tanah dalam kitab yosua

23
TANAH dalam Kitab Yosua STUDI PL II 25 AGUSTUS 2010

Upload: johnsusanta

Post on 24-Jun-2015

157 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tanah Dalam Kitab Yosua

TANAH dalam Kitab

YosuaSTUDI PL II

25 AGUSTUS 2010

Page 2: Tanah Dalam Kitab Yosua

Kitab Yosua merupakan lanjutan kisah Kitab Ulangan. Kitab Ulangan merupakan wasiat terakhir dan kesaksian Musa

untuk mempersiapkan bangsa Israel mendapatkan tanah yang sudah dijanjikan.

Musa yang telah memimpin bangsa Israel sejauh ini, tidak boleh memasuki negeri itu (Ul. 3:23-27; 32:48-52).

Allah telah memerintahkan Musa untuk menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua (Ul. 3:28; 31:23). Tidak lama kemudian Musa meninggal (Ul. 34:5).

Kitab Yosua mencatat pendudukan tanah perjanjian (pasal 1-12) sekaligus pembagian tanah itu kepada suku-suku Israel (pasal 13-23).

Pendudukan pembagian tanah ini merupakan awal dari penggenapan janji Allah kepada Abraham.

Kitab Yosua menunjukkan bahwa Tuhan ialah Tuhan yang menepati perjanjian-Nya.

Pendahuluan

Page 3: Tanah Dalam Kitab Yosua

Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi. (Yos. 21:45)

Maka sekarang, sebentar lagi aku akan menempuh jalan segala yang fana. Sebab itu insaflah dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu, bahwa satupun dari segala yang baik yang telah dijanjikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, tidak ada yang tidak dipenuhi. Semuanya telah digenapi bagimu. Tidak ada satupun yang tidak dipenuhi. (Yos. 23:14)

Tanah sebagai Penggenapan Janji Allah

Page 4: Tanah Dalam Kitab Yosua

Tuhan mengaitkan pemilihan Israel sebagai umat dengan janji memberikan “tanah Kanaan” (Kej. 23:2), “pegunungan orang Amori” (Ul. 1:7), atau “tanah orang Het” (Yos. 1:4).

Tanah itu diduduki beberapa bangsa yang lebih besar jumlahnya dan lebih kuat dari bangsa Israel, yakni tujuh bangsa menurut Ulangan 7:1 (Het, Girgasi, Amori, Kanaan, Feris, Hewi, Yebus).

Tuhan berjanji memberikan tanah untuk Abraham dan keturunannya (Kej. 12:1; bnd. 15:7).

Janji pemberian tanah ini juga diberikan untuk Ishak (Kej. 26:3) dan Yakub berikut keturunannya (Kej. 28:13).

Terlibatnya keturunan dari Abraham, Ishak, dan Yakub sebagai pewaris tanah perjanjian mengisyaratkan bahwa janji pemberian tanah itutidak digenapi dalam waktu dekat selama mereka hidup, sebagaimana juga janji Tuhan untuk menjadikan Abraham sebagai bangsa yang besar tidak terjadi dalam satu generasi (Kej. 12:2; 17:2).

Tanah sebagai Penggenapan Janji Allah

Page 5: Tanah Dalam Kitab Yosua

Meski sudah dijanjikan, Israel tidak begitu saja memperoleh tanah itu.

Tanah Kanaan telah beberapa kali dikuasai bangsa-bangsa sejak abad ke-20 BC. Kerajaan –kerajaan besar seperti Het dan Mesir silih berganti mendudukinya, juga bangsa-bangsa yang sedang berpindah tempat seperti Hori dan Amori.

Sekitar abad ke-15 BC, di tanah Kanaan banyak kerajaan kecil berbentuk city-state di bawah kekuasaan Mesir. Ketika kekuasaan Mesir mundur dari tanah Kanaan, bangsa Israel memiliki kesempatan masuk ke sana.

Tidak kurang dari dua abad waktu yang diperlukan untuk menduduki tanah itu (abad ke-14 sampai akhir abad ke-12 BC).

Tanah sebagai Penggenapan Janji Allah

Page 6: Tanah Dalam Kitab Yosua

Ketika Allah membawa umat-Nya keluar dari Mesir, Ia hendak mengantarkannya pada suatu negeri yang baik. Exodus dan Eisodus tidak dapat dipisahkan.

Rumusan “TUHAN memberikan tanah kepada Israel” (menurut Konkordansi Alkitab):

Kejadian: 13x Keluaran: 7x Imamat: 5x Bilangan:10x Ulangan: tidak kurang dari 76x Yosua: 17x

Tanah sebagai Pemberian Allah

Page 7: Tanah Dalam Kitab Yosua

TUHAN memberikan tanah kepada Israel. TUHAN bertindak sebagai pokok kalimat (subjek). Kata kerja “memberi” (Ibr. natan) dipakai dalam

bentuk past, present, dan future. Objek yang diberikan ialah “tanah” (Ibr. erets atau

adamah). Tanah itu diberikan kepada Israel (atau Abraham,

Yakub, atau suatu suku, suatu angkatan, kamu, mereka).

Rumus ini memainkan peranan penting dalam janji Tuhan kepada bapa leluhur, yang dapat digabungkan dengan janji akan keturunan yang banyak.

Tanah sebagai Pemberian Allah

Page 8: Tanah Dalam Kitab Yosua

Pemberian Tanah Kanaan merupakan tema kepercayaan Israel yang setingkat dengan Keluaran dari Mesir.

Yeremia 32:21-22Engkau telah membawa umat-Mu Israel keluar dari tanah Mesir dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung dan dengan kedahsyatan yang besar. Dan Engkau telah memberikan kepada mereka negeri ini, seperti yang telah Kaujanjikan dengan sumpah kepada nenek moyang mereka untuk memberikannya kepada mereka, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Tanah sebagai Pemberian Allah

Page 9: Tanah Dalam Kitab Yosua

Di Kitab Keluaran, teks yang mendeskripsikan tanah sebagai sebuah janji juga mendeskripsikannya sebagai sebuah anugerah (gift), lihat misalnya Kel. 6:8.

Di Kitab Ulangan, pernyataan tentang tanah sebagai anugerah muncul tiga puluh kali (misalnya, lih. 5:31; 9:6; 11:17; 12:1; 15:7, dst.).

Yang mau ditekankan ialah bahwa tanah ialah sepenuhnya anugerah dari Yahweh. Inisiatif pemberian tanah datang dari Allah dan merupakan ekspresi kasih Allah kepada umat-Nya. Israel tidak berkontribusi apa-apa terhadap situasi yang memicu tindakan Allah yang beranugerah ini. (bnd. Ul. 6:10).

Mereka tidak bisa berkata bahwa karena kekuasaan dan kekuatan tangan merekalah semua kekayaan itu mereka terima (Ul. 8:17).

Sebaliknya, umat Israel merupakan umat yang tegar tengkuk, yang sebenarnya tidak layak menerima tanah Perjanjian itu (Ul. 9:6).

Tanah semata-mata ialah anugerah Yahweh.

Tanah sebagai Pemberian Allah

Page 10: Tanah Dalam Kitab Yosua

Pemberian tanah tidak berdasar pada kehebatan bangsa Israel. Secara manusia, bangsa Israel tidak lebih kuat atau lebih besar

dari bangsa lain. Tanah dikaruniakan kepada Israel demi alasan yang terdapat

dalam diri Tuhan sendiri dan alasan kefasikan penduduk Kanaan yang sudah kelewatan.

Brueggemann mengatakan,“The rhetoric at the boundary is that of pure gift, radical

grace. There is no hint of achievement or merit or even planning. It is all given by the giver of good gifts and the speaker of faithful words. At the boundary, Israel affirms that being landed is sola gratia. …”

Walter Brueggemann, The Land: Place as Gift, Promise, and Challenge in Biblical Faith (Minneapolis: Fortress Press, 2002), 46.

Tanah sebagai Pemberian Allah

Page 11: Tanah Dalam Kitab Yosua

Tanah diberikan karena kasih dan kesetiaan Tuhan kepada sumpah yang pernah diikrarkan-Nya kepada leluhur Israel, sedikitpun bukan karena kehebatan Israel.

Ulangan 7:7-8,Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? – tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir.

Tanah sebagai Pemberian Allah

Page 12: Tanah Dalam Kitab Yosua

Janganlah engkau berkata dalam hatimu, apabila TUHAN, Allahmu, telah mengusir mereka dari hadapanmu: Karena jasa-jasakulah TUHAN membawa aku masuk menduduki negeri ini; padahal karena kefasikan bangsa-bangsa itulah TUHAN menghalau mereka dari hadapanmu. Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu engkau masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa itulah, TUHAN, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya TUHAN menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub. Jadi ketahuilah, bahwa bukan karena jasa-jasamu TUHAN, Allahmu, memberikan kepadamu negeri yang baik itu untuk diduduki. Sesungguhnya engkau bangsa yang tegar tengkuk!" (Ul. 9:4-6)

Tanah sebagai Milik Tuhan

Page 13: Tanah Dalam Kitab Yosua

Tuhan memberikan bumi kepada manusia (Mzm. 115:16) supaya dikuasai (Kej. 1:26; Mzm. 8:7).

Namun, bila penduduk lama terbukti buruk dan tidak setia dalam menguasai tanah milik Tuhan, hak bangsa itu untuk tinggal di sana dapat dicabut dan diberikan kepada bangsa lain.

Karena kefasikan penduduk Kanaan pada waktu itu, Tuhan pemilik bumi (Mzm. 24:1) mencabut hak tinggal mereka di sana dan hak itu diberikan kepada bangsa Israel. Demikianlah pada suatu ketika penduduk Kanaan harus kehilangan hak atas tanah.

Tanah sebagai Milik Tuhan

Page 14: Tanah Dalam Kitab Yosua

Sekalipun tanah perjanjian diberikan kepada bangsa Israel, mereka tidak boleh seenaknya hidup di situ dengan melakukan berbagai kekejian yang dilakukan penduduk Kanaan, yang karena itu mereka dimuntahkan dari tanah itu.

Bangsa Israel juga akan dimuntahkan jika terbukti gagal menjalankan Taurat. Ketika nantinya bangsa Israel tidak taat, mereka terusir dari Tanah Perjanjian dan menderita di tanah lain.

Tanah sebagai Milik Tuhan

Page 15: Tanah Dalam Kitab Yosua

Terlihat bahwa hubungan bangsa Israel dengan Tuhan melibatkan kehidupan di tanah, vertikal sekaligus horizontal.

Bukan hanya ketaatan kepada Allah secara abstrak, tetapi juga ketaatan secara konkret, yakni kehidupan di tanah.

Selalu sebuah hubungan segi tiga yang melibatkan umat, Allah dan tanah.

God, Israel, and Land

Page 16: Tanah Dalam Kitab Yosua

Ketika Israel merebut Yerikho, mereka membakar kota itu, termasuk semua penduduk kecuali Rahab dan keluarganya.

Mereka melakukan hal yang sama di kota Ai dan di tempat lainnya.

Istilah untuk penghancuran total ini ialah khérém yang diterjemahkan “dikhususkan bagi TUHAN untuk dimusnahkan.” (Yos. 6:17).

Perang Suci (Khérém)

Page 17: Tanah Dalam Kitab Yosua

Bagi sebagian orang, adalah kenyataan yang sungguh tidak menyenangkan bahwa Allah memerintahkan orang untuk membunuh orang lain/setiap makhluk hidup yang ada di suatu kota.

Untuk menjawab masalah ini, LaSor, Hubbard dan Bush mengajukan beberapa argumentasi.

Perang Suci (Khérém)

Page 18: Tanah Dalam Kitab Yosua

1. “Pengkhususan” semacam ini adalah hal yang biasa terjadi dalam agama pada masa itu. Banyak bangsa di Timur Tengah kuno yang mempunyai kebiasaan untuk mempersembahkan manusia dan harta benda serta tawanan kepada dewa-dewa mereka. Meskipun begitu, bukan berarti tindakan mereka benar. Namun, kebiasaan ini bisa menolong kita untuk memahami mengapa Israel tidak menganggap pembantaian seperti itu salah.

Perang Suci (Khérém)

Page 19: Tanah Dalam Kitab Yosua

2. Penyataan Allah terjadi secara bertahap. Allah menerima umat-Nya sebagaimana adanya dan memimpin mereka langkah demi langkah sampai akhirnya mereka menjadi serupa dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Pada saat kebiasaan tadi berlaku, Israel belum siap untuk menerima ajaran seperti Khotbah di Bukit (“kasihilah musuhmu”). Seandainya mereka sudah siap, Allah pasti telah memberi penyataan serupa kepada mereka.

Perang Suci (Khérém)

Page 20: Tanah Dalam Kitab Yosua

3. Allah tidak hanya memerintahkan agar orang Kanaan dimusnahkan. Ada alasan di balik itu yang berhubungan dengan kebudayaan dan agama Kanaan. Bagi Allah, orang Kanaan benar-benar sangat berdosa, Allah sangat membenci dosa-dosa mereka. Lebih dari itu, mereka berusaha menjerat orang Israel untuk mengikuti kebiasaan agama mereka. Allah Israel yang kudus tidak dapat menerima praktik-praktik dosa orang Kanaan, karenanya bangsa Kanaan harus dihukum, sementara kemurnian agama Israel harus dipertahankan. Daya tarik agama Kanaan yang bejat adalah ancaman serius bagi etika agama Israel.

Perang Suci (Khérém)

Page 21: Tanah Dalam Kitab Yosua

4. Allah tidak memerintahkan bangsa Israel untuk memusnahkan semua bangsa lain, tetapi hanya bangsa Kanaan. Hal itu tidak berlaku seterusnya, melainkan hanya berlaku dalam situasi saat itu saja, ketika Israel sedang menduduki tanah yang dijanjikan Allah kepada nenek moyang mereka. Di kemudian hari ajaran moral dan etika para nabi (seperti Amos, Mikha, dan Yesaya) akan disampaikan kepada Israel, dan puncaknya Yesus Kristus menegaskan bahwa Ia datang untuk menggenapi hukum dan para nabi. “Pengkhususan” bangsa Kanaan untuk dimusnahkan harus dinilai dengan mengingat seluruh faktor itu.

Perang Suci (Khérém)

Page 22: Tanah Dalam Kitab Yosua

5. Khérém harus ditempatkan dalam hubungan perjanjian Allah dan Israel. Allah bertindak demi Israel dan melawan musuh-musuh mereka, karena Ia sudah berjanji kepada nenek moyang mereka. Dari segi ini kita dapat mengerti mengapa Allah memerintahkan agar mereka memusnahkan orang Kanaan. Sebab perjanjian itu bertujuan agar semua bangsa mengenal Allah dan menerima berkat-berkat perjanjiannya. Segala sesuatu yang menghalangi terlaksananya tujuan penyelamatan itu haruslah disingkirkan.

Perang Suci (Khérém)

Page 23: Tanah Dalam Kitab Yosua

Sebagaimana Israel tidak keluar dari Mesir atas kekuatannya sendiri, tanah Perjanjian juga didapat bukan karena strategi dan kekuatan militer Israel, tetapi karena Allah yang berperang bagi mereka.

Tuhan seringkali digambarkan sebagai “YHWH of armies.”

Dalam kitab Yosua (mis. 10:14), Allah digambarkan terlibat dalam peperangan, berperang bagi Israel sebagai Sang Pahlawan Perang.

Amsal 21:31, “Kuda diperlengkapi untuk hari peperangan, tetapi kemenangan ada di tangan TUHAN.”

Allah sebagai Pahlawan Perang