tehnik sampling

Upload: evi-dwi-indriyani

Post on 04-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    1/16

    TEHNIK SAMPLING

    A. Pengertian-pengertian.

    1. Populasi.

    Banyak pengertian yang diajukan untuk mendefinisikan tentang populasi,

    dengan berbagai sudut pandang yang berbeda, beberapa pengertian tersebut

    antara lain :

    a. Keseluruhan subyek dimana generalisasi akan diberlakukan

    b. Keseluruhan subyek dimana daripadanya sampel diambil untuk

    dilakukan pengukuran.

    c. Keseluruhan individu dengan kualitas atau ciri-ciri tertentu.

    Dari tiga pengertian diatas populasi adalah keseluruhan subyek dimana

    sebagian daripadanya akan diambil untuk dilakukan pengukuran yang hasilnya

    akan dijadikan dasar untuk generalisasi.

    Populasi dapat dibagi dua yaitu populasi finite yaitu populasi yang jumlah

    anggotanya dapat dihitung., sedangkan populasi infinite yaitu populasi yangjumlah anggotanya tidak dapat dihitung.

    Pengertian dapat dihitung agak abstrak, sebagai pendekatan jika populasi

    kurang dari 10.000 maka masuk populasi finite, jika lebih disebut populasi

    infinite.

    Hasil pengukuran pada sampel akan dijadikan generalisasi untuk

    menggambarkan populasi, maka hendaknya batasan populasi harus jelas baik

    dari sisi dimensi ruang dan waktu.

    2. Sampel

    Adalah bagian populasi yang diambil dengan cara tertentu, dimana pengukuran

    dilakukan.

    35

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    2/16

    3. Unit sampel.

    Adalah kumpulan individu yang berasal dari populasi yang tidak saling

    tumpang tindih atau dengan kata lain mempunyai karakteristik/ciri-ciri tertentu.

    4. Elemen sampel

    Adalah individu yang berasal dari populasi, dimana pengukuran dilakukan

    kepadanya.

    5. Sampling Frame

    Adalah daftar populasi, yang sangat tergantung dari kelompok atau individu

    penyusunnya.

    6. Variabel

    Adalah ciri-ciri yang melekat pada subyek penelitian dan mempunyai variasi

    dari hasil pengukurannya.

    7. Generalisasi.

    Adalah upaya menarik kesimpulan data yang kecil (sampel) untuk

    menggambarkan keadaan yang ada pada populasi.

    8. Random.

    Adalah setiap anggota populasi mendapatkan Chance (kesempatan) yang sama

    untuk menjadi anggota sampel.

    Guna memberikan gambaran yang lebih kongkret dari beberapa pengertian diatas,

    dapat dibuat ilustrasi sebagai berikut :

    suatu penelitian ingin membuat perkiraan status gizi Balita di Puskesmas X

    tahun 2007, ukuran yang dipakai untuk menentukan status gizi adalah berat

    badan dan umur balita. Ilustrasi diatas dapat digunakan untuk mengidentifikasi

    pengertian diatas:

    1. Populasi.

    36

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    3/16

    a. Seluruh Balita yang ada di Puskesmas X

    b. Seluruh Kepala Keluarga yang mempunyai Balita di Puskesmas X

    Pilihan diatas sangat tergantung pada data awal yang tersedia dilapangan, jika

    peneliti mendapatkan jumlah seluruh balita di Puskesmas X, maka

    populasinya pada pilihan a, tapi jika data dilapangan yang ada adalah daftar

    KK yang memiliki Balita, maka populasinya pilihan b

    2. Sampel.

    Sebagian Balita di Puskesmas X.

    3. Unit sampel.

    KK yang mempunyai Balita, ingat pengertian unit sampel yaitu sekumpulan

    individu, sehingga satu KK dengan KK lainnya boleh jadi memeliki Balita tidak

    sama, ada yang satu ada yang lebih dari satu.

    Jika KK yang mempunyai Balita lebih dari satu, terpilih jadi anggota sampel

    maka semua Balita yang ada dalam KK tersebut otomatis menjadi anggota

    sampel.

    4. Elemen sampel.

    Individu Balita yang akan dilakukan pengukuran BB dan umurnya.

    5. Sampling Frame

    Daftar populasi, yang dipakai ada dua yaitu berdasarkan KK yang punya Balita,

    berarti daftar populasinya berupa unit sampel, jika nama Balita yang menjadi

    daftar populasi, maka yang dipakai adalah elemen sampel.

    6. Variabel .

    Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu :

    a. BB/U yang digunakan ratio keduanya.

    b. Status Gizi, hasil kategorisasi atau pengelompokkan ukuran BB/U.

    37

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    4/16

    B. Tehniksampling.

    1. Kriteria sampel yang baik.

    Tujuan teori penarikan sampel adalah efisiensi, tanpa mengabaikan presisi

    (ketepatan) yaitu tingkat ketelitian antara nilai populasi dan nilai sampel, dalam

    menerapkan prinsip ini setiap prosedur penarikan sampel selalu

    mempertimbangkan ketelitian dan biaya sebagai konsekwensi dari pendekatan

    penentuan besar sampel, persoalan kemudian muncul, ketika setiap penelitian

    hanya menggunakan sampel sebagai data untuk penarikan kesimpulan, untuk

    itu diperlukan pemahaman tentang kriteria sampel yang baik, antara lain :

    a. tidak bias/UnBiased

    Artinya nilai pada sampel )(_

    X sama dengan nilai pada populasi ( ) , jika

    dirumuskan 0__

    === XDatauX , bias selalu ada, pengaruh bias

    diabaikan jika selisih nilai bias kurang dari 10%.

    b. Varians minimum

    Suatu cara penarikan sampel dengan cara tertentu yang dilakukan secara

    berkali-kali, menghasilkan varians paling kecil itulah sampel yang baik,

    maka cara penentuan besar sampel itulah yang terbaik.

    c. Konsistensi.

    Artinya jika besar sampel diperbesar terus hingga mendekati besarnya

    populasi, maka nilai sampel )(_

    X akan mendekati nilai populasi ( )

    d. Sufficient (kecukupan)

    38

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    5/16

    Indikator secara definitif tentang kecukupan ini tidak ada, pendekatan

    yang dipakai adalah jika kaidah penentuan besar sampel sudah terpenuhi

    sudah dianggapsufficient.

    Kaidah yang dimaksud adalah ciri-ciri populasi sudah terwakili pada

    sampel yang diambil dengan mempertimbangkan resiko salah ( ) , tehnik

    sampling yang dipilih dan jenis data apakah kontinyu atau diskrit.

    Uraian diatas justru memperkuat pada satu ciri utama yaitu karakteristik

    populasi, jika populasinya homogen, maka berapapun besar sampel yang

    diambil akan memberikan bias yang tidak signifikans, hal ini sama dengan yang

    dikatakan oleh Cochran jika nilai deviasi sama pada dua populasi, besar

    sampel 500 dari ukuran sampel 200.000 akan memberikan ketepatan yang sama

    dengan perkiraan rata-rata populasi dengan besar sampel 500 dari ukuran

    populasi 10.000.

    2. Teknik sampling.

    Pemilihan teknik sampling sangat dipengaruhi oleh dua hal yaitu karakteristik

    populasi dan karakteristik subyek yang akan diteliti.

    Karakteristik populasi adalah apakah populasi yang akan diambil sampel

    bersifat homogen atau heterogen, sehingga representasi (keterwakilan) populasi

    pada sampel secara proporsional (berimbang) sesuai dengan karakteristik

    populasi tersebut, jika peneliti menjumpai hal ini maka cara random lebih baik.

    Karakteristik subyek adalah apakah kasus yang diteliti jumlahnya banyak apa

    tidak ataukah mempunyai ciri khusus, jika kasus tersebut hanya sedikit dan

    mempunyai ciri khusus dan pertimbangan khusus maka cara non random jauh

    lebih baik.

    Generalisasi dapat diberlakukan pada cara random, pada non random tidak bisa

    dilakukan generalisasi, ada dua alasan yaitu pertama cara random mengikuti

    kaidah probabilitas sampel dimana karakteristik pada populasi dapat terwakili

    secara acak, alasan kedua batasan populasinya jelas, sehingga generalisasi juga

    jelas.

    39

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    6/16

    a. Random.

    1) Simple random sampling.

    Teknik penentuan sampel ini dipakai dengan persyaratan tertentu,

    antara lain :

    a). Karakteristik populasi homogen atau mempunyai ciri yang

    sama, ciri yang sama terutama pada variabel dependennya.

    b). Peneliti mempunyai sampling frame dari seluruh anggota

    populasi.

    c). Kedudukan populasi tidak tersebar, sampai diluar kendali

    peneliti.

    Cara yang lazim digunakan dengan cara undian, dimana caranya

    dapat diuraikan sebagai berikut :

    a). Semua anggota populasi yang ada dalam sampling frame di

    beri nomer identitas masing-masing.

    b). semua nomer identitas populasi dimasukkan dalam sedotan

    minuman, guna menyamakan diameter undian.

    c). Keluarkan nomer identitas sampai pada besar sampel yang

    sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti.

    Ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari pendekatan ini :

    Kelebihan: Bias kecil karena populasi homogen, pelaksanaan

    samplingnya sederhana.

    Kelemahan: Dibutuhkan daftar lengkap dari populasi, dan

    seringkali jarang ditemui.

    2) Systematic Random sampling.

    Persyaratannya sama dengan simple random sampling, Tehnik ini

    mendasarkan pada urutan sampel kei, urutan sampel ke i

    didasarkan hasil pembagian antara banyaknya populasi dan besar

    sampel yang sudah ditentukan ataun

    Nni = , ada dua cara yang

    dilakukan, yaitu :

    40

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    7/16

    a). Semua anggota populasi dimasukkan dalam tempat

    undian yang sama, kemudian ditentukan sampel pertama

    dengan mengundi semua anggota populasi untuk mendapatkan

    kesempatan yang sama untuk menjadi sampel pertama.

    Cara ini lebih mendekati konsep random, karena semua

    anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk

    menjadi sampel ke 1.

    b). Hanya mendasarkan pada besar sampel yang ada, misal

    besar sampel yang dihitung dengan rumus tertentu 50 elemen

    sampel, maka undian ditulis dari nomer 1 s/d 50, diundi untuk

    menjadi sampel ke 1, pada konsep ini sisa anggota populasi

    tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi

    anggota sampel ke 1.

    Cara ini menghilangkan kesempatan anggota populasi urutan

    51 untuk menjadi anggota sampel ke 1, sehingga ada yang

    mengatakansystematic bukan tehnik random.

    Langkah selanjutnya sama, yaitu sampel ke 2 didasarkan pada

    kelipatan yang sudah dihitung sebelumnya, demikian seterusnya danjika sudah pada nomewr terakhir dari daftar populasi, kembali pada

    daftar urutan populasi awal.

    Gambaran model :

    Misal jumlah populasi 100 balita, hasil perhitungan besar sampel

    diperoleh n= 25, urutan cara penentuan anggota sampel sebagai

    berikut :

    a). hitunglah kelipatan ke i , dengan cara= 425

    100

    ==n

    N

    b). Buatlah nomer undian sebanyak anggota populasi, yang

    sebelumnya masukkan kedalam sedotan dengan diameter serta

    panjang yang sama, kemudian masukkan kedalam tempat

    tertentu.

    41

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    8/16

    c). Undilah dari semua undian dalam tempat tersebut, dan

    keluarkan hanya satu undian saja, misal keluar nomer 30.

    maka responden nomer 30 menjadi sampel ke 1.

    d). Sampel kedua dengan kelipatan 4, maka jatuh pada responden

    nomer 34 pada daftar populasi, tanpa dilakukan undian

    berikutnya.

    e). Demikian seterusnya, sampai populasi terakhir nomer 100,

    jika belum 25 besar sampelnya, kembali pada nomer 1 pada

    daftar populasinya.

    Keuntungan dibanding dengan simple random sampling, lebih

    praktis dan tidak perlu mengulang undian secara berkali-kali.

    Cara lain random bisa juga dilakukan dengan menggunakan

    computerize soft ware statistic yang ada, misal SPSS dengan

    menggunakan fasilitasselect case pada menu data.

    3) Stratified random sampling

    Teknik sampling ini digunakan untuk populasi heterogen. Tujuan

    teknik sampling ini untuk merepresentasikan perwakilan masing-

    masing kelompok penyusun populasi agar terwakili secara

    proporsional. Pengertian stratified disini tidak selalu harus ada

    gradasi atau tingkatan dari penyusun populasi, misal penelitian

    hubungan jenis pekerjaan dengan kasus cacingan, maka kelompok

    penyusun populasi terdiri dari petani, pedagang pegawai negeri dll,

    jumlah dari kelompok ini kemudian yang diambil secara

    proporsional/berimbang sesuai dengan besarnya populasi

    penyusunnya. Randomisasi dilakukan pada masing-masing

    kelompok untuk dipilih menjadi anggota sampel.

    Keuntungan :

    Represensativitas masing-masing kelompok populasi akan terwakili

    secara berimbang.

    Kelemahan:

    42

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    9/16

    Dibutuhkan banyak waktu untuk membuat strata lebih dahulu

    sebelum dilakukan penelitian.

    Ciri-ciri :

    Variasi data dalam kelompok kecil, karena kelompok relatif

    homogen, namun variasi antar kelompok besar.

    4) Cluster random sampling.

    Teknik ini digunakan untuk populasi yang heterogen, namun dasar

    untuk membuat pemilihan sampel adalah kewilayahan, dalam satu

    wilayah terdapat banyak variasi yang ada, namun antar wilayah,

    karena juga sama-sama mengandung variasi maka perbedaannya

    menjadi lebih kecil.

    Sampling framenya adalah wilayah atau area tertentu, bukan

    individu, sehingga pendekatan penentuan besar sampelnyapun

    dasarnya area/wilayah.

    Keuntungan :

    Mudah dilakukan, jika areal penelitiannya luas.

    Kelemahan:

    Resiko bias lebih besar, karena kelompok penyusun populasi

    tersebar secara kurang merata..

    Ciri-ciri :

    Variasi data dalam kelompok besar, karena kelompok relatif

    heterogen, namun variasi antar kelompok kecil..

    5) Multy stage random sampling.

    Cara ini merupakan perpaduan dari berbagai cara yang sudah

    disebutkan diatas, cara ini dilakukan pada populasi yang heterogen

    dan tersebar luas, sehingga dibutuhkan kombinasi untuk mendapat

    sampel yang representatif.

    43

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    10/16

    b. Non Random.

    Pemilihan teknik sampling non random, tidak memungkinkan untuk

    setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel, sehingga

    keterwakilan populasi pada anggota sampel tidak dapat diandalkan. Atas

    dasar inilah teknik sampling ini tidak dapat dijadikan dasar generalisasi

    pada populasi.

    Teknik ini dipilih karena pertimbangan dan kriteria tertentu, sehingga

    representatifness antara sampel dan populasi tidak bisa diandalkan. Ada

    beberapa cara yang dipakai untuk mendapatkan sampel, antara lain :

    1) Quota sampling.

    Yaitu cara pengambilan sampel yang didasarkan pada target

    tertentu, jika target tersebut sudah diperoleh maka penelitian selesai.

    Misal :

    seorang bidan ditargetkan dapat menangani kasus persalinan normal

    sebanyak 50 kasus.

    2) Accidental sampling.

    Yaitu cara pengambilan sampel seketemunya. Yang dimaksud

    seketemunya harus dilakukan pendekatan tentang kelompok faktor

    resiko yang besar, sehingga peluang untuk mendapatkan sampel

    lebih besar jika dibandingkan pada kelompok lainnya.

    Misal :

    Penelitian tentang kasus penyakit Aids, maka penelitian difokuskan

    pada kelompok resiko terbesar, misal PSK, pengguna narkoba,

    bukan pada penduduk pada umumnya.

    3) Purposive sampling.

    Teknik pengambilan sampel ini mendasarkan pada kriteria tertentu

    yang sebelumnya ditetapkan oleh peneliti, subyek yang memenuhi

    kriteria tersebut menjadi anggota sampel.

    Misal :

    Penelitian tentang pola asuh terhadap Balita di desa X, kriteria

    yang dibuat oleh peneliti meliputi :

    44

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    11/16

    a). Anak pertama

    b). Mempunyai KMS.

    Maka Balita yang memenuhi persyaratan tersebut, akan menjadi

    anggota sampel.

    Agak berbeda dengan kriteria Inklusi, kriterianya dibuat oleh

    peneliti, dari subyek yang memenuhi kriteria tersebut baru diambil

    sampel daripadanya, sehingga generalisasinya bisa pada semua

    subyek yang memenuhi kriteria inklusi.

    C. Besar sampel.

    Banyak sekali rumus yang digunakan untuk menentukan besar sampel, namun

    hakekatnya untuk dua tujuan yaitu untuk estimasi mean (rata-rata) dan untuk menguji

    hipotesis yang sudah ditentukan sebelumnya.

    1. Pendekatan dan ukuran besar sampel.

    Penentuan besar sampel dari beberapa telaah pustaka ada beberapa pendekatan

    yaitu :

    a. Distribusi normal dengan Central Limit Theorema.

    Teori mengatakan bahwa disebut sampel besar jika subyek yang diteliti

    30 , karena akan mendekati distribusi normal, sedangkan jika 30

    disebut sampel kecil. Teori ini juga mempersyaratkan skala data yang

    dipakai interval atau Ratio (Walpole, 1995. P.395)

    b. Taksiran varians.

    Pendekatan ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya atau hasil

    studi pendahuluan, sehingga diperoleh nilai 2 , persyaratan lainnya skala

    data interval atau ratio. Perhitungan rumus didasarkan pada toleransi galat

    (error) yang ada (Bound on the error).

    Rumus yang dipakai :

    2

    2

    )1(

    +=

    DN

    Nn

    45

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    12/16

    dimana:

    n = Besar sampel hasil perhitungan.

    N = total populasi yang ada.

    2 = varians

    D = B2/4, dimana B adalahBound on the erroryang sangat tergantung

    dari nilai (alpha) yang ada, jika %5= , maka CI 95 % sehingga pada

    distribusi normal akan diperoleh nilai Z=1,96, dibulatkan menjadi 2,

    turunan rumusnya akan menjadi :

    =1

    22_

    N

    nN

    nX

    , sedangkan 2=B ; dari dua persamaan tersebut,

    gabungkan pada rumus B, maka akan menghasilkan rumus:

    =1

    22

    N

    nN

    nB

    , untuk menentukan n, kuadratkan masing-masing

    sisi, yang hasilnya sebagai berikut:

    ( )[ ]

    ( )[ ]22

    22

    22

    22

    2

    22

    2222

    1

    .

    .1

    ..)1(

    .)1()()1(

    )1(

    )(

    4

    114

    +=

    =+

    =+

    = =

    ==

    =

    =

    DN

    Nn

    NDNn

    NnDNn

    nNDNnnNDNn

    Nn

    nNDmaka

    BDJika

    N

    nN

    nn

    Batau

    N

    nN

    nB

    nilai B hakekatnya seberapa jauh batas kesalahan ditoleransi, jika CI 68%,

    maka nilai B= , untuk CI 90% nilai B=1,64.

    c. Berdasarkan proporsi kejadian.

    Pendekatan besar sampel ini digunakan berdasarkan proporsi kejadian

    kasus tertentu yang sedang diteliti.

    Rumus yang dipakai yaitu :

    46

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    13/16

    qpZNd

    qpZNn

    ..)1(.

    ...22

    2

    +=

    dimana :

    N =Total Populasi

    p = Proporsi kejadian di populasi, misal kasus kejadian ISPA di desa

    X 30%.

    q = Proporsi selain kejadian yang diteliti, q = 1 p ; q=1-0,3= 0,7

    2

    Z = kuadrat dari nilai Z ; bila 58,2%1;96,1%5 ==

    d = Presisi yaitu selisih antara (_

    X ) yaitu nilai parameter dengan

    nilai sampel, seringkali nilai presisi ini tidak diketahui sehingga

    pendekatan yang dipakai seseuai dengan nilai .

    d. Berdasarkan teknik sampling.

    Untuk tehniksampling simple, systematic dan Stratified, bisa digunakan

    rumus diatas, karena relatif merupakan kelompok yang homogen,

    sehingga representatifitasnya bisa dicapai, namun untukCluster random

    sampling kurang tepat, mengingat heterogenitas yang ada dalam

    kelompok kluster tersebut, sehingga pendekatan yang bisa dilakukan

    dengan menggunakan tabel sampel kluster, dengan sampling framenya

    unit sampling.

    Adapun tabelnya sebagai berikut :

    Jml

    Cluste

    r

    TAKSIRAN PROPORSI KEJADIAN

    p .05 .10 .15 .20 .25 .30 .35 .40 .45 .50

    q .95 .90 .85 .80 .75 .70 .65 .60 .55 .50

    >400 26 24 23 21 20 18 17 15 14 13

    400 25 24 22 21 19 18 17 15 14 13

    300 25 23 22 21 19 18 16 15 14 12

    250 24 23 22 20 19 17 16 15 14 12200 24 23 21 20 19 17 16 15 13 12

    150 23 22 21 19 18 17 16 14 13 12

    100 22 20 19 18 17 16 15 14 13 12

    90 21 20 19 18 17 16 15 14 12 11

    80 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

    70 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

    47

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    14/16

    60 19 18 17 16 15 14 14 13 12 11

    50 18 17 16 15 15 14 13 12 11 10

    40 16 16 15 14 14 13 12 12 11 10

    35 15 15 14 14 13 12 12 11 10 10

    30 14 14 13 13 12 12 11 11 10 9

    25 13 13 12 12 11 11 10 10 9 9

    20 12 12 11 11 10 10 10 9 9 8

    15 10 10 9 9 9 9 8 8 8 7

    10 8 8 7 7 7 7 7 7 6 6

    (Dikutip dengan modifikasi dari Luts,1982, dalam Watik Pratiknya, 1986)

    Penggunaan tabel diatas sebagai berikut, misal ingin diketahui hubungan

    antara Mal nutrisi dengan kasus diare pada Balita dikecamatan X, yang

    dijadikan Clusterdesa, misal ada 20 desa, dengan prevalensi diare 20 %dan mal nutrisi 10%, maka bisa digunakan proporsi diare atau mal nutrisi,

    pakai sampel yang lebih besar.

    Misal yang dipakai diare, maka lihat pada jumlah Cluster20 pada baris

    dan proporsi lihat pada kolom p= .20 dan q=.80; urutkan kebawah maka

    akan ketemu besar sampelnya 11 Cluster, buatlah undian 1-20, undilah

    untuk memilih 11 Cluster, jika sudah kepilih maka semua Balita yang ada

    pada Clustertersebut menjadi anggota sampel.

    e. Berdasarkan jenis uji hipotesis.

    1) Data kontinyu.

    Pendekatan ini membutuhkan beberapa informasi, antara lain :

    a). simpangan baku populasi, bisa diperoleh dari teori atau

    penelitian sebelumnya.

    b). Perbedaan yang diinginkan antara nilai sampel yang berasal

    dari penelitian sebelumnya dengan nilai parameter yang ada

    =

    _

    Xd

    c). Tingkat kesalahan yang ditoleransi 96,1%;5 == Z

    d). power penelitian 90 %= 1,282.

    48

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    15/16

    rumus yang dipakai :

    ( )[ ]( )

    2.

    +=

    od

    ZZn

    Suatu penelitian ingin mengetahui efek kebisingan terhadap

    intensitas pendengaran pekerja pabrik knalpot, hasil studi

    pendahuluan diketahui intensitas kebisingan masing-masing tempat

    kerja rata-rata 80 dB, dengan satndard deviasi 5, berapakah besar

    yang harus diampil oleh peneliti pada %5= dan kekuatan uji 90

    %, standard kebisingan 85 dB.

    Diketahui :

    58085;2282,1;96,1 ===== dZZ , maka besar sampel,

    dapat dihitung sebesar :

    ( )[ ]

    ( )

    ( )

    51,10

    5

    21,16

    5

    5.242,3

    5

    5.282,196,1

    2

    2

    2

    =

    =

    =

    +=

    n

    n

    no

    Penggunaan rumus ini akan mendapatkan sampel yang kecil, namun

    harus ada data pendahuluan yang mendukung.

    2) Data proporsi.

    Pendekatan ini membutuhkan beberapa informasi tentang:

    a). Proporsi kejadian (Pk) dan proporsi reference (Pr), misal

    kejadian di Puskesmas maka proporsi reference bisakabupaten, propinsi.

    b). Tingkat kesalahan yang ditoleransi 96,1%;5 == Z

    c). Kekuatan uji Z 80%=0,842

    49

  • 7/31/2019 Tehnik Sampling

    16/16

    Rumus yang digunakan( )

    ( )

    +=

    kr

    rrkk

    PP

    QPZQPZn

    2

    ...

    f. Judgment(pengalaman)peneliti.

    Pendekatan besar sampel dengan cara ini hanya didasarkan pada

    prosentase dari besarnya populasi, cara ini lazim dipakai untuk penelitian

    survey, seperti di Amerika sensus tahun 1940 hanya diambil 5%, tahun

    1950 20%, pertimbangan yang nyata adalah keterbatasan sumber daya

    (Cochran,1991. P.3).

    Populasi kurang dari 100 hendaknya diambil 50%dari populasi, jika

    populasi beberapa ratus diambil 25 sampai 30 %.Berdasarkan hasil penelitian sampel 20 % dari populasi dengan teknik

    systematic random samplingpaling baik. (Aris Santjaka, 2002).

    50