tanaman belum menghasilkan tbm

7
Tanaman Belum Menghasilkan TBM Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan pada masa tanaman karet belum siap untuk dilakukan penyadapan. Masa TBM biasanya terjadi selama lima hingga enam tahun (TBM I – TBM V/TBM VI). Parameter utama pertumbuhan TBM adalah lilit batang dan tebal kullit. Lilit batang, tebal kulit yang tumbuh maksimal akan mempercepat tercapainya kriteria matang sadap, sedangkan populasi tinggi akan menjamin produksi tinggi. Perlu dilakukan pengawasan perkembanngan lilit batang sehingga bila terjadi penyimpangan segera diketahui dan segera melaksanakan perbaikan secepatya. Sehingga ada beberapa kegiatan pemeliharaan TBM yang meliputi penyulaman, pengukuran lilit batang, perhitungan statistik pengendalian gulma, dan penanaman penutup tanah, pemupukan, pengendalian hama- penyakit, perangsang cabang, penanganan drainase, penggemburan tanaman. 1. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati sehingga perlu dilakukan penanaman tanaman baru sebagai penganti. Tanaman yang digunakan sebagai sulaman adalah bibit corestump, yaitu bibit yang sudah berada di pembibitan selama 2-3 tahun dengan ketinggian 250 – 275 cm. Untuk lokasi yang dilakukan penyulaman diupayakan disiram secara intensif. Penanaman tanaman karet sulaman tidak boleh dilakukan pada saat usia TBM III atau lebih dengan kata lain penyulaman dilakukan

Upload: valkyrie-newbie

Post on 12-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

karet

TRANSCRIPT

Page 1: Tanaman Belum Menghasilkan TBM

Tanaman Belum Menghasilkan TBM

Pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) merupakan serangkaian kegiatan

yang dilakukan pada masa tanaman karet belum siap untuk dilakukan penyadapan. Masa

TBM biasanya terjadi selama lima hingga enam tahun (TBM I – TBM V/TBM VI).

Parameter utama pertumbuhan TBM adalah lilit batang dan tebal kullit. Lilit batang, tebal

kulit yang tumbuh maksimal akan mempercepat tercapainya kriteria matang sadap,

sedangkan populasi tinggi akan menjamin produksi tinggi. Perlu dilakukan pengawasan

perkembanngan lilit batang sehingga bila terjadi penyimpangan segera diketahui dan segera

melaksanakan perbaikan secepatya. Sehingga ada beberapa kegiatan pemeliharaan TBM yang

meliputi penyulaman, pengukuran lilit batang, perhitungan statistik pengendalian gulma, dan

penanaman penutup tanah, pemupukan, pengendalian hama-penyakit, perangsang cabang,

penanganan drainase, penggemburan tanaman.

1. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati sehingga perlu

dilakukan penanaman tanaman baru sebagai penganti. Tanaman yang digunakan

sebagai sulaman adalah bibit corestump, yaitu bibit yang sudah berada di

pembibitan selama 2-3 tahun dengan ketinggian 250 – 275 cm. Untuk lokasi yang

dilakukan penyulaman diupayakan disiram secara intensif. Penanaman tanaman

karet sulaman tidak boleh dilakukan pada saat usia TBM III atau lebih dengan

kata lain penyulaman dilakukan pada TBM I dan TBM II. Kegiatan penyulaman

yang dilakukan pada TBM III akan kurang efektif karena akan sulit bersaing

dengan tanaman yang sudah ditanam sebelumnya pada lahan TBM dan apabila

dipaksakan akan membutuhkan biaya lebih dalam hal pemupukan tambahan yang

bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman.

2. Pengukuran Lilit Batang

Pengawasan TBM yang dilakukan secara rutin dalam memonitoring pertumbuhan

tanaman adalah pengukuran lilit batang untuk mengetahui tingkat pertumbuhan

tanaman, sehingga bila terjadi penyimpangan, segera diketahui dan segera dilakukan

perbaikan secepatnya. Pengukuran lilit batang yang dilakukan di Afd. Wonojati

dilakukan tiap 6 bulan sekali dengan cara sensus pada seluruh populasi.

Pengukuran sampel pohon

- Pengukuran dilakukan pada ketinggian 130 cm di atas kaki gajah dan diberi tanda

strip dengan cat, sihingga bisa diverifikasi.

Page 2: Tanaman Belum Menghasilkan TBM

- Pemberian nomor pohon dilakukan dengan kelipatan 5 dan diukur mulai dari

angka 1 sampai dengan 550 setiap hektarnya.

- Data lilit batang untuk setiap hektar dihimpun dalam satu lembar kertas, jika luas

TBM 50 ha maka ada 50 lembar kertas berisi data.

3. Perhitungan statistik hasil pengukuran lilit batang.

- Perhitungan statistik menampilkan parameter : rerata, standard deviasi, dan

koefisien variasi. Untuk mengetahui perkembangan lilit batang TBM, angka

rerata yang diperoleh dibandingkan dengan standard lilit batang yang telah

ditetapkan.

Tabel Standar Lilit batang

Tahun Triwulan Lilit Batang (cm) Kisaran (cm)

Ke 1 / TBM I IIIIIIIV

1.004.007.0010.00

0.5 – 1.01.1 – 4.04.1 – 7.07.1 – 10.0

Ke 2 / TBM II IIIIIIIV

12.6014.8017.3018.00

10.1 – 12.612.7 – 14.814.9 – 17.317.4 – 18.0

Ke 3 / TBM III IIIIIIIV

21.7025.2027.2030.00

18.1 – 21.721.8 – 25.225.3 – 27.227.3 – 30.0

Ke 4 / TBM IV IIIIIIIV

33.3036.0037.6040.00

30.1 – 33.333.4 – 36.036.1 – 37.637.7 - 40.0

Ke 5 / TBM V IIIIIIIV

42.6044.8046.1048.00

40.1 – 42.642.7 – 44.844.9 – 46.146.2 – 48.0

- Menjelang matang sadap (±5-6 tahun), seluruh pohon diukur lilit batangnya

karena hasil pengukuran dipakai sebagai dasar untuk menentukan layak/tidaknya

Page 3: Tanaman Belum Menghasilkan TBM

memasuki masa TM. Kriteria matang sadap yaitu ketebalan kulit 7mm dan lilit

batang 45 cm pada 60% dari populasi tanaman karet

4. Mulshing

Pada saat TBM I tanaman karet diberi penutup permukaan tanah ataun

mulshing yang berasal dari bagian sisa tanaman seperti batang jagung yang sudah

dipanen atau daun tebu yang sudah kering. Mulshing dilakukan pada saat terjadi

musim kemarau. Saat musim kemarau tanah mengalami banyak penguapan dan

terjadi pengurangan kadar air tanah. Hal ini berbanding lurus dengan kurangnya

pasokan air bagi tanaman. Penutupan permukaan tanah pada area yang ditanami dapat

menjaga kelembaban dan mengurangi laju penguapan air dari dalam tanah. Afdeling

Wonojati menggunakan bagian sisa tanaman jagung yang ditanam di lahan KSU

sebagai penutup tanah TBM karet.

5. Penyiangan

Keberadaan gulma di lahan TBM perlu diperhatikan karna dapat menghambat

pertumbuhan tanaman karet. Gulma yang sebagai kompetitor, bersaing dalam

penyerapan unsur hara dan air dengan tanaman karet. Ada dua macam cara yang dapat

dilakukan untuk mengendalikan gulma, yaitu secara mekanik dan kimiawai. Cara

pengendalian yang sering digunakan adalah pengendalian secara mekanik.

Pengendalian secara mekanik dilakukan oleh tenaga manusia yang dibantu oleh

peralatan pertanian seperti cangkul, garpu dan sebagainya.

6. Pewiwilan

Pewiwilan merupakan kegiatan membuang tunas supaya tanaman dalam satu

blok dapat tumbuh seragam dan mendapatkan bidang sadap yang baik yaitu berbentuk

bulat, lurus, dan tegak. Munculnya tunas tersebut dipicu oleh kekeringan, penyakit

daun dan defisiensi hara. Perwiwilan dilakukan terhadap tunas air yang tumbuh

dibawah ketinggian 2,5 meter dan dilaksanakan sedini mungkin. Diusahakan tunas

terpotong sampai bagian pangkal, menggunakan pisau wiwil

7. Induksi Percabangan

Induksi percabangan bertujuan mempercepat pertumbuhan lilit batang tanaman

sehingga waktu matang sadap bisa lebih cepat. Percabangan terendah diharapkan pada

ketinggian 2.5 meter dari tempat tumbuhnya tempat okulasi. Cabang yang terbentuk

diharapkan tunbuh secara alami, jika belum tumbuh cabang pada ketinggian tersebut,

maka perlu dilakukan tindakan induksi percabangan.

1. Penyanggulan (Leaf Folding)

Page 4: Tanaman Belum Menghasilkan TBM

- Dilakukan pada tanaman berumur 1-2 tahun pada ketinggian minimal 2,25 meter.

- Tanaman pada stadia pucuk dorman sampai muncul cabang baru dan daun

payung teratas sudah tua.

- Induksi dilakukan dengan cara menutup/membungkus tunas apical ujung batang

dengan lipatan 6 – 8 helai daun, kemudian diikat dengan karet gelang agar tunas

apical tidak memperoleh sinar matahari dan merangsang tumbuhnya tunas-tunas

lateral dibawahnya.

- Setelah tunas baru tumbuh ikatan segera dibuka dan tidak boleh terlambat agar

tidak terjadi pembengkokan tunas-tunas yang sudah tumbuh.

2. pemangkasan Tangkai Daun (Leaf Clipping)

- Metode ini dilaksanakan apabila metode pada point sebelumnya tidak berhasil.

- Dilakukan dengan cara memotong tangkai daun-daun tua pada payung teratas

pada ketinggian ± 2.5 meter.

- Jika payung teratas dalam keadaan flush/masih muda yang dipotong tangkai daun

pada payung dibawahnya.

3. Toping

- Dilaksanakan sebagai alternative terakhir jika 2 cara tersebut diatas belum

berhasil sampai ketinggian 2.75 meter belum juga bercabang.

- Dilaksanakan dengan memotong pada ketinggian antra 2.75 – 3.00 meter

(pemotongan dilakukan diatas rangkaian daun kedua dari atas).

- Seluruh tunas cabang yang tunbuh diatas ketinggian 2.25 meter tidak usah

diwiwil, dibiarkan mengalami seleksi alami (self pruning).

4. Manajemen tajuk untuk mengurangi kerusakan oleh angin. Obyek manajemen tajuk

adalah TBM III – TBM IV dengan criteria utama lilit batang > 35 cm, waktu

pelaksanaan pada akhir musim kemarau. Sasaran pemotongan adalah batang atau

cabang utama, dengan ketinggian 6 – 8 meter dari permukaan tanah. Apabila pada

TBM III atau IV belum dilakukan pangkas tajuk, pangksan berikutnya dapat

dilakukan pada TBM V, VI VII dan TM I/II di ketinggian 8-10 meter. Pangkas

tajuk ini dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 siklus TBM Karet. Selain itu, juga

dilakukan pengurangan cabang yang daunnya tidak terpapar sinar matahari

langsung. Berat-ringannya pangkasan relative, diperkirakan intensitas cahaya

mencapai 60%