tambang bawah tanah
TRANSCRIPT
Nama : Desi Kurniawati
NIM : R0012020
Kelas : B
Tambang Bawah Tanah (Underground Mine)
Tambang bawah tanah mengacu pada metode pengambilan bahan mineral
yang dilakukan dengan membuat terowongan menuju lokasi mineral tersebut.
Berbagai macam logam bisa diambil melalui metode ini seperti emas,
tembaga, seng, nikel, dan timbal.
Karena letak cadangan yang umumnya berada jauh dibawah tanah, jalan
masuk perlu dibuat untuk mencapai lokasi cadangan. Jalan masuk dapat
dibedakan menjadi beberapa:
Ramp, jalan masuk ini berbentuk spiral atau melingkar mulai dari permukaan
tanah menuju kedalaman yang dimaksud. Ramp biasanya digunakan untuk
jalan kendaraan atau alat-alat berat menuju dan dari bawah tanah.
Shaft, yang berupa lubang tegak (vertikal) yang digali dari permukaan
menuju cadangan mineral. Shaft ini kemudian dipasangi semacam lift yang
dapat difungsikan mengangkut orang, alat, atau bijih.
Adit, yaitu terowongan mendatar (horisontal) yang umumnya dibuat disisi
bukit atau pegunungan menuju ke lokasi bijih.
Ada dua tahap utama dalam metode tambang bawah tanah: development
(pengembangan) dan production (produksi). Pada tahap development, semua yang
digali adalah batuan tak berharga. Tahap development termasuk pembuatan jalan
masuk dan penggalian fasilitas-fasilitas bawah tanah lain.
Sedang tahap production adalah pekerjaan menggali sumber bijih itu sendiri.
Tempat bijih digali disebut stope (lombong). Disini uang mulai bisa dihasilkan.
Dengan semua pekerjaan yang dilakukan di bawah tanah dengan panjang
terowongan yang mencapai ribuan meter, maka diperlukan usaha khusus untuk
mengalirkan udara ke semua sudut terowongan. Pekerjaan ini menjadi tugas tim
ventilasi tambang.
Selain mensuplai jumlah oksigen yang cukup, ventilasi juga mesti
memastikan agar semua udara kotor hasil pembuangan alat-alat diesel dan gas
beracun yang ditimbulkan oleh peledakan bisa segera dibuang keluar. Untuk
memaksa agar udara mengalir ke terowongan, digunakanlah fan (kipas) raksasa
dengan berbagai ukuran dan teknik pemasangan.
Untuk menjaga kestabilan terowongan diperlukan pula penyangga-
penyangga terowongan. Berbagai metode penyanggaan (ground support) telah
dikembangkan. Penyanggaan yang optimal akan mendukung kelangsungan
kinerja dan juga keselamatan semua pekerja.
Metode tambang bawah tanah terbagi mejadi:
a. Open Stope Methodes
b. Supported Stope Methodes
c. Caving Methodes
d. Coal Mining Methodes
a. Open Stope Methodes
Open Stope Methodes adalah sistem tambang bawah tanah dengan ciri-ciri :
b. Sedikit memakai penyangga, atau hampir tidak tidak ada.
c. Umumnya merupakan cara penambangan sederhana, atau tradisional.
d. Bisa menggunakan buruh-buruh yang tidak terlatih.
Cocok untuk endapan bijih dengan ciri-ciri:
a. Endapan bijih dan batuan induk relative keras, sehingga tidak mudah
runtuh.
b. Endapan bijih memiliki kemiringan lapisan (dip) lebih dari 70o.
c. Ukuran bijih tidak terlalu besar.
d. Tebal endapan bijih kurang dari 5 m.
e. Antara batuan induk dan bijih mudah dibedakan atau terlihat jelas.
Sedangkan metode Open Stope Methode sendiri dibedakan menjadi:
a. Gophering Coyoting
b. Glory Hole Methode
c. Shrinkage Stoping
d. Sublevel Stoping
Berdasarkan pembagian di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Gophering Coyoting
Metode Gophering Coyoting mempunyai ciri-ciri:
a. Arah penambangan hanya mengikuti arah endapan bijih.
b. Cara pengerjaannya tidak sistematis.
c. Alat dan cara penambangnya sangat sederhana.
d. Tanpa perencanaan rinci, karena dalam penambangnya hanya
mengikuti arah endapan.
b. Glory Hole Methode
Metode Glory Hole Methode merupakan system penambangan dengan
cara bebas membuat lubang bukaan, dikarenakan baik batuan induk
maupun endapan bijih relative kuat. mempunyai ciri-ciri:
o Metode ini cocok untuk endapan yang sempit atau relative sedikit.
o Lebar endapan antara 1 – 5 m, tetapi dengan arah memanjang ke
bawah berbentuk bulat atau elips.
o Endapan bijih dan batuan induk kuat.
c. Shrinkage Stoping
Metode Shrinkage Stoping mempunyai syarat atau ciri-ciri:
Cocok untuk batuan kuat.
Endapan mempunyai kemiringan lebih dari 70o.
Tebal endapan tidak lebih dari 3 m.
Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi baik kadar maupun harganya.
Endapan bijih harus homogen atau uniform.
Penambangan tidak selektif.
Bukan merupakan endapan Sulfida (Fe), karena endapan Sulfida harus
dengan metode selective mining, hal ini guna menghindari
pengaruhnya pada asam tambang.
d. Sublevel Stoping
Sublevel Stoping adalah penambangan bawah tanah dengan cara membuat
level-level, kemudian dibagi menjadi sublevel-sublevel. Sedangkan syarat-
syaratnya sebagai berikut:
Ketebalan cebakan antara 1 – 20 m.
Kemiringan lereng sebaiknya lebih dari 30o.
Baik endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan keras.
Batas endapan bijih dan batuan induk harus kuat dan tidak ada retak-
retak ketika dilakukan penambangan. Hal ini diperlukan agar tidak
terjadi dilusi atau pencampuran dua material. Dalam hal ini
pencampuran endapan bijih dengan batuan induk.
Penyebaran kadar bijih sebaiknya homogen.
b. Supported Stope Methode
Supported Stope Methode adalah metode penambangan bawah tanah yang
menggunakan penyangga dalam proses penambangannya. Secara umum ciri-
ciri Supported Stope Methode antara lain:
Cocok untuk endapan bijih serta batuan induk yang lunak.
Cara penambangannya secara sistematis.
Penyangga dalam tambang bawah tanah dibedakan menjadi dua, antara lain:
Penyangga Alamiah
Penyangga alamiah adalah penyangga yang menggunakan material yang
berada atau dihasilkan dari proses penambangan itu sendiri. Penyangga
alamiah dibagi menjadi:
a. Endapan bijih yang ditinggalkan atau tidak ditambang.
b. Endapan bijih kadar rendah. Setelah dinilai tidak ekonomis, endapan
bijih ini ditinggalkan sebagai penyangga.
c. Waste
d. Batuan samping, atau material lain yang tidak ditambang.
Penyangga Buatan (Artificial Support)
Artificial support adalah penyangga buatan yang dimasukan ke dalam
tamang bawah tanah, agar tidak runtuh. Bahan penyangga buatan ini
disebut juga Material Filling, dapat berupa tailing, pasir, tanah, semen,
baja, kayu, maupun baut batuan.
Supported Stope Methode dibedakan menjadi:
Shrink and Fill Stoping
Merupakan metode penambangan dengan cara membuat level-level,
dimana level-level tersebut merupakan endapan bijih yang ditambang. Di
dalam level-level tersebut dibuat Stope-stope atau ruangan-ruangan.
Setelah selesai menambang dalam satu level, maka level tersebut diisi
kembali dengan material lalu dilanjutkan dengan membuat level baru.
Arah tambang pada metode ini relative horizontal.
Cut and Fill Stoping
Merupakan metode penambangan dengan cara memotong batuan untuk
membuat stope dalam level. Setelah selesai menambang dalam satu
stope, maka stope tersebut diisi kembali tanpa menunggu selesai dalam
satu level. Ini yang membedakan dengan Shrink and Fill Stoping. Syarat
Cut and Fill Stoping antara lain:
o Endapan bijih tebalnya antara 1 – 6 m.
o Arah endapan relative mendatar tapi cukup tebal.
o Sebaiknya untuk endapan vein, kemiringannya harus lebih dari 45o.
Dan untuk endapan yang bukan vein kurang dari 45o
o Endapan bijih keras, tapi batuan induknya lunak.
o Endapan bijih bernilai tinggi baik kadar maupun harganya.
Square Set Stoping
Pada dasarnya, system penambangan ini dengan cara membuat
penyangga yang lebih sistematis, dimana penyangganya berbentuk ruang
(tiga dimensi). Baik berupa kubus ataupun balok. Penyangganya sendiri
dapat berupa kayu maupun besi.
Ciri-ciri Square Set Stoping antara lain:
Ongkos penyangganya sangat mahal.
Kemiringan endapan lebih dari 45o
Ketebalan bijih minimal 3,5 m.
Baik endapan bijih maupun batuan induk mudah runtuh.
Endapan tidak perlu memiliki batasan yang jelas antara endapan
bijih dan batuan induknya.
Stull Stoping
System penambangan ini meruapkan system penambangan yang
memasang penyangga dari footwall ke hanging wall. Stull sendiri berarti
kayu, sehingga pada system penambangan ini penyangganya
menggunakan kayu.
Ciri-ciri system penambangan ini antara lain:
Bijih cukup kuat, sehingga tidak perlu langsung disangga, tapi
batuan induk mudah pecah menjadi bongkahan-bongkahan.
Kemiringan endapan bijih tidka terlalu berpengengaruh.
Ketebalan endapan bijih antara 1 – 5 m.
Bijih harus bernilai tinggi.
Recovery harus tinggi. Dan looses factor harus rendah, mengingat
biaya yang dibutuhkan untuk penyangga sangat mahal.
Cara pemasangan penyangga dibedakan menjadi:
Raise Set
Raise set merupakan cara pemasangan penyangga dari bawah ke
atas.
Lead Set
Lead set merupakan cara pemasangan penyangga maju, searah
dengan penambangan endapan bijih.
Corner
Corner set merupakan cara pemasangna penyangga ke arah samping
atau juga menyudut.
Vein atau urat batuan adalah intrusi batuan lain ke dalam batuan
induk. Intusi terjadi melalui rekahan-rekahan batuan induk, dan lebih
keras daripada batuan induk.
Endapan bijih dalam sebuah cebakan relative berbeda kadarnya pada
masing-masing bagiannya. Mengenai kadarnya dapat dihitung
dengan menggunakan metode IMD dan juga IDW yang diperlajari di
matakuliah Geostatik.
Drift adalah lubang bukaan yang menghubungkan antar level secara
vertikal.
Raise adalah lubang bukaan horizontal yang berfungsi sebagai jalan
keluar-masuk pekerja dan juga mengeluarkan endapan bijih.
Level adalah lubang bukaan yang bertingkat-tingkat.
Berikut adalah daftar beberapa tambang terdalam di dunia:
TauTona dan Savuka, tambang emas di Afrika Selatan yang merupakan
tambang terdalam di dunia dengan kedalaman lebih dari 3.700 m.
Xstrata Kidd Mine, tambang tembaga dan seng di Canada merupakan
tambang terdalam di Amerika Utara dengan kedalaman 2.682 m.
Mount Isa, tambang tembaga, dan seng di Australia dengan kedalaman
1.800m.
DEFISIENSI OKSIGEN (KEKURANGA OKSIGEN)
Kecelakaan atau Kematian disebabkan Defisiensi Oksigen adalah kejadian
yang sangat mungkin terjadi di Industri Pengolahan, Pemurnian, Pembangkit,
Manufaktur dan lain sebagainya. Asphyxia merupakan penyebab utama
kecelakaan kerja di industri setiap tahunnya.
Gas asphyxiant adalah gas yang mengusir atau mengurangi konsentrasi
normal O2 dari udara. Paparan terhadap udara dengan kandungan O2 rendah akan
mengakibatkan kematian karena asphyxiation (suffocation/tercekik). Karena gas
asphyxiant bersifat Inert dan tak Berbau, kehadiran mereka tidak akan diketahui
hingga efek kenaikan tingkat CO2 dalam darah terjadi.
Beberapa gas asphyxiant antara alin nitrogen, argon, dan helium.
Konsentrasi O2 normal di udara ambien adalah 20.9% volume. Ketika tingkat O2
turub hingga dibawah 19.5% v/v, udara dapat dikategorikan Oxygen-deficient/
defisiensi O2. O2 dibawah 16% volume dikategorikan sangat berbahaya bagi
manusia.
Berapa lama anda dapat menahan nafas? Kebanyakan orang akan menjawab
1 menit. Ketika udara dihirup, Oksigen akan memasuki aliran darah melalui
Alveoli di paru-paru. Dari udara di satu sisi menuju darah di sisi lain. Hal ini
dapat terjadi karena tekanan parsial Oksigen lebih besar di bagian udara dibanding
pada darah.
Jika anda memasuki area dengan konsentrasi Oksigen yang rendah, efeknya
dapat mematikan. Oksigen akan mengalir terbalik dari darah menuju bagian udara
dalam paru-paru. Beberapa tarikan nafas dan anda akan pingsan.
Sayangnya, manusia tidak dapat merasakan penurunan tingkat Oksigen.
Salah satu contoh kasus asphyxiation adalah memasuki low oxygen atmosphere
atau inert atmosphere, seperti pada Tanki Minyak Goreng yang biasanya
diselimuti lapisan gas inert seperti Nitrogen dan Argon untuk melindungi minyak
dari Oksigen di atsmosfir.
Oleh karena itu di dunia industri sebagai standar sebelum memasuki
Confined-Space seperti Pipa, Tanki, gorong-gorong dsb haruslah diuji dengan
Instrumen Pengukur Gas Portable seperti FirtsCheck+ yang dapat mengukur O2,
H2S, CO, LEL dan VOC sekaligus.
Namun, pada area kerja dimana terdapat pekerja seperti pada pembangkit
listrik, manufaktur, farmasi, FnB, fixed gas detection adalah solusi dengan
efektifitas tinggi dan biaya relatif rendah untuk melindungi pekerja.
Fixed gas detection akan secara kontinyu memantau bahaya Defisiensi
Oksigen pada lokasi-lokasi kritis dan dapat memberikan alarm tanda bahaya
ketika terjadi Defisiensi Oksigen.
Proses Pembotolan Minuman Ringan, Bir, Anggur dan Minuman lainnya
menggunakan atau menghasilkan CO2. Proses pembekuan Cyrogenic
menggunakan CO2 atau N2 cair. Pengelasan menggunakan Argon sebagai gas
inert. Panggung-panggung menggunakan Es Kering (CO2 beku) atau N2 cair
untuk menghasilkan kabut atau asap. dan aplikasi lainnya.
Banyak situasi lainnya dimana pekerja/ manusia dapat terekspos kondisi
Defisiensi Oksigen, beberapa berpotensi fatal. Pada lokasi dimana terdapat
kehadiran pekerja/ lokasi kerja Fixed Gas Detection untuk Oksigen merupakan
solusi.
Gas Tambang
Gas tambang adalah gas-gas yang terdapat dalam tambang yang disebabkan
oleh aktivitas peledakan, pemboran, tambang batubara, penggunaan mesin diesel,
serata oksidasi atau pembakaran. bicara mengenai gas tambang mugkin akan lebih
tepat jika kita membahas mengenai tambang bawah tanah karena pada tambang
bawah tanah tidak langsung berhubungan dengan udara bebas. seperti yang kita
ketahui semakin kedalam semakin sedikit udara bersih yang tersedia dan
kemungkinan banyak gas-gas beracun didalam tanah. Untuk itu pada tambang
bawah tanah perlu dilakukannya pengaturan serta pengendalian kualitas udara.
sebelum membahas terlalu jauh di bawah ini dapat dilihat kandungan udara segar.
Tabel . komposisi udara segar.
Unsur Volume (%) Berat (%)
Nitrogen (N2)
Oksigen (O2)
Karbondioksida (CO2)
Argon (Ar),dll
78.09
20.95
0.03
0.93
75.53
23.14
0.046
1.284
udara segar selalu mengandung karbondioksida sebersar 0.03% dan juga selalu
mengandung uap air.
1. Kandungan oksigen dalam udara.
oksigen merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk bertahan hidup,
dengan kata lain jika tiada oksigen manusia tidak akan bisa hidup. pada saat
bernapas manusia akan menghirup oksigen dan kemudian akan bereaksi dengan
sel darah merah (hemoglobin) yang akan menjadi oksihemoglobin yang
mengandung kehidupan. dalam udara normal kandungan oksigen adalah 21% dan
tidak boleh kurang dari 19% jika kurang maka akan menyebabkan hal-hal sebagai
berikut.
Tabel . bahaya dari kekurangan oksigen
Kandungan Oksigen
Di udara Pengaruh
17 %
15 %
13%
9%
7%
6 %
+ laju pernapasan meningkat (ekuivalen dengan
ketinggian 1600m)
+ terasa pusing, suara mendesing dalam telinga
dan jantung berdetak cepat
+ kehilangan kesadaran
+ pucat dan jatuh pingsan
+ sangat membahayakan kehidupan
+ kejang-kajang dan kematian
Freeport Nyatakan Karyawannya Tewas akibat Kekurangan Oksigen
Laporan:
Senin, 21 Januari 2013 | 04:40 WIB
Metrotvnews.com, Timika: Tewasnya Dony Asmon, salah satu karyawan
kontraktor Departemen Geologi PT Freeport Indonesia, di salah satu terowongan,
Midle Low Area (MLA), Cross cut 25 Amole Underground, area tambang bawah
tanah freeport, dipastikan bukan karena gas beracun.
Pihak perusahaan menyatakan korban tewas akibat kekurangan oksigen.
"Itu bukan karena gas beracun, tapi karena kurangnya suhu atau tekanan udara
(oksigen) dalam terowongan bawah tanah," kata juru bicara PT Freeport Indonesia
Ramdani Sirait, Minggu (20/01) malam.
Seperti diketahui, Dony Asmon bersama tiga rekannya dari Departemen Geologi
PT Freeport indonesia, Heri Purwanto, Awa Mardian dan Pahma mengalami
insiden dalam terowongan MLD saat bekerja, Sabtu (19/1) lalu.
Ketiga rekan Dony berhasil diselamatkan dan sampai saat ini telah mendapatkan
perawatan di ruang ICU rumah sakit Tembagapura. Namun, Dony tidak
seberuntung rekan-rekannya tersebut.
Jenasah Dony sudah diterbangkan sekitar pukul 12.00 siang menggunakan
pesawat Garuda ke Jakarta untuk selanjutnya diterbangkan lagi ke kampung
halamannya di Pekanbaru, Riau guna dimakamkan. (SI/OL-8).