tafix format cacti

Upload: nindyhedya

Post on 08-Jan-2016

96 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Tafix Format Cacti

TRANSCRIPT

2

IMPLEMENTASI APLIKASI MONITORING JARINGAN BERBASIS SNMP MENGGUNAKAN CACTIDI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG)

NINDY HEDYA AVIANDITA

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

PERNYATAAN MENGENAI LAPORAN TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan laporan tugas akhir Implementasi Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis SNMP Menggunakan Cacti di Badan Informasi Geospasial (BIG) adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan ini.Bogor, Mei 2013Nindy Hedya Aviandita

NIM J3D110075

ABSTRAK

NINDY HEDYA AVIANDITA. Implementasi Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis SNMP Menggunakan Cacti di Badan Informasi Geospasial. Dibimbing Oleh SHELVIE NIDYA NEYMAN.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan semakin banyaknya pengguna jaringan komputer, hal ini menuntut para administrator jaringan untuk meningkatkan pengelolaan pada jaringan tersebut. Lalu lintas data (traffic) merupakan salah satu faktor penting untuk mengoptimalkan pengelolaan terhadap suatu jaringan komputer yang kompleks. Dengan memanfaatkan Simple Network Management Protocol (SNMP) dapat dihasilkan suatu mekanisme untuk mendapatkan informasi tentang lalu lintas (traffic) data sebuah jaringan intranet, sehingga dengan informasi tersebut dapat di desain sebuah aplikasi yang dapat menyajikan data traffic dalam bentuk halaman web. Aplikasi Monitoring traffic jaringan menggunakan Cacti dapat menampilkan traffic dari jaringan internet secara detail. Dengan memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai peyimpanan data dan pembuatan grafik, Cacti mampu memberikan informasi untuk traffic jaringan yang keluar maupun traffic jaringan yang masuk serta dilengkapi dengan plugin pendukung yang dapat memberikan informasi secara lebih informatif. Cacti mampu menyediakan laporan dan grafik dalam orde harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.Kata kunci : Monitoring jaringan, SNMP, Cacti, dan RRDTool

RINGKASAN

NINDY HEDYA AVIANDITA. Implementasi Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis SNMP Menggunakan Cacti di Badan Informasi Geospasial. Dibimbing Oleh SHELVIE NIDYA NEYMAN.

Pada tugas akhir ini, penulis mengangkat topik tentang Implementasi Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis SNMP di Badan Informasi Geospasial. Topik ini didapat setelah melakukan analisa masalah yang ada di instansi tempat penulis melakukan praktik kerja lapangan. Kebutuhan monitoring jaringan di Badan Informasi Geospasial sangat diperlukan karena memiliki jaringan internet yang cukup besar.

Dengan kondisi jaringan yang cukup besar, akan banyak kemungkinan hal terjadi yang dapat menurunkan kinerja jaringan dan saat dimana diperlukan adanya penyesuaian terhadap jaringan tersebut. Untuk mengatasi hal ini, Badan Informasi Geospasial (BIG) memilih Cacti sebagai sistem monitoring jaringan.

Cacti merupakan aplikasi tidak berbayar (open source) yang merupakan solusi pembuatan grafik network yang lengkap yang di desain untuk memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai peyimpanan data dan pembuatan grafik.

Kata kunci : Monitoring jaringan , SNMP, Cacti, dan RRDTool

IMPLEMENTASI APLIKASI MONITORING JARINGAN BERBASIS SNMP MENGGUNAKAN CACTIDI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL (BIG)

NINDY HEDYA AVIANDITA

Laporan Tugas Akhir

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Ahli Madya pada

Program Diploma Keahlian Teknik Komputer

PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KOMPUTER

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Judul Tugas Akhir:Implementasi Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis

SNMP Menggunakan Cacti Di Badan Informasi Geospasial (BIG)

Nama:Nindy Hedya Aviandita

NIM:J3D110075

Disetujui oleh

Shelvie Nidya Neyman, SKom, MSi

Pembimbing

Diketahui oleh

Prof Dr Ir M. Zairin Junior, MSc

Shelvie Nidya Neyman, SKom, MSi

Direktur

Koordinator Program Keahlian

Tanggal lulusPRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpah rahmat dan karunia-Nya penulis berhasil menyelesaikan tugas akhir yang berjudul Implementasi Aplikasi Monitoring Jaringan Berbasis SNMP Menggunakan Cacti di Badan Informasi Geospasial (BIG) sesuai waktu yang telah ditetapkan. Tidak lupa shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan para sahabat-Nya yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang yang penuh ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang ini.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan dan pembuatan laporan hasil praktik kerja lapangan ini, antara lain kepada Ibu Shelvie Nidya Neyman, S.Kom, MSi selaku dosen pembimbing, Bapak Firman Wahyudi, S.Kom dan Bapak Sandi Adhitia Kolopaking, ST selaku pembimbing lapangan di Badan Informasi Geospasial (BIG), dan rekan-rekan mahasiswa Program Keahlian Teknik Komputer Program Diploma IPB Angkatan 47 yang telah memberi banyak masukan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ayah, Ibu, serta keluarga tercinta yang telah memberikan banyak sekali dukungan serta doa sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri serta semua orang yang membacanya.

Bogor, Mei 2013Nindy Hedya Aviandita

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 17 November 1992 dengan nama Nindy Hedya Aviandita. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Tri Sediyono dan Hemmy Suhemy.

Pada tahun 2007 penulis memulai pendidikan di SMA Negeri 6 Bogor dan lulus pada tahun 2010. Semasa SMP penulis aktif dalam Organisasi Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK). Penulis menduduki bangku perkuliahan di Program Diploma Institut Pertanian Bogor Program Keahlian Teknik Komputer melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).

DAFTAR PUSTAKA11PENDAHULUAN

11.1Latar Belakang

11.2Tujuan

11.3Batasan Masalah

11.4Manfaat

22METODE KAJIAN

22.1Lokasi dan Waktu PKL

22.2Metode Bidang Kajian

22.2.1Analisis

22.2.2Perancangan

22.2.3Implementasi

32.2.4Pengujian

32.3Tinjauan Pustaka

32.3.1Simple Network Management Protocol (SNMP)

42.3.2RRDTool

42.3.3Cacti

72.3.4Crontab

83KEADAAN UMUM BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

83.1Sejarah

93.2Fungsi dan Tujuan Badan Informasi Geospasial

93.2.1Fungsi

103.2.2Tujuan

103.3Visi dan Misi Badan Informasi Geospasial

103.3.1Visi

103.3.2Misi

113.4Struktur Organisasi

124IMPLEMENTASI

124.1Analisis

124.4.1Analisa Kebutuhan Perangkat

124.2Topologi jaringan Badan Informasi Geospasial

134.3Implementasi

134.3.1Instalasi dan Konfigurasi Web Server dan Database Server

144.3.2Instalasi dan Konfigurasi phpMyAdmin

164.4Instalasi Cacti pada Ubuntu Server 12.04

164.4.1Konfigurasi Cacti

174.4.2Instalasi Cacti

204.5Pengujian

334.4.1Plugin Monitor

334.4.2Plugin Weathermap

355SIMPULAN DAN SARAN

355.1Simpulan

355.2Saran

36DAFTAR PUSTAKA

1 PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSistem informasi saat ini telah menjadi bagian yang penting bagi sebuah institusi modern. Ketersediaan sistem informasi yang tepat dapat meningkatkan produktivitas kerja sebuah instansi. Oleh karena itu, sebagai pondasi dari sebuah sistem informasi, infrastruktur jaringan komputer yang baik diperlukan untuk menunjang terciptanya sistem informasi yang baik pula.Saat ini Badan Informasi Geospasial (BIG) memiliki 14 gedung yang terhubung dengan jaringan internet. Dengan kondisi jaringan yang cukup besar, akan banyak kemungkinan hal yang terjadi yang dapat menurunkan kinerja jaringan dan saat dimana diperlukan adanya penyesuaian terhadap jaringan tersebut. Badan Informasi Geospasial membutuhkan sebuah aplikasi yang mampu memonitor lalu lintas data yang terjadi pada setiap port-port device, dan memerlukan aplikasi yang mampu memetakan besar bandwidth secara realtime untuk membatu admin jaringan dalam melakukan manajemen bandwidth. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut, Badan Informasi Geospasial (BIG) memilih Cacti sebagai sistem monitoring jaringan.Cacti salah satu aplikasi open source yang merupakan solusi pembuatan grafik network yang lengkap yang di desain untuk memanfaatkan kemampuan fungsi RRDTool sebagai peyimpanan data dan pembuatan grafik. Cacti menyediakan pengumpulan data yang cepat, pola grafik yang baik, dan fitur pengelolaan user. Dengan menggunakan Cacti dapat memonitor trafik yang berjalan pada sebuah perangkat jaringan.

1.2 Tujuan

Tujuan utama dari pembangunan sistem pemantauan jaringan menggunakan Cacti adalah untuk memenuhi kebutuhan instansi dalam penyempurnaan sistem monitoring pada jaringan komputer. Implementasi monitoring jaringan ditujukan sebagai media untuk mengamati/memonitor lalu lintas data dalam bentuk grafik, melakukan manajemen bandwidth dan juga mengamati terhadap kemungkinan terjadinya masalah yang ada pada jaringan tersebut untuk dapat dideteksi secara dini.1.3 Batasan Masalah Monitoring dilakukan pada perangkat jaringan switch di lingkungan Badan Informasi Geospasial (BIG). Monitoring dilakukan untuk pemantauan traffic inbound dan outbound. Notifikasi event handler menggunakan alert berupa suara1.4 ManfaatMonitoring jaringan memudahkan admin untuk mengamati lalu lintas data yang berjalan pada jaringan Badan Informasi Geospasial (BIG) tanpa menambah beban dari setiap perangkat yang dipantau. Dengan sistem monitoring jaringan menggunakan Cacti memudahkan admin jaringan untuk melakukan troubleshoot apabila ada device yang sedang down, dan untuk mengetahui kapan jaringan paling banyak digunakan dan siapa yang paling banyak menggunakan jaringan.2 METODE KAJIAN2.1 Lokasi dan Waktu PKL

Praktik kerja lapangan ini bertempat di Badan Informasi Geospasial (BIG), di Pusat Penyebarluasan Informasi Geospasial (PPIG). Badan Informasi Geospasial (BIG) berlokasi di Jalan Raya Jakarta Bogor Km. 46 Cibinong. Kegiatan praktik kerja lapangan dilaksanakan mulai tanggal 1 Februari sampai 1 April 2013. Waktu kegiatan praktik kerja lapangan mengikuti jam kerja kantor yang telah ditentukan, yaitu mulai pukul 08.00 s/d 16.00 WIB dari hari Senin hingga Jumat.

2.2 Metode Bidang Kajian

Metode yang digunakan dalam proses pembagunan sistem pemantauan jaringan menggunakan Cacti adalah metode yang terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap analisis, tahap perancangan, tahap implementasi, dan tahap pengujian. Alur tahapan proses instalasi Cacti dapat dilihat pada (Gambar 1)

2.2.1 AnalisisPada tahapan ini dilakukan dua jenis analisis, yaitu analisa masalah dan analisa kebutuhan. Analisa masalah dilakukan untuk mengetahui masalah yang terdapat pada lingkungan tempat PKL. Analisa kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan perangkat yang akan digunakan dalam pembuatan sistem monitoring jaringan menggunakan Cacti di Badan Informasi Geospasial.2.2.2 PerancanganPada tahapan ini dilakukan perancangan topologi jaringan perangkat jaringan apa saja yang akan dimonitor. Perancangan topologi jaringan bertujuan untuk memberikan gambaran topologi jaringan dari sistem monitoring yang dibuat. Perancangan topologi jaringan disesuaikan dengan keadaan Badan Informasi Geospasial.

2.2.3 ImplementasiPada tahapan ini dilakukan pembangunan monitoring jaringan menggunakan Cacti yang berbasis web dengan menggunakan web server Apache dan menggunakan database MySQL. Tahap implementasi meliputi instalasi dan konfigurasi perangkat di Badan Informasi Geospasial.2.2.4 PengujianPada tahapan ini dilakukan pengujian terhadap hasil implementasi monitoring jaringan menggunakan Cacti. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah instalasi dan konfigurasi berjalan sesuai dengan perancangan dan kebutuhan monitoring jaringan yang diinginkan.

2.3 Tinjauan Pustaka2.3.1 Simple Network Management Protocol (SNMP)

SNMP adalah spsesifikasi manajemen jaringan yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sebuah bagian dari Internet Activities Board (IAB) pada pertengahan tahun 1980-an sebagai standar manajemen untuk produk-produk jaringan berbasis LAN (Bashan, 2008). SNMP merupakan protokol yang dirancang untuk memberikan kemampuan kepada pengguna untuk memantau dan mengatur jaringan komputer secara sistematis dari jarak jauh atau dalam satu pusat kontrol saja. Pengolahan ini dijalankan dengan mengumpulkan data dan melakukan penetapan terhadap variabel-variabel dalam elemen yang dikelola.

Komponen utama SNMP dalam proses manajemen jaringan TCP/IP terdiri dari tiga elemen, yaitu :

Managed Device adalah alat yang ingin dikelola dan terhubung pada jaringan komputer. Sebuah managed device akan mengumpulkan dan menyimpan informasi, sehingga informasi tersebut dapat diakses oleh Network Management System melalui SNMP. Contoh Managed Device antara lain: router, switch, hub, komputer dan printer.

Agent adalah bagian dari perangkat lunak pengelolaan jaringan yang berajalan pada sebuah managed device. Agent berfungsi untuk melakukan transformasi informasi yang terdapat pada masing-masing managed device sehingga dapat dikirimkan dengan format SNMP, salah satu contohnya adalah snmpd.

Network Management System (NMS) adalah sebuah perangkat lunak yang berfungsi untuk melakukan pemantauan serta pengelolaan terhadap seluruh managed device yang terdapat pada jaringan komputer.

Cara-cara mengelola sumber di dalam jaringan dapat dilakukan dengan menunjuk sumber tersebut sebagai objek. Pada intinya, setiap objek berupa variabel data yang menampilkan suatu aspek managemen agent. Kumpulan objek ini disebut Management Information Base (MIB). MIB berfungsi sebagai kumpulan access point pada agent untuk management station. Objek-objek ini distandarisasikan melalui sistem kelas khusus. Management station menampilkan fungsi pemantauan dengan cara memperoleh kembali nilai objek-objek MIB.

SNMP menggunakan UDP (User Datagram Protocol) sebagai protokol transport untuk mengirimkan pertanyaan atau menerima jawaban dari agen SNMP. Dalam penggunaannya SNMP menggunakan nomor port yang berbeda untuk sisi server dan sisi client. Pada sisis server nomor port yang digunakan adalah nomor 161. Pada sisi client port yang digunakan adalah nomor 162. Antara server dan client berkomunikasi dengan port yang berbeda.SNMPv2 merupakan pengembangan dari SNMP yang diterbitkan pada tahun 1993. Menurut Bashan (2008) kelebihan dari SNMPv2 adalah :

Komunikasi antar NMS yang meningkatkan fleksibilitas dan skalabilitas dari suatu jaringan yang dikelola

Peningkatan keamanan dengan adanya :

Enkripsi (berdasar pada Data Encryption Standard ((DES)

Autentikasi

Otoriasasi

Peningkatan efisiensi dan performa dengan adanya bulk transfer yang menyebabkan manajemen jaringan dapat dijalankan pada jaringan WAN dengan bandwidth kecil

Mendukung protokol jaringan selain UDP/IP, seperti OSI, NetWare IPX/SPX, dan Appletalk

Banyak definisi fungsional dalam SNMP yang dibicarakan dalam SNMPv2. Untuk memperbaiki definisi pengamanan SNMPv1/v2, dikeluarkan SNMPv3 sebagai rangkaian standar yang diusulkan pada tahun 1998. SNMPv3 menyediakan layanan-layanan penting, yaitu pembuktian keaslian, kerahasiaan, dan kontrol akses. (Stallings, 2002)2.3.2 RRDTool

RRD adalah singkatan dari Round Robin Database. RRDTool dapat menyimpan data dalam database dengan ukuran statis. Perbedaan mendasar antara RRD dan database MySQL adalah ukuran RRD yang konstan dibandingkan ukuran database MySQL yang terus bertambah. Hal ini sangat berguna jika ingin memonitor lalu lintas jaringan melalui port yang ada dalam switch karena informasi tersebut tidak perlu disimpan untuk jangka waktu lama dan dapat di tulis kembali sesaat kemudian (Abramowicz, 2008).

2.3.3 Cacti

Cacti merupakan aplikasi yang dapat menghasilkan laporan statistik jaringan dalam tampilan grafis. Cacti merupakan fronted dari RRDTools yang menyimpan semua informasinya dalam database MySQL yang kemudian berdasarkan infromasi tersebut Cacti akan menampilkan tampilan grafisnya. Fronted Cacti dibuat sepenuhnya menggunakan bahasa PHP ([TCG] 2004). Selain itu, banyaknya fasilitas yang disediakan untuk mengatur monitoring sesuai dengan kebutuhan dan hasil tampilannya yang informatif dan user friendly. Menurut Scheck (2006), Cacti adalah salah satu solusi untuk memantau jaringan. Cara kerja Cacti terbagi menjadi tiga proses utama, yaitu data retrieval atau penerimaan data, data storage atau penyimpanan data, dan data presentation atau presentasi data Gambar 2.

a. Data Retrieval (Penerimaan Data)

Hal pertama yang dilakukan oleh Cacti adalah mendapatkan data. Data diperoleh dengan menggunakan poller yang dieksekusi dari pengatur penjadwalan esksekusi perintah secara otomatis pada sistem operasi, contohnya menggunakan crontab untuk sistem operasi Linux. Untuk memperoleh data dari remote target atau host, Cacti menggunakan Simple Network Management Protocol (SNMP), sehingga setiap perangkat yang dapat menjalankan fungsi SNMP dapat dipantau secara bersamaan oleh Cacti.

b. Data Storage (Penyimpanan Data)

Data yang telah dikumpulkan oleh poller, selanjutnya akan disimpan secara teratur dalam database.Untuk penyimpanan data, Cacti menggunakan Round Robin Database Tool (RRDTool) untuk menata data dalam urutan waktu (time-series).

c. Data Presentation (Presentasi Data)

Keutamaan dalam penggunaan RRDTool adalah fungsi grafiknya. Data yang tertata akan dipresentasikan dalam bentuk grafik dan ditampilkan oleh web server yang digunakan. Cacti juga menyediakan halaman pengaturan grafik untuk memudahkan dalam manajemen gambar yang ingin ditampilkan serta cara untuk menampilkannya.

Untuk penerimaan data Cacti menggunakan SNMP untuk mendapatkan informasi dari agen yang menjadi device/host. Semua device yang mampu menggunakan SNMP akan dapat dipantau oleh Cacti. Sedangkan untuk penyimpanan data Cacti menggunakan RRDTool. Cacti mengabungkan dua komponen utama tersebut dan mengimplementasikannya dengan menggunakan bahasa pemrograman php. Php digunakan karena selain dapat disisipkan kedalam skrip HTML, php juga telah menjadi bahasa pemrograman yang telah meluas dan mudah digunakan. Cacti menyediakan poller dan menggunakan RRDTool untuk menyimpan dan menggambarkan data. Semua informasi administrasi disimpan kedalam database MySQL. Cacti adalah fronted RRDTool sehingga terdapat beberapa istilah atau notasi dalam Cacti yang memiliki fungsi yang sama dengan RRDTool.

Tabel 1 akan menjelaskan beberapa istilah dan notasi yang menghubungkan antara Cacti dengan RRDTool agar tidak membingungkan.Istilah dalam CactiIstilah dalam RRDToolKeterangan

Data TemplateStruktur dari file RRDBerfungsi untuk mendefinisikan struktur penyimpanan data. Template ini akan diterapkan ke spesifik host untuk menghasilkan file RRD yang sebenarnya.

Data Source Item

(bagian dari Data Template)Data Source (DS)Jenis tipe yang di-input-kan

Data SourceFile RRDKetika Data Template telah tercipta, Cacti menamainya dengan Data Source.

Graph TemplateStruktur dari grafik RRDToolBerfungsi untuk menciptakan struktur grafik. Template ini akan diterapkan ke spesifik host untuk menghasilkan grafik RRD yang sebenarnya.

Graph Template Item (bagian dari Graph Template)Element grafik seperti, DEF, LINE, AREA, GPRINT dan lainnya.Digunakan untuk menggambar grafik.

Graph

(hasil nyata dari grafik pada RRDTool, dihasilkan ketika mengaplikasikan Data Template ke sebuah Device)Grafik RRDToolBentuk dua dimensi yang menggambarkan data-data yang di-input-kan, terdiri dari semua elemen grafik.

Tabel 1 Istilah-istilah dalam Cacti dan RRDTool.2.3.4 Crontab

Crontab adalah sebuah fasilitas dari sistem operasi Linux yang berfungsi sebagai pengatur jadwal eksekusi perintah yang dilakukan secara otomatis ([DSIPLDK] 2009). Crontab bekerja berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya oleh administrator sistem operasi. Dalam melakukan administrasi sistem, pengaturan cron dilakukan melalui filecrontab, yang berisi jadwal waktu dan script yang harus dieksekusi. System Linux memiliki file crontab default, yaitu /etc/crontab, yang akan menjalankan beberapa script pada waktu yang telah ditentukan, misalnya setiap jam, harian, mingguan, dan bulanan.

Penetapan jadwal crontab dapat dilakukan dengan menjalankan perintah berikut:

# crontab eApabila belum pernah membuat penjadwalan crontab sebelumnya maka akan muncul pesan No crontab for user. using an empty one lalu kana ada sebuah editor dengan format informasi sebagai berikut:

# m h dom mon dow command

m adalah parameter yang mendeskripsikan menit, jika ingin menjalankan suatu perintah pada menit tertentu maka parameter m harus diberikan nilai 0 hingga 59, nilai * diberikan jika tidak memperhatikan faktor menit.

h adalah parameter yang mendeskripsikan jam, jika ingin menjalankan suatu perintah pada jam tertentu maka parameter h harus diberikan nilai 0 hingga 23, nilai * diberikan jika tidak memperhatikan faktor jam.

dom adalah parameter yang mendeskripsikan day of month atau hari dalam hitungan bukanm jika ingin menjalankan suatu perintah pada hari tertentu dalam satu bulan maka parameter dom harus diberikan nilai 1 hingga 31, nilai * diberikan jika tidak memperhatikan faktor hari.

mon adalah parameter yang mendeskripsikan bulan, jika ingin menjalankan suatu perintah pada bulan tertentu maka dapat memberikan nilai 1 hingga 12 atau dapat menggunakan singkatan bulan seperti (jan, fen, marm apr, may, jun, jul, aug, sepm oct, nov, dec) . Nilai * diberikan jika tidak memperhatikan faktor bulan.

dow adalah parameter yang mendeskripsikan hari dalam satu minggu. Jika ingin menjalankan suatu perintah dalam hitungan minggu maka dapat memberikan nilai 0 hingga 7m dimana 0 sama dengan 7 yang berarti hari Minggu. Selain menggunakan nilai numeric, dapat memberikan nilai pada parameter dow dengan singkatan hari seperti Sun, Mon, Tue, Wedm Thu, Fri dan Sat3 KEADAAN UMUM BADAN INFORMASI GEOSPASIAL3.1 SejarahPada masa pemerintahan Hindia Belanda, terdapat banyak jawatan pengukuran, yang kemudian dijadikan satu badan, disebut dengan Permante Kaarterings-Commissie (Komisi Tetap untuk Pemetaan), pada tahun 1938.

Kenyataannya, badan tersebut tidak dapat memenuhi harapan semula. Melalui Gouvernements Besluit van 17 January 1948 (Keputusan Pemerintah No. 3 tanggal 17 Januari 1948), komisi itu dibubarkan dan dibentuk Raad en Directorium voor het Meet en Kaarteerwezen in Nederlands Indies (Dewan dan Direktorium untuk Pengukuran dan Pemetaan Hindia Belanda).

Setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia tahun 1949, pemerintah membubarkan Raad en Directorium voor het Meet en Kaarteerwezwn (Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 1951), selanjutnya membentuk Dewan dan Direktorium Pengukuran dan Penggambaran Peta. Badan ini memiliki pola organisasi yang sama seperti bentukan Hindia Belanda. Dewan bertugas membuat kebijakan dan pengambilan keputusan, sedangkan pelaksananya adalah Direktorium.

Di lain pihak, dibentuk pula Panitia Pembuatan Atlas Sumber-sumber Kemakmuran Indonesia, dengan tugas menunjang rencana pembangunan nasional. Panitia ini berada di bawah Biro Ekonomi dan Keuangan - Menteri Pertama. Pada tahun 1964, status Panitia Atlas ditingkatkan menjadi Badan Atlas Nasional (Batnas), berdasarkan Keputusan Kabinet Kerja No. Aa/D57/1964, yang ditandatangani oleh Wakil Perdana Menteri II, Ir. Chaerul Saleh.

Kinerja Dewan dan Direktorium dinilai Presiden Soekarno, lamban dan koordinasinya tidak berfungsi, hingga akhirnya dibubarkan dan dibentuk organisasi berbentuk komando, yaitu Komando Survei dan Pemetaan Nasional (Kosurtanal) serta Dewan Survei dan Pemetaan Nasional (Desurtanal), melalui Keppres No. 263 tahun 1965 tanggal 2 September 1965.

Hingga peristiwa G-30-S/PKI 1965, Desurtanal dan Kosurtanal belum bekerja sebagaimana mestinya. Maka secara khusus untuk survei dan pemetaan nasional dibentuk organisasi baru yang disebut BAKOSURTANAL (Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional).

BAKOSURTANAL dibentuk berdasar Keppres No. 63 tahun 1969 tanggal 17 Oktober 1969 (diperingati sebagai ulang tahun BAKOSURTANAL).Dengan dibentuknya BAKOSURTANAL maka badan-badan yang masih ada seperti Desurtanal serta Badan Atlas Nasional dibubarkan dan fungsi-fungsi kedua badan tersebut ditampung BAKOSURTANAL. Hingga kini BAKOSURTANAL telah dipimpin oleh 5 kepala (dahulu ketua), yaitu : Ir. Pranoto Asmoro (1969-1984), Prof. Dr. Ir. Jacub Rais, M.Sc. (1984-1993), Dr. Ir. Paul Suharto (1993-1999), Prof. Dr. Ir. Joenil Kahar (1999-2002), Ir. Rudolf Wennemar Matindas, M.Sc. (2002-2010), dan Dr. Asep Karsidi, M.Sc. (2010-sekarang).

Di antara masa itu, badan koordinasi ini pernah berkantor di beberapa tempat berbeda. Pada awalnya di Jalan Wahidin Sudirohusodo I/11, dan Jalan Merdeka Selatan No. 11, pernah pula di Gondangdia, dan terakhir (hingga sekarang) di Kompleks Cibinong Science Center.

Badan Informasi Geospasial (BIG) lahir untuk menggantikan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL) sebagai penuaian amanat pasal 22 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (IG). UU ini disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tanggal 15 April 2011 dan disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pada tanggal 21 April 2011. Lahirnya BIG ditandai dengan ditandatanganinya Peraturan Presiden Nomor 94 tahun 2011 mengenai Badan Informasi Geospasial pada tanggal 27 Desember 2011.

Berdasarkan Bab XI Pasal 69 UU tentang Informasi Geospasial yang kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Ketentuan Peralihan Bab VII Pasal 40 Peraturan Presiden tentang Badan Informasi Geospasial, dinyatakan bahwa bidang tugas yang terkait dengan informasi geospasial tetap dilaksanakan oleh BAKOSURTANAL sampai dengan selesainya penataan organisasi BIG. BAKOSURTANAL wajib menyerahkan seluruh arsip dan dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya kepada BIG dan seluruh hak dan kewajiban BAKOSURTANAL, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangan, beralih kepada BIG. Dengan kerja keras dan dukungan seluruh pemangku kepentingan di bidang informasi geospasial, dari unsur pemerintah, akademisi, pengusaha, profesional dan segenap masyarakat, BIG siap mengemban amanah sebagai institusi terdepan dalam mengoptimalkan penyelenggaraan informasi geospasial untuk negeri.

3.2 Fungsi dan Tujuan Badan Informasi Geospasial3.2.1 FungsiUntuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2Perpres Nomor 94 Tahun 2011, BIG menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan dan pengendalian kebijakan teknis di bidang informasi geospasial;

2. Penyusunan rencana dan program di bidang informasi geospasial;

3. Penyelenggaraan informasi geospasial dasar yang meliputi pengumpulan data, pengolahan, penyimpanan data dan informasi, dan penggunaan informasi geospasial dasar;

4. Pengintegrasian informasi geospasial tematik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

5. Penyelenggaraan informasi geospasial tematik yang belum diselenggarakan selain BIG meliputi pengumpulan data, pengolahan,penyimpanan data dan informasi, dan penggunaan informasi geospasial tematik;

6. Penyelenggaraan infrastruktur informasi geospasial meliputi penyimpanan, pengamanan, penyebarluasan data dan informasi, dan penggunaan informasi geospasial;

7. Penyelenggaraan dan pembinaan jaringan informasi geospasial;

8. Akreditasi kepada lembaga sertifikasi di bidang informasi geospasial;

9. Pelaksanaan kerjasama dengan badan atau lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat di dalam dan/atau luar negeri;

10. Pelaksanaan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi di lingkungan BIG;

11. Pelaksanaan koordinasi perencanaan, pelaporan, penyusunan peraturan perundang-undangan dan bantuan hukum;

12. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, keprotokolan, kehumasan, kerjasama, hubungan antar lembaga, kearsipan, persandian, barang milik negara, perlengkapan, dan rumahtangga BIG;

13. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta promosi dan pelayan produk dan jasa di bidang informasi geospasial;

14. Perumusan, penyusunan rencana, dan pelaksanaan pengawasan fungsional.

3.2.2 TugasBIG mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang survey dan pemetaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.3.3 Visi dan Misi Badan Informasi Geospasial3.3.1 Visi

"Terwujudnya Informasi Geospasial yang Andal, Terintegrasi, dan Mudah Dimanfaatkan pada Tahun 2025".

3.3.2 Misi

1. Membangun dan memperkuat koordinasi kelembagaan terkait penyelenggaraan informasi geospasial yang efektif, efisien, dan sistematis.

2. Membangun data dan informasi geospasial yang berkualitas dan berkelanjutan dengan multi-resolusi dan multi-skala dalam satu referensi tunggal, serta mudah dimanfaatkan secara cepat dan dapat dipertanggung jawabkan

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, sumber daya manusia, kualitas penelitian dan pengembangan dalam penyelenggaraan informasi geospasial serta mendorong pemanfaatannya.

3.4 Struktur OrganisasiBadan Informasi Geospasial (BIG) dipimpin oleh seorang kepala. Kepala BIG mempunyai tugas untuk memimpin seluruh kegiatan yang berlangsung di instansi tersebut untuk mencapai tujuan instansi serta bertanggung jawab dalam memimpin dan mengoordinasikan seluruh staf dan karyawan. Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepala BIG dibantu oleh inspektur dan sekretaris utama. Selain itu kepala BIG juga dibantu oleh beberapa kepala deputi diantaranya Deputi Bidang Survei Dasar dan Sumber Daya Alam, Deputi Bidang Pemetaan Dasar, dan Deputi Bidang Infrastruktur Data Spasial. Deputi-deputi tersebut kemudian dibagi lagi menjadi beberapa bagian. Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan pada divisi Pusat Sistem Jaringan dan Standardisasi Data Spasial yang berada di dalam Deputi Bidang Infrastruktur Data Spasial. Divisi tersebut berfokus pada pengelolaan jaringan dan proses standardisasi data spasial di Badan Informasi Geospasial. Struktur organisasi Badan Informasi Geospasial dapat dilihat pada Gambar 3.

4 IMPLEMENTASI APLIKASI MONITORING JARINGAN BERBASIS SNMP MENGGUNAKAN CACTI DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL4.1 AnalisisBadan Informasi Geospasial merupakan suatu instansi pemerintah yang memiliki sistem jaringan yang cukup besar. Dengan memiliki 14 buah gedung yang terkoneksi ke jaringan internet, tentu bukan hal yang mudah untuk seorang admin jaringan untuk terus menerus memantau jaringan. Oleh karena itu, Badan Informasi Geospaisal membutuhkan sebuah aplikasi monitoring jaringan yang mampu memonitor lalu lintas data yang terjadi pada setiap port-port device dan aplikasi yang mampu memberikan keterangan status device yang sedang dimonitor. Badan Informasi Geospasial juga membutuhkan sebuah aplikasi yang mampu memetakan besar bandwidth secara realtime untuk membatu admin jaringan dalam melakukan manajemen bandwidth.4.4.1 Analisa Kebutuhan PerangkatPada saat implementasi Cacti menggunakan spesifikasi perangkat keras sebagai berikut:Server

: Fujitsu Primergy BX920 S2

Processor: Intel (R) Xeon (R)Memory

: 2 GBHarddisk: 30 GBPerangkat lunak yang digunakan pada saat implementasi Cacti :

Sistem operasi : Ubuntu server 12.04Web server: Apache2

DBMS

: MySQLProtokol

: Net-SNMP versi 2

RRDTool: RRDTool versi 1.4

Aplikasi

: - Cacti 0.8.8a

- Plugin Monitor versi 1.3-1

- Plugin Weathermap versi 0.97a4.2 Topologi jaringan Badan Informasi GeospasialTahap ini merupakan tahap merancang sistem berdasarkan hasil analisis kebutuhan pada tahap sebelumnya. Tujuan dari perancangan ini adalah untuk menghasilkan gambaran jelas dari sistem monitoring jaringan yang nantinya akan dibuat. Topologi yang dirancang disesuaikan dengan keadaan jaringan di Badan Informasi Geospasial (BIG) dapat dilihat pada Gambar 4.

4.3 Implementasi

4.3.1 Instalasi dan Konfigurasi Web Server dan Database ServerCacti merupakan aplikasi monitoring jaringan berbasis web. Oleh karena itu paket Apache2, PHP, dan MySQL sangat dibutuhkan untuk mendukung aplikasi Cacti berjalan dengan baik. Apache merupakan software yang menjalankan fungsi sebagai web server. Namun, instalasi Apache saja tidak cukup untuk membangun webserver yang dapat menampilkan konten dinamis. Instalasi PHP perlu ditambahkan ke sistem yang telah terpasang Apache2. Kemudian aplikasi web dinamis masih belum lengkap jika belum disertai software database dalam hal ini menggunakan MySQL. Untuk memudahkan proses manipulasi database dapat menggunakan aplikasi phpmyadmin.

Proses instalasi Apache2 dilakukan dengan perintah berikut ini :

root@nms-big:~# apt-get install apache2 Proses instalasi php5 dilakukan dengan perintah berikut ini :

root@nms-big:~# apt-get install php5

Proses instalasi php5 dilakukan dengan perintah berikut ini :

root@nms-big:~# apt-get install mysql-server

Proses instalasi paket tambahan sebagai mysql modul untuk php5 :root@nms-big:~# apt-get install php5-mysql

Selanjutnya untuk melakukan tes apakah web server dalam hal ini Apache2 telah berhasil diinstal atau tidak, dapat dilakukan pengecekan melalui web browser dengan mengakses alamat http://localhost. Jika muncul pada browser kalimat It Works, berarti Apache2 telah berhasil diintal.

Untuk mengecek apakah instalasi PHP berjalan dengan baik atau tidak dapat dilakukan dengan membuat file info.php di direktori /var/www .

root@nms-big:~# nano /var/www/info.php

Lalu tuliskan baris berikut :

Pada browser ketikan alamat http://localhost/info.php. Jika muncul halaman php.info maka instalasi telah berhasil.

Selanjutnya untuk mengecek apakah MySQL juga berjalan dengan baik, dapat dilakukan dengan menjalankan perintah berikut:

mysql -h localhost -u root p

Masukkan password MySQL jika berhasil maka akan keluar prompt

mysql>

Perintah dibawah ini dapat dijalankan sebagai permulaan untuk bekerja dengan menggunakan MySQL

show databases;untuk menampilkan databasecreate database cacti;untuk membuat database dengan nama cactiquit;untuk keluar dari mysql4.3.2 Instalasi dan Konfigurasi phpMyAdmin

Untuk bekerja dengan MySQL kita akan terbantu sekali jika menggunakan tool grafis yang bisa melakukan banyak hal sekaligus tanpa perlu mengingat baris-baris perintah SQL. Oleh karena itu dengan menggunakan phpMyAdmin akan mempermudah proses manipulasi database. Proses instalasi phpMyAdmin dilakukan dengan menjalankan perintah berikut:

root@nms-big:~# apt-get install phpmyadmin

Jika berhasil, kita bisa mengakses phpMyAdmin melalui browser di alamat http://localhost/phpmyadmin.Berikut ini adalah perintah yang digunakan untuk mengaktifkan Apache2 yang telah dikonfigurasi:

root@nms-big:~# /etc/init.d/apache2 start4.3.3 Instalasi dan Konfigurasi RRDTool dan SNMP

Cacti juga membutuhkan aplikasi tambahan untuk menunjang kinerjanya seprti RRDTool yang digunakan untuk memproses data yang dikumpulkan lalu diproses menjadi sebuah grafik, dan Net-SNMP aplikasi yangdigunakan untuk memberikan informasi keadaan suatu perangkat jaringan. Berikut ini cara instalasinnya: Proses instalasi RRDTool dilakukan dengan perintah berikut ini :

root@nms-big:~# apt-get install rrdtool Proses instalasi Net-SNMP dilakukan dengan perintah berikut ini :

root@nms-big:~# apt-get install snmp

root@nms-big:~# apt-get install snmpdSetelah diinstal aktifkan daemon snmpd dengan mengetikan perintah berikut:

root@nms-big:~# /etc/init.d/snmpd startSetelah daemon snmpd diaktifkan, maka dilakukan konfigurasi pada file snmpd.conf yang terletak di /etc/snmp/ dengan menggunakan perintah berikut:

root@nms-big:~# nano /etc/snmp/snmpd.confPada file ini dilakukan penambahan rocommunity sesuai dengan nama rocommunity yang digunakan di Badan Informasi Geospasial yakni menggunakan nama rocommunity BakoSu.

Secara default SNMP yang telah diinstal pada Ubuntu Server 12.04 sudah listen ke IP lain, sehingga tidak perlu dilakukan perubahan pada file snmpd. Untuk melihat konfigurasi file snmpd terletak pada direktori /etc/default/ dengan menggunakan perintah berikut:

root@nms-big:~# nano /etc/default/snmpd

Pada program tersebut SNMP sudah tidak listen ke localhost saja. Isi progam snmpd tersebut sebagai berikut:

SNMPDOPTS='-Lsd -Lf /dev/null -u snmp -I -smux -p /var/run/snmpd.pid'Kemudian lalukan restart daemon snmpd. Berikut ini adalah perintah yang digunakan untuk restart daemon snmpd :

root@nms-big:~# /etc/init.d/snmpd restart4.4 Instalasi Cacti pada Ubuntu Server 12.044.4.1 Konfigurasi CactiSetelah dipastikan bahwa semua paket yang diperlukan untuk mendukung instalasi Cacti telah berhasil diinstal dengan baik, maka dilakukan proses instalasi paket utama Cacti. Dalam hal ini, karena proses instalasi dilakukan menggunakan Sistem operasi Linux maka digunakan Cacti yang berekstensi tar.gz yang diunduh langsung melalui situs resmi Cacti (http://www.cacti.net/downloads/cacti-0.8.8a.tar.gz). Cacti versi terbaru saat proses instalasi adalah Cacti-0.8.8a.Paket yang telah berhasil diunduh terletak pada direktori Desktop, dan untuk mengekstrak file tersebut dilakukan melalui konsol :

root@nms-big:~# tar -xzvf cacti-0.8.8a.tar.gz

Setelah berhasil diekstrak maka akan mucul folder dengan nama cacti-0.8.8a untuk memudahkan proses konfigurasi, maka nama folder cacti-0.8.8a diubah menjadi cacti saja. Berikut perintah yang digunakan untuk mengubah nama folder cacti-0.8.8a menjadi cacti :

root@nms-big:~# mv cacti-0.8.8a cacti

Selanjutnya agar Cacti dapat terbaca di localhost maka folder Cacti harus dipindahkan letaknya kedalam folder /var/www dengan perintah berikut :

root@nms-big:~# mv cacti /var/www

Untuk proses konfigurasi Cacti dapat dilakukan meggunakan langkah-langkah seperti berikut :

Membuat database untuk Cacti dengan nama cacti. Untuk memudahkan proses pembuatan database, dapat digunakan phpMyAdmin yang telah diinstal sebelumnya. Pembuatan database cacti tidak hanya dapat dilakukan dengan menggunakan phpMyAdmin namun dapat juga menggunakan terminal. Pada phpMyAdmin dibuat satu database baru dengan nama cacti dan diimporkan file cacti.sql yang terletak pada direktori /var/www/cacti ke database cacti

Membuka file config.php yang berada pada direktori /var/www/cacti/include/config.php

root@nms-big:~# nano /var/www/cacti/include/config.php

Kemudian akan muncul baris seperti berikut:

$database_type = "mysql";

$database_default = "cacti";

$database_hostname = "localhost";

$database_username = "root";

$database_password = "cactibig";

$database_port = "3306";

Konfigurasi diatas harus sesuai dengan username dan password yang telah didefinisikan sebelumnya.

Mengubah hak akses direktori graph/log agar dapat dieksekusi oleh user root.

root@nms-big:~# chown R root rra/log

Membuat crontab untuk Cacti dengan mengedit file crontab yang ada di direktori /etc/crontab

root@nms-big:~# nano /etc/crontab

Kemudian tambahkan baris berikut pada file crontab,

*/5 * * * * root php /var/www/cacti/poller.php > /dev/null 2>&1

Hal ini mengkondisikan cron untuk melakukan update poller.php Cacti setiap 5 menit sekali. Jadi command tersebut akan dijalankan setiap 5 menit sekali.

Setelah proses konfigurasi selesai, lakukan restart web server dan snmpd dengan perintah berikut ini :

root@nms-big:~# /etc/init.d/apache2 restartroot@nms-big:~# /etc/init.d/snmpd restart

4.4.2 Instalasi CactiCacti merupakan aplikasi monitoring jaringan berbasis web. Oleh karena itu, untuk menginstal dan mengkases Cacti dapat dilakukan dengan mengetikkan alamat http://localhost/cacti pada browser. Jika muncul halaman instalasi Cacti, maka proses instalasi berjalan dengan baik Dapat dilihat pada Gambar 5.

Proses selanjutnya yaitu memilih jenis instalasi karena instalasi baru, maka pilih New Install . Dapat dilihat pada Gambar 6.

Selanjutnya cek terlebih dahulu seluruh komponen yang dibutuhkan oleh Cacti harus telah terinstal dengan keterangan semua binary path harus sudah ditemukan atau tertulis FOUND, dapat dilihat pada Gambar 7.

Setelah proses instalasi selesai, muncul halaman login Cacti, dapat dilihat pada Gambar 8. Untuk penggunaan Cacti pada saat pertama kali login, Cacti menggunakan username admin dan password cacti. Kemudian Cacti akan langsung meminta user untuk mengganti password .

Setelah proses penggantian password selesai, akan muncul panel console Cacti seperti yang ditunjukan oleh Gambar 10.

4.4.3 Instalasi Plugin MonitorPlugin monitor digunakan untuk melakukan monitoring terhadap status device yang sedang dipantau. Bentuk informasi yang ditampilkan berupa device up, down, atau recovering. Instalasi plugin monitor dilakukan secara manual bukan menggunakan agen penanganan paket instalasi pada ubuntu yaitu apt-get , jadi perlu dilakukan konfigurasi sebagai berikut.

Download installation packet plugin monitor melalui situs resminya di http://docs.cacti.net/_media/plugin:monitor-v1.3-1.tgz dan tempatkan pada folder plugins (/var/ww/cacti/plugins)

root@nms-big:~# cd /var/www/cacti/plugins

root@nms-big:~# wget http://docs.cacti.net/_media/plugin:monitor-v1.3-1.tgz

root@nms-big:~# tar xzvf monitor-v1.3-1.tar.gz

root@nms-big:~# mv monitor-v1.3-1 monitor

root@nms-big:~# nano /var/www/cacti/include/config.php

Tambahkan argumen plugins monitor menjadi seperti berikut ini :$database_type = "mysql";

$database_default = "cacti";

$database_hostname = "localhost";

$database_username = "root";

$database_password = "cactibig";

$database_port = "3306";

$plugins=array();

$plugins=monitor;Kemudian import database monitor.sql ke database cacti dengan cara :

root@nms-big:~# cd /var/www/cacti/

mysql> mysql cacti -u root p cacti < /var/www/cacti/plugins/monitor/monitor.sql

Masuk ke interface Cacti kemudian ke tab console . Pilih User Management kemudian utilities, ceklis view monitoring agar plugin ini muncul di tab interface Cacti.

4.4.4 Instalasi Plugin WeathermapPlugin Weathermap digunakan untuk memetakan besar bandwidth yang diterima antar perangkat. Instalasi plugin weathermap juga dilakukan secara manual bukan menggunakan agen penanganan paket instalasi pada ubuntu yaitu apt-get , jadi perlu dilakukan konfigurasi sebagai berikut.

Download installation packet plugin weathermap melalui situs resminya di http://www.network-weathermap.com/files/php-weathermap-0.97a.zip dan tempatkan pada direktori plugins (/var/ww/cacti/plugins)

root@nms-big:~# cd /var/www/cacti/plugins

root@nms-big:~# wget http://www.network-weathermap.com/files/php-weathermap-0.97a.zip

root@nms-big:~# unzip weathermap-0.97a.zip

root@nms-big:~# mv weathermap-0.97a weathermap

root@nms-big:~# nano /var/www/cacti/include/config.php

Tambahkan argumen plugins weathermap yang sebelumnya telah ditambahkan plugin monitor menjadi seperti berikut ini :

$database_type = "mysql";

$database_default = "cacti";

$database_hostname = "localhost";

$database_username = "root";

$database_password = "cactibig";

$database_port = "3306";

$plugins=array();

$plugins=monitor;

$plugins=weathermap;

Lakukan perubahan kepemilikan untuk direktori configs dan output di weathermap. Masuk ke /var/www/cacti/plugins/weathermap lalu ubah kepemilikan dengan perintah :root@nms-big:~# cd /var/www/cacti/plugins/weathermaproot@nms-big:~# chmod 777 configs/

root@nms-big:~# chmod 777 output/

Masuk ke interface Cacti kemudian ke tab console . Pilih User Management kemudian utilities, ceklis view weathermap dan view monitoring agar plugin ini muncul di tab interface Cacti.

4.5 Pengujian

Pada tahap ini Cacti yang telah berhasil diinstal akan diuji untuk melihat grafik salah satu switch yang akan dipantau. Namun, sebelumnya SNMP harus sudah diaktifkan terlebih dahulu pada device yang akan dipantau. Dalam hal ini, SNMP harus diaktifkan pada switch. Jika grafiknya muncul, maka Cacti telah berjalan dengan baik. Untuk pembuatan device dan grafik dapat menggunakan langkah-langkah seperti berikut:

1. Pembuatan device yang akan dipantau dilakukan dengan memilih link create device for network pada halaman utama Cacti. Dapat dilihat pada Gambar 11.

2. Localhost sudah dalam keadaan up kemudian pilih link Add pada bagian kanan atas untuk menambahkan device yang baru dapat dilihat pada Gambar 12.

3. Pada form berikut ada beberapa data yang perlu diisikan atau di-edit. Setelah itu memilih create Gambar 13.

a. Description: Nama tipe device yang akan dipantau. Pada Gambar 14 diisi dengan CAACSW01 sebagai nama device.b. Hostname: Diisi dengan alamat IP switch, 10.1.255.1.c. Host Template: Penulis menggunakan Cisco Router.d. Notes: Berisi keterangan singkat tentang device yang sedang dipantau.

e. SNMP version: Penulis menggunakan versi 2 pada device.

f. SNMP community: Diisi dengan public sebagai default, atau sesuai dengan konfigurasi pada SNMP.

g. SNMP port: Default untuk port UDP adalah 161.

h. SNMP Timeout: Maksimum waktu yang digunakan Cacti untuk menunggu respon dari SNMP, satuannya miliseconds. Defaultnya adalah 500 ms.

i. Maximum OIDs Per Get Request: Jumlah OID maksimum yang diizinkan untuk penggunaan satu SNMP Get Request. Defaultya adalah 10

j. Notes : Berisi keterangan singkat tentang device yang akan dipantau.4. Pada langkah ini akan muncul informasi tentang switch yang akan dimonitor apabila terhubung dengan baik. Dapat dilihat pada Gambar 14.

5. Untuk membuat grafik dari device yang akan dimonitor, pilih link Create Graphs for this Host. (Gambar15).

6. Kemudian akan muncul tampilan port yang akan dimonitor. Jumlah portnya ada 20 port. Gambar 16

7. Untuk port-port yang akan dimonitor beri tanda ceklis, kemudian pilih create Gambar 17

8. Setelah memilih create, maka informasi port-port yang telah di-ceklist akan ditampilkan Gambar 18

9. Perangkat yang sudah dimasukan tidak dapat langsung dilihat grafiknya sebelum perangkat tersebut dimasukkan dalam sebuah tree. Untuk memasukan perangkat ke dalam sebuah tree, dapat dilakukan dengan cara link ke Graph Trees kemudian Add Gambar 19.

10. Untuk menambah graph tree , isi nama graph tree dengan Access & Distribution Switch dan pilih sorting type dengan Aplhabetic Ordering lalu klik create Gambar 20.

11. Selanjutnya isi parent item dengan [root], Tree Item Type dengan Header, dan Title dengan Gedung A lalu klik save Gambar 21.

12. Kemudian klik Add untuk menambahkan perangkat yang terdaftar di Gedung A, Gambar 22.

13. Selanjutnya memilih tipe host yang ingin dimasukkan ke dalam tree, tombol create dipilih apabila form Tree Items telah terisi, dapat dilhat pada (Gambar 22)

14. Kemudian muncul informasi Save Successful. Tombol save digunakan untuk menyimpan Tree Items, dapat dilihat pada Gambar 23. Setelah 5 menit, maka grafik dari beberapa Graph Template yang dipantau akan tampil.

4.6 SNMP information

SNMP information digunakan untuk mengetahui status dari sutu perangkat jaringan yang sudah ditambahkan ke Cacti untuk dimonitor. Untuk mengetahui SNMP information suatu device dapat dilakukan melalui menu device pada tab menu console, lalu klik host perangkat yang akan dilihat informasi SNMP-nya. Jika perangkat terhubung dengan baik akan terlihat pada Gambar 26 . Dan jika perangkat tidak dapat terhubung maka akan terlihat seperti Gambar 27.

4.7 Manajemen UserManajemen User sangat dibutuhkan untuk keamanan server Cacti agar tidak semua user memiliki hak akses penuh untuk melakukan konfigurasi pada Cacti. User dibedakan berdasarkan kewenangan yang diberikan. Disini saya membagi dua jenis user menjadi admin yang memiliki hak akses penuh dan user biasa yang hanya memiliki hak akses untuk melihat tab grafik, monitor, dan weathermap. User admin telah dibuat terlebih dahulu saat proses instalasi awal Cacti. Untuk membuat user baru dilakukan dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Login sebagai user admin.

2. Pada tab console, klik User Management yang terletak di panel sebelah kiri.

3. Pada kolom User Management klik Add. Lengkapi form user pada kolom-kolom berikut :

a. User Name, diisi dengan nama username yang akan digunakan user untuk login. b. Full Name, diisi dengan nama lengkap dari user. c. Password, diisi dengan kombinasi kata kunci yang digunakan user untuk login.

d. Enabled, diceklis agar user yang baru dibuat dapat dipergunakan.

e. Account Options , ada dua opsi akun yang diberikan yaitu, user harus mengubah password pada saat login berikutnya dan opsi kedua user diizinkan untuk menjaga custom graph setting sebelumnya.

f. Graph Option, ada tiga opsi yang diberikan yaitu, user memiliki hak akses untuk melihat grafik dalam bentuk tree view, list view, dan preview view. g. Login Option, ada tiga opsi login yang diberikan yaitu saat login user langsung ke halaman sesuai browser, halaman console, atau halaman graph.h. Authentication Realm, otentikasinya ada tiga pilihan yaitu local, LDAP, atau web basic.

i. Realm Permissions, hak yang diperbolehkan untuk user.

Salah satu sistem pengamanan pada Cacti adalah user management. Dengan adanya user management dapat membatasi hak akses seorang user, Gambar 29 merupakan tampilan dimana seorang user biasa yang hanya memiliki hak akses untuk melihat grafik yang ada di tab menu graph mencoba masuk ke tab menu console.

4.8 Analisis Sampel Data

Gambar berikut ini menampilkan traffic jaringan inbound dan outbound pada switch di Gedung I Badan Informasi Geospasial, pada hari Rabu tanggal 17 April 2013 pukul 16.05 WIB sampai hari Kamis tanggal 18 April 2013 pukul 16.05 WIB. Dapat dilihat pada Gambar 30.

Berikut ini analisa traffic inbound dan outbound switch CIDISW01 pada port Te1/0/1:

a. Analisa inbound traffic :

Pada pukul 16.05 WIB saat pengambilan gambar, lalu lintas masuknya adalah 1,26 Mbps.

Rata-rata lalu lintas masuk dalam kurun waktu 24 jam adalah 1,32 Mbps.

Lalu lintas masuk tertinggi dalam kurun waktu 24 jam adalah 11,09 Mbps.

b. Analisa outbound traffic :

Pada pukul 16.05 WIB saat pengambilan gambar, lalu lintas keluarnya adalah 126,81 kbps

Rata-rata lalu lintas keluar dalam kurun waktu 24 jam adalah 178,24 kbps

Lalu lintas keluar tertinggi dalam kurun waktu 24 jam adalah 2,05 Mbps

c. Traffic jaringan dari hari Rabu 17 April 2013 pukul 18.00 sampai hari Kamis pukul 07.00 tidak ada lalu lintas data karena pegawai kantor sudah pulang kerja.Waktu kerja di Badan Informasi Geospasial dimulai pukul 07.30 WIB.

d. Dari grafik pada Gambar 4 dapat disimpulkan bahwa traffic inbound pada port Te1/0/1 lebih besar dibanding traffic outbound.4.4.1 Plugin Monitor

Plugin monitor digunakan untuk melakukan monitoring terhadap status device yang sedang dipantau. Bentuk informasi yang ditampilkan berupa device up, down, atau recovering. Berikut ini adalah tampilan dari plugin monitor yang sudah terinstal pada aplikasi monitoring jaringan menggunakan Cacti di Badan Informasi Geospasial. Monitoring device dikategorikan berdasarkan Gedung. Device yang dalam keadaan Up berwana hijau, untuk device dalam keadaan Down berwarna merah, dan untuk device dalam proses recovering berwarna biru. Dapat dilihat pada Gambar 4.

4.4.2 Plugin Weathermap

Plugin Weathermap digunakan untuk memetakan besar bandwidth yang diterima antar perangkat. Berikut ini adalah tampilan dari plugin weathermap yang sudah terinstal pada aplikasi monitoring jaringan menggunakan Cacti di Badan Informasi Geospasial. Pada gambar peta bandwidth di BIG ini terlihat Gedung mana saja yang paling banyak menggunakan traffic jaringan. Pada saat proses pengambilan gambar pada jam aktif kegiatan perkantoran yaitu pukul 10.00 WIB, traffic jaringan pada Gedung D1 paling padat. Dengan adanya pemetaan bandwidth memudahkan admin jaringan untuk mengawasi besarnya traffic masuk dan keluar dan bisa dijadikan acuan untuk manajemen bandwidth. Dapat dilihat pada Gambar 32.

5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SimpulanKestabilan operasional jaringan di Badan Informasi Geospasial harus dijaga untuk mencegah turunnya kinerja sistem jaringan. Dengan dibangunnya aplikasi monitoring jaringan menggunakan Cacti membantu admin jaringan untuk mengetahui siapa saja yang paling banyak menggunakan jaringan dengan adanya grafik traffic inbound dan outbound pada setiap port device. Dengan menerapkan plugin weathermap juga membantu admin jaringan untuk melihat besaran lalu lintas data inbound dan outbound dalam bentuk peta jaringan untuk selanjutnya hasilnya dapat dilakukan untuk manjemen bandwidth. Sistem monitoring menggunakan Cacti yang telah dibangun membantu proses penanganan masalah menjadi lebih cepat dengan adanya alert berupa suara yang akan berbunyi apabila kondisi jaringan sedang down .5.2 Saran

Proses pengembangan untuk Cacti kedepannya dapat dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan yang dapat lebih menunjang performa Cacti, diantaranya dengan penambahan plugin. Plugin routerconfigs untuk backup konfigurasi pada router, plugin thold untuk memberikan peringatan dengan nmengirimkan notifikasi berupa email jika perangkat jaringan ada pada kondisi Up/Down.DAFTAR PUSTAKAAbramowicz, D. 2006. RRDTool. http://www.rrdtool.org. [17 Mei 2006].

Bashan, A. 2007. SNMP. http://www.estehmanis.com. [6 Februari 2008].[DSIPLDK] Direktorat Sistem Informasi, Perangkat Lunak dan Konten. 2009. Sistem Keamanan Jaringan Informasi Berbasis Open Source. Jakarta: Direktorat Jenderal Aplikasi Telematika Departemen Komunikasi Dan Informatika.Stallings, W. 2000. Data & Computer Communications 6th Edition. New Jersey: Prantice-Hall, Inc.

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 30 Grafik port Te1/0/1

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 31 Tampilan Plugin Monitor

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 32 Tampilan Weathermap Badan Informasi Geospasial (BIG)

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 1 Tahap Instalasi Cacti

Lokasi PKL

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 2 Cara kerja Cacti

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 3 Stuktur Organisasi Badan Informasi Geospasial

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 4 Topologi Jaringan Badan Informasi Geospasial

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 5 Lisensi yang digunakan Cacti

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 6 Tipe Instalasi

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 7 Komponen yang telah terinstal di Cacti

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 8 Tampilan user login Cacti

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 9

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 11 Pilihan create device

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 10 Tampilan console Cacti

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 12 Localhost dalam keadaan Up

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 13 Tampilan form device

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 14 Informasi switch

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 15 Create graph

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 16 Tampilan port

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 17 Ceklist port-port

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 18 Tampilan port yang akan dimonitor

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 19 Add graph tree

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 20 New Graph Tree

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 21 Penambahan Tree Items

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 22 Add New Graph Gedung A

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 23 Form Tree

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 24 Tampilan Grafik port Gi1/0/23

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 25 Realm Permission

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 26 SNMP information sukses

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 27 SNMP information gagal

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 28 Form User Management

Gambar SEQ Gambar \* ARABIC 29 Access Denied