tatalaksana
DESCRIPTION
tatalaksanaTRANSCRIPT
1. Penanganan umum
Penilain awal pada setiap anak dengan perdarahan GIT perlu dipertajam serta dipercepat, Dua persoalan yang
perlu segera diperhatikan adalah: status volume darah pasien dan kecendrungan perdarahan yang akan terus
berlangsung. Penampilan anak, status mental, tekanan darah, detak jantung rnerupakan cermin dari status
anak, sedangkan potensi tetjadinya perdarahan yang terus berlangsung akan terlihat atau dapat
diperkirakan dari riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
Stabilisasi awal ditujukan untuk mencegah atau mengatasi hipovolemia dan anemia yang berat Tujuan
pemberian cairan bolus awal adalah untuk perfusi jaringan. Setelah pemberian bolus cairan awal
sebanyak 10-20 ml/kg selama 10 menit, lanjutkan bolus secara pelan (titrasi) untuk menjaga tekanan
darah dan perfusi jaringan. Pilihan cairan paling baik dapat dilihat berdasarkan kemudahan dan
tersedianya cairan. Apabila lebih dari 50-70 ml/kg yang diperlukan dalam waktu 4-6 jam perlu
dipertimbangkan pemantauan invasif untuk memudahkan penanganan cairan. Cairan dan/atau keloid
yang sesuai kemudian dapat mulai diberikan. Prosedur diagnostik lanjut, hendaknya dilakukan bila
resusitasi yang sesuai sudah tercapat.
Tindakan
Letakkan pasien. dalam posisi terlentang dengan tungkai dinaikkan. Pada perdarahan yang
masif pasien perlu diletakkan dalam posisi tengkurap untuk mencegah aspirasi
Selanjutnya masukkan kanula intravena ukuran besar Apabila isian vena buruk, dapat
dilakukan venaseksi atau tusuk subklavia segera.
Upayakan flow chart yang baik untuk pemasukan dan pengeluaran
Lakukan uji laboratoris yang meliputi: golongan darah dan cross match, pemeriksaan darah
lengkap, hematokrit, waktu protrombin, waktu tromboplastin parsial, BUN, elektxolit, dan
analisis gas darah arterial. .
- Perbaiki volume intravena dengan larutan kristaloid (garam fisiologis, Ringer laktat) atau plasma
20 ml/kgBB/jam sampai tekanan darah membaik, difandai dengan hilangnya vasokonstriksi
perifer
Larutan keloid seperti albumin atau plasma digunakan apabila terjadi kehilangan darah masif
dan berlangsung terus-raenerus yang dapat menyebabkan berkurangnya tekanan onkotik plasma
sehingga menimbulkan sindrom paru renjatan (shocking syndrome). Hindarkan ekspansi
volume intravaskular yang berlebihan. Sesudah pengembalian volume intravaskular tercapai
(yang ditunjukkan oleh tekanan darah, denyut nadi dan aliran urin), penggantian (replacement)
selanjutnya perlu dttitrasi sesuai dengan kehilangan darah yang berlanjut (continuing blood loss).
Vitamin K 5 —10 mg diberikan untuk setiap pasien dengan masa protrombin yang
berkepanjangan, tanpa membedakan pasien penderita penyakit hati ataupun bukan
- Keputusan pemberian transfusi darah tergantung dari nilai hematokrit sesudah pengembalian dari
volume darah dan ada tidaknya perdarahan yang berlanjut Transfusi darah dapat diberikan pada pasien
dengan perdarahan yang sudah berhenti untuk berjaga-jaga apabila terjadi perdarahan kembali, Pada
keadaan ini, transfusi pelan dengan packed cells (10 ml/kgBB) lebih dianjurka sebagai langkah awaL.
Pada pasien dengan perdarahan yang berlanjut, transfusi yang terus-menerus rnerupakan satu-satunya
cara untuk merumat kapasitas pengangkut 02 darah hingga mencukupi kebutuhan tubuh. Kecepatan
transfusi tergantung dari cepatnya perdarahan.
I Komplikasi dari transtusi massif meliputi; hipersitratemia, hipokalsemia, berkurangnya kadar faktor
pembekuan, dan trombositemia. Untuk tnerninimalkan permasalahan ini, pasien perlu diberikan
kalsium intravena 03 ml/kgBB (10% kalsium glukonat) dari plasma fresh frozen (10 ml/kgBB)
sesudah pemberian. setiap transfiisi 50 ml packed cells apabila diperlukan.
Penanganan Perdarahan GIT atas
Bilas nasogastrik dengan garam fisiologis. dingin. Pembilasan perlu dilanjutkan sampai kembalinya
warna merah muda atau jemih. Pipa perlu tetap terpasang untuk keperiuan drainase pasif sesuai
gravitasi dan juga untuk menilai ada tidaknya perdarahan dengan cara melakukan isapan dan
irigasi pelan setiap 15 menit.
Apabila isi lambung jemih setelah dibilas, dan tidak ada perencanaan endoskopi segera, irigasi
lambung dilakukan setiap 15 menit selama satu jam dan selanjutnya setiap tiga jam selama 12-24
jam. Apabila kondisi pasien stabil dan cairan lambung kembali jemih, pipa nasogastrik dapat
diangkat. Mual dan muntah yang persisten atau adanya ileus rnerupakan tanda bahwa drainase
perlu dilanjutkan.
Sebagian besar perdarahan varises akan berhenti secara spontan.
Vasopresin dahulu dikatakan efektif dalam menurunkan aliran darah dan tekanan melalui sirkulasi
portaL Dimulai dengan 0*1 unit/menit dan dinaikkan menjadi 0.05 unit/menit setiap jam sampai
mencapai 0.2 unit/menit pada anak yang benisia kirrang dan 5 tahun. Dosis awal vasopresin pada anak
kurang dari 12 tahun dan pada remaja bemirut-tunit a^lati 03 unit/menit dan 0.4 unit/menit. Vasopresin
hendaknya diberikan dalam cairan dekstrosa 5%.
Tamponade balon (Sengs taken-Blakemore) dipertimbangkan pada varises lambung
atau esofagus yang diagnosisnya ditegakan melalui endoskopi. Prosedur ini berisiko tinggi
Indikasi untuk tampon balon adalah:
1. Perdarahan masif yang mengancam jiwa
2. Perdarahan yang berkelanjutan walaupun diberikan vasopresin intravena 4-6 jam.