syirkah

9
Membahas Terminologi Syirkah, Dalil, Bentuk-bentuk Syirkah, Rukun dan Syar at Syirkah

Upload: maulana-malik

Post on 16-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

syirkah

TRANSCRIPT

SYIRKAH & MUDHARABAH

SYIRKAHMembahas Terminologi Syirkah, Dalil, Bentuk-bentuk Syirkah, Rukun dan Syarat SyirkahDefinisi Syirkah ( Kerjasama )Secara etimologi al-syirkah berarti al-ikhtilath (percampuran) dan persekutuan, yaitu percampuran antara sesuatu dengan yang lainnya, sehingga sulit dibedakan.Secara terminologi, menurut ulama Malikiah :Izin untuk bertindak secara hukum bagi dua orang yang bekerjasama terhadap harta mereka.Menurut ulama Syafiiyah dan Hanabilah :Penetapan hak bertindak hukum bagi dua orang atau lebih pada sesuatu yang mereka sepakati.Menurut ulama Hanafiah :Akad yang dilakukan oleh orangorang yang bekerjasama dalam modal dan keuntungan.

Kesimpulan :Syirkah adalah kerjasama antar dua orang atau lebih dalam sebuah usaha dengan konsekuensi keuntungan dan kerugiannya ditanggung secara bersama.Dasar Hukum ( Dalil ) SyirkahQS. An-Nisa : 12Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai saudara laki-laki ( seibu saja ) atau seorang saudara perempuan ( seibu saja ), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu.QS. Shad : 24Sesungguhnya kebanyakan dari orang yang berserikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh.Hadits riwayat Abu Dawud, dari Abu Hurairrah, Rasulullah Saw bersabda :Aku jadi yang ketiga antara dua orang yang berserikat selama yang satu tidak khianat kepada yang lainnya, apabila yang satu berkhianat kepada pihak yang lain, maka keluarlah aku darinya.Macam-Macam Syirkah

Macam-Macam SyirkahSyirkah al-amlak (perserikatan dalam pemilikan)Syirkah al-uqud (perserikatan berdasarkan suatu akad)

SYIRKAH AL-AMLAKMenurut Sayyid Sabiq, syirkah al-amlak adalah bila lebih dari satu orang memiliki sesuatu jenis barang tanpa didahului akad, baik bersifat ikhtiari atau jabari. Syirkah al-amlak terbagi dua : Ikhtiari (perserikatan yang dilandasi pilihan orang yang berserikat),yaitu perserikatan yang muncul akibat tindakan hukum orang yang berserikat, seperti dua orang sepakat membeli suatu barang, atau mereka menerima harta hibah secara berserikat. Maka barang atau harta tersebut menjadi harta serikat bagi mereka berdua.Jabari (perserikatan yang muncul secara paksa, bukan atas keinginan orang yang berserikat), seperti harta warisan, menjadi milik bersama orang-orang yang berhak menerima warisan.Status harta dalam syirkah al-amlak adalah sesuai hak masing-masing, bersifat mandiri secara hukum. Jika masing-masing ingin bertindak hukum terhadap harta serikat itu, harus ada izin dari mitranya. Hukum yang terkait dengan syirkah al-amlak dibahas secara luas dalam bab wasiat, waris, hibah, dan wakaf.SYIRKAH AL-UQUDAkad yang disepakati dua orang atau lebih untuk mengikatkan diri dalam perserikatan modal dan keuntungannya.Syirkah al-uqud terbagi lima : Syirkah Al-Inan, yaitu perserikatan dalam modal (harta) antara dua atau lebih, yang tidak harus sama jumlahnya. Keuntungan dan kerugian dibagi menjadi dua jenis prosentase yang telah disepakati. Sedangkan kerugian menjadi tanggung jawab orang-orang yang berserikat sesuai dengan prosentase penyertaan modal / saham masing-masing. Para ulama sepakat bahwa hukumnya boleh.Syirkah Mufawadhah, perserikatan dua orang atau lebih pada satu objek, dengan syarat masing-masing pihak memasukan modal yang sama jumlahnya , serta melakukan tindakan hukum (kerja) yang sama pula. Jika mendapat keuntungan dibagi rata, dan jika berbeda tidak sah. Masing-masing pihak hanya boleh melakukan transaksi jika mendapat persetujuan dari pihak lain (sebagai wakilnya), jika tidak, maka transaksi itu tidak sah. Ulama Hanafiah dan Zaidiyah menyatakan bentuk perserikatan seperti ini dibolehkan. Sedangkan ulama Syafiiyah dan Hanabilah menyatakan tidak boleh, karena sulit untuk menentukan prinsip kesamaan modal, kerja dan keuntungan dalam perserikatan itu, disamping tidak ada satu dalilpun yang shahih yang bisa dijadikan dasar hukum. Tetapi mereka membolehkan Mufawadhah seperti pandangan Malikiyah, yaitu boleh mufawadhah jika masing-masing pihak yang berserikat dapat bertindak hukum secara mutlak dan mandiri terhadap modal kerja, tanpa minta izin dan musyawarah dengan mitra serikatnya.Syirkah Abdan/Amal, perserikatan yang dilakukan oleh dua pihak untuk menerima suatu pekerjaan, seperti kerjasama seprofesi antara dua orang arsitek atau tukang kayu dan pandai besi untuk menggarap sebuah proyek. Hasil atau imbalan yang diterima dibagi bersama sesuai kesepakatan. Menurut ulama Malikiyah, Hanafiah, Hanabilah dan Zaidiyah hukumnya boleh. Ulama Malikiyah mengajukan syarat , yaitu bahwa kerja yang dilakukan harus sejenis, satu tempat, serta hasil yang diperoleh dibagi menurut kuantitas kerja masing-masing. Menurut Ulama Syafiiyah, perserikatan seperti ini hukumnya tidak sah, karena yang menjadi objek perserikatan adalah harta/modal, bukan kerja, disamping pula, kerja seperti ini tidak dapat diukur, sehingga dapat menimbulkan penipuan yang membawa kepada perselisihan.Syirkah Wujuh, serikat yang dilakukan dua orang atau lebih yang tidak punya modal sama sekali, dan mereka melakukan suatu pembelian dengan kredit serta menjualnya dengan harga tunai; sedangkan keuntungannya dibagi bersama. Mirip seperti kerja makelar barang, bukan makelar kasus (markus). Ulama Hanafiah, Hanabilah dan Zaidiyah menyatakan hukumnya boleh, karena masing-masing pihak bertindak sebagai wakil dari pihak lain, sehingga pihak lain itupun terikat pada transaksi yang dilakukan mitra serikatnya. Sedangkan ulama Malikiyah, Syafiiyah menyatakan tidak sah dan tidak dibolehkan, karena modal dan kerja dalam perserikatan ini tidak jelas.Syirkah Al-Mudharabah, persetujuan antara pemilik modal dengan pengelola untuk mengelola uang dalam bentuk usaha tertentu, keuntungannya dibagi sesuai kesepakatan bersama, sedangkan kerugian menjadi tanggungan pemilik modal saja.

MUDHARABAH MUTHLAQAH : Mudharabah untuk kegiatan usaha yang cakupannya tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana atau modal.MUDHARABAH MUQAYYADAH : Mudharabah untuk kegiatan usaha yang cakupannya dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis sesuai permintaan pemilik dana.

Hikmah SyirkahManusia tidak dapat hidup sendirian , pasti membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan. Ajaran Islam mengajarkan agar kita menjalin kerjasama dengan siapapun terutama dalam bidang ekonomi dengan prinisip saling tolong-menolong dan saling menguntungkan (mutualisme), tidak menipu dan tidak merugikan. Tanpa kerjasama maka kita sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup.Syirkah pada hakikatnya adalah sebuah kerjasama saling mrnguntungkan dalam mengembangkan potensi yang dimiliki baik berupa harta atau pekerjaan. Oleh karena itu Islam menganjurkan umatnya untuk bekerjasama sesuai prinsip diatas. Hikmahnya adalah adanya saling tolong-menolong, saling membantu dalam kebaikan, menjauhi sifat egoisme, menumbuhkan rasa saling percaya, menyadari kelemahan dan kekurangan, dan menimbulkan keberkahan dalam usaha jika tidak berkhianat. QS. Al-Maidah: 2 Rukun dan Syarat SyirkahRUKUN Syirkah adalah sesuatu yang harus ada ketika syirkah itu berlangsung. Menurut ulama Hanafiah, rukun syirkah hanya ijab dan qabul atau serah terima. Sedangkan orang yang berakad dan obyek akad bukan termasuk rukun, tapi syarat.Menurut jumhur ulama, rukun syirkah meliputi shigat (lafaz) ijab dan qabul, kedua orang yang berakad, dan obyek akad.Syarat-syarat umum syirkah (termasuk untuk syirkah inan dan wujuh) :Syirkah itu merupakan transaksi yang boleh diwakilkan, artinya salah satu pihak jika bertindak hukum terhadap obyek syirkah itu, dengan izin pihak lain, dianggap sebagai wakil seluruh pihak yang berserikat. Juga, anggota serikat saling mempercayai.Prosentase pembagian keuntungan untuk masing-masing pihak yang berserikat dijelaskan ketika akad berlangsung.Keuntungan diambil dari hasil laba harta perserikatan, bukan dari harta lain.Syarat khusus dalam syirkah al-uqud : modal perserikatan itu jelas dan tunai, bukan berbentuk utang dan bukan pula berbentuk barang.Syarat khusus untuk syirkah al-mufawadhah, menurut ulama Hanafiah :Kedua belah pihak cakap dijadikan wakilModal yang diberikan masing-masing pihak harus sama, kerja yang dilakukan juga sama, keuntungan yang diterima semua pihak kuantitasnya juga harus sama,Semua pihak berhak untuk bertindak hukum dalam seluruh objek perserikatan itu.Lafaz yang digunakan dalam akad adalah lafaz al-mufawadhah. Jika salah satu syarat tidak terpenuhi, maka akadnya tidak sah, dan berubah menjadi syirkah al-inan