tahun 2ol4 - jdih.muaraenimkab.go.idjdih.muaraenimkab.go.id/aplikasi/v3/upload/download... ·...

18
BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SEI,ATAN PERATURAN BUPATI MUARA ENIM NOMOR % TAHUN 2O2O TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS D KABUPATEN MUARA ENIM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI MUARA ENIM, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 43 Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2019 tentang Penrbahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pembentukan, Susunan Organisasi, T\rgas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kelas D Kabupaten Muara Enim; 1. Undang Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor l82ll; 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor L44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2OO9 tentang Rumah Sakit (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO9 -Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5a9al; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2OOS tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOs Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor 45,o21 sebagairnana telah ditrbatr terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2OL2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol2 Nomor I7I, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 53 O); Mengingat

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BUPATI MUARA ENIMPROVINSI SUMATERA SEI,ATAN

    PERATURAN BUPATI MUARA ENIM

    NOMOR % TAHUN 2O2OTENTANG

    PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS D KABUPATEN MUARA ENIM

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    Menimbang

    BUPATI MUARA ENIM,

    bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 43 PeraturanPemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang PerangkatDaerah sebagaimana telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 72 tahun 2019 tentang PenrbahanAtas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016Tentang Perangkat Daerah, maka perlu menetapkanPeraturan Bupati tentang Pembentukan, SusunanOrganisasi, T\rgas dan Fungsi Rumah Sakit UmumDaerah Kelas D Kabupaten Muara Enim;

    1. Undang Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentangPembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja diSumatera Selatan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1959 Nomor 73, TambahanLembaran Negara Nomor l82ll;

    2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OO9 tentangKesehatan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2OO9 Nomor L44, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5063);

    3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2OO9 tentangRumah Sakit (kmbaran Negara Republik IndonesiaTahun 2OO9 -Nomor 153, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5072);

    4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2Ol4 tentangAparatur Sipil Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OI4 Nomor 6, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5a9al;

    5. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2OOS tentangPola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOsNomor 48, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nornor 45,o21 sebagairnana telah ditrbatrterakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74tahun 2OL2 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol2 Nomor I7I, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 53 O);

    Mengingat

  • Menetapkan

    6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2OI4 tentangTenaga Kesehatan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 298, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5607);

    7. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2OL4 tentangKeperawatan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ot4 Nomor 3O7, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5612);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tat::un 2Ol9 tentangPerubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (IembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2Ol9 Nomor 187,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6aO2l;

    9. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentangPedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);

    1O. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 201.8tentang Kewajiban Rumah Sakit dan KewajibanPasien (Berita Negara Republik Indonesia Tahun2018 Nomor a76l;

    11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2O2Otentang Klasifikasi dan Penzinan Rumah Sakit(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2O2ONomor 21);

    12. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2OL6 tentangPembentukan dan Susunan Perangkat Daerah(Lembaran Daerah Kabupaten Muara Enim Tahun2OL6 Nomor 2l sebagaimana telah diubah denganPeraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2OL9 tentangPerubahan Peraturart Daerah Nomor 2 Tahun 2At6tentang Pembentukan dan Susunan Peranglat Daerah(Lembaran Daerah Kabupaten Muara Enim Tahun2019 Nomor 8);

    MEMUTUSKAN:

    PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN,SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI RUMAHSAKIT UMUM DAERAH KELAS D KABUPATEN MUARAENIM.

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal I

    Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Muara Enim.2. Pemerintahan Kabupaten adalah Pemerintah

    Kabupaten Muara Enim.3. Bupati adalah Bupati Muara Enim.

  • 4. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan KabupatenMuara Enim.

    5. Kepala Dinas adalah Kepda Dinas KesehatanKabupaten Muara Enim.

    6. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Umum DaerahGelumbang, Rumah Sakit Umum Daerah Lubai Ulu,dan Rumah Sakit Umum Daerah Semende Darat Laut.

    7. Rumah Sakit Umum adallah rumah sakit yangmemberikan pelayanan kesehatan pada semua bidangdan jenis penyakit.

    8. Unit Pelaksana Teknis Daerah yang selanjutnyadisingkat UPTD, adalah organisasi yangmelaksanakan kegiatan teknis operasional dan/ataukegiatan teknis penunjang tertentu pada Dinas.

    9. Tata Hubungan Kerja adalah tata hubungan antaraDinas Kesehatan deagan Rumah Sakit bersifatpembinaan yang mengatur perencanaan, pelaksanaan,dan pertanggungiawaban.

    1O. Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnyadisingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerahatau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerahdi lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untukmemberikan pelayanan kepada masyarakat berupapenyediaan barang dan/ atau jasa yang dijual tanpamengutamakan mencari keuntungan, dan dalammelakukan kegiatannya didasarkan pada prinsipefisiensi dan produktivitas.

    11. Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, yang selanjutnyadisingkat PPK-BLUD adalah pola pengelolaankeuangan yang memberikan fleksibilitas berupakeleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnisyang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepadamasyarakat dalam rangka memajukan sejahteraanumum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,sebagai pengecualian dad ketentuan pengelolaankeuangan daerah pada umumnya.

    12. Dewan Pengawas BLUD yang selanjutnya disebutDewan Pengawas adalah organ yang bertugasmelakukan pengawasan terhadap pengelolaan BLUD.

    13. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnyadisingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja PerangkatDaerah yang mempunyai tugas melaksanakanpengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendaharaumum daerah.

    74. Perryelenggaraart pelayanan medik addah pelayanarryang bersifat individu yang diberikan oleh tenagamedis berupa asuhan medis, pemeriksaan, konsultasidan tindakan medis.

    15. Penyelenggaraan pelayanan keperawatan adalahpelayanan yang bersifat individu yang diberikan olehtenaga keperawatan berupa" asuhan keperawatan dankebidanan, pemeriksaan, konsultasi dan tindakankeperawatan dan kebidanall.

  • 16. Penyelenggaraan pelayanan penunjang adalahpelayanan yang menunjang terlaksananya pelayananmedik dan pelayanan nonmedik, meliputi pelayanankefarmasian, radiologi, laboratorium, gzt, rekammedis, sterilisasi, dan gas medis, sanitasi, CSSD danloundry.

    17. Penyelenggaraan pelayanan umum adalah pelayananyang mendukung terlaksananya operasional rumahsakit berupa pelayanan administrasi surat men5rurat,kearsifan, kepegawaian, pemeliharaan fasilitas,kehumasan, kerjasama dan transportasi sertakeamanan dan kebersihan.

    18. Penyelenggaraan pelayanan keuangan adalahpelayanan yang mendukung terlaksananya operasionalrumah sakit berupa pelayanan pengelolaan aset,perencanaarr dan pen5rusunan program, mobilisasidana, dan akuntansi serta pelaporan.

    19. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kumpulanjabatan fungsional yang terdiri atas sejumlah tenagaahli dan tenaga terampil dalam jenjang jabatanfungsional yang terbagi dalam berbagai kelompoksesuai dengan kebutuhan dan spesialisasinya.

    BAB IIPEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI

    Bagian Kesatu

    Pembentukan

    Pasal 2

    (1) Dengan Peraturan ini dibentuk Rumah Sakit UmumDaerah Kelas D.

    (2) Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)terdiri dari :

    a. Rumah Sakit Umum Daerah Gelumbang;b. Rumah Sakit Umum Daerah Lubai Ulu; danc. Rumah Sakit Umum Daerah Semende Darat Laut.

    Bagran Kedua

    Kedudukan

    Pasal 3

    Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2sebagai unit organisasi bersifat khusus berada dibawah dan bertanggungiawab kepada Kepala Dinas.

    Sebagai unit organisasi bersifat khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (1) Rumah Sakit memiliki otonomidalam pengelolaan keuangan dan barang milik Daerahserta bidang kepegawaian.

    (1)

    (21

  • (1)

    (2t

    Bagran Ketigl

    Tugas dan Fungsi

    Pasal 4

    Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatanperorangan secara paripurna yang bersifat otonomdalam penyelenggaraan tata kelola klinis, perencanzan,pelaksanaan, dan pengelolaan keuangan sertakepegawaian.

    Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Rumah Sakit mempunyai fungsi :

    a. penyelenggaraan pelayanan pengobatan danpemulihan kesehatan sesuai dengan standarpelayanan rumah sakit;

    b. pemeliharaan dan peningkatan kesehatanperorangan melalui pelayanan kesehatan yangparipurna tingkat kedua dan ketiga sesuaikebutuhan medis;

    c. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan danpenelitian serta penapisan teknologi bidangkesehatan;

    d. penyelen#araan pelayanan administrasi umum,perencanaan, keuangan dan kepegawaian sesuaistandar rumah sakit.

    BAB III

    SUSUNAN ORGANISASI

    Pasal 5

    (1) Susunan Organisasi Rumah Sakit, terdiri atas :Direktur;Subbagian Tata Usaha;Seksi Pelayanan dan Keperawatan;Seksi Pelayanan Penunjang;Satuan Pengawas Internal;Komite;Instalasi; danKelompok Jabatan F ungsional.

    (2) Bagan Struktur Organisasi Rumah Sakit sebagaimanatercantum dalam Lampiran yang mempakan bagrantidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

    a.b.c.d.e.f.ob.h.

  • BAB IV

    TUGAS DAN FUNGSI

    Bagian Kesatu

    Direktur

    Pasal 7

    (1) Direktur ditetapkan selaku kuasa pengguna anggar€urdan kuasa pengguna barang sesuai dengan ketentuanPeraturan perundang-undangan.

    (2) Selain selaku kuasa pengguna anggaran sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Direktur memiliki tugas dankewenangan :

    a. men5rusun rencana kerja dan anggaran;b. men5rusun dokumen pelaksanaan anggaran;c. menandatangani surat perintah membayar;d. mengelola utang dan piutang Daerah yang menjadi

    tanggung jawabnya;e. men5rusun dan menyampaikan laporan keuangan

    unit yang dipimpinnya;f. menetapkan pejabat pelaksana teknis kegiatan dan

    pejabat penatausahaan keuangan; dang. menetapkan pejabat lainnya dalam unit yang

    dipimpinnya dalam rangka pengelolaan keuanganDaerah.

    (3) Tugas dan kewenangan Direkhrr adalah memimpinpenyelenggaraan pelaksanaan tugas rumah sakitdalam menetapkan kebijakan, membina pelaksanaan,mengkoordinasikan, mengawasi dan mengevaluasikegiatan pelayanan kesehatan perorangan danadministrasi umum serta keuangan sesuai ketentuanPeraturan perundang-undangan.

    (a) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (L), Direkhrr menyelenggarakanfungsi:

    a. koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsurorganisasi;

    b. penetapan kebiLjakan penyelenggaraan Rumah Sakitsesuai dengan kewenangannya;

    c. penyelenggaraan tugas dan fungsi Rumah Sakit;d. pernbinaan, pengawasall, dan pengendalian

    pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi;e. melaksanakan evaluasi, pencatatan, dan

    pelaporan;f. pemberian dukungan atas penyelenggaraan

    pemerintahan daerah sesuai dengan lingkuptugasnya; dan

    g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan olehBupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

    (5) Dalam menyelenggarakan tugas dan kewenangan,Direktur dibantu oleh Kepala Subbagan Tata Usaha,Kepala Seksi Pelayanan dan Keperawatan serta KepalaSeksi Pelayanan Penunjang.

  • Bagran Kedua

    Kepala Subbagian Tata Usaha

    Pasal 8

    (1) Kepala Subbagian Tata Usaha mempunvai tugasmelakukan koordinasi pen5rusunan rencana, program,dan anggaran, pengelolaan administrasi umlfrn,keuangan dan perlengkapan, evaluasi dan pelaporan,urusan kepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tatapersuratan, serta kerumahtanggaan rumah sakitsesuai ketentuan Peraturan perundang-undangan.

    (2) Selain selaku pejabat penatausahaan keuangansebagaimana dimaksud pada ayat (U, KepalaSubbagian Tata Usaha mempunyai fungsi :

    a. penyiapan bahan pelaksanaan pen)rus\rnanprogram dan rencana kerja di Sub Bagian TataUsaha;

    b. Penyiapan bahan pelaksanaan koordinasipen5rursunan kebijakan dibidang tata usaha;

    c. penetapan rumlrsarl kebijakan teknispenlrusunan rencana, prosarn, dan anggaran,pengelolaan administrasi umltrn, keuangan danperlengkapan, evaluasi dan pelaporan, unrsankepegawaian, tata laksana, kearsipan, dan tatapersuratan, kerumahtanggaan, pelatihan danpenelitian;

    d. penetapan rumusan kebijakan teknispenJrusunan petunjuk teknis pelaksanaanrencana, program, dan anggaran, pengelolaanadministrasi umum, keuangan dan perlengkapan,evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, tatalaksana, kearsipan, dan tata persuratan,kerumahtanggaan, pelatihan dan penelitian;

    e. penetapan dan mereviu Standar OperasionalProsedur sesuai dengan bidang tugas danfungsinya;

    f. penetapan rumusan kebijakan teknispelaksanaan pembinaan administrasi lrrmtm,keuangan, perencanaan, perlengkapan, rumahtangga, kepegawaian, pendidikan, pelatihan danpenelitian;

    g. penetapan ruillusan kebiiakan teknispenyelenggaraErn administrasi umum, keuangan,perencErnaurn, rumah tangga, kepegawaian,pendidikan, pelatihan dan penelitian;

    h. penetapan rumusan kebdakan teknis pengawasandan evaluasi pelaksanaan kegiatan administrasiumum, keuangan, perencanaan, perlengkapan,rumah tangga, kepegawaian, pendidikan, pelatihandan penelitian;

    i. penetapan rumusan kebijakan teknis pelaporanhasil kegiatan administrasi ltrmltrm, kerrangan,perencanaan, perlengkapan, nrmah tangga,kepegawaian, pendidikan, pelatihan dan penelitian;

  • pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporanhasil pelaksanaan tugas;pelaksanaan tugas kedinasan larn sesuaidengan bidang tugas dan fungsinYa;pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait dalamrangka administrasi umlrm, keuangan,perencanaan, perlengkapan, rumah tangga,kepegawaian, pendidikan, pelatihan dan penelitian;danpelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

    Bagian Ketiga

    Kepala Seksi Pelayanan dan Keperawatan

    Pasal 9

    (1) Kepala Seksi Pelayanan dan Keperawatan mempunyaitugas melaksanakan perumusan kebijakan, koordinasi,pembinaan, pengawasan, pengendalian danperencanaan kegiatan pelayanan medik dan nonmedikserta keperawatan, etika profesi dan pengendalian mutusesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (2) Selain selaku pejabat teknis pelayanan dan keperawatansebagaimana dimaksud ayat (1), Kepala Seksi Pelayanandan Keperawatan mempunyai fungsi :

    a. penetapan rumusan kebijakan teknis dalampen)rusunan program kerja pengelolaan sumberdaya pelayanan medik dan nonmedik sertakeperawatan, etika profesi dan pengendalian mutu;

    b. penetapan rumusan kebijakan teknis dalampen5rusunan kebutuhan anggaran sumber dayapelayanan medik dan nonmedik serta keperawatan,etika profesi dan pengendalian mutu;

    c. penetapan rumusa.n kebijakan teknis dalampengumpulan dan pengolahan data pelayananmedik dan nonmedik serta keperawatan, etikaprofesi dan pengendalian mutu;

    d. penetapan rumusan kebijakan teknis dalampenJrusunan dan pengelolaan tatalaksanapenyelenggaraan pelayanan medik dan nonmedikserta keperawatan, etika profesi dan pengendalianmutu;

    e. penetapan rarmusan kebijakan teknis dalamtatalaksana pengadaan dan distribusi sumber dayapelayanan medik dan nonmedik serta keperawatan;

    f. penetapan rum.usan kebijakan teknis dalampengelolaan standar kinerja pelayanan medik dannonmedik serta keperawatan, etika profesi danpengendalian mutu;

    g. penetapan rLlmuszu:r kebijakan teknis dalampengelolaan standar sar€rna dan peralatan pelayananmedik dan nonmedik serta keperawatan;

    J.

    k.

    1.

  • h. penetapa.n rumus€rrr kebijakan teknispengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaankegiatan pelayanan medik dan nonmedik sertakeperawatan, etika profesi dan pengendalian mutu;pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai denganbidang tugas dan fungsinya; danpelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkaitdalam rangka pelayanan medik dan nonmedik sertakeperawatan, etika profesi dan pengendalian mutu.

    Bagian Keempat

    Kepala Seksi Pelayanan Penunjang

    Pasal 10

    (1) Kepala Seksi Pelayanan Penunjang mempunyai tugasmelaksanakan perumus€rn kebijakan, koordinasi,pembinaan, pengawasan, pengendalian danperencanaan kegiatan pelayanan penuqiang medik dannonmedik, etika profesi dan pengendalian mutu sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

    (2) Selain selaku pejabat teknis pelayanan penunjangsebagaimana dimaksud ayat (1), Kepala Seksi PelayananPenu4jang mempunyai fungsi :

    a. penetapan rumus€rn kebijakan teknis dalampen5rusunan program kerja pengelolaan sumberdaya pelayanan penunjang medik dan nonmedik,etika profesi dan pengendalian mutu;

    b. penetaparr rumusan kebijakart teknis daiampen)rusunan kebutuhan anggaran sumber dayapelayanan penunjang medik dan nonmedik, etikaprofesi dan pengendalian mutu;

    c. penetapan rumusan kebijakan teknis dalampengumpulan dan pengolahan data pelayananpenunjang medik dan nonmedik, etika profesi danpengendalian mutu;

    d. penetapan ralmrrsan kebijakan teknis dalampen5rusun€rn dan pengelolaan tatalaksanapenyelenggaraan pelayanan penunjang medik dannonmedik, etika profesi dan pengendalian mutu;

    e. peneta.pan rumusan kebijakan teknis dalamtatalaksana pengadaan dan distribusi srrmber d,ayapelayanan penunjang medis dan nonmedis;

    f. penetapan rumusan kebijakan teknis dalampengelolaan standar kinerja pelayanan penunjangmedik dan nonmedik, etika profesi dan pengendalianmutu;

    g. penetapan rumusan kebijakan teknis dalampengelolaan standar sarana dan peralatan pelayananpenunjang medik dan nonmedik;

    h. penetapan rumusan kebijakan teknispengawasan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaankegiatan pelayanan penunjang medik dan nonmedik,etika profesi dan pengendalian mutu;

    1.

    J.

  • pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai denganbidang tugas dan fungsinya; danpelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkartdalam rangka pelayanan penunjang medik dannonmedik, etika profesi dan pengendalian mutu.

    Bagian Kelima

    Satuan Pengawas Internal

    Pasal 1 1

    Satuan Pengawas Internal adalah kelompok jabatan nonstruktural yang bertugas melaksanakan pengawasandan pengendalian internal terhadap pendayagunaanpengelolaan sumber daya Rumah Sakit.

    T\rgas satuan pengawas internal sebagaimana dimaksudayat (1), adalah membantu manajemen rumah sakituntuk:

    pengamanan harta kekayaan;menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;menciptakan efisiensi dan produktivitas; danmendorong agar kebijakan manajemen dalammenerapkan Praktek Bisnis Yang Sehat dapatdipatuhi.

    (3) Satuan Pengawas Internal dalan melaksanakan tugassebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2l.,menyelenggarakan fungsi :

    a. pen]rusunaninternal;

    rencana pedoman pemeriksaan

    b. penJrusunan petunjuk pelaksanaan kery'a dan/atautata kerja pemeriksaan internal;

    c. pen5rusunan rencana dan program pelaksanaanSatuan Pemeriksaan Intern ymtg meliputipemeriksaan administrasi keuangan, pemeriksaanadministrasi umum dan kepegawaiaan, pemeriksaanadministrasi pelayanan terhadap seluruh unsuryang menggunakan sumber daya Rumah Sakit;

    d. pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan operasionalterhadap aspek efektivitas pencapaian tujuan setiapkegiatan, efisiensi penggunaan sumber daya,keandalan data/informasi dan ketaatan terhadapperaturan perundang-undangan yang berlaku;

    e. penyu,sunan dan pembuatan dokumentasi kegiatanpemeriksaan /audit internal kinerja Rumah Sakit;

    f. pelaporan hasil pemeriksaan kinerja Rumah Sakityang mencakup hasil pemeriksaan sertasaran/rekomendasi tindakan pemecahan yangbersifat pencegahan dan penyelesaian masalah;

    g. pelaksanaan evaluasi terhadap tindak lanjut hasiltemuan maupun lernbaga pemeriksaan internalatau eksternal pada objek pemeriksaan;

    h. pelaporan hasil kegiatan Satuan PemeriksaanInternal;

    1.

    j.

    (1)

    (2)

    a.b.c.d.

  • i. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai denganbidang tugas dan fungsinya; dan

    j. pelaksanaan koordinasi Pengawasan internal dengansub unit kerja lain di lingkungan Rumah Sakit.

    (4) Satuan Pengawas lnternal sebagaimana dimaksud padaayat (1) dipimpin oleh seorang Ketua yang dalammelaksanakan tugasnya berada di bawah danbertanggungjawab kepada Direktur.

    (5) Pembentukan Satuan Pengawas Internal sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dengan mempertimbangkan:

    a. keseimbangan antara manfaat dan beban;b. kompleksitas manajemen; danc. volume dan/atau jangkauan pelayanan.

    (6) Tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi serta tatacara hubungan kerja Satuan Pengawas Internal diahrrdalam Peraturan Internal Rumah Sakit.

    Bagran Keenam

    Komite

    Pasal 12

    Komite adalah kelompok jabatan non struktural RumahSakit yang bekerja secara profesional untuk membantuDirektur dalam kegiatan medis, keperawatan,profesional lain, etika dan hukum, pencegahan danpenegendalian infeksi, farmasi dan terapi, mutu dankeselamatan pasien melalui mekanisme kredensial,penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dandisiplin profesi serta pengendalian mutu.

    Komite dipimpin oleh seorang Ketua Komite yang dalammelaksanakan tugasnya berada di bawah danbertanggungj awab kepada Direktur.

    Komite dalam melaksanakan tugas sebagaimanadimaksud pada ayat (1), menyelen fungsi :a. penJ^rsunan dan

    kewenangan;pengkompilasian daftar

    b. penyusunan rencana program dan kegiatan;c. penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian;d. evaluasi kinerja pelayanan profesi, mrrtrr pelayanan

    dan keselamatan pasien; dan

    e. pelaporan hasil penilaian berupa rekomendasikepada Direktur;

    (a) Tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi serta tatacara hubungan kerja Komite diatur dalam PeraturanInternal Rumah Sakit.

    (1)

    l2t

    (3)

  • (1)

    (2)

    (3)

    Bagian Ketujuh

    Instalasi

    Pasal 13

    Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yangmenyediakan fasilitas dan menyelenggarakan kegiatanpelayanan medis, keperawatan dan atau kebidanan,pendidikan dan pelatihan, Peoelitian danpengembarlga.n serta pemeliharaan sarana prasaranaRumah Sakit.

    Instalasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi yangdalam melaksanakan tugasnya berada di bawah danbertanggungiawab kepada Direktur.

    T\rgas pokok, fungsi dan struktur organisasi serta tatacara hubungan kerja Instalasi diatur dalam PeraturanInternal Rumah Sakit.

    Bagian Kedelapan

    Staf Medik Fungsional

    Pas at 14

    Staf Medik fungsional adalah kelompok dokter ataudokter glgi yang bekerja dibidang medis dalam jabatanfungsional.

    Staf Medik Fungsional mempunyai tugas melaksanakandiagnosa, pengobatan, pencegahan akibat penyakit,peningkatan dan pemulihan kesehatan, pen5ruluhan,pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan.

    Dalam melaksanakan tugasnya, staf medik fungsionalmenggunakan pendekatan tim dengan tenaga profesilain yang terkait.

    Pembentukan staf medik fungsional ditetapkan olehDirektur sesuai dengan kebutuhan.

    Staf Medik Fungsional dipimpin oleh seorang ketua yangdiangkat dan diberhentikan oleh Direktur.

    Ketua Staf Medik F\rngsional dalam melaksanakantugasnya dibantu oleh tenaga fungsional medik terkait.

    Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis stafmedik fungsional dilaporkan secara tertulis kepadaKepala Dinas.

    Bagian Kesembilan

    Staf Keperawatan Fungsional

    Pasal 15

    (1) Staf Keperawatan Fungsional adalah kelompok perawatdan bidan yang bekeda di bidang keperawatan dan ataukebidanan dalam jabatan fungsional.

    (1)

    {2)

    (3)

    (41

    (5)

    (6)

    {7)

  • (s)

    (6)

    (7t

    (2) Staf Keperawatan Fungsional mempunyai tugasmendukung proses pengobatan, pencegahan akibatpenyakit, peningkatan dan pemulihan kesehatan,penyuluhan, pendidikan, pelatihan, penelitian danpengembangan.

    (3) Dalam melaksanakan tugasnya, staf keperawatanfungsional menggunakan pendekatan tim dengan tenagaprofesi lain yang terkait.

    (a) Pembentrrkan staf keperawatan fungsional ditetapkanoleh Direktur sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.

    Staf Keperawatan Fungsional dipimpin oleh seorangketua yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur.

    Ketua Staf Keperawatan Fungsional dalammelaksanakan tugasnya dibantu oleh tenaga fungsionalkeperawatan dan atau kebidanan terkait.

    Pembentukan dan perubahan jumlah dan jenis stafkeperawatan fungsional dilaporkan secara tertuliskepada kepala Dinas.

    BAB V

    KELEMBAGAAN

    Pasal 16

    Direktur, Kepala Seksi dan Kepala Subbagian diangkatdan diberhentikan oleh Bupati atas usul Kepala Dinasmelalui Sekretaris Daerah.

    Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalamdan dari jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sesuai dengan ketentuan PeraturanPerundang-undangan.

    Direktur adalah jabatan Eselon III.b atau setara denganjabatan Administrator yang dijabat oleh dokter ataudokter gigi.

    Kepala Seksi dan Kepala Subbagian adalah jabatanstruktural Eselon IV.a atau jabatan pengawas.Satrran Pengawas Internal, Komite, Instalasi adalahjabatan fungsional.

    BAB VITATA HUBUNGAN KERJA

    Bagran Kesatu

    Sifat Hubungan Kerja

    Pasal 17

    Hubungan kerja antara Rumah Sakit dengan DinasKesehatan bersifat pembinaan.

    Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukandalam rangka sinkronisasi dan harmonisasipelaksanaan tugas Rumah Sakit dengan DinasKesehatan dalam pencapaian tujuan pembangunankesehatan daerah.

    (41

    (s)

    (1)

    (2t

    (3)

    (1)

    {2)

  • (1)

    (21

    (1)

    (2)

    (3) Pencapaian tduan pembangunan kesehatan daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan bagiandari tugas, fungsi dan tanggung jawab Dinas Kesehatansebagai penyelenggara urusan pemerintahan bidangkesehatan di daerah.

    Bagian Kedua

    Pembinaan dan Tanggung Jawab Tata Kelola

    Pasal 18

    Dinas Kesehatan melakukan pembinaan teknis tatakelola rumah sakit dan tata kelola klinis sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

    Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerahmelakukan pembinaan teknis keuangan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 19

    Rumah Sakit dalam penyelenggaraan tata kelola rumahsakit dan tata kelola klinis bersifat otonom.

    Otonomi dalam tata kelola rumah sakit sebagaimanadimakud ayat (1) menyangkut penerapan fungsi-fungsimanajemen Rumah Sakit berdasarkan prinsiptransparansi, akuntabilitas, independensi danresponsibilitas, kesetaraan dan kewajaran dalampelayanan.

    Otonomi dalam tata kelola klinis sebagaimana dimaksudayat (1) menyangkut penerapan fungsi manajemenklinis yang meliputi kepemimpinan klinis, audit klinis,data klinis berbasis bukti, peningkatan kineda,pengelolaan keluhan, mekanisme monitoring hasilpelayanan, pengembangan profesi dan akreditasirumah sakit.

    Pasal 20

    Rumah Sakit dalam pelaksanaan otonomi tata kelolarumah sakit dapat ditetapkan sebagai satuan kerjamandiri, dan secara kelembagaan dan/atauinstitusional bertanggung jawab kepada DinasKesehatan sebagai Unit Pembina.

    Pelaksanaan otonomi tata kelola Rumah Sakitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denganberkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dalampenJrusunan perencartaan keglatan dan anggaran sertapengelolaan sumber daya manusia.

    Pelaksanaan otonomi tata kelola klinis Rumah Sakitdiselenggarakan oleh Kornite Medis.

    (3)

    (1)

    (21

    (3)

  • (1)

    (21

    (3)

    Pasal 21

    Rumah Sakit wajib membuat laporan kinerja sebagaipertanggung jawaban pelaksanaan pengelolaan RumahSakit.

    Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disampaikan kepada Dinas Kesehatan secara berkala.

    Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sekurang-kurangnya memuat data dan informasitentang pencapaian indikator pelayanan di rumah sakit,pengelolaan kepegawaian, dan pengelolaan keuanganserta aset.

    Selain laporan kinerja, rumah sakit mempunyaikewajiban memberikan informasi tentang jumlahkesakitan, jumlah kematian, pola penyakit menular dantidak menular, dan jumlah kematian ibu melahirkan/kematian bayr serta kejadian luar biasa dilaporkansesuai kebutuhan daerah.

    Pasal 22

    Dinas Kesehatan wajib melakukan monitoring danevaluasi terhadap laporan kinerja rumah sakitsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2O sebagai bahanpen5rusunan kebijakan dan program kesehatan daerah.

    Rumah Sakit menggunakan kebijakan dan progrnnkesehatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)sebagai salah satu acuan dalam men5rusun perencanaandan kegiatan tahunan rumah sakit.

    Bagran Ketiga

    Pengawasan

    Pasal 23

    Pengawasan Rumah Sakit selain dilakukan oleh SatuanPengawas Internal sebagaimana dimaksud dalam Pasal1 1, juga dilakukan oleh Dewan Pengawas.

    Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)ditetapkan oleh Bupati sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    Pasal 24

    (1) Dewan Pengawas memiliki tugas:a. memantau perkembang€rn kegiatan Rumah Sakit;b. menilai kinerja keuangan maupun kinerja non

    keuangan Rumah Sakit dan memberikanrekomendasi atas hasil penilaian untukditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola Rumah Sakit;

    (4)

    (1)

    (21

    (1)

    {21

  • (21

    c. memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaiankinerja dari hasil laporan audit pemeriksa eksternalpemerintah;

    d. memberikan nasehat kepada Pejabat Pengeloladalam melaksanakan tugas dan kewqjibannya; dan

    e. memberikan pendapat dan saran kepada Bupatimengenai:

    1. Rencana Bisnis dan Anggaran yang diusulkanoleh Pejabat Pengelola;

    2. permasalahan yang menjadi kendala dalampengelolaan Rumah Sakit; dan

    3. kinerja Rumah Sakit.

    Penilaian kinerja keuangan sebagaimana dimaksudpada ayat (1) humf b, diukur paling sedikit meliputi:a. memperoleh hasil usaha atau hasil kerja dari

    layanan yang diberikan (rentabilitasl ;b. memenuhi kewajiban jangka pendeknya {tikuidita.s);c. memenuhi seluruh kewajib€rnnya (soluabititas); dand. kemampuan penerimaan dari jasa layanan untuk

    membiayai pengeluaran.

    Penilaian kinerja non keuangan sebagaimana dimaksudpada ayat (f ) huruf b, diukur paling sedikit berdasarkanperspektif pelanggan, proses internal pelayanan,pembelajararl, dan pertumbuhan.

    TUgas pokok, fungsi dan struktur organisasi serta tatacara hubungan kerja Dewan Pengawas diatur dalamPeraturan Internal Rumah Sakit.

    BAB VII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 25

    Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Pasal I,Angka 1, huruf I, UPT Operasional Dinas, huruf w, x dan ypada Peraturan Bupati Nomor 56 Tahun 2015 tentangPerubahan Kedelapan Atas Peraturan Bupati Nomor 1Tahun 2OO9 Tentang Unit Pelaksa.na Teknis Dinas I BadarrDalam Kabupaten Muara Enim (Berita, Daerah KabupatenMuara Enim Tahun 2Ol5 Nomor 56), dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

    (3)

    (4)

  • Pasal 26

    Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

    Agar setiap orang mengeta.tnrinya, memerintahkanpengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalamBerita Daerah Kabupaten Muara Enim.

    Ditetapkan di Muara Enimpada tanggal t 5 Jur$ 2O2O

    PIt fr,Xitr'#YIffENIM

    Dto

    JUARSAHDiundangkan di Muara Enimpada tanggal ,5 Jtrni 282€

    SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN MUARA ENIM,

    Dto

    HASANUDIN

    LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2O2O NOMOR E'.

  • BAGAN STRUKTUR ORGANISASI RSUD KELAS DKABUPATEN MUARA ENIM

    I.,AMPIRAN PERATURAN BUPATI MUARA ENIMNOMOR Ag lnhun 2OoTANGGAL t5 Juni 2e20.

    SEIISI

    PELAYANAN DANKEPERAWATAN

    SEI{SI

    PELAYANANPENUNJANG

    Plt. BUPATI MUARA ENIMWAKIL BUPATI,

    Dto

    JUARSAH