tehnik pemasangan bidai - browse nsya

17
Tehnik Pemasangan Bidai Definisi Pembidaian Pembidaian adalah tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami cedera, dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator. Jenis Pembidaian 1. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan sementara -Dilakukan di tempat cedera sebelum penderita dibawa ke rumah sakit -Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya -Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindarkan kerusakan yang lebih berat -Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan teknik dasar pembidaian 2. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif -Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (klinik atau rumah sakit) -Pembidaian dilakukan untuk proses penyembuhan fraktur/dislokasi -Menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan (gips, dll) -Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih 1

Upload: dimas-agung

Post on 30-Nov-2015

318 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

Tehnik Pemasangan Bidai

Definisi Pembidaian

Pembidaian adalah tindakan memfixasi/mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami cedera,

dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fixator/imobilisator.

Jenis Pembidaian

1. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan sementara

-Dilakukan di tempat cedera sebelum penderita dibawa ke rumah sakit

-Bahan untuk bidai bersifat sederhana dan apa adanya

-Bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri dan menghindarkan kerusakan yang lebih berat

-Bisa dilakukan oleh siapapun yang sudah mengetahui prinsip dan teknik dasar pembidaian

2. Pembidaian sebagai tindakan pertolongan definitif

-Dilakukan di fasilitas layanan kesehatan (klinik atau rumah sakit)

-Pembidaian dilakukan untuk proses penyembuhan fraktur/dislokasi

-Menggunakan alat dan bahan khusus sesuai standar pelayanan (gips, dll)

-Harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih

Beberapa macam jenis bidai :

Bidai keras

Umumnya terbuat dari kayu, alumunium, karton, plastik atau bahan lain yang kuat dan

ringan. Pada dasarnya merupakan bidai yang paling baik dan sempurna dalam keadaan

darurat. Kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang memenuhi syarat di lapangan.

Contoh : bidai kayu, bidai udara, bidai vakum.

Bidai traksi

Bidai bentuk jadi dan bervariasi tergantung dari pembuatannya, hanya dipergunakan oleh

tenaga yang terlatih khusus, umumnya dipakai pada patah tulang paha.

Contoh : bidai traksi tulang paha

1

Page 2: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

Bidai improvisasi.

Bidai yang dibuat dengan bahan yang cukup kuat dan ringan untuk penopang. Pembuatannya

sangat tergantung dari bahan yang tersedia dan kemampuan improvisasi si penolong.

Contoh : majalah, koran, karton dan lain-lain.

Gendongan/Belat dan bebat.

Pembidaian dengan menggunakan pembalut, umumnya dipakai mitela (kain segitiga) dan

memanfaatkan tubuh penderita sebagai sarana untuk menghentikan pergerakan daerah

cedera. Contoh : gendongan lengan.

Tujuan Pembidaian

o Mencegah gerakan bagian yang sakit sehingga mengurangi nyeri dan

o mencegah kerusakan lebih lanjut

o Mempertahankan posisi yang nyaman

o Mempermudah transportasi korban

o Mengistirahatkan bagian tubuh yang cedera

o Mempercepat penyembuhan

Indikasi Pembidaian

Pembidaian sebaiknya dilakukan jika didapatkan :

-Adanya fraktur, baik terbuka maupun tertutup

-Adanya kecurigaan terjadinya fraktur

-Dislokasi persendian

Kecurigaan adanya fraktur bisa dimunculkan jika pada salah satu bagian tubuh

ditemukan :

o Pasien merasakan tulangnya terasa patah atau mendengar bunyi “krek”.

o Ekstremitas yang cedera lebih pendek dari yang sehat, atau mengalami angulasi abnormal

o Pasien tidak mampu menggerakkan ekstremitas yang cedera

o Posisi ekstremitas yang abnormal

o Memar

o Bengkak

2

Page 3: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

o Perubahan bentuk

o Nyeri gerak aktif dan pasif

o Nyeri sumbu

o Pasien merasakan sensasi seperti jeruji ketika menggerakkan ekstremitas yang

mengalami cedera (Krepitasi)

o Fungsiolesa

o Perdarahan bisa ada atau tidak

o Hilangnya denyut nadi atau rasa raba pada distal lokasi cedera

o Kram otot di sekitar lokasi cedera

Jika mengalami keraguan apakah terjadi fraktur atau tidak, maka perlakukanlah

pasien seperti orang yang mengalami fraktur.

Kontra Indikasi Pembidaian

Pembidaian baru boleh dilaksanakan jika kondisi saluran napas, pernapasan dan sirkulasi

penderita sudah distabilisasi. Jika terdapat gangguan sirkulasi dan atau gangguan persyarafan

yang berat pada distal daerah fraktur, jika ada resiko memperlambat sampainya penderita ke

rumah sakit, sebaiknya pembidaian tidak perlu dilakukan.

Komplikasi Pembidaian

Jika dilakukan tidak sesuai dengan standar tindakan, beberapa hal berikut bisa ditimbulkan oleh

tindakan pembidaian :

o Cedera pembuluh darah, saraf atau jaringan lain di sekitar fraktur oleh ujung fragmen fraktur,

jika dilakukan upaya meluruskan atau manipulasi lainnya pada bagian tubuh yang mengalami

fraktur saat memasang bidai.

o Gangguan sirkulasi atau saraf akibat pembidaian yang terlalu ketat

o Keterlambatan transport penderita ke rumah sakit, jika penderita menunggu terlalu lama

selama proses pembidaian.

Prosedur Dasar Pembidaian

Mempersiapkan penderita

3

Page 4: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

a. Penanganan kegawatan (Basic Life Support)

b. Menenangkan penderita. Jelaskanlah bahwa akan memberikan pertolongan kepada penderita.

c. Pemeriksaan untuk mencari tanda fraktur atau dislokasi.

d. Menjelaskan secara singkat dan jelas kepada penderita tentang prosedur tindakan yang akan

dilakukan.

e. Meminimalkan gerakan daerah luka. Jangan menggerakkan atau memindahkan korban

sampai daerah yang patah tulang distabilkan kecuali jika keadaan mendesak (korban berada

pada lokasi yang berbahaya, bagi korban dan atau penolong)

f. Sebaiknya guntinglah bagian pakaian di sekitar area fraktur. Jika diperlukan, kainnya dapat

dimanfaatkan untuk proses pembidaian.

g. Jika ada luka terbuka maka tangani dulu luka dan perdarahan. Bersihkan luka dengan cairan

antiseptik dan tekan perdarahan dengan kasa steril. Jika luka tersebut mendekati lokasi

fraktur, maka sebaiknya dianggap bahwa telah terjadi patah tulang terbuka. Balutlah luka

terbuka atau fragmen tulang yang menyembul dengan bahan yang se-steril mungkin.

h. Pasang Collar Brace maupun sejenisnya yang dapat digunakan untuk menopang leher jika

dicurigai terjadi trauma servikal

i. Tindakan meluruskan ekstremitas yang mengalami deformitas yang berat sebaiknya hanya

dilakukan jika ditemukan adanya gangguan denyut nadi atau sensasi raba sebelum

dilakukannya pembidaian. Proses pelurusan ini harus hati-hati agar tidak makin memperberat

cedera.

j. Periksalah sirkulasi distal dari lokasi fraktur

o Periksa nadi di daerah distal dari fraktur, normal, melemah, ataukah bahkan mungkin

menghilang?

o Periksa kecepatan pengisian kapiler. Tekanlah kuku jari pada ekstremitas yang cedera

dan ekstremitas kontralateral secara bersamaan. Lepaskan tekanan secara bersamaan.

Periksalah apakah pengembalian warna kemerahan terjadi bersamaan ataukah terjadi

keterlambatan pada ekstremitas yang mengalami fraktur.

o Jika ditemukan gangguan sirkulasi, maka penderita harus langsung dibawa ke rumah

sakit secepatnya.

k. Jika pada bagian ekstremitas yang cedera mengalami edema, maka sebaiknya perhiasan yang

dipakai pada lokasi itu dilepaskan, setalah anda menjelaskan pada penderita.

4

Page 5: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

l. Pada fraktur terbuka, kecepatan penanganan merupakan hal yang esensial. Jangan pernah

menyentuh tulang yang tampak keluar, jangan pernah pula mencoba untuk membersihkan.

Manipulasi terhadap fraktur terbuka tanpa sterilitas hanya akan menambah masalah.

Persiapan alat

o Bidai dapat menggunakan alat bidai standar telah dipersiapkan, namun juga bisa dibuat

sendiri dari berbagai bahan sederhana, misalnya ranting pohon, papan kayu, dll. Panjang

bidai harus melebihi panjang tulang dan sendi yang akan dibidai.

o Bidai yang terbuat dari benda keras (kayu,dll) sebaiknya dibungkus/dibalut terlebih dahulu

dengan bahan yang lebih lembut (kain, kassa, dll)

o Bahan yang digunakan sebagai pembalut pengikat untuk pembidaian bisa berasal dari

pakaian atau bahan lainnya. Bahan yang digunakan untuk membalut ini harus bisa membalut

dengan sempurna mengelilingi extremitas yang dibidai untuk mengamankan bidai yang

digunakan, namun tidak boleh terlalu ketat yang bisa menghambat sirkulasi.

Pelaksanaan pembidaian

Prinsip umum dalam tindakan pembidaian

a. Pembidaian minimal meliputi 2 sendi (proksimal dan distal daerah fraktur). Sendi yang

masuk dalam pembidaian adalah sendi di bawah dan di atas patah tulang. Sebagai contoh,

jika tungkai bawah mengalami fraktur, maka bidai harus bisa meng imobilisasi

pergelangan kaki maupun lutut.

b. Luruskan posisi korban dan posisi anggota gerak yang mengalami fraktur maupun

dislokasi secara perlahan dan berhati-hati dan jangan sampai memaksakan gerakan. Jika

terjadi kesulitan dalam meluruskan, maka pembidaian dilakukan apa adanya. Pada trauma

sekitar sendi, pembidaian harus mencakup tulang di bagian proksimal dan distal.

c. Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan, dapat terbantu dengan traksi atau

tarikan ringan ketika pembidaian. Jika saat dilakukan tarikan terdapat tahanan yang kuat,

krepitasi, atau pasien merasakan peningkatan rasa nyeri, jangan mencoba untuk

melakukan traksi. Jika anda telah berhasil melakukan traksi, jangan melepaskan tarikan

sebelum ekstremitas yang mengalami fraktur telah terfiksasi dengan baik, karena kedua

5

Page 6: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

ujung tulang yang terpisah dapat menyebabkan tambahan kerusakan jaringan dan

beresiko untuk mencederai saraf atau pembuluh darah.

d. Beri bantalan empuk dan penopang pada anggota gerak yang dibidai terutama pada

daerah tubuh yang keras/peka(lutut,siku,ketiak,dll), yang sekaligus untuk mengisi sela

antara ekstremitas dengan bidai.

e. Ikatlah bidai di atas dan bawah luka/fraktur. Jangan mengikat tepat di bagian yang

luka/fraktur. Sebaiknya dilakukan sebanyak 4 ikatan pada bidai, yakni pada beberapa titik

yang berada pada posisi :

a. superior dari sendi proximal dari lokasi fraktur

b. diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan pertama

c. inferior dari sendi distal dari lokasi fraktur

d. diantara lokasi fraktur dan lokasi ikatan ketiga (point c)

f. Pastikan bahwa bidai telah rapat, namun jangan terlalu ketat sehingga mengganggu

sirkulasi pada ekstremitas yang dibidai. Pastikan bahwa pemasangan bidai telah mampu

mencegah pergerakan atau peregangan pada bagian yang cedera.

g. Pastikan bahwa ujung bidai tidak menekan ketiak atau pantat

h. Harus selalu diingat bahwa improvisasi seringkali diperlukan dalam tindakan

pembidaian. Sebagai contoh, jika tidak ditemukan bahan yang sesuai untuk membidai,

cedera pada tungkai bawah seringkali dapat dilindungi dengan merekatkan tungkai yang

cedera pada tungkai yang tidak terluka. Demikian pula bisa diterapkan pada fraktur jari,

dengan merekatkan pada jari disebelahnya sebagai perlindungan sementara.

i. Kantong es dapat dipasang dalam bidai dengan terlebih dahulu dibungkus dengan perban

elastis. Harus diberikan perhatian khusus untuk melepaskan kantong es secara berkala

untuk mencegah “cold injury” pada jaringan lunak. Secara umum, es tidak boleh

ditempelkan secara terus menerus lebih dari 10 menit. Ekstremitas yang mengalami

cedera sebaiknya sedikit ditinggikan posisinya untuk meminimalisasi pembengkakan.

6

Page 7: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

Teknik Pembidaian pada berbagai lokasi cedera

FRAKTUR CRANIUM DAN TULANG WAJAH

Pada fraktur cranium dan tulang wajah, hindarilah melakukan penekanan pada tempat yang

dicurigai mengalami fraktur. Pada fraktur ini harus dicurigai adanya fraktur tulang belakang,

sehingga seharusnya dilakukan imobilisasi tulang belakang. Ada beberapa bidai khusus yang

digunakan untuk fiksasi fraktur tulang wajah (bersifat bidai definitif), namun tidak dibahas pada

sesi ini karena biasanya dilakukan oleh para ahli.

PEMBIDAIAN LEHER

Dalam kondisi darurat, bisa dilakukan pembidaian dengan pembalutan. Pembalutan dilakukan

dengan hati-hati tanpa menggerakkan bagian leher dan kepala. Pembalutan dianggap efektif jika

mampu meminimalisasi pergerakan daerah leher. Jika tersedia, fixasi leher paling baik dilakukan

menggunakan cervical Collar.

TULANG KLAVIKULA

Terapi definitif untuk fraktur klavikula biasanya dilakukan secara konservatif yaitu dengan

“ransel bandage”.Pembebatan yang efektif akan berfungsi untuk traksi dan fiksasi, sehingga

kedua ujung fragmen fraktur bisa bertemu kembali pada posisi yang seanatomis mungkin,

sehingga memungkinkan penyembuhan fraktur dengan hasil yang cukup baik.

TULANG IGA

Perhatian utama pada kondisi suspect fraktur costae adalah upaya untuk mencegah bagian

patahan tulang agar tidak melukai paru. Upaya terbaik yang bisa dilakukan sebagai pertolongan

pertama di lapangan sebelum pasien dibawa dalam perjalanan ke rumah sakit adalah memasang

bantalan dan balutan lembut pada dinding dada, memasang sling untuk merekatkan lengan pada

sisi dada yang mengalami cedera sedemikian sehingga menempel secara nyaman pada dada.

LENGAN ATAS

Pasanglah sling untuk gendongan lengan bawah, sedemikian sehingga sendi siku membentuk

sudut 90%, dengan cara :

7

Page 8: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

Letakkan kain sling di sisi bawah lengan. Apex dari sling berada pada siku, dan puncak dari

sling berada pada bahu sisi lengan yang tidak cedera. posisikan lengan bawah sedemikian

sehingga posisi tangan sedikit terangkat (kira-kira membentuk sudut 10°). ikatlah dua ujung

sling pada bahu dimaksud. Gulunglah apex dari sling, dan sisipkan di sisi siku.

Posisikan lengan atas yang mengalami fraktur agar menempel rapat pada bagian sisi lateral

dinding thoraks.

Pasanglah bidai yang telah di balut kain/kassa pada sisi lateral lengan atas yang mengalami

fraktur.

Bebatlah lengan atas diantara papan bidai (di sisi lateral) dan dinding thorax (pada sisi

medial).

Jika tidak tersedia papan bidai, fiksasi bisa dilakukan dengan pembebatan menggunakan kain

yang lebar.

LENGAN BAWAH

Imobilisasi lengan yang mengalami cedera

Carilah bahan yang kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara siku sampai

ujung telapak tangan

Carilah tali untuk mengikat bidai pada lengan yang cedera

Flexi-kan lengan yang cedera, sehingga lengan bawah dalam posisi membuat sudut 90°

terhadap lengan atas. Lakukan penekukan lengan secara perlahan dan hati-hati.

Letakkan gulungan kain atau benda lembut lainnya pada telapak tangan agar berada dalam

posisi fungsional

Pasanglah bidai pada lengan bawah sedemikian sehingga bidai menempel antara siku sampai

ujung jari

Ikatlah bidai pada lokasi diatas dan dibawah posisi fraktur. Pastikan bahwa pergelangan

tangan sudah terimobilisasi

Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai

Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada region distal dari lokasi pembidaian, untuk

memastikan bahwa pemasangan bidai tidak terlalu ketat

Pasanglah sling untuk menahan bagian lengan yang dibidai, dengan cara :

8

Page 9: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

Letakkan kain sling di sisi bawah lengan. Apex dari sling berada pada siku, dan puncak dari

sling berada pada bahu sisi lengan yang tidak cedera. posisikan lengan bawah sedemikian

sehingga posisi tangan sedikit terangkat (kira-kira membentuk sudut 10°). ikatlah dua ujung

sling pada bahu dimaksud. Gulunglah apex dari sling, dan sisipkan di sisi siku.

FRAKTUR TANGAN DAN PERGELANGAN TANGAN

Ekstremitas ini seharusnya dibidai dalam “posisi dari fungsi mekanik”, yakni posisi yang

senatural mungkin. Posisi natural tangan adalah pada posisi seperti sedang menggenggam sebuah

bola softball. Gulungan pakaian atau bahan bantalan yang lain dapat diletakkan pada telapak

tangan sebelum tangan dibalut.

TULANG JARI

Fraktur jari bisa dibidai dengan potongan kayu kecil atau difiksasi dengan merekatkan pada jari

di sebelahnya yang tidak terkena injury (buddy splinting)

.

TULANG PUNGGUNG

Pasien yang dicurigai menderita fraktur tulang belakang/punggung, harus dibidai menggunakan

spine board atau bahan yang semirip mungkin dengan spine board.

FRAKTUR PANGGUL

Fraktur panggul lebih sering terjadi pada orang tua. Jika seseorang yang berusia tua terjatuh dan

mengeluhkan nyeri daerah panggul, maka sebaiknya dianggap mengalami fraktur. Apalagi jika

pasien tidak bisa menggerakkan tungkai, atau ditemukan pemendekan dan atau rotasi pada

tungkai (biasanya kearah lateral).

Pemindahan pasien yang dicurigai menderita fraktur panggul harus menggunakan tandu.

Tungkai yang mengalami cedera diamankan dengan merapatkan pada tungkai yang tidak cedera

sebagai bidai. Anda bisa melakukan penarikan/traksi untuk mengurangi rasa nyeri, jika

perjalanan menuju rumah sakit cukup jauh, dan terdapat orang yang bisa menggantikan anda saat

anda sudah kelelahan.

9

Page 10: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

TUNGKAI ATAS

Pada fraktur femur, bidai harus memanjang antara punggung bawah sampai dengan di bawah

lutut pada tungkai yang cedera. Traksi pada cedera tungkai lebih sulit, dan resiko untuk

terjadinya cedera tambahan akibat kegagalan traksi seringkali lebih besar. Sebaiknya jangan

mencoba untuk melakukan traksi pada cedera tungkai kecuali jika orang yang membantu

pembidaian telah siap untuk memasang bidai.

FRAKTUR/DISLOKASI SENDI LUTUT

Cedera lutut membutuhkan bidai yang memanjang antara pinggul sampai dengan pergelangan

kaki. Bidai ini dipasang pada sisi belakang tungkai dan pantat.

TUNGKAI BAWAH

1. Imobilisasikan tungkai yang mengalami cedera untuk mengurangi nyeri dan mencegah

timbulnya kerusakan yang lebih berat

2. Carilah bahan kaku yang cukup panjang sehingga mencapai jarak antara telapak tangan

sampai dengan diatas lutut.

3. Carilah bahan yang bisa digunakan sebagai tali untuk mengikat bidai

4. Pastikan bahwa tungkai berada dalam posisi lurus

5. Letakkan bidai di sepanjang sisi bawah tungkai, sehingga bidai dalam posisi memanjang

antara sisi bawah lutut sampai dengan dibawah telapak kaki

6. Pasanglah bidai pasangan di sisi atas tungkai bawah sejajar dengan bidai yang dipasang di

sisi bawah tungkai

7. Ikatlah bidai pada posisi diatas dan di bawah lokasi fraktur. Pastikan bahwa lutut dan

pergelangan kaki sudah terimobilisasi dengan baik

8. Pasanglah bantalan pada ruang kosong antara bidai dan lengan yang dibidai

9. Periksalah sirkulasi, sensasi dan pergerakan pada region distal dari lokasi pembidaian, untuk

memastikan bahwa pemasangan bidai tidak terlalu ketat

FRAKTUR/DISLOKASI PERGELANGAN KAKI

1. Cedera pergelangan kaki terkadang bisa diimobilisasi cukup dengan menggunakan

pembalutan. Gunakan pola “figure of eight”: Dimulai dari sisi bawah kaki, melalui sisi atas

10

Page 11: Tehnik Pemasangan Bidai - Browse Nsya

kaki, mengelilingi pergelangan kaki, ke belakang melalui sisi atas kaki, kesisi bawah kaki,

dan demikian seterusnya.

2. Bidai penahan juga bisa dipasang sepanjang sisi belakang dan sisi lateral pergelangan kaki

untuk mencegah pergerakan yang berlebihan. Saat melalukan tindakan imobilisasi

pergelangan kaki, posisi kaki harus selalu dijaga pada sudut yang benar.

TELAPAK KAKI

FRAKTUR/DISLOKASI JARI KAKI

Sebagai tindakan pertama, cedera pada jari kaki sebaiknya dibantu dengan merekatkan jari yang

cedera pada jari di sebelahnya.

Evaluasi pasca pembidaian

1. Periksa sirkulasi daerah ujung pembidaian. Misalnya jika membidai lengan maka periksa

sirkulasi dengan memencet kuku ibu jari selama kurang lebih 5 detik. Kuku akan berwarna

putih kemudian kembali merah dalam waktu kurang dari 2 detik setelah dilepaskan.

2. Pemeriksaan denyut nadi dan rasa raba seharusnya diperiksa di bagian bawah bidai paling

tidak satu jam sekali.

3. Jika pasien mengeluh terlalu ketat, atau kesemutan, maka pembalut harus dilepas seluruhnya.

Dan kemudian bidai di pasang kembali dengan lebih longgar. (Dengan cara menekan

sebagian kuku hingga putih, kemudian lepaskan. Kalo 1-2 detik berubah menjadi merah,

berarti balutan bagus. Kalau lebih dari 1-2 detik tidak berubah warna menjadi merah, maka

longgarkan lagi balutan, itu artinya terlalu keras )

4. Meraba denyut arteri “dorsalis pedis” pada kaki [ untuk kasus di kaki ].

Gambaran tanda hitam itu adalah tempat kita meraba arteri dorsalis pedis. Bila tidak teraba,

maka balutan kita buka dan longgarkan )

5. Meraba denyut arteri radialis pada tangan [ untuk kasus di tangan ]. Gambaran tanda hitam

itu adalah tempat kita meraba arteri redialis. Bila tidak teraba, maka balutan kita buka dan

longgarkan ).

11