tahun 2010/ 2011
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN GAYA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI
( Team Assisted Individualization ) BAGI SISWA KELAS V SDN
JIPANG 02 KECAMATAN PENAWANGAN
KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2010/ 2011
SKRIPSI
ANISA NUR ROHMANI
K7107015
SI-PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
ABSTRAK Anisa Nur Rohmani. PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI JIPANG 02 KECAMATAN PENAWANGAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2010/2011. SKRIPSI. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA. 2011
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan melalui model pembelajaran koooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)..
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek adalah siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan yang berjumlah 26 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kritis dan teknik analisis interaktif. Teknik analisis interaktif mempunyai tiga buah komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA pokok bahasan gaya melalui model pembelajaran koooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) efektif meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya bagi siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan. Hal ini terbukti pada kondisi awal pra siklus hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif nilai rata- rata siswa 62,3 dengan ketuntasan klasikal 19,2%, siklus I nilai rata- rata siswa 71,7 dengan ketuntasan klasikal 69,2%, siklus II nilai rata- rata siswa 76,1 dengan ketuntasan klasikal 84,6%. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif pada kondisi awal pra siklus nilai rata- rata siswa 65,03 dengan ketuntasan klasikal 38,5%, siklus I nilai rata- rata siswa 72,9 dengan ketuntasan klasikal 80,8%, siklus II nilai rata- rata siswa 76,2 dengan ketuntasan klasikal 92,3%. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik pada kondisi awal pra siklus nilai rata- rata siswa 64,8 dengan ketuntasan klasikal 30,8%, siklus I nilai rata- rata siswa 75,4 dengan ketuntasan klasikal 80,8%, siklus II nilai rata- rata siswa 76,4 dengan ketuntasan klasikal 92,3%. Dengan demikian dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa pembelajaran IPA pokok bahasan gaya melalui model pembelajaran koooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya bagi siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan tahun 2010/2011.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRACT
Anisa Nur Rohmani. IMPROVING THE RESULTIN STUDYING IPA BY
TYPE TAI (TEAM ASISTEND INDIVIDUAL) IN FIFTH GRADE STUDENTS OF SDN JIPANG 02 JIPANG PENAWANGAN GROBOGAN IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Minithesis. Surakarta : Teacher Training and Educational Faculty. Sebelas Maret Unuversity. 2011.
The purpose of the research is to improve the result in studying IPA by the fifth grade students of SDN Jipang 02 Penawangan Grobogan
trought cooperative learning thype TAI (Team Assisted Individualization). The form is classroom action research by two cycles. Each cycle is
conducted4 phases: planning, action realization, evaluation and reflection. The subjec of this research is students ( 26 students ) of fifth grade students of SDN Jipang 02 Penawangan Grobogan. The technique of colleting the data is observation, test and documentation. The technique of data analisist is critis and interactive technique. Interactive technique has three components data reduction, data presentation, and conclucion or verification.
Conclucion can be drawn based on the result of the research that studying IPA perative learning type TAI (Team Assisted Individualization) can improve the result in studying IPA
condition before cycle the result studying IPA cognitive of the average grade was 62,3 with the presentage of classical completeness 19,2%, cycle I indicated the average grade was 71,7 with the presentage of classical completeness 69,2%, cycle II the average grade was 76,1 with the presentage of classical completeness 84,6%. The result studying IPA by
grade was 65,3 with the presentage of classical completeness 38,5%, cycle I indicated the average grade was 72,9 with the presentage of classical completeness 80,8%, cycle II the average grade was 76,2 with the presentage of
on the condition before cycle where psicomotoris of the average grade was 64,8 with the presentage of classical completeness 30,8%, cycle I indicated the average grade was 75,4 with the presentage of classical completeness 80,8%, cycle II the average grade was 76,4 with the presentage of classical completeness 92,3%. Therefore a recommendation can be addressed that learning IPA by the theme
(Team Assisted Individualization)
SDN Jipang 02 Penawangan Grobogan in the academic year 2010/2011.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
MOTTO
Ajining Diri Soko Lathi, Ajining Rogo Soko Busana. (Sasmito)
Ing Ngarso Sung Tuladho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani.
(Kihajar Dewantoro) Sopo Tekun Katekan, Sopo Temen Tinemu.
(Gunari) Susungguhnya Allah Tidak Akan Merubah Nasib Suatu Kaum, Jika Kaum Tersebut Tidak Merubah Nasib yang Ada Pada Diri Mereka Sendiri.
(QS. Ar Ro du Ayat 11) Belajar Diwaktu Kecil Bagai Melukis Diatas Batu, Belajar Diwaktu Besar Bagai Melukis Diatas Air. Kesuksesan Bukan Berati Kita Dapat Menggenggam Dunia, Tetapi Kesuksesan Itu Adalah Bagaimana Kita Berguna Bagi Dunia.
(Anisa Nur) Hidup Adalah Belajar, Belajar Menjadi Yang Lebih Baik Dan Yang Terbaik..
(Nurul Hidayah)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
PERSEMBAHAN
Puji Syukur Alhamdulilah atas Rahmad dan Hidayah Allah SWT serta Sholawat
salam penulis sampaikan kepada junjungan kitaNabi Muhammad Saw
atas selesainya skripsi ini
Kedua orang tua saya Suratmin dan Alfiah
yang selalu melimpahkan kasih sayang
tanpa meminta balasan
Keluarga besar pondok pesantren dan masjid Muttagin
yang selama empat tahun ini mendidikku
menjadi manusia yang lebih baik.
Almamaterku Universitas Sebelas Maret

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya
sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan.
Skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (team assisted
individualization) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Kecamatan
Penawangan Kabupaten Grobogan Tahun 2010/2011 ini diajukan untuk
memenuhi persyaratan mendapat gelar sarjana.
Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak maka hambatan ini dapat diatasi. Oleh sebab itu pada kesempatan
yang baik ini diucapkan terimakasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Drs. Kartono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
5. Dr. H. Suwarto. WA, M.Pd. selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan proposal ini.
6. Dra. Sularmi, M.Pd. selaku Pembimbing II yang telah memberikan
dorongan, semangat dan bimbingan dalam penyusunan proposal ini.
7. Ibu Sunarsih, S.Pd. selaku kepala SD Negeri 02 Jipang kabupaten
Grobogan yang telah memberikan ijin penelitian.
8. Bapak/Ibu Guru SD Negeri 02 Jipang kabupaten Grobogan yang banyak
memberikan bantuan dan dorongan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
9. Bapakku Suratmin dan ibuku Alfiah terima kasih atas doa, pengalaman
hidup dan pengorbanan yang tulus selama ini.
10. Adikku Nurul Hidayah terimakasih atas semangat dan doanya selama ini.
11. Sahabat sejatiku yang menemani dan mendukung saat susah dan senang.
12. Pengasuh dan ustad-ustadzah pondok pesantren Muttaqin terimakasih atas
ilmunya selama ini beserta santriwatinya.
13. Teman-teman S1- PGSD terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
Disadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Semoga skripsi penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
dan dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan mudah dipahami.
Surakarta, April 2011
Penulis
Anisa Nur Rohmani

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
ABTRAK ............................................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR GA .xv
DAFTAR LAM xvii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. . 7
C. .. 7
D. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
BAB II LANDASAN 10
A. Kajia 10
1. Hakikat Has 10
a. Tinjauan Tentang Ilm 10
1) Pengertian Ilmu ..10
11
13
15
16
1) Pengertian Hasil 16
2 19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
2. Hakikat Model Pembelaj
a. Tinjauan Tentang Model
1) Pengertian Model
2) Sasaran Pembelajaran
3) Ciri-Ciri Pembe
4) Bentuk Pemb
b. Tinjau
1) Pe
2)
3) Langkah-Langkah Pembelajaran IPA Dengan Model
Pembelajaran K
B. Penelitian
C. Kerangka
D. Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIA
A. Tempat dan Wak
1. Tempat
2. Waktu Pe
B. Subyek P
C. Bentuk dan Strat
1. Bentuk P
2. Strategi
D. Sumb .37
E. Teknik pengu
F. Validita
G. Teknik An
H. Indikat
I. Prosedur Pe
BAB IV HASIL PENELITIHAN DAN PEMBAHASAN ................................... 48
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................................................... 48
B. Dekkripsi Awal Tindakan ............................................................................. 49

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
C. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................... 53
1. Tidakan Siklus I ............................................................................ 53
a. Perancanaan............................................................................. 53
b. Pelaksanaan tindakan .............................................................. 55
c. Observasi . ............................................................................... 58
d. Refleksi .................................................................................. 64
2. Tindakan Siklus II ......................................................................... 65
a. Perancanaan............................................................................. 65
b. Pelaksanaan tindakan .............................................................. 67
c. Observasi ................................................................................. 72
d. Refleksi .................................................................................. 77
D. Temuan dan pembahasan Hasil Penelitian .......................................... 77
1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan Guru ..................................... 77
2. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan
Gaya Ranah Afektif....................................................................... 79
3. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan
Gaya Ranah Psikomotorik............................................................. 81
4. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan
Gaya Ranah Kognitif..................................................................... 83
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................... 86
A. Simpulan ............................................................................................. 86
B. Implikasi .............................................................................................. 87
C. Saran ................................................................................................... 90
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 91
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian .35
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Ranah Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada
Kondisi Awal 49
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Ranah Afektif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada
Kondisi Awal
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Ranah Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada
Kondisi Awal
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Kognitif pada Siklus
I
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Afektif pada Siklus
I
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Psikomotorik pada
Siklus I
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Kognitif pada Siklus
II
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Afektif pada Siklus
II
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Psikomotorik pada
Siklus II
Tabel 11. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Observasi Guru
Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus I dan Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
Tabel 12. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Ranah Afektif Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada
Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II
Tabel 13. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
02 Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif pada Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II
Tabel 14. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Ranah Psikomotorik Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada
Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II
Tabel 15. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
02 Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik pada
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
Tabel 16. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa
Ranah Kognitif Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada
Kondisi Awal Siklus I dan Siklus II
Tabel 17. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri
02 Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif pada Kondisi
Awal, Siklus I dan Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar Perubahan atau Pribadi Menurut Vesta dan Tompson
Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir 33
Gambar 3. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara
Interaktif
Ganbar 4. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 5. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif Siswa
SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal 50
Gambar 6. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif Siswa
SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal
Gambar 7. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik Siswa
SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal
Gambar 8. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif
Siswa Kelas V SD Negeri 02
Gambar 9. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif
Siswa Kelas V SD Negeri 02
Gambar 10.Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada
Siklus I
Gambar 11. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada
Gambar 12. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif
.75
Gambar 13. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada
Siklus II..
Gambar 14. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Guru Kelas V SD Negeri
02 Jipang Siklus I dan Siklus
Gambar 15. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02
Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif pada Kondisi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvi
Awal, Siklus I
Gambar 16. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02
Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik pada Kondisi
Awal, Siklus I
Gambar 17. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02
Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif pada Kondisi
Awal, Siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Indikator Ke
Lampiran 2. Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Menggunakan Model Pembelajaran
Koooperatif Tipe TAI SD Negeri Jipang 02, Grobogan ...........95
Lampiran 3. Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotorik Siswa ..99
Lampiran 4. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siswa .101
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan I...104
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan II..116
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan I..125
Lampiran 8.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan II..137
Lampiran 9. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Menggunakan Model Pembelajaran
Koooperatif Tipe TAI SD Negeri Jipang 02, Grobogan
Lampiran 10. Hasil Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Menggunakan Model Pembelajaran
Koooperatif Tipe TAI SD Negeri Jipang 02, Grobogan
..149
Lampiran 12. Daftar
Lampiran 13. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Pra
Siklus .
Lampiran 14. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Afektif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Pra Siklus...
Lampiran 15. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Pra
Siklus ..154

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xviii
Lampiran 16. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus I
Lampiran 17. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus II
Lampiran 18. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Afektif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus I
Lampiran 19. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Afektif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus II
Lampiran 20. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus
I
Lampiran 21. Daftar Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Siklus
II
Lampiran 22. Foto- .

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam arti maha luas menurut Ishak Abdulhak (2006: 46)
adalah sebagai keseluruhan pengalaman belajar ssetiap orang sepanjang hidupnya.
Selain itu dalam pengertian maha luas tempat berlangsungnya pendidikan tidak
terbatas dalam satu jenis lingkungan hidup tertentu dalam bentuk lingkungan
hidup manusia. Dalam arti sempit pendidikan adalah (Ishak Abdulhak, 2006 :49)
sekolah atau persekolahan (schooling). Sedangkan pengertian sekolah adalah
lembaga pendidikan formal ssebagai salah satu rekayasa dari peradaban manusia,
di samping keluarga, dunia kerja, negara dan lembaga keagamaan. (Ishak
Abdulhak, 2006 :49). Pendidikan menurut Undang- Undang Sitem Pendidikan
Nasional Nomor 2 definisi pendidikan tersurat dalam pasal 1 ayat (1) dalam
untuk
mempersiapkan peserta didikmelalui kegiatan pengajaran, bimbingan, dan/atau
Perkembangan pendidikan di Indonesia dewasa ini demikian pesatnya,
sejalan dengan laju teknologi dan ilmu pengetahuan. Perkembangan pendidikan
yang cukup pesat ini juga ditopang oleh usaha pemerintah, dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional yang senantiasa melakukan pembenahan sistem
pendidikan kita. Dengan harapan agar dapat dicapai hasil tamatan yang cukup
baik, tidak hanya dalam segi kuantitas tetapi juga kualitas, termasuk pembenahan
sistem pendidikan di Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar adalah tempat
pengalaman pertama yang memberikan dasar pembentuk kepribadian individu.
Sehubungan dengan hal itu guru perlu membekali siswanya dengan kepribadian,
kemampuan, dan keterampilan dasar yang cukup sebagai landasan untuk
mempersiapkan pengalamannya pada jenjang yang lebih tinggi.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan sekolah dasar dalam hal ini
Departemen Pendidikan Nasional berusaha memperbaiki bidang pendidikan yang
meliputi kurikulum, guru dan proses pengajaran. Ketiga hal tersebut merupakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
variabel utama yang saling berkaitan dalam strategi pelaksanaan di sekolah (Nana
Sudjana, 1993:1). Menurut Isjoni (2009: 13) ada tiga komponen utama yang perlu
diperbarui dalam bidang pendidikan yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan
kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Berdasarkan uraian di
atas maka dalam upaya pencapaian tujuan belajar, tugas dan fungsi guru sangat
penting. Guru harus dapat menciptakan kondisi lingkungan belajar yang aman dan
nyaman sehingga siswa dapat aktif dan tertarik terhadap sekolah khususnya
terhadap materi yang diajarkan. Hal ini menyangkut kepada bagaimana teknik
atau metode menyampaikan materi.
Pada prinsipnya belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Jadi
di dalam proses belajar dibutuhkan suatu keaktifan belajar karena dapat
menyebabkan terjadinya suatu kegiatan yang membawa perubahan ke arah yang
lebih baik bagi diri siswa. Peranan seorang guru dalam proses belajar-mengajar
harus mampu mengembangkan perubahan tingkah laku pada siswa. Perubahan
tingkah laku tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. Menurut Oemar
Hamalik (2010:79) mengungkapkan bahwa taksonomi tujuan pendidikan
digunakan sebagai dasar untuk merumuskan tujuan pembelajaran. Taksonomi
tujuan tersebut terdiri dari domain-domain kognitif, afektif, dan psikomotor. Oleh
karena itu dalam mengajar pada bidang studi apapun guru harus berupaya
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap anak didik, sebab
ketiga aspek tersebut merupakan pembentuk kepribadian individu. Dewasa ini
banyak guru yang masih terbiasa dengan cara mengajar monoton. (Isjoni &
Ismail, 2008 : 149)
Penerapan Model pembelajaran yang paling efektif dalam proses
pembelajaran dalam kegiatan pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh
banyak faktor, antara lain guru, siswa, kurikulum, lingkungan belajar dan lainnya.
Guru dan siswa merupakan dua faktor terpenting dalam proses pembelajaran.
Pentingnya faktor guru dan siswa dapat diruntut melalui pemahaman hakekat
pembelajaran, yakni sebagai usaha sadar guru untuk membantu siswa agar dapat
belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru
perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang
menghambat maupun yang mendukung. Selain itu, guru harus memahami tentang
model atau strategi pembelajaran yang efektif yang dapat membantu siswa agar
dapat belajar secara optimal dan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses belajar. Menurut H. Isjoni (2009:72) Model pembelajaran perlu dipahami
guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan
hasil pembelajaran.
Merupakan salah satu kompetensi guru dalam memilih cocok untuk kondisi
siswa, kelas dan lingkungan tempat belajar, di samping juga sesuai dengan tujuan
pengajaran. Bagaimanapun juga pemilihan metode mengajar dan model
pembelajaran yang dipilih guru tidak bisa lepas dari teori-teori belajar yang
digunakan murid. Hal-hal yang mempengaruhi gairah belajar pun harus diketahui
guru dalam menentukan metode atau model pembelajaran karena salah satu tugas
mengajar sendiri adalah untuk membantu murid dalam belajar. Motivasi belajar
siswa tidak saja tumbuh dengan sendirinya, tetapi selalu dipengaruhi pula oleh
meodel pembelajaran yang digunakan guru. Seorang siswa akan merasa malas
belajar karena terus menerus mendapat ceramah dari gurunya atau siswa tidak bisa
memanfaatkan waktu untuk belajar. Kesiapan dalam menerima materi merupakan
pertimbangan bagi guru demi lancarnya proses belajar mengajar. Berdasarkan hal-
hal tersebut di atas, maka agar belajar mengajar lebih hidup dan bergairah
diusahakan terjadi komunikasi dua arah antara murid dengan murid ataupun murid
dengan guru. Murid dengan segala kesiapannya akan bertanya atau bahkan
mengkritisi terhadap apa yang telah dipelajarinya dan pada kesempatan itu pula
guru dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan ketika menyampaikan materi.
Untuk memilih model yang tepat, maka perlu diperhatikan relevansinya
dengan pencampaian tujuan pengajaran. Salah satu Model pembelajaran adalah
pembelajaran kooperatif. Menurut Hamruni (2009:162) Pembelajaran kooperatif
merupakan stategi pembelajaran kelompok yang akir-akir ini menjadi perhatian
dan dianjurkan oleh ahli pendidikan untuk digunakan. Dalam prakternya semua

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
model pembelajaran dikatakan baik jika memenuhi prinsip-prinsip sebagai
berikut: pertama, semakin kecil upaya yang dilakukanguru dan semakin besar
aktivitas belajar siswa, maka hal itu semakin baik. Kedua, semakin ssedikit waktu
yang diperlukan guru untuk mengaktifkan siswa belajar juga semakin baik.
Ketiga, sesuai dengan cara belajar siswa yang dilakukan. Kempat, dapat
dilaksanakan dengan baik oleh guru. Kelima, tidak ada satupun metode yang
paling sesuai untuk segala tujuan, jenis materi dan proses belajar yang ada
(Hasan,1996).
Berdasarkan hasil observasi dan informasi guru kelas V SD Negeri Jipang
02 umumnya, siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 hasil belajar IPA pokok bahasan
gaya masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar ranah kognitif pada
pokok bahasan gaya hanya 5 siswa dari 26 siswa kelas V atau sekitar 19,2%
siswa yang nilainya sama atau diatas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk nilai mata pelajaran IPA adalah 70 (lampiran
13). Hasil observasi hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa kelas V ranah
afektif 38,5% atau 10 siswa yang mendapat keterangan baik/amat baik atau nilai
70 (lampiran 14). Hasil observasi hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa
kelas V ranah psikomotorik 30,8% atau 8 siswa yang mendapat keterangan
baik/amat baik atau nilai 70 (lampiran 15).
Banyak faktor yang mempengarui rendahnya hasil belajar IPA pokok
bahasan gaya siwa kelas V SD Negeri Jipang 02 antara lain: metode mengajar
yang digunakan oleh guru dalam mengajar IPA pokok bahasan gaya kurang
inovatif, kurangnya minat dan motivasi siswa dalam belajar IPA pokok bahasan
gaya, kurangnya sumber belajar yang relevan, dalam pembelajaran IPA, guru
tidak menggunakan media pembelajaran saat pembelajaran IPA pokok bahasan
gaya, kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran IPA di SD Negeri
Jipang 02 kabupaten Grobogan, kurangnya perhatian orang tua terhadap siswa
ketika belajar di rumah, lingkungan belajar yang kurang mendukung dalam
pembelajaran IPA karena ruang kelas V SD Negeri Jipang 02 dekat dengan jalan.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan
rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku
yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran
kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk
menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan
adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas,
struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif
berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model
pembelajaran yang lain. Dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong
untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus
mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa
meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta
pengembangan keterampilan sosial.
Keungulan Pembelajaran kooperatif (Hamruni, 2009: 170-171) sebagai
suatu model adalah sebagai berikut: 1) Siswa tidak terlalu menggantungkan pada
guru,akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain. 2)
Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata
(verbal) dan membandingkanya dengan ide-ide orang lain. 3) Menumbuhkan
sikap respek pada orang laim, menyadari akan segala keterbatasanya, dan bersedia
menerima segala perbedaan. 4) Membantu memperdayakan setiap siswa untuk
lebih bertanggungjawab dalam belajar. 5) Meningkatkan prestasi akademik dan
kemanpuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan
interpersonal, ketrampilan mengelola waktu, dan sikap positif terhadap sekolah. 6)
mengembangkan kemampuan untuk menguji ide pemahaman siswa sendiri, serta
menerima umpan balik. Siswa dapat menerapkan teknik pemecahan masalah
tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah
tangungjawab kelompoknya. 7) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan
informasi dan mengubah belajar abstrak menjadi nyata (riil). 8) Meningkatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir, dan ini berguna untuk
proses pendidikan jangka panjang.
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan model pembelajaran
yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara
berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang
membutuhkan bantuan (Suyitno, 2002:9). Dalam model ini, diterapkan bimbingan
antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang
lemah. Dimana siswa yang pandai dijadikan ketua kelompok yang akan
membimbibg dan membantu anggota kelompok yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan
ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Slavin (Widdiharto, 2006: 19) membuat model ini
dengan beberapa alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan
kooperatif dan program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan
tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk
memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan
belajar siswa secara individual.
Rendahnya hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siwa kelas V SD Negeri
Jipang 02 merupakan masalah yang harus segera diatasi, karena jka tidak segera
diatasi akan mengakibatkan pada rendanya nilai IPA siswa kelas V SD Negeri
Jipang 02. Rendahnya nilai IPA siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 juga akan
berpengaruh terhadap nilai rata-rata semester. Rendahnya hasil belajar IPA pokok
bahasan gaya siwa kelas V SD Negeri Jipang 02 juga akan membuat siswa
mengalami kesulitan pada materi IPA selalanjutnya.
Berdasar latar belakang tersebut di atas, peneliti merasa perlu mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Hasil Belajar IPA Tentang
Gaya Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (team assisted
individualization) Bagi Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 Kecamatan
Penawangan Kabupaten Grobogan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasi permasalahanya, antara lain
sebagai berikut:
1. Hasil belajar IPA (Ilmu Penetahuan Alam) pokok bahasan gaya siswa kelas V
SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan rendah.
2. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas V SD Negeri Jipang 02
kabupaten Groogan saat pembelajaran IPA pokok bahasan gaya kurang
inovatif.
3. Kurangnya minat siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan
dalam pembelajaran IPA (Ilmu Penetahuan Alam) pokok bahasan gaya.
4. Dalam pembelajan IPA (Ilmu Penetahuan Alam) pokok bahasan gaya guru
kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan kurang menggunakan
media yang inovatif.
5. Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran IPA (Ilmu Penetahuan Alam)
pokok bahasan gaya di SD Negeri Jipang 02 kabupaten Groogan.
6. Kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaaran IPA (Ilmu Penetahuan
Alam) pokok bahasan gaya di SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan.
7. Belum digunakanya model pembelajaran kooperatif Tipe TAI (Team Assisted
Individualization)
8. Lingkungan belajar yang kurang mendukung saat pembelajaran IPA karena
letak ruang kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan dekat jalan
raya.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka peneliti
memberi batasan masalah sebagain berikut :
1. Hasil belajar IPA khusus pokok bahasan gaya siswa kelas V SD Negeri
Jipang 02 kabupaten Grobogan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Pengunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization).
D. Rumusan Masalah
Dalam setiap penelitian suatu masalah diperlukan adanya kejelasan dari
masalah yang menjadi obyek penelitian. Dalam hal ini diperlukan rumusan
sehingga tidak terjadi kesalahan. Berdasarkan hal tersebut kemudian dirumuskan
pokok pembahasan sebagai berikut:
Apakah dengan penggunaan model pembelajaran koooperatif tipe TAI
(Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA khusus
pokok bahasan gaya bagi siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kecamatan
Penawangan kabupaten Grobogan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
Meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa kelas V SD
Negeri Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan Grobogan melalui
model pembelajaran koooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
F. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Digunakan sebagai model pembelajaran alternatif dalam pelajaran IPA
(ilmu Pengetahuan Alam) yang berkaitan dengan pokok bahasan gaya dan
menambah wawasan baru mengoptimalkan prestasi belajar IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) melalui model pembelajaran koooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization)
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1) Menigkatkatnya hasil belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) pada
pokok bahasan gaya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2) Meningkatnya keaktifan siswa terhadap pembelajaran IPA (Ilmu
pengetahuan Alam) pada pokok bahasan gaya.
b. Bagi guru
1) Meningkatnya kemampuan guru dalam menggunakan model
pembelajaran kooperatif TAI (Team Assisted Individualization).
2) Berkembangnya pembelajaran yang lebih inovatif dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization)
3) Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam
menyampaikan pokok bahasan gaya pada siswa.
c. Bagi Sekolah
1) Meningkatnya kualitas pembelajaran pokok bahasan gaya baik proses
maupun hasil dalam pelajaran IPA (Ilmu pengetahuan Alam)
2) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta
kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Hasil Belajar IPA
a. TinjauanTentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ada beberapa pendapat tentang ilmu pengetahuan alam yang
diajukan oleh bebapa ahli, antara lain IPA sendiri berasal dari kata sains
yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan
henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur,
sistematis, berobjek, bermetode dan
Menurut Abdullah
diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan
melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara
cara yang satu dengan cara yang lain. menurut dekdipbud dalam
Ensiklopedi Indonesia (1991 : 482) dalam Sadiman(2008: 7) yang
dinyatakan bahwa :
Ilmu pengetahuan alam disebut juga sebagai ilmu-ilmu alam( yang berasal dari bahasa latin dari kata realita yang berarti nyata) adalah kelompok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk merumuskan paham-paham dan hukum-hukum tersebut. Ilmu ini dibedakan dua kelompok yaitu: pertama, ilmu-ilmu yang berpokok pada ilmu hayat(biologi). Kedua ilmu-ilmu alam yang menyelidiki tentang alam yang tidak bernyawa, yang meliputi ilmu fisika, ilmu kimia dan ilmu bintang.
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar ( 1994 :58 ) Garis-Garis
Besar program Pengajaran (GBPP) Kelas V Sekolah Dasar dinyatakan :
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hasil kegiatan manusia yang
berupa pengetahuan, gagasandan konssep yang terorganisasi tentang alam
sekitar, yang diperoleh dari pengamalan melalui serangkaian proses
kegiatan ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian
gagasan- gagasan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Menurut Larasati (http:/www.scribd.com/doc/17087298
/Karakteristik -Pembelajaran-IPA-SD) di unduh 29 Desember 2010, IPA
secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam
semesta. Dalam kurikulum pendidikan dasar terdahulu (1994) dijelaskan
pengertian IPA (sains) sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahun,
gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang
diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan
dalam kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu
secara sistematis tentang alam semesta. Menurut Hendro dan Jenny dalam
http:// www.scribd.com/doc /17087298 /Karakteristik Pembelajaran-IPA-
SD di unduh 29 Desember 2010, ucapan Einstein: Science is the atempt to
make the chaotic diversity of our sense experience correspond to a
logically uniform system of thought, mempertegas bahwa IPA adalah suatu
bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem
pola berpikir yang logis tertentu, yang dikenal dengan istilah pola berpikir
ilmiah.
Dari beberapa pengertian tentang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
diatas dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan pengetahuan hasil
kegiatan manusia tentang alam dan gejala gejalanya yang bersifat aktif dan
dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu
teratur (observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori),
sistematis, bermetode ilmiah, berobjek pada makluk hidup/ilmu hayat dan
tentang alam yang tidak bernyawa, bersifat teoritis dan berlaku secara
universal.
2) Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menurut Kurikulum Pendidikan Dasar (1994 : 58) Garis Garis
Besar Program Pengajaran (GBPP) Sekolah Dasar dinyatakan bahwa
tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan alam adalah sebagai berikut :
a) Mengembangkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains,
teknologi dan masyarakat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
c) Mengembangkan pemahaman dan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
d) Mengembangkan kesadaran peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehari-hari
e) Mengalihgunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman kepada
bidang lainya (pembelajaran terpadu).
f) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan
alam.
g) Menghargai ciptaan Tuhan akan lingkungan alam.
Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak didik memiliki
pengetahuan tentang gejala alam dan berbagai jenis dan perangai
lingkungan alam dari lingkungan buatan dengan melalui pengamatan-
pengamatanagar anak tidak buta mengenai pengetahuan dasar akan
IPA.
Menurut kebijaksanaan umum kurikulum berbasis kompetensi
(2006) dalam (Leo Sutrisno, dkk, 2008:2-29) mata pelajaran IPA di SD
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
a) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan teknologi dan masyarakat.
c) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
d) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menurut GPBB (Garis-Garis Besar Program Pengajaran) IPA
Sekolah Dasar ruang lingkup mata pelajara IPA mencakup :
a) Makluk hidup dan proses kehidupan yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
b) Materi sifat-sifat dan kegunaanya meliputi udara, air, tanah dan
batuan.
c) Listrik, magnet, energi, panas, gaya, pesawat sederhana, cahaya ,
bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit lainya.
d) Kesehatan, makanan dan pencegahanya
e) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestarian.
Di dalam penelitian ini penulis akan mengkaji konsep-
konsep pengembangan Ilmu penetahuan IPA kelas V pokok
bahasan gaya antara lain :
a) Pengaruh gaya
Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar kita
mendapati kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Pada saat kita
membuka atau menutup pintu kita telah melakukan gaya yang
berupa dorongan dan tarikan. Selain itu, pada saat kamu bermain
kelereng kamu tentu dapat menggerakkan kelereng dengan
menggunakan salah satu jari tanganmu. Gerakan mendorong atau
menarik yang menyebabkan benda bergerak disebut gaya. Gaya
yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda
tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda
bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah. Pada saat kamu
menendang bola maka bola akan bergerak dan berubah arahnya.
Gaya pada benda juga mengakibatkan benda berubah bentuk.
Sebagai contohnya, ketika kamu bermain dengan plastisin kamu
dapat membuat berbagai macam bentuk. Gaya tangan
menyebabkan bentuk plastisin berubah sesuai dengan bentuk yang
diinginkan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b) Macam-macam gaya
(1) gaya Gesek
(2) Gaya Gravitasi
(3) Gaya Magnet
c) Keuntungan dan kerugian gaya gesek
Manfaat gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
manfaat gaya gesekan yang dapat kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari adalah sebagai berikut.
(1) Membantu benda bergerak tanpa tergelincir. Kita dapat berjalan
di atas lantai karena adanya gaya gesekan, antara sepatu dengan
lantai yang meyebabkan kita tidak tergelincir saat berjalan.
Selain itu, permukaan aspal jalan raya dibuat agak kasar. Hal ini
bertujuan agar mobil tidak slip ketika bergerak di atasnya.
Adanya gesekan antara ban dan aspal menyebabkan mobil dapat
bergerak tanpa tergelincir.
(2) Menghentikan benda yang sedang bergerak, misalnya rem pada
sepeda. Rem pada sepeda digunakan agar sepeda yang kita naiki
dapat berhenti ketika sedang bergerak. Gesekan antara karet rem
dengan peleg membuat laju sepeda akan semakin lambat ketika
di rem.
Kerugian gaya gesekan dalam kehidupan sehari-hari. Selain memiliki
manfaat, gaya gesekan juga memiliki kerugian. Berikut beberapa
kerugian yang ditimbulkan oleh gaya gesekan dalam kehidupan
sehari-hari.
(1) Menghambat gerakan, gaya gesekan menyebabkan benda yang
begerak akan terhambat gerakannya. Adanya gesekan antara ban
sepeda dengan aspal membuat kita harus mengayuh sepeda
dengan tenaga yang lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa
gaya gesekan menghambat gerakan suatu benda.
(2) Menyebabkan aus, ban sepeda kita menjadi gundul atau sepatu
yang kita pakai untuk sekolah bagian bawahnya menjadi tipis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
diakibatkan oleh gesekan antara ban atau sepatu dengan aspal.
Jadi, gesekan menyebabkan benda-benda menjadi aus.
4) Evaluasi Dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui hasil dari
proses belajar mengajar, yang bertujuan untuk mengetahui tingat
kemajuan yang telah dicapai siswa. Penilaian dilakukan oleh guru
terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian
kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran
(http://www.slideshare.net/smpbudiagung/rancangan-penilaian-hasil-
belajar) diunduh 25 maret 2011.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram
dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian
hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan
Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
Evaluasi dapat diadakan di akhir kegiatan belajar mengajar
ataupun saat kegiaatan belajar mengajar berlangsung. Tujuan Evaluasi
dalam pembelajaran adalah : a). Mendeskripsikan kemampuan belajar
siswa. b). mengetahui tingkat keberhasilan PBM. c). menentukan
tindak lanjut hasil penilaian. d). memberikan pertanggung jawaban
(accountability).
Dalam melakukan evaluasi pembelajaran IPA harus mengukur
tiga aspek atau ranah sesuai taksonomi Bloom yaitu : a) Ranah
kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6
aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
penilaian. b). Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab
atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai
atau kompleks nilai. c). Ranah psikomotor, meliputi keterampilan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular
menghubungkan,mengamati.(http://indrhttp://ulfiarahmi.wordpress.co
m/evaluasi-hasil-belajar) diunduh 25 maret 2011.
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Di kalangan ahli psikologi terdapat keberagaman dalam cara
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning).
a) Gagne dan Berliner (Anni, 2006:2) mengemukakan bahwa belajar
merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya
karena hasil dari pengalaman.
b) Morgan (Anni, 2006:2) mengemukakan bahwa belajar merupakan
perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau
pengalaman.
c) Hilgard dan Bower (Dalyono, 2005:211) mengemukakan bahwa belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu
situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat
dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan
atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh
obat, dan sebagainya).
d) Witherington (Dalyono, 2005:211) mengemukakan bahwa belajar adalah
suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau pengertian.
Dari beberapa pengertian diatas dapat peneliti simpulkan bahwa
pengertian belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang dan perubahan
di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari
reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau pengertian,
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak
dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat,
dan sebagainya) yang bersifat permanent.
Menurut Anni (2006: 5) Hasil belajar merupakan perubahan yang
diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar Perolehan
aspekaspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari
oleh pembelajar. Oleh karena itu apabila pembelajar mempelajari
pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh
adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku
yang harus dicapai oleh pembelajar setelah melaksanakan aktivitas belajar
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Anni, 2006: 5).
Menurut vesta dan Tompson dalam Abin Syamsudin (1998 : 27),
hasil belajar adalah perubahan secara visual perilaku atau pribadi tersebut
pada prinsipnya dapat digambarkan pada gambar 1 sebagai berkut :
Gambar 1. Gambar perubahan atau pribadi menurut Vesta dan Tompson.
Keterangan:
X : Siswa belum memukan dan memiliki ketrampilan awal atau
pengetahuan awal sebelum belajar.
Y : Pengetahuan dan ketrampilan awal siswa sebelum belajar
Z : Sifat kepribadian tertentu yang dimiliki individu yang tidak
dikehendaki misalnya kebiasaan merokok, berkelahi,
emosional dll pada individu sebelum belajar.
X1: Penemuan informasi atau penguasaan suatu ketrampilan
yang telah ada
Perilaku pribadi sebelum belajar (learning) X = 0 Y = 1 Z = 1
Pengalaman praktik, latihan (Learning experiences)
Perilaku pribadi setelah belajar X1 = X + 1 = 1 Y1 = Y + 1 = 2 Z1 = Z 1 = 0

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Y1: Penambahan atau perkayaan dari informasi atau
pengetahuan atau ketrampilan yang telah ada
Z1: Merupakan reduksi atau menghilangkan sifat kepribadian
tertentu atau perilaku tertentu yang tidak dikehendaki
(misalnya kebiasaan merokok, ekspresi marah, takut dan
sebagainya)
Perubahan itu mungkin meerupakan suatu penemuan informasi atau
penguasaan suatu ketrampilan yang telah ada, seperti kasus X pada gambar
diatas ( Hilgard, 1948:4) dalam Abin Syamsudin (1998 : 27). Mungkin pula
bersifat penambahan atau perkayaan dari informasi atau pengetahuan atau
ketrampilan yang telah ada seperti kasus Y pada gambar diatas( Hilgard,
1948:4) dalam Abin Syamsudin (1998 : 27). Bahkan, mungkin pula
merupakan reduksi atau menghilangkan sifat kepribadian tertentu atau
perilaku tertentu yang tidak dikehendaki (misalnya kebiasaan merokok,
ekspresi marah, takut dan sebagainya) seperti kasus perilaku atau sifat
kepribadian Z pada gambar diatas (Woodwort & Mawquis, 1957) Abin
Syamsudin (1998 : 27).
Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam (http://indrhttp://ulfiarahmi.
wordpress.com/ evaluasi- hasil- belajar), hasil belajar merupakan hal yang
dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi
siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik
bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental
tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan
pelajaran.
Menurut Menurut Oemar Hamalik dalam (http:// hasil-belajar-
pengertian-dan-definisi), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku yang dialami seseorang atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
pembelajar perubahan tersebut dapat berupa penemuan informasi atau
penguasaan suatu ketrampilan yang telah ada, penambahan atau perkayaan
dari informasi atau pengetahuan atau ketrampilan yang telah ada,
Merupakan reduksi atau menghilangkan sifat kepribadian tertentu atau
perilaku tertentu yang tidak dikehendaki (misalnya kebiasaan merokok,
ekspresi marah, takut dan sebagainya). Perubahn tersebut juga dapat di
pandang dari aspek guru dan siswa dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar sedand dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat
terselesikannya bahan pelajaran.
2) Klasifikasi Hasil Belajar
Kegiatan belajar mengajar dikatakan efisien jika hasil belajar yang
diinginkan dapat dicapai dengan usaha yang sekecil mungkin. Perwujudan
perilaku belajar biasanya dapat dilihat dari adanya perubahan-perubahan
kebiasaan, keterampilan, dan pengetahuan, sikap dan kemampuan yang
biasanya disebut sebagai hasil belajar.
Belajar dan mengajar sebagai aktifitas utama disekolah meliputi 3
unsur yaitu: tujuan pengajaran, pengalaman belajar mengajar dan hasil
belajar. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah mengalami
proses belajar dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Menurut Sudjana (2005: 22) Dalam sistem pendidikan nasional
rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan klarifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom
yang secara garis besar membaginya menjadi 3 ranah,yaitu: ranah kognitif,
afektif, dan Psikomotorik.
a) Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek.
Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi (Sudjana, 2005: 22).Ranah
kognittif tersebut yaitu : (1) Pengetahuan, seperti mengingat atau
menghafal. (2) Pemahaman, seperti menginterpretasikan. (3) Aplikasi,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
menggunakan konsep untuk memecahkan masalah. (4) Analisis,
menjabarkan suatu konsep. (5) Sintesis, menggabungkan bagian-bagian
konsep menjadi suatu konsep utuh. (6) Evaluasi, membandingkan nilai-
nilai, ide, metode dan sebagainya. (Suciati & Irawan, 2001: 16)
b) Afektif
Berkenaan dengan ranah afektif, ada dua hal yang perlu dinilai, yaitu
pertama kompetensi afektif, dan kedua sikap dan minat siswa terhadap
mata pelajaran dan proses pembelajaran. Tipe hasil belajar afektif tampak
pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatianya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar dan hubungan sosial.Ada lima tingkatan dalam ranah
afektif yaitu : (1) Pengenalan, ingin menerima sadar akan adanya sesuatu.
(2) Merespon, aktif berpartisipasi. (3) Penghargaan, menerima nilai-nilai,
setia kepada nilai-nilai tertentu. (4) Pengorganisasian, menghubungkan
nilai-nilai yang dipercayai. (5) Pengalaman, menjadikan nilai-nilai bagian
dari pola hidup. (Suciati & Irawan, 2001: 17).
c) Psikomotorik
Hasil belajar Psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Berkenaan dengan ranah psikomotorik
dibagi menjadi lima yaitu : (1) Peniruan, menirukan gerak. (2)
Penggunaan, menggunakan konsep untuk melakukan gerak. (3) Ketepatan,
melakukan gerak dengan benar. (4) Perangkaian, melakukan beberapa
gerakan sekaligus dengan benar. (5) Naturalisasi, melakukan gerak secara
wajar. (Suciati & Irawan, 2001: 16)
Taksonomi Bloom, seperti yang telah kita ketahui berhasil
memberi inspirasikepada banyak pakar lain untuk mengembangkan teoti
belajar dan pembelajaran. Pada tingkatan yang lebih praktis, taksonomi ini
banyak membantu praktisi pendidikan untuk memformulasikan tujuan-
tujuan belajar yang lebih mudah dipahami, oprasional serta dapat diukur.
(Suciati & Irawan, 2001: 17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI
a. Tinjauan Model Pembelajaran Kooperatif
1) Pengertian Model Pembelajaraan Kooperatif
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam
penerapanya, model pembelajaran harus diterapkan sesuai dengan
kebutuhan siswa, karena masing-masing model pembelajaran memiliki
tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda.
Menurut Dahlan (1990) dalam Isjoni (2009: 72), model mengajar
dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam
menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran dan pemberi petunjuk
kepada pengajar di kelas. Salah satu model pembelajaran yang
berkembang saat ini adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran
ini menggunakan kelompok-kelompok kecil sehingga siswa-siswa saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Siswa dalam kelompok
kooperatif belajar diskusi, saling membantu dan mngajak satu sama lain
untuk mengatasi masalah belajar. Pembelajaran kooperatif
mengkondisikan siswa untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam
kerja kelompok untuk menuntaskan materi/masalah dalam belajar.
Model pembelajaran kooperatif banyak dignakan untuk
mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat kepada siswa
(student center), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan
guru dalam mengaktifkan siswa yang tidak dapat bekerja sama dengan
orang lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada orang lain. Model
pembelajaran ini terbukti dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran
dan berbagai usia. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar guru
tidak lagi mendominasi seperti lazimnya pada saat ini, sehingga siswa
dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa lainnya dan saling belajar
mengajar dengan siswa lainya.
Menurut Slavin (2005 : 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada
berbagai macam metode pengajaran dimana siswa bekerja dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya
dalam mempelajari materi pembelajaran. Dalam kelas kooperatif, para
siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat ini
dan menutup kesenjangan pengetahuan dalam masing-masing.
Menurut Slavin (1995) dalam Isjoni (2009 :22) mengemukakan,
tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu
model pembelajaran dimana sistam belajar dan bekerja secara kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga
merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
Menurut Isjoni (2009: 20) pembelajaran kooperatif di definisikan
sebagai suatu pendekatan mengajar dimana murid bekerjasama diantara
satu sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk menyelesaikan
tugas individu atau kelompok yang diberikan oleh guru.
Menurut H. Hamruni (2009: 162) pembelajaran kooperatif
merupakan strategi pembelajaran yang menerapkan sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara 4-6 orang yang memounyai latar
belakang dan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang
berbeda (heterogen)
Menurut (Henny, 2003:20) dalam http://matematikacerdas.
wordpress.com /2010/01/28/ model- pembelajaran-kooperatif- tipe- tai-
team- assisted- individualization/ pembelajaran kooperatif merupakan
stategi pembelajaran yang mendorong siswa aktif menemukan sendiri
pengetahuannya melalui ketrampilan proses. Siswa belajar dalam
kelompok kecil yang kemampuannya heterogen. Dalam menyelesaikan
tugas kelompok setiap anggota saling bekerja sama dan saling membantu
dalam memahami suatu bahan ajar.
Dari beberapa pengertian tentang pembelajaran kooperatif di atas
dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
model pembelajaran dimana sistam belajar dan bekerja secara kelompok-
kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif bekerjasama
diantara satu sama lain dalam kelompok belajar yang kecil untuk
menyelesaikan tugas individu atau kelompok yang diberikan oleh guru.
Dengan tujuan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan
berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat ini
dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing, mendorong
siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui ketrampilan
proses.
2) Sasaran Pembelajaraan Kooperatif
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif membutuhkan
partisipasi dan kerja sama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif
dapat cara meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar lebih baik,
sikap tolong-menolong dalam perilaku sosial. Tujuan utama dalam
penerapan model belajar mengajar pembelajaran kooperatif adalah agar
peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temanya
secara dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan
kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasanya dengan
menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
Pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan
untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang
dirangkum Ibrahim, et al. (2000) dalam (Isjoni, 2009: 39) yaitu:
a) Hasil Belajar Akademik
Dalam pembelajaran kooperatif mencakup beragam tujuan sosial,
juga memperbaiki hasil belajar siswa atau tugas-tugas akademis
penting lainya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul
dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para
pengembang model telah menunjukan, modal stuktur penghargaan
kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar
akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil
belajar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b) Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan
secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya
kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuanya. Pembelajaran
kooperatif memberi peluang kepada siswa dari berbagai latar belakang
dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan melalui sruktur penghargaan kooperatif akan belajar
saling menghargai satu sama lain.
Dalam pembelajaran kooperatif guru berperan sebagai fasilitator.
Guru bertanggungjawab untuk mengembangkan kemampuan siswa,
karena itu perbedaan-perbedaan yang ada di dalam kelas diusahakan
tida menghambat dalam mewujudkan interaksi sosial yang efektif
diantara siswa. Hubungan persahabatan antara beberapa orang siswa
dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar. (Isjoni, 2009: 41)
c) Pengembangan Ketrampilan Sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah
mengajarkan kepada siswa ketrampilan bekerjasama dan kolaborasi.
Ketrampilan ini amat penting dimiliki siswa sebagai warga
masyarakat, bangsa dan negara, karena mengingat kenyataan yang
dialami bangsa ini dalam mengatasi masalah- masalah sosial yang
semakin kompleks, serta tantangan bagi para peserta didik supaya
mampu dalam menghadapi persaingan global dan memenangkan
persaingan tersebut. (Isjoni, 2009: 41). Era global ditandai dengan
persaingan dan kerjasama disegala aspek kehidupan mempersyaratkan
siswa memiliki ketrampilan sosial. Kertampilan serta sikap positif
sosial sebagai anggota masyarakat lokal maupun global yang
demokratis dapat dikembangkan lebih lanjut melalui pembelajaran
kooperatif. Dengan demikian peserta didik mendapatpatkan makna dan
manfaat praktis dari setiap proses pembelajaran tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
3) Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja
kelompok, oleh sebab itu banyak guru mengatakan tidak ada suatu yana
aneh dalam pebelajaran kooperatif, karena mereka menganggap telah
biasa menggunakanya. Walaupu pembelajaran kooperatif terjadi dalam
bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok disebut pembelajaran
kooperatif.
Bennet (1995) dalam Isjoni (2009: 60) menyatakan ada lima unsur
dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja
kelompok, yaitu
a) Positive Interdependence, yaitu hubugan timbal balik yang didasari
adanya kepentingan yang sama atau perasaan diantara anggota
kelompok dimana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan
yang lain pula atau sebaliknya.
b) Interaction face to face, yaitu interaksi yang lagsung terjadi antar siswa
tanpa adanya perantara.
c) Adanya tanggungjawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam
anggota kelompok. Hal tersebut, dapat memotivasi siswa
untukmembantu temanya, karena tujuan pembelajaran kooperatif
adalah menjadikan setiap anggota kelompok lebih kuat pribadinya.
d) Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi,
mengembangkan kemampuan antar kelompok dan memelihara
hubungan kerja yang efektif.
e) Meningkatkan ketrampilan kerja dalam memecahkan masalah (proses
kelompok).
Kemudian Isjoni (2009: 27) menyebutkan pembelajaran kooperatif
mempunyai cirri-ciri yaitu: a) setiap anggota memiliki peran, b) terjadi
hubungan interaksi langsung diantara siswa, c) setiap anggota kelompok
bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya,
d) guru membantu mengembangkan ketrampila-ketrampilan interpersonal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
kelompok dan e) guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat
diperlukan.
4) Bentuk-Bentuk Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2009 : 73), dalam pembelajaran kooperatif terdapat
beberapa variasi model yang dapat diterapkan , yaitu :
a) Student Team Achievement Division (STAD)
b) Jigsaw
c) Teams Games Tournaments (TGT)
d) Group Investigation (GI)
e) Rotating Trio Exchange
f) Group Resume
Sedangkan menurut Suyitno (2004: 37), pembelajaran kooperatif di
bagi kedalam enam tipe yaitu:
a) STAD (Student Teams Achievement Divisions).
b) TGT (Teams Games Tournament).
c) TAI (Teams Assisted Individualization).
d) Jigsaw
e) Jigsaw II
f) CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition).
b. Tinjauan Tentang TAI (team asisten individual)
1) Pengertian TAI
TAI singkatan dari Team Assisted Individualization. TAI termasuk
dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI, siswa
ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang
heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara
individu bagi siswa yang memerlukannya. Dengan pembelajaran
kelompok, diharapkan para siswa dapat meningkatkan pikiran kritisnya,
kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang tinggi. Sebelum dibentuk
kelompok, siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dalam satu kelompok.
Siswa diajari menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
kepada teman sekelompok, berdiskusi, mendorong teman lain untuk
bekerja sama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya. Salah satu
ciri pembelajaran kooperatif adalah kemampuan siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok kecil yang heterogen. Masing-masing anggota dalam
kelompok memiliki tugas yang setara. Karena pada pembelajaran
kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang
pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam
kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat
mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang
lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan
dalam kelompok tersebut.
Model pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization)
termasuk dalam pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran TAI,
siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 sampai 5 siswa)
yang heterogen untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sudah
disiapkan oleh guru, selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara
individu bagi siswa yang memerlukannya. Keheterogenan kelompok
mencakup jenis kelamin, ras, agama (kalau mungkin), tingkat kemampuan
(tinggi, sedang, rendah), dan sebagainya.
(Suyitno, 2002:9) model pembelajaran kooperatif tipe TAI
merupakan model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang
heterogen dengan latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling
membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan.
Slavin (Widdiharto, 2006: 19) membuat model ini dengan beberapa
alasan. Pertama, model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan
program pengajaran individual. Kedua, model ini memberikan tekanan
pada efek sosial dari belajar kooperatif. Ketiga, TAI disusun untuk
memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal
kesulitan belajar siswa secara individual.
Slavin (2005 : 189) TAI diprakarsai sebagai usaha merancang
sebuah bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
masalah yang membuat pengajaran individual menjadi tidak efektif,
dengan membuat para siswa bekerja dalam tim-tim pembelajaran
kooperatif dan mengemban tanggung jawab mengelola dan memeriksa
secara rutin, saling membantu satu sama lain, dan saling mendorong untuk
maju, maka guru dapat membebaskan diri dari memberikan pengajaran
langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari
tim-tim yang heterogen.
Dalam (http://matematikacerdas. wordpress.com /2010/01/28/
model- pembelajaran-kooperatif- tipe- tai- team- assisted-
individualization/) model pembelajaran tipe TAI adalah menerapkan
bimbingan antar teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab
terhadap siswa yang lemah. Disamping itu dapat meningkatkan partisipasi
siswa dalam kelompok kecil. Siswa yang pandai dapat mengembangkan
kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat
terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah model pembelajaran yang
membentuk kelompok kecil (4 sampai 5 siswa) yang heterogen dengan
latar belakang cara berfikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap
siswa lain yang membutuhkan bantuan, dengan membuat para siswa
bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung
jawab mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama
lain, dan saling mendorong untuk maju, menerapkan bimbingan antar
teman yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang
lemah, maka guru dapat membebaskan diri dari memberikan pengajaran
langsung kepada sekelompok kecil siswa yang homogen yang berasal dari
tim-tim yang heterogen. Model ini mengkombinasikan keunggulan
kooperatif dan program pengajaran individual, memberikan tekanan pada
efek sosial dari belajar kooperatif, TAI disusun untuk memecahkan
masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar
siswa secara individual.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Komponen TAI
Model pembelajaran tipe TAI ini memiliki 8 komponen (Suyitno,
2004: 8), kedelapan komponen tersebut adalah sebagai berikut :
a) Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4
sampai 5 siswa.
b) Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat
rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa
pada bidang tertentu.
c) Student Creative yaitu melaksanakan tugas dalam suatu kelompok
dengan menciptakan dimana keberhasilan individu ditentukan oleh
keberhasilan kelompoknya.
d) Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan
oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada
siswa yang membutuhkan.
e) Team Score and Team Recognition yaitu pemberian score terhadap
hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap
kelompok yang berhasil secara cemerlang dan kelompok yang
dipandang kurang berhasil dalam menyelesaikan tugas.
f) Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat dari guru
menjelang pemberian tugas kelompok.
g) Fact test yaitu pelaksanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang
diperoleh siswa.
h) Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru kembali diakhiri
waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.
3) Langkah-langkah Pembelajaran IPA Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TAI
a) Guru menentukan suatu pokok bahasan yang akan disajikan kepada
para siswanya dengan mengadopsi model pembelajaran TAI.
b) Guru menjelaskan kepada seluruh siswa tentang akan diterapkannya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
c) model pembelajaran TAI, sebagai suatu variasi model pembelajaran.
Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerja sama antar siswa
dalam suatu kelompok.
d) Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dikerjakan kelompok.
Bila terpaksa, guru dapat memanfaatkan LKS yang dimiliki para siswa.
e) Guru memberikan pre-test kepada siswa tentang materi yang akan
diajarkan (mengadopsi komponen placement test). Pre-test bisa
digantikan dengan nilai rata-rata ulangan harian siswa.
f) Guru menjelaskan materi baru secara singkat (mengadopsi komponen
teaching group).
g) Guru membentuk kelompok-kelompok kecil dengan anggota 4-5 siswa
pada setiap kelompoknya. Kelompok dibuat heterogen tingkat
kepandaiannya dengan mempertimbangkan keharmonisan kerja
kelompok (mengadopsi komponen teams).
h) Guru menugasi kelompok dengan bahan yang sudah disiapkan. Dalam
hal ini, jika guru belum siap, guru dapat memanfaatkan LKS siswa.
Dengan buku paket dan LKS, melalui kerja kelompok, siswa mengisi
isian LKS (mengadopsi komponen student creative).
i) Ketua kelompok, melaporkan keberhasilan kelompoknya atau melapor
kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya.
Jika diperlukan, guru dapat memberikan bantuan secara individual
(mengadopsi komponen team study).
j) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota telah
memahami materi bahan ajar yang diberikan guru, dan siap untuk
diberi ulangan oleh guru (mengadopsi komponen team scores dan team
recognition). Setelah diberi ulangan, guru harus mengumumkan
hasilnya dan menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang
kurang berhasil (jika ada).
k) Pada saat guru memberikan tes, tindakan ini mengadopsi komponen
facts test.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
l) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan pendalaman secara
klasikal dengan menekankan strategi pemecahan masalah (mengadopsi
komponen whole-class units).
m) Guru dapat memberikan tes formatif, sesuai dengan TPK/kompetensi
yang ditentukan (Amin Suyitno, 2006:10-11).
B. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian tindakan kelas oleh Budi Lestariningsih tahun 2007 dalam
skripsinya dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-6 SMA N
Grabag Kabupaten Magelang Pokok Bahasan Trigonometri Melalui
Implementasi Model Pembelajaran Tipe TAI berbantuan LKS. Hasil
penelitihan menyimpulkan bahwa melalui implementasi model pembelajaran
kooperatif tipe TAI berbantuan LKS dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas X-6 SMA N 1 Grabag Kabupaten Magelang pokok bahasan
Trigonometri.Hal ini terbukti bahwa 84,65 % siwa tersebut telah mencapai
nilai KKM sebesar 75 pada siklus II
2. Hasil penelitian tindakan kelas oleh Bukaningrum Tiliyani tahun 2006 dalam
skripsinya dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning
tipe TAI (Team Asisted Individualization) untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IX B SMP Negeri 1 Adiwerna kabupaten Tegal Dalam Pokok
Bahasan pangkat Tak Sebenarnya. Hasil penelitihan menyimpulkan bahwa
melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe TAI (Team
Asisted Individualization) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX B
SMP Negeri 1 Adiwerna kabupaten Tegal Dalam Pokok Bahasan pangkat Tak
Sebenarnya. Hal tersebut ditunjukan melalui nilai rata-rata tes akhir siklus I
69,4, nilai rata-rata tes akhir siklus II 76,2, dan nilai rata-rata tes akhir siklus
III 85,6 ( melebihi 72,6 yang menjadi tolok ukur keberhasilan ), juga
ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa siklus I, siklus II, dan siklus III
masing-masing 58,97%, 76,92%, dan 89,74%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Hasil penelitian oleh Retno Kusumaningrum tahun 2007 dalam skripsinya
yang berjudul keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe TAI
(Team Asisted Individualization) melalui Pemanfaattan LKS (Lembar Kerja
Siswa) Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Jajargenjang
dan Belahketupat Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe TAI (Team
Asisted Individualization) melalui Pemanfaattan LKS (Lembar Kerja Siswa)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Sub Pokok Bahasan Jajargenjang dan
Belahketupat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa model pembelajaran TAI
(Team Assisted Individualization) melalui pemanfaatan LKS (Lembar Kerja
Siswa) lebih efektif daripada model pengajaran langsung terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 11 Semarang tahun pelajaran
2006/2007 pada sub pokok bahasan jajargenjang dan belahketupat.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun
suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran sebelum menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted individualization), guru
masih menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa menjadi lebih cepat bosan
dan informasi yang disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak merangsang
kreativitas dan partisipasi siswa, Guru lebih menekankan pada terselesainya
materi pelajaran daripada tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi,
komunikasi pembelajaran hanya satu arah sehingga kurang adanya timbal balik
antara guru dengan siswa untuk aktif dan kreatif dalam menyerap dan
mempertajam gagasannya, siswa masih merasa malu untuk bertanya kepada guru
tentang materi yang belum mereka pahami sehingga membuat siswa kurang aktif
dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa IPA merupakan mata pelajaran
yang sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya. Akibat dari permasalahan
tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar IPA siswa pada pokok bahasan gaya.
Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted
individualization), untuk mengoptimalkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Diharapkan pada kondisi akhir pembelajaran, partisipasi, kerja sama,
tanggungjawab dan kreativitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkat
sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dan pada akhirnya hasil belajar
siswa IPA tentang IPA dapat meningkat secara optimal.
Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam
penelitian ini pada gambar 2 sebagai berikut:
Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir
Tindakan
Kondisi Akhir
Kondisi Awal
Melaui PTK Guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (team assisted individualization) dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya
Siklus I Diharapkan dengan melalui tahapan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi ada peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya
Siklus II Diharapkanngan dengan pelaksanaan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi ada belajar siswa pada mata pelaajaran IPA pokok bahasan gaya meningkat sesuai indikator kerja
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan gaya meningkat
1.Guru belum menggunakan model prmbelajaran tipe TAI (team assisted individualization) dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya
2.Guru mengunakan metode konvensional dalam pembelajaran IPA
hasil belajar IPA pokok bahasan gaya rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran dan kajian teori di atas, maka dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted
individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri
Jipang 02 kecamatan Penawangan kabupaten Grobogan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan.
Tempat tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan. Di sekolah tersebut belum
pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis sehingga terhindar dari
kemungkinan adanya penelitian ulang. Lokasinya mudah terjangkau oleh peneliti
karena letaknya dekat dengan daerah tempat tinggal peneliti, serta peneliti
mengajar di SD tersebut sebagai guru Wiyata Bakti yang mengajar kelas II
2. Waktu Penelitian
Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan
dilakukan selama 5 bulan, yakni mulai bulan Januari sampai dengan Juni 2011.
Tahap perencanaan akan dilaksanakan pada Januari, tahap pelaksanaan dimulai
bulan Februari, tahap analisis data dimulai pada bulan Maret dan April, dan yang
terakhir yaitu penyusunan laporan akan dilaksanakan pada bulan April dan Mei,
adapun rinciannya ada pada tabel 1 sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian
No.
Kegiatan
Bulan
Januari 2010
Februari 2010
Maret 2010
April 2010
Mei 2010
1. Penyusunan dan pengajuan proposal
XXX X
2. Mengurus izin penelitian.
X
3. Perencanaan dan Pelaksanaan penelitian
XXX
4. Analisis data XXXX
5. Penyusunan laporan hingga penjilidan skripsi
XXXX XXXX

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
B. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Jipang 02
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini dilaksanakan
pada semester genap dengan jumlah 26 siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki
dan 14 siswa perempuan.
C. Bentuk dan Stategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas (Suharsimi
Arikunto, 2008: 2)
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan
penelitian dimulai dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam
proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah
tersebut. Setelah itu masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan
terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan
kerjasama antara peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah lainnya untuk
menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik.
Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang
bertahap dan berkelanjutan samapai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus
yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksanakan
dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama
kegiatan, yaitu (a) perencanaan; (b) tindakan; (c) pengamatan; dan (d) refleksi
2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian adalah penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan
sebagai berikut:
a. Tahap persiapan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Membuat skenario pembelajaran
2) Mempersiapkan instrument penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
3) Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
4) Mengajukan solusi alternatif.
b. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses
pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran
tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan.
c. Tiap pengamatan dan interhasil dilakukan dengan mengamati dan
menginterhasil aktivitas penerapan tindakan pada pembelajaran. Pada tahap
interhasil proses koreksi hasil kerja dilakukan oleh peneliti. Interhasil ini
berguna untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat mengatasi
permaslahan yang ada.
d. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan
dan interhasil sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu
diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil
penarikan kesimpulan tersebut,dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai
keberhasilan atau tidak. Supardi dalam Suharsimi Arikunto (2008: 133)
menjelaskan bahwa refleksi (reflection) adalah kegiatan mengulas secara kritis
(reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa; (b) suasana kelas;
dan (guru). Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan
mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent)
intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan.
D. Sumber Data
Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji
berupa informasi tentang hasil belajar IPA pokok bahasan gaya.
Data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber, adapun sumber
data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Informasi data dari nara sumber yang terdiri dari siswa kelas V dan guru kelas
V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan.
2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya kegiatan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) pada pokok bahasan gaya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3. Arsip atau dokumen, yang antara lain berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, hasil nilai ulangan siswa, dan buku penilaian.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut meliputi
pengamatan (observasi), kajian dokumen, dan tes yang dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Observasi
Menurut H.B. Sutopo (2006: 75) teknik observasi digunakan untuk
menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku,
tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Dalam teknik observasi
ini dapat dibagi menjadi (1) tak berperan sama sekali, (2) observasi berperan
yang terdiri dari (a) berperan pasif, (b) berperan aktif, dan (c) berperan penuh
(Spradley dalam H.B. Sutopo, 2006: 75). Observasi yang peneliti lakukan
adalah observasi berperan serta secara pasif. Observasi ini dilakukan oleh guru
kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan dan peneliti dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun kinerja siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap guru SD Negeri
Jipang 02 kabupaten Grobogan difokuskan pada kegiatan guru dalam
melaksanakan pembelajaran IPA. Observasi terhadap kinerja juga diarahkan
pada kegiatan guru kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan dalam
menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan
menanggapi jawaban siswa, mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan
balik, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu
observasi terhadap siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan
difokuskan pada observasi ranah afektif dan psikomotorik.
2. Kajian Dokumentasi
Teknik mencatat dokumen ini oleh Yin dalam H.B. Sutopo (2006: 81)
disebut sebagai content analysis, sebagai cara untuk menemukan beragam hal
sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya. Kajian dokumen
digunakan untuk memperoleh berbagai arsip atau data berupa Kurikulum,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat guru, hasil ulangan dan nilai
yang diberikan oleh guru, dan nama responden penelitian pada siswa kelas V
SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan. Selain itu, saat proses
pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang berupa foto dan video.
3. Tes
Menurut Zainal Arifin dalam Agus Suriamiharja (1997: 5) tes adalah
suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang di
dalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan
atau dijawab oleh anak didik atau siswa, kemudian pekerjaan dan jawaban itu
menghasilkan nilai tentang perilaku anak didik atau siswa tersebut.
Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat
yang digunakan untuk mengukur sesuatu.
Adapun tes dalam penelitian ini yang akan dilaksanakan setiap akhir
pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi. Tes dilakukan terhadap siswa
kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan. Tes yang diberikan kepada
siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan berupa isian yang
harus diselesaikan oleh siswa. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk
mengukur seberapa jauh hasil belajar siswa ranah kognitif yang diperoleh
siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan setelah kegiatan
pemberian tindakan.
F. Validitas data
Suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian perlu diperiksa
validitasnya sehingga data tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan dapat
dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Teknik yang
digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi. Menurut Lexy J.
Moleong (2007:3
memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan
(2007: 54) menyatakan bahwa teknik triangulasi dibagi menjadi empat macam,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
yaitu (1) triangulasi data, (2) triangulasi peneliti, (3) triangulasi metodologis, dan
(4) triangulasi teoritis.
Berdasarkan pendapat diatas, dalam penelitian ini digunakan teknik
triangulasi data dan triangulasi metode. Adapun yang dimaksud kedua hal tersebut
adalah:
1. Triangulasi data
Triangulasi data adalah data atau informasi yang diperoleh selalu
dikomparasikan dan diuji dengan data dan informasi lain, baik dari segi
koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Untuk menggali data
yang sejenis bisa diperoleh dari nara sumber (manusia), dari kondisi lokasi,
dari aktivitas yang menggambarkan perilaku warga masyarakat atau dari
sumber yang berupa catatan atau arsip yang memuat catatan yang berkaitan
dengan data yang dimaksud.
Pada penelitian ini peneliti mendapatkan data nilai mata pelajaran IPA
pokok bahasan gaya dari guru kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten
Grobogan. Peneliti mendapatkan juga beberapa informasi dari Kepala sekolah
SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan hasil belajar IPA pokok bahasan
gaya siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan. Dari sumber
data yang berbeda-beda ini, data sejenis dapat teruji kemantapan dan
kebenarannya.
2. Triangulasi metode
Triangulasi metode yaitu bahwa peneliti mengumpulkan data sejenis
dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Peneliti
menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi terhadap kegiatan
pembelajaran guru dan partisipasi siswa kelas V SD Negeri Jipang 02
kabupaten Grobogan kemudian diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan
menggunakan teknik dokumentasi pada pelaku kegiatan pembelajaran IPA
pokok bahasan gaya di kelas V SD Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan.
Dari beberapa data yang diperoleh lewat teknik pengumpulan data yang
berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar
diperoleh data yang lebih kuat validitasnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kritis dan interaktif. Teknik analisis kritis bertujuan untuk mengungkap
kekurangan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar
di kelas selama penelitian berlangsung. Hal ini dilakukan berdasarkan kreteria
normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang ada.
Adapun tenik analisis kedua yang dipergunakan, yaitu teknik analisis
interaktif. Menurut Iskandar (2008: 222) dalam proses analisis data interaktif ada
tiga langkah yang harus dilakukan oleh peneliti. Tiga langkah tersebut adalah (1)
reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) penarikan simpulan atau verivikasi.
Secara diagramatik, proses siklus pengumpulan data dan anlisis data
sampai pada tahap penyajian hasil penelitian, serta pengambilan kesimpulan,
seperti gambar 3 di bawah ini:
Gambar 3. Model Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Secara Interaktif (Sumber: Iskandar, 2008: 222)
Berkaitan dengan hasil belajar IPA, analisis interaktif merupakan kegiatan
menulis narasi siswa yang dilakukan pada survei awal. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan. Setelah kondisi awal
diketahui, peneliti merencanakan siklus tindakan untuk memecahkan masalah.
Penyediaan data
Display data
Reduksi data
Data Collection

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Setiap akhir siklus dianalisis kekurangan dan kelebihannya sehingga dapat
diketahui peningkata hasil belajar IPA siswa pada setiap siklusnya.
H. Indikator Kerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian.
Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah
meningkatnya hasil belajar IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas V SD
Negeri Jipang 02 kabupaten Grobogan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization). Indikator penelitian ini
bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP IPA kelas V serta Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
Pembelajaran dikatakan berhasil apabila hasil belajar IPA pokok bahasan
gaya ranah kognitif siswa mencapai rata-rata kelas 70 dan siswa yang
70 mencapai 80%. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya
ranah afektif siswa mencapai rata-rata kelas 70 atau keterangan baik/amat baik
70 mencapai 85%. Hasil belajar IPA pokok
bahasan gaya ranah psikomotorik siswa mencapai rata-rata kelas 70 atau
keterangan baik/amat baik 70 mencapai 85%.
I. Prosedur penelitian Prosedur penelitian adalah sebuah rangkaian tahap penelitian dari awal
hingga akhir. Penelitian ini merupakan proses pengkajian sistem berdaur
sebagaimana kerangka berpikir yang dikembangkan oleh Supardi dalam
Suharsimi Arikunto (2008: 104). Prosedur penelitian mencakup tahapan-tahapan
sebagai berikut: (1) perencanaan (planning); (b) penerapan tindakan (action); (c)
mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and
evaluation); dan (d) melakukan refleksi (reflecting). Dan seterusnya sampai
perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).
Prosedur yang diterapkan pada penelitian ini meliputi tahapan-tahapan
sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1. Tindakan Siklus I
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Adapun langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization)
2) Mengembangkan skenario pembelajaran
3) Menyiapkan sumber belajar
4) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
5) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan Awal
1) Kegiatan rutin (Berdoa, Presensi, Mengkondisikan kelas)
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran
3) Apersepsi
Kegiatan Inti
1) Guru menjelaskan tentang konsep gaya
2) Siswa melakukan percobaan
3) Guru memberikan soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu
4) Guru membagi kelas kedalam 5 kelompok, dengan anggota setiap
kelompok bersifat heterogen
5) Siswa berdiskusi tentang soal yang telah mereka kerjakan secara
individu kedalam kelompok mereka, didalam diskusi diharapkan siswa
yang bisa membimbing anggota kelompok yang belum bisa
6) Guru membimbing diskusi siswa dan memberikan konfirmasi tentang
hasil diskusi
Kegitan Akhir
1. Siswa dan guru menyimpulkan semua hasil kegiatan pembelajaran.
2. Guru menutup pelajaran.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
aktivitas guru, hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afekif dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
psikomotorik. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang
telah disiapkan peneliti. Setiap akir pembelajaran dilakukan tes untuk
mendapatkan hasil belajar IPA siswa pokok bahasan gaya ranah kognitif.
d. Tahap Refleksi
Mengadakan analisis antara peneliti dengan observer dari kegiatan
pelaksanaan tindakan siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus I
dikatakan berhasil apabila pada ranah kognitif dari 26 siswa kelas V SD
mencapai indikator ketercapaian kinerja ranah kognitif, yaitu 80%. Dari
hasil evaluasi IPA pada pokok bahasan gaya ranah kognitif baru 18 siswa
atau 70,3 % siswa yang memperoleh nilai sesuai dengan KKM yang
ditetapkan. Dari hasil observasi pembelajaran IPA pada pokok bahasan
gaya ranah afektif baru 21 siswa atau 80,8 % siswa yang memperoleh
keterangan baik/amat baik. Hal tersebut belum sesuai dengan indikator
kinerja ranah afektif pada akhir siklus, yaitu hasil belajar IPA pokok
bahasan gaya ranah afektif siswa mencapai rata-rata kelas 70 atau
keterangan baik/amat baik 70
mencapai 85%. Dari hasil observasi pembelajaran IPA pada pokok
bahasan gaya ranah psikomotorik baru 21 siswa atau 80,8% siswa yang
memperoleh keterangan baik/amat baik. Hal tersebut belum mencapai
indikator kinerja ranah psikomotorik pada akhir siklus, yaitu hasil belajar
IPA pokok bahasan gaya ranah afektif siswa mencapai rata-rata kelas 70
atau keterangan baik/amat baik 70
mencapai 85%. Oleh karena itu, indikator ketercapaian kinerja ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik pada siklus I belum dapat dicapai
kemudian perlu dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan dari proses
pembelajaran pada siklus I.
2. Tindakan Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
1. Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan
masalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization)
3. Mengembangkan skenario pembelajaran
4. Menyiapkan sumber belajar
5. Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
b. Tahap pelaksanaan Tindakan
1. Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang
telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
2. Guru menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI(Team assisted individualization).
3. Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization).
4. Memantau peningkatan hasil belajar siswa pda pembelajaran IPA
pokok bahasan gaya.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran
aktivitas guru , hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afekif dan
psikomotorik. Observasi diarahkan pada poin-poin dalam pedoman yang
telah disiapkan peneliti. Tes dilakukan pada akhir pembelajaran untuk
mendapatkan hasil belajar IPA siswa pokok bahasan gaya ranah kognitif.
d. Tahap Refleksi
Mengadakan analisis antara peneliti dengan observer dari kegiatan
pelaksanaan tindakan siklus I. Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II
melalui pengamatan dan penilaian hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA pokok bahasan gaya dianalisis. Dari refleksi siklus pertama ditemukan
adanya hambatan yaitu masih ada beberapa siswa yang masih merasa
kesulitan dalam mengerjakan soal TAI dan beberapa kelompok masih
kebingungan langkah-langkah pembelajaran IPA dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI . Hambatan ini kemudian diperbaiki
pada siklus II yaitu dengan mendekati dan memberi bimbingan kepada
siswa tersebut dan mengganti anggota kelompok agar siswa yang belum

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
mengerti dan paham dapat mengerti dan paham pembelajaran IPA dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI serta dapat bekerjasama dengan
baik dalam kelompok TAI. Pada setiap pertemuan siklus II, siswa selalu
dibimbing oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA dengan model
pembelajaran kooperattif tipe TAI agar tidak terjadi lagi kebingungan
dalam langkah-langkah pembelajaran IPA dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI. Pembelajaran pada siklus II siswa sudah dapat bekerja
dengan baik dalam kelompok TAI baik itu dalam melakukan eksperimen
atau dalam mengerjakan lembar kerja siswa dalam TAI, hal ini dapat
dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kelompok TAI dalam mengerjakan
lembar kerja TAI sebesar 20 % dari siklus I dengan nilai kelompok dalam
rata-rata kelas 75 menjadi 80 pada siklus II. Jumlah siswa yang yang
mencapai ketuntasan belajar hasil belajar ranah kognitif
ada 22 siswa atau 84,7% siswa. Jumlah tersebut berada di atas indikator
. Jumlah siswa yang yang
mencapai ketuntasan belajar hasil belajar ranah afektif yaitu dengan
keterangan baik/amat baik ada 24 siswa atau 92,3% siswa. Jumlah tersebut
berada di atas
dengan keterangan baik/amat baik. Jumlah siswa yang yang mencapai
baik/amat baik ada 24 siswa atau 92,3% siswa. Jumlah tersebut berada di
atas
keterangan baik/amat baik. Hal ini berarti tindakan yang dilakukan peneliti
sudah berhasil. Prosedur penelitian yang peneliti lakukan dapat dilihat
pada gambar 4 berikut ini :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 4. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2008: 16)
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan/evaluasi
SIKLUS II
Perencanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) Jipang 02. Letak secara
geografis SD Negeri Jipang 02 terletak di Kecamatan Penawangan kabupaten
Grobogan. Sekolah ini berdiri tahun 1977, dengan nomor Statistik Sekolah (NSS)
101031503026.
SD Negeri Jipang 02 terletak di sebelah timur jalan dan berseberangan
jalan dengan SD Negeri Jipang 01. Sebelah kanan dan kiri SD negeri Jipang 02
adalah persawahan sehingga sangat cocok untuk pembelajaran IPA secara
kontektual. Di dalam ruang kelas V SD Negeri 02 Jipang terdapat alat peraga
sederhana berupa sebuah tiruan alat pencernaan manusia, gambar peredaran darah
manusia, dan gambar sistem pencernaan manusia. Alat peraga tersebut digunakan
untuk menunjang pembelajaran IPA di SD negeri Jipang 02.
Pembelajaran di SD Negeri Jipang 02 mengunakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan SD tahun 2006 yang ditetapkan oleh Badan Pendidikan
Nasional. Sd negeri JIpang 02 juga mempunyai taman yang ditanami tumbuhan
yang terkadang juga dimanfaatkan untuk pembelajaraan IPA mengenai tumbuhan.
Selain alat peraga yang dipajang di dalam ruang kelas V juga terdapat alat peraga
lain yang tersimpan di dalam almari kantor guru yang berupa 2 buah kit IPA,
tiruan jantung manusia, tiruan mata manusia, dan tiruan telinga manusia. Di dalam
kantor guru juga terdapat sebuah komputer dan printer yang juga bisa
dimanfaatkan untuk pembelajaran IPA misalnya untuk membuat ringkasan materi
ajar dan soal evaluasi siswa. Untuk menunjang proses pembelajaran IPA setiap
siswa diberikan sebuah buku BSE IPA karangan Heri Sulistyo dan Edi Wiyono
yang berjudul Ilmu Pengetahuan Alam kelas V untuk SD/MI terbitan dari
Departemen Pendidikan Nasional dan sebuah LKS IPA yang berisi tentang
ringkasan singkat materi IPA dan soal-soal IPA.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
B. Deskripsi awal Tindakan
Kelas yang digunakan penelitian adalah kelas V yang terdiri dari 12 siswa
laki- laki dan 14 siswa perempuan dengan guru kelas yang bernama Ibu Siti
Lestari, S. Pd, SD. Kegiatan awal yang lakukan peneliti yaitu mengadakan
kegiatan survey awal untuk mengutahui keadaan sebenarnya serta mencari
informasi dan mememukan berbagai kendala yang dihadapi sekolah dalam proses
pembelajaran Imu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya kelas V. setelah peneliti
mengadakan pendekatan, wawancara dengan guru kelas V dan mengamati
kegiatan siswa melalui observasi pembelajaran di kelas, peneliti mengetahui
bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahua Alam (IPA) khususnya pada pokok
bahasan gaya dirasa sulit bagi siswa. Hal ini menyebabkan kemampuan siswa
dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya masih belum mencapai KKM atau
prestasi belajar IPA pokok bahasan gaya masih rendah.
Dari seluruh siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa, hanya 5 siswa atau
sebanyak 19,2% siswa yang nilainya mencapai KKM 70. Rendahnya hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan gaya menunjukan ada
kelemahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya.
Berikut adalah hasil tes awal hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok
bahasan gaya ranah kognitif siswa kelas V yang ditunjukan pda tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal
No Interval
Nilai
Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah
(xi)
fi. xi Prosentase
(%) Keterangan
1 45- 50 3 47,5 142, 5 11,5 Dibawah KKM
2 51- 56 4 53,5 214,0 15,3 Dibawah KKM
3 57- 62 6 59,5 357,0 23 Dibawah KKM
4 63- 68 8 65,5 524,0 30,7 Dibawah KKM
5 69- 74 1 71,5 71,5 3,8 Diatas KKM
6 75- 80 4 77,5 310,0 15,3 Diatas KKM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Jumlah 26 1619 100 %
Nilai Rata-rata = 1619 : 26 = 62,3
Ketuntasan Klasikal 19, 2 %
Dari tabel 2 dapat disajikan dalam bentuk gambar 5 yaitu grafik hasil
belajar IPA pokok bahasan Gaya ranah kognitif pada siswa kelas V SD Negeri
Jipang 02 pada kondisi awal :
Gambar 5. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif Siswa SD
Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal
Dari hasil observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V didapat
juga hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif siswa kelas V SD Negeri
02 Jipang pada kondisi awal/pra-siklus yang disajikan dalam tabel 3 berikut ini:
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Afektif Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal
No Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah
(xi) fi. xi Prosentase
(%) Keterangan
1 45- 50 1 47,5 47,5 3,8 Kurang 2 51- 56 3 53,5 160,5 11,6 Kurang 3 57- 62 5 59,5 297,5 19,2 Kurang
11,5%
15,3%
23%
30,7%
3,8%
15,3%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
45- 50 51- 56 57- 62 63- 68 69- 74 75- 80
frek
uens
i
Interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
4 63- 68 7 65,5 458 26,9 Cukup 5 69- 74 8 71,5 572 30,9 Baik 6 75- 80 2 77,5 155 7,6 Baik
Jumlah 26 1691 100 Nilai rata-rata = 65,03
Dari tabel 3 diketahui bahwa bahwa hanya sekitar 38,5% atau 10 siswa
yang mendapat keterangan baik, 26,9% atau 7 siswa dengan keterangan cukup
dan 34,6% atau 9 siswa mendapat kriteria kurang. Dari tabel 3 di atas dapat
disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 6 yaitu grafik hasil belajar IPA pokok
bahasan Gaya ranah afektif pada siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 pada kondisi
awal :
Gambar 6. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif Siswa SD
Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal
Dari hasil observasi peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V didapat
juga hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik siswa kelas V SD
Negeri 02 Jipang pada kondisi awal/pra-siklus yang disajikan dalam tabel 4
berikut ini:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal
No Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah
fi. xi Prosentase (%)
Keterangan
3,8%
11,6%
19,2%
26,9%30,9%
7,6%
0123456789
45- 50 51- 56 57- 62 63- 68 69- 74 75- 80
reku
en
Interva

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
(xi) 1 45- 50 1 47,5 47,5 3,8 Kurang 2 51- 56 2 53,5 107 7,6 Kurang 3 57- 62 8 59,5 476 30,9 Kurang 4 63- 68 7 65,5 458,5 26,9 Cukup 5 69- 74 4 71,5 286 15,4 Baik 6 75- 80 4 77,5 310 15,4 Baik
Jumlah 26 1685 100
Dari tabel 4 diketahui bahwa bahwa hanya sekitar 30,8% atau 8 siswa
yang mendapat keterangan baik, 26,9% atau 7 siswa dengan keterangan cukup
dan 42,3% atau 11 siswa mendapat kriteria kurang. Dari tabel 4 di atas dapat
disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 7 yaitu grafik hasil belajar IPA pokok
bahasan Gaya ranah psikomotorik pada siswa kelas V SD Negeri Jipang 02 pada
kondisi awal :
Gambar 7. Grafik Nilai IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik Siswa SD
Negeri Jipang 02 pada Kondisi Awal
Sehubunan dengan hal tersebut maka peneliti berusaha meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan mengadakan
penelitian di kelas V SD Negeri Jipang 02 yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) . Hal ini
3,8%7,6%
30,9%
26,9%
15,4% 15,4%
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
45- 50 51- 56 57- 62 63- 68 69- 74 75- 80
Fre
kuen
si
Interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
bertujuan untuk membantu siswa yang masih rendah, selain itu agar lebih
meningkatkan proses pembelajaran sehingga hasil pembelajarannya lebih
memuaskan.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Tindakan Siklus I
Tindakan sikus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan ( 4 X 35 menit )
pada tanggal 5 Februari 2011 dan 10 Februari 2011. Adapun tahapan-tahapan
yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Pada perencanaan ini dilakukan pengamatan terhadap proses
pembelajaran IPA pokok bahasan Gaya yang dilaksanakan di kelas V untuk
mengetahui model pembelajaran yang dilakukan guru, serta hasil belajar IPA
pada pokok bahasan Gaya ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Berdasarkan pengamatan dan pencatatan terhadap pembelajaran dan
hasil belajar di SD Negeri Jipang 02 diperoleh informasi sebagai data awal
hasil belajar IPA pokok bahasan gaya pada siswa pada ranah Kognitif ,
Afektif dan Psikomotorik . Pada ranah Kognitif diketahui bahwa sebanyak 21
siswa atau 80,8 % yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
70. Pada ranah Afektif 38,5 % atau 10 siswa yang mendapat keterangan
baik, 34, 6% atau 9 siswa mendapat keterangan kurang, dan 26,9 % atau 7
siswa yang mendapat keterangan cukup. Dapat dikatakan pada ranah afektif
terdapat 62,5% siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) 70 atau dengan keterangan baik/amat baik. Pada ranah Psikomotorik
38,7 % atau 8 siswa yang mendapat keterangan baik, 42,4 % atau 11 siswa
mendapat keterangan kurang, dan 26,9 % atau 7 siswa yang mendapat
keterangan cukup. Dapat dikatakan pada ranah psikomotorik terdapat 69,2%
siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 atau
dengan keterangan baik/amat baik Disamping hal tersebut bahwa
pembelajaran IPA pokok bahasan Gaya kurang inovatif, guru kelas hanya
mengajar dengan metode ceramah tanpa menggunakan alat peraga. Bertolak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
dari kenyataan tersebut diadakan dengan konsultasi dengan kepala sekolah
dan guru kelas V mengenai alternatif peningkatan hasil belajar IPA pokok
bahasan Gaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted
individualization) .
Adapun perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Menentukan indikator yang sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).
2. Menyusu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2 x petemuan. Masing-
masing pertemuan 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada siklus
pertama dilaksanakan pada tanggal 5 dan 10 Februari 2011. Perencanaan
RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
indikator, langkah-langkah / sekenario pembelajaran, media, metode dan
sumber pembelajaran serta sistem penilaian. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) terlampir.
3. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk
pelaksanaan pembelajaran adalah:
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa
digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur
dengan per kelompok atau per individu.
b) Media pembelajaran
Alat peraga yang digunakan adalah berupa jenis-jenis magnet dan
bahan-bahan yang ada disekitar siswa yang telah disiapkan oleh guru
untuk dilakukan percobaan /eksperimen dengan teman satu kelompok
dengan guru membimbing siswa dalam melakukan percobaan.
c) Buku pelajaran
Buku pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam ) digunakan sebagai
buku acuan belajar. Buku yang digunakan yaitu buku

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
IlmuPengetahuan Alam kelas V pengarang Heri Sulistya dan Edi
Wiyono. Buku IPA 5 Saling Temas pengarang Choiril Asmiyawati,
wegawati Hadi dan Rohana Kusumawati
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajara kooperatif tipe TAI (Team assisted
individualization) dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
telah disusun. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun
setiap petermuan.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu 5 Februari 2011
pada jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB. Materi yang
diajarkan adalah siswa dapat Membandingkan kecepatan jatuh dua buah
benda (yang berbeda berat, bentuk dan ukuran) dari ketinggian tertentu
dengan benar, siswa dapat mengelompokkan benda-benda yang bersifat
magnetis dengan tepat, siswa dapat memberi contoh penggunaan gaya
magnet dalam kehidupan sehari- hari dengan benar, siswa dapat membuat
magnet dengan benar. Pembelajaran dilaksanakan dengan menerrapkan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization)
. Media yang digunakan adalah macam-macam magnet dan alat-alat yang
ada disekitar siswa yang telah telah disediakan oleh guru.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah
satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan
kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima
palajaran dengan tepuk onsentrasi ikan apersepsi
dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan, dan tanya jawab
dengan siswa tentang pengalaman mereka tentang gaya. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari pada pertemuan
hari ini.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentang macam-macam gaya,
manfaat gaya magnet dan gaya grafitasi, cara membuat magnet dan medan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
magnet. Setelah guru menerangkan secara sekilas tentang gaya magnet dan
gaya gravitasi kemudian siswa di kelas dibentuk dalam lima kelompok
secara heterogen dan setiap kelompok dipilih seorang siswa yang mampu
untuk menjadi ketua kelompok. Setiap kelompok diberi nama dengan
nama kelompok DO, kelompok RE, kelompok MI, kelompok FA,dan
kelompok SOL.
Setiap kelompok diberi guru lembar kerja kelompok berupa
kegiatan untuk melakukan percobaan atau eksperimen dengan alat dan
bahan yang telah disiapkan oleh guru dan dibagikan pada masing-masing
kelompok. Percobaan yang dilakukan siswa adalah tentang benda-benda
yang bersifat magnetis dan non magnetis serta faktor yang mempengarui
gaya gravitasi. Dalam melakukan eksperimen guru membimbing
kelompok yang masih mengalami kesulitan, di sini guru hanya bertindak
sebagai fasilitator. Siswa mengerjakan dan menjawab pertanyaan yang ada
pada lembar kerja kelompok berdasarkan hasil percobaan secara
kelompok. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan percobaan dan
menjawab semua pertanyaan pada lembar kerja kelompok, guru
membahas jawaban yang telah dijawab siswa dan member kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang percobaan yang telah mereka
lakukan. Setelah semua siswa telah paham dan tidak ada siswa yang
bertanya guru melanjutkan pembelajaran dengan model pembelajaraan
kooperatif tipe TAI, dan siswa diberi penjelasan tentang langkah-langkah
yang harus dilakukan dalam TAI. Setelah semua siswa paham guru
membagikan lembar soal TAI pada setiap siswa, dalam mengerjakan
lembar soal TAI dikerjakan dalam kelompok tetapi secara individu. Ketika
semua anggota kelompok telah selesai mengerjakan soal guru memberikan
lembar jawaban kepada ketua kelompok, kemudian jawaban dari anggota
kelompok dikoreksi bersama. Jika ada anggota kelompok yang menjawab
salah maka tugas dari anggota kelompok yang lain untuk membimbing
anggota tersebut hingga berhasil. Penghargaan pada kelompok diberikan
kepada nilai rata-rata kelompok yang tertinggi berdasarkan jawaban yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
dijawab benar oleh anggota kelompok pada jawaban pertama. Kelompok
yang mendapatkan penghargaan maju ke depan kelas untuk diberi bintang
penghargaan, dan guru memotivasi kelompok lain yang belum menjadi
kelompok terbaik untuk belajar lebih giat lagi.
Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk
masing masing (kelas klasikal) untuk mengerjakan evaluasi secara
individu. Setelah sumua siswa selesai mengerjakan evaluasi secara
individu guru bersama siswa menarik kesimpulan semua hasil kegiatan
pembelajaran. Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru
memberikan PR kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan II dilaksanaka pada jam pertama dan kedua yaitu
pukul 07.00-08.10 tanggal 10 Februari 2011. Pada pertemuan kali ini
materi yang dipelajari adalah tentang gaya gesek berupa memperbesar dan
memperkecil gaya gesek dan manfaat dan kerugian gaya gesek.
Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TAI (Team assisted individualization) . Media penunjang yang digunakan
adalah sepatu siswa dan meja guru.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah
satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan
kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima
palajaran dengan tepuk onsentrasi epsi
dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan, dan tanya jawab
dengan siswa tentang pelajaran yang diterima pada pertemuan
sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
kali ini.
Pada kegiatan inti guru memulai dengan mendorong meja siswa dan
bertanya kepada siswa gaya yang terjadi pada saat guru mendorong meja.
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan tepat. Kemudian guru
menjelaskan dan memberi contoh manfaat dan kerugian gaya gesek. Guru
juga menjelaskan tentang cara memperbesar dan memperkecil gaya gesek.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Guru menyuruh siswa untuk melihat alas sepatu masing-masing dan
menjelaskan itu termasuk salah satu contoh memperbesar gaya gesek.
Guru member kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Ketika semua
siswa telah paham dan tidak ada lagi pertanyaan guru melanjutkan proses
pembelajaran dalam kelompok TAI. Kelas dibentuk dalam lima kelompok
secara heterogen dan setiap kelompok dipilih seorang siswa yang mampu
untuk menjadi ketua kelompok. Setiap kelompok diberi nama dengan
nama kelompok DO, kelompok RE, kelompok MI, kelompok FA,dan
kelompok SOL. Siswa diberi penjelasan tentang langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam TAI. Setelah semua siswa paham guru
membagikan lembar soal TAI pada setiap siswa, dalam mengerjakan
lembar soal TAI dikerjakan dalam kelompok tetapi secara individu. Ketika
semua anggota kelompok telah selesai mengerjakan soal guru memberikan
lembar jawaban kepada ketua kelompok, kemudian jawaban dari anggota
kelompok dikoreksi bersama. Jika ada anggota kelompok yang menjawab
salah maka tugas dari anggota kelompok yang lain untuk membimbing
anggota tersebut hingga berhasil. Penghargaan pada kelompok diberikan
kepada nilai rata-rata kelompok yang tertinggi berdasarkan jawaban yang
dijawab benar oleh anggota kelompok pada jawaban pertama. Kelompok
yang mendapatkan penghargaan maju ke depan kelas untuk diberi bintang
penghargaan, dan guru memotivasi kelompok lain yang belum menjadi
kelompok terbaik untuk belajar lebih giat lagi.
Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk
masing masing (kelas klasikal) untuk mengerjakan evaluasi secara
individu. Setelah sumua siswa selesai mengerjakan evaluasi secara
individu guru bersama siswa menarik kesimpulan semua hasil kegiatan
pembelajaran. Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru
memberikan PR kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya
c. Observasi
Pada tahap observasi dilakukan dengan pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan menggunakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) .
pengamatan dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA pokok bahasan
gaya siswa pada ranah Afektif dan Psikomotorik. Selain itu juga ada lembar
observasi kegiatan guru pada saat mengajar IPA pokok bahasan gaya. Lembar
observasi ini diarahkan pada poin-poin pedoman yang telah dirumuskan oleh
peneliti berkonsultasi dengan guru kelas. Observasi ini untuk memperoleh
data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPA pokok bahasan gaya
pada kelas V SD Negeri 02 Jipang dengan penyusunan Rencana Pelaksanan
Pembelajaran (RPP). Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi individu
untuk memperoleh hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif
Uraian observasi pada siklus I adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Guru (Lampiran 10)
a)Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria baik, b)
Kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam kriteria baik, c)
Kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kriteria baik, d)
kemampuan guru dalam memberikan apersepsi dalam kriteria baik, e)
Kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria baik, f) Kemampuan
guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria baik, g) perhatian guru
terhadap siswa dalam kriteria cukup, h) kemampuan guru dalam
mengembangkan aplikasi dalam kriteria baik, i) Kemampuan guru dalam
menutup pelajaran dalam kriteria baik, j) Skor rata-rata 2,7 dengan kriteria
baik
2) Hasil Belajar Ranah Kognitif (Lampiran 16)
Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah Kognitif
siklus I dapat dilihat dalam tabel 5
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Kognitif pada Siklus I
No Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah
(xi) fi. Xi Prosentase
(%) Keterangan
1 45- 50 1 47,5 47,5 3,8 Dibawah KKM 2 51- 56 - 53,5 - - Dibawah KKM

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3 57- 62 4 59,5 238 15,4 Dibawah KKM 4 63- 68 3 65,5 196,5 11,5 Dibawah KKM 5 69- 74 4 71,5 286 15,4 Diatas KKM 6 75- 80 12 77,5 9930 46,2 Diatas KKM 7 81- 86 2 83,5 167 7,7 Diatas KKM
Jumlah 26 1865 100 Nilai Rata-rata = 71,7
Ketuntasan Klasikal = 69,2 %
Dari tabel 5 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86
ada 2 siswa atau 7,7 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-80
ada 12 siswa atau 46,2 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74 ada
4 siswa atau 15,4%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 3
siswa atau 11,5%, siswa yang memperoleh nilai 57-62 ada4 siswa atau
15,4%, siswa yang memperoleh nilai interval nilai 51-56 tidak ada, siswa
yang memperoleh nilai interval 45-50 ada 1 siswa atau 3,8%. Pada siklus I
tejadi peningkatan nilai rata-rata yang sebelumnya 62,2 menjadi 71,7 dan
adanya peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif ditunjukan
dengan jumlah siswa yang mendapat nilai 70 (KKM) yang sebelumnya 5
siswa menjadi 18 siswa.
Dari tabel tabel 5 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan
dalam bentuk gambar 8 yaitu grafik nilai sebagai berikut :
Gambar 8. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus I

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar
IPA pokok bahasan Gaya ranah kognitif yang memperoleh nilai 70
(KKM) belum mencapai 80%, yaitu sebesar 69,2 %, sehingga
pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II mengenai pokok bahasan
gaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted
individualization) .
3) Hasil Belajar ranah Afektif (Lampiran 18)
Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah Afektif
siklus I dapat dilihat dalam tabel 6
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Afektif pada Siklus I
No Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah
(xi) fi. Xi Prosentase
(%) Keterangan
1 51- 56 1 53,5 53,5 3,8 Kurang 2 57- 62 - 59,5 - - Kurang 3 63- 68 4 65,5 262 15,4 Cukup 4 69- 74 9 71,5 643,5 34,6 Baik 5 75- 80 11 77,5 852,5 42,4 Baik 6 81- 86 1 83,5 83,5 3,8 Amat Baik
Jumlah 26 1895 100 Nilai Rata-rata = 76,2
3,8%
15,4%11,5%
15,4%
46,2%
7,7%
0
2
4
6
8
10
12
14
45-50 51-56 57-62 63-68 69-74 75-80 81-86
frek
uens
i
Interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Dari tabel 6 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
observasi pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86
ada 1 siswa atau 3,8 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-80
ada 11 siswa atau 42,4 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74 ada
9 siswa atau 34,6%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 4
siswa atau 15,4%, siswa yang memperoleh nilai interval 57-62 tidak ada,
siswa yang memperoleh nilai interval 51-56 ada 1 siswa atau 3,8%. Pada
siklus I tejadi peningkatan nilai rata-rata yang sebelumnya 65,0 menjadi
72,9 dan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada ranah afektif ini
ditunjukan dengan jumlah siswa yang mendapat nilai 70 (dengan
keterangan Baik/Amat Baik) yang sebelumnya 10 siswa menjadi 20 siswa
atau 76,9% siswa mendapat kriteria baik/amat baik.
Dari tabel tabel 6 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan
dalam bentuk gambar 9 yaitu grafik nilai sebagai berikut :
Gambar 9. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus I
Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar
IPA pokok bahasan Gaya ranah afektif yang memperoleh nilai 70 (KKM)
belum mencapai 85% (indikator kinerja ranah afektif akhir siklus ), yaitu
sebesar 80,8 %.
3,8%
15,4%
34,6%
42,4%
3,8%
0
2
4
6
8
10
12
51-56 57-62 63-68 69-74 75-80 81-86
Fre
kuen
si
Interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
4) Hasil Belajar Ranah Psikomotorik (Lampiran 20)
Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah
Psikomotorik siklus I dapat dilihat dalam tabel 7
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Psikomotorik pada
Siklus I
No Interval
Nilai Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi) fi. Xi
Prosentase (%) Keterangan
1 63- 68 5 65,5 327,5 19,2 Cukup 2 69- 74 5 71,5 375,5 19,2 Baik 3 75- 80 13 77,5 1007,5 50,0 Baik 4 81- 86 3 83,5 250,5 11,6 Amat Baik
Jumlah 26 1961 100 Nilai Rata-rata = 75,4
Dari tabel 7 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
observasi pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86
ada 3 siswa atau 11,6 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-
80 ada 13 siswa atau 50,0 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74
ada 5 siswa atau 19,2%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 5
siswa atau 19,2%, Pada siklus I tejadi peningkatan nilai rata-rata yang
sebelumnya 64,8 menjadi 75,4 dan adanya peningkatan hasil belajar siswa
pada ranah psikomotorik ini ditunjukan dengan jumlah siswa yang
mendapat nilai 70 (dengan keterangan Baik/Amat Baik) yang
sebelumnya 8 siswa menjadi 21 siswa atau 80,8% siswa mendapat kriteria
baik/amat baik
Dari tabel tabel 7 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan
dalam bentuk gambar 10 yaitu grafik nilai sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Gambar 10. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada
Siklus I
Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar
IPA pokok bahasan Gaya ranah psikomotorik yang memperoleh nilai 70
(KKM) belum mencapai 85% (indikator kinerja ranah psikomotorik akhir
siklus), yaitu sebesar 80,8 %.
d. Refleksi
Hasil belajar ranah kognitif siklus I menunjukkan hasil pencapaian
ketuntasan sebesar 69,2%, ini belum mencapai target minimal 80% (indikator
kinerja ranah kognitif akhir siklus) namun dibandingkan dengan tes
kemampuan awal sudah mengalamai peningkatan sebesar 15,1%. Hasil belajar
ranah afektif menunjukan bahwa3,8% siswa atau 1 siswa mendapat
keterangan kurang, 15,4%siswa atau 4 siswa mendapat keterangan cukup,
77% siswa atau 20 siswa mendapat kriteria keterangan baik dan 3,8% siswa
atau 3 siswa mendapat keterangan amat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa
80,8% siswa mendapat keterangan baik/sangat baik, sehingga belum mencapai
target minimal 85% (indikator kinerja ranah afektif akhir siklus). Hasil belajar
ranah psikomotorik menunjukan bahwa 19,2% siswa atau 5 siswa mendapat
kriteria keterangan cukup, 69,2% siswa atau 18 siswa mendapat kriteria
19,2% 19,2%
50%
11,6%
0
2
4
6
8
10
12
14
63- 68 69- 74 75- 80 81- 86
Fre
kuen
si
Interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
keterangan baik dan 15,4% siswa atau 4 siswa mendapat kriteria keterangan
amat baik. Hal tersebut menunjukan bahwa 80,8% siswa mendapat keterangan
baik/sangat baik, sehingga belum mencapai target minimal 85% (indikator
kinerja ranah psikomotorik akhir siklus ).
Hasil refleksi yang peneliti lakukan pada siklus I dengan berkonsultasi
bersama guru kelas V yang bertindak sebagai observer menunjukan bahwa
dalam pengaturan waktu kurang sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) sehingga dalam pembelajaran siklus I waktu yang digunakan
melampaui batas selama 20 menit. Banyak juga siswa yang belum paham
tentang langkah-langkah pembelajaran TAI sehingga dalam kerja kelompok
TAI belum maksimal, sedangkan dalam menerangkan langkah-langkah TAI
guru terlalu cepat. Dalam pembentukan kelompok TAI guru sudah berupaya
mengelompokan siswa secara heterogen baik dari segi kemampuan maupun
jenis kelamin, tetapi pada kenyatanya ada beberapa siswa yang kurang bisa
bekerjasama dengan baik bersama anggota kelompok mereka. Untuk itu guru
berupaya memperbaiki pembelajaran pada siklus II agar indikator kerja siklus
II dapat tercapai.
2. Tindakan Siklus II
Tindakam siklus II dilaksanakan 2 pertemuan , yaitu pada tanggal 12 dan 17
Februari 2011. Alokasi waktu pada masing-masing pertemuan adalah 2 X 35
menit. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui
bahwa sudah ada peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya pada
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa kelas V SD Negeri 02
Jipang tetapi belum berhasilsecara maksimal. Hal ini ditunjukan masih ada
8 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran IPA pokok bahasan gaya.
Dari hasil tindakan siklus I, diadakan diskusi sekaligus konsultasi dengan
dengan guru kelas V untuk mencari alternative pemecahan agar dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas V

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
SD Negeri 02 Jipang. Hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran
IPA pokok bahasan gaya dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) sebagai upaya untuk
mengatasi kecukupan yang ada yaitu dengan menginformasikan kepada
siswa waktu untuk menyelesaikan tugas, misal untuk melakukan
percobaan siswa diberikan waktu 15 menit, mengerjakan tugas TAI 10
menit, mengkoreksi tugas TAI 5 menit, evaluasi individu 10 menit dll,
sehingga siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik dan tidak ada
kesempatan untuk bercanda dengan teman serta alokasi waktu
pembelajaran dapat digunakan dengan tepat/pembelajaran tidak melebihi
waktu yang dialokasikan. Guru dalam memperikan petunjuk langkah-
langkah TAI dengan intonasi yang lebih lambat dan dengan kata-kata yang
mudah dipahami siswa. Pembentukan kelompok TAI diperhakikan supaya
siswa dapat bekerja kelompok dengan baik bersama anggota kelompok
tanpa mengurangi heterogenitas anggota kelompok.
Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD 2006 Kelas V, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) sebagai berikut:
1) Memilih indikator yang belum dikuasai siswa
2) Menyusu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun 2 x petemuan. Masing-
masing pertemuan 2 jam pelajaran atau sekitar 70 menit. Pada siklus
pertama dilaksanakan pada tanggal 12 dan 17 Februari 2011.
Perencanaan RPP mencakup penentuan: Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, indikator, langkah-langkah / sekenario
pembelajaran, media, metode dan sumber pembelajaran serta sistem
penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlampir.
3) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk
pelaksanaan pembelajaran adalah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa
digunakan setiap hari. Kursi diatur sedemikian rupa, kursi diatur
dengan per kelompok atau per individu.
b) Media pembelajaran
Alat peraga yang digunakan adalah berupa magnet batang, batu
baterai, kawat tembaga, paku, serbuk besi dan bahan-bahan yang
ada disekitar siswa yang telah disiapkan oleh guru untuk dilakukan
percobaan /eksperimen dengan teman satu kelompok dengan guru
membimbing siswa dalam melakukan percobaan.
c) Buku pelajaran
Buku pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam ) digunakan sebagai
buku acuan belajar. Buku yang digunakan yaitu buku
IlmuPengetahuan Alam kelas V pengarang Heri Sulistya dan Edi
Wiyono. Buku IPA 5 Saling Temas pengarang Choiril Asmiyawati,
wegawati Hadi dan Rohana Kusumawati.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahapan ini guru melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) dengan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
telah disusun sebelumnya. Siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan.
Perbedaan II dari siklus I adalah selain pada pembentukan kelompok TAI
juga pada percobaan yang dilakukan siswa.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan I dilaksanakan pada hari sabtu 12 Februari 2011
pada jam pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.10 WIB. Materi
yang diajarkan adalah siswa dapat membuat magnet dengan cara
elektromagnetik dan gosokan, siswa juga dapat menggambar garis
medan magnet dengan benar. Pembelajaran dilaksanakan dengan
menerrapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
individualization) . Media yang digunakan adalah magnet batang, batu
baterai, kawat tembaga, paku, pimes, dan serbuk besi.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah
satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan dengan
kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk menerima
palajaran dengan menyanyikan lagu Disini Senang
apersepsi dengan menyampaikan materi yang akan disampaikan, dan tanya
jawab dengan siswa tentang pelajaran yang diterima pada pertemuan
sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan
kali ini.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan tentangi cara membuat magnet
dan medan magnet. Setelah guru menerangkan secara sekilas tentang cara
membuat magnet dan medan magnet siswa di kelas dibentuk dalam lima
kelompok secara heterogen dan setiap kelompok dipilih seorang siswa
yang mampu untuk menjadi ketua kelompok. Setiap kelompok diberi
nama dengan nama kelompok DO, kelompok RE, kelompok MI,
kelompok FA,dan kelompok SOL.
Setiap kelompok diberi guru lembar kerja kelompok berupa
kegiatan untuk melakukan percobaan atau eksperimen dengan alat dan
bahan yang telah disiapkan oleh guru dan dibagikan pada masing-masing
kelompok. Percobaan yang dilakukan siswa adalah cara membuat magnet
secara elektromagnetik dan medan magnet. Dalam melakukan eksperimen
guru membimbing kelompok yang masih mengalami kesulitan, di sini
guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Siswa mengerjakan dan
menjawab pertanyaan yang ada pada lembar kerja kelompok berdasarkan
hasil percobaan secara kelompok. Setelah semua kelompok selesai
mengerjakan percobaan dan menjawab semua pertanyaan pada lembar
kerja kelompok, guru membahas jawaban yang telah dijawab siswa dan
member kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang percobaan yang
telah mereka lakukan. Setelah semua siswa telah paham dan tidak ada
siswa yang bertanya guru melanjutkan pembelajaran dengan model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
pembelajaraan kooperatif tipe TAI, dan siswa diberi penjelasan tentang
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam TAI. Setelah semua siswa
paham guru membagikan lembar soal TAI pada setiap siswa, dalam
mengerjakan lembar soal TAI dikerjakan dalam kelompok tetapi secara
individu. Ketika semua anggota kelompok telah selesai mengerjakan soal
guru memberikan lembar jawaban kepada ketua kelompok, kemudian
jawaban dari anggota kelompok dikoreksi bersama. Jika ada anggota
kelompok yang menjawab salah maka tugas dari anggota kelompok yang
lain untuk membimbing anggota tersebut hingga berhasil. Penghargaan
pada kelompok diberikan kepada nilai rata-rata kelompok yang tertinggi
berdasarkan jawaban yang dijawab benar oleh anggota kelompok pada
jawaban pertama. Kelompok yang mendapatkan penghargaan maju ke
depan kelas untuk diberi bintang penghargaan, dan guru memotivasi
kelompok lain yang belum menjadi kelompok terbaik untuk belajar lebih
giat lagi.
Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk
masing masing (kelas klasikal) untuk mengerjakan evaluasi secara
individu. Setelah sumua siswa selesai mengerjakan evaluasi secara
individu guru bersama siswa menarik kesimpulan semua hasil kegiatan
pembelajaran. Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru
memberikan PR kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan II dilaksanaka pada jam pertama dan kedua yaitu
pukul 07.00-08.10 tanggal 17 Februari 2011. Pada pertemuan kali ini
materi yang dipelajari adalah tentang gaya gesek berupa memperbesar
dan memperkecil gaya gesek dan manfaat dan kerugian gaya gesek.
Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TAI (Team assisted individualization). Media penunjang yang
digunakan adalah kelereng dan pasir.
Pada kegiatan awal guru mengucapkan salam lalu meminta salah
satu siswa untuk memimpin berdoa, kemudian guru melanjutkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
dengan kegiatan presensi. Guru mengkondisikan kesiapan siswa untuk
menerima palajaran menyanyikan lagu Disini Senamg
memberikan apersepsi dengan menyampaikan materi yang akan
disampaikan, dan tanya jawab dengan siswa tentang pelajaran yang
diterima pada pertemuan sebelumnya. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran pada pertemuan kali ini.
Pada kegiatan inti guru menjelaskan dan memberi contoh
manfaat dan kerugian gaya gesek. Guru juga menjelaskan tentang cara
memperbesar dan memperkecil gaya gesek. Guru member kesempatan
kepada siswa untuk bertanya. Ketika semua siswa telah paham dan
tidak ada lagi pertanyaan guru melanjutkan proses pembelajaran dalam
kelompok TAI. Kelas dibentuk dalam lima kelompok secara heterogen
dan setiap kelompok dipilih seorang siswa yang mampu untuk menjadi
ketua kelompok. Setiap kelompok diberi nama dengan nama kelompok
DO, kelompok RE, kelompok MI, kelompok FA,dan kelompok SOL.
Setiap kelompok diberi lembar kerja kelompok untuk melakukan
percobaan gerak benda (kelereng) yang berada dipasir dengan yang
ada diatas meja. Setelah melakukan percobaan siswa mengerjakan
pertanyaa yang ada dilembar kerja kelompok secara kelompok. Ketika
semua kelompok telah selesai mengerjakan tugas guru bersama siswa
membahas pertanyaan tersebut. Guru member kesempatan kepada
siswa untuk bertanya, setelah semua siswa paham dan tidak ada
pertanyaan lagi pembelajaran dilanjutkan mengerjakan soal TAI,
Siswa diberi penjelasan tentang langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam TAI. Setelah semua siswa paham guru membagikan lembar soal
TAI pada setiap siswa, dalam mengerjakan lembar soal TAI dikerjakan
dalam kelompok tetapi secara individu. Ketika semua anggota
kelompok telah selesai mengerjakan soal guru memberikan lembar
jawaban kepada ketua kelompok, kemudian jawaban dari anggota
kelompok dikoreksi bersama. Jika ada anggota kelompok yang
menjawab salah maka tugas dari anggota kelompok yang lain untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
membimbing anggota tersebut hingga berhasil. Penghargaan pada
kelompok diberikan kepada nilai rata-rata kelompok yang tertinggi
berdasarkan jawaban yang dijawab benar oleh anggota kelompok pada
jawaban pertama. Kelompok yang mendapatkan penghargaan maju ke
depan kelas untuk diberi bintang penghargaan, dan guru memotivasi
kelompok lain yang belum menjadi kelompok terbaik untuk belajar
lebih giat lagi.
Kegiatan akhir pembelajaran siswa kembali ke tempat duduk
masing masing (kelas klasikal) untuk mengerjakan evaluasi secara
individu. Setelah sumua siswa selesai mengerjakan evaluasi secara
individu guru bersama siswa menarik kesimpulan semua hasil kegiatan
pembelajaran. Sebelum pembelajaran IPA ditutup tidak lupa guru
memberikan PR kepada siswa untuk mengerjakan LKS IPA halaman
24.
c. Observasi
Pada tahap observasi dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization).
Observasi dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA pokok bahasan
gaya siswa pada ranah Afektif dan Psikomotorik. Selain itu juga ada
lembar observasi kegiatan guru pada saat mengajar IPA pokok bahasan
gaya, lembar observasi ini diarahkan pada poin-poin pedoman yang telah
dirumuskan oleh peneliti berkonsultasi dengan guru kelas. Observasi ini
untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran
IPA pokok bahasan gaya pada kelas V SD Negeri 02 Jipang dengan
penyusunan Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP). Diakhir
pembelajaran dilakukan evaluasi individu untuk memperoleh nilai hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif.
Uraian observasi pada siklus II adalah sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
1) Kegiatan Guru (Lampiran 10)
a)Persiapan guru dalam memulai pembelajaran dalam kriteria sangat baik,
b) Kemampuan guru dalam mengelola kelas dalam kriteria sangat baik, c)
Kemampuan guru dalam mengelola waktu dalam kriteria sangat baik, d)
kemampuan guru dalam memberikan apersepsi dalam kriteria sangat baik,
e) Kemampuan menyampaikan materi dalam kriteria sangat baik, f)
Kemampuan guru dalam memberikan pertanyaan dalam kriteria sangat
baik, g) perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria baik, h) kemampuan
guru dalam mengembangkan aplikasi dalam kriteria sangat sangat baik, i)
Kemampuan guru dalam menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik, j)
Skor rata-rata 3,7 dengan kriteria sangat baik
2) Hasil Belajar Ranah Kognitif (Lampiran 17)
Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah Kognitif
siklus II dapat dilihat dalam tabel 8
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Kognitif pada Siklus
II
No Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah
(xi) fi. Xi Prosentase
(%) Keterangan
1 57- 62 3 59,5 178,5 11,5 Dibawah KKM
2 63- 68 1 65,5 65,5 3,8 Dibawah KKM
3 69- 74 4 71,5 286 15,4 Diatas KKM 4 75- 80 11 77,5 852,5 42,4 Diatas KKM 5 81- 86 6 83,5 501 23,1 Diatas KKM 6 87-92 1 83,5 89,5 3,8 Diatas KKM
Jumlah 26 1973 Nilai Rata-rata = 76,1
Ketuntasan Klasikal = 84, 6
Dari tabel 8 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
tindakan pada siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam interval 87-92
ada 1 siswa atau3,8%, siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
ada 6 siswa atau 23,1 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-
80 ada 11 siswa atau 42,4 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74
ada 4 siswa atau 15,4%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 1
siswa atau 3,8%, siswa yang memperoleh nilai 57-62 ada 3 siswa atau
11,5%. Pada siklus II tejadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I yang
sebelumnya 71,7 menjadi 76,1 dan adanya peningkatan hasil belajar siswa
pada ranah kognitif ditunjukan dengan jumlah siswa yang mendapat nilai
70 (KKM) yang sebelumnya 18 siswa menjadi 22 siswa.
Dari tabel tabel 8 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan
dalam bentuk gambar 11 yaitu grafik nilai sebagai berikut :
Gambar 11. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Kognitif Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus II
Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar
IPA pokok bahasan Gaya ranah kognitif yang memperoleh nilai 70
(KKM) mencapai indikator kerja akhir siklus, yaitu sebesar 84,6 %,
sehingga pembelajaran gaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TAI (Team assisted individualization) telah berhasil.
3) Hasil Belajar ranah Afektif (Lampiran 19)
Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah Afektif
siklus II dapat dilihat dalam tabel 9
11,5%3,8%
15,4%
42,4%
23,0%
3,8%
0
2
4
6
8
10
12
57- 62 63- 68 69- 74 75- 80 81- 86 87-92
frek
uens
i
Interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Afektif pada Siklus
II
No Interval
Nilai Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi) fi. Xi
Prosentase (%) Keterangan
1 57- 62 1 59,5 59,5 3,8 Kurang 2 63- 68 1 65,5 65,5 3,8 Cukup 3 69- 74 8 71,5 572 30,9 Baik 4 75- 80 9 77,5 697,5 34,6 Baik 5 81- 86 7 83,5 584,5 26,9 Amat Baik
Jumlah 26 100 Nilai Rata-rata = 76,2
Dari tabel 9 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
observasi pada siklus II siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86
ada 7 siswa atau 26,9 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-
80 ada 9 siswa atau 34,6 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74
ada 8 siswa atau 30,9%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 1
siswa atau 3,8%, siswa yang memperoleh nilai interval 57-62 ada 1 siswa
atau 3,8%. Pada siklus II tejadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus I
yang sebelumnya 72,9 menjadi 76,2 dan adanya peningkatan hasil belajar
siswa pada ranah afektif ini ditunjukan dengan jumlah siswa yang
mendapat nilai 70 (dengan keterangan Baik/Amat Baik) yang
sebelumnya 20 siswa menjadi 24 siswa atau sebanyak 92,3 % siwa
mendapat kriteria baik/amat baik
Dari tabel tabel hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa kelas V
SD Negeri 02 Jipang ranah afektif pada siklus I yang telah diterangkan
diatas, dapat disajikan dalam bentuk gambar 12 yaitu grafik nilai sebagai
berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Gambar 12. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus II
Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar
IPA pokok bahasan Gaya ranah afektif yang memperoleh nilai 70 (KKM)
sudah mencapai 85% (indikator kinerja akhir siklus), yaitu sebesar 92,2%,
sehingga pembelajaran gaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe
TAI (Team assisted individualization) telah berhasil.
4) Hasil Belajar Ranah Psikomotorik (Lampiran 21)
Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya siswa pada ranah
Psikomotorik siklus II dapat dilihat dalam tabel 10
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya
Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang Ranah Psikomotorik pada
Siklus II
No Interval Nilai
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah
(xi) fi. Xi Prosentase
(%) Keterangan
1 63- 68 2 65,5 131 7,6 Cukup 2 69- 74 5 71,5 357,5 19,2 Baik 3 75- 80 15 77,5 1162,5 57,8 Baik 4 81- 86 4 83,5 334 15,4 Amat Baik
Jumlah 26 1985 100 Nilai Rata-rata = 76,4
3,8% 3,8%
30,9%34,6%
26,9%
0123456789
10
57- 62 63- 68 69- 74 75- 80 81- 86
Fre
kuen
si
Interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Dari tabel 10 tersebut dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan
observasi pada siklus I siswa yang memperoleh nilai dalam interval 81-86
ada 4 siswa atau 15,4 %, siswa yang memperoleh nilai interval antara 75-
80 ada 15 siswa atau 57,8 %, siswa yang memperoleh nilai interval 69-74
ada 5 siswa atau 19,2%, siswa yang memperoleh nilai interval 63-68 ada 2
siswa atau 7,6%, Pada siklus II tejadi peningkatan nilai rata-rata dari siklus
I yang sebelumnya 75,4menjadi 76,4 dan adanya peningkatan hasil belajar
siswa pada ranah psikomotorik ini ditunjukan dengan jumlah siswa yang
mendapat nilai 70 (dengan keterangan Baik/Amat Baik) yang
sebelumnya 21 siswa menjadi 24 siswa. Atau 92,3% siswa mendapat
kriteria baik/amat baik
Dari tabel 10 yang telah diterangkan diatas, dapat disajikan dalam
bentuk gambar 13 yaitu grafik nilai sebagai berikut :
Gambar 13. Grafik Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Psikomotorik Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang pada
Siklus II
Dengan demikian , dapat diketahui bahwa ketuntasan hasil belajar
IPA pokok bahasan Gaya ranah psikomotorik yang memperoleh nilai 70
(KKM) sudah mencapai 85% (indikator kinerja akhir siklus), yaitu sebesar
92,2%, sehingga pembelajaran gaya dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) telah berhasil.
7,6%
19,2%
57,8%
15,4%
02468
10121416
63- 68 69- 74 75- 80 81- 86
Fre
kuen
si
Interval

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
d. Refleksi
Hasil belajar ranah kognitif siklus II menunjukkan hasil pencapaian
ketuntasan sebesar 84,6%, ini telah mencapai target minimal 80%
(indikator kinerja ranah kognitif akhir siklus). Hasil belajar ranah afektif
menunjukan bahwa 3,8% siswa atau 1 siswa mendapat keterangan kurang,
3,8%siswa atau 1 siswa mendapat keterangan cukup, 65.5% siswa atau 17
siswa mendapat kriteria keterangan baik dan 26,9% siswa atau 7 siswa
mendapat keterangan amat baik. Hal tersebut menerangkan bahwa 92,3%
siswa mendapat keterangan baik/amat baik, ini telah mencapai target
minimal 85% (indikator kinerja ranah afektif siklus II). Hasil belajar ranah
psikomotorik menunjukan bahwa 7,6% siswa atau 2 siswa mendapat
kriteria keterangan cukup, 76,9% siswa atau 20 siswa mendapat kriteria
keterangan baik dan 15,4% siswa atau 4 siswa mendapat kriteria
keterangan amat baik. Hal tersebut menerangkan bahwa 92,3% siswa
mendapat keterangan baik/amat baik, ini telah mencapai target minimal
85% (indikator kinerja ranah psikomotorik akhir siklus).
Berdasarkan hasil refleksi yang peneliti lakukan maka pelaksanaan
siklus II telah berhasil. Indikator kinerja ranah kognitif, afektif,
psikomotorik telah terpenuhi.
D. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian
1. Temuan Hasil Observasi Kegiatan guru
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh,
dapat ditemukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA pokok
bahasan gaya dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) pada kegiatan guru
Adapun temuan dari peningkatan kegiatan guru kelas V SD Negeri 02
Jipang dalam proses pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) antara lain :
a. Persiapan guru dalam memulai kegiatan pembelajaran lebih tinggi dari
pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
b. Kemampuan guru dalam mengelola kelas semakin lebih meningkat.
c. Guru semakin terampil dalam mengelola waktu pembelajaran.
d. Guru menjadi lebih cermat dalam memberikan apersepsi.
e. Guru menyampaikan materi menjadi lebih mudah.
f. Kemampuan guru dalam memancing pertanyaan siswa menjadi lebih
meningkat.
g. Kemampuan guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif
menjadi lebih terlatih.
h. Perhatian guru terhadap siswa menjadi semakin lebih meningkat.
i. Guru lebih mudah dalam mengembangkan aplikasi.
j. Guru menjadi lebih trampil dalam menutup pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi (lampiran 3 dan 4). Peningkatan kualitas
pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan model pembelajaran kooperatif
tipe TAI (Team Assisted Individuaizationl) dapat dilihat dari tabel 11 dibawah ini:
Tabel 11. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Observasi Guru Kelas
V SD Negeri 02 Jipang pada Siklus I dan Siklus II
Hasil Observasi Guru Siklus I Siklus II
Pertemuan I 2,3 3,6
Pertemuan II 3,1 3,9
Rata-rata 2,7 3,7
Kriteria Baik Amat Baik
Berdasarkan tabel 11 dapat diketahui bahwa hasil observasi guru
mengalami peningkatan yang signifikan. Nilai rata-rata hasil observasi guru pada
siklus I adalah 2,7 dengan kriteria baik dan mengalami peningkatan pada siklus II
yaitu 3,7dengan kriteria sangat baik. Peningkatan tersebut membuktikan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Asistend Individual)dapat
membantu menngkatkan kualitas proses pembelajaran terhadap guru. Hal ini
dapat direfleksikan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individualization) dapat meningkatkan proses pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Peningkatan nilai rata-rata hasil observasi guru kelas V SD Negeri 02
Jipang pada siklus I dan II dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Teams Asistend Individual) dapat disajikan pada gambar 14 berikut :
Gambar 14. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Guru Kelas V SD Negeri 02
Jipang Siklus I dan Siklus II.
2. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Afektif
Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran IPA pokok bahasan gaya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) maka hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif siswa
kelas V SD Negeri 02 Jipang juga meningkat. Peningkata terlihat dari hasil
observasi ranah afektif siswapada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan
dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan II. Hal ini dapat dilihat di tabel 12
berikut ini :
No Pembelajaran IPA
Pokok Bahasan Gaya Kondisi Awal
Setelah Dilaksanakan
Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata 65,1 72,9 76,2
Tabel 12. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah
Afektif Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada Kondisi Awal Siklus
I dan Siklus II
0
1
2
3
4
Siklus I Siklus II
Nila
i
Pelaksanaan Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Berdasarkan tabel 12 diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA
pokok bahasan gaya ranah afektif mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut
yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-ratanya 65,1. Pada siklus I
nilai rata-ratanya menjadi 72,9. Pada akir pelaksanaan siklus II nilai rata-rata hasil
belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif adalah 76,2. Peningkatan tersebut
membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) dapat membantu meningkatkan hasil belajar IPA pokok
bahasan gaya ranah afektif.
Secara garis besar perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar
ranah afektif pada pokok bahasan gaya pada kondisi awal sebelum tindakan,
siklus I dan siklus II ditunjukan dalam tabel 13 berikut :
Tabel 13. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02
Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 10 38,5 21 80,8 24 92,3
2 Tidak Tuntas 16 61,5 5 19,2 2 7,7
Berdasarkan tabel 13 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar
IPA pokok bahasan IPA pada ranah afektif siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang
yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan sebanyak 10 siswa atau 38,5 % tuntas.
Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebanyak 21 siswa atau 80,8% tuntas.
Pada siklus II menjadi 24 siswa 92,3% telah tuntas. Data dari tabel rekapitulasi
ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang pokok bahasan gaya ranah
afektif pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk
gambar 15 berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Gambar 15. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang
Pokok Bahasan Gaya Ranah Afektif pada Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
3. Temuan Hasil Observasi Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah
Psikomotorik
Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran IPA pokok bahasan gaya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted
Individualization) maka hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik
siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang juga meningkat. Peningkata terlihat dari hasil
observasi ranah psikomotorik siswapada kondisi awal sebelum dilaksanakan
tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan II. Hal ini dapat dilihat di
tabel 14 berikut ini :
No Pembelajaran IPA
Pokok Bahasan Gaya Kondisi Awal
Setelah Dilaksanakan
Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata 64,8 75,4 76,4
Tabel 14. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah
Psikomotorik Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada Kondisi Awal
Siklus I dan Siklus II
10
2124
0
5
10
15
20
25
30
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Fre
kuen
si
Pelaksanaan Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Berdasarkan tabel 14 dikeahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA
pokok bahasan gaya ranah psikomotorik mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-ratanya 64,8. Pada
siklus I nilai rata-ratanya menjadi 75,4. Pada akir pelaksanaan siklus II nilai rata-
rata hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik adalah 76,4.
Peningkatan tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe
TAI (Team Assisted Individualization) dapat membantu meningkatkan hasil
belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik.
Secara garis besar perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar
ranah psikomotorik pada pokok bahasan gaya pada kondisi awal sebelum
tindakan, siklus I dan siklus II ditunjukan dalam tabel 15 berikut :
Tabel 15. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02
Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 8 30,8 21 80,8 24 92,3
2 Tidak Tuntas 18 69,2 5 19,2 2 7,7
Berdasarkan tabel 15 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar
IPA pokok bahasan IPA pada ranah psikomotorik siswa kelas V SD Negeri 02
Jipang yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan sebanyak 8 siswa atau 30,8%
tuntas. Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebanyak 21 siswa atau 80,8%
tuntas. Pada siklus II menjadi 24 siswa 92,3% telah tuntas. Data dari tabel
rekapitulasi ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang pokok bahasan
gaya ranah psikomotorik pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disajikan
dalam bentuk gambar 16 berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Gambar 16. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang
Pokok Bahasan Gaya Ranah Psikomotorik pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
4. Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif
Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran IPA pokok bahasan gaya
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Asisted
Individuaizationl) maka hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif
siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang juga meningkat. Peningkata terlihat dari hasil
observasi ranah kognitif siswapada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan
dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan II. Hal ini dapat dilihat di tabel 16
berikut ini :
No Pembelajaran IPA
Pokok Bahasan Gaya Kondisi Awal
Setelah Dilaksanakan
Tindakan
Siklus I Siklus II
1 Nilai rata-rata 62,3 71,7 76,1
Tabel 16. Rekapitulasi Nilai pembelajaran Rata-rata Hasil Belajar Siswa Ranah
Kognitif Siswa Kelas VSD Negeri 02 Jipang pada Kondisi Awal
Siklus I dan Siklus II
8
21 24
0
5
10
15
20
25
30
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Fre
kuen
si
Pelaksanaan Tindakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Berdasarkan tabel 16 dikeahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA
pokok bahasan gaya ranah kognitif mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut
yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan nilai rata-ratanya 62,3. Pada siklus I
nilai rata-ratanya menjadi 71,7. Pada akir pelaksanaan siklus II nilai rata-rata hasil
belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik adalah 76,1. Peningkatan
tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
Assisted Individuaizationl) dapat membantu meningkatkan hasil belajar IPA
pokok bahasan gaya ranah kognitif.
Secara garis besar perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar
ranah kognitif pada pokok bahasan gaya pada kondisi awal sebelum tindakan,
siklus I dan siklus II ditunjukan dalam tabel 17 berikut :
Tabel 17. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02
Jipang Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif pada Kondisi Awal,
Siklus I dan Siklus II
No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Tuntas 5 19,2 16 69,2 22 84,6
2 Tidak Tuntas 21 80,8 8 30,8 4 15,4
Berdasarkan tabel 17 terlihat adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar
IPA pokok bahasan IPA pada ranah kognitif siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang
yaitu pada kondisi awal sebelum tindakan sebanyak 5 siswa atau 19,2% tuntas.
Pada siklus I mengalami peningkatan yaitu sebanyak 16 siswa atau 69,2% tuntas.
Pada siklus II menjadi 22 siswa 84,6% telah tuntas. Data dari tabel rekapitulasi
ketuntasan belajar siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang pokok bahasan gaya ranah
kognitif pada kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat disajikan dalam bentuk
gambar 17 berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Gambar 17. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Jipang
Pokok Bahasan Gaya Ranah Kognitif pada Kondisi Awal, Siklus I
dan Siklus II
5
18
22
0
5
10
15
20
25
Kondisi Awal Siklus I Siklus II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 86
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus selama empat kali pertemuan, maka dapat ditarik simpulan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team assisted individualization) dapat meningkatkan :
1. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif pada siswa kelas V SD
Negeri 02 Jipang. Peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah
kognitif pada siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization), yaitu: nilai rata-rata hasil
belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif pada siklus I nilainya 71,7 dan
meningkat pada siklus II nilainya menjadi 76,1. Dengan demikian, penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif pada
siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang.
2. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif pada siswa kelas V SD
Negeri 02 Jipang. Peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah
afektif pada siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang dengan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization), yaitu: nilai rata-rata hasil
belajar IPA pokok bahasan gaya ranah kognitif pada siklus I nilainya 72,9 dan
meningkat pada siklus II nilainya menjadi 76,2. Dengan demikian, penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization)
dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah afektif pada
siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang.
3. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik pada siswa kelas V
SD Negeri 02 Jipang. Peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya pada

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
siswa ranah psikomotorik kelas V SD Negeri 02 Jipang dengan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI(Team assisted individualization)), yaitu: nilai
rata-rata hasil belajar IPA pokok bahasan gaya ranah psikomotorik pada siklus
I nilainya 75,4 dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 76,4. Dengan
demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI ((Team
assisted individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok
bahasan gaya ranah psikomoyorik pada siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang
4. Kualitas proses pembelajaran IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas V SD
Negeri 02 Jipang. Peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA pokok
bahasan gaya tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata
kegiatan guru dalam proses pembelajaran IPA pokok bahasan gaya dengan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team asissted individualization),
yaitu: nilai rata-rata kegiatan guru pada siklus I nilainya 2,7 dengan kriteria
baik dan meningkat pada siklus II nilainya menjadi 3,7 dengan kriteria sangat
baik. Dengan demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team assisted individualization) dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran IPA pokok bahasan gaya pada siswa kelas V SD Negeri 02
Jipang.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
assisted individualization) dalam pelaksanaan pembelajaran IPA pokok bahasan
gaya. Tindakan penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Siklus I
dilaksanakan pada tanggal 5 Februari 2011 dan 10 Februari 2011, sedangkan
siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2011 dan 17 Februari 2011.
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: (1) Membandingkan kecepatan jatuh
dari dua buah benda (yang berbeda berat, bentuk dan ukuran) dari ketinggian
tertentu; (2) Menyimpulkan bahwa gaya gravitasi menyebabkan bebda jatuh ke
bawah; (3) Mengelompokan benda-benda yang bersifat magnetis; (4) Memberi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
contoh penggunaan magnet dalam kehidupan sehari-hari; (5) Membuat magnet;
(6) Mendeskripsikan medan magnet; (7) Membandingkan gerak benda pada
perrmukaan benda yang berbeda-beda; (8) Menjelaskan berbagai cara
memperkecil dan memperbesar gaya gesekan; dan (9) Menjelaskan manfaat dan
kerugian gaya gesek dalam kehidupan sehari-hari. Setiap pelaksanaan siklus
terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaaan,
evaluasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum
melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan
memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis
perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan
dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat diketahui
bahwa dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
assisted individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan
gaya pada siswa kelas V SD Negeri 02 Jipang. Sehubungan dengan penelitian ini
maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model
pembelajaran yang tepat agar siswa mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe TAI (Team assisted
individualization) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan gaya
baik dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
Hasil penelitian ini juga memperkuat teori yang menyatakan bahwa
melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted
individualization) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini juga
dapat dipertimbangkan untuk mengembangkan model pembelajaran bagi guru
dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa.
Dari hasil rata-rata yang diperoleh bahwa dalam penelitian ini, hasil
belajar IPA pokok bahasan gaya dan aktifitas atau kegiatan proses

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
pembelajaran menjadi meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan nilai
rata-rata hasil belajar IPA pokok bahasan gaya baik ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik, peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai diatas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), interaksi dengan guru maupun kerjasama dengan
siswa lain. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran yang meningkat,
kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya hasil belajar IPA
pokok bahasan gaya pada siswa kelas V SD Negeri 02 jipang juga meningkat.
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, implikasi
teoritis dari penelitian ini adalah ada peningkatan hasil belajar IPA pokok
bahasan gaya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team assisted individualization).
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru dan
calon guru untuk meningkatkan keefektifan model guru dalam mengajar dan
meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar terutama dalam pelajaranIPA
pokok bahasan gaya. Hasil belajar IPA pokok bahasan gaya dapat
ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Team assisted individualization).
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti
yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti
untuk membantu guna dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di
samping itu, perlu penelitian lebih lanjut tentang upaya guru untuk
mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan hasil belajar IPA siswa
pada pokok bahasan gaya. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization), pada
hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi
permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan
hasil belajar IPA siswa, pada pokok bahasan gaya yang pada umumnya
dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan penelitian ini harus di atasi semaksimal mungkin.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan
pembelajaran khususnya pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team
assisted individualization) Bagi Guru
Guru dalam mengajar hendaknya menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Team assisted individualization) dalam pembelajaran IPA
dimaksudkan agar pembelajaran tidak terasa membosankan dan membantu
siswa dalam meningkatkan hasil belajar IPA
2. Bagi Siswa
a. Hendaknya lebih mengembangkan inisiatif dan keberanian dalam
menyampaikan pendapat dan bekerjasama dalam proses pembelajaran
untuk menambah pengetahuan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dan rajin
belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.