Padmosoekotjo dalam bukunya

yang berjudul Ngèngrèngan KasusastranDjawa II   menyebutkan bahwa secara ga-ris besar wangsalan dapat diklasifkasikanmenjadi empat jenis, yaitu wangsalan lam-

ba, wangsalan rangkep (camboran), wangsa-lan memet, dan wangsalan padintenan (Pad-mosoekotjo, 1960: 6). Dari keempat jeniswangsalan tersebut yang biasa digunakandalam lagu sindhenan adalah jenis wangsa-lan rangkep. Wangsalan rangkep adalah jeniswangsalan yang isi jawabannya lebih darisatu, terdiri dari dua frase, frase pertamaberisi pertanyaan dan frase yang keduaberisi jawabannya.

Contoh:

Wangsalan 8 wanda (Suku Kata):Welut wana kawula amung saderma........ welutwana (ula)Kawi sekar den sugih te pa  salira .......kawi sekar(puspa)

Wangsalan 12 wanda:Kawis pita kang lata kinter ing toya A ja uwas, den sumarah mring Hyang Sukma

Catatan: kawis pita adalah ma ja

lata kentir ing toya  adalah sarah/ uwuh/sam-pah

Wohing aren, pangucape janma nendraDipun eling sabar niring dur  angkara

Catatan: Woh ing aren adalah kolang- kalingPangucape janma nendra adalah nglindur 

Wangsalan 8 wanda: Aran ludiraning wreksa,ywa kapatuh ngumbar karsa

Catatan: Ludarinmg wrekasa adalah  tlutuh / ge-tah.

Kemangi wulung gagangnyaDen welas asih sasama

Catatan: Kemangi wulung gagangnya adalahtelasih

 Abon – abon

Di dalam sindhenan, abon-abon  jugadisebut isèn-isèn  yang berfungsi sebagai

selingan  atau pelengkap. Di dalam ka-

Page 4: Tehnik Vokal Jawa

8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 4/10

HARMONIA, Volume 13, No. 2 / Desember 2013150

mus Basa  Jawa  (Bausastra Jawa), abon-abonartinya ubarampé slametan (Tim, 2000: 2).Kata ubarampé   berarti kelengkapan ataupelengkap.  Abon-abon  merupakan teks

yang berwujud kata atau kata-kata yangtidak ada hubungan arti kalimat denganteks pokok (sindhenan), sehingga dapatdikatakan bahwa kedudukannya hanyasebagai selingan. Dengan demikian kataabon-abon yang ada dalam kamus bahasa Jawa dengan maksud yang ada pada lagusindhenan memiliki kesamaan arti, yaitusesuatu yang berfungsi sebagai peleng-kap dan sebagai teks tambahan agar dapatmencukupi kebutuhan untuk ukuran satukalimat lagu, atau satu bagian gendhing.

Contoh:Rama-rama, ya nduk, gones, yomas-yomas, wongkuning, wong manis, bapakne, thole, ramane dhewe,raden, gonas ganes, wicarane, ayem tentrem sawa-ngane, gandhes luwes sasolahe, rompyoh-romyohsesinome, anteng tajem polatane

 Parikan

Parikan  adalah sebuah kalimat yangterdiri dari dua frase antara akhir kata fra-se pertama dan ke dua yang mempunyaikesamaan bunyi.

Contoh:Rujak nanas pantes den wadahi gelas, tiwas-tiwasnglabuhi wong ora nggagas

Rujak degan esih legan ja kluyuran, kudu ngemanndhak urip dadi cacadan

Senggakan

Senggakan memiliki kata dasar seng- gak yang memiliki arti njuwaragijak aramémbarengi (njamboengi) oenining gamelan(Poerwadarminta, 1939: 557). Dari carapenyajiannya, senggakan dalam karawitanmemiliki kesan rasa ramé.  Dengan demi-kian senggakan dapat diartikan vokal ber-sama atau tunggal dengan menggunakancakepan parikan dan atau serangkaian kata-kata (terkadang tanpa makna) yang ber-fungsi untuk mendukung terwujudnyasuasana ramai dalam sajian suatu  gend-hing. Senggakan  ini bersifat sangat lentur,

artinya bisa ditafsir oleh siapa saja dengan

pengertian apa saja asal logis dan konteks-tual.

Contoh yang berwujud satu hurufhidup: eoe, aea, eoe, aeoeaeo (dalam Ladrang

Gegot, inggah gendhing Onang-onang). Con-toh berujud kata: sayuk rukun, ayem tentrem (dalam Ladrang Mugirahayu)

Tembang Macapat

Tembang ini juga sering disebut se-kar macapat, sekar alit, atau sekar dhagelan.Saputra dalam bukunya yang berjudulSekar Macapat menyebutkan, macapat ada-lah suatu bentuk puisi Jawa yang meng-gunakan bahasa Jawa baru, diikat olehpersajakan yang meliputi  guru gatra,guru

wilangan, dan guru lagu (Saputra, 2001:12). Jadi Sekar macapat  atau tembang macapat dapat diartikan sebagai salah satu bentuksekar  (tembang) yang menggunakan aturan

 guru wilangan  dan  guru lagu  yang sudahditentukan. Masing-masing jenis tembangmacapat memiliki jumlah gatra yang berbe-da-beda dan untuk membedakan jenis se-kar macapat antara yang satu dengan lain-nya dapat dilihat dari jumlah  gatra, gurulagu, dan guru wilangan.

Contoh sekar macapat adalah Sin-om, Dandanggula, Pangkur, Asmarandana,Kinanthi, Pucung, Mijil, Gambuh, Megatruh,dan sebagainya.

Sekar Tengahan

Sekar tengahan  yang digunakan da-lam sindhenan pada sajian  gendhing dapatdijumpai pada gendhing- gendhing sekar . Se-kar tengahan adalah salah satu bentuk tem-bang waosan kekawin yang memakai sekar  

(tembang/puisi) yang di dalamnya tidakterdapat aturan lampah dan pedhotan. Jenissekar  ini juga disebut tembang tri lagu, yai-tu tembang  waosan ketiga (Waluyo, 1991:38). Salah satu teks yang digunakan dalamlagu sindhenan adalah sekar tengahan.

Contoh tengahan adalah Balabak Tin- jomaya,  laras pelog pethet nem, Balabak Pat-ranala, laras slendro pathet sanga

Sekar Ageng 

Sekar Ageng adalah salah satu bentuk

tembang  waosan kekawin atau disebut juga

Page 5: Tehnik Vokal Jawa

8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 5/10

Muriah Budiarti, Konsep Kepesindenan dan Elemen-Elemen Dasarnya 151

nada-nadanya telah ditentukan.

Contoh usunan dan pola interval laras slendro:

1 2 3 5 6 i

 Ji Ro Lu Mo Nem Ji

1= Panunggul, 2 = Gulu, 3= Dhada, 5 = Lima, dan 6 = Nem.

Selain 5 nada pokok tersebut jugaada beberapa nama laras atau nada seper-ti, (1) Barang, yaitu nada Gembayangan dari

 penunggul, diberi simbol i dibaca /ji/,  (2)Manis, yaitu nada gembayangan gulu, dibe-ri simbol angka 2 (angka dua dengan tan-

da titik di atasnya).Terdapat pula susunan/sistem uru-tan nada-nada yang terdiri dari 5 atau 7nada dalam satu  gembyang dengan meng-gunakan pola jarak nada yang tidak samarata. Sistem urutan nada ini disebut laras

 pelog.Contoh:Pelog Nem

5 6 1 2 3 5 6 1 2 3 Ma nem ji ro lu ma nem ji ro lu

5 6 1 2 4 5 6 1 2 3 Ma nem ji ro pat mo nem ji ro lu

Pelog Barang5 6 7 2 3 5 6 7 2 3 Ma nem pi ro lu ma nem pi ro lu

Penguasaan dan kepekaan pesindhen terhadap laras itu mutlak diperlukan ka-rena dapat mempermudah dalam mempe-

lajari lagu sindhenan gendhing serta memu-dahkan dalam membuat luk, wiled, gregel.

Cengkok

Cengkok dalam vokal sindhenan diar-tikan sebagai pola dasar lagu yang berwu- jud berupa susunan nada-nada yang su-dah memiliki kesan rasa musikal. Susunannada-nada inilah yang oleh kalangan pes-indhen dimaknai sebagai cengkok sindhe-nan.

Perwujudan cengkok vokal pesindhen berbeda satu dengan yang lainnya. Perbe-

maca salagu dan rolagu yang menggunakansekar   (tembang/puisi) yang di dalamnyaterdapat aturan lampah dan pedhotan (Pur-batjaraka, 1954: 16). Sekar   ini biasa digu-

nakan untuk bawa gendhing, utamanya gendhing Surakartan dan Yogyakartan.Contoh Sekar Ageng Sudirawicitra:

lampah 12,  pedhotan  5-7 laras pelog pathetnem.

 Sekar Bebas

Sekar Bebas adalah bentuk sekar  yangtidak terikat dengan  guru lagu, guru wi-langan, lampah, dan pedhotan. Jenis sekarini disusun bebas hanya untuk keperluan

 garap sindhenan khusus pada gendhing-gend-

hing yang disajikan.

Unsur lagu

Unsur kedua sindhenan yang sangatpenting yaitu “lagu” yang terdiri dari ira-ma, laras, cengkok, pathet.

 Irama

Supanggah dalam buku yang berju-dul Bothekan Karawitan I , Irama dilihat dari2 sisi yaitu irama yang berhubungan den-

gan aspek ruang dan irama yang berhu-bungan dengan aspek waktu (Supanggah,2002: 124). Ruang yang dimaksud di siniadalah ruang imajiner yaitu tempat yangmasih abstrak sifatnya dan berada di da-lam benak pengrawit. Irama yang berhu-bungan dengan waktu dalam karawitan Jawa sering diindentifkasikan sebagaiwaktu perjalanan atau di kalangan musiksering disebut sebagai tempo gendhing/lagu. Tempo dikelompokkan dalam 3 ting-katan tamban (alon), sedheng (sedang), danseseg (cepet).

 Laras

Menurut Supanggah makna laras adalah sesuatu yang bersifat enak atau nik-mat untuk didengar atau dihayati. Laras juga dapat berarti nada yaitu suara yangtelah ditentukan jumlah frekuensinya ( pe-nunggul, gulu, dhada, pelog, lima, nem danbarang). Laras juga bermakna sebagai tang-ga nada/scale/ gamme yaitu susunan nada-

nada yang jumlah dan urutan interval

Page 6: Tehnik Vokal Jawa

8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 6/10

HARMONIA, Volume 13, No. 2 / Desember 2013152

daan perwujudan cengkok inilah yang se-lanjutnya disebut dengan wiled.

Cengkok memiliki peran pentingbagi pesindhen dalm menaksir garap

gendhing. Perwujudan teknik cengkokyang lainnya yaitu Luk dan Gregel.

 Pathet 

Pathet dimakanai sebagai suatu sis-tem yang mengatur peran, tugas dan kedu-dukan nada pada masing-masing pathet,mengatur ambah-ambahan (register/ambi-tus) nada atau larasan gendhing,memandupengrawit untuk masuk pada atmosfertertentu dan sering terkait dengan waktutertentu (sore, malam, pagi, siang, dan se-

bagainya) saat penyajian sebuah gendhing.

Sindhenan Khusus

Sindhenan khusus  adalah sindhenan yang menggunakan teks/cakepan  ataulagu khusus. Contoh sindhenan khusus an-tara lain Sindhenan Gending Sekar, Jineman,dan sejenisnya.

Gendhing Sekar 

Dalam karawitan tradisi gaya Sura-

karta, dikenal ada beberapa jenis gendhing: gendhing rebab, gendhing gender, gendhingbonang. Perbedaan antara gendhing yangsatu dengan lainnya terletak pada penon- jolan garap ricikan yang tedapat didalam-nya. Pada jenis gendhing sekar, garap ri-cikan yang menonjol terletak pada garapvokal (sekarnya). Kebiasaan dalam karawi-tan tradisi Jawa, sajian vokal pada  gend-hing sekar  disebut dengan istilah sindhenan

 gendhing  sekar , hal ini dimungkinkan ka-rena teknik garap vokal yang digunakan juga mirip dengan  garap sindhen padaumumnya.

Gending sekar   secara etimologi be-rasal dari bahasa Jawa yaitu: “ gendhing” dan “sekar”. Menurut Martopangrawit

 gendhing adalah lagu yang diatur menujukearah bentuk yang terbatas pada bentukkethuk 2 (kalih) ke atas. Sementara menurutSupanggah,  gendhing adalah suatu istilahumum yang digunakan untuk menyebutkomposisi musikal karawitan Jawa, se-

dangkan menurut Sumarsam, gending ada-

lah komposisi gamelan berstruktur yangberukuran panjang (Sumarsam 1991:23).Pengertian sekar adalah bentuk puisi tra-disi Jawa yang dilagukan menggunakan

titilaras slendro dan atau  pelog, baik sekarageng, tengahan maupun sekar macapat.Contoh Gending Sekar Sinom Pari-

 jatha dapat dilihat di lampiran.

 Jineman

  Kata  jineman  dari asal kata  jinem mendapat akhiran yang mendapat akhiranan.  Jinem  artinya anteng jatmika  (PrawiraAtmojo 1998:145). Jineman mempuny-ai banyak arti, seperti di kalangan IstanaMangkunegaran istilah jineman digunakan

untuk menyebut seorang petugas penjagaketentraman Istana (Waridi, 2002: 119).

 Jinem juga berarti tempat tidur, hal ini di-maksudakan sebagai kedamaian, ketent-raman dalam tidur. Jadi, secara substansi

 jineman  berarti kedamaian, ketenangan,ketentraman.

Dalam karawitan Jawa terdapat 2macam  jineman yaitu, (1)  Jineman yangbersifat mandiri, dan (2) jineman yang ter-kait dengan bawa.

Dalam  jineman, baik yang bersifatmandiri maupun yang terkait dengan bawa susunan balungan mengikuti alur lagu.

Menurut Waridi jineman adalahlagu yang terikat pada suatu bentuk  gend-hing  tertentu dengan menggunakan tekswangsalan, isen-isen, parikan  yang memi-liki keutuhan musikal dan tidak terikatpada suatu bentuk  gendhing tertentu yangsajiannya disertai ansambel gadhon (Wari-di, 2002: 122).

Teks yang digunakan dalam jinemantidak selalu saja berupa wangsalan, namunbisa juga bagian dari tembang tertentu,baik tembang  gedhe, tembang tengahan,maupun tembang macapat.

Contoh jineman adalah Gathik Glind-hing.

Teknik Sindhenan

Unsur penting yang terkait denganteKnik-teknik sindhenan yaitu meyangkutteknik luk, wiled, gregel, angkatan, seleh danteknik pernafasan.

Page 7: Tehnik Vokal Jawa

8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 7/10

Muriah Budiarti, Konsep Kepesindenan dan Elemen-Elemen Dasarnya 153

 Wiled

Wiled adalah suatu teknik penyua-raan sebagai suatu pengembangan ceng-kok tertentu dengan variasi melalui satuatau beberapa nada. Bentuk variasinyadapat berupa penambahan beberapa nadatehadap cengkok dasar ataupun permai-nan keras lirih (dinamika) serta pemberiantekanan terhadap nada-nada tertentu.

Hascaryo mengklasifkasikan wiled menjadi 5 macam, yaitu: wiled dhadhung

 pinuntir, wiled lunging gadhung, wiled ngom-bak banyu, dan wiled kodhokan. Berikut pen- jabaran dari macam-macam wilet yang di-maksud.

Wiled dhadhung pinuntir , yaitu suatupengembangan cengkok  dengan menga-dakan penambahan beberapa nada padabagian atau bagian-bagian tertentu cengkok dasar yang biasanya melalui lintasan yangsangat rumit, berbelit-belit, sehingga ceng-kok dasarnya menjadi bias.

Wiled lunging gadhung, yaitu sua-tu pengembangan cengkok  dasar denganmengadakan penambahan nada di atasatau di bawah nada seleh cengkok dasar se-

cara berurutan kemudian seleh-nya samadengan seleh cengkok  dasar. Contoh pada

 gendhing Gunungsari.

Cengkok dasar2 3z2x.xc11 Tu- ri-ra-wa

Wiled Lunging gadhung2 3 z3xx2x3x5xx3x x2x.c1 1Tu- ri- ra- wa2 3 z3x6x x.x5x3x.x5x3x2c1 1Tu- ri- ra- wa

Wiled ngombak banyu, yaitu suatupengembangancengkok dasar dengan men-gadakan penambahan satu nada di bawahnada seleh dan diikuti nada seleh cengkok dasar dengan cara diulang-ulang denganseleh sama dengan seleh cengkok dasar.

Wiled kodhokan, yaitu suatu pengem-bangan seleh cengkok dengan mengadakantekanan pada tiap pergantian nada dengancara menghilangkan perpanjangan suaramenjelang akhir pernapasan. Pada wiled

kodhokan, tanda koma (,) menunjukkanpernapasan pada tiap-tiap nada.

Teknik Luk

Luk adalah suatu teknik penyuaraansuatu pengembangan dari cengkok ter-tentu dengan mengadakan tambahan satuatau dua nada di atas atau dibawah linta-san cengkok dasar ataupun berupa nadayang berjarak satu nada atau lebih yangmerupakan satu kesatuan.

Cengkokj.2 j3j2 j1jjj2 j3j33 go- nas ga- nes-wi ca-rane

Luk ndudukj.2 j3j2 j1jjj2 j3j23go- nas ga- nes – wi ca-rane

Teknik Gregel

Teknik  gregel  adalah suatu teknikpenyuaraan sebagai pengembangan daricengkok tertentu dengan mengadakanpengolahan terhadap satu nada yang di-getarkan dan nada itu biasanya dua nadadiatas nada lintasan (sebelum seleh)  ataunada seleh cengkok.

Cengkok Dasar 3 3 2 5 3 1 z2x1cy ypang- gah- a- la- buh- ne- ga- ra

Luk Jujugan3 3 3 3 3 3 ˜̃ 2 5 3 1 z2x̃ x̃ x x1cy yPra-ta-ru- na pang- gah- a-la- buh- na- ga- ra

Teknik Angkatan

Angkatan dimaknai sebagai sua-tu teknik penyajian vokal sindhenan yang

menunjuk pada tempat dimulainya sajianteks pada suatu gendhing. Tenkik ini olehkalangan pesindhen dianggap hal yang san-gat penting, karena merupakan salah satufaktor yang menentukan estetika dalmsindhenan.

Gitosaprodjo merumuskan angka-tan  sindhenan  sebagai suatu teknik vokalsindhenan yang berdasarkan jumlah sukukata dan irama sajian  gendhing. Sesuaidengan pengertian ini maka menyajikan

teknik angkatan sindhenan  akan sangant

Page 8: Tehnik Vokal Jawa

8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 8/10

HARMONIA, Volume 13, No. 2 / Desember 2013154

berhubungan dengan garap gendhing seca-ra keseluruhan. Unsur  garap gendhing  se-perti irama, laya, dan ritme adalah bagianyang sangat penting bagi seoarang vokalis

(sindhen) ketika menyajikan angkatan sind-henan.Dalam teknik angkatan terdapat be-

berapa irama seperti irama dados dan ira-ma tanggung seperti terlihat dalam polairama pada Gambar 1 dan Gambar 2.

Teknik Seleh

Kata seleh bermakna meletakkan ataumenaruh. Pada pengertian yang lebih spe-sifk kata seleh  sering difungsikan dalamdunia karawitan yakni garap sajian instru-

men baik yang berbentuk melodi, cengkok atau ritme menuju pada nada tertentu.Sebagai contoh dalam vokal cengkok“ayukuning” 6 ! # @ 6 3 2 1 susunannada-nadamembentuk melodi yang di arahkan kenada 1. Tempat yang dituju adalah nadaakhir pada akhir  gatra/lagu. Dengan de-mikian selehyang dimaksud dalam kon-

teks ini adalahnada akhir pada suatu laguatau nada akhir pada tiap-tiap  gatra. Didalam vokal sindhenansrambahan, kata selehdigunakan untuk menunjuk pada tempat

sasaran atau tujuan akhir dari sajian sua-tu cengkoksindhenan. Sama halnya teknikangkatan, teknik seleh merupakan hal yangsangat penting di dalam sindhenan, teknikangkatan dan seleh saling berhubungan ser-ta tidak dapat dipisahkan. Setiap angkatan pasti akan menuju pada sasaran yaitu se-leh.

Teknik Pernafasan

Pernapasan yang dimaksud ada-lah letak pemenggalan pada cakepan yang

disajikan dalam teknik sajian vokal sindhe-nan. Teknik ini pada dasarnya dilakukanoleh  pesindhen  dalam mengatur pernapa-san dalam rangka membangun keutuhanpada setiap menyajikan cengkok-cengkoksindhenan. Pernapasan mempunyai pen-garuh besar terhadap karakter sindhenan,karena dengan napas dapat membentuk

Gambar 2. Irama Tanggung

Gambar 1. Irama Dados

Page 9: Tehnik Vokal Jawa

8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 9/10

Muriah Budiarti, Konsep Kepesindenan dan Elemen-Elemen Dasarnya 155

berbagai jenis karakter cengkok sesuai den-gan keinginannya. Dengan mengatur per-napasan yang tepat dan penuh dengankesadaran akan kegunaan dalam setiap

penempatannya, maka teknik pernapasanpada sajian sindhenan dapat menghasilkanestetika bunyi vokal yang lebih dinamis.Teknik pernapasan digunakan juga seba-gai sarana mencermati alur lagu atau idemusikal ricikan lain yang diacu, serta men-cermati nada seleh yang dituju.

Berkaitan dengan berbagai fungsipernapasan, maka sangat memungkinkanteknik-teknik pernapasan untuk mengo-lah berbagai unsur sindhenan  baik dalammengolah ritme, volume,  gregel, luk,  dancengkok.

Konsep Sindhenan

Terdapat berbagai macam konsepdalam Sindhenan  sehingga jika dilakukanakan dikenal dengan sebutan nggendingi.Konsep sindhenan antara lain mungguh,ngledheki, lelewa, pas, ngenongi, nggandhul,selingan, dan andhegan. Penjelasan secarasingkat sebagai berikut.

 MungguhDi kalangan karawitan Jawa dimak-

nai sebagai kesesuaian garap dengan kon-teksnya. Dalam sindhenan kerja semacamini sangat penting karena dengan kon-sep mungguh ini tujuan dari penggarapan

 gendhing secara total akan tercapai. Mung- guh juga berkaitan dengan karakter gend-hing dan karakter suara.

 Ngledheki

Seorang sindhen  dengan bekal sua-ranya bisa menarik perhatian pengagum-nya. Menarik di asini dapt dicapai denganbeberapa cara yang salah satunya adalahdengan mengolah wiledan  sesuai dengankarakter gendhing yang disindheni.

 Lelewa

Digunakan untuk menyebut karak-ter suara dan cara melantunkan vokal baikpria maupun wanita. Khusus untuk sind-henan pengertian lelewa ini berkaitan den-

gan karakter suara dan cara seorang  pes-

indhen dalam mengolah dan melantunkanvokal sindhenan. Disadari atau tidak lelewasudah dengan sendirinya ada pada setiappesindhen.

 Pas

Pertama,  pas  artinya seleh  akhirsindhenan yang harus bersamaan denganbalungan seleh  yang dituju (harus tepat).Kedua,  pas  dalam arti cengkok sindhenan sesuai dengan karakter  gendhing yang di-sindheni-nya

Ketiga,  pas  dalam arti tempat yatupenempatan teks yang digunakan sesuaidengan kelaziman yang berlaku, wangsa-lan ditempatkan pada posisinya, abon-abon 

difungsikan sebagai selingan.

 Ngenongi

Seleh sindhenan yang tidak bersamaandengan seleh nada atau disebut mleseti.Mle-seti adalah Seleh sindhenan yang terletak sedi-kit dibelakang nada seleh balungan. Hampirsemua jenis sindhenan srambahan (umum)selalu menggunakan teknik ini.

 Nggandhul

Sindhenan yang mengikuti alur laguinstrumen atau ricikan yang diacu (rebab,kendhang, gender barung, bonang barung,balungan). Istilah nggandhul  sebenarnyalebih berkonotasi negatif karena ditujukankepada pesindhen yang kurang menguasai

 gendhing  dan membaca notasi. Meskipunberkonotasi negatif, tetapi teknik nggandulpada kasus tertentu dibutuhkan pesidhenketika nyindheni gendhing. Dampak darisindhenan nggandhul adalah sindhenan ngle-wer.

Selingan

Selingan dalam sindhenan biasa digu-nakan untuk menyebut garap gendhingsaat digarap mandhek. Pada umumnya ke-tika gendhing digarap mandhek selalu disaji-kan sindhenan  ambegan ( gawan gendhing/

 gawan cengkok). Pada umumnya andeganselingan diambil dari sekar macapat. Padasaat menyajikan andegan selingan inilahpada umumnya para pesindhen memiliki

kesempatan untuk menampilkan kebole-

Page 10: Tehnik Vokal Jawa

8/18/2019 Tehnik Vokal Jawa

http://slidepdf.com/reader/full/tehnik-vokal-jawa 10/10

HARMONIA, Volume 13, No. 2 / Desember 2013156

hannya dengan mengolah luk, wilet, dan gregelnya. Maka di dalam masyarakat ka-rawitan Jawa terdapat pemahaman ten-tang perbedaan teknik penyajiannya keti-

ka sekar macapat disajikan sebagai  waosandan difungsikan sebagai andhegan selingan.

 Andhegan

 Andhegan/mandheg  dimaknai seba-gai sajian  gendhing yang digarap berhentipada tempat tertentu tetapi bukan berartitelah selesai melainkan leren/istirahat. Ke-tika  gendhing  leren, sindhenan yang men-gikuti irama gamelan itulah yang dimak-sud dengan andhegan.

SebutanNggendhingi, dimaknai sebagai inter-

pretasi seorang  pesindhen terhadap sajian gendhing  yang bisa membangun kualitasestetika  gendhing  yang digarapnya. Didalam masyarakat karawitan tradisional Jawa seorang pesindhen disebut Nggend-hingi  apabila vokal sindhenannya sudahmampu berperan membangun kualitas es-tetika gendhing. Oleh karena itu pesindhenyang dikategorikan nggendhingi apabila

semua konsep sindhenan yang ada sudahkasarira atau menyatu pada diri pesindhen.Konsep nggendhingi pada umumnya digu-nakan untuk mengkatagorikan pengrawitdan vokalis termasuk pesindhen yangsudah memiliki virtuositas kesenimanantinggi.

SIMPULAN

Di daerah Surakarta terdapat dua je-

nis sindhenan yaitu Sindhenan Umum danSindhenan  khusus. Sindhenan Umum atauSindhenan Srambahan biasanya digunakanuntuk nyindheni  semua  gendhing  denganmenggunakan cakepan wangsalan, abon-abon atau isèn-isèn dan parikan, sedangkanSindhenan  Khusus adalah lagu sindhenan atau cakepan yang hanya dapat digunakanuntuk nyindheni gendhing  tertentu. Di da-da-lam sindhenan  memiliki berbagai konsepdan teknik. Konsep-konsep tersebut me-

liputi mungguh, ngledheki, lelewa, pas, ng- gandul, ngenongi, andhegan, selingan yangsering disebut nggendingi. Sindhenan dalam

 gendhing-gendhing mempunyai unsur pen-

ting yang berkaitan antara yang satu den-gan yang lain.Unsur yang saling berkaitanadalah Unsur teks,dan unsure lagu.

Dalam Sindhenan  diperlukan teknikolah vokal tertentu. Teknik penyuaraanmeliputi, teknik luk, wiled, gregel, angka-tan, seleh dan teknik pernafasan.

Semua konsep dan teknik olah vokalharus sudah menyatu dalam diri pesind-hen pada saat melaksanakan pertunjukan.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarti, M. 2006. Kehadiran Suryati dalamDunia Kepesindhenan Gaya Banyumas.Tesis tidak dipublikasikan: ProgramPascasarjana Institut Seni IndonesiaSurakarta.

 Jazuli, M. 2009. Popularitas Sinden. Harmo-nia : Jurnal Pengetahuan dan PemikiranSeni. Vol. 9 No. 2 Hal. 85-94

Purbatjaraka. 1954. Kapustakan Jawi. Jakar-ta: Jambatan.

Padmosoekotjo. 1960. Ngèngrèngan Ka-susastran Djawa II , Yogyakarta: HienHoo Sing.

Saputra. 2001. Sekar Macapat. Jakarta: We-datama Widya Sastra.

Sudarsono, dkk. 1978. Kamus Istilah Taridan Karawitan Jawa. Jakarta: ProyekPenelitian Bahasa dan Sastra Indo-nesia dan Daerah.

Supanggah. 2002. Bothekan Karawitan I . Ja-karta : MSPI.

Tim Penyusun Balai Bahasa Yogyakarta,2000. Kamus Basa Jawa, (Bau Sastra

 Jawa), Yogyakarta: Kanisius.Waluyo. 1991. Dokumentasi Bawa Gawan

Gendhing Bapak Sastro Tugiyo. Lapo-ran: Penelitian STSI Surakarta.

Waridi. 2002. Jineman Uler Kambang:Tinjauan Dari Beberapa Segi.  Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni, Vol. 1No. 1.