tata cara musyawarah

3
MUSYAWARAH Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding , urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu.Istilah-istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”. Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah merupakan suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian. sesi usulan dan pembahasan.. 1. di sini setiap peserta yang memiliki hak bicara maupun hak suara boleh mengemukakan pendapat 2. sebelum mengajukan pendapat, terlebih dahulu meminta ijin bicara kepada pemimpin rapat 3. interupsi dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pemimpin rapat 4. interupsi diperjelas untuk klarifikasi, mengembalikan konteks pembahasan yang sudah melenceng, keberatan karena menyinggung permasalahan personal yang tidak kontekstual. 5. setelah interupsi, pimpinan rapat menerima interupsi atau menolak. jika menerima, maka pembicara harus menjawab interupsi atau meneruskan jika interupsi ditolak. 6. tidak ada interupsi dalam interupsi. 7. jika tidak ada usulan lagi, maka dapat dilanjutkan ke mekanisme penyimpulan . sesi penyimpulan 1. pemimpin rapat menyimpulkan usulan2 peserta rapat 2. pemimpin rapat menawarkan alternatif2 keputusan kepada peserta rapat 3. peserta rapat dapat merevisi kesimpulan dengan tata cara seperti sesi usulan dan pembahasan 4. jika alternatif keputusan sudah disepakati maka bisa dilanjutkan dengan pengambilan keputusan sesi pengambilan keputusan 1. pemimpin rapat menawarkan alternatif2 keputusan untuk disepakati

Upload: adrianus-a-adiwijaya

Post on 17-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tata Cara Musyawarah

TRANSCRIPT

Page 1: Tata Cara Musyawarah

MUSYAWARAH

Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu.Istilah-istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”. Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah merupakan suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian.

sesi usulan dan pembahasan..1. di sini setiap peserta yang memiliki hak bicara maupun hak suara boleh mengemukakan pendapat2. sebelum mengajukan pendapat, terlebih dahulu meminta ijin bicara kepada pemimpin rapat3. interupsi dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan pemimpin rapat4. interupsi diperjelas untuk klarifikasi, mengembalikan konteks pembahasan yang sudah melenceng, keberatan karena menyinggung permasalahan personal yang tidak kontekstual.5. setelah interupsi, pimpinan rapat menerima interupsi atau menolak. jika menerima, maka pembicara harus menjawab interupsi atau meneruskan jika interupsi ditolak.6. tidak ada interupsi dalam interupsi.7. jika tidak ada usulan lagi, maka dapat dilanjutkan ke mekanisme penyimpulan.

sesi penyimpulan1. pemimpin rapat menyimpulkan usulan2 peserta rapat2. pemimpin rapat menawarkan alternatif2 keputusan kepada peserta rapat3. peserta rapat dapat merevisi kesimpulan dengan tata cara seperti sesi usulan dan pembahasan4. jika alternatif keputusan sudah disepakati maka bisa dilanjutkan dengan pengambilan keputusan

sesi pengambilan keputusan1. pemimpin rapat menawarkan alternatif2 keputusan untuk disepakati2. jika seluruh peserta yang memiliki hak suara menyepakati maka keputusan rapat dapat langsung disahkan dengan suara bulat alias mufakat.3. peserta rapat yang hanya memiliki hak bicara tidak turut serta dalam proses pengambilan keputusan4. jika ada yang tidak sepakat dengan alternatif keputusan yang ditawarkan,maka dilanjutkan dengan alternatif keputusan yang lain.5. jika sampai seluruh alternatif keputusan tidak dapat disepakati dengan mufakat, maka rapat dihentikan untuk proses lobby6. proses lobby digunakan sebaik mungkin untuk para peserta rapat yang berbeda pendapat untuk membicarakan alternatif keputusan secara lebih personal.7. waktu untuk proses lobby ditentukan pemimpin rapat (contoh 10menit smp 1 jam)8. jika waktu lobby sudah habis maka peserta kembali ke ruang rapat untuk memulai lagi proses pengambilan keputusan9. pemimpin rapat menanyakan hasil lobby kepada peserta rapat untuk mengupdate alterbatif keputusan terbaru10. proses pengambilan keputusan dimulai lagi seperti poin pertama sesi pengambilan keputusan

Page 2: Tata Cara Musyawarah

dengan menyertakan hasil lobby11. jika lobby tidak menghasilkan alternatif keputusan baru,maka pemimpin rapat kembali menawarkan alternatif keputusan yang sudah ada.12. jika alternatif2 keputusan tidak mencapai kata mufakat,maka proses lobby dapat diulang lagi13. proses lobby dapat dilakukan 2 kali14. jika sudah melewati 2 kali proses lobby dan tidak tercapai kata mufakat,maka pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan voting.

sesi voting1. voting dapat dilakukan dengan terbuka atau tertutup sesuai kesepakatan peserta rapat2. hasil voting mengikat seluruh peserta rapat

nb :1. aksi walkout dapat digunakan peserta rapat jika pemimpin rapat dirasa berat sebelah atau tidak mampu memimpin jalannya rapat dengan adil2. peserta yang akan melakukan walkout harus memberikan alasan sebelum melakukan walkout3. jika peserta yang walkout lebih dari 50% peserta rapat maka rapat dihentikan untuk kemudian dimulai lagi jika sudah mendapat pimpinan rapat yang lebih kredibel4. jika peserta rapat yang melakukan walkout kurang dari 50% jumlah peserta rapat, maka rapat dapat dilanjutkan5. peserta rapat yang walkout tetap tunduk pada keputusan rapat.

nb lagi :1. ada baiknya rules disosialisasikan atau disepakati terlebih dahulu2. untuk memudahkan, pimpinan rapat dapat menggunakan palu..dengan satu ketukan berarti mengesahkan kesepakatan internal rapat..dua ketukan untuk membuka atau menutup rapat..tiga ketukan untuk mengesahkan keputusan rapat yang mengikat seluruh anggota