edwindigilib.unila.ac.id/60814/3/tesis tanpa bab pembahasan.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah...

61
ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA BUDIDAYA TANAM PADI DALAM POT (TESIS) Oleh : EDWIN PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 05-Dec-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA

BUDIDAYA TANAM PADI DALAM POT

(TESIS)

Oleh :

EDWIN

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

ii

ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA

BUDIDAYA TANAM PADI DALAM POT

Oleh :

EDWIN

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

MAGISTER TEKNIK

Pada

Program Pascasarjana Magister Teknik

Fakutas Teknik Universitas Lampung

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 3: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

i

ANALISIS KEBUTUHAN AIR PADA BUDIDAYA

TANAM PADI DALAM POT

EDWIN

ABSTRAK

Beras merupakan komoditas pertanian utama di Indonesia yang

membutuhkan air saat pembudidayaannya. Pada saat ini, 70% dari air tawar

di Indonesia digunakan untuk kepentingan irigasi padi untuk memproduksi

beras, jumlah ini sangat berpotensi mempunyai konflik dengan kebutuhan

air yang lain, belum lagi ancaman akan adanya krisis air di masa yang akan

datang, oleh karena itu metode budidaya padi yang dapat menghemat air

untuk memproduksi padi harus sedini mungkin dilakukan. Penelitian ini

bertujuan untuk menemukan metode alternatif bertanam padi yang hemat air

serta tidak memerlukan lahan persawahan yang luas yaitu dengan

menggunakan pot sebagai tempat menanam padi, penelitian ini juga

bertujuan membahas seberapa banyak volume kebutuhan air yang dipakai

selama masa penanaman sampai dengan panen yang disajikan dalam bentuk

grafik dan persamaan. Metode penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu

melakukan studi literatur serta mempelajari dan mencari referensi yang ada

melalui buku, website dan jurnal-jurnal yang ada dan dilanjutkan dengan

membuat rancangan penelitian menggunakan lahan eksperimen berukuran 2

x 2 m yang ditutupi oleh atap transparan dan dikelilingi jaring

serangga/waring. Bibit padi yang dipakai dalam penelitian ini adalah jenis

padi Hibrida F-1 merek MAPAN P-05. Media tanam yang dipakai adalah

pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan

perbandingan 60% tanah dan 40% pupuk kandang. Pemberian air untuk

tiap-tiap pot diperlakukan sama, tidak ada yang dibedakan, hal ini dilakukan

untuk melihat seberapa besar potensi keberhasilan pertumbuhan dan

produksi padi. Pertumbuhan tanaman padi diperiksa setiap satu minggu

sekali dengan melakukan pengukuran tinggi padi. Setelah masa penanaman

hingga panen selama 117 hari diperoleh hasil produksi tanaman padi rata-

rata untuk tiap pot sekitar 100 gram. Hal ini menunjukan bahwa bertanam

padi di dalam pot dapat dilakukan dengan perawatan dan pemberian air

yang cukup serta hasil lain menunjukan hubungan penggunaan air dengan

umur tanaman padi terlihat dari grafik yang memperlihatkan bahwa semakin

padi mendekati masa berbuah semakin banyak air yang dibutuhkan dan

semakin sedikit ketika mendekati masa panen.

Kata Kunci : Budidaya Padi, Air Irigasi, Tanam Padi Dalam Pot

Page 4: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

ii

ANALYSIS OF WATER NEEDS IN CULTIVATION RICE IN POT

EDWIN

ABSTRACT

Rice is the main agricultural commodity in Indonesia that requires water

during cultivation. At present, 70% of fresh water in Indonesia is used for

rice irrigation purposes to produce rice, this amount has the potential to

have conflicts with other water needs, not to mention the threat of a water

crisis in the future, therefore cultivation methods rice that can save water to

produce rice must be done as early as possible. This study aims to find

alternative methods of planting rice that is water-efficient and does not

require extensive paddy fields by using a pot as a place to plant rice, this

study also aims to discuss how much the volume of water needs used during

the planting period until the harvest is presented in the form graphs and

equations. The research method was carried out by first conducting a

literature study and studying and searching for available references through

existing books, websites and journals and continued by making a research

design using a 2 x 2 m experimental land covered by a transparent roof and

surrounded by insect nets / waring. The rice seedlings used in this study

were MAPAN P-05 brand F-1 Hybrid rice. The planting media used were

10 pots filled with soil and manure with a ratio of 60% soil and 40%

manure. Provision of water for each pot treated equally, nothing is

distinguished, this is done to see how big the potential for success of growth

and production of rice. Rice plant growth is examined once a week by

measuring rice height. After planting to harvest for 117 days, the yield of

rice plants on average for each pot is around 100 grams. This shows that

planting rice in pots can be done with adequate care and water supply and

other results show the relationship of water use with the age of rice plants

can be seen from the graph that shows that the more rice approaches

fruiting the more water is needed and the less when it approaches harvest

time.

Keywords: Rice Cultivation, Irrigation Water, Rice Planting in Pot

Page 5: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%
Page 6: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%
Page 7: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%
Page 8: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Tanah Abang Kecamatan Batanghari Leko,

Sekayu (Musi Banyuasin) Provinsi Sumatera Selatan, pada hari Selasa

tanggal 29 Februari 1972. Penulis merupakan anak keempat dari enam

bersaudara dari pasangan Bapak Hamzah (Almarhum) dan Ibu Junaidah

(Almarhumah).

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 119

Palembang pada tahun 1978 – 1984, dilanjutkan ke jenjang Sekolah

Menengah Pertama (SMP) di SMP Bakti Ibu 4 Palembang pada tahun 1984

– 1987, kemudian lanjut ke Sekolah Teknik Menengah (STM) di STM

Negeri 2 Palembang Jurusan Survey dan Pemetaan pada tahun 1987 – 1990,

setelah tamat STM penulis tidak langsung melanjutkan kuliah melainkan

memilih bekerja di perusahaan swasta sampai tahun 1992, karena adanya

keinginan untuk melanjutkan pendidikan, penulis melanjutkan kuliah Strata

1 (S1) di Universitas Tridinanti Palembang Fakultas Teknik Sipil dan lulus

pada tahun 2001. Pada tahun 2017/2018 penulis terdaftar sebagai

mahasiswa pada Program Studi Magister Teknik Sipil di Universitas

Lampung.

Page 9: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

vii

SANWACANA

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan begitu banyak rahmat, ridho dan karunia-Nya sehingga

penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Tesis dengan judul “Analisis Kebutuhan Air Pada Budidaya Tanam Padi

Dalam Pot ” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister

Teknik di Universitas Lampung.

Tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan, bimbingan dan petunjuk dari

banyak pihak mulai dari proses perkuliahan sampai pada saat penulisan tesis

ini. Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik

Universitas Lampung;

2. Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku Pembimbing

Utama yang telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran dan

kesempatan untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis

ini;

3. Bapak Ir. Ahmad Zakaria, M.T., Ph.D. selaku Pembimbing Kedua

yang telah memberikan arahan, saran dan bimbingan dalam proses

penyelesaian tesis ini;

Page 10: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

viii

4. Bapak Dr. Endro P. Wahono, S.T., M.Sc. selaku Penguji Utama atas

segala kritik, saran dan masukan pada seminar proposal, seminar

hasil sampai ujian komprehensif yang lalu;

5. Ibu Dr. Dyah Indriana Kusumastuti, S.T.,M.Sc. selaku Penguji

Pendamping sekaligus Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil

Universitas Lampung yang dengan penuh kesabaran memberikan

saran dan masukan serta dukungan moral selama proses belajar

hingga penyelesaian tesis ini;

6. Bapak dan Ibu dosen pengajar pada Program Studi Magister Teknik

Sipil Universitas Lampung yang telah memberikan bekal ilmu,

bimbingan, arahan dan motivasi selama mengikuti perkuliahan;

7. Staf administrasi dan karyawan pada Program Studi Magister Teknik

Sipil Universitas Lampung yang telah membantu dalam hal

administrasi;

8. Isteriku tercinta Dwi Siswani, S.Pd serta kedua anakku tersayang

Naysila Putri Azzahra dan Najwa Aurelia yang selalu memberikan

semangat, motivasi dan kasih sayang selama ini;

9. Khusus kepada kedua orang tuaku tercinta Bapak Hamzah (Alm)

dan Ibu Junaidah (Almh), yang telah kembali menghadap-Nya,

semoga di tempatkan di surga nya Allah SWT dan diampuni segala

dosa semasa hidupnya;

10. Ibu dan Bapak mertua ku tercinta beserta seluruh keluarga besar

yang senantiasa memberikan dukungan, do’a restu dan sumbangsih

pikiran dalam penyelesaian tesis ini;

Page 11: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

ix

11. Seluruh teman-teman pada Magister Teknik Sipil Universitas

Lampung yang telah banyak membantu memberikan kritik dan saran

dalam penyelesaian tesis ini;

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu yang telah

membantu memberikan kritik, saran dan masukan hingga tesis ini

dapat terselesaikan.

Penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat dan dapat

memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi masyarakat umum serta

bagi teman-teman mahasiswa jurusan Teknik Sipil pada khususnya.

Bandar Lampung, Desember 2019

Penulis

Edwin

NPM. 1725011004

Page 12: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

x

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN........................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vi

SANWACANA ........................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

1.3. Batasan Masalah .............................................................................. 5

1.4. Maksud Penelitian ........................................................................... 7

1.5. Tujuan Penelitian ............................................................................. 7

1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 9

2.1. Air Irigasi......................................................................................... 9

2.2. Sistem Pemberian Air Irigasi........................................................... 9

2.3. Evapotranspirasi potensial (ETo) .................................................. 13

2.4. Penyiapan lahan /pengolahan lahan ............................................... 14

2.5. Penggunaan konsumtif .................................................................. 16

2.6. Perkolasi (P) ................................................................................. 18

Page 13: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

xi

2.7. Penggantian lapisan air (WLR) ..................................................... 19

2.8. Curah hujan efektif (“effective precipitation”) .............................. 19

2.9. Kebutuhan air di sawah ................................................................. 20

2.10. Aspek Budidaya Padi .................................................................... 21

2.11. Teknik Budidaya Padi Sebatang .................................................... 22

III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 26

3.1. Lokasi Penelitian ........................................................................... 26

3.2. Prosedur Penelitian ........................................................................ 26

3.3. Studi Literatur ................................................................................ 27

3.4. Rancangan Penelitian .................................................................... 32

3.5. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 34

3.5.1. Penyiapan Bibit .................................................................. 34

3.5.2. Pengolahan Tanah .............................................................. 35

3.5.3. Penanaman dan Pemberian Air .......................................... 37

3.5.4. Pengamatan ........................................................................ 38

IV. HASIL PENELITIAN ........................................................................... 39

4.1. Pertumbuhan Tanaman .................................................................. 39

4.2. Pemakaian Air ............................................................................... 46

4.2.1 Pemakaian Air Rata-Rata Harian....................................... 51

4.3. Hasil Produksi Tanaman Padi ....................................................... 55

V. DISKUSI ................................................................................................. 57

VI. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 60

6.1. Simpulan ........................................................................................ 60

6.2. Saran ............................................................................................ 611

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 62

LAMPIRAN

Page 14: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Koefisien tanaman (kc) ................................................................. 17

Tabel 2. Harga koefisien tanaman padi ....................................................... 18

Tabel 3. Hasil Analisis Sifat Fisik dan Sifat Kimia Media Tanam ............. 36

Tabel 4. Pertumbuhan Padi per minggu ...................................................... 44

Tabel 5 Jumlah Pemakaian Air Rata-Rata Harian ...................................... 51

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Produksi Tanaman Padi .................................. 55

Page 15: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kemasan benih padi merek MAPAN P-05 ................................ 5

Gambar 2. Alat / pot yang di pakai .............................................................. 6

Gambar 3. Alat Thermometer yang di gunakan ........................................... 7

Gambar 4. Pemberian air irigasi dengan pengaliran terus menerus ........... 11

Gambar 5. Prosedur penelitian ................................................................... 27

Gambar 6. Ilustrasi tempat eksperimen ...................................................... 32

Gambar 7. Ilustrasi tata letak pot/Tampak atas .......................................... 32

Gambar 8. Lokasi eksperimen menggunakan ruang 2 x 2 m di tutup dengan

jaring serangga/waring................................................................................. 33

Gambar 9. Tata letak pot tanaman padi bahan eksperimen ....................... 33

Gambar 10. Kemasan bibit padi Hibrida MAPAN P-05............................ 35

Gambar 11. Proses pengolahan media tanam ............................................ 36

Gambar 12. Penanaman bibit dan pemberian air dengan alat takar ........... 37

Gambar 13. Grafik pertumbuhan tanaman padi pada pot 1 ....................... 39

Gambar 14. Grafik pertumbuhan tanaman padi pada pot 2 ....................... 40

Gambar 15. Grafik pertumbuhan tanaman padi pada pot 3 ....................... 40

Gambar 16. Grafik pertumbuhan tanaman padi pada pot 4 ....................... 41

Gambar 17.Grafik pertumbuhan tanaman padi pada pot 5 ........................ 41

Gambar 18. Grafik pertumbuhan tanaman padi pada pot 6 ....................... 42

Gambar 19. Grafik pertumbuhan tanaman padi pada pot 7 ....................... 42

Page 16: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

xiv

Gambar 20. Grafik pertumbuhan tanaman padi pada pot 8 ....................... 43

Gambar 21. Grafik pertumbuhan tanaman padi pada pot 9 ....................... 43

Gambar 22. Grafik pertumbuhan tanaman padi pada pot 10 ..................... 44

Gambar 23 Grafik Pertumbuhan Padi Rata-Rata ....................................... 45

Gambar 24. Grafik volume air terhadap pertumbuhan padi pada pot 1 ..... 46

Gambar 25. Grafik volume air terhadap pertumbuhan padi pada pot 2 ..... 46

Gambar 26. Grafik volume air terhadap pertumbuhan padi pada pot 3 ..... 47

Gambar 27. Grafik volume air terhadap pertumbuhan padi pada pot 4 ..... 48

Gambar 28. Grafik volume air terhadap pertumbuhan padi pada pot 5 ..... 48

Gambar 29. Grafik volume air terhadap pertumbuhan padi pada pot 6 ..... 49

Gambar 30. Grafik volume air terhadap pertumbuhan padi pada pot 7 ..... 49

Gambar 31. Grafik volume air terhadap pertumbuhan padi pada pot 8 ..... 50

Gambar 32. Grafik volume air terhadap pertumbuhan padi pada pot 9 ..... 50

Gambar 33. Grafik volume air terhadap pertumbuhan padi pada pot 10 ... 51

Gambar 34 Grafik Batang Pemakaian Air Rata-Rata Harian .................... 52

Gambar 35. Grafik Regresi Polynomial Orde 2 Pemakaian Air Harian .... 53

Gambar 36 Grafik Regresi Polynomial Orde 3 Pemakaian Air Harian ..... 53

Gambar 37 Grafik Regresi Polynomial Orde 4 Pemakaian Air Harian ..... 53

Gambar 38 Grafik Regresi Polynomial Orde 5 Pemakaian Air Harian ..... 54

Gambar 39 Grafik Regresi Polynimial Orde 6 Pemakaian Air Harian ...... 54

Page 17: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Beras adalah makanan pokok bagi mayoritas orang Indonesia. Beras yang

berasal dari tanaman padi memegang peranan yang penting dalam hidup dan

budaya negara. Tanaman padi menghiasi hampir seluruh provinsi di

Indonesia. Beras disajikan sebagai nasi di sebagian besar makanan dan

menjadi lambang kemakmuran masyarakat Indonesia. Tanaman padi sangat

cocok ditanam di daerah tropis dengan curah hujan yang tinggi. Hal ini

karena padi membutuhkan banyak pasokan air dan sinar matahari. Padi

merupakan komoditas pertanian utama di Indonesia yang membutuhkan air

dalam jumlah banyak saat pembudidayaannya.(Hasanah et al. 2015).

Prediksi yang akurat dari jumlah penggunaan air tanaman diperlukan untuk

sistem penggunaan air irigasi yang efisien. Biasanya padi tumbuh di daerah-

daerah di benua Asia. Pengelolaan air yang efisien perlu dilakukan di lahan

budidaya padi. Pengetahuan tentang besarnya evapotranspirasi yang terjadi

sangat penting untuk pengelolaan air tersebut (García Petillo and Castel,

2007).

Pada tahun 2014, Indonesia adalah penghasil beras nomor tiga di dunia

setelah China dan India dengan produksi beras sebesar 70,6 juta ton

(Indonesia Investment, 2017). Pada tahun 2016 produksi ini meningkat

menjadi 79,2 juta ton. Pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan air dan

lahan yang terus meningkat, menjadikan potensi akan lahan dan kebutuhan

Page 18: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

2

air untuk pertanian khususnya menjadi terancam (Puteriana S A., et al

2016). Walaupun Indonesia adalah negara penghasil beras terbesar ketiga di

dunia, Indonesia tetap harus mengimpor beras dari luar negeri untuk

menjaga ketersediaan beras dalam negeri. Hal ini terjadi karena besarnya

kebutuhan beras di Indonesia. Data menunjukkan bahwa Indonesia adalah

salah satu negara pengkonsumsi beras terbesar dunia setelah Myanmar,

Vietnam, dan Bangladesh dengan konsumsi per orang hampir mencapai 150

kilogram pertahunnya. Selain itu teknik pengolahan lahan yang tidak

optimal oleh para petani juga menjadi penyebab produksi beras Indonesia

menjadi tidak maksimal. Di Indonesia beras ditanam oleh para petani kecil

dengan luas sawah rata-rata kurang dari 0,80 hektar. Petani-petani kecil

inilah yang menyumbang sekitar 90% dari produksi beras nasional. Di

Indonesia, lahan sawah yang subur umumnya berada di pulau Jawa. (Kaleka

Nobertus, 2019)

Pada saat ini, 70% dari air tawar di Indonesia digunakan untuk kepentingan

irigasi padi untuk memproduksi beras. Jumlah ini tentu sangat banyak dan

berpotensi mempunyai konflik dengan kebutuhan air yang lain. Belum lagi

ancaman akan adanya krisis air dimasa yang akan datang. Oleh karena itu,

usaha-usaha untuk menghemat penggunaan air irigasi untuk produksi beras

harus sedini mungkin dilakukan. Penggunaan air irigasi yang hemat

sebenarnya telah lama dilakukan oleh masyarakat petani yang tidak

mendapatkan air irigasi dari pemerintah, baik pada non-irrigated area atau

non-irrigable area. Mengingat kecenderungan ketersediaan air khususnya

dari air permukaan (sungai) yang tetap sedangkan kebutuhan yang terus

Page 19: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

3

meningkat, agar tidak terjadi kekurangan air maka harus segera dilakukan

upaya-upaya efisiensi pemakaian air (Sari, 2005). Penekanan hemat air juga

merupakan upaya mengantisipasi peningkatan kebutuhan air untuk air

minum, industri, sanitasi yang ber-akibat pada alokasi kebutuhan air irigasi

yang menjadi terbatas. (Huda, 2012).

Disadari bahwa belakangan ini kondisi sumberdaya air semakin terbatas,

beberapa alasan dikemukakan diantaranya adalah perubahan prilaku iklim,

terjadinya anomali iklim seperti peristiwa El Nino yaitu iklim kering yang

lebih kering dari normalnya (Boer, 2003), serta perubahan kondisi wilayah

tangkapan air. Dipihak lain, keberlanjutan program pembangunan, menuntut

adanya dukungan persediaan sumberdaya air yang semakin meningkat. Oleh

karena itu, semua pihak yaitu sektor-sektor pengguna air termasuk

masyarakat petani dihadapkan pada permasalahan ketersediaan sumberdaya

air yang semakin terbatas. Atas dasar permasalahan demikian, maka konsep

pengembangan pertanian ke depan tidak cukup lagi hanya menekankan pada

peningkatan produksi, tetapi juga sekaligus menyangkut upaya pengaturan

dan pemakaian air yang hemat.

Budidaya padi konvensional yang cara pemberian air irigasinya masih

mengandalkan genangan air di petakan sawah, belakangan ini mendapat

perhatian dan telah dilakukan berbagai kajian dalam rangka meningkatkan

produktivitas sumberdaya air. Asumsi bahwa praktek budidadaya padi yang

baik adalah dengan membuat kondisi lahan yang jenuh air dan bahkan

memberikan genangan air beberapa cm di atasnya mulai dikaji ulang (De

Page 20: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

4

Datta, 1981 dalam Satyanarayana et al., 2006). Sorotan bahwa padi

merupakan tanaman air atau paling tidak berasosiasi dengan lingkungan air

mulai dipertanyakan.

Berdasarkan pada hal tersebut maka penelitian yang bertujuan untuk

menemukan metode dalam rangka penghematan air irigasi penting untuk

dilaksanakan dan juga metode penggunaan lahan bertanam padi selain di

sawah juga menjadi perhatian dalam penelitian ini karena saat ini seperti

kita ketahui terutama di pulau Jawa dimana alih fungsi lahan dari pertanian

sawah berganti menjadi lahan perumahan, kawasan industri, areal

pengembangan daerah, proyek pengadaan dan pelebaran jalan dan lain

sebagainya.

Penyusutan lahan pertanian yang terjadi akibat maraknya konversi lahan ini

mengisyaratkan perlunya metode bertanam padi dengan tidak membutuhkan

lahan persawahan yang luas misalnya di pekarangan rumah atau di atap

rumah yang terbuat dari dak beton. Namun demikian, hal yang menjadi

hambatan dalam pemanfaatan lahan pekarangan ini adalah adanya keraguan

dari masyarakat umumnya terutama masyarakat perkotaan yang berpendapat

bahwa bagaimana mungkin bisa bertanam padi yang menghasilkan dari

lahan pekarangan terbatas dan sempit.?

Penelitian ini adalah eksperimen budidaya padi dalam media tanah dalam

pot. Hal yang diselidiki dalam penelitian ini adalah kebutuhan air untuk

tanaman padi yang ditanam dalam pot dan produksi padi yang ditanam

dalam pot.

Page 21: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Dapatkah padi ditanam dalam pot?

2. Berapakah kebutuhan air untuk bertanam padi dalam pot?

3. Berapakah produksi padi yang dihasilkan pada budidaya dalam pot?

1.3. Batasan Masalah

Pada penelitian ini masalah yang akan dibahas dibatasi pada beberapa hal

yaitu :

1. Biaya penelitian dari awal sampai selesai/panen tidak dibahas.

2. Benih padi yang dipakai dalam penelitian ini adalah benih padi merek

MAPAN P-05 dengan bungkus plastik dominan warna kuning berat

perkantong plastik 1 kg ( seperti pada gambar 1 )

Gambar 1. Kemasan benih padi merek MAPAN P-05

Page 22: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

6

3. Alat dan media tanam yang dipakai pada penelitian ini yaitu ember

plastik berjumlah 10 buah dengan diameter atas 26 cm, diameter bawah

21 cm, selanjutnya diisi tanah yang telah di campur pupuk kandang

untuk menanam padi lebih kurang setebal 21 cm.

Gambar 2. Alat / pot yang di pakai

4. Pola pemberian air dilakukan dengan mengamati kondisi media tanam

yang ada di dalam pot, sehingga tidak membahas tentang batas

kelembaban tanah maupun suhu tanah.

5. Pola pemberian pupuk kimia mengikuti pola yang dipakai di sawah

pada umumnya, hanya saja dosis pemberian pupuk disesuaikan dengan

luas media tanam dengan mengikuti petunjuk pada kemasan plastik

benih padi MAPAN P-05.

6. Penggunaan media Pot sebanyak 10 buah dengan perlakuan

penggunaan air yang sama dimaksudkan agar hasil penelitian lebih

akurat dan maksimal dengan menggunakan metode Trial and Error,

Page 23: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

7

7. Untuk memperkirakan nilai evaporasi alat yang digunakan hanya

Termometer tanpa melakukan penghitungan. ( Gambar 3 )

Gambar 3. Alat Thermometer yang di gunakan

8. Semua pot diperlakukan sama, tidak ada yang dibedakan, mulai dari

benih padi hingga pemakaian air diperlakukan sama.

1.4. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian adalah untuk mencari metode alternatif tanam padi

yang hemat air dengan tidak memerlukan lahan pertanian yang luas yaitu

dengan menggunakan pot sebagai tempat menanam padi.

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari volume kebutuhan air pada

budidaya padi yang ditanam dalam pot mulai dari tanam sampai dengan

panen, dalam hal ini jenis padi yang digunakan adalah jenis padi hibrida

merek MAPAN P-05. Tujuan lainnya adalah mengetahui hasil produksi

Page 24: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

8

padi yang ditanam di dalam pot dengan aplikasi pemberian air irigasi yang

hemat.

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan referensi bagi

para petani dan lembaga pemerintah terkait tentang kebutuhan air di sawah

dan metode-metode penghematan air irigasi.

Page 25: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Irigasi

Irigasi adalah sistem untuk mengirim air dari sumber-sumber air ke lahan

pertanian. Secara lebih formal irigasi didefinisikan sebagai usaha-usaha

untuk menyalurkan air yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman

diolah di lahan pertanian dengan distribusi yang sistematis (Takeda and

Sosrodarsono, n.d., 2002). Sumber-sumber air irigasi adalah sungai, danau,

waduk, air tanah atau air tawar yang dipengaruhi pasang surut air laut di

muara. Irigasi bertujuan untuk meningkatkan produksi padi dengan

menjamin kebutuhan air yang diperlukan oleh tanaman padi untuk tumbuh.

Kebutuhan air irigasi adalah volume air yang dibutuhkan oleh tanaman padi

untuk tetap tumbuh dan berproduksi. Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh

hujan, evaporasi, dan kehilangan-kehilangan air di lahan akibat faktor alam

atau faktor buatan manusia. Volume kebutuhan air irigasi adalah hal yang

penting untuk diketahui. Volume kebutuhan air irigasi tidak hanya harus

diketahui secara jumlah tetapi juga harus diketahui kapan air tersebut akan

diberikan. Kebutuhan air irigasi harus maju tidak mau harus terpenuhi untuk

menjamin kelangsungan hidup tanaman padi.

2.2. Sistem Pemberian Air Irigasi

Mengingat pentingnya fungsi air bagi penanaman padi di sawah, maka

pengaturan pemberian air perlu disesuaikan dengan kebutuhannya. Air yang

Page 26: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

10

masuk ke petakan sawah akan merembes ke bawah (infiltrasi) dan

perembesan diteruskan ke lapisan tanah yang lebih bawah yang disebut

perkolasi.

Pemberian air untuk tanaman padi berbeda-beda, tergantung dengan iklim,

tanah, debit air, kebutuhan tanaman dan kebiasaan petani. Menurut cara

pemberiaannya, pemberian air untuk tanaman padi sebagai berikut

(Anonim,1977 :157):

a) Mengalir terus-menerus (continous flowing)

Air diberikan secara terus-menerus dari saluran ke petakan sawah atau

dari petakan sawah yang satu ke petakan sawah yang lain. Cara ini

merupakan cara yang terbanyak dipraktekkan di Indonesia. Cara ini

dinilai boros air serta pemakaian pupuk maupun pestisida tidak efisien

(hemat). Cara ini dipraktekkan dengan pertimbangan:

1. Air cukup banyak tersedia.

2. Menghilangkan kandungan H2S atau senyawa lain yang berbahaya

akibat drainase yang kurang baik sebelumnya.

3. Mempertahankan temperatur tanah dari keadaan yang terlalu tinggi

atau terlalu rendah.

4. Menghemat tenaga untuk mengelola air.

5. Menekan tumbuhnya gulma

Page 27: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

11

Gambar 4. Pemberian air irigasi dengan pengaliran terus menerus

Sumber : Modul Pelatihan Tata Guna Air

b) Penggenangan terus-menerus (continous submergence)

Tanaman diberi air dan dibiarkan tergenang mulai beberapa hari setelah

tanam hingga beberapa hari menjelang panen. Keadaan ini dapat

dilakukan apabila jumlah air yang tersedia dalam kondisi cukup.

Dengan ketinggian genangan kurang dari 5 cm, maka diperoleh

produksi yang tinggi dan air lebih efisien (hemat). Cara ini

dipraktekkan dengan pertimbangan:

1. Penggenangan terus-menerus dengan diselingi saat pemupukan

memberi respon yang baik.

2. Menekan atau mengurangi pertumbuhan gulma.

3. Menghemat tenaga untuk pengelolaan tanah.

c) Terputus-putus (intermittent)

Tanaman diberikan air sampai pada ketinggian tertentu, kemudian

diselingi dengan pengeringan, setelah beberapa hari baru diberi air lagi.

Pemberian air secara terputus-putus ini disebut juga pemberian air

Page 28: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

12

dengan rotasi (rotational irrigation). Cara ini baik dipraktekkan pada

daerah-daerah yang kekurangan air. Faktor yang harus

dipertimbangkan dalam praktek ini ialah mengetahui periode-periode

kritis dari pertumbuhan tanaman. Keuntungan dan kerugian

menggunakan cara pemberian air terputus-putus ialah:

1. Menghemat air sehingga menjamin kestabilan penyediaan air.

2. Kelebihan air akibat penggunaan yang hemat dapat digunakan untuk

perluasan area atau penggunaan untuk industri

3. Memperbaiki aerasi (kandungan udara) tanah sehingga

menghindarkan tanaman dari keracunan.

4. Dapat memutus siklus perkembang biakan malaria.

5. Memerlukan tambahan modal investasi untuk penyempurnaan

fasilitas jaringan.

6. Mempercepat pertumbuhan gulma.

7. Memerlukan tenaga yang lebih banyak dan lebih trampil.

Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang

diperlukan dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan

air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman

pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal.

Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian meliputi evapotranspirasi

(ET), sejumlah air yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus

seperti penyiapan lahan dan penggantian air, serta kehilangan selama

pemakaian. Kebutuhan air disesuaikan dengan rencana tata tanam dan

Page 29: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

13

beberapa hal yang mempengaruhi kebutuhan air irigasi adalah sebagai

berikut:

- Evapotranspirasi

- Penyiapan Lahan

- Pengolahan Lahan

- Penggunaan Konsumtif

- Perkolasi

- Penggantian lapisan air

- Curah hujan efektif

Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, maka untuk memperhitungkan

kebutuhan air tanaman netto di sawah (net farm requirement/ NFR) untuk

tanaman padi adalah:

Net Farm Requirement (NFR) = PL + ETc + P –

Reff…........................(1)

2.3. Evapotranspirasi potensial (ETo)

Penguapan adalah proses berubahnya bentuk zat cair (air) menjadi gas (uap

air) dan masuk ke atmosfer. Dalam hidrologi, penguapan dapat dibedakan

menjadi dua macam yaitu evaporasi dan transpirasi. Evaporasi (diberi

notasi E0) adalah penguapan yang terjadi dari permukaan air (seperti laut,

danau dan sungai), permukaan tanah (genangan di atas tanah dan penguapan

dari permukaan air tanah yang dekat dengan permukaan tanah), dan

permukaan tanaman (intersepsi). Transpirasi (Et) adalah penguapan melalui

Page 30: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

14

tanaman, dimana air tanah diserap oleh akar tanaman yang kemudian

dialirkan melalui batang sampai ke permukaan daun dan menguap menuju

atmosfer.(Triatmodjo.,2009).

Besarnya nilai evaporasi dipengaruhi oleh iklim, sedangkan untuk

transpirasi dipengaruhi oleh iklim, varietas, jenis tanaman serta umur

tanaman. Perhitungan evapotranspirasi potensial (ETo) memperhitungkan

besarnya evapotranspirasi di daerah kajian yang tergantung dari faktor

klimatologi seperti: temperatur udara, kelembaban udara, penyinaran

matahari, dan kecepatan angin. Perhitungan evapotranspirasi potensial

dilakukan dengan menggunakan metode Penman (Allen et al. 1998) atau

metode Hargreaves (Kilonzo et al., 2011).

2.4. Penyiapan lahan /pengolahan lahan

Analisa untuk menentukan kebutuhan air pada saat penyiapan lahan (PL)

menggunakan rumus Van de Goor dan Zijlstra, yang didasarkan pada laju

air konstan (lt/det) selama penyediaan lahan. Faktor yang mempengaruhi

besarnya kebutuhan air untuk penyiapan lahan tersebut adalah :

- Jangka waktu penyiapan lahan

- Jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan

Sebelum tanah siap ditanami padi, perlu di lakukan pengolahan tanah,

dengan cara menjenuhkan tanah sedalam 1,5 m dan kemudian digenangi air

setinggi 50 mm pada saat ditanami. Pada tanah dengan tekstur yang halus

tanah retakan ( dengan porositas 40% ) perlu air setebal 250 mm untuk

Page 31: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

15

menjenuhkan tanah sedalam 1,5 m. Berdasarkan hal tersebut di atas maka

pada studi ini diambil kebutuhan air untuk olah tanah setebal 250 mm,

dengan lama pengolahan 45 hari. Sesuai kriteria perencanaan perhitungan

pemberian air untuk olah tanah dihitung menggunakan persamaan Vande

Goor dan Ziljtra, sebagai berikut:

(

).....................................................................(2)

Dengan :

PL = kebutuhan pasokan air untuk olah tanah (mm/hari)

M = kebutuhan air untuk mengganti evaporasi dan perkolasi setelah

tanah jenuh (mm/hari )

= Eo + P

Eo = evaporasi untuk air terbuka (mm/hari)

= 1,1 ETo

P = perkolasi

k = MT/S

T = periode olah tanah ( hari )

S = kebutuhan air untuk penjenuhan tanah ditambah lapisan air 50

mm sehingga tebalnya menjadi 200 + 50 = 250 mm seperti

diuraikan di atas

Sedangkan untuk lahan yang telah dibiarkan beda selama jangka waktu yang

lama (2,5 bulan atau lebih), maka lapisan air yang diperlukan untuk

penyiapan lahan diambil 300 mm, termasuk yang 50 mm untuk

penggenangan setelah transplantasi.

Page 32: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

16

2.5. Penggunaan konsumtif

Penggunaan air untuk kebutuhan tanaman (consumtive use) dapat didekati

dengan menghitung evapotranspirasi tanaman, yang besarnya dipengaruhi

oleh jenis tanaman, umur tanaman dan faktor klimatologi. Nilai

evapotranspirasi merupakan jumlah dari evaporasi dan transpirasi. Yang

dimaksud dengan evaporasi adalah proses perubahan molekul air di

permukaan menjadi molekul air di atmosfir (Triatmodjo, 2009). Sedangkan

transpirasi adalah proses fisiologis alamiah pada tanaman, dimana air yang

dihisap oleh akar diteruskan lewat tubuh tanaman dan diuapkan kembali

melalui pucuk daun. Untuk keperluan perhitungan kebutuhan air irigasi

dibutuhkan nilai evapotranspirasi potensial (Eto) yaitu evapotranspirasi

yang terjadi apabila tersedia cukup air. Kebutuhan air untuk tanaman adalah

nilai Eto dikalikan dengan suatu koefisien tanaman. Penggunaan konsumtif

dihitung dengan rumus berikut :

.............................................................................(3)

dimana :

ETc = evapotranspirasi tanaman, mm/hari

ET0 = evapotranspirasi potensial, mm/hari

kc = koefisien tanaman.

Kebutuhan air konsumtif ini dipengaruhi oleh jenis dan usia tanaman

(tingkat pertumbuhan tanaman). Pada saat tanaman mulai tumbuh, nilai

kebutuhan air konsumtif meningkat sesuai pertumbuhannya dan mencapai

maksimum pada saat pertumbuhan vegetasi maksimum. Setelah mencapai

Page 33: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

17

maksimum dan berlangsung beberapa saat menurut jenis tanaman, nilai

kebutuhan air konsumtif akan menurun sejalan dengan pematangan biji.

Pengaruh watak tanaman terhadap kebutuhan tersebut dengan faktor

tanaman (kc). Koefisien tanaman untuk beberapa jenis tanaman diberikan

dalam Tabel 1.

Tabel 1. Koefisien tanaman (kc)

tanaman kc tanaman kc

Apokat 0,66 – 0,75 Kentang 0,25 – 0,40

Pisang 0,90 – 1,05 Padi 0,45 – 0,65

Buncis 0,20 – 0,25 Serat 0,25 – 0,40

Coklat 0,95 – 1,10 Sorghum 0,30 – 0,45

Kopi 0,95 – 1,10 Kedelai 0,30 – 0,45

Kapas 0,50 – 0,65 Bit gula 0,50 – 0,65

Kurma 0,85 – 1,10 Tebu 1,05 – 1,20

Rami 0,55 – 0,70 Tembakau 0,30 – 0,35

Biji-bijian 0,25 – 0,30 Tomat 0,30 – 0,45

Jagung 0,30 – 0,45 Sayuran 0,15 – 0,30

Sumber : Hidrologi terapan, Bambang Triatmodjo, 2009

Nilai koefisien pertumbuhan tanaman ini tergantung jenis tanaman yang

ditanam. Untuk tanaman jenis yang sama juga berbeda menurut varietasnya.

Sebagai contoh padi dengan varietas unggul masa tumbuhnya lebih pendek

dari padi varietas biasa.

Pada Tabel 2 disajikan harga-harga koefisien tanaman padi dengan varietas

unggul dan varitas biasa menurut Nedeco/Prosida dan FAO. Untuk

menentukan penggunaan konsumtif cara yang di gunakan seperti pada

tanaman padi hanya koefisien tanaman yang berbeda. Nilai koefisien

Page 34: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

18

beberapa jenis tanaman yang direkomendasikan oleh Kriteria Perencanaan

Irigasi seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Harga koefisien tanaman padi

Periode 15

hari ke

Nedeco/Prosida FAO

Varietas

Biasa

Varietas

Unggul

Varietas

Biasa

Varietas

Unggul

1 1,20 1,20 1,10 1,10

2 1,20 1,27 1,10 1,10

3 1,32 1,33 1,10 1,05

4 1,40 1,30 1,10 1,05

5 1,35 1,30 1,10 1,05

6 1,25 0 1,05 0,95

7 1,12 - 0,95 0

8 0 - 0 -

2.6. Perkolasi (P)

Laju perkolasi sangat tergantung pada sifat-sifat tanah. Data-data mengenai

perkolasi akan diperoleh dari penelitian kemampuan tanah maka diperlukan

penyelidikan kelulusan tanah. Pada tanah lempung berat dengan

karakteristik pengolahan (puddling) yang baik, laju perkolasi dapat

mencapai 1-5 mm/hari. Pada tanah-tanah yang lebih ringan, laju perkolasi

bisa lebih tinggi. Untuk menentukan laju perkolasi, perlu diperhitungkan

tinggi muka air tanahnya. Laju perkolasi lahan dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain :

1. Tekstur tanah

Tanah dengan tekstur halus mempunyai angka perkolasi kecil, sedang

tekstur yang kasar mempunyai angka perkolasi yang besar.

2. Permeabilitas tanah

Page 35: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

19

Permeabilitas tanah merupakan gaya untuk merembes lewat ruang antar

butir tanah. Permeabilitas tanah besar daya perkolasi besar, sedangkan

permeabilitas tanah kecil perkolasi tanah kecil.

3. Tebal lapisan tanah bagian atas

Semakin tipis lapisan tanah bagian atas, semakin kecil daya

perkolasinya.

4. Letak permukaan air tanah

Lindungan tumbuh-tumbuhan yang padat menyebabkan daya inflitrasi

semakin besar, yang berarti daya perkolasi juga besar.

Besar kehilangan air karena perkolasi tergantung pada sifat tanah dan

kedalaman permukaan air tanah. Pada perhitungan kebutuhan air irigasi

biasanya nilai P diambil 2 mm/hari.

2.7. Penggantian lapisan air (WLR)

Untuk menjaga mutu air pada petak sawah, maka perlu diadakan

penggantian lapisan air pada selang waktu tertentu. Penggantian lapisan air

sebanyak dua kali disarankan untuk dilakukan yakni pada waktu 1 (satu)

bulan dan 2 (dua) bulan masing-masing 50 mm (atau 3,3 mm/hari selama ½

bulan) selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi.

2.8. Curah hujan efektif (“effective precipitation”)

Hujan efektif didefinisikankan sebagai hujan yang dapat ditahan oleh zona

akar tanaman sehingga dapat mengurangi kebutuhan air tanaman yang harus

Page 36: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

20

disuplai dari saluran. Berdasarkan Kriteria Perencanaan Irigasi (KP) yang

dikeluarkan oleh Direktorat Irigasi-I, Direktorat Jenderal Pengairan,

Departemen Pekerjaan Umum, Tahun 1986, Kriteria Perencanaan Irigasi

mengusulkan hitungan hujan efektif berdasarkan data pengukuran curah

hujan di stasiun terdekat, dengan panjang pengamatan selama 10 – 15

Tahun. Besarnya curah hujan efektif diambil sebesar 0.7 x curah hujan

dengan kemungkinan terpenuhi 80% atau 0.7 x R 80.

..........................................................(4)

dimana,

Reff = curah hujan effektif, mm/hari

R80 = curah hujan minimum tengah bulanan dengan kemungkinan

terpenuhi 80 %.

2.9. Kebutuhan air di sawah

Perhitungan kebutuhan air di sawah dengan menggunakan metode

perhitungan kebutuhan air irigasi KP-01, perhitungan kebutuhan air irigasi

dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

NFR = Etc + P + WLR – Re…............................................(5)

dimana:

NFR = kebutuhan air di sawah (mm/hari)

Etc = penggunaan konsumtif air di lahan pertanian akibat evaporasi

(mm/hari)

P = perkolasi (mm/hari)

Page 37: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

21

WLR = penggantian lapisan air (mm/hari)

Re = curah hujan efektif (mm/hari)

Kebutuhan air di bendung dalam l/dt/ha dihitung dengan rumus:

DR = NFR/(0,65 x 86.400)…...............................................(6)

dimana:

DR = kebutuhan air di bendung (l/dt/ha)

0,65 adalah efisiensi irigasi dan 86.400 adalah nilai konversi dari hari ke

detik. sedangkan kebutuhan air di intake dapat dihitung dengan rumus:

Q intake = DR x A…............................................................(7)

dimana:

Q intake = kebutuhan air di intake (m3/dt)

A = luas derah irigasi

2.10. Aspek Budidaya Padi

Teknik budidaya padi telah dikenal oleh manusia sejak ribuan tahun yang

lalu. Sejumlah sistem budidaya diterapkan untuk padi.

Budidaya padi sawah (Ing. paddy atau paddy field), diduga dimulai dari

daerah lembah Sungai Yangtse di Tiongkok.

Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada

budidaya padi sawah.

Budidaya padi lahan rawa, dilakukan dibeberapa tempat di

Pulau Kalimantan.

Page 38: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

22

Budidaya gogo rancah atau disingkat gora, yang merupakan modifikasi

dari budidaya lahan kering. Sistem ini sukses diterapkan di

Pulau Lombok, yang hanya memiliki musim hujan singkat.

Setiap sistem budidaya memerlukan kultivar yang adaptif untuk masing-

masing sistem. Kelompok kultivar padi yang cocok untuk lahan kering

dikenal dengan nama padi gogo.

Secara ringkas, bercocok tanam padi mencakup persemaian, pemindahan

atau penanaman, pemeliharaan (termasuk pengairan, penyiangan,

perlindungan tanaman, serta pemupukan), dan panen.

2.11. Teknik Budidaya Padi Sebatang

Untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, lahan sawah

beririgasi tetap menjadi andalan bagi produksi padi nasional. Program

intensifikasi yang dicanangkan sejak sekitar tiga dekade lalu pada awalnya

mampu meningkatkan produksivitas dan produksi padi secara nyata. Tetapi

sejak dekade terakhir produksivitas padi cenderung melandai, bahkan ada

yang menurun dibeberapa lokasi. Intensifikasi budidaya padi harus terus

diupayakan. Salah satu metode yang diterapkan adalah SRI (The System Of

Rice Intensification) yang pertama kali dikembangkan oleh Henri De

Laulanie di Madagaskar pada tahun 1980.

SRI adalah sistem intensifikasi padi yang menyinergikan tiga faktor

pertumbuhan padi untuk mencapai produktivitas maksimal yaitu;

1) maksimalisasi jumlah anakan

Page 39: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

23

2) pertumbuhan akar,

3) suplai hara, air, oksigen.

Cara tersebut menghemat air, karena padi tidak digenangi layaknya di

persawahan. Air hanya digunakan untuk menjaga kelembaban tanah agar

akar padi dapat tumbuh dengan baik karena pada dasarnya padi bukan

tanaman air. Hal ini dimaksudkan agar suplai oksigen ke akar cukup

sehingga padi menjadi sehat dan berkembang membentuk karakter-karakter

morfologi yang mendukung peningkatan produktivitas tanaman padi.

Dalam sistem SRI penggunaan pupuk organik merupakan salah satu faktor

pembeda dibandingkan dengan sistem non SRI. Disamping itu produk yang

dihasilkan dari budidaya atau peternakan yang menggunakan pupuk organik

lebih disukai masyarakat. Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di

Madagaskar, pada beberapa tanah tak subur yang produksi normalnya 2

ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil panen lebih dari 8

ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15 ton/ha, bahkan ada yang

mencapai 20 ton/ha. Sedangkan, di daerah lain selama 5 tahun, ratusan

petani

memanen 8-9 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan panen dua kali

lipat di bandingkan metode non SRI maupun metode lain yang biasa

diterapkan oleh petani.

Air sangat perlu bagi kehidupan tumbuhan. Kandungan air tumbuhan

bervariasi sesuai antar-spesies dan dalam berbagai struktur tumbuhan dan

juga bervariasi antar siang dan malam selama periode pertumbuhan.

Page 40: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

24

Tumbuhan menggunakan air kurang dari 5 % air yang diserap. Sisanya

hilang ke atmosfer melalui transpirasi dari daun tumbuhan. Kebutuhan air

untuk pengolahan tanah sampai siap tanam (30 hari) mengkonsumsi air 20%

dari total kebutuhan air untuk padi sawah dan fase bunting sampai pengisian

bulir (15 hari) mengonsumsi air sebanyak 35 %. Berdasar data tersebut

sebetulnya sejak tanam sampai memasuki fase bunting tidak membutuhkan

air banyak, demikian pula setelah pengisian bulir. Pada tanaman padi untuk

menghasilkan 1 kg gabah diperlukan 3000 - 5000 liter air atau 3 m3 - 5 m

3

air (IRRI, 2002). Budidaya padi yang diterapkan dengan konsep

penghematan air yaitu penggenangan hanya dilakukan selama 25 hari yaitu

pada saat padi mengalami masa bunting (pengisian malai). Konsep hemat

air ini menjadi acuan pada SRI (budidaya padi sebatang), dan konsep ini

sangat mendukung keoptimalan pertumbuhan dan perkembangan padi

karena bibit umur muda tumbuh lebih baik dalam kondisi aerob / tidak

tergenang (berdasarkan riset jepang > 30 tahun). Kebutuhan air padi sawah

dengan sistem pemberian air konvensional di sawah lebih tinggi dengan

rata-rata yaitu 655 mm dibandingkan pada sawah SRI dengan kebutuhan air

rata-rata 467 mm dalam satu masa tanam (100 hari) (Fuadi N A et al., 2016)

Pengefisienan penggunaan air di petakan dapat dilakukan dengan mengairi

sawah dalam keadaan macak-macak. Setelah tanaman padi berumur 14 hari

sampai periode bunting tidak memerlukan air yang banyak. Kebiasaan

petani menggenangi sawahnya sampai 5 cm bahkan lebih karena petani

tidak membayar air yang digunakan tersebut, sehingga cenderung

bermewah-mewah dengan air. Meskipun padi merupakan tanaman yang

Page 41: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

25

dapat beradaptasi pada kondisi tanah yang airnya berlebih, namun secara

umum tanaman padi akan mati jika seluruh bagian tanamannya terendam

selama seminggu atau lebih (Ito et al. 1999).

Berdasar hasil penelitian menggunakan air pada padi sawah menunjukkan

bahwa sawah yang digenangi setinggi 5 cm sejak tanam sampai bunting

tidak memberikan perbedaan hasil gabah dengan sawah yang diairi macak-

macak. Hanya biasanya sawah yang diairi macak-macak populasi gulma

lebih banyak terutama rumput-rumput berdaun sempit (Chairani Hanum,

2008). Selain bertujuan untuk meningkatkan produksi, penerapan metode

SRI ternyata mengandung konsep pertanian yang berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan. Metode SRI lebih sedikit menggunakan pupuk

kimia serta sangat dianjurkan menggunakan pupuk organik seperti pupuk

kandang, kompos, pupuk hijau serta biomassa (jerami).

Page 42: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode dan peralatan yang

sederhana. Penelitian dilaksanakan di halaman belakang rumah yang

merupakan lahan kosong yang beralamat di desa Bumisari Kampung

Terbanggi Subing Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah.

Penanaman dimulai pada 25 September 2018, sedangkan pemanenan

dilakukan pada 22 Januari 2019

3.2. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir berikut:

Page 43: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

27

Gambar 5. Prosedur penelitian

3.3. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mencari referensi dari studi-studi terdahulu

dan memberikan pengayaan wawasan dalam pelaksanaan penelitian. Studi

literatur dilakukan dengan melakukan pencarian terhadap berbagai sumber

tertulis, baik berupa buku-buku, arsip, majalah, artikel, dan jurnal, atau

dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.

Informasi yang didapat dari studi kepustakaan ini dijadikan rujukan untuk

memperkuat argumentasi-argumentasi yang ada. Studi literatur dilakukan

oleh peneliti setelah menentukan topik penelitian dan menetapkan rumusan

permasalahan, sebelum terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan.

Beberapa referensi yang dipakai pada penelitian ini diambil dari

Youtube.com, antara lain pada :

- Channel www.mangyono.com dengan judul “Cara Tanam Padi

TRISAKTI Dalam Pot Dan Sistim TABELA (Tanam Benih

Langsung)”

Pada video ini ditampilkan cara membuat media tanam untuk

budidaya padi dalam pot dengan sistem TABELA (tanam benih

langsung). Adapun bibit yang dipakai jenis bibit padi TRISAKTI yang

Page 44: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

28

jumlah nya sebanyak antara 5 sampai 7 bibit dalam satu pot,

sedangkan untuk jumlah pemakaian air tidak ada ukuran, hanya

perkiraan saja.

- Maklampir Channel “SIAPA BILANG MENANAM PADI MUSTI

DI SAWAH!! Ini Dia Teknik Menanam Padi di Polibek Atau Di Pot”

Pada video ini ditampilkan cara dan petunjuk mengelola dan

menanam padi di polibag atau di pot, dijelaskan juga tentang langkah-

langkah pengolahan tanah dalam pot dan tata cara penyiraman atau

pengairan sampai dengan cara pemanenan.

- “Panen Raya Padi Organik Dalam Pot Ceper Di Lantai 2 Rumah Mr

Badri SMK Ds Sumberanum-Dander Bojonegoro”

Pada video ini ditampilkan proses panen padi yang ditanam di dalam

pot ceper dengan jenis bibit padi CIHERANG. Hasil yang didapatkan

dalam satu buah pot dengan satu biji benih padi menghasilkan lebih

kurang 400 gram gabah, sedangkan untuk penggunaan air tidak

dibahas.

Selain dari referensi dari Youtube.com , peneliti juga mencari dari berbagai

sumber jurnal, penelitian-penelitian terdahulu, makalah dan sumber

referensi lainnya yang disajikan dibawah ini :

1. Judul Penelitian “Irigasi Hemat Air Pada Padi Lokal Dengan

Variasi Ketebalan Tanah Olah Menggunakan Pola Tanam SRI

(System of Rice Intensification)” penulis Daniel P.M.Ludong, Nio

Page 45: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

29

Song Ai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji

pengurangan volume air yang tersimpan pada lapisan tanah olah

terhadap pertumbuhan vegetatif 3 varietas padi lokal Sulawesi Utara

(Superwin, Temo dan Burungan) dalam upaya meningkatkan efisiensi

pemberian air dengan metode tanam SRI. Pengurangan volume air

dilakukan dengan mengurangi kedalaman lapisan tanah olah

(dilapisan atas) dengan menempatkan tanah liat yang dipadatkan

dilapisan bawah untuk meminimalkan. Hasil yang didapatkan dari

penelitian ini adalah besarnya kebutuhan air tanaman padi atau

evapotranspirasi dalam pot dihitung berdasarkan jumlah air yang

ditambahkan ke dalam pot tanpa ada air yang terbuang ataupun yang

mengalir keluar dari pot. Kebutuhan air ini dihitung dalam millimeter

(mm)/ hari atau total pemberian air dalam liter (L) selama periode

pengamatan yaitu 68 hari. Hasil penelitian ini juga menunjukkan

bahwa budidaya padi dengan metode SRI dapat menghemat

penggunaan air irigasi sebanyak 40% dan kebutuhan air ini dapat lebih

dikurangi apabila dikombinasikan dengan pengurangan ketebalan

lapisan tanah olah, terutama untuk varietas Burungan. Penelitian ini

dipublikasikan di Jurnal Eugenia Vol.22 No.2 Juni 2016.

2. Judul penelitian “ Evaluasi Koefisien Tanaman Padi Pada Berbagai

Perlakuan Muka Air ” Penulis Nur Aini Iswati Hasanah, Budi Indra

Setiawan, Chusnul Arif, Slamet Widodo. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk memperkirakan Kc padi telah dilakukan di dalam pot

dengan berbagai perlakuan muka air. Muka air tersebut diatur

Page 46: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

30

menggunakan tabung Mariot. Muka air ditetapkan pada -12 cm, -7

cm, -5 cm, -3cm, 0 cm, dan 2 cm dari permukaan tanah. Dalam

penelitian ini, Kc dihitung menggunakan persamaan neraca air

modifikasi dan Kalman Filter. Adapun hasil dari penelitian ini

diketahui bahwa perlakuan muka air pada budidaya padi memberikan

pengaruh pada fluktuasi nilai parameter fisik tanah, khususnya nilai θ

dan Tsoil. Kondisi fisik tanah yang berbeda akibat perlakuan muka air

tersebut mampu memberikan pengaruh pada pertumbuhan tanaman

yang terjadi dan peluang terjadinya evapotranspirasi, sehingga nilai

Kc pada setiap perlakuan muka air juga berbeda. Dipublikasikan di

Jurnal Irigasi Vol.10 No. 2 Oktober 2015Hal. 57 – 68

3. Judul Penelitian “Kajian Kebutuhan Air dan Produktivitas Air

Padi Sawah dengan Sistem Pemberian Air Secara SRI dan

Konvensional Menggunakan Irigasi Pipa” Penulis Najla Anwar

Fuadi, M.Yanuar J Purwanto, Suria Darma Tarigan. Tujuan penelitian

ini adalah untuk menghitung air padi sawah dengan sistem pemberian

air secara konvensional dan SRI dengan menggunakan irigasi pipa,

menganalisis tingkat produktivitas air pada sistem irigasi pipa dengan

sistem konvensional dan SRI. Adapun hasil dan kesimpulan dari

penelitian ini didapatkan bahwa kebutuhan air padi sawah dengan

sistem pemberian konvensional di sawah lebih tinggi dengan rata-rata

yaitu 655 mm dibandingkan pada sawah SRI dengan kebutuhan air

rata-rata 467 mm dalam satu masa tanam (100 hari). Penelitian ini

menunjukan bahwa produktivitas air tinggi dengan adanya pemakaian

Page 47: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

31

air yang efisien. Jurnal ini dipublikasikan pada Jurnal

irigasi_pusair.pu.go.id, Dipublikasikan pada 02 Nopember 2016

4. Judul Penelitian “Sistem SRI Pada Budidaya Padi Guna

Menghemat Air Irigasi” Penulis Anak Agung Gede Sugiarta

Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Udayana Denpasar Tahun 2018.

Tujuan dari penelitian ini adalah :

- Memberi informasi mengenai jumlah air irigasi yang dapat

dihemat pada budidaya padi SRI;

- Memberi informasi mengenai peningkatan produksi pada

budidaya padi SRI;

- Memberi informasi tentang tumbuhnya kelompok-kelompok

tani yang mempraktekkan budidaya padi SRI.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

- Sistem SRI pada budidaya tanaman padi melalui pemberian air

macak-macak yang diselingi pengeringan dapat meningkatkan

efisiensi pemakaian air antara 10-40 %.

- Terdapat kelompok-kelompok tani yang mau menerapkan

budidaya padi SRI seperti di Jawa Barat.

- Produktivitas padi SRI dapat ditingkatkan sebesar 44,44 %, dari

5 menjadi 9 ton/ha, hal ini dapat dilihat dari nilai ekonomi, R/C

ratio dicapai sebesar 1,77 % dan pendapatan sebesar Rp. 9,25

juta.

Page 48: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

3.4. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan membuat lahan eksperimen berupa ruangan

seluas 2 x 2 m setinggi 2 m yang dilindungi oleh jaring serangga/waring di

sekeliling dan bagian atasnya dipasang atap transparan sehingga terlindung

dari serangga dan hewan dari luar serta terlindungi dari hujan. Ruangan di

dalamnya menampung 10 buah pot yang ditanam padi. Ilustrasi dari ruang

tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 6. Ilustrasi tempat eksperimen

Gambar 7. Ilustrasi tata letak pot/Tampak atas

Volume air untuk penyiraman akan ditakar dan disesuaikan dengan

ukuran pot dan umur tanaman.

Pintu

Tampak Depan Tampak Samping

2 m

2 m

2 m

2 m

1

2

3

4

5

6 7

8

9

10

32

Page 49: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

33

Gambar 8. Lokasi eksperimen menggunakan ruang 2 x 2 m ditutup dengan

jaring serangga/waring

Gambar 9. Tata letak pot tanaman padi bahan eksperimen

Page 50: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

34

3.5. Pelaksanaan Penelitian

3.5.1. Penyiapan Bibit

Bibit padi hibrida F-1 merek MAPAN P-05 dikeluarkan dari kemasannya

lalu dijemur diterik matahari selama kurang lebih 2 jam, setelah itu diangkat

kemudian dikeringanginkan selama kurang lebih 10 - 15 menit. Sebelum

ditanam dilakukan perendaman selama lebih kurang 1 malam (12 jam),

benih yang tenggelam diambil dan ditiriskan, benih yang mengapung

dipisahkan karena tidak dipakai. Bibit padi hibrida F-1 merek MAPAN P-05

dipilih pada penelitian ini dikarenakan berdasarkan deskripsi varietas nya

memiliki keunggulan dibandingkan bibit padi lainnya, antara lain :

- Umur tanam yang relatif pendek yaitu antara 100 – 115 hari,

sedangkan bibit padi pada umumnya bisa mencapai umur 120 hari

atau bahkan ada yang lebih lama lagi.

- Padi hibrida F-1 merek MAPAN P-05 sangat cocok digunakan pada

penelitian ini karena hanya butuh satu bibit untuk satu pot, sama

dengan metode System of Rice Intensification (SRI). Keunggulan

Metode SRI adalah hemat air, hemat biaya, hemat waktu, produksi

meningkat dan ramah lingkungan. Irigasi hemat air pada budidaya

padi dengan metode System of Rice Intensification (SRI) dilakukan

dengan memberikan air irigasi secara terputus (intermittent)

berdasarkan alternasi antara periode basah (genangan dangkal) dan

kering. Jika disertai dengan metode pengelolaan tanaman yang baik,

metode irigasi ini dapat meningkatkan produktivitas tanaman padi

Page 51: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

35

hingga 30-100% dibandingkan dengan metode irigasi konvensional

(tergenang kontinu) (Huda, et al., 2012).

- Tahan terhadap penyakit dan hama, terutama terhadap hama wereng

coklat.

- Rasa nasi yang pulen dan wangi sehingga masuk syarat untuk menjadi

beras kualitas premium.

Gambar 10. Kemasan bibit padi Hibrida MAPAN P-05

3.5.2. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah ini bertujuan untuk mengubah sifat fisik tanah agar

lapisan yang semula keras menjadi gembur. Pada percobaan ini digunakan

tanah biasa dari kebun dan bukan tanah sawah yang dicampur mengunakan

takaran ember dengan perbandingan 60% tanah biasa dan 40% pupuk

kandang, diaduk agar bercampur merata. Penelitian ini menggunakan tanah

biasa/tanah kebun dengan tujuan agar dapat dijadikan referensi bagi

masyarakat umum, dengan menggunakan tanah biasa/tanah kebun ternyata

juga bisa ditanami padi dalam pot. Agar tidak ditumbuhi rumput liar, tanah

yang akan di gunakan dibersihkan dari sisa akar rumput yang masih tersisa.

Berikut adalah tabel sifat fisik dan sifat kimia dari media tanam yang

Page 52: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

36

dipakai pada penelitian ini setelah dilakukan analisis percobaan di

laboratorium Polinela Lampung :

Tabel 3. Hasil Analisis Sifat Fisik dan Sifat Kimia Media Tanam

No Parameter Unit Hasil Metode

1 Nitrogen (N-total) % 0.089 Kjedahl-Spektro

2 P-tersedia ppm 167.29 Spektrophotometri

3 Kalium (K2O) Mg/100g 2.20 AAS

4 C-Organik % 1.14 Walkey-Black

5 pH - 6.58 Potensiometri

6 Tekstur

- Pasir

- Debu

- Liat

%

%

%

44.8

39.2

16.0

Hidrometri

Lempung

Gambar 11. Proses pengolahan media tanam

Page 53: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

37

3.5.3. Penanaman dan Pemberian Air

Tahap penanaman dilakukan setelah proses pengolahan tanah tercampur dan

dimasukan ke dalam pot. Bibit padi yang telah disiapkan sebelumnya di

taruh di atas media tanam kemudian dipendam sedikit tidak terlalu dalam,

lebih kurang 1.0 cm saja dari permukaan media tanam. Dari 10 pot yang

dijadikan alat eksperimen semua diperlakukan sama. Selanjutnya diberi air

dengan menggunakan alat takar sederhana sebanyak 200 ml untuk masing-

masing pot. Pemberian air dilakukan saat kondisi media tanam terlihat mulai

kering, pengamatan visual secara langsung ini dilakukan dengan maksud

agar dapat dijadikan referensi bagi masyarakat umum yang ingin melakukan

penanaman padi dalam pot, tidak ada perlakuan khusus pada media tanam

pada masing-masing pot. Kebutuhan air tanaman padi atau evapotranspirasi

ditambahkan ke dalam pot tanpa ada air yang terbuang ataupun yang

mengalir keluar dari pot.

Gambar 12. Penanaman bibit dan pemberian air dengan alat takar

Page 54: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

38

3.5.4. Pengamatan

Pencatatan suhu ruang di sekitar tempat eksperiment dilakukan tiap hari

yaitu pada pagi dan sore hari, sedangkan untuk pemberian air mengikuti

pola dan waktu pemberian air di sawah pada umumnya, dengan

menggunakan alat takar sederhana. Penggunaan alat takar sederhana ini

bertujuan agar semua orang secara umum dapat mengikuti prosedur dan

tatacara budi daya padi dalam pot ini. Pengamatan dan pengukuran tinggi

padi dilaksanakan tiap satu minggu sekali untuk mengetahui perkembangan

padi yang ditanam. Pengamatan juga akan menghitung volume air yang

telah terpakai dalam waktu satu minggu tersebut dan suhu di sekitar lokasi

eksperimen untuk memperkirakan besarnya evaporasi. Pengamatan terakhir

dilakukan untuk menghitung berat produksi padi untuk tiap-tiap pot.

Page 55: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

BAB V

DISKUSI

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan berdasarkan metode penelitian

yang dipakai, ada beberapa hal dan permasalahan yang perlu didiskusikan,

yaitu :

1. Pada Pot nomor 1, gabah atau bulir beras tidak ada, sedangkan pada

Pot nomor 2 sampai dengan Pot nomor 10 diperoleh gabah atau bulir

beras dan hasilnya cukup baik dan berisi. Jika mengacu kepada cara

dan perlakuan terhadap padi yang ditanam, semua pot diperlakukan

sama. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya komposisi pupuk

kandang pada media tanam pada saat pengolahan tanah yang tidak

tercampur rata. Keberhasilan pertumbuhan suatu tanaman dipengaruhi

oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor

genetik dan faktor lingkungan saling terkait untuk meningkatkan

produktifitas padi. Setiap varietas tanaman memiliki kemampuan yang

berbeda dalam hal memanfaatkan sarana tumbuh dan kemampuan

untuk melakukan adaptasi dengan lingkungan sekitar, sehingga

berpengaruh penting dalam menghasilkan potensi hasil tanaman.

Pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan

dimana tanaman tersebut tumbuh (Gardner, et al 2001). Sebagaimana

kemungkinan lain adalah adanya serangan hama wereng yang

menyerang Pot nomor 1 tersebut, tapi hal ini kemungkinannya belum

Page 56: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

58

bisa dipastikan karena pada umumnya semua pot tidak terserang

secara keseluruhan.

2. Kondisi hasil panen yang hanya mendapatkan rata-rata 100 gram

untuk satu Pot dianggap masih belum maksimal, karena jika mengacu

kepada cara tanam konvensional di sawah menurut beberapa sumber

dari petani setempat disekitar lokasi eksperimen bahwa untuk satu

bibit padi merek MAPAN P-05 didapatkan minimal lebih kurang

antara 135 sampai 150 gram. Hal ini dimungkinkan karena kurangnya

luas media tanam yang dipakai, adapun luas dari Pot yang digunakan

berdiameter 23 cm dengan ketebalan tanah sekitar 17 – 18 cm.

Berdasarkan pada metode SRI (System of Rice Intensification), variasi

jarak tanam sebaiknya antara jarak 25 x 25 cm, 30 x 30 cm ataupun 35

x 35 cm. Faktor penyinaran matahari secara tidak langsung juga

memungkinkan menjadi penyebab kurangnya hasil panen tersebut,

karena jika ditinjau dari pola bertanam konvensional serta dari

referensi yang ada pada bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa

bertanam padi di dalam pot sebaiknya dilakukan di bawah sinar

matahari langsung tanpa ada atap.

3. Pada penelitan ini, pemupukan yang dilakukan mengikuti umur

tanaman padi yang biasa diterapkan oleh petani di sawah yaitu saat

padi berumur 4 minggu, 6 minggu dan 8 minggu dengan

menggunakan dosis yang disesuaikan dengan luas lahan/media tanam.

Pupuk kimia yang digunakan adalah jenis Urea, NPK dan Phonska

dengan dosis berat lebih kurang 0.80 gram yang dicampurkan dan

Page 57: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

59

ditaburi di atas media tanam saat tanah dalam kondisi setengah basah

atau lembab. Selanjutnya dibiarkan selama 1 hari dan baru diberi air

dengan takaran yang sudah disiapkan.

Page 58: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

60

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

beberapa hal sebagai berikut :

1. Bertanam padi jenis Hibrida merek MAPAN P-05 menggunakan

media pot dengan pemberian air yang teratur dapat dilakukan dan

berhasil tumbuh dengan menghasilkan bulir beras yang baik .

2. Setelah dilakukan penelitian selama 117 hari, mulai dari penyiapan

bibit, penanaman benih langsung sampai dengan panen diperoleh

angka kebutuhan air yang dipakai untuk satu buah pot adalah 58950

ml atau 58,95d liter dan jika dikonversi ke dalam satuan kubik didapat

0.05895 m3

dengan hasil padi rata-rata untuk tiap pot 100 gram , hal

ini mengisyaratkan bahwa metode tanam padi dalam pot lebih hemat

air jika dibandingkan dengan metode penanaman padi secara

konvensional di lahan persawahan yang membutuhkan air antara 3000

- 5000 liter untuk 1 kg padi atau 3.0 m3 – 5.0 m3 air untuk 1 Kg padi

(Sumber : IRRI, 2002)

3. Masa tanam padi yang tidak sama dengan masa tanam padi secara

konvensional menjadikan metode tanam padi dalam pot ini dapat

dilakukan kapan saja dan di mana saja, tidak berpengaruh terhadap

Page 59: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

61

musim kemarau maupun musim hujan serta lahan yang digunakan

juga tidak terbatas pada lahan sawah saja.

6.2. Saran

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan beberapa bibit padi

Hibrida yang berbeda dengan jumlah minimal 3 jenis varietas yang

berbeda juga. Hal ini dimaksudkan agar di peroleh pembanding antara

jenis varietas padi dan kebutuhan air, karena setiap varietas padi

memiliki kelebihan dan kekurangan.

2. Pola pemberian air sebaiknya diperlakukan berbeda antara jenis

varietas untuk mengetahui varietas padi mana yang lebih baik dan

menghasilkan produksi yang baik pula. Bisa menggunakan sistem

penggenangan terus menerus atau sistem terputus (intermitten).

3. Faktor-faktor media tanam juga sebaiknya menggunakan tanah sawah

yang sudah mengandung unsur hara yang cukup, karena faktor media

tanam juga sangat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi.

4. Penggunaan pupuk kimia yang sesuai dosis dan waktu pemberian

yang tepat juga mempengaruhi faktor pertumbuhan padi, untuk itu

sebaiknya menjadi hal yang harus diteliti dan diuraikan dengan detail.

Page 60: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

62

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Richard G, Luis S Pereira, Dirk Raes, Martin Smith, 1998. “Crop

Evapotranspiration-Guidelines for Computing Reference Crop

Evapotranspiration,” FAO Irrigation and Drainage Paper 56 (1998)1-

15

Boer, R.2003. Fenomena Enso dan Hubungannya dengan Keragaman Hujan

di Indonesia. Materi Pelatihan Agroklimatologi.

García Petillo, M., J. R. Castel. Water Balance and Crop Coefficient

Estimation of a Citrus Orchard in Uruguay. Spanish Journal of

Agricultural Research. Vol. 5, No. 2 (2007) 232-243

Gardner, F.,R,B, Pearce and R.L.Mitchell. Fisiologi Tanaman Budidaya.UI

Press. Jakarta Pusat. (2001) Hal 129 -173

Hanum Chairani. 2008., Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2 Untuk Sekolah

Menengah Kejuruan , Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah Departemen Pendidikan Nasional 2008

Hasanah Nur Aini Iswati, Setiawan B.I., Arif Chusnul, Widodo S, 2015.

Evaluasi Koefisien Tanaman Padi Pada Berbagai Perlakuan Muka

Air., Jurnal Irigasi Vol. 10. No. 2 (2015) 57-68.

Huda, M. N., Harisuseno Donny, Priyantoro Dwi, 2012. Kajian Sistem

Pemberian Air Irigasi Sebagai Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi pada

Daerah Irigasi Tumpang Kabupaten Malang.

http://jurnalpengairan.ub.ac.id. Vol.3, No. 2. (2012) 211-220

IRRI (International Rice Research Institute). Water-Wise Rice Production.

Page 61: EDWINdigilib.unila.ac.id/60814/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2020. 1. 22. · pot berjumlah 10 buah yang diisi tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 60% tanah dan 40%

63

2002.

Ito, O., E. Ella, and N. Kawano. 1999. Physiological basis of submergence

tolerance in rainfed lowland rice ecosystem. Field Crops Res 64:75-90.

Kaleka Nobertus., 2019. Hidroponik Sistem NFT Skala Rumah Tangga.

Yogyakarta:Pustaka Baru

Puteriana S. A, Harisuseno D, Prayogo T B. 2016., Kajian Sistem

Pemberian Air Irigasi Metode Konvensional dan Metode SRI (System

Of Rice Intensification) Pada Daerah Irigasi Pakis Kecamatan Pakis

Kabupaten Malang. http://jurnalpengairan.ub.ac.id. Vol.7 No.2 (2016)

236-247

Sari, Indra Kusuma, Limantara Lily Montarcih, Priyantoro Dwi. 2011,

Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan Air Pada DAS Sampean.

http://jurnalpengairan.ub.ac.id. Vol. 2, No. 1 (2011) 29-41

Satyanarayana, A., T.M. Thiyagarajan and N. Uphoff. 2006. Opportunities

For Water Saving With Higher Yield From the System of Rice

Intensification. Irrig. Sci.(2007) 25:99-119.

Mori, Kiyotoka. et al. 2003. Hidrologi Untuk Pengairan. Takeda, Kensaku,

Sosrodarsono, Suyono, editor. Jakarta (ID). PT Pradnya Paramita.

Triatmodjo, Bambang. 2009. Hidrologi Terapan. 2nd ed. Yogyakarta:Beta

Offset