tdmpa3
DESCRIPTION
jurnalTRANSCRIPT
-
PERUMAHAN URBAN DI KOTA DENPASAR, PROVINSI BALI
URBAN RESIDENCE IN DENPASAR CITY, BALI PROVINCE
I MADE ADI PALGUNA, DESAK KOMANG FEBRIANITA, I WAYAN
MURDIANA, I N YUDHI APRIMANDANA, KADEK DWIDYANTARA
DAN I WAYAN RUNA.
Jln. Gn Catur, Perumahan Mekar Sari 2 No 20, Gatot Subroto Barat, Denpasar
Bali. Tlp : 081999157818, E- Mail : [email protected]
Dosen dan Mahasiswa FT Arsitektur, Univ.Warmadewa, Jln Terompong No 24
Tanjung Bungkak, Denpasar Bali.
This study is purposed to identify characteristics and knowing the identity of urban
residence in the city of Denpasar, from the top of the building, body building to the
bottom of the building, that presenting urban architecture in the city of Denpasar,
Whether or not this kind of urban architecture in Bali based on the general
requirements from Dinas Perizinan Kota Denpasar, as the permit that issued which
is include ancient Balinese Traditional Architecture, present day and future which
remains to be held as a characteristic of urban residence in Denpasar. This research
was takes place in Denpasar Selatan district, inglogorcarik Pemogan subdistrict,
near the famous river in Bali ( Tukad Badung ). Because of the rapid growth and
development in building in Denpasar city, as the high rate of population in Denpasar
city, so the level of daily need for a house, permanently and temporarilyis increasing
which hugely affect the development of balinese architecture.
Keywords : Indentity Of Urban Residence, General Requirements, Balinese
architecture, Characteristic.
-
PENDAHULUAN
Bali adalah kepulauan kecil
yang termasuk dalam wilayah
Indonesia, dengan luas wilayah pulau
5.636.66 km2. Pulau Bali terkenal di
mata dunia akan pariwisata, agama
dan budayanya. Kota Denpasar
adalah pusat ekonomi dan bisnis yang
sangat berpengaruh besar terhadap
semua aspek yang berkembang di
pulau Bali. Dalam kaitan arsitektur,
kota Denpasar mulai bertambah
banyak berkembangnya
pembangunan pembangunan dari
tahun ke tahun, baik itu dalam fungsi
Komersil, Industri hingga Hunian. Di
Bali terkenal dengan adanya gaya
Arsitektur Bali Tradisional, seiring
berkembangnya wujud wujud
arsitektur Bali dari masa lalu, masa
kini hingga masa yang akan datang,
syarat dan ketentuan pembangunan di
Bali, khususnya di Kota Denpasar
wujud arsitektur tetap
memperlihatkan dan menerapkan
gaya Arsitektur Bali Tradisional,
sebagai identitas dan ciri khas utama
Arsitektur Bali. Dalam proses
pembangunan, terutama pada
perumahan urban di kota Denpasar,
banyak para pengembang yang tidak
menghiraukan identitas atau ciri dari
Arsitektur Bali. Maka seiring
berjalannya waktu, identitas atau ciri
yang memperlihatkan Arsitektur Bali
semakin berkurang, karena para
pengembang lebih mengutamakan
fungsi dan minim pengeluaran biaya
yang hanya memetingkan
kemauannya sendiri, tanpa
memperhatikan dalam pelestarian dan
mempertahankan warisan budaya
arsitektur Bali, karena terpengaruh
terhadap budaya luar. Maka dengan
penelitian ini, lokasi yang akan dipilih
yaitu di Kecamatan Denpasar Selatan
Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan karakteristik dan ciri
perumahan urban di Kota Denpasar :
penataan bangunan dan penataan
lingkungan, agar mendapatkan data
primer dan sekunder yang diperlukan.
Adapun manfaat yang didapat pada
penelitian ini adalah Bagi
Pemerintah Provinsi Bali agar
mengetahui bagaimana
perkembangan perumahan urban di
kecamatan Denpasar Selatan, sesuai
-
dengan syarat dan ketentuan yang
telah diberlakukan oleh instansi
terkait. Bagi Akademisi Di Bidang
Arsitektur akan mendapatkan bahan
penelitian dan sumber lapangan, guna
dilakukannya penelitian serupa di
masa akan datang, maupun
dilakukannya kajian lebih lanjut
terhadap hal terkait. Bagi
masyarakat, akan mendapatkan
pengetahuan bagaimana identitas
perumahan urban di kota Denpasar
yang harus diberlakukan sesuai syarat
dan ketentuan, yang mempengaruhi
budaya dan agamanya. Bagi
mahasiswa, akan dapat membantu
memahami identitas perumahan
urban di kota Denpasar, yang
diberikan dalam mata kuliah Teori
Dan Metode Perancangan Arsitektur
4 sebagai bahan penelitian dalam
studi kasus. Bagi dosen pengajar,
akan membantu didalam mengetahui
kemampuan mahasiswa menyerap
dan memahami teori yang diberikan
untuk kemudian dipraktekkan dalam
penyelesaian tugas.
Rumusan Masalah yang
diangkat dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah penerapan
karakteristik perumahan urban di
kecamatan Denpasar Selatan yang
terkait dari 4 rumah kost yang di
survey dalam mempertahankan ciri
arsitektur Bali?, bagaimanakah tata
bangunan (Asta Kosala Kosali) dan
tata lingkungan (Asta Bumi) dari 4
rumah kost yang disurvey? dan
apakah syarat dan ketentuan umum
yang telah berlaku telah
dijalani/ditaati di lapangan oleh para
pengembang yang terkait?. Dalam
penelitian ini rumusan masalah akan
dijawab pada bab hasil dan
pembahasan. Guna mendapatkan
hasil yang sesuai dengan rumusan
masalah diatas. Maka diperlukan
penelitian mengenai perumahan
urban pada masing masing rumah
kost, dilihat dari penataan bangunan
dan lingkungannya, dalam kaitan
arsitektur Bali.
BAHAN DAN METODE
Lokasi yang dipilih dalam
penelitian ini yaitu di Kecamatan
Denpasar Selatan, jalan Taman
Pancing Timur dan jalan Griya
Anyar, yang berada di kawasan
-
Glogor Carik, Desa Pemogan.
Dalam proses penelitian lapangan
(Survey) digunakan alat : Kamera
Handphone Sony Xperia M 5mpx,
alat tulis dan kendaraan. Dalam
penelitian ini metode atau teknik
pengumpulan data adalah Data
Primer : dengan cara pengamatan
langsung untuk mendapatkan data
primer (Observasi) dan wawancara
(kualitatif). Data Sekunder :
pencarian data di internet dan buku
berdasarkan literatur yang
berhubungan dengan penelitian.
Dalam penyusunan data dilakukan
dengan cara Kompilasi Data
(memilah) dan Klasifikasi Data
(mengumpulkan). Berdasarkan data
primer akan dipaparkan mengenai
kondisi/karakteristik perumahan
urban di Kecamatan Denpasar Selatan
yang diperoleh dari hasil survey dan
data sekunder yang terkumpul akan
dianalisis dengan menggunakan
metode kualitatif dan kuantitatif.
Hasil dari penelitian sesuai dengan
tinjauan pustaka yang ada kemudian
dipaparkan berupa kata kata tentang
sesuatu yang dapat diamati dan
dikaitkan dengan kajian literatur
untuk membuat mengenai identitas
perumahan urban di Kota Denpasar di
Peta Wilayah
Kota Denpasar
Peta Kecamatan
Denpasar Selatan
Lokasi
Survey
-
masing masing objek dan lokasi
penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Rumah, Rumah
sebagai tempat bernaung harus
memenuhi kebutuhan ruang akan
kegiatan bagi penghuninya. Terdapat
beberapa ruang pokok yang ada pada
sebuah rumah, yaitu ruang tidur,
ruang belajar atau ruang kerja, ruang
keluarga, ruang services seperti
dapur, dan teras atau ruang tamu.
Makna yang terkandung didalam
kebutuhan ruang-ruang tersebut
mencerminkan bahwa rumah adalah
tempat untuk istirahat, tempat untuk
mengaktualisasikan diri guna
meningkatkan mutu kehidupan,
rumah sebagai tempat sosialisasi
utamanya dengan keluarga, rumah
sebagai tempat menyediakan
kebutuhan jasmani dan rohani, serta
rumah sebagai tempat bernaung.
Pengertian Arsitektur,
Arsitektur adalah ruang tempat hidup
manusia, yang lebih dari sekedar
bentuk fisik, tapi juga menyangkut
pranata-pranata budaya dasar. Pranata
ini meliputi : tata atur kehidupan
sosial dan budaya masyarakat, yang
diwadahi dan sekaligus
mempengaruhi arsitektur.
Pengertian Urban, Urban
adalah suatu zona yang didalamnya
terdapat percampuran antara struktur
lahan kedesaan dan lahan kekotaan (
the intermingling zone of
characteristically urban land use
structure).
Syarat Dan Ketentuan
Perizinan Perwali No 25 Tahun
2010, tentang Persyaratan Arsitektur
Bangunan Gedung Di Kota Denpasar.
Mengenai tentang : Ketentuan
Umum Pasal 1 No 15 yaitu Norma
norma tradisi tertulis pada bidang
arsitektur adalah norma norma
dalam penetapan dan perancangan
tapak (Asta Gumi); norma norma
perancangan dan pelaksanaan
bangunan (Asta Kosala Kosali);
norma norma penggunaan bahan
bangunan (Janantaka); dan norma-
norma ritual dalam proses
pembangunan secara tradisional
(Bamakrith). Prinsip Arsitektur
Pasal 8, Tata Ruang Dan Orientasi
(No 1) diatur sebagai berikut :
menerapkan orientasi yang jelas
dengan konsep hulu dan teben,
-
menerapkan garis sempadan
bangunan (GSB) dengan aturan yang
berlaku, menerpakan konsep Tri
Mandala dengan jelas dan
proposional, menciptakan ruang
terbuka (karang tuang/telajakan) di
sekitar tapak. Tata Bangunan (No 2)
diatur sebagai berikut : sosok
bangunan secara keseluruhan
mencerminkan karakteristik
arsitektur Bali, menerapkan proporsi
yang harmonis antara bangunan dan
manusia sebagai pengguna, bentuk
dan sosok bagian-bagian bangunan
harus tetap mencerminkan Tri Angga
diantaranya unsur kepala berbentuk
limasan atau pelana dengan
kemiringan atap paling rendah 25
derajat dan paling tinggi 50 derajat,
unsur badan/ruang/dinding agar
mencerminkan pola yang meliputi
kepala, badan dan kaki yang dimensi
dan ukurannya disesuaikan dengan
pola dan bentuk. Unsur kaki/pondasi
dan pemagaran agar mencerminkan
pola yang meliputi kepala, badan dan
kaki yang dimensi dan ukurannya
disesuaikan dengan pola dan bentuk.
Prinsip Ragam Hias (No 3) diatur
sebagai berikut : Menerapkan ragam
hias tradisional Bali pada komponen
bangunan dengan seimbang, menyatu
dan proporsional. Modifikasi pada
elemen ragam hias tradisional dengan
mempertahankan karakteristik bentuk
awal, menggunakan warna warna
natural mencerminkan kedekatan
dengan alam, material yang
dipergunakan wajib dari
bahan/material alam seperti batu bata,
batu paras maupun batu lainnya.
Pepalihan dan ornamen/ukiran
mencerminkan khas Bali dengan
ketentuan : Unsur kepala/atap harus
memakai hiasan murda/bentala,
gegodegan/ikut celedu dan lisplank.
Ornamen bentuk
badan/ruang/dinding tetap
mencerminkan yaitu : unsur kepala
(dengan pepalihan/penutup, piringan,
ganggong dan sepatu), unsur badan
dengan tempelan dan/atau ornamen,
unsur kaki dengan
pepalihan/ganggong, piringan dan
sabuk. Penggunaan
ornamen/pepalihan minimal 20% dari
luas bidang dinding tampak bangunan
serta memperhatikan bentuk dan
karakteristik Arsitektur Tradisional
Bali yang berlaku umum.
-
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari pokok tinjauan
pustaka di atas adalah untuk
mengetahui bagaimana
perkembangan perumahan urban di
Bali, khususnya di Kota Denpasar
sesuai dengan aturan yang telah di
tetapkan Walikota Denpasar, apakah
sudah di taati atau tidak oleh
pengembang yang terkait dengan
proses pembangunan, maka telah
didapat 4 sampel rumah, yaitu rumah
tinggal sementara/rumah kost dengan
tipe mewah dan tipe biasa di
kecamatan Denpasar Selatan yang
telah dikaji. Adapun sampel rumah
kost yang didapat diantaranya :
Rumah Kost 1 Tipe Mewah (Pondok
Wisnu No.99A.B) Tipe Mewah
dengan pemilik bernama Bapak
Windu. Beralamat Jln Taman Pancing
Timur, Glogor Carik, Desa Pemogan,
Denpasar Selatan. Mayoritas
penghuni adalah Mahasiswa,
Mahasiswi, Pelajar dan Pekerja (laki
laki dan Perempuan). Fasilitas
Utama Kost diantaranya AC 24 jam,
mamar mandi dalam, dapur dalam,
almari pakaian, kasur dan bantal,
shower air panas/dingin dan kloset
duduk, parkir kendaraan motor dan
mobil, TV tabung dan ruang tamu.
Biaya sewa kost hanya bulanan yaitu
Rp 1.800.000 Per Bulan dengan
luasan site 3,7 Are.
Layout Lantai 1
Layout Lantai 2
Layout Lantai
3/atap
Denah
Kamar Kost
luas 18 M2
-
Rumah Kost 2 Tipe Mewah dengan
pemilik bernama I Gusti Made
Wijaya. Beralamat Jln Griya Anyar
No 58B, Glogor Carik, Desa
Pemogan, Denpasar Selatan.
Mayoritas penghuni adalah
Mahasiswa, Mahasiswi, Pelajar dan
Pekerja (laki laki dan Perempuan).
Fasilitas Utama Kost diantaranya
kamar mandi dalam, dapur dalam,
almari pakaian, kasur dan bantal,
shower air panas/dingin dan kloset
duduk, TV LCD, parkir kendaraan
motor dan mobil, ruang tamu dan
teras depan. Biaya sewa kost hanya
bulanan yaitu Rp 1.500.000 Per Bulan
dengan luasan site 5 Are.
Rumah Kost 3 Tipe Biasa dengan
pemilik bernama Made Sanjaya,
Beralamat Jln Taman Pancing Timur,
Glogor Carik, Desa Pemogan,
Denpasar Selatan. Mayoritas
penghuni adalah Mahasiswa,
Mahasiswi, Pelajar dan Pekerja (laki
laki dan Perempuan). Fasilitas
Utama Kost diantaranya kamar mandi
dalam, dapur dalam, kloset jongkok,
parkir kendaraan motor dan mobil.
Biaya sewa kost hanya bulanan yaitu
Rp 700.000 Per Bulan dengan luasan
site 3,6 Are.
Layout Lantai
1 dan 2
Denah Kamar
Kost luas
35 M2
-
Rumah Kost 4 Tipe Biasa dengan
pemilik bernama Tatang Hermanto,
Beralamat Jln Taman Pancing Timur,
Glogor Carik, Desa Pemogan,
Denpasar Selatan. Mayoritas
penghuni adalah Mahasiswa,
Mahasiswi, Pelajar dan Pekerja (laki
laki dan Perempuan). Fasilitas
Utama Kost diantaranya kamar mandi
dalam, dapur dalam, kloset jongkok,
parkir kendaraan motor dan mobil.
Biaya sewa kost hanya bulanan yaitu
Rp 675.000 Per Bulan dengan luasan
site 3 Are.
Dari hasil pembahasan tentang
sampel rumah kost mewah dan rumah
kost biasa, dalam mengetahui biaya
dan fasilitas apa saja yang termasuk di
dalamnya, maka dengan penelitian
tersebut dapat memahami dan
mengetahui bagaimana rumah kost
yang telah dibahas sebagai
perumahan urban. Dalam
pembahasan selanjutnya dilakukan
penelitian bagaimana identitas wujud
Layout Rumah Kost
Denah Rumah Kost,
luas 15 M2
Layout Rumah Kost
Denah Rumah Kost,
luas 18 M2
-
bangunan pada setiap masing-masing
rumah kost yang di dapat dalam satu
kawasan/lokasi, yang terkait dengan
Perwali No 25 Tahun 2010, Prinsip
Arsitektur Pasal 8, Kota Denpasar.
Berikut adalah uraian dalam
pembahasan masing-masing rumah
kost dari segi identitasnya (Tri
Angga) di dalam norma Tapak/tata
lingkungan (Asta Gumi) dan norma
tata bangunan (Asta Kosala Kosali) :
Rumah Kost 1 Tipe Mewah.
Unsur Kepala.
Dapat disimpulkan pada unsur kepala
pada bangunan, atap berbentuk atap
limasan dengan kemiringan 35o
dengan listplank, tanpa adanya hiasan
ikut celedu dan murda, hanya terdapat
pada tempat suci, yaitu pada sanggah
tugu dan padmasana. Jadi sesuai
dengan peraturan PERWALI No 25
Tahun 2010 pasal 8, unsur kepala
pada bangunan tersebut kurang hiasan
murda dan ikut celedu.
Unsur badan/ruang/dinding.
Dapat disimpulkan pada unsur badan
pada bangunan, penggunaan warna
yang natural tanpa adanya ornamen
yang mencerminkan khas Bali,
ornamen unsur kaki (sabuk) pada
badan menggunakan bahan finishing
material keramik, jadi pada unsur
badan sesuai PERWALI No 25 Tahun
2010 pasal 8, tidak mencerminkan
karakteristik khas Bali.
Unsur Kaki.
-
Dapat disimpulkan pada unsur kaki
pada bangunan,bentuk kaki/pondasi
dimensi dan ukurannya sesuai dengan
pola dan bentuk keseluruhan unsur
kepala, badan dan kaki. Jadi sesuai
dengan peraturan PERWALI No 25
Tahun 2010 pasal 8.
Dalam penataan tapak/lingkungan
rumah kost (Asta Gumi), hulu (barat)
terdapat pada gerbang rumah kost,
teben adalah bangunan dan
padmasana rumah kost.
Rumah Kost 2 Tipe Mewah.
Unsur Kepala.
Dapat disimpulkan pada unsur kepala
pada bangunan, atap berbentuk datar,
yaitu hanya dak beton. Jadi sesuai
dengan peraturan PERWALI No 25
Tahun 2010 pasal 8, unsur kepala
pada bangunan tersebut tidak sesuai.
Unsur badan/ruang/dinding.
Padmasana LT 3
Gerbang Kost, terdapat ornamen
sebagai karakteristik khas Bali,
namun material finishing tidak
menggunakan batu bata maupun
batu paras, melainkan
menggunakan cat.
Gerbang
sebagai
hulu
Sanggah
Tugu
-
Dapat disimpulkan pada unsur badan
pada bangunan, penggunaan warna
yang natural tanpa adanya ornamen,
melainkan bahan finishing
menggunakan bahan material batu
bata merah dan batu paras, jadi pada
unsur badan sesuai PERWALI No 25
Tahun 2010 pasal 8, kurang
mencerminkan karakteristik khas
Bali, karena tidak terdapat ornamen
yang menjadikan ciri khas Bali.
Unsur Kaki.
Dapat disimpulkan pada unsur kaki
pada bangunan,bentuk kaki/pondasi
dimensi dan ukurannya sesuai dengan
pola dan bentuk keseluruhan unsur
kepala, badan dan kaki. Jadi sesuai
dengan peraturan PERWALI No 25
Tahun 2010 pasal 8.
Dalam penataan tapak/lingkungan
rumah kost (Asta Gumi), utara
terletak pada bagian hulu, hulu
terdapat gerbang dan padmasana
rumah kost, teben adalah bangunan
rumah kost.
Rumah Kost 3 Tipe Biasa.
Unsur Kepala.
Dapat disimpulkan pada unsur kepala
pada bangunan, atap berbentuk atap
limasan dengan kemiringan 30o
dengan listplank, juga disertai adanya
hiasan ikut celedu dan murda. Jadi
sesuai dengan peraturan PERWALI
No 25 Tahun 2010 pasal 8.
Unsur badan/ruang/dinding.
Dapat disimpulkan pada unsur badan
pada bangunan, penggunaan warna
yang natural tanpa adanya ornamen
Padmasana Gerbang
sebagai
hulu
Gazebo
-
dan material finishing batu alam yang
menjadikan ciri khas Bali., pada unsur
badan sesuai PERWALI No 25 Tahun
2010 pasal 8, tidak mencerminkan
karakteristik khas Bali. Namun bagi
yang beragama hindu terdapat
plangkiran di depan kamar.
Unsur Kaki.
Dapat disimpulkan pada unsur kaki
pada bangunan, bentuk kaki/pondasi
dimensi dan ukurannya sesuai dengan
pola dan bentuk keseluruhan unsur
kepala, badan dan kaki. Jadi sesuai
dengan peraturan PERWALI No 25
Tahun 2010 pasal 8.
Dalam penataan tapak/lingkungan
rumah kost (Asta Gumi), hulu (timur)
terletak pada bagian pintu gerbang
dan padmasana rumah kost, teben
adalah bangunan rumah kost.
Rumah Kost 4 Tipe Biasa.
Unsur Kepala.
Dapat disimpulkan pada unsur kepala
pada bangunan, atap berbentuk atap
limasan dengan kemiringan 30o
dengan listplank, juga disertai adanya
hiasan ikut celedu dan murda. Jadi
Padmasana Gerbang
Kost
Gerbang Kost, terdapat ornamen
sebagai karakteristik khas Bali,
material finishing menggunakan
batu paras dengan kombinasi cat
putih
-
sesuai dengan peraturan PERWALI
No 25 Tahun 2010 pasal 8.
Unsur badan/ruang/dinding.
Dapat disimpulkan pada unsur badan
pada bangunan, penggunaan warna
yang natural tanpa adanya ornamen
dan material finishing batu alam yang
menjadikan ciri khas Bali., pada unsur
badan sesuai PERWALI No 25 Tahun
2010 pasal 8, tidak mencerminkan
karakteristik khas Bali. Namun bagi
yang beragama hindu terdapat
plangkiran di depan kamar.
Unsur Kaki.
Dapat disimpulkan pada unsur kaki
pada bangunan, bentuk kaki/pondasi
dimensi dan ukurannya sesuai dengan
pola dan bentuk keseluruhan unsur
kepala, badan dan kaki. Jadi sesuai
dengan peraturan PERWALI No 25
Tahun 2010 pasal 8.
Dalam penataan tapak/lingkungan
rumah kost (Asta Gumi), hulu (barat)
terletak pada bagian pintu gerbang,
bagian teben adalah bangunan rumah
kost dan padmasana rumah kost.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian, hasil survey
lapangan terhadap 4 rumah kost dari 2
rumah kost mewah dan 2 rumah kost
biasa, dapat disimpulkan bahwa,
penerapan karakteristik perumahan
urban di Kota Denpasar, terutama
pada kawasan kecamatan Denpasar
Selatan, hanya sedikit yang
menerapkan aturan yang berlaku
dalam kondisi di lapangan, mengingat
pemilik/pengembang lebih
memetingkan kebutuhan dan fungsi
dari rumah kost tersebut, tanpa
memperhatikan Arstitektur
Tradisional Bali yang harus
Gerbang Kost Padmasana
-
dilestarikan dalam aspek perumahan
urban. Dalam tata bangunan (Asta
Kosala Kosali) dan tata
lingkungan/tapak (Asta Gumi),
hampir semua bangunan rumah
tinggal/rumah kost tetap menerapkan
budaya dan tradisi tersebut, yang ada
secara turun temurun, yang erat
kaitannya dengan norma-norma ritual
dalam bangunan gedung (Bamakrith)
yang telah disebutkan dalam
PERWALI No 25 Tahun 2010
tentang Ketentuan Umum Pasal 1.
Dari beberapa bangunan gedung yang
ada/yang telah disurvey di Kecamatan
Denpasar Selatan yang mematuhi
peraturan dari instansi terkait, tidak
semua yang mentaati/mematuhi
peraturan yang berlaku, mengingat
budaya khas Bali dalam kaitan
arsitektur harus tetap dijaga dan
dilestarikan untuk di masa depan
nanti, agar identitas arsitektur Bali
tetap terjaga keberadaannya di mata
dunia, dan perlu penanganan khusus
dari pemerintah kota/walikota
semakin meningkatkan regulasi di
kota Denpasar bagi yang melanggar
aturan yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
- Silas, Johan (2002);rumah
tinggal.
- Rappoport, Amos (1981);House
Form And Culture; Englewood
Cliffs, N. J.;Prentice-Hall, 1969.
- Andreas, (1942);Urban Design
- Mantra, Rai Dharma Wijaya
(2010);Perwali, Nomer 25 tahun
2010 Tentang Persyratan Bangunan
Gedung Di Kota Denpasar;
Denpasar-Bali.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima
kasih banyak terhadap pemilik atau
penghuni rumah kost, dengan tulus
telah memberikan banyak informasi
dalam penyusunan tulisan ini. Tentu
penghargaan tak terhingga
disampaikan kepada Dosen Jurusan
Teknik Arsitektur Universitas
Warmadewa yang telah membantu
selama penyusunan tugas ini.