tdb kelompok 2 (soal bu endah)
TRANSCRIPT
Anggota Kelompok :
Mutia Rizqa Firdiah 25010112140145
Dewi Mustikawati 25010112130146
Putri Budiastuti 25010112130147
Amalia Safira Koesputri 25010112110148
Tanggap Darurat Bencana
Kelompok 2 – Kelas C 2012
FKM UNDIP
Tugas :
1. Berapa standar minimum air bersih yg diberikan untuk satu orang saat kondisi darurat?
Air bersih diberikan dalam bentuk air yang berkualitas dan memadai untuk
kebersihan pribadi maupun rumah tangga. Air bersih diberikan sebanyak 7 liter pada
tiga hari pertama, selanjutnya 15 liter per orang per hari. Dengan rincian Asupan air
(makan dan minum) sebanyak 2,5 – 3 L / hari/orang, Praktik kebersihan dasar 2-6 L /
hari/ orang, dan Kebutuhan dasar untuk memasak 3-6 L/hari/orang.
Sumber air bersih harus berjarak 50 meter dari tempat penampungan sementara.
Kebutuhan logistik tahap tanggap darurat didasarkan pada hasil analisis kebutuhan
tanggap darurat termasuk kebutuhan air bersih (7 liter/orang/hari) dan air minum
sebanyak 1.5 liter per orang per hari.
2. Standar air, makanan, pelayanan kesehatan yang dibutuhkan pengungsi per hari per orang
dibuat tabel.
Standar Kebutuhan Air
Air bersih diberikan dalam bentuk air yang berkuaklitas dan memadai untuk
kebersihan pribadi maupun rumah tangga tanpa menyebabkan risiko yang berarti
terhadap kesehatan. Bantuan air bersih diberikan dalam bentuk sumber air beserta
peralatannya. Air bersih diberikan sebanyak 7 liter pada tiga hari pertama, selanjutnya
15 liter per orang per hari. Sumber air bersih harus berjarak 50 meter dari tempat
penampungan sementara. Jarak terjauh sumber air dari tempat penampungan
sementara dengan titik air terdekat adalah 500 meter.
Standar Kebutuhan Pangan
Pangan diberikan dalam bentuk bahan makanan, atau makanan yang disediakan oleh
dapur umum, bantuan pangan untuk kelompok rentan diberikan dalam bentuk khusus.
Misalnya air minum diberikan sejumlah 2.5 liter per orang per hari (disesuaikan
dengan kebutuhan). Bahan makanan beras sebanyak 400 gram per orang per hari,
makanan siap saji diberikan dua kali sehari (dapur umum), besarnya bantuan
makanan tersebut setara dengan 2100 kilo kalori.
Standar Pelayanan kesehatan
a. Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat korban bencana didasarkan pada penilaian
situasi awal serta data informasi kesehatan berkelanjutan, berfungsi untuk
mencegah pertambahan/menurunkan tingkat mekatian dan jatuhnya korban
akibat penyakit melalui pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Tolok Ukur :
1) Puskesmas setempat, Puskesmas Pembantu, Bidang Desa dan Pos
kesehatan yang ada.
2) Bila mungkin, RS Swasta, Balai pengobatan Swasta, LSM Lokal
maupun LSM Internasional yang terkait dengan bidang kesehatan
bekerja sama serta mengkoordinasikan upaya–upaya pelayanan
kesehatan bersama.
3) Memakai standar pelayanan puskesmas.
4) Dalam kasus–kasus tertentu rujukan dapat dilakukan melalui system
rujukan yang ada.
5) 1 (satu) Pusat Kesehatan pengungsi untuk 20.000 orang.
6) 1 (satu) Rumah Sakit untuk 200.000 orang
Dalam keadaan darurat terjadi perubahan angka kematian dari biasanya.
Tingkat kematian kasar :
Tolok ukur :
1) Normal rate
0,3 sampai 0,5/10.000 pddk/hari
2) Darurat terkontrol
< 1/10.000 pddk/hari
3) Darurat kerusakan serius
> 1/10.000 pddk/hari
4) Darurat tidak terkontrol
> 2/10.000 pddk/hari
5) Kerusakan berat
> 5/10.000 pddk/hari
Tingkat kematian bayi dibawah 5 tahun :
Tolok ukur :
1) Normal rate
1/10.000 pddk/hari
2) Darurat terkontrol
< 2/10.000 pddk/hari
3) Darurat kerusakan serius
> 2/10.000 pddk/hari
4) Darurat tidak terkontrol
> 4/10.000 pddk/hari
b. Kesehatan Reproduksi
Kegiatan yang harus dilaksanakan pada kesehatan reproduksi adalah :
1) Keluarga Berencana (KB)
2) Kesehatan Ibu dan Anak antara lain :
a) Pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas.
b) Pelayanan pasca keguguran.
3) Deteksi Dini dan penanggulangan PMS dan HIV/AIDS
4) Kesehatan Reproduksi Remaja
c. Kesehatan Jiwa
Penanggulangan penderita stress paska trauma bisa dilakukan di lini
lapangan sampai ketingkat rujukan tertinggi, dalam bentuk kegiatan
penyuluhan,bimbingan, konseling, dalam bentuk kegiatan penyuluhan,
bimbingan, konseling, yang tentunya disesuaikan dengan kemampuan dan
kewenangan petugas di setiap jenjang pelayanan.
Penanggulangan penderita stress paska trauma di lini lapangan dapat
dilakukan oleh para relawan yang tergabung dalam lembaga/organisasi
masyarakat atau keagamaan maupun petugas pemerintah ditingkat desa dan
atau kecamatan, Penanggulangan penderita stress paska trauma bisa dilakukan
dalam 3 (tiga) jenis kegiatan, yaitu :
1) Penyuluhan kelompok besar (lebih dari 20 orang)
2) Ahli Psikologi
3) Kader masyarakat yang telah dilatih.
Persyaratan sarana rujukan penderita Post Traumatic Stress (PTS)
1) Puskesmas
2) Klinik Psikologi
3) Rumah Sakit Umum
4) Rumah sakit Khusus Jiwa
Korban bencana, baik secara individu maupun berkelompok,terutama untuk
kelompok rentan, dapat memperoleh bantuan pelayanan kesehatan. Bantuan
pelayanan kesehatan diberikan dalam bentuk :
1) Pelayanan kesehatan umum meliputi :
a) Pelayanan kesehatan dasar.
b) Pelayanan kesehatan klinis.
Standar Minimal Bantuan :
a. Pelayanan kesehatan didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan
kesehatan primer yang relevan.
b. Semua korban bencana memperoleh informasi tentang pelayanan
kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan diberikan dalam sistem kesehatan pada tingkat
yang tepat : tingkat keluarga, tingkat puskesmas, Rumah Sakit, dan
Rumah Sakit rujukan.
d. Pelayanan dan intervensi kesehatan menggunakan teknologi yang tepat
dan diterima secara sosial budaya.
e. Jumlah, tingkat, dan lokasi pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
korban bencana.
f. Tiap klinik kesehatan memiliki staf dengan jumlah dan keahlian yang
memadai untuk melayani kebutuhan korban bencana. Staf klinik
maksimal melayani 50 pasien per hari.
g. Korban bencana memperoleh pelayanan obat-obatan sesuai dengan
kebutuhan.
h. Korban bencana yang meninggal diperlakukan dan dikuburkan dengan
cara yang bermartabat sesuai dengan keyakinan, budaya, dan praktek
kesehatan.
2) Pengendalian penyakit menular meliputi :
a) Pencegahan Umum
b) Pencegahan Campak
c) Diagnosis dan Pengelolaan Kasus
d) Kesiapsiagaan Kejadian Luar Biasa
e) Deteksi KLB, Penyelidikan & Tanggap
f) HIV/AIDS
Standar Minimal Bantuan :
a) Pemberian vitamin A bagi bayi berusia 6 bulan sampai balita usia 59
bulan.
b) Semua bayi yang divaksinasi campak ketika berumur 6 sampai 9 bulan
menerima dosis vaksinasi ulang 9 bulan kemudian.
c) Anak berusia 6 bulan sampai 15 tahun dapat diberikan imunisasi
campak.
d) Korban bencana memperoleh diagnosis dan perawatan yang efektif
untuk penyakit menular yang berpotensi menimbulkan kematian dan
rasa sakit yang berlebihan.
e) Diambil tindakan-tindakan untuk mempersiapkan dan merespon
berjangkitnya penyakit menular.
f) Berjangkitnya penyakit menular dideteksi, diinvestigasi, dan dikontrol
dengan cara yang tepat waktu dan efektif.
g) Korban bencana memperoleh paket pelayanan minimal untuk
mencegah penularan HIV/AIDS.
3) Pengendalian penyakit tidak menular, meliputi :
a) Cedera
b) Kesehatan Reproduksi
c) Aspek Kejiwaan dan Sosial Kesehatan
d) Penyakit Kronis
Standar Minimal Bantuan :
a) Korban bencana memperoleh pelayanan tepat untuk mengatasi cedera.
b) Korban bencana memperoleh pelayanan untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan reproduksi.
c) Korban bencana memperoleh pelayanan kesehatan sosial dan mental
sesuai kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan dengan menghitung jumlah korban, pengungsi, dan
infrastruktur yang rusak dengan standar minimal logistik yang dibutuhkan.
Kebutuhan logistik tahap tanggap darurat didasarkan pada hasil analisis kebutuhan
tanggap darurat termasuk kebutuhan air bersih (7 liter/orang/hari) dan kebutuhan
sanitasi (sabun mandi, sikat gigi, pasta gigi, dan sabun cuci (1 paket/orang). Bahan
logistik lainnya yang seharusnya tersedia adalah pangan yang mencakup beras, lauk
pauk (telur, ikan, daging) sebanyak 2100 kalori per orang per hari. Air minum
sebanyak 1.5 liter per orang per hari. Berdasarkan peraturan yang telah tersedia
mengenai bantuan penanggulangan bencana, diharapkan agar bantuan yang diberikan
pada korban sesuai dengan yang dibutuhkan, perlu dilakukan analisis kebutuhan
dengan mempertimbangkan kelompok umur, jenis kelamin, dan kelompok rentan
lainnya. Susunan daftar penerima bantuan dapat dijadikan data awal dalam
mempertimbangkan kebutuhan penerima bantuan.
Tabel Standar Kebutuhan Air, Pangan, dan Pelayanan Kesehatan Dasar
Standar Keterangan
Kebutuhan Air Asupan air (makan dan minum) sebanyak 2,5 – 3
L /org/hari.
Praktik kebersihan dasar 2-6 L /org/hari.
Kebutuhan dasar untuk memasak 3-6
L/hari/orang.
Total Kebutuhan air bersih 7 L/org/hari pada tiga
hari pertama, selanjutnya 15 L/hari/org.
Jarak terjauh sumber air dari tempat
penampungan adalah 500 meter
Kebutuhan Pangan Air minum diberikan sejumlah 2.5L/org/hari
Bahan makanan beras sebanyak 400 g/org/hari
Makanan siap saji diberikan dua kali sehari
Besarnya bantuan makanan setara dengan 2100
kilo kalori.
Kebutuhan Pelayanan
Kesehatan Dasar
1 (satu) Pusat Kesehatan pengungsi untuk 20.000
orang.
1 (satu) Rumah Sakit untuk 200.000 orang
Pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas.
Pelayanan pasca keguguran.
Deteksi Dini dan penanggulangan PMS dan
HIV/AIDS
Penyuluhan kelompok besar (lebih dari 20 orang)
untuk oleh psikolog atau kader terlatih trauma
healing.
Staf klinik maksimal melayani 50 pasien per hari.
Korban bencana memperoleh pelayanan obat-
obatan sesuai dengan kebutuhan.
Korban bencana yang meninggal diperlakukan
dan dikuburkan dengan cara yang bermartabat
Pemberian vitamin A bagi bayi berusia 6 bulan
sampai balita usia 59 bulan
Anak berusia 6 bulan sampai 15 tahun dapat
diberikan imunisasi campak.
Berjangkitnya penyakit menular dideteksi,
diinvestigasi, dan dikontrol dengan cara yang
tepat waktu dan efektif.
Korban bencana memperoleh diagnosis dan
perawatan yang efektif untuk penyakit menular
yang berpotensi menimbulkan kematian dan rasa
sakit yang berlebihan.
Korban bencana memperoleh pelayanan tepat
untuk mengatasi cedera.
Korban bencana memperoleh pelayanan untuk
memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi.
Korban bencana memperoleh pelayanan
kesehatan sosial dan mental sesuai kebutuhan
3. Bagaimana agar tetap sehat pada kondisi minimum (saat di pengungsian) ?
Faktor lingkungan yang tidak sehat di pengungsian akan menyebabkan kondisi para
pengungsi menjadi rentan terjangkit penyakit infeksi. Sampah yang berserakan dan
kondisi mandi, cuci, kakus yang terbatas akan sangat mempengaruhi kondisi para
pengungsi. Oleh karena itu harus diambil langkah-langkah untuk mengurangi
penderitaan para pengungsi dan mengurangi dampak buruk akibat kondisi daya tahan
tubuh yang menurun dan kondisi pengungsian yang tidak memadai seperti yang
diungkapkan oleh Dr.H.Ari Fahrial Syam.
Harus dipastikan bahwa para pengungsi harus mendapat makanan dan minuman yang
cukup selama berada dipengungsian. Dapur-dapur umum yang tersedia selalu
mendapat suplai bahan makanan dan air bersih yang memadai untuk masuk dan
minum. Hindari mengkonsumsi makanan matang yang sudah lewat waktu tanpa
dihangatkan kembali untuk mencegah keracunan makanan.
Diusahakan makanan yang dikonsumsi dalam keadaan segar. Cuci tangan pakai
sabun atau hand antisepticuntuk menghindari infeksi usus.
Diusahakan agar kondisi tempat pengungsian dibuat senyaman mungkin. Tersedia
alas tidur yang memadai dan juga selimut agar tubuh para pengungsi terutama orang
tua dan anak-anak tetap terlindungi terutama dari angin malam. Bantuan harus
difokuskan untuk penyediaan baju dingin dan selimut untuk para pengungsi. Hindari
terpapar langsung dengan udara luar dan dingin.
Kebersihan lingkungan pengungsian selalu terjaga dengan tersedianya tempat-tempat
sampah disekitar lokasi pengungsian. Lokasi sekitar juga rutin dibersihkan dengan
antiseptik. Para pengungsi muda dapat dikoordinasikan untuk menjaga kebersihan
lingkungan.
Sarana MCK yang memadai dengan persediaan air yang cukup tentu juga tersedianya
sabun dan peralatan mandi lain.
Setiap para pengungsi khususnya anak-anak dan orang tua diberikan suplemen yang
berisi multivitamin dan mineral mengingat keterbatasan makanan dan minuman
dengan zat gizi yang lengkap yang bisa dikonsumsi sehari-hari.
Perlu stok obat-obat sederhana, obat penurun panas, obat anti diare, obat sakit kepala
dan oralit. Bagi anak-anak perlu upaya untuk melakukan trauma healing dengan
pengadaan buku-buku bacaan, mainan anak-anak dan kelompok-kelompok bermain
untuk anak-anak dan mencegah anak-anak bermain diluar dengan air banjir.
Makan secara teratur walaupun tidak enak
Menurut Dr Ari Fahrian Syam, SpPD, K-GEH, seorang praktisi kesehatan dari
UniversitasIndonesia mengatakan bahwa makan secara teratur haruslah terjaga, walau
pun terkesan tidak enak rasanya karena berada dalam tenda pengungsian.
Tujuan dari tindakan ini semua tentunya untuk mencegah agar para pengungsi jangan
jatuh sakit dan tetap berada dalam keadaan sehat. Selain itu juga mencegah terjadinya
Kejadian Luar Biasa diare atau keracunan makanan. Pada akhirnya kita selalu
berusaha bahwa para pengungsi dalam keadaan sehat baik rohani maupun jasmani.
Daftar Pustaka :
http://www.depkes.go.id/downloads/Standar%20Minimal.pdf.
http://www.bnpb.go.id/uploads/pubs/561.pdf.
http://www.gitews.org/tsunami-kit/en/E6/further_resources/national_level/
peraturan_kepala_BNPB/Perka%20BNPB%2072008_Tata%20Cara%
20Pemberian% 20Bantuan%20Pemenuhan%20Kebutuhan%20Dasar.pdf.
http://forum.kompas.com/kesehatan/231099-7-cara-agar-tetap-sehat-di-pengungsian-
korban-banjir.html