tata kelola organisasi it pada sektor industri penerbangan

Upload: afif-nandya

Post on 07-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

asdwasdwa

TRANSCRIPT

TATA KELOLA ORGANISASI IT PADA SEKTOR INDUSTRI PENERBANGANPT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

MLTI BDosen Pengampu : Suprapto, S.T, M.T

Anggota Kelompok :Aditya Kurniawan135150401111065Afif Nandya Saputra135150401111071IlhamFahrudin Wahabi135150407111007

FAKULTAS ILMU KOMPUTERUNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG2015

1.1 Profil PerusahaanGaruda Indonesia adalah maskapai penerbangan Indonesia yang berkonsep sebagai full service airline (maskapai dengan pelayanan penuh). Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 82 armada untuk melayani 33 rute domestik dan 18 rute internasional termasuk Asia (Regional Asia Tenggara, Timur Tengah, China, Jepang dan Korea Selatan), Australia serta Eropa (Belanda).

Sebagai bentuk kepeduliannya akan keselamatan, Garuda Indonesia telah mendapatkan sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Hal ini membuktikan bahwa maskapai ini telah memenuhi standar internasional di bidang keselamatan dan keamanan.

Terhitung Juli 2012, armada Garuda Indonesia adalah sebagai berikut:Armada Garuda Indonesia

Jenis PesawatBeroperasiDalam PesananKelas PenumpangCatatan

FCYTotal

Airbus A330-2008336186222

Airbus A330-30062442215257

Boeing 737-30051694110

Boeing 737-5005128496

Boeing 737-80055312144156

Boeing 747-400242386428Pesawat ketiga, PK-GSI, telah dikembalikan ke penyewa dan sekarang berdinas diOrient Thai Airlines

Boeing 777-300ER10438295337First Delivery Expected in 2013[24]

Bombardier CRJ100018TBAPengiriman pertama diharapkan in October 2012

Total8158

Visi dan Misi Garuda Indonesia Visi :Garuda Indonesia inigin menjadi perusahaan penerbangan pilihan utama di Indonesia dan berdaya saing di Internasional.

Misi :1. Melaksanakan usaha jasa angkutan udara yang memberikan kepuasan kepadapengguna jasa yang terpadu dengan industri lainnya melalui pengelolaan secaraprofesional dan didukung oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.2. Menghasilkan keuntungan dengan jaringan domestik yang kuat untuk terusmeningkatkan pangsa pasar domestik dan internasional bagi usahawan, perorangan,wisatawan dan kargo termasuk penerbangan borongan.3. Memiliki bisnis unit yang mendukung produk inti untuk meningkatkan keuntunganserta menghasilkan pendapatan tambahan dari usaha unit pendukung tersebut.1.2 Pengelolaan Perencanaan InfrastrukturIndonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan lebar wilayah barat ke timur sepanjang lebih dari 5000 km dan dari utara ke selatan sepanjang lebih dari 1800 km. Untuk menjangkau kota-kota di Nusantara yang terpisahkan oleh ribuan kepulauan, transportasi udara menjadi salah satu sarana yang sering digunakan oleh masyarakat Indonesia karena dinilai lebih efisien dan harganya pun kini mulai terjangkau oleh hampir semua kalangan. Salah satu infrastruktur yang diperlukan untuk transportasi udara adalah tersedianya bandara sebagai landasan bagi pesawat terbang yang beroperasi. Bandar udara dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu sisi udara (airside) dan sisi darat (landside). Sisi udara suatu bandar udara meliputi runway, taxiway, apron dan elemen-elemen penunjang-penunjang lainnya selama pesawat melakukan pendaratan maupun tinggal landas. Sedangkan yang termasuk dalam sisi darat suatu bandar udara meliputi gedung terminal, tempat parkir dan sirkulasi kendaraan serta sistem jalan masuk darat ke bandar udara.Pendukung lain yang tidak kalah penting di bandara adalah sistem teknologi informasi yang membantu menghubungkan setiap bandara yang ada di Indonesia. Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) telah merevolusi bisnis di industri penerbangan, di mana teknologi saat ini berperan penting untuk operasional dan strategi manajemen dari maskapai termasuk di bandara.Diperlukan kecepatan dan efisiensi waktu bagi operasional maskapai penerbangan di bandara dalam melayani penumpang, karena hal ini mempengaruhi daya saing dari suatu maskapai. Keunggulan kompetitif dibidang ICT akan membantu suatu maskapai dalam memastikan operasi di bandara berjalan dengan akurat, cepat dan mencapai On Time Performance yang diharapkan.Menggunakan teknologi Informasi dan Komunikasi terdepan beserta dedikasi human service yang tinggi, ASYST turut membantu operasional maskapai di bandara pada 3 bagian utama:1. ReservasiASYST menyadari pentingnya sistem ICT terdepan untuk reservasi penumpang dalam rangka meningkatkan pelayanan suatu maskapai di dalam bandara. ASYST di tahun 2012 ini telah melakukan perubahan besar terhadap sistem reservasi airline-nya dengan meng-upgrade keseluruhan sistem pelayanan penumpangnya (PSS) ke release yang terbaru yang dikenal dengan EDS Rel.15. Sistem terbaru ini dapat lebih mengintegrasikan dan memperlancar jalannnya sistem berbagai channel reservasi milik Airline (Sales Office, Travel Agent) maupun pada media reservasi online (Online Web Booking, Mobile Booking) dengan berbagai channel check-in maskapai yang tersedia di bandara (counter check-in yang dilayani petugas check-in, Kiosk Check-in). Salah satu keunggulan lain dari release terbaru ini adalah telah kompatibel-nya sistem yang baru ini dengan IP connection sehingga koneksi yang dilakukan dari display terminal (PC di User) ke Mainframe dapat menggunakan IP dan berbasis GUI.2 NetworkUntuk memastikan lancarnya traffic jaringan (network) di bandara, ASYST mendukung penyediaan dan maintenance infrastruktur jaringan seperti router, switch, modem, fiber optic network, vdsl, yang mencakup infrastruktur network untuk ticket sales area, check in area dan juga pelayanan network dari sisi IP management. ASYST menyadari pentingnya infrastruktur network yang tepat, handal, cepat dan time critical, akan sangat penting, karena itu ASYST memberikan pelayanan end to end di sisi infrastruktur network, tidak hanya untuk kebutuhan operasional penerbangan saja tapi juga untuk semua sisi, termasuk aplikasi-aplikasi berbasis network dari maskapai di bandara seperti back office sampai bagian keuangan dan sumber daya manusia. ASYST juga menyediakan manpower untuk memantau secara rutin setiap network yang tersedia di bandara dan menyediakan tambahan backup connection apabila dibutuhkan.3. Desktop/HardwareASYST mendukung penuh ketersediaan desktop/hardware pendukung di semua area unit operasional pada maskapai di bandara beserta perencanaan dan bentuk antisipasi untuk berbagai macam kendala. ASYST menyiapkan serta memastikan ketersediaan dan kesiapan dari segala sisi untuk desktop /hardware pendukung di bandara, termasuk diantaranya perangkat pengganti yang selalu tersedia (hotspare) bila terjadi gangguan. ASYST juga menyiapkan tambahan resource/personil yang standby di area yang kritikal di bandara untuk percepatan resolusi di lokasi. Selain itu, ASYST memaksimalkan juga keterlibatan mitra ASYST untuk desktop/hardware dalam mendukung layanan sistem maskapai di bandara agar dapat standby baik di onsite maupun remote coverage sebagai antisipasi percepatan resolusi bila terjadi gangguan baik pada sistem maupun perangkat di bandara.PT Aero Systems Indonesia (ASYST) adalah salah satu anak perusahaan dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan PT Aerowisata. ASYST merupakan penyedia layanan konsultasi dan sistem Teknologi Informasi yang melayani industri transportasi khususnya penerbangan dan industri perjalanan.1.3 Sistem Jaringan

1.4 Operasional Sistem Komputer

1.5 Pengembangan AplikasiGaruda Indonesia merupakan salah satu contoh perusahaan penerbangan dimana TI dan Internet diterapkan untuk meningkatkan daya saingnya, yang berarti pula meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan yang akhirnya dapat menciptakan loyalitas pelanggan terhadap maskapai penerbangan ini. Tak dapat dipungkiri, berbagai aplikasi yang diterapkannya, seperti ERP (Enterprise Resource Planning), terbukti mampu meningkatkan kinerja dan daya saingnya.Saat ini, Garuda Indonesia bahkan telah menerapkan aplikasi proses pengadaan secara online (e-Procurement), dan IT Service Management. Selain itu Garuda juga melakukan lelang real-time online (e-Auction) yang di akhir tahun 2006 mendapatkan penghargaan E-Procurement & E-Auction Award kategori application of B2B dari Kementrian Negara BUMN.Perusahaan ini pun sejak Mei 2006 telah (mulai) menerapkan e-ticketing sesuai dengan ketentuan IATA bahwa semua airlines yang menjadi anggota IATA harus sudah menerapkan sistem e-ticketing secara menyeluruh pada akhir bulan Mei 2008.Bagi Garuda Indonesia, transformasi melalui pemanfaatan teknologi menjadi sangat berarti; selain karakteristik industri penerbangan yang padat teknologi juga industri ini penuh dengan tuntutan akan inovasi dalam meraih keunggulan bersaing (competitive advantage).Dalam kaitan ini pula, dua dari direktur / figur Board of Directors yang baru (Direktur Strategi & Teknologi Informasi dan Direktur Keuangan) yang ditetapkan Kantor Kementrian BUMN dan Komisaris, terdapat direktur yang khusus menangani strategi dan teknologi informasi, agar pengembangan strategi Garuda Indonesia ke depan dapat didukung oleh teknologi informasi yang lebih sophisticated , sejalan dengan tuntutan lingkungan industri yang dinamis dan kompetitif dewasa ini.Kiranya ini memberikan manfaat tersendiri bagi Garuda mengingat secara langsung kita dapat berbagi pengalaman dan transfer of knowledge di bidang teknologi informasi dari penerapan di berbagai perusahaan terkemuka, yang pada akhirnya diharapkan dapat membantu Garuda Indonesia untuk memiliki keunggulan bersaing melalui inovasi dan pengembangan sistem dan teknologi informasi yang tepat untuk peningkatan strategi bisnis yang kompetitif. ITSM (Information Technology Service Management)Keberhasilan penerapan TI, tentu tidak hanya tergantung karena perangkat dan sistem yang telah diterapkan, melainkan bagaimana mengelolanya sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Salah satunya adalah apa yang disebut dengan IT Service Management (ITSM). ITSM akan membantu perusahaan dalam mencapai tiga tujuan mendasar, yakni kemampuan mencapai kepuasan pelanggan, melebihi harapan pelanggan, dan menangani persepsi pelanggan. Begitupula halnya dengan Garuda Indonesia yang menerapkan ITSM.Meski secara konsepsi pengertiannya bisa sedikit berbeda, namun kalangan ahli dan praktisi TI sepakat bahwa tiga tujuan mendasar tersebut menjadi inti dari ITSM. ITSM tak hanya sekadarbagaimana mengelola pelayanan berbasis TI, melainkan bagaimana penerapan TI benar-benardilihat dari perspektif pelanggan (customer-centric view of IT). Daripada fokus apakah sebuahatau route tertentu dapat berfungsi dengan baik, ITSM justru dilihat sebagai serangkaiandan prosedur yang membantu perusahaan memastikan apakah para pengguna (end users) memperoleh apa yang mereka butuhkan dari TI.ITSM dapat dianalogikan dengan berlangganan jasa layanan telepon jarak jauh (SLJJ).Kita tidak berlangganan koneksi ke kantor pusat, atau dari perusahaan ke perusahaan telekomunikasi lokal atau ke menara microwave dan lain sebagainya, kita hanya berharap ketika kita menekan nomor telepon tertentu langsung nyambung. Pandangan TI tradisional lebih melihat pada bagaimana menyediakan komponen dan aplikasi, bukan bagaimana benar-benar melihat pada apa yang mereka sediakan sebagai end-to-end service.Itu semua menyangkut bagaimana memiliki cara untuk memberikan layanan TI yang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan, yang akan digunakan untuk melayani pelanggan mereka secara baik.Meski ada banyak peranti yang dapat digunakan untuk mendukung penerapan ITSM, namun kalangan ahli dan praktisi TI lebih menyarankan untuk memperhatikan bagaimana membangun suatu proses yang tepat. Biasanya, proses-proses itu akan mengacu pada IT Infrastructure Library, seperangkat dokumen yang menjelaskan mengenai best practices untuk mencapai ITSM yang baik.Prosesnya sendiri harus dilihat dalam tiga aspek penting, yakni strategis, taktis dan operasional. Ketiganya harus mampu menjelaskan bagaimana mengelola hubungan antara TI dan pelanggan bisnisnya. Ini merupakan versi TI dalam melihat pengelolaan pelanggan. Proses-proses strategis menyangkut pembuatan kebijakan dan prosedur, dan membentuk pengontrol arsitektur dan komite yang membantu perusahaan meraih tujuan jangka panjangnya.Sedang proses-proses taktis adalah yang terkait dengan hantaran layanan sebenarnya (actual service delivery), termasuk service level management (SLA), yang menjadi salah satu kunci suatu ITSM yang baik. SLA menginginkan bahwa TI memahami kebutuhan bisnis dan menyesuaikan tingkat layanan TI-nya dengan kebutuhan tersebut dan menggunakan ukuran-ukuran tertentu, termasuk ketersediaan, kapasitas dan biaya.Perusahaan dapat saja membangun infrastruktur untuk ketersediaan tingkat tinggi, tetapi hal itu akan lebih mahal dari apa yang dibutuhkan bisnis. Service level management juga menyediakan panduan untuk penanganan kapasitas pastikan Anda memiliki jumlah yang tepat, di tempat yang tepat, pada saat yang tepat, dan biaya yang tepat. Sedang proses-proses operasional mencakup fungsi pendukung yang dilakukan setiap harinya, seperti penanganan masalah sesaat (incident), penanganan masalah dan perubahan yang dilakukan. Penanganan sesaat, antara lain koordinasi perbaikan pelayanan setelah terjadi suatu masalah. Sedang penanganan masalah adalah mencari akar penyebab masalah dan sekaligus memperbaikinya.Manajemen perubahan merupakan sesuatu yang juga penting, karena akibat perubahan dapat menyebabkan kegagalan TI. Manajemen perubahan harus tertuju pada dua tujuan penting. Pertama, pastikan ada keuntungan bisnis dari setiap perubahan yang Anda lakukan. Kedua, pastikan prosesnya berjalan guna meminimalkan risiko selama melakukan perbaikan, misalnya uji coba prosedur dan langkah darurat hingga ke situasi terbaiknya.Meski SDM pendukung penerapan TI tak mesti menjadi ahli TI, tetapi mereka tetap harusmemahami penggunaannya, juga konsep dibalik penerapannya. Perusahaan membutuhkanorang-orang yang memahami bahwa mereka telah menghabiskan waktu dengan pelanggan danmitra kerja mereka, memahami apa yang mereka lakukan setiap hari. Ini bukan hanya sekedarmerespon pelanggan dan ketersediaan layanan, melainkan lebih pada penyediaan layanan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.

1.6 Sistem MaintenanceSystem Maintenance atau perawatan sistem adalah pelayanan yang diberikan setelah implementasi sistem dilakukan. Sistem maintenance ini diperlukan agar sistem yang telah terpasang dapat selalu bekerja sesuai fungsinya. Sistem yang tidak bekerja sesuai fungsinya dapat mengakibatkan pekerjaan terhambat dan ini berarti kerugian pada sebuah perusahaan.Dengan melakukan sistem maintenance secara berkala maka selain seluruh sistem tetap bekerja sesuai fungsinya, juga kerusakan dapat dicegah dan sistem menjadi lebih awet.Untuk itu, PT. Garuda Indonesia menerapkan beberapa metode dalam melakukan maintenance sistem nya antara lain : Pemeliharaan KorektifPemeliharaan korektif adalah bagian pemeliharaan sistem yang tidak begitu tinggi nilainya dan lebih membebani, karena pemeliharaan ini mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemukan pada saat sistem berjalan. Umumnya pemeliharaan korektif ini mencakup kondisi penting atau bahaya yang memerlukan tindakan segera. Kemampuan untuk mendiagnosa atau memperbaiki kesalahan atau malfungsi dengan cepat sangatlah berharga bagi perusahaan. Pemeliharaan AdaptifPemeliharaan adaptif dilakukan untuk menyesuaikan perubahan dalam lingkungan data atau pemrosesan dan memenuhi persyaratan pemakai baru. Lingkungan tempat sistem beroperasi adalah dinamik, dengan demikian, sistem harus terus merespon perubahan persyaratan pemakai. Misalnya, Harga Tiket Promo yang baru mungkin memerlukan suatu perubahan dalam kalkulasi pembayaran. Umumnya pemeliharaan adatif ini baik dan tidak dapat dihindari. Pemeliharaan Perfektif (Penyempurnaan)Pemeliharaan penyempurnaan mempertinggi cara kerja atau maintainabilitas (kemampuan untuk dipelihara). Tindakan ini juga memungkinkan sistem untuk memenuhi persyaratan pemakai yang sebelumnya tidak dikenal. Ketika membuat perubahan substansial modul apapun, petugas pemeliharaan juga menggunakan kesempatan untuk meng-upgrade kode, mengganti cabang-cabang yang kadaluwarsa, memperbaiki kecerobohan, dan mengembangkan dokumentasi. Sebagai contoh, kegiatan pemeliharaan ini dapat berbentuk perekayasaan ulang atau restrukturisasi perangkat lunak, penulisan ulang dokumentasi, pengubahan format dan isi laporan, penentuan logika pemrosesan yang lebih efisien, dan pengembangan efisiensi pengoperasian perangkat.

Pemeliharaan PreventifPemeliharaan Preventif terdiri atas inspeksi periodik dan pemeriksaan sistem untuk mengungkap dan mengantisipasi permasalahan. Karena personil pemeliharaan sistem bekerja dalam sistem ini, mereka seringkali menemukan cacat-cacat (bukan kesalahan yang sebenarnya) yang menandakan permasalahan potensial. Sementara tidak memerlukan tindakan segera, cacat ini bila tidak dikoreksi di tingkat awal, jelas sekali akan mempengaruhi baik fungsi sistem maupun kemampuan untuk memeliharanya dalam waktu dekat.

1.7Layanan Pada User