tapak

29
Berikut merupakan langkah-langkah dalam analisis genangan yang dibantu oleh software ArcGIS versi 9.3 : A. Persiapan Awal Software ArcGIS 9.3 1. Buka Aplikasi ArcGIS 9.3, maka akan muncul tampilan 2. Lalu klik “A new empty map” 3. Untuk menampilkan toolbar yang sekiranya dibutuhkan dalam bekerja dengan klik View>Toolbar>Centang toolbar yang dibutuhkan 4. Selanjutnya adalah menambahkan data kontur ke dalam layer pengerjaan. Data kontur berisikan informasi tentang garis tinggi-rendah di wilayah penelitian. Caranya dengan klik icon pada toolbar. Maka akan muncul tampilan. Lalu pilih data kontur3.shp

Upload: dephie-sitorus

Post on 17-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

perenc tapak

TRANSCRIPT

Berikut merupakan langkah-langkah dalam analisis genangan yang dibantu oleh software ArcGIS versi 9.3 :A. Persiapan Awal Software ArcGIS 9.31. Buka Aplikasi ArcGIS 9.3, maka akan muncul tampilan

2. Lalu klik A new empty map3. Untuk menampilkan toolbar yang sekiranya dibutuhkan dalam bekerja dengan klik View>Toolbar>Centang toolbar yang dibutuhkan4. Selanjutnya adalah menambahkan data kontur ke dalam layer pengerjaan. Data kontur berisikan informasi tentang garis tinggi-rendah di wilayah penelitian. Caranya dengan klik icon pada toolbar. Maka akan muncul tampilan. Lalu pilih data kontur3.shp

5. Hal itu juga dapat dilakukan melalui Arc Catalog, fungsi Arc Catalog adalah explorer files, membuat data baru, dan kroscek koordinat data.

6. Berikut merupakan tampilan data kontur yang diambil dari kontur3.shp ke dalam layer pengerjaan

Garis Kontur

7. Selanjutnya ada cek informasi yang ada didalam data shape kontur3.shp. Caranya adalah klik kanan pada label data kontur>open atribut table>muncul atribut data kontur. Berikut tabel data kontur dari file kontur3.shp8. Data yang dihasilkan dalam proses ini adalah data vector. Data yang diperlukan untuk analisis adalah format tin. Dalam langkah selanjutnya akan diberikan langkah-langkah untuk merubah data vector ketinggian menjadi data TIN

B. Merubah Data Vector Ketinggian menjadi TIN 1. Klik pada toolbar 3D analyst > create/modify TIN>Creat TIN from Features

Pilih ini ya

2. Akan Muncul kotak dialog. Pastikan file kontur telah tercentang dan triangulate as pilih softline. Serta pada tab Height source, ID diganti dengan KONTURID

Diganti KONTURID

3. Tampilan akhir data TIN. Pembahasan selanjutnya adalah merubah data TIN menjadi Raster Kelerengan

C. Merubah Data Type TIN menjadi Raster ElevationGuna dari peta elevation adalah untuk melihat tinggi rendah secara black and white. Berikut adalah langkah dalam merubah data TIN menjadi Raster Elevation :1. Klik 3d analyst > convert > TIN to raster2. Lalu pada data attributes pilih elevation

3. Berikut hasil dari elevation dalam bentuk black and white

D. Merubah Data TIN menjadi Raster Kelerengan(Slope)1. Klik 3d analyst > surface analyst > slope2. Output measurement= Percent

3. Output raster (save nama file dilokasi yang sama dengan database tadi(ex : kelerengan))

Isi dengan kelerengan

4. Hasil output dari raster kelerengan

E. Membuat Peta Kelas Kelerengan1. 3Danalyst > Reclasiffy, lalu pilih clasiffy

2. Classes = 6 > methode= Manual > break values 2, 8, 15, 25, 40, 47xxx(nilai terakhir dibiarkan tetap)

3. Pada layer reclass, di klik dua kali > layer properties > symbology > unique value > ganti color > label value diganti jadi:0-2, 2-8, 8-15, 15-25, 25-40, >40

4. Lalu apply dan Ok. Berikut hasil dari peta kelas Kelerengan

F. Merubah data Raster Kelerengan menjadi Vector Kelerengan1. 3D analyst > Convert > Raster to Feature >

2. Rubah ID menjadi Gridcode pada layer properties>symbol

3. Open Atribute tables>option>add field>tambahkan kolom lereng

4. Isikan Kolom lereng sesuai dengan presentasi dataGridcode 1 : 0%-2%, Gridcode 2 : 2%-8%, Gridcode 3 : 8%-15%, Gridcode 4 : 15%-25%, Gridcode 5 : 25%-40%, Gridcode 6 : >40%5. klik kanan pada layer kelerengan > open atribute table > options > add field > name: Lerengan, type= Text > OK. Options > select by atribute > pilih "GRIDCODE" > Pilih simbol = > Get unit value=1 > apply > close, baris akan terblok biru klik kanan pada kolom lereng > field calculator > yes > isi nilai kelerengan dengan "0%-2%" > OK. Tabel yang terblok akan terisi dengan nilai kelerengan "0%-2%". Lakukan pada gridcode selanjutnya.

6. Dengan demikian satu data tematik telah terselesaikan. Data kelerengan merupakan data turunan dari peta kontur. Tahap selanjutnya adalah mengoverlay tiga data agar mendapat keseluruhan informasi.

G. Menampilkan Data Jenis Tanah1. Symbol (add) > jenis tanah.shp2. Pada layer jenis tanah klik dua kali > layer properties > symbology > show=categories > unique values3. Ganti warna tiap value4. Centang pada warna pertama dihilangkan5. Apply > OK

6. Layer kontur diletakkan di atas layer jenis tanah

H. Menampilkan Data Tutupan Tanah1. Symbol (add) > tutupan tanah2. Pada layer jenis tanah klik dua kali > layer properties > symbology > show=categories > unique values3. Ganti warna tiap value4. Centang pada warna pertama dihilangkan5. Apply > OK

6. Layer kontur diletakkan di atas layer tutupan tanah

I. Overlay Ketiga Data(Kelerengan, Jenis Tanah, dan Tutupan Tanah)1. Pilih Arc Toolbox2. Pilih Analysis Tool > Overlay > Intersect. Masukan ketiga jenis data. Klik OK

3. Muncul Data Atributes

J. Memasukan Data Curah HujanUntuk memperoleh data aliran hujan yang mengalir maka kita mempertemukan data koefiseien dengan data curah hujan. Data curah hujan merupakan data dasar yang menunjukan tingkat hujan yang turun dalam satu bulan di wilayah tersebut. Dengan mengoverlay dengan hasil dari tahan I tadi, maka besar aliran air hujan yang tidak dapat diserap dapat kita ketahui. Langkah mengambilnya sama seperti menampilkan data jenis tanah dan tutupan tanah.

Selanjutnya adalah mengoverlay dengan ketiga data yang telah dioverlay tadi. Stepnya sama seperti mengoverlay ketiga data sebelumnya. Dan tambahkan kolom(add fields) Koefisien Run Off dengan isi data sesuai dengan data lampiran. Berikut hasil overlay data attributesnya.

Koefisien Run Off

Setelah dioverlay, tambahkan field baru yang merupakan perkalian antara koefisien run off dan curah hujan. Hasil kali tersebut merupakan besar aliran air hujan yang tidak dapat diserap. Dalam tabel dinamakan KoefHujan.

K. Deliniasi DASDeliniasi sub DAS perlu memerhatikan beberapa hal, yakni cari tahu kemungkinan titik pusat pertemuan punggung bukit, identifikas punggung bukit(yang arah kontur mendekati titik tertinggi) dan aliran sungainya. Pada kesempatan ini, deliniasi sub DAS tidak menggunakan hydorologi tools karena memerlukan tahapan yang lebih panjang. Dengan area yang kecil, cukup deliniasi manual saja. Berikut langkah-langkahnya :1. Buat shapefile baru dengan nama Sub_Das2. Pertama buka Arc Catalog>File>New Shapefile > Ketik nama Sub_Das

3. Set Koordinat Wilayah(Projected>UTM>WGS 1984>49S1984) > klik OK

4. Lalu file Sub_Das tadi dimasukan ke layer pengerjaan, dengan cara add file5. Tahap selanjutnya adalah dengan menambah data. Dengan mengidentifikasi mana bagian punggung dan sungai. Untuk memulai delinasi, pilih Editor>Start Editing>Pilih data Sub_Das. Lalu klik dan mulai lah deliniasi. Bila sudah jangan lupa untuk save editor. Cukup perkirakan mana yang merupakan bagian punggung dan sungai. Ikuti arah kontur punggung bukit hingga titik pusat pertemuan. Jika sesuai, maka akan ada 4 wilayah deliniasi DAS. Bila sudah, tambahkan field area pada tabel attribute. Isi dengan Sub Das A-D

6. Lalu hitung luas wilayah masing-masing Sub Das. Caranya adalah dengan menggunakan icon (measurement). Hitung luas tiap daerah Sub Das dengan menarik sudut-sudut titik measurement. Berikut hasil pengukuran tiap-tiap daerah Sub Das dalam satuan hectare(m2)

7. Untuk mendapatkan debit run off(limpasan) adalah dengan mengkalikan Koefsien Hujan (Koefisien run off dikali curah hujan) dengan Luas Sub Das. Langkah selanjutnya adalah mengkalikan Koef.Hujan dengan Luas Sub Das. Pertama overlay dulu Koef.Hujan dengan Sub Das. Berikut hasil kali antara Koef.Hujan dengan Luas area Sub Das

L. Merubah Garis Kontur menjadi Format PolygonJenis data ketinggian masih berupa garis, belum polygon. Overlay tentu tidak bisa dilakukan. Peta yang berbentuk garis bisa dirubah menjadi polygon. Begitu pula sebaliknya. Berikut adalah cara untuk merubah garis menjadi polygon.1. Pilih Data Management Tools > Features > Feature To Polygon > akan muncul kota dialog.

2. Lalu masukan peta konturnya

3. Maka akan muncul tampilan

4. Karena hanya sebagian polygon yang muncul, maka dilanjutkan dengan deliniasi polygon yang belum muncul. Caranya dengan menambahkan polygon berbentuk kotak diantara peta

5. Lalu gunakan task Cut Polygon Features

6. Potong luasan sesuai dengan deliniasi garis kontur. Lakukan ditiap garis kontur. Ikuti garis deliniasi garis konturnya. Sehingga hasil potongan adalah polygon baru yang bisa diberi data ketinggian. Berikut hasilnya :

7. Lakukan step 5 dan 6 hingga semua garis kontur telah menjadi polygon. Berikut hasil polygon seluruh deliniasi kontur

8. Setelah semua data ketinggian pada polygon diisi sesuai data. Lakukan overlay dengan intersect yang sebelumnya

9. Berikut hasil dari overlay data

10. Lalu tambahkan field baru untuk Debit Fix(Debit x 0,728) yang akan digunakan untuk analisa genangan.

11. Selanjutnya adalah mengelompokan Debit Fix untuk diklasifikasikan sesuai dengan potensi genangan. Langkahnya adalah :1. Management Tools>Generalzition>Dissolve> akan muncul kotak dialog

2. Cek Attributes Table. Maka akan dihasilkan data sebagai berikut

3. Kelompokan Debit terkait potensi. Misal debit 50-150 dengan potensi Sangat Rendah, 150-300 dengan potensi Rendah, 300-500 dengan potensi Sedang, 500-1000 dengan potensi tinggi, dan diatas 100 dengan potensi Sangat Tinggi. Berikut tabel setelah dikelompokan datanya.

4. Setelah itu kelompokan berdasaran potensinya dengan cara klik kanan layer potensi genangan. Lalu pilih layer properties. Pilih value Potensi

5. Maka selesailah Peta Potensi Genangan yang akan digunakan untuk melakukan analisa genangan.