tanggung jawab klhk bahas penanggulangan...

1
Suara Pembaruan Senin, 31 Juli 2017

Upload: lekiet

Post on 16-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tanggung Jawab KLHK Bahas Penanggulangan …bigcms.bisnis.com/file-data/1/3306/161fb08c_Jun17...Suaemara P b ruan Senin, 31 Juli 2017 Nusantara 21 [MANADO] Enam negara di wilayah perairan

21Sua ra Pem ba ru an Senin, 31 Juli 2017 Nusantara

[MANADO] Enam negara di wilayah perairan Sulu yakni Indonesia, Malaysia, Brunei Darusalam, Filipina, Australia, dan Selandia Baru sepakat untuk meningkatkan kerja sama da-lam penanggulangan terorisme.

Hal itu terungkap pada Sub Regional Meeting on Foreign Terrorist Fighters and Cross Border Terrorism (SRM FTF-CBT) di Manado, Sabtu (29/7).

Pertemuan enam negara ini meru-pakan tindak lanjut dari International Meeting on Counter Terrorism di Bali pada 9 Agustus 2016.

Hadir dalam pertemuan itu Menko Polhukam Wiranto didampingi Menlu Retno Marsudi , Menkumham Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius.

Sementara perwakilan lainnya ya-itu Jaksa Agung Australia George Brandis, Menteri Luar Negeri Selandia Baru Gerry Brownlee, Penasehat Keamanan Nasional Filipina Hermogenes C Esperon Jr., Wakil Menter i Dalam Negeri Malaysia Dato Masir Anak Kujat, Wakil Menteri Keamanan dan Media Brunei Darusalam Dato Seri Paduka Hamdan bin Abu Bakar.

Wiranto mengatakan, pertemuan ini memiliki nilai strategis untuk untuk menjaga keamanan kawasan Asia Tenggara dari ancaman teroris.

"Pertemuan ini merupakan komitmen untuk melindungi bangsa dan negara kita dari ancaman terorisme," katanya.

Ancaman NyataDikatakan, terorisme telah menjadi

ancaman nyata bagi kemanusiaan se-hingga tidak dapat diselesaikan tanpa tindakan nyata. Meskipun belum ada kesepakatan menyatukan kekuatan mi-liter untuk menggempur ISIS, perte-muan ini memungkinkan semua dele-gasi berpartisipasi aktif dalam memba-has materi yang sudah ditentukan.

Hal senada disampaikan Jaksa Agung Australia George Brandis. Dikatakan, pertemuan ini bukan seke-dar pertemuan biasa, tetapi lebih dari

itu diharapkan mampu menghasilkan langkah nyata bersama dalam mela-wan ancaman teroris.

Wiranto mengatakan, SRM FTF-CBT telah membahas tiga isu utama yaitu menyangkut perkembangan te-roris di sub kawasan regional, upaya peningkatan kerja sama di tingkat do-mestik, dan kerangka hukum dan ker-ja sama hukum.

Garis besar pertemuan itu, lanjut-nya, berkaitan dengan kesepakatan peningkatan kerja sama penanggu-langan terorisme, penguatan perem-puan, pembangunan ekonomi, pendi-dikan, pengelolaan lapas, deradikali-sasi, dan penyusunan narasi menang-gulangi propaganda terorisme. [144]

6 Negara Wilayah Perairan Sulu Bahas Penanggulangan Terorisme

SP/Feybe Lumanauw

Menko Polhukam Wiranto (keempat kiri) membuka acara Sub Regional meeting on Foreign Terrorist Fighters and Cross border Terrorism (SRm FTF-CbT) di manado, Sabtu (29/7).

[ P E K A N B A R U ] Pemerintah harus ber-tanggung jawab penuh atas kebakaran lahan yang terjadi berulang- ulang di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Riau.

P a s a l n y a , s e c a r a hukum, pengawasan TNTN berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Kalaupun di dalam kawasan Tesso Nilo ada orang atau kelompok yang merambah, i tu masalah pelanggaran. Secara hukum, KLHK bisa dimintai pertanggu-ngjawaban terkait karut marut pengelolaan Tesso Nilo,“ ujar Guru Besar Ekologi Kuantitatif yang juga pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB), Yanto Santosa, Minggu (30/7).

Ia menegaskan, tang-gung jawab hukum yang diemban KLHK terkait kebakaran dan kelalaian pengamanan kawasan ta-man nasional, harus sama dengan tanggung jawab yang ditanggung kor-porasi yang konsesinya

terbakar. Jika KLHK me-nolak bertanggung jawab, ini menjadi tanda tanya besar mengenai kemam-puan, kualitas pengawa-san dan pengamanan pe-merintah dalam menjaga lahan negara.

Karena i t u , ka t a Yanto, pihak-pihak yang dirugikan, terutama mas-yarakat yang bermukim di kawasan Tesso Nilo, bisa menggugat peme- rintah secara perdata dan pidana.

“Sangat mungkin, menggugat pemerintah. KLHK jangan hanya bisa menjatuhkan sanksi ke-pada masyarakat atau korporasi begitu ada ke-bakaran. Secara hukum, taman nasional menjadi tanggung jawab pemerin-tah,” ucapnya.

Yanto menambahkan, dalam konteks pengelo-laan taman nasional, KLHK mempunyai pro-gram perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Program itu be-rasal dari pemerintah pu-sat yang pengelolaannya diserahkan pada Kepala Balai Taman Nasional Tesso Nilo. [Ant/L-9]

Kebakaran Lahan Berulang di Tesso Nilo Tanggung Jawab KLHK

Sua ra Pem ba ru an Senin, 31 Juli 2017