tata guna lahan 'tak konsisten -...

2
Pikiran Rakyat o Se/asa Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu 4 5~ 78 9 10 11 20 ~ 22 23 24 25 26 12 13 14 15 16 27 28 29 30 31 o Mar OApr OMei OJun OJul 0 Ags OSep OOkt ONov _Des Tata Guna Lahan 'tak Konsisten Diduga dari Makanan Saat Sarapan Penyebab Utama Kehancuran Tatar Pasundan BANDUNG, (PR).- Tidakkon- sistennya. penggunaan lahan menja- di penyebab utama ke- hancuran Tatar Pasundan. Demikian be- nang merah persidangan paralel yang membahas pertanian dan lingkungan pada hari kedua Konferensi Internasional Bu- daya Sunda (KlBS) II yang dise- lenggarakan Yayasan Kebu- dayaan Rancage di Gedung Merdeka, J alan Asia Afrika, Ko- ta Bandung, Selasa (20/12). Pakar lingkungan Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof Jo- han Iskandar memaparkan, ada hubungan timbal balik an- tara sistem sosial urang Sunda dengan lingkungan atau ekosis- temnya. Pembagian zona men- jadi keunikan dan ciri khas dari ekosistem urang Sunda, pada bagian utara merupakan datar- an rendah dan bagian selatan merupakan wilayah bergu- nung-gunung. Mengacu pada pembagian lanskap masyarakat adat Baduy, menurut Johan Iskandar, ka- wasan lembah digunakan untuk permukiman dan dukuh lem- bur, kawasan tengah untuk hu- ma dan reuma, serta kawasan puncak merupakan kawasan gu- nung (leuweung titipan). Pen- gelolaan hutan dilandasi penge- tahuan ekologikal yang meliputi hutan sekunder (reuma), penyi- apan lahan ladang (huma), pa- nen padi huma, dan hutan sekunder bekas huma. Begitu juga dalam sistem pengelolaan talun dan kebun, ada sistem rotasi tertentu ber- dasarkan waktu yang ditetap- kan. Untuk kawasan pegu- nungan yang banyak air diba- ngun sawah dengan sistem terasering (ngais gunung) dan tana ikan (minapadi). Semen- tara untuk usaha tani di- lakukan pengelolan varietas pa- di lokal dan LEISA (low exter- nal inputs and sustainable agriculture). Kllplng Rumaa Onpad 2011

Upload: vucong

Post on 13-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pikiran Rakyato Se/asa • Rabu 0 Kamis 0 Jumat o Sabtu 0 Minggu4 5 ~ 7 8 9 10 1120 ~ 22 23 24 25 26

12 13 14 15 1627 28 29 30 31

oMar OApr OMei OJun OJul 0Ags OSep OOkt ONov _Des

Tata Guna Lahan'tak KonsistenDiduga dari Makanan Saat Sarapan

Penyebab Utama Kehancuran Tatar Pasundan

BANDUNG, (PR).-Tidakkon-

sistennya.penggunaanlahan menja-di penyebabutama ke-hancuran

Tatar Pasundan. Demikian be-nang merah persidangan paralelyang membahas pertanian danlingkungan pada hari keduaKonferensi Internasional Bu-daya Sunda (KlBS) II yang dise-lenggarakan Yayasan Kebu-dayaan Rancage di GedungMerdeka, J alan Asia Afrika, Ko-ta Bandung, Selasa (20/12).

Pakar lingkungan UniversitasPadjadjaran (Unpad) Prof Jo-han Iskandar memaparkan,ada hubungan timbal balik an-tara sistem sosial urang Sundadengan lingkungan atau ekosis-temnya. Pembagian zona men-jadi keunikan dan ciri khas dariekosistem urang Sunda, padabagian utara merupakan datar-an rendah dan bagian selatanmerupakan wilayah bergu-nung-gunung.

Mengacu pada pembagianlanskap masyarakat adat Baduy,menurut Johan Iskandar, ka-wasan lembah digunakan untukpermukiman dan dukuh lem-bur, kawasan tengah untuk hu-ma dan reuma, serta kawasanpuncak merupakan kawasan gu-nung (leuweung titipan). Pen-gelolaan hutan dilandasi penge-tahuan ekologikal yang meliputihutan sekunder (reuma), penyi-apan lahan ladang (huma), pa-nen padi huma, dan hutansekunder bekas huma.

Begitu juga dalam sistempengelolaan talun dan kebun,ada sistem rotasi tertentu ber-dasarkan waktu yang ditetap-kan. Untuk kawasan pegu-nungan yang banyak air diba-ngun sawah dengan sistemterasering (ngais gunung) dantana ikan (minapadi). Semen-tara untuk usaha tani di-lakukan pengelolan varietas pa-di lokal dan LEISA (low exter-nal inputs and sustainableagriculture).

Kllplng Rumaa Onpad 2011

. ~--........---------_...t: _.___ .:::~_

USEP MAN NASRULLOHj"PR"

PESERTA menyampaikan pertanyaan kepada pemateri saat Sidang Pleno 4 Konferensi Internasional Budaya Indonesia (KIBS) IIdi Gedung Merdeka, Jln. Asia Afrika, Kota Bandung, Selasa (20/12). Pemateri pada sidang tersebut Rektor UPI Sunaryo Kartadinatadan Dadang Mohammad dengan moderator A Chaedar Alwasilah. *

"Bahkan, pekarangan pun. dalam sistem zona pembagianalam urang Sunda digunakanuntuk konservasi plasma nut-fah, sumber pangan dan sayur,bumbu masak, dan obat-obat-an," ujarnya.

Dampak irigasiSementara itu, wartawan

senior Her Suganda yang ber-bicara di ruang paralellain me-nilai, diberlakukannya sistemirigasi telah mengakibatkanmasa tanam yang serempak.Hal itu juga berdampak padamusim panen karena terikatpada pembagian jadwal air,jadwal tanam, serta kerbau di-gantikan traktor. Bahkan, ber-bagai tradisi pascapanen jugatidak bisa dilakukan.Padahal, menurut Her,

musim panen yang serempakuntuk tanaman padi musim

hujan (rendeng) dapat beraki-bat menumpuknya gabah se-hingga harga gabah di bawahstandar. Cara memanen jugamenggunakan sistem tebakpadahal varietas padi unggulcenderung rontok.Dampak dari semua ini,

menurut Her, hasil panen beru-pa gabah tak memungkinkandisimpan di lumbung, kecualidi gudang. Peran lumbung se-bagai bentuk ketahanan pan-gan petani tidak berfungsi lagi.Padahal, dalam masyarakat

petani tradisional, lumbungtidak hanya berfungsi sebagaitempat menyimpan padi. Lum-bung memiliki nilai filosofisyang menunjukan status sosialdan ekonomi pemiliknya seba-gai cerminan kedaulatan keta-hanan pangannya secara swa-daya. Keadaan itu, menurut

dia, diperkuat dengandiberlakukannya harga dasargabah sejak tahun 1969/1970sehingga, harga gabah/beraspada musim panen dan musimpaceklik bisa dikendalikan. .

"Gemar"Dalam pandangan lain, pe-

ngamat sekaligus praktisi per-tanian Entang Sastraatmajamenjelaskan, Gerakan Multiak-tivitas Agribisnis (Gemar) yangmenjadi proyek pemerintah,hakikatnya merupakan sebuah"terobosan" dalam membangunkesejahteraan petani. Gemar,menurut dia, dirancang melaluiwadah gabungan kelompok tani(gapoktan) dan dilandasi upayasungguh-sungguh dalam me-nerapkan tiga rekayasa utamayakni rekayasa teknologi, reka-yasa sosial-ekonomi, serta reka-yasa kelembagaan dalam me-

ngembangkan usaha pertanian.Namun, men t Entang, laz-

imnya sebuah program pemer-intah, Gemar dirancang dalambentuk keproyekan yang di-batasi selang waktu APBN atauAPBD. Pola dan pendekatannyaberupa proyek sehingga ukuran-nya ditetapkan selama tahunanggaran berlan ung."Setelah proyek selesai, se-

cara administratif tuntas. Pe-gawai sibuk merancang proyekbaru. Tapi, ceritanya menjadirum it karena melahirkan kor-ban yang mengenaskan," kataEntang.Monitoring dan evaluasi

program ini juga dinilailemah. Entang menegaskan,paradigma mo itoring danevaluasi sudah s atnya direvi-talisasi agar etani tetapmelarat. (A-148)***