tatanan kebandarudaraan nasionalrakorfal.com/2018/lampiran 10 dbu - fal surabaya sept... ·...

29
TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL Surabaya, 24 Oktober 2018 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Upload: lamnhi

Post on 06-Jul-2019

223 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

Surabaya, 24 Oktober 2018

KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Tatanan Kebandarudaraan Nasional

2

TUJUAN

DEFINISI

Dalam rangka penyelenggaraan bandar udara yang andal, terpadu, efisien serta mempunyaidaya saing global untuk menunjang pembangunan nasional dan daerah yang ber-WawasanNusantara.

Merupakan sistem perencanaan kebandarudaraan nasional yang menggambarkaninterdependensi, interrelasi dan sinergi antar-unsur yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, geografis, potensi ekonomi dan pertahanan keamanan dalamrangka mencapai tujuan nasional.

interdependensi antar bandar udara saling tergantung (point to point)

interrelasi antar bandar udara saling berhubungan membentukjaringan pelayanan

sinergi antar bandara saling mendukung dalam rangka mencapaitujuan nasional

Tatanan Kebandarudaraan Nasional

3

Andal : susunan jaringan dan simpul yang terstruktur, dinamis dalam memenuhituntutan kebutuhan angkutan udara

Terpadu : saling menunjang dan mengisi peluang dalam satu kesatuan tatanankebandarudaraan nasional;

Efisien : tidak saling tumpang tindih dan tidak terjadi duplikasi dalam melayanikebutuhan angkutan udara

Berdaya Saing Global : tidak rentan terhadap pengaruh global serta mampu beradaptasidalam mengahadapi perobahan kebutuhan angkutan udara

Berkontribusi pada pembangunan nasional : pintu gerbang dalam rangka pemerataanpembangunan, keseimbangan pengembangan wilayah Indonesia Barat dengan Timur,

Berkontribusi pada pembangunan daerah : membuka daerah terisolir, daerahperbatasan, daerah rawan bencana serta mendukung pengembangan pariwisata

Ber-Wawasan Nusantara : tatanan kebandarudaraan memandang kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam

TKN diwujudkan dalam rangka penyelenggaraan bandara yang memenuhi kriteria :

Maksud

Sebagai pedoman dalam penetapandan pemberian ijin pembangunan

bandar udara

Tujuan

Agar Sistem Transportasi Udara Nasional dapat bertumbuh kembang, berdayasaing untuk pengembangan ekonomi

nasional (MP3EI) Pembangunannyadapat efektif dan efisien

Pedoman dalam

Penetapan lokasi bandar udara

Penyusunan rencana induk bandara

Pembangunan bandar udara

Pengoperasian bandar udara

Pengembangan bandar udara

Memuat

Kebijakan nasional bandar udara

Rencana lokasi bandar udara sertapenggunaan, hierarki dan klasifikasi

bandara

RINBU

Referensi Penyusunan Rinbu

• U U No 1 Tahun 2009, tentang Penerbangan• UU No 10 Tahun 2009, tentang Kepariwisataan• U U No 42 Tahun 2008, tentang Wilayah Negara• U U No 17 Tahun 2007, tentang RPJPN 2005-2025• U U No 24 Tahun 2007, tentang Penanggulangan Bencana• U U No 27 Tahun 2007, tentang Pengelolaan Wil. Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil• U U No 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang• U U No 25 Tahun 2004, tentang SisRenBangNas• U U No 3 Tahun 2003, tentang Pertahanan Negara• PP 62/2010, tentang Pemanfaatan Pulau Kecil Terluar• PP 3/2001: Keamanan dan Keselamatan Penerbangan• PP 40 2012, Pembangunan Dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara • PP 50/2011, Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 -

2025

• PP 26/2012, PP 29/2012, PP 100/2012, PP 31/2014, PP 32/2014, PP 50/2014, PP 51/2014, PP 52/2014, PP 85/2014, PP 96/2015, PP 6 /2016, PP 31/2016, PP 5/2017, mengenai KEK

• PP No 13/2017, tentang perubahan PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Willayah Nasional

• PP 58/2017 Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

• Perpres 5/2010, tentang RPJMN 2010-2014• Perpres 12/2010: Badan Nas Pengelolaan Perbatasan• InPres 16/20, tentang Kebijakan Pengemb KebudPar• KM No 001/KEP/M-PDT/II-2005, ttg Strategi Nasional Pembangunan Daerah Tertinggal• KM 49 Tahun 2005, tentang Sistranas• KM 69 Tahun 2013 : Tatanan Kebandarudaraan Nasional

Tatanan

Kebandarudaraan

Nasional

Peran, fungsi,

penggunaan,

hierarki dan

klasifikasi

bandara

Rencana Induk

Nasional

Bandar udara

(Rinbu)

a

.

b

.

UU No. 1 Thn 2009 : Penerbangan,

Bab XI Kebandarudaraan

Pasal 193 (ayat-3)

MUATAN

5

TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL MEMUAT :

• Peran, Fungsi, Penggunaan, Hierarki, & Klasifikasi Bandar Udara

• Rencana Induk Nasional Bandar Udara (RINBU)

PERAN, FUNGSI, PENGGUNAAN, HIRARKI & KLASIFIKASI

6

PERAN, FUNGSI, PENGGUNAAN, HIRARKI & KLASIFIKASI

PERAN Simpul dalam jaringan transportasi udara

Pintu gerbang

Pembuka isolasi, pengembangan daerah perbatasan & rawan bencana

Tempat kegiatan alih moda transportasi

Pendorong industri

Memperkokoh Wawasan Nusantara

FUNGSI PEMERINTAHAN : perpanjangan tangan Direktorat Jenderal PerhubunganUdara di lokasi bandara sebagai regulator

PENGUSAHAAN : sebagai operator bandar udara yang berorientasi padapengusahaan atau sebagai operator bandar udara yang tidak langsungberorientasi pada pengusahaan

PERAN, FUNGSI, PENGGUNAAN, HIRARKI & KLASIFIKASI

7

PERAN, FUNGSI, PENGGUNAAN, HIRARKI & KLASIFIKASI

PENGGUNAAN Bandar Udara Domestik

Bandar Udara Internasional

KLASIFIKASI Kapasitas Pelayanan : kemampuan bandar udara untuk melayani jenispesawat udara terbesar

HIRARKI Bandara Pengumpul (Hub) :Skala Pelayanan Primer : > 5 juta pax/ tahunSkala Pelayanan Sekunder : >1 juta - 5 juta pax/thnSkala Pelayanan Tersier : > 500 ribu -1 juta pax/thn

Bandara Pengumpan (Spoke) : < 500 ribu pax/thn

RENCANA INDUK NASIONAL BANDAR UDARA (RINBU)

8

• Penetapan Lokasi

• Penyusunan Rencana Induk

• Pembangunan

• Pengoperasian

• Pengembangan Bandara

Merupakan pedoman dalam :

• Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

• Potensi & Perkembangan Sosial-Ekonomi Wilayah

• Potensi Sumber Daya Alam

• Pengembangan Lingkungan Strategis Nasional Maupun Internasional

• Sistranas

• Keterpaduan Intermoda & Multimoda

• Peran Bandara

Disusun dengan memperhatikan :

Jangka Waktu

• Tatanan Kebandarudaraan Nasional ditetapkan

untuk jangka waktu 20 tahun, dapat ditinjau

kembali 1 kali dalam 5 tahun.

• Pada perubahan kondisi lingkungan strategis,

dapat ditinjau lebih dari 1 kali dalam 5 tahun.

PROFIL BANDAR UDARA

9

BANDARA

265 BANDARA EKSISTING

UPBU/UPTD/BANDARA KHUSUS UTK UMUM (237)BADAN USAHA BANDAR UDARA:1. PT. Angkasa Pura I (13)2. PT. Angkasa Pura II (14)3. BP BATAM (1)

56 BANDARA BARU(greenfield, peningkatan airstrip,

bandara enclave baru)

TOTAL 321 BANDARA

BANDARA

237 BANDARA EKSISTING

DJU / PEMDA/KHUSUS UTK UMUM

(211)PT AP I (13)PT AP II (13)

62 BANDARA BARU

TOTAL 299 BANDARA

PERMENHUB69/2013

REVIEWPERMENHUB

69/2013

+ 22 bandara

RENCANA INDUK NASIONAL BANDAR UDARA (RINBU)

10

MEMPERHATIKAN (Ps 199.2) :

1. RTRWN/RTRWP/RTRWK

2. Potensi / Perkembangan Sosial-Ekonomi Wilayah

3. Potensi SDA

4. Lingkungan Strategis

5. SISTRANAS

6. Keterpaduan Inter dan Antar Moda

7. Peran Bandar Udara

Pengembangan Ekonomi NasionalKepentingan Pertahanan Keamanan

dan Kesejahteraan Sosial

Kebijakan strategis nasional:

• Ekonomi Global/Regional• Liberalisasi/OpenSky• RTRW Nasional• Pariwisata • Pengembangan Daerah

tertinggal• Pengamanan daerah

perbatasan• Evakuasi di daerah rawan

bencana- Gunung Berapi- Gempa- Tsunami

RENCANA INDUK NASIONAL BANDAR UDARA (RINBU)

11

A. KebijakanNasional bandar

udara

- RTRWN- Kebijakan Nasional : 10 Destinasi Wisata, Proyek

Strategis Nasional, KEK, KSPN

B. Rencana lokasibandar udara besertapenggunaan, hierarki, dan klasifikasi bandar

udara.

Strategi pembangunan, pendayagunaan, pengembangandan pengoperasian bandar udara

Bandaraexisting

Bandara yang direncanakan

Sudah tercantum di PM No.69/2013

Belum tercantum di PM No.69/2013

Usulan

Potensi

12

1212

KEBIJAKAN NASIONAL BANDAR UDARA

STRATEGI PEMBANGUNAN, PENDAYAGUNAAN, PENGEMBANGAN DAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA

Bandara yg melayaniibukota propinsi

dikembangkan u/ sejenisB737 minimal 4C

Bandara Internasionalpada daerah desitinasi

pariwisata dengan jumlahwisman tertentu

Bandara di daerahterisolasi

Bandara di daerahperbatasan

Bandara di lokasibencana/rawan

bencana

Bandara di wilayah kawasanekonomi khusus

Mengendalikan jumlahbandar udara Internasional

Menyiapkan bandarakapasitas bandara sesuai

hirarki

Konsep Multi Airport system

FORECAST PERMINTAAN PENUMPANG

penyelenggaraan bandar udara yang

andal, terpadu, efisien, serta

mempunyai daya saing global untuk

menunjang pembangunan

nasional dan daerah yang berwawasan

nusantara

Peran Bandar Udara Untuk Pembuka Daerah Terisolir

13

bandar udara di daerah terisolasi dan di daerah provinsi kepulauan dibangun atau dikembangkan dengan klasifikasi landas pacu 2C

25 seats

R/W 2C

Peran Bandar Udara di Daerah Perbatasan Negara

14

bandar udara di daerah perbatasan negara dibangun atau dikembangkan dengan klasifikasi landas pacu 3C untuk dapat melayani pesawat sejenis Hercules C-130

50 seats

R/W 3C

Peran Bandar Udara Sebagai Penanganan Bencana

15

Bandar udara di daerah rawan bencana dibangun atau dikembangkan dengan klasifikasi landas pacu 3C untuk dapat melayani pesawat sejenis Hercules C-130

50 seats

R/W 3C

Peran Bandar Udara di Ibukota Propinsi

16

150 seats

R/W 4C

Bandar udara di daerah ibukota provinsi dibangun atau dikembangkan dengan klasifikasi landas pacu 4C

BANDAR UDARA INTERNASIONAL (eksisting)

17

2

519

1

3

26

18

17

8

24

21

28

29

6

9

7

16

12

13

20

23

22

15

14

11

27

Bandara internasional meliputi: 1) Maimun Saleh2) Sultan Iskandar Muda 3) Kualanamu4) Silangit5) Sultan Syarif Kasim II6) Bandara Internasional Minangkabau7) RH Fisabilillah8) Hang Nadim9) SM Badaruddin II10) H.A.S. Hanandjoeddin

11) Soekarno Hatta12) Halim Perdana Kusuma13) Husen Sastranegara14) Adi Sutjipto15) Ahmad Yani16) Adi Soemarmo17) Juanda18) I Gusti Ngurah Rai19) Supadio20) Bandara Internasional Lombok

21) Sultan Aji Muhammad Sulaiman22) Juwata23) Hasanuddin24) Sam Ratulangi25) El Tari26) Pattimura27) Frans Kaisiepo28) Sentani29) Mopah

25

10

4

BANDAR UDARA INTERNASIONAL (eksisting+rencana)

18

2

519

1

3

26

18

17

8

24

21

28

29

6

9

7

16

12

13

20

23

22

15

14

11

27

Bandara internasional meliputi: 1) Maimun Saleh2) Sultan Iskandar Muda 3) Kualanamu4) Silangit5) Sultan Syarif Kasim II6) Bandara Internasional Minangkabau7) RH Fisabilillah / Bintan8) Hang Nadim9) SM Badaruddin II10) H.A.S. Hanandjoeddin11) Soekarno Hatta

12) Halim Perdana Kusuma13) Husen Sastranegara / Kertajati14) Adi Sutjipto / NYIA15) Ahmad Yani16) Adi Soemarmo17) Juanda18) I Gusti Ngurah Rai19) Supadio20) Bandara Internasional Lombok21) Sultan Aji Muhammad Sulaiman22) Juwata

23) Hasanuddin24) Sam Ratulangi25) El Tari26) Pattimura27) Frans Kaisiepo28) Sentani29) Mopah30) Karawang31) Syamsudin Noor32) Radin Inten II33) Blimbingsari34) Labuan Bajo

25

10

4

BANDAR UDARA INTERNASIONAL UNTUK ASEAN OPEN SKY(untuk pelayanan penumpang)

19

Ditetapkan 5 (lima) bandara yang akan diliberalisasi untuk mendukung kebijakan ASEAN Open Skyantara lain : 1. Kualanamu, Medan2. Soekarno – Hatta, Jakarta3. Juanda, Surabaya 4. I Gusti Ngurah Rai, Bali 5. Sultan Hasanuddin, Makassar6. Lombok

1

2

3

5

46

BANDAR UDARA INTERNASIONAL UNTUK ASEAN OPEN SKY(untuk pelayanan kargo)

20

1) Kualanamu2) SM. Badaruddin II3) Hang Nadim4) Soekarno Hatta5) Juanda6) Supadio

7) Sultan Aji Muhammad Sulaiman8) Sultan Hasanuddin9) I Gusti Ngurah Rai10) Sam Ratulangi11) Frans Kaisiepo

1

4

5

2

3 67

8

9

10

11

Bandara untuk pelayanan kargo meliputi :

BUTIR REVIEW

21

NO PM 69 TAHUN 2013 REVIEW TKN

1. Kriteria Cakupan Pelayanan Bandara

Pulau Jawa, Sumatera dan Bali : cakupanpelayanan 100 km ataujarak dua bandar udara200 km.

Pulau Jawa : radius pelayanan 50 km (jarak lurus 2 bandara 100 km) atau waktu tempuh moda transportasi lain minimal 4 jam dan potensi penumpang > 500.000 pertahun ataujumlah penduduk yang menjadi cakupannya > 3.000.000 orang.

Pulau Bali : radius pelayanan 75 km (jarak lurus 2 bandara 150 km) atau waktu tempuh moda transportasi lain minimal 4 jam dan potensi penumpang 5.000.000 pertahun ataujumlah penduduk yang menjadi cakupannya > 2.000.000 orang.

Pulau Sumatera : radius pelayanan 75 km (jarak lurus 2 bandara 150 km) atau waktu tempuh moda transportasi lain minimal 4 jam dan potensi penumpang 200.000 pertahun ataujumlah penduduk yang menjadi cakupannya > 2.000.000 orang.

Pulau Kalimantan danSulawesi: cakupanpelayanan 60 km ataujarak dua bandar udara120 km.

Pulau Kalimantan : radius pelayanan 60 km (jarak lurus 2 bandara 120 km) atau waktu tempuh moda transportasi lain minimal 4 jam dan potensi penumpang 200.000 pertahunatau jumlah penduduk yang menjadi cakupannya > 2.000.000 orang.

BUTIR REVIEW

22

NO PM 69 TAHUN 2013 REVIEW TKN

1. Kriteria Cakupan Pelayanan Bandara

Pulau Kalimantan danSulawesi: cakupanpelayanan 60 km ataujarak dua bandar udara120 km.

Pulau Sulawesi : radius pelayanan 60 km (jarak lurus 2 bandara 120 km) atau waktu tempuh moda transportasi lain minimal 4 jam dan potensi penumpang 200.000 pertahun ataujumlah penduduk yang menjadi cakupannya > 2.000.000 orang.

Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku danPulau Papua : cakupanpelayanan 30 km ataujarak dua bandar udara60 km.

Pulau Nusa Tenggara, Maluku dan Papua : radius pelayanan 30 km (jarak lurus 2 bandara 60 km) atau waktu tempuh moda transportasi lain minimal 4 jam dan potensi penumpang1.000.000 pertahun atau jumlah penduduk yang menjadi cakupannya > 100.000 orang.

BUTIR REVIEW

23

NO PM 69 TAHUN 2013 REVIEW TKN

2. Penetapan Bandar Udara Sebagai Bandar Udara Internasional

Diatur dalam lampiranTabel Kriteria Penetapan Bandar Udara Sebagai Bandar Udara Internasional

Diatur dalam pasal Perubahan Penggunaan Bandar Udara Domestik menjadi Internasional

Diusulkan oleh Pemrakarsa : Penyelenggara bandara, Pemerintah daerah Provinsi, dan Kementerian Lembaga atau instansi terkait

Dalam hal pengusulan perubahan status bandar udara dalam rangka menunjang pariwisata, harus disertai dengan kajian dari Menteri yang membidangi urusan pariwisata berupa potensiwisatawan mancanegara sebesar 50.000 (lima puluh ribu) wisatawan pertahun

Dalam hal pengusulan perubahan status bandar udara dalam rangka kepentingan angkutanudara haji, maka disertai dengan:• kajian potensi angkutan haji dalam cakupan bandar udara minimal 14 (empat belas)

kloter setiap tahun musim haji;• data cakupan atau jarak bandar udara embarkasi/debarkasi haji terdekat; dan• kemampuan bandar udara untuk melayani pesawat udara dengan kapasitas paling

sedikit 325 (tiga ratus dua puluh lima) tempat duduk dan tempat parkir pesawat paling sedikit 2 (dua) pesawat udara haji dengan tidak mengganggu penerbangan lain

BUTIR REVIEW

24

NO PM 69 TAHUN 2013 REVIEW TKN

Menteri menetapkan bandar udara internasional, setelah mendapatkan surat persetujuandari :• Menteri yang membidangi pertahanan dan keamanan nasional• Menteri yang membidangi pariwisata• Menteri yang membidangi urusan haji• Menteri yang membidangi industri dan perdagangan• Menteri yang membidangi urusan kepabeanan, keimigrasian, dan kekarantinaan dalam

rangka penempatan unit kerja dan personel

Bandar udara yang telah ditetapkan sebagai bandar udara internasional dapat dilakukanevaluasi setiap 1 (satu) tahun sekali. Dalam hal hasil evaluasi tidak memenuhi kelayakan bandar udara internasional, Menteri dapat mencabut penetapan bandar udara internasional setelah mendapat persetujuan Menteri yang membidangi urusan kepabeanan, keimigrasian, dan kekarantinaan, serta Menteri yang membidangi urusan luar negeri.

Dalam keadaan tertentu (bersifat sementara) bandar udara domestik dapat digunakan untuk melayani penerbangan dari dan ke luar negeri berdasarkan penetapan oleh Menteri setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri yang membidangi urusan pertahanan dan keamanan, Menteri yang membidangi urusan kepabeanan, keimigrasian, dan kekarantinaan, sertaMenteri yang membidangi urusan luar negeri

BUTIR REVIEW

25

NO PM 69 TAHUN 2013 REVIEW TKN

3. Perubahan status bandar udara

Belum diakomodir Diatur dalam pasal

Perubahan status bandar udara

a. Perubahan status bandar udara meliputi• bandar udara khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan umum yang

bersifat sementara• bandar udara khusus menjadi bandar udara umum• bandar udara militer yang akan dibuka untuk melayani penerbangan sipil

b. harus memenuhi kriteria cakupan, peran, hierarki dan klasifikasi bandar udarac. harus memenuhi ketentuan keselamatan, keamanan, pelayanan dan kelayakan sebagai

bandar udara umumd. Ditetapkan oleh Menteri Perhubungan

BUTIR REVIEW

26

NO PM 69 TAHUN 2013 REVIEW TKN

4. Kebijakan penetapan penggunaan

bandara domestik bandara internasional

1. Hanandjoeddin Tanjung Pandan

2. Silangit3. Syamsudin Noor4. Radin Inten II5. Blimbingsari6. Labuan Bajo

1. Hanandjoeddin Tanjung Pandan 2. Silangit3. Kertajati4. Syamsudin Noor5. Bintan

6. NYIA7. Karawang8. Radin Inten II9. Blimbingsari 10. Labuan Bajo

5. Kebijakan 11 BandaraInternasional (kargo)

Belum diakomodir 1. Kualanamu, 2. SM. Badaruddin II, 3. Hang Nadim, 4. Soekarno Hatta, 5. Juanda, 6. Supadio,

7. Sultan. Aji M. Sulaeman8. Samratulangi9. Frans Kei Seipo10. S. Hasanuddin11. Ngurah Rai.

BUTIR REVIEW

27

NO PM 69 TAHUN 2013 REVIEW TKN

6. Perubahan jumlah bandara eksisting

237 Bandara 265 Bandara

Bandara baru menjadi eksisting (13 Bandara)

1. Blangkejeren2. Pasaman, 3. Muara Bungo, 4. Enggano,

5. Pagar Alam6. Pekon Serai, 7. Bawean, 8. Tanjung Api-api,9. Sumarorong,

10.Bone 11.Jos Orno, 12.Kuffar13.Marinda

Bandara khusus menjadi umum (22 Bandara)

1. Wiriadinata Tasikmalaya2. Harapan Manismata,3. Sanggoledo Bengkayang,4. Lumbis Ogong, 5. Sobaham, 6. Anggruk, 7. Holuwun

8. Ninia9. Pasema10.Silimo11.Suru-suru12.Luban13.Okbab14.Oklip

15.Okyop16.Wanggemalo17.Duma18.Kapiraya19.Kilmit20.Mamit21.Wanam22.Iwur

BUTIR REVIEW

28

NO PM 69 TAHUN 2013 REVIEW TKN

6. Perubahan jumlah bandara eksisting

Bandara eksisting dihapus dari daftar karena sudah tidak beroperasi lagi (3 Bandara) : Lunyuk, Ubrub, Lereh

Duplikasi penyantuman nama bandara (3 Bandara) : Sugapa, Bilogai, Yahukimo

7. Perubahan jumlah bandara di Rencana

62 Bandara 56 Bandara

• Kebijakan rencana Bandara (potensi bandara baru) antara lain:Sukabumi, Ngeloram Cepu, Wirasaba, Pantai Selatan Jawa Timur.

• Bandara baru yang telah ditetapkan lokasinya oleh Menhub :Bolaang Mongondow dan Banggai Laut.

8. Kebijakan Bandara di daerah Ibukota Provinsi dibangun atau dikembangkan

Klasifikasi landas pacu 4D Klasifikasi landas pacu 4C

TERIMA KASIH

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

2018