tamponade jantung
DESCRIPTION
tamponadeTRANSCRIPT
Tamponade Jantung
oleh
Yanis Indiana Yacma
Pembimbing
dr.Suhardi, Sp.BTKV
Pendahuluan
• Tamponade jantung selalu merupakan Life Threatening dan hampir selalu membutuhkan intervensi terapi yang tepat dan cepat
• Morbiditas dan mortalitas sangat tergantung dari kecepatan diagnosis, penatalaksanaan yang tepat dan penyebab
Definisi
• Tamponade jantung adalah sindrom klinik dimana terjadi penekanan yang cepat atau lambat terhadap jantung akibat akumulasi cairan, nanah, darah, bekuan darah, atau gas di perikardium, sebagai akibat adanya efusi, trauma, atau ruptur jantung
Epidemiologi
• Di Amerika Serikat, insiden tamponade jantung adalah 2 kasus per 10.000 populasi.
• Pada anak-anak, lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada perempuan, dengan rasio 7:3.
• Pada dewasa, tamponade jantung sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada perempuan.
Etiologi
• Berdasarkan etiologi dan progresifitas :
1. Acute surgical tamponade
2. Medical tamponade
3. Low-pressure tamponade
• Pericarditis akut merupakan inflamasi pada lapisan pericardium. Penyebabnya bisa infeksi (viral, TB, bakteri piogen) atau non-infeksi (post miokard infark, neoplasma, induksi dari radiasi, penyakit jaringan ikat, induksi dari obat).
• perikarditis dicirikan dengan 3 fase:
(1)vasodilatasi lokal dengan transudasi cairan yang miskin protein dan bebas sel ke ruang pericard,
(2)peningkatan permeabilitas vaskular dengan kebocoran protein ke rongga pericard,
(3)eksudasi leukosit awalnya dengan neutrofil, diikuti oleh sel mononuklear.
• ketika volume intrapericard mengembang di atas level kritis peningkatan tekanan intrapericard gaya kompresi terhadap jantung
• Volume 150 cc pada intrapericard sudah cukup memberikan kompresi terhadap jantung
Patofisiologi
• 3 fase perubahan hemodinamik pada tamponade:• Tahap I: Akumulasi cairan perikardial menyebabkan
peningkatan kekakuan ventrikel, memerlukan tekanan pengisian yang lebih tinggi. Selama fase ini, tekanan ventrikel kiri dan kanan mengisi lebih tinggi dari tekanan intrapericardial
• Tahap II: Dengan akumulasi cairan lebih lanjut, tekanan perikardial meningkat di atas tekanan pengisian ventrikel, sehingga curah jantung berkurang.
• Fase III: Terjadi penurunan output jantung yang lebih lanjut
Anamnesa yang komprehensif terhadap riwayat pasien dapat membantu mengidentifikasi kemungkinan etiologi dari efusi pericardial
• Pasien dengan penyakit sistemik dan keganasan dengan penurunan berat badan, lemas, dan anoreksia.
• Nyeri dada pada pasien pericarditis dan infark miokard.• Nyeri musculoskeletal atau panas tampak pada pasien dengan kelainan jaringan ikat.• Riwayat gagal ginjal menyebabkan uremia sebagai penyebab efusi pericard.• Seksama terhadap obat pasien terkait obat lupus yang mengarah ke efusi perikardial• Riwayat terakhir bedah kardiovaskular, intervensi koroner, atau trauma yang dapat
menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericard dan menyebabkan tamponade.• Riwayat terakhir pemasangan pacemaker atau insersi kateter vena central yang
dapatb menyebabkan pengumpulan cepat cairan pericard dan menyebabkan tamponade.
• Pertimbangkan HIV efusi pericardial dan tamponade jika pasien memiliki riwayat penggunaan narkoba suntik atau infeksi oportunistik.
• Tanyakan tentang radiasi dinding dada (misal untuk kanker paru, mediastinum, atau esophagus)
• Tanyakan tentang gejala keringat malam, demam, dan penurunan berat badan, yang mengindikasikan tuberculosis
Manifestasi klinis
• The Beck triad atau acute compression triad (hipotensi, suara jantung menjauh, peningkatan tekanan vena sentral) biasanya ditemukan pada pasien dengan tamponade jantung akut.
• Ewart sign / Pins sign, pada pasien dengan efusi pericardial yang luas. Digambarkan sebagai daerah kusam, dengan suara napas bronkial dan bronchophony bawah sudut kiri skapula.
• Disforia : Ciri-ciri perilaku seperti gelisah gerakan tubuh, ekspresi wajah yang tidak biasa, kegelisahan, rasa kematian yang akan datang dilaporkan oleh Ikematsu pada sekitar 26% pasien dengan tamponade jantung.
• Tamponade tekanan rendah : pada pasien hipovolemik berat, temuan fisik seperti takikardia, paradoksus pulsus, dan distensi vena jugularis jarang terjadi.
Pemeriksaan penunjang
Foto Rontgen Menunjukkan gambaran “water bottle shape heart”, kalsifikasi perkardial.
Laboratorium• Peningkatan creatine kinase dan isoenzim pada
MI dan trauma jantung.• Profil renal dan CBC uremia dan penyakit infeksi
yang berkaitan dengan pericarditis• Protrombin time (PT) dan aPTT (activated partial
thromboplastin time) menilai resiko perdarahan selama intervensi misalnya drainase perikardial
• Elektrokardiografi• Echokardiografi• Pulse oksimetri• USG FAST
Penatalaksanaan
a. Primary survey• 1) Airway dengan control servikal• 2) Breathing dan ventilasi• 3) Circulation dan kontol perdarahan
b. Perikardiosentesis
Pericardiosintesis• Teknik:• Pasien disandarkan pada sandaran dengan sudut 45° sehingga memungkinkan jantung ke
posterior menjauhi dinding thorax.• Lakukan tindakan aseptic dan anestesi lokal dengan prokain 2% atau xilokain 2%.• Jarum nomer 18-16 dihubungkan dengan spuit 20-50 ml dihubungkan dengan pemantau
EKG melalui alligator atau hemostat.• Arahkan jarum ke postero sepalad, membentuk sudut 450 dengan permukaan dinding dada.• Tusukan jarum 2-4 cm sampai terasa tahanan lapisan perikard• Bila jarum pungsi menembus perikard dan kontak dengan otot jantung, akan timbul elevasi
segmen ST (injury) dan ekstra sistol ventrikel dengan amplitude tinggi. Bila hal ini terjadi, maka jarum pungsi harus ditarik sedikit dan di arahkan ke tempat lain.
• Apabila cairan perikard kental, dapat di pakai trokar yang lebih besar.• Apabila tidak diperoleh cairan yang mengalir, jarum ditarik perlahan-lahan dan ditusuk
kembali kearah lain atau lebih dalam sedikit.• Hindarkan tusukan yang tiba-tiba, kasar atau pemindahan arah tusukan secara kasar.
Perubahan arah tusukan harus dilakukan secara perlahan tepi konstan sambil diisap secara kontinyu.
• Kateter vena sentral dapat dipasangkan melalui jarum tersebut dan dibiarkan di tempat yang memungkinkan tindakan aspirasi periodic untuk mencegah pengumpulan cairan kembali.
• Setelah selesai, cabut jarum dan pasang perban di atas tempat pungsi
Terima Kasih