tahun ini merajut untung kinerja emiten...

1

Upload: vankiet

Post on 03-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tahun Ini Merajut Untung KINERJA EMITEN TEKSTILbigcms.bisnis.com/file-data/1/1373/724d3498_Des15-IndospringTbk.pdfmeng alokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex)

M A R K E T Kamis, 31 Maret 201614PerdaganganKeuanganProperti InfrastrukturPertanian Pertambangan Industri Dasar Aneka Industri ManufakturInd. Konsumsi

30/3/2016 30/3/2016 30/3/2016 30/3/2016 30/3/2016 30/3/2016 30/3/2016 30/3/2016 30/3/2016 30/3/2016

1.856,72 898,44 425,02 1.202,34 2.274,88 490,84 1.025,17 698,32 839,63 1.264,57 1,67% 0,53% 0,14% 0,38% 0,63% 0,39% 0,99% 1,01% 1,36% 0,46%

�KINERJA EMITEN TEKSTIL

Merajut Untung Tahun Ini

�BISNIS UNDERWRITING OBLIGASI

Perusahaan Sekuritas Kebanjiran Order JAKARTA — Penurunan imbal ha -

sil surat utang negara yang masih ber -lanjut mendorong sejumlah korporasi untuk menerbitkan obligasi.

Hal itu terlihat dari optimisme tiga perusahaan sekuritas terhadap pe nerbitan obligasi korporasi pada tahun ini.

Head of Investment Banking PT Indo Premier Securities Rayendra L. To bing mengatakan terdapat 10 emisi obligasi dalam pipeline perusahaan. Ma yoritas berasal dari sektor pem -

biayaan dan perbankan.“Kebanyakan dari mereka meng-

gu na kan buku audit Desember 2015. Jadi, pada kuartal II banyak yang ke luar,” kata Rayendra, Rabu (30/3).

Berdasarkan data Bloomberg sejak awal tahun ini hingga 29 Februari 2016, volume penjaminan obligasi yang digarap PT Indo Premier Se -curities senilai Rp2,1 triliun dari sem-bilan emisi. Indo Premier berada di peringkat kedua, mengekor PT Da -nareksa Sekuritas.

Head of Debt Capital Market PT Da nareksa Sekuritas Budi Susanto me -nuturkan setumpuk emisi obli-gasi korporasi sudah ada dalam pi -peline perusahaan. Sebagian emisi obli gasi adalah penawaran umum ber kelanjutan (PUB) obligasi yang ma sih menyambung dari tahap I, se bagian lain obligasi tunggal. Emisi obli gasi masih didominasi oleh sektor pembiayaan dan perbankan.

“Ini menumpuk pada Mei dan Juni. Mu lai April kelihatannya menggeliat

lagi setelah pengumuman BI Rate ke marin,” kata Budi saat dihubungi, Rabu (30/3).

Targetnya, tahun ini Danareksa Se kuritas masuk top three volume ter besar penjaminan emisi obligasi kor porasi. Sepanjang awal Januari hingga akhir Februari 2016, Da na-reksa memimpin pangsa pasar bis -nis penjamin emisi obligasi, yakni 27,34% dari total emisi industri se -besar Rp13,2 triliun. Nilai emisi obli-gasinya sebesar Rp2,88 triliun dari 11

penerbit.Vice President Corporate Finance

PT RHB OSK Securities Bernardus Su -margo optimistis penerbitan obligasi kor porasi pada tahun ini bakal lebih marak dari 2015. Sebab, sejumlah in -dikator ekonomi makro pada tahun ini lebih baik dari 2014, termasuk ting kat kepercayaan diri investor yang lebih tinggi dari tahun lalu.

“Tahun ini lebih baik karena sen -timen yang lebih bagus dari tahun la lu. Sentimen yang lebih bagus ini

yang akan membuat [penjaminan emisi] berbeda, dalam skala industri.”

Menurut Bernardus, di pipeline RHB saat ini ada beberapa emisi, ter diri dari PUB obligasi baru dan lanjutan. Sebagian besar berasal dari sektor finansial.

Kemarin, berdasarkan da ta In -donesia Bond Pricing Agency (IBPA), imbal hasil surat utang negara (SUN) bertenor 10 tahun di posisi 7,63%, turun 20,5 bps dari hari sebelumnya. (Gloria N. Dolorosa)

[email protected]

Presiden Direktur PT Sri Rejeki Isman

Tbk. Iwan Setiawan Lukminto menilai pa da tahun ini industri padat karya, ter masuk tekstil masih menjanjikan. Dia optimistis tidak ada hambatan bagi perseroan, terutama untuk energi bagi kebutuhan operasional.

"Kami menargetkan pertumbuhan pen dapatan 8%-10% tahun ini, kami ju ga sudah mengamankan kontrak baru hingga akhir tahun," ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (30/3).

Emiten berkode saham SRIL itu mem-bidik target penjualan tahun ini dapat meningkat 8% year on year menjadi US$680 juta. Perseroan juga menargetkan pasar ekspor baru yang diproyeksi dapat me nyumbang 2%-4% revenue dari pangsa saat ini sebanyak 55 negara.

Pada tahun ini, manajemen SRIL meng alokasikan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$50 juta. Belanja modal tersebut susut 37,5% dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai US$80 juta.

Produsen pakaian militer yang di di-rikan oleh pengusaha kaya asal Solo Jawa Tengah H.M. Lukminto itu membatalkan emisi obligasi global hingga US$420 juta untuk refinancing tahun ini lantaran di -tundanya proyek pembangkit listrik.

Meski belum melaporkan kinerja ke -uangan 2015, perusahaan tekstil dan garmen PT Pan Brothers Tbk. me nar get-kan tahun ini bakal bertumbuh di ban-dingkan dengan sebelumnya.

Sekretaris Perusahaan PT Pan Brothers Tbk. Iswar Deni mengatakan pada ta hun ini perseroan membidik target per -tumbuhan secara organik sebesar 20%. "Capex organik sekitar US$25 juta," ka -tanya secara terpisah.

Perseroan menganggarkan capex an-organik sekitar US$10 juta hingga US$20 ju ta untuk ekspansi. Hingga kuartal III/2015, perusahaan membukukan pen-dapatan US$316,25 juta atau tumbuh

25,11% dari periode yang sama tahun se belumnya yang sekitar US$252,78 juta.

MASIH TERTEKANKepala Riset PT Nong Hyup Koorindo

Se curities Indonesia Reza Priyambada me nilai sejumlah emiten tekstil dan gar-men masih tertekan sepanjang tahun lalu. Tekanan juga terjadi hampir pada mayoritas emiten yang telah melantai di pasar modal.

"Apalagi emiten tekstil yang sudah sunset industry. Melambatnya emiten tekstil berkaitan dengan daya beli ma sya-rakat," ujarnya.

Dia menilai bila daya beli masyarakat me lorot, dipastikan akan mencari ba -rang-barang komplementer dengan har-ga yang lebih murah. Adanya impor pro duk tekstil dan garmen asal China di nilai akan menjadi pilihan masyarakat lantaran harga beli yang jauh lebih murah.

Produk tekstil dan garmen asal China, ka tanya, dapat diperoleh di pasaran de -ngan harga yang lebih murah. Sebab, pro duksi yang dilakukan oleh China lebih bersifat massal dengan biaya yang juga jauh lebih rendah.

Emiten tekstil dan garmen yang mam-pu bertahan adalah mereka yang telah me miliki kontrak dalam jangka panjang. Se lain itu, perusahaan pakaian yang diproyeksi mampu bertahan juga bila spe sifikasi produk masih dibutuhkan oleh masyarakat.

Dia menilai emiten tekstil dan garmen dapat mengharapkan dari pertumbuhan eko nomi pada tahun ini yang diproyeksi mencapai 5,1%-5,2%.

Pertumbuhan eko nomi di level itu diproyeksi dapat meningkatkan kon -sum si masyarakat, pe ning katan ekspansi perusahaan, industri dalam negeri juga meningkat.

�Melambatnya emiten tek-stil berkaitan dengan daya beli masyarakat.

JAKARTA — Sejumlah emiten tekstil dan garmen tampaknya berharap banyak dari pertumbuhan eko -nomi dan peningkatan daya beli masyarakat pada

tahun ini dengan menargetkan kenaikan pendapatan meski konservatif.