tata kelola pts menghadapi mea

31
Penguatan Perguruan Tinggi Swasta dalam Menghadapi Asean Economic Community (AEC) Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti Bandung, 28 Oktober 2015 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Upload: trinhthuan

Post on 15-Jan-2017

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Penguatan Perguruan Tinggi Swasta dalam Menghadapi Asean Economic Community (AEC) Oleh

Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti Bandung, 28 Oktober 2015

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Page 2: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

10 MEMBER STATES • Brunei Darussalam (7 January 1984) • Cambodia (30 April 1999) • Indonesia (8 August 1967) • Lao PDR (23 July 1997) • Malaysia (8 August 1967) • Myanmar (23 July 1997) • Philippines (8 August 1967) • Singapore (8 August 1967) • Thailand (8 August 1967) • Viet Nam (28 July 1995)

ASEAN: Association of South East Asian Nations

Page 3: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Menetapkan 4 PILAR ASEAN:

ASEAN Economic Community (AEC)/Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Pendidikan Tinggi

Page 4: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

ASEAN Economic Community (AEC)/Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Rincian 4 Pilar :

Berpengaruh Pada Pendidikan Tinggi

Page 5: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Tantangan Regional: ASEAN Economic Community

31 Desember 2015 ASEAN Economic Community Free Flows of Goods Free Flows of Services Free Flows of Investment Freer Flows of Capital Free Flows of Skilled Labour

Page 6: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Tantangan Regional: ASEAN Economic Community

5 (lima) Sirkulasi Bebas (free flow) di AEC, 2 di antaranya berpengaruh pada Pendidikan Tinggi • Free flow of goods: The ASEAN Trade in Goods Agreement (ATIGA).

• Free flow of services: The ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) and the Mutual Recognition Arrangements.

• Free flow of investment: The ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA) and the Protocol to Amend the ACIA.

• Freer flow of capital: Implementation of measures to further spur financial services liberalisation, capital market development, and capital account liberalisation.

• Free flow of skilled labour: The ASEAN Agreement on the Movement of Natural Persons and the ASEAN Qualification Reference Framework (AQRF).

Page 7: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Halaman 17 Lampiran Renstra Kemenristekdikti 2015 – 2019

Tantangan Regional: ASEAN Economic Community

Kebutuhan tenaga terampil yang bersertifikat menjadi lebih penting lagi saat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Pada saat itu, tenaga terampil yang tidak bersertifikat akan sulit untuk bersaing dengan tenaga terampil bersertifikat dalam mendapatkan pekerjaan.

Lebih-lebih lagi jika tenaga terampil Indonesia untuk bisa bersaing di lapangan kerja di luar negeri harus mempunyai sertifikat profesi yang tidak hanya diakui oleh Indonesia tetapi juga diakui oleh negara-negara lain.

Ke depan, Indonesia harus segera melakukan sertifikasi pada tenaga terampilnya agar mampu bersaing dengan tanaga kerja asing di pasar tenaga kerja domestik maupun internasional.

Page 8: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Perkembangan Mutakhir Pendidikan Tinggi di Indonesia

Surat Edaran Menristekdikti No. 01/M/SE/V/2015 Tentang Evaluasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Revisi Permendikbud No. 49 Tahun 2014 sudah selesai, menunggu pengesahan Revisi Permendikbud No. 95 Tahun 2014 sudah selesai, menunggu pengesahan

No Perat Per-uu-an Judul

1 Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Standar Nasional Pendidikan Tinggi

2 Permendikbud No. 95 Tahun 2014 Pendirian, Perubahan, Dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri Serta Pendirian, Perubahan, Dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

3 Permendikbud No. 154 Tahun 2014 Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi

Ditunda

Ditunda

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Page 9: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Penguatan PTS Menghadapi ASEAN Economic Community

Perguruan Tinggi Swasta

Syarat Minimum Perguruan Tinggi Swasta

Aras Perguruan

Tinggi

1. Legalitas Badan Penyelenggara 2. Kepemilikan Prasarana dan Sarana a. Lahan an. Badan Penyelenggara b. Gedung milik Badan Penyelenggara

3. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) 4. Statuta PTS (Pengaturan Tata Kelola PTS) 5. RPJP (25 tahun) dan Renstra PTS (5 tahun) 5 Kepemilikan Keuangan

a. Dana Operasional b. Dana Investasi

1. Kurikulum (KPT) a. KKNI b. AQRF

2. Sumber Daya Manusia a. Dosen b. Tenaga Kependikan

3. Penelitian dan PKM

Aras UP Program

Studi

Keterangan: Huruf warna merah merupakan syarat minimum pendirian PTS

Page 10: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Legalitas Badan Penyelenggara PTS

1. Memiliki Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta dengan segala perubahannya;

2. Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara telah disahkan dengan Surat Keputusan Menkumham atau Surat Keputusan pejabat terkait lain, sehingga Badan Penyeleng-gara tersebut telah berstatus sebagai Badan Hukum;

3. Segala perubahan Badan Penyelenggara telah dimintakan persetujuan atau diberitahukan kepada Menkumham atau pejabat terkait lain, dan telah memperoleh Surat Pencatatan dari Menkumham atau pejabat terkait lain tentang perubahan tersebut.

4. Nama dan Status Hukum Badan Penyelenggara di dalam di dalam Izin Pendirian PTS harus sama dengan Nama dan Status Hukum Badan Penyelenggara sebagaimana dicantumkan dalam dokumen butir 1, 2, dan 3 di atas.

Page 11: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kepemilikan Prasarana dan Sarana PTS (1) Berdasarkan Draft Pengganti Permendikbud No. 95 Tahun 2014)

1. Prasarana

Lahan untuk kampus PTS yang akan didirikan berada dalam 1 (satu) lokasi memiliki luas paling sedikit: 10.000 (sepuluh ribu) m2 untuk Universitas; 8.000 (delapan ribu) m2 untuk Institut; 5.000 (lima ribu) m2 untuk Sekolah Tinggi, Politeknik, atau Akademi; dengan status Hak Milik atau Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas nama Badan Penyelenggara, sebagaimana dibuktikan dengan Sertipikat Hak Milik atau Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai. Pasal 64 huruf b Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang SN Dikti Lahan dan bangunan perguruan tinggi yang digunakan melalui perjanjian sewa menyewa wajib menyesuaikan dengan ketentuan Pasal 32 ayat (2) paling lama 10 (sepuluh) tahun; (harus dimiliki pada tahun 2025)

Page 12: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kepemilikan Prasarana dan Sarana (2) Berdasarkan Draft Pengganti Permendikbud No. 95 Tahun 2014)

2. Sarana

Telah memiliki sarana dan prasarana terdiri atas Ruang kuliah paling sedikit 0,5 (nol koma lima) m2 per mahasiswa; Ruang dosen tetap paling sedikit 4 (empat) m2 per orang; Ruang administrasi dan kantor paling sedikit 4 (empat) m2 per orang; Ruang perpustakaan paling sedikit 200 (dua ratus) m2 termasuk

ruang baca yang harus dikembangkan sesuai dengan pertambahan jumlah mahasiswa;

Buku paling sedikit 200 (dua ratus) judul per program studi sesuai dengan bidang keilmuan pada program studi;

Memiliki koleksi atau akses paling sedikit 1 (satu) jurnal dengan volume lengkap untuk setiap Program Studi; dan

Ruang laboratorium, komputer, dan sarana praktikum dan/atau penelitian sesuai kebutuhan setiap Program Studi;

kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.

Page 13: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Pasal 3 ayat (1) Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang SPM Dikti Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi terdiri atas: a. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI); dan b. Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).

Pasal 3 ayat (2) sd. ayat (4) Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang SPM Dikti

(2) SPMI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a direncanakan, dilaksana-kan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh perguruan tinggi.

(3) SPME sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b direncanakan, dilaksana-kan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh BAN PT dan/atau LAM melalui akreditasi sesuai dengan kewenangan masing-masing.

(4) Luaran penerapan SPMI oleh perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) digunakan oleh BAN-PT atau LAM untuk penetapan status dan peringkat terakreditasi perguruan tinggi atau progam studi.

Pasal 7 ayat (1) Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang SPM Dikti

(1) Data, informasi pelaksanaan, serta luaran SPMI dan SPME dilaporkan dan disimpan oleh perguruan tinggi dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi.

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Sistem Penjaminan Mutu Internal PTS (1) Berdasarkan Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang SPM Dikti

Page 14: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Bagan SPMI berdasarkan Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang SPM Dikti

Keterangan Standar Pendidikan Tinggi (Standar Dikti) yang terdiri atas: a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN Dikti); dan b. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh masing-masing Perguruan Tinggi

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Sistem Penjaminan Mutu Internal

(SPMI)

Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)

Sistem Penjaminan Mutu Eksternal

(SPME/Akreditasi)

SPM Dikti

M MUTU

PENDIDIKAN

TINGGI

SPMI dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi

SPME/Akreditasi dilakukan oleh

BAN-PT atau LAM

Sistem Penjaminan Mutu Internal PTS (2) Berdasarkan Permendikbud No. 50 Tahun 2014 Tentang SPM Dikti

Page 15: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Statuta PTS (1) Berdasarkan PP No. 4 Tahun 2014 Tentang Penyelengaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

Pasal 31 ayat (2) PP No. 4 Tahun 2014: Ketentuan mengenai organisasi dan tata kelola PTS diatur dalam Statuta masing-masing PTS yang ditetapkan dengan peraturan Badan Penyelenggara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undan

STATUTA Perguruan Tinggi

Swasta

Regulasi Tridharma

Regulasi Tata Kelola

Ditetapkan Badan Penye-

lenggara Sesuai

Peraturan PerUUan

Page 16: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Pasal 66 ayat (3) UU Dikti: Statuta PTS ditetapkan dengan surat keputusan badan penyelenggara.

STATUTA Perguruan Tinggi

Swasta

Regulasi Tridharma

Regulasi Tata Kelola

Ditetapkan Badan Penye-

lenggara Sesuai

Peraturan PerUUan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

1. Regulasi Tridharma Perguruan Tinggi (1)

Pasal 58 ayat (2) UU Dikti

Fungsi dan peran Perguruan Tinggi dilaksanakan melalui kegiatan Tridharma yang ditetapkan dalam statuta Perguruan Tinggi.

Pasal 14 ayat (3) UU Dikti

Ketentuan lain mengenai kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler diatur dalam statuta Perguruan Tinggi.

Statuta PTS (2)

Page 17: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Regulasi Tridharma

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Statuta PTS (3)

Pasal 54 UU Dikti

(1) Standar Pendidikan Tinggi terdiri atas: a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Menteri atas

usul suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan

b. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiap Perguruan Tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

(2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi merupakan satuan standar yang meliputi standar nasional pendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat.

(4) Standar Pendidikan Tinggi sebagaimana terdiri atas sejumlah standar dalam bidang akademik dan nonakademik yang melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Page 18: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Stan

dar

Pen

did

ikan

Tin

ggi

Standar Dikti

Ditetapkan perguruan

tinggi

Standar Nasional Pendidikan

Standar Kompetensi Lulusan

Standar Isi Pbelajaran

Standar Proses Pembelajaran

Standar Penilaian Pembelajaran

Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

Standar Sarana dan Prasarana Pbelajaran

Standar Pengelolaan Pembelajaran

Standar Pembiayaan Pembelajaran

Standar Nasional Penelitian

Standar Hasil Penelitian

Standar Isi Penelitian

Standar Proses Penelitian

Standar Penilaian Penelitian

Standar Peneliti

Standar Sarpras Penelitian

Standar Pengelolaan Penelitian

Standar Pendanaan & Pembiayaan Penelitian

Standar Nasional PKM

Standar Hasil PKM

Standar Isi PKM

Standar Proses PKM

Standar Penilaian PKM

Standar Pelaksana PKM

Standar Sarpras PKM

Standar Pengelolaan PKM

Standar Pendanaan & Pembiayaan PKM

Standar Pengabdian Kepada Masyarakat

Standar….

Standar ….

Dst

Standar Bidang Akademik

Standar Pengabdian Kepada Masyarakat

Standar….

Standar ….

Dst

Standar Bidang Non-Akademik

SN Dikti (Standar Minimal)

Standar Dikti (Melampaui SN Dikti)

Permendik- bud No. 49 Tahun 2014

Ditetapkan Perguruan Tinggi

+ +

dan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Statuta PTS (4)

Regulasi Tridharma

SN Dikti Permendikbud No.49 Tahun

2014

Page 19: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Pasal 66 ayat (3) UU Dikti: Statuta PTS ditetapkan dengan surat keputusan badan penyelenggara.

STATUTA Perguruan Tinggi

Swasta

Regulasi Tridharma

Regulasi Tata Kelola

Ditetapkan Badan Penye-

lenggara Sesuai

Peraturan PerUUan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Statuta PTS (5)

UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi

PP No. 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

Statuta Perguruan Tinggi Swasta

Page 20: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Regulasi Tata Kelola

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Statuta PTS (6)

Pasal 28 PP No. 4 Tahun 2014 Organisasi PTN dan PTS paling sedikit terdiri atas unsur: a. penyusun kebijakan;

b. pelaksana akademik;

c. pengawas dan penjaminan mutu;

d. penunjang akademik atau sumber belajar; dan

e. pelaksana administrasi atau tata usaha.

Page 21: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

RPJP (25 tahun) dan Renstra PTS (5 tahun) Berdasarkan PP No. 4 Tahun 2014 Tentang Penyelengaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

Pasal 5 (1) Dalam melaksanakan tanggung jawab di bidang, Menteri memiliki tugas dan

wewenang meliputi: c. mengembangkan Pendidikan Tinggi berdasarkan kebijakan umum,

sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b yang terdiri atas: 1 rencana pengembangan jangka panjang 25 (dua puluh lima) tahun; 2 rencana pengembangan jangka menengah atau rencana strategis 5

(lima) tahun; dan 3 rencana kerja tahunan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

(2) Ketentuan mengenai perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku untuk: a. Kementerian Lain atau LPNK yang menyelenggarakan Pendidikan Tinggi; b. Badan Penyelenggara; dan c. Perguruan Tinggi.

Page 22: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kepemilikan Keuangan PTS

1. Dana

Pasal 41 ayat (1) Permendikbud No. 49 Tahun 2014 Tentang SN Dikti:

Badan penyelenggara perguruan tinggi atau perguruan tinggi wajib mengupayakan pendanaan pendidikan tinggi dari berbagai sumber di luar sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) yang diperoleh dari mahasiswa.

Komponen pembiayaan lain di luar SPP, antara lain:

a. hibah; b. jasa layanan profesi dan/atau keahlian; c. dana lestari dari alumni dan filantropis; dan/atau d. kerja sama

kelembagaan pemerintah dan swasta.

2. Pembiayaan

Perencanaan pembiayaan PTS harus didasarkan pada Rencana Induk Pengembangan (25 Tahun) dan Rencana Strategis (5 Tahun);

Page 23: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Perkembangan Metode Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi

Kurikulum Berbasis Mata Kuliah Kepmendiknas

No. 056/U/1994

Kurikulum Berbasis Kompetensi Kepmendiknas

No.232/U/2002

Kurikulum Pendidikan Tinggi

UU No. 12 Tahun 2012

penguasaan IPTEKS

tidak ada penguasaan IPTEKS

kecerdasan intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan

tidak ada rumusan kemampuan

penguasaan kompetensi kesetaraan kompetensi lulusan dan kompetensi kerja

menetapkan mata kuliah wajib

kompetensi utama ditetapkan PT dan asosiasi profesi

kompetensi lulusan minimum dirumuskan oleh asosiasi profesi dan forum prodi sejenis

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kurikulum PTS (1)

Page 24: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kurikulum PTS (2) Bagan Tahap Penyusunan Kurikulum Program Studi

Analisis SWOT Tracer Study

Standar Kompetensi Lulusan

Capaian Pembelajaran Lulusan

Pemilihan Bahan Kajian

Besaran sks

Mata Kuliah Mata Kuliah Mata Kuliah Mata Kuliah

Kurikulum Program Studi

Visi PT Visi Keilmuan

Masukan Stakeholders

KKNI & AQRF Standar Dikti

Peta Keilmuan

Program Studi

Ranah Pendidikan

Metode Pembelajaran

Page 25: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Source: IQF, by DGHE – MOEC of Republic of Indonesia

Perpres No 8 Tahun 2012 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kuali-fikasi kompetensi yang dapat: menyandingkan; menyetarakan; dan mengintegrasikan, antara: bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur peker-jaan di berbagai sektor.

KKNI

SMP

SMA

D1

D2

D3

S1D4

S2

S3

Sp

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kurikulum PTS (3)

Page 26: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Source: http://www.asean.org/news/asean-secretariat-news/item/asean-develops-framework-to-facilitate-movement-of-skilled-labour-and-professionals

ASEAN Qualifications Reference Framework (AQRF)

The proposed regional framework will function as a device to enable comparisons of qualifications across ASEAN Member States while at the same time support and enhance each country’s national qualifications framework or qualifications systems that are currently at varying levels of development, scope and implementation.

The development of an AQRF promotes mobility within the region and specifically supports the implementation of ASEAN Economic Community Blueprint.

It aims to facilitate the free flow of services by 2015 through recognition of professional qualifications as well as the ASEAN Socio-Cultural Community Blueprint which targets to establish national skills frameworks as an incremental approach towards an ASEAN skills recognition framework.

AQRF

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Kurikulum PTS (4)

Page 27: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Sumber Daya Manusia (1)

Dosen

Pasal 26 Permendikbud No. 49 Tahun 2014

(1) Dosen wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.

(2) Kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan paling rendah yang harus dipenuhi oleh seorang dosen dan dibuktikan dengan ijazah.

(3) Kompetensi pendidik dinyatakan dengan sertifikat pendidik, dan/atau sertifikat profesi.

Page 28: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Sumber Daya Manusia (2)

Tenaga Kependidikan Pasal 29 Permendikbud No. 49 Tahun 2014 (1) Tenaga kependidikan memiliki kualifikasi akademik paling rendah

lulusan program diploma 3 (tiga) yang dinyatakan dengan ijazah sesuai dengan kualifikasi tugas pokok dan fungsinya.

(2) Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi tenaga administrasi.

(3) Tenaga administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memiliki kualifikasi akademik paling rendah SMA atau sederajat.

(4) Tenaga kependidikan yang memerlukan keahlian khusus wajib memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan bidang tugas dan keahliannya.

Page 29: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pasal 43 Permendikbud No.49 Tahun 2014 (2) Hasil penelitian di perguruan tinggi harus diarahkan untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.

(3) Hasil penelitian adalah semua luaran yang dihasilkan melalui kegiatan yang memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai otonomi keilmuan dan budaya akademik.

(4) Hasil penelitian mahasiswa, selain harus mememenuhi ketentuan pada ayat (2), harus mengarah pada terpenuhinya capaian pembelajaran lulusan serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi.

(5) Hasil penelitian yang tidak bersifat rahasia, tidak mengganggu dan/atau tidak membahayakan kepentingan umum atau nasional wajib disebarluaskan dengan cara diseminarkan, dipublikasikan, dipatenkan, dan/atau cara lain yang dapat digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian kepada masyarakat.

Page 30: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Pasal 54 Permendikbud No. 49 Tahun 2014 (1) Standar hasil pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria

minimal hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

(2) Hasil pengabdian kepada masyarakat adalah:

a.penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian sivitas akademik yang relevan;

b.pemanfaatan teknologi tepat guna;

c.bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau

d.bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.

Page 31: Tata Kelola PTS menghadapi MEA

Terima Kasih

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi