tampak kering.docx

28
tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Bila berdasarkan tonitas plasma dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonic dan hipertonik. 7. Komplikasi Menurut Hassan (2005), sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti : a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik). b. Renjatan hipovolemik c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram) d. Hipoglikemia (defisiensi kandungan glukosa darah yang menimbulkan gelisah, hipotermia, sakit kepala, bingung, serta kadang-kadang kejang dan koma. e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan viii mukosa usus halus. f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik. g. Malnutrisi energi protein, karena selain diaren dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.

Upload: omer

Post on 06-Jul-2016

231 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: tampak kering.docx

tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi

menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Bila berdasarkan tonitas

plasma dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonic dan hipertonik.

7. Komplikasi

Menurut Hassan (2005), sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit

secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti :

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).

b. Renjatan hipovolemik

c. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah,

bradikardia, perubahan pada elektrokardiogram)

d. Hipoglikemia (defisiensi kandungan glukosa darah yang menimbulkan

gelisah, hipotermia, sakit kepala, bingung, serta kadang-kadang kejang

dan koma.

e. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase

karena kerusakan viii mukosa usus halus.

f. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.

g. Malnutrisi energi protein, karena selain diaren dan muntah, penderita

juga mengalami kelaparan.

Diare Akut

Pengertian

Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat lebih

dari 3 kali perhari dengan konsistensi tinja cair, bersifat mendadak, dan

berlangsung dalam waktu kurang dari 1 minggu,

Diare cair akut : Diare cair tanpa darah

Diare akut bentuk disentri : Diare akut dengan darah

Page 2: tampak kering.docx

Etiologi

Penyebab diar akut :

Virus : Rotavirus (penyebab terbanyak),Norwalk agent.

Bakteri : E.coli, salmonelle, shigella, Vibrio (Cholerae, El Tor ,

Parahemolyticus), Campylobacter, Clostridium perfingens,

staphyllococcus, bacteroides).

Penyebab lain : parasit (Entamuba histolitika, Cryptosporodium)

Patofisologi

Patofisiologi diare berbeda-beda bergantung kepada penyebab. Pada

umum nya dapat digolongkan menjadi :

1. Produksi enterotoksin: ETEC, V.Cholerae.

2. Kerusakan sel dan radang atau atrofi sus, sel epitel : Rotavirus ,

Norwalk agent Invasi dan merusak epitel : EIEC, Shigella, Salmonella.

3. Hiperosmolaritas (diare osmotik)

Diare akut dapat mengakibatkan :

Kehilangan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis metabolik,

hipokalemia dan gangguan sirkulasi, (syok)

Masalah gizi (maldigesti, malabsorbsi, kehilangan zat gizi

langsung,katabolisme)

Diagnosis

Diagnosis diare akut didasarkan pada definisi diatas. Namun demikian

harus pula dikerjakan hl – hal dibawah ini :

Lama diare kurang dari 1 minggu.

Total diare dalam 24 jam, diperkirakan dari frekuensi diare dan jumlah

tinja.

Keadaan klinis tinja(kosistensi , berdarah )

Muntah ( frekuensi, jumlah )

Demam

Page 3: tampak kering.docx

Buang air kemih 6 jam terakhir

Tindakan yang telah diambil ibu :

Cairan : biasa/ditambah/dikurangi/dihentikan.

ASI : biasa/ditambah/dikurangi/dihentikan.

Makanan : : biasa/ditambah/dikurangi/dihentikan.

Obat : diberikan / tidak

Oralit : diberikan / tidak, berapa banyaknya.

Tindakan lain : dikerjakan / tidak disebutkan.

Riwayat diare sebelumnya : kapan, berapa lama.

Riwayat penyakit penyerta saat ini.

Kemungkinan diagnosisnya.

Riwayat imunisasi : Lengkap / tidak

Riwayat makanan sebelum diare :

ASI : diberikan / tidak

Susu buatan / PASI : diberikan / tidak , macam nya

Makanan lain : diberikan / tidak, macamnya .

Pemeriksaan fisik :

Suhu badan

Berat badan

Status gizi

Tanda dehidrasi

Kemungkinan komplikasi lain

Penilaian dehidrasi penderita diare :

Yang dinilai A B C

Page 4: tampak kering.docx

Riwayat :

Diare

Muntah

Rasa haus

Air kemih

Periksa :

Keadaan

umum

Air mata

Mata

Mulut /

lidah

Nafas

Raba :

Kulit

(dicubit)

Denyut nadi

Ubun –

ubun

Kehilangan :

Berat badan

Kurang 4

kali/hari cair

sedikit/tidak

normal

Sehat, aktif

ada

normal

Normal

Basah

normal

kembali normal

normal

normal

<40g/kg bb

4 – 10 kali/hari,cair

beberapa kali.

Normal /haus sekali

jika diberi minum

rakus sedikit gelap

Tampak sakit,

mengantuk, lesu,

rewel/gelisah

Tidak ada

Cekung*

Kering**

Agak cepat

Kembali lambat***

Agak cepat

cekung

40 – 100 g/kg bb

Lebih dari 10 kali / har cair

sangat sering tidak dapat minum.

Tidak ada dalam 6 jam.

Sangat mengantuk, tidak sadar,

lemah

Tidak ada

Kering dan sangat cekung

Sangat kering

Cepat dan dalam

Kembali sangat lambat

Sangat cepat, lemah, tidak teraba

Sangat cekung

>100 g/kg bb

*Pada beberapa anak mata normalnya agak cekung : perlu di konfirmasi dengan

informasi dari orang tua / ibu.

**kkekeringan mulut dan lidah dapat diraba dengan jari bersih dan kering , mulut

selalu kering pada anak yang biasa bernafas dengan mulut, mulut anak dehidrasi

dapat basah karena habis minum.

**cubitan kurang berguna pada anak dengan marasmus, kwashiorkor atau anak

gemuk.

Page 5: tampak kering.docx

A : tidak dehidrasi

B : dehidrasi tidak berat : 2 atau lebih tanda (dimana salah satu tanda adalah *)

C : dehidrasi berat : 2 atau lebih tanda (dimana salah satu tanda adalah *)

Tatalaksana :

Penderita dare akut tanpa dehidrasi (kelompok A) : penderita dapat dirawat jalan,

dan diberikan nasihat.

Penderita diare akut dehidrasi tidak berat (kelompok B) : penderita di observasi di

ruang rehidrasi oral selama lebih kurang 4 jam.

Jumlah oralit yang diberikan pada 4 jam pertama ;

Umur anak <4 bulan 4-11 bulan 12-23 bulan 2 - 4 tahun 5 – 14 tahun >15 tahun

BB (Kg) < 5 5 – 7,9 8-10,9 11 – 15,9 16 – 29,9 >30

Cairan (ml) 200-400 400 - 600 600-800 800 - 1200 1200 - 2200 2200 - 4000

Catatan :

Pergunakan patokan berat badan

Untuk jumlah oralit yang diperlukan secara tepat, berikan 75 ml/kg BB.

Anak boleh minum lebih banyak dari hitungan diatas dengan sendok ,

jangan dengan botol, kalau mata edema, sementara hentikan oralit dan beri

cairan lain bila diare berlanjut.

Bila anak muntah, tunggu 10 menit, kemudian berikan oralit lagi pelan –

pelan.

Latih ibu/orang tua membuat dan memberikan sendiri oralit/larutan rumah

tangga kepada anaknya.

ASI terus di berikan.

Makanan dapat di berika, sedikit demi sedikit, kalau sebelumnya

mendapat PASI(berikan sedikit – sedikit tapi sering).

Pemantauan

Keadaan diare, muntah dehidrasi dan komplikasi yang mungkin timbul.

Jumlah cairan yang dapt masuk.

Page 6: tampak kering.docx

Kemampuan orang tua membuat dan memberikan oralit/larutan rumah

tangga yang bnar.

Rencana perawatan A (Merawat penderita diare tanpa dehidrasi di rumah)

Pemberian cairan

Cairan diberikan lebih banyak daripada biasanya (waktu tidak dare) :

Jenis cairan :

Larutan rumah tangga : LGG, larutan tepung beras dengan sedikit garam,

air tajin dll.

Oralit (setiap kali anak diare dengan dosis yang telah ditentukan.

Kalau tidak ada berikan air masak.

Pemberian cairan :

Umur Jumlah yang diberikan setelah buang air

besar

Jumlah yang disediakan dalam

sehari

< 24 bulan

2 – 10 tahun

> 10 tahun

50 – 100 ml

100 – 200 ml

Sebanyak yang di inginkan

500 ml

1000 ml

2000 ml

Petunjuk praktis untuk ibu :

Beri 1 sendok penuh cairan setiap 1 – 2 menit untuk anak < 2 tahun.

Beri minum sedikit demi sedikit dari cangkir untuk anak yang lebih besar.

Jika anak muntah tunggu sampai 10 menit, lalu berikan laagi cairan yang

lebih lambat, misalnya 1 sendok penuh tiap 2 – 3 menit.

Jika diare terus berlanjut, mungkin anak memerukan cairan lebih banyak

lagi.

Pemberian cairan diteruskan sampai diare berhenti.

Pemberian makanan :

ASI diteruskan (jangan di hentikan)

Page 7: tampak kering.docx

Jika anak tidak menyusu (tak ada ASI), berikan susu biasa (tanpa di

encerkan),jika anak umur < 6 bulan dan belum mendapatkan makanan

padat, berikan susu dengan konsentrasi separhnya dalam selama 2 hari.

Jika anak > 6 bulan sudah mendapatkan makanan padat :

Beri juga makanan sereal atau makanan lain yang mengandung

tepung, kacang – kacangan, sayuran,daging atau ikan, tambahan 1

atau 2 sendok penuh minyak sayuran tiap makan.

Beri buah sebagai sumber kalium (pisang, dll)

Usahakan makanan yang dilumat.

Usahakan anak mau makan, berikan kira – kira 6 kali sehari.

Makanan bergizi seperti saat diare diteruskan, kalau mungkin di

berikan zat tepung lebih banyak, sampai 2 minggu.

Kontrol/membawa anak ke rumah sakit :

Kalau dalam 3 hari tidak ada perbaikan.

Diare frekuen/profuse.

Muntah frekuen/profuse.

Tanda haus mencolok

Hanya mau makan/minum sedkit.

Demam.

BAB berdarah

Indikasi pulang/rawat inap :

Anak boleh pulang bila :

Tidak memburuk atau keadaan membaik.

Cairan dapat masuk.

Ibu/orang tua dapat memberikan sendiri oralit dirumah dengan baik.

Tidak ada komplikasi yang mengharuskan anak rawat inap.

Bila anak boleh pulang, beri nasihat lagi tentang :

Cara merawat anak di rumah (rehidrasi, makanan)

Rencana imunisasi selanjutnya.

Kemngkinan kontrol/dibawa kembali kerumah sakit.

Cara mencegah penyakit diare .

Page 8: tampak kering.docx

Penderita diar akut dengan dehidrasi berat (kelompok c) :

Diberikan cairan i.v ringer laktat 100 ml/kg BB (kalau tidak dapat berikan larutan

D5 – ½ S:

Umur Pemberian awal Pemberian selanjutnya

< 12 bulan

>12 bulan

30 ml/kg bb dalam 1 jam

30 ml/kg bb dalam 30

menit

70 ml/kg bb dalam 5 jam

70 ml/kg bb dalam 2.5

jam

Dosis di atas di ulangi lagi kalau nadi masih lemah. Kontrol pasien tiap 1 – 2 jam,

kalau keadaan penderita memang lemah, mungkin diperlukan tatalaksana khusus

(misalnya syok ),.Oralit diberikan ika anak sudah dapat minum : 5 ml/kg ,

BB/jam.

Pemantauan :

Dikerjakan setelah 6 jam (untuk : bayi ) dan 3 jam untuk > 12 bulan :

Keadaan anak (dehidrasi, dl), sesuaikan lagi dengan kelompok A, B, C

(lihat diatas .

Tatalaksana baru di sesuaikan dengan keadaan anak .

Pemberian cairan dengan pipa nasogastrik, dilakukan pada anak yang tidak

dapat minum, tetapi yidak dalm renjatan.

Tatalaksanaa pemberian makanan

Makanan sangat penting untuk penderita diare , makanan di berikan sesegera

mungkin, termasuk susu. Susu buatan khusus ( rendah laktosa dan lainnya ) hanya

di berikan atas indikasi yang jelas. Makanan untuk penderita diare :

ASI tidak di hentikan, usahakan seoptimal mungkin.

Kualitas dan kuantiitas nya mencukupi.

Mudah di arbsorbsi .

Tidak merangsang.

Page 9: tampak kering.docx

Diberikan pada porsi kecil – kecil, dengan frekuensi lebih sering.

Pada penyembuhan tambahan porsi.

Tatalaksana pemberian antibiotik :

antibiotik hanya di berkan atas indikasi yang jelas :

Penyebab Pilihan pertama Pilihan kedua

kolera Tetrasiklin :

50 mg/kg bb/hari, p.o. 4

kali sehari, 3 hari

Trimotoprim –

Sulfamotoksasol (TMP –

SMX : TMP 5 mg, SMX

25 mg/kg, bb/hari, p.O., 2

kali/hari 3 hari.

Furazolidin :

5 mg/kg bb/hari,p.o., 4

kali/hari, 5 hari

Shigela TMP - SMX :

TMP 10 mg, SMX 50

mg/kg bb/hari, p.o.,2

kali/hari , 5 hari

Asam nalidixat :

60 mg/kg bb/hari, p.o., 4

kali/hari , 5 hari

Ampisilin :

100 mg/kg bb/hari, pos., 4

kali/hari, 5 hari

Amoeba Metronidazol :

30 mg/kg bb/hari, p.o., 3

kali/hari 5 hari(tidak

berat), 10 hari (berat)

Dehidroemitin HCL

(kasus berat ) :

1 – 1,5 mg/kg bb/hari

(maks 90 mg ), . i . m.,

1 kali / hari, 5 hari

( tergantung reaksi )

Page 10: tampak kering.docx

Giardia Metronidazol :

15 mg/kg bb/hari ., p.o., 3

kali/hari , 5 hari.

Quinakrin :

7.5 mg/kg bb/hari, p.o., 3

kali/hari, 5 hari.

Catatan :

Pemilihan antibiotik harus mengingat frekuensi resistensi antibiotik

setempat.

Antibiotik menjamin keberhasilan terapi ,tetapi dapat memperpendek

masa sakit dan mengeradikasi organisasi pada kasus berat.

Jika tidak di mungkinkan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan

penyebab maka adanya darah dalam tinja (bentuk disentri) bisa dijadikan

indikasi pemberian antibiotik.

ASPEK KLINIK KOMPLIKASI DIARE :

Komplikasi Gambaran klinik Diagnosis banding Tatalaksana

Asidosis Pernapasan dalam,

mengantuk

Pneumonia edema

pulmonum

Rehirdrasi

Jarang : NaHCO3 pekat

Hipoksia Illeus paralitik

Kelemahan otot

Kadang – kadang

gangguan ginjal, aritmia

jantung

Efek samping obat,

dehidrasi masalah bedah

GI obstruksi

Rehidrasi dengan cairan

mengandung K, buah –

buahan , K secara IV

pelan – pelan .

Gagal ginjal akut Lihat gagal ginjal akut Lihat gagal ginjal akut Rehidrasi yang cukup

dengan cairan yang

mengandung glukosa

Kejang Serangan kejang ,

koma/stupor

Hipoglikemia,

hipernatremia,

Periksa elektrolit, gula

darah, atasi panas, nilai

Page 11: tampak kering.docx

meningitis/ensefalitis,

KDS

kembali sebelum

memakai obat.

Panas Suhu > 39 celcius Infeksi, ekstraintentinal

(paru, telinga, saluran

kemih). Diare invasif

Anamnesis/pemeriksaan

fisik

Lab : darah, tinja, urine.

Turunkan suhu.

Muntah Muntah terus menerus

menghalangi URO

Gastritis

Obstruksi GL

Minum oralit terlalu

cepat

Rehidrasi dan observasi

jangan beri anti emetik

penderita istirahat

dengan duduk.

Malabsorbsi Diare bertambah dengan

pemberian oralit dan susu

buatan

Sebagai bagian dari

penyakit primer

menyertai infeksi

Teruskan pemberian

cairan dan makanan ,

pehatikan adanya tanda

memberatnya dehidrasi.

Jangan hentikan

pemberian oralit / pada

permulaan.

hiponatremia Mengantuk

Natrium < 130

malnutrisi

Hipokalemia

Syok dehidrasi

Oralit

hipernatremia Riwayat : muntah dan

sedikit / tanpa masukan

cairan , minuman yang

hiperosmolar, kajang

Natrium > 130

Epilepsi

Meningitis

Hipoglikemia

Oralit untuk rehidrasi

dan perawatan cairan

dextrose 5 % IV

illeus paralitik Riwayat pemberian obat

anti – motilitas

Meteorismus

Peristaltik usus kurang /

tak ada muntah.

ESO

Hipokalemia

Obstruksi usus

Rehidrasi

Aspirasi lambung

dengan pipa lambung

pemberian

Page 12: tampak kering.docx

DIARE KRONIS / PERSISTEN

Pengertian

Diare kronis merupakan kategori luas dari kondisi diare, termasuk penyakit diare

dengan etiologi non infeksi, yang berlangsung lebih dari 2 minggu. Diare

persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 2 minggu dengan penyebab

infeksi.

Diare kronis terjadi oleh karena kerusakan mukosa usus multi komplek, dan biasa

nya disertai dengan gangguan berbagai macam proses intentinal yang yang

berkerjasama dan atau berkaitan satu sama yang lain. Tiga sampai dua puluh

persen diar akut pada balita menjadi persisten dengan kematian yang lebih tinggi

daripada diare akut.

Faktor resiko

Beberapa faktor resiko adalah umur ( satu tahun pertama kehidupan ) , status

nutrisi, status immunologi, kejadian infeksi sebelumnya, pemberian PASI dan

berbagai infeksi patogen ( EIEC, EPEC, Cryptosporidium). Faktor resiko penting

untuk patogenesis dan pencegahan.

Diagnosis

Diagnosis di dasrkan atas adanya diare lebih dari 2 minggu, hal – hal yang perlu

diperhatikan adalah :

1. Kemungkinan anak megalami dehidrasi :

Keseimbangan cairan : Riwayat input/intake dan output cairan.

Riwayat banyaknya buang air kecil.

Tanda dehidrasi

2. Riwayat penggunaan antibiotik : Ampisilin, klindamisin, neomisin,

sitostatik.

3. Riwayat tindakan bedah saluran pencernaan > malarbsorbsi

4. Infeksi ekstraintestinal saat itu.

Page 13: tampak kering.docx

5. Kemungkinan ada etiologi diare intestinal :

Riwayat tinja dengan lendir – darah.

Tanda – tanda klinik lain.

Tinja mikroskopik :

Berdarah (shigella, amoeba).

Mengidentikikasi etiologi (amoeba, giardial)

Biakan : untuk mengidentifikasi etiologi.

6. Kemungkinan malabsorbsi : karbohidrat terutama laktosa, lemak atau

protein,(termasuk protein susu sapi.

Malabbsorbsi laktosa :

Klinis : kembung, diare nyemprot, tinja asam (bau, pH

rendah,) diaper rash.

Clinitest

Laktose loading test bila perlu.

Breat hydrogen test bila perlu.

Malabsorbsi lemak :

Klinis

Tinja makroskopik : berlemak, tak berbentuk.

Mikroskopik : butir lemak (flat globule, kristal asam lemak)

Sudan III positif , bila tersedia dan perlu.

Malabsorbsi protein ( termasuk susu sapi)

Klinik

Test chalenge dengan protein tersangka

7. Tatalaksana diare akut yang salah (ASI dihentikan, obat anti diare, tidak

diberi makanan selama diare, dll)

8. Kemungkinan malnutrisi(lihat marasmus/kwahiorkor).

Tatalaksana

Penderita baru denag gastroentritis kronis atau persisten sebaiknya rawat

inap untuk mencari etiologi dan menatalaksana dengan baik. Tujuan utama

tatalaksana klinik adalah mempertahankan status hidrasi, status nutrisi

Page 14: tampak kering.docx

memperbaiki kerusakan mukosa. Pada keadaan tertentu memberi

antibiotika yang tepat.

Tatalaksana penderita rawat inap :

1. Tatalaksana cairan dan elektrolit

Formula lengkap

Formula tidak lengkap : cairan rumah tangga.

Cairai intravena (jika ada indikasi)

2. Medikamentosa : hanya atas indikasi (tergantung etiologi : lihat diare

akut).

3. Tatalaksana gizi : sangat penting , prinsip adekuat, mudah di cerna dan

di absorbsi, diberikan sedikit – sedikit tetapi frekuen, ASI terus.

4. Vitamin dan mineral : asam folat, seng, besi, Vit B 12, Vit A.

5. Pengaturan makanan : Pada fase penyembuhan masuka kalori harus

tinggi (420 – 670 Kklal/kg/hari) dengan bervolume rendah (tambahn

minyak).

6. Menghilangkan faktor – faktor resiko.

Pemantauan

Keadaan umum , tanda utama.

Hidrasi .

Berat badan, paling tidak berat badan normal tercapai.

Tatalaksana penderita rawat jalan

Biasanya dikerjakan untuk penderita kontrol setelah rawat inap atau

penderita yang tidak mau di rawat inap. Prinsip tatalaksananya sama

seperti rawat inap.

Indikasi sembuh :

Page 15: tampak kering.docx

Penderita dinyatakan sembuh bilamana gejala dan tanda diaresudah

hilang, kausa dapat diatasi.

komplikasi

Asidosis

Hipovolemia

Gagal ginjal

Kejang

Panas

Muntah

Malabsorbsi glukosa / maltosaaaaaa.

Hiponatremia

Hipernatremia

Illeus paralitikus

Pernafasan dalam

mengantuk

Diare berkepanjangan

Pengertian :

Diare berkepanjangan lebih di fokuskan pada lama diare(seperti diare akut)yang

ebih dari 1 minggu sampai 2 minggu.

Faktor resiko : lihat diare persisten/kronis

Diagnosis :

Diagnosis didasarkan atas adanya diare lebih dari 1 minggu dan kurang dari 2

minggu.

Tatalaksana :lihat diare persisten/kronis.

Diare bermasalah

Pengertian :

Page 16: tampak kering.docx

Dalam pertemuan BKGIA dan DepKes RI di umuskan diare bermasalah adalah

yang tidak dikategorikan sebagai :

1. disentri berat

2. diare prsisten

3. diare dengan KEP berat

4. diare dengan penyakit penyerta.

B. Variabel Independen (Susu Formula)

1. Pengertian

Menurut Yayah dan Husaini (1988), susu botol atau susu formul ialah

susu komersil yang dijual di pasar atau di toko, biasanya terbuat dari susu

sapi atau susu kedelai diperuntukkan khusus untuk bayi, dan

komposisinya disesuaikan mendekati komposisi ASI, serta biasanya

diberikan di dalam botol.

Menurut Riadi (1992) susu formula merupakan susu sapi atau dari sumber

lain yang susunan gizinya (nutrien) diubah sedemikian rupa, sehingga

dapat diberikan kepada bayi.

2. Jenis Susu Formula

Muchtadi. (1994) menyatakan bahwa produk susu formula berupa tepung

susu yang diformulasikan sedemikian rupa sehingga komposisinya

mendekati ASI. Komposisi. susu formula bervariasi tergantung pads

industri pembuatannya. Di Indonesia beredar berbagai macam susu

formula dengan berbagi merek dagang, akan tetapi dapat dibagi menjadi

tiga golongan sebagai berikut :

1. Susu Formula "Adapted"

"Adapted" berarti disesuaikan dengan keadaan fisiologis bayi. Susu

formula ini komposisinya sangat mendekati ASI, sehingga cocok

digunakan bagi bayi baru lahir sampai berumur 4 bulan. Formula "adapted" yang

beredar di Indonesia antara lain Vitalac, Nutrilon, Bebelac, Dumex sb, dan

Enfamil.

Page 17: tampak kering.docx

2. Susu Formula "Complete Starting"

Susu formula ini susunan zat gizinya lengkap dan dapat diberikan

sebagai formula permulaan. Kadar protein dan kadar mineral susu formula ini

lebih tnggi di bandingkan dengan susu formula "adapted", karena cara

pembuatannya lebih mudah dibandingkan dengan formula

"adapted", maka susu formula ini harganya lebih murah. Untuk menghemat,

biasanya bayi diberi susu formula "adapted" sampai

berumur 3 bulan, kemudian dilanjutkan dengan. susu formula ini. Susu formula

"complete starting" yang beredar di Indonesia antara

lain SGM, Lactogen 1, dan New Comelpo.

3. Susu Formula "Follow-Up"

Pengertian " Follow-Up" dalam susu formula ini adalah lanjutan, yaitu

menggantikan susu formula yang sedang digunakan dengan susu

formula ini. Susu formula mi diperuntukkan untuk bayi berumur 6

bulan ke atas. Pada umumnya susu formula "follow-up" mengandung protein dan

mineral yang lebih tinggi daripada susu formula "adapted" dan "complete

starting". Cntoh susu formula "follow-up" adalah

Lactogen-2, SGM-2, Chilmil, Promil dan Nutrima.

4. Susu Formula Sebagai Pelengkap dan Pengganti ASI

Betapapun baiknya ASI sebagai makanan bayi dan keberatan para ahli

kesehatan di seluruh dunia terhadap penggunaan susu formula sebagai makanan

bayi, akan tetapi dalam keadaan tertentu, susu formula akan

sangat diperlukan sebagai minuman buatan untuk bayi_ Karena itu

perlulah diketahui dalam keadaan apakah ASI dapat diganti dengan minuman

buatan.

Page 18: tampak kering.docx

Menurut Sjahmien (1982), susu botol/formula dapat diberikan kepada bayi sebagi

pelengkap atau sebagi pengganti AST, dalam keadaan sebagai berikut :

a. Air susu ibu tidak keluar sama sekali. Dalam hat ini satu-satunya

makanan yang dapat diberikan sebagai pengganti AST adalah susu

formula.

b. Ibu meninggal sewaktu melahirkan atau waktu bayi masih

memerlukan AST.

c. ASI keluar tetapi jumiahnya tidak cukup untuk memenuhi

kebutuhan bayi karena itu perlu tambahan.

d. ASI keluar tetapi ibu tidak dapat secara terus menerus menyusui

bayinya karena ibu berada di luar rumah (bekerja di kantor, atau

tugas lainnya). Untuk beberapa kali jadwal menyusui, AST diganti

dengan minuman buatan atau susu formula.

e. Selanjutnya Sjahmien menyatakan bahwa bahan dasar paling tepat

untuk membuat. minuman buatan. pengganti ASI adalah susu

formula- Akan tetapi sebelum memutuskan untuk menganti ASI

dengan minuman buatan, perlulah diperhatikan hathat berikut ini :

Ibu hendaknya sudah menguasai dengan baik. cara menyiapkan dan memberikan

susu formula.

a. Ibu. mengetahui ma-cars mensterilkan alat-alat untuk membuat

susu formula dan Cara-cars mencegah terjadinya kontaminasi.

b. Tersedia cukup air bersih untuk membuat susu formula dan

membersihkan peralatan.

c. Ada fasilitas untuk mencuci dan membersihkan botol yang akan

dipakai.

d. Tersedia susu yang balk dan memenuhi syarat untuk digunakan

sebagai bahan membuat susu formula.

3. Faktor yang mempengaruhi Ketidaksterilan Botol Susu Formula

Page 19: tampak kering.docx

1. Bakteri

2. Kuman

3. Perilaku ibu dalam menggunakan botol susu formula

4. Tempat Penyimpanan botol susu formula

5. Cara pencucian botol

(http://www. trihunnews. com/kesehatan/2015/01 /16/agar-botol-susu-

bayi-selalu-steril-ini-cara-membersihkan yang-benar)