syiar kemuhammadiyahan dalam mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... ·...

126
Syiar Kemuhammadiyahan dalam Media (Studi Deskriptif tentang Praktik Dakwah Kelompok melalui Media) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: Hilma Nur Alifah NIM: 11150510000040 JURUSAN JURNALISTIK FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1441 H

Upload: others

Post on 08-Jul-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

Syiar Kemuhammadiyahan dalam Media

(Studi Deskriptif tentang Praktik Dakwah Kelompok melalui Media)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Hilma Nur Alifah

NIM: 11150510000040

JURUSAN JURNALISTIK

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2019 M/1441 H

Page 2: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi
Page 3: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi
Page 4: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi
Page 5: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

i

ABSTRAK

Hilma Nur Alifah (11150510000040)

Syiar Kemuhammadiyahan dalam Media (Studi Deskriptif

tentang Praktik Dakwah Kelompok melalui Media)

Dulu, Nabi Muhammad berdakwah mulai dari yang

sembunyi-sembunyi hingga terang-terangan, mulai dari lisan

hingga ke perbuatan. Akan tetapi pada saat ini, dakwah dapat

dilakukan dengan berbagai cara tanpa ada larangan dari siapa pun

dan salah satunya adalah berdakwah melalui media. Syiar dakwah

adalah salah satu cara dalam mengajak masyarakat ber-amar

ma’ruf nahi munkar. Hal ini pula yang diusung oleh

Muhammadiyah yang sejak kelahirannya menekankan bahwa

organisasi Islam ini adalah gerakan dakwah amar ma’ruf nahi

munkar. Namun syiar dakwah sendiri memiliki makna yang luas

sehingga tidak pada konteks hubungan antara manusia dengan

pencipta saja. Akan tetapi, juga pada hubungan antara manusia

dengan manusia itu sendiri.

Maarif Institute adalah lembaga swadaya masyarakat yang

hadir untuk turut mensyiarkan kemuhammadiyahan melalui media

yang diproduksinya dan juga melalui kegiatan amal perbuatannya

atau dapat dikatakan pula sebagai bentuk dakwah bil-hal. Meski

secara struktural Maarif Institute tidak memiliki hubungan dengan

Muhammadiyah, tapi secara emosional dan historis,

Muhammadiyah tetap memiliki peran besar di dalamnya. Inilah

yang membuat Maarif Institute tetap perlu menjaga

kemuhammadiyahannya.

Riset ini menggunakan pendekatan historis dan metode

penelitian deskriptif kualitatif yang berfungsi sebagai pemaparan

penerapan syiar kemuhammadiyahan di Maarif Institute.

Sementara data riset peneliti merupakan transkrip wawancara dan

dokumen kelembagaan.

Kata kunci: Maarif Institute, Syiar Kemuhammadiyahan,

Praktik Dakwah Kelompok

Page 6: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang

telah melimpahkan irodah dan hidayah-Nya, serta

menganugerahkan nikmat sehat kepada peneliti, sehingga

penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya

dan semoga memberi manfaat bagi pembaca serta khalayak ramai.

Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad sebagai teladan terbaik yang telah membawa kita

keluar dari zaman jahiliyah.

Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah yang disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial

(S.Sos) pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis

menyadari meski tidak tepat waktu, setelah melewati suka duka

dengan waktu yang cukup lama akhirnya penulis mampu

menyelesaikan penelitian.

Dalam penelitian ini pun penulis menyadari telah mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang

setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc,

MA.

2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Suparto, M.Ed, Ph.D., Wakil

Dekan Bidang Akademik, Dr. Siti Napsiyah, MSW., Wakil

Page 7: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

iii

Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Sihabudin Noor,

M.Ag., Wakil Dekan Kemahasiswaan, Drs. Cecep

Castrawijaya, MA

3. Ketua Jurusan Jurnalistik, Kholis Ridho, M.Si dan Sekretaris

Jurusan Jurnalistik Dra. Hj. Musfirah Nurlaili, M.A.

5. Kholis Ridho, M.Si sebagai Dosen Pembimbing sekaligus

Dosen Penasehat Akademik yang dengan penuh perhatian

atas segala ruang dan waktunya telah memberikan motivasi,

arahan, bimbingan, tenaga serta ilmu pengetahuan kepada

peneliti sehingga peneliti bisa menyelesaikan skripsi ini.

Kebaikan bapak dalam segala hal akan selalu terkenang.

Semoga keberkahan hidup senantiasa mengiringi dan

senantiasa berada dalam lindungan-Nya.

6. Seluruh dosen dan staf akademik Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi atas ilmu yang diberikan kepada peneliti.

7. Deni Murdiani dan Moh.Shofan yang telah bersedia menjadi

narasumber penulis di tengah kesibukan pekerjaannya,

sungguh penulis berterima kasih banyak atas bantuannya.

8. Kedua orangtua penulis yang hebat, Abi Suwita dan Umi

Sunenti yang telah berjuang memberikan pendidikan yang

tinggi kepada putrinya, mendidik dengan sabar, tulus dan

ikhlas, serta saudara-saudara penulis, Mbak Widad,

Ka’ban, Diena dan Shera yang selalu menjadi penyemangat

untuk penulis menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman jurnalistik 2015 khususnya, Umi, Nanda,

Chani, Salsa, Citra, Rissa dan Fari yang selalu menjadi

Page 8: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

iv

teman baik selama kuliah. Semoga yang masih dalam

proses menyelesaikan skripsi, Allah SWT permudah.

15. Sahabat MA hingga saat ini Siti Nurkhalizah, Fahmi,

Ilham, Noe yang telah menjadi sahabat sekaligus keluarga

selama 4 tahun belakang. Terima kasih telah menjadi teman

terbaik kapan pun dan di mana pun.

16. Teman-teman di FLP dan teman KKN yang selalu

membawa cerita baru, semoga yang masih dalam proses

menyelesaikan skripsi, Allah SWT permudah.

17.Tak lupa segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu, namun turut membantu penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

Demikianlah skripsi ini dibuat. Dengan segala keterbatasan

yang dimiliki, akhirnya peneliti mengucapkan semoga seluruh

bentuk bantuan dibalas oleh Allah SWT. Semoga karya sederhana

ini bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama, khusunya bagi penulis

sendiri dan semoga karya ini menjadi sedikit sumbangsih bagi

pengembangan dunia pendidikan dan Allah mencatat karya ini

sebagai salah satu pengabdian penulis untuk dijadikan ibadah

kepada-Nya. Aamiin.

Jakarta, 10 Oktober 2019

Page 9: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

LEMBAR SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK.................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ......................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................. 6

C. Tujuan Penelitian .................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................ 7

E. Tinjauan Kajian Terdahulu ..................................... 8

F. Metodologi Penelitian ............................................ 10

G. Sistematika Penulisan .............................................. 18

BAB II TEORI DAN KONSEP

A. Medium is the message............................................ 21

B. Media dan Dakwah................................................. 23

C. Praktik Dakwah Berbasis

Kelompok/Komunitas............................................. 26

D. Kemuhammadiyahan ............................................. 28

BAB III GAMBARAN UMUM

A. Struktur Organisasi Lembaga Maarif Institute ...... 39

B. Sejarah Maarif Institute ......................................... 43

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Strategi Pengembangan.......................................... 53

Page 10: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

vi

B. Media milik Maarif Institute ................................. 58

C. Aktifitas Sosial Maarif Institute............................. 66

BAB V PEMBAHASAN

A. Interpretasi Penelitian.............................................. 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................ 83

B. Saran ..................................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA.......................................................... 85

LAMPIRAN

Page 11: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Foto Tokoh Lembaga Maarif Institute Beserta

Para Pendirinya.

Gambar 3.2:Sejak Awal Berdiri, Maarif Institute Merupakan

Wadah Untuk Diskusi Dan Berkumpulnya Para

Intelektual Muda.

Gambar 3.3: Film-Film Yang Maarif Institute Produksi

Gambar 4.1:Suasana Para Karyawan Ketika Rapat Atau

Diskusi Dengan Jajaran Atas (Direksi)

Gambar 4.2: Program Penguatan Kapasitas Pengawas Sekolah

Gambar 4.3: Piala Dan Buku Maarif Award

Gambar 4.4: Tampilan Website Maarif Muda

Gambar 4.5:Tampilan Website Creator Muda Dan Program

Creator Muda X Maddingsekolah.Id

Gambar 5.1 Tim Redaksi Jurnal Maarif

Gambar 5.2 Alamat Redaksi

Gambar 5.3 Jurnal Maarif Bulan Juni

Gambar 5.4 Jurnal Maarif Edisi Lama

Page 12: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak dulu, komunikasi merupakan bagian yang paling

penting dalam aspek kehidupan manusia. Kepentingan ini

dikarekanakan komunikasi manusia yang satu dengan manusia

yang lainnya. Komunikasi telah diteliti secara sistematis sejak

zaman dahulu tetapi hal ini menjadi sebuah topik yang sangat

penting pada abad ke-20. W. Barnett Pearce menggambarkan

perkembangan komunikasi ini sebagai “penemuan-revolusioner”

yang disebabkan oleh meningkatnya penggunaan teknologi-

teknologi komunikasi yang juga memiliki alur yang sama pada

meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini

sangat jelas bahwa komunikasi telah mengambil posisi penting

dalam kehidupan manusia.1

Meski begitu, teknologi komunikasi ini sendiri justru

semakin mempermudah aktivitas berkomunikasi sehari-hari. Baik

cara mengirim ataupun menerima pesan saat ini dapat dilakukan

dengan berbagai macam media. Hal ini memberikan kesempatan

sekaligus memberikan kemudahan untuk yang berniat

menyampaikan pesan, salah satunya pesan yang memiliki unsur

kebaikan. Salah satunya dakwah menggunakan media. Bagi

seorang muslim, dakwah merupakan kewajiban yang tidak dapat

1 Littlejohn, Stephen W & Karen A. Foss.2009. Teori Komunikasi, edisi

9. Jakarta: Salemba Humanika.

Page 13: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

2

ditawar-tawar lagi. Ini kewajiban yang tidak mungkin

dihindarkan dalam kehidupan karena itu melekat dengan

pengakuan diri sebagai umat manusia khususnya agama Islam.

Dakwah erat kaitannya dengan amar ma’ruf nahi munkar artinya

menyeru kebaikan dan menjauhi keburukan atau kemungkaran.

Setiap umat muslim di dunia ini mengemban misi dakwah yang

sejatinya disampaikan dalam setiap kesempatan berupaya

diwujudkan seperti Hadist Rasululla SAW sebagai berikut:

Artinya: Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat

(H.R Bukhari)

Nabi SAW memerintahkan untuk menyampaikan perkara

agama dari beliau, karena Allah SWT telah menjadikan agama ini

sebagai satu-satunya agama seluruh makhluk ciptaannya. Dengan

ketentuan seperti hal tersebut maka seluruh umat muslim

terutama generasi penerus umat manusia di dunia ini khususnya

para remaja dianjurkan untuk lebih giat melakukan dakwah

kepada sesama umat. Akan tetapi, ilmu dakwah dalam bahasan

ini bukan seperti ilmu yang pada umumnya dipahami atau

dimiliki seorang dai, ustadz-ustadzah, muballigh-muballighat,

dengan keahlian berceramah yang diartikan sebagai keahlian “the

art of speaking” di mimbar masjid, ataupun di atas podium suatu

pengajian.

Nurhidayat M. Said mengatakan bahwa “Tuntutan

dakwah lisan tidak relevan lagi di zaman sekarang (era

Page 14: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

3

informasi). The art of speaking (retorika) telah bergeser

maknanya”.2 Maka dari itu, era globalisasi informasi

menciptakan tuntutan bagi manusia terhadap agama itu sendiri.

Zaman semakin menuntut agama untuk melakukan adaptasi, yang

berarti parapun harus memiliki cara lain dalam menyebaarkan

ajaran agama Islam ke dalam berbagai dimensi kehidupan

masyarakat.

Dewasa ini dakwah telah dipraktekkan dalam berbagai

aktifitas manusia misalnya di bidang sosial, ekonomi, politik

bahkan teknologi. Ini berarti manajemen strategi dalam

menyiarkan dakwah menjadi semakin berkembang dan sudah

sewajarnya sebagai agama seluruh makhluk hidup, haruslah

diterapkan demi tercapainya cita-cita dakwah umat Islam yang

dulu pertama kali disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dengan berhasilnya dakwah menyentuh semua bidang itu

menandakan bahwa dakwah bukanlah hanya dari mimbar ke

mimbar saja. Dengan semakin luasnya medan itu berarti semakin

membutuhkan banyak sosok dai yang nantinya akan berperan di

dalamnya.

Dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan metode yang

tepat akan menghantarkan dan menyajikan ajaran Islam dengan

sempurna.3 Oleh karena itu dalam menyiarkan dakwah haruslah

menggunakan strategi yang baik dan sesuai dengan zamannya

2 Muhammad Firdaus, Jurnalistik Profetik Kontekstualisasi Dakwah

Nabi di Era Multimedia (Samata : Alauddin Press, 2013), h. 122. 3 Tata Sukayat, Quantum Dakwah (Cet I; Jakarta: Rineka Cipta, 2009),

h. 4.

Page 15: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

4

agar dapat menghasilkan konsep yang menarik sehingga dapat

meningkatkan mutu materi dakwahnya dan mampu menarik

minat banyak orang. Jelas pula ditegaskan bahwa prinsip-prinsip

berdakwah tidaklah berfokus pada satu atau dua metode saja,

akan tetapi justru sangat fleksibel. Perlu juga dicatat bahwa

perintah berdakwah tidak hanya melihat keberhasilan dari segi

kuantitas dan kualitas target tetapi juga melihat keuletan dalam

berjuang menyebarkan syiar dakwah.4

Hal inilah yang Muhammadiyah lakukan sejak dahulu.

Muhammadiyah menjadikan para kader-kadernya mampu

melakukan dakwah khasnya yaitu amar ma’ruf nahi munkar

hingga akhirnya melahirkan orang-orang hebat seperti salah

satunya Buya Syafi’i Maarif. Buya Syafii merupakan tokoh dari

Muhammadiyah yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum

Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama dua periode masa

jabatan tahun 1988-20055 dan beliau juga pernah menjabat

sebagai Presiden World Conference on Religion for Peace

(WCRP).

Meski Buya Syafi’I tidak lagi menjabat menjadi ketua PP

Muhammadiyah, beliau tetap melakukan syiar

kemuhammadiyahannya melalui Maarif Institute. Maarif Institute

ini merupakan rintisan para pemuda Muhammadiyah di mana

4 ” (QS. An-Nahl/16: 125) Departemen Agama RI, Al-Qur’an

Terjemahan, (Bandung: PT Syamil Cipta Media 1987), h. 281. 5 Pada era Syafii Maarif, Muhammadiyah lebih mewarnai percaturan

bangsa dan menjawab tantangan perkembangan dunia. Lihat: Muhammad

Aulia Rachman, skripsi berjudul “Pemikiran Ahmad Syafii Maarif Tentang

Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan Dan Kemanusiaan Dalam Perspektif

Fiqh Siyasah” hlm: 59

Page 16: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

5

Buya Syafi’I sendiri yang namanya digunakan sebagai nama

lembaga ini sama sekali tidak terlibat dalam pendiriannya.

Menurut Rizal Sukma tujuan pendirian lembaga ini agar Islam

dan umat Islam tidak terus menerus berada dalam posisi

pinggiran dan mengalami krisis kontribusi dalam peran-peran

kebangsaan sehingga dibutuhkan langkah solutif.6 Selain itu

disadari pula bahwa segala aktivitas Maarif Institute tidak dapat

dipisahkan dari persyarikatan Muhammadiyah, karena meskipun

tidak ada hubungan struktural dengan organisasi. Akan tetapi

secara emosional dan historis, Maarif Institute tetap memiliki

hubungan dengan Muhammadiyah.

Oleh karena itu, memperjuangkan arus pembaruan pemikiran

Islam dalam konteks gerakan Muhammadiyah merupakan salah

satu perhatian utama Maarif Institute sebagai bagian dari upaya

pencerahan sekaligus memperkuat elemen moderat (empowering

moderates) di Indonesia.7 Namun perlu diketahui perjuangan para

pemuda Muhammadiyah dalam membentuk Maarif Institute ini

pun tidak mudah. Sama seperti halnya membangun sesuatu dari

awal, pasang-surut dalam membangun Maarif Institute pun

melalui proses yang panjang. Bukan hanya memikirkan dana

operasional untuk mengeluarkan media massa sebagai alat

menyebarluaskan lembaga Maarif.

6 Ahmad Syafi’I Maarif dkk, Catatan 1 Dekade, (Jakarta: MAARIF

Institute for Culture and Humanity, 2013) hlm: 12 7 Profil website Maarifinstitute.org

Page 17: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

6

Namun juga perlu mencari kerjasama demi memperkuat

lembaga ini untuk terus berkembang hingga di umurnya yang ke-

16 saat ini. Uniknya, lembaga swadaya masyarakat ber non profit

ini telah mengeluarkan tiga film yang tayang di layar lebar,

puluhan program yang fokusnya pada pendidikan pun telah

digarap sejak 2003 hingga 2019 ini. Maarif Institute juga mampu

menerbitkan Jurnal dengan pemikiran Islam dan sosial sejak

pendiriannya. Sehingga menurut penulis, ini sangat menarik

untuk diteliti tentang bagaimana Maarif Institute yang

menjalankan syiar kemuhammadiyahannya melalui media.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah

bagaimana praktik dakwah kelompok Muhammadiyah melalui

media organisasi terkait dengan Syiar Kemuhammadiyahan?

C. Tujuan Penelitian

Saat ini Maarif Institute telah berumur 16 tahun. Sebagai

sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat tentu tidak mudah

menjaga keseimbangan segala faktor yang ada, baik internal

maupun eksternal. Di mana pertama kali semua dana operasional

yang dibutuhkan haruslah milik sendiri dan jika ingin terus

bertahan, Maarif Institute diperlukan memperluas jaringan supaya

mendapatkan dana tambahan. Tak hanya itu, mereka pun perlu

Page 18: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

7

memperkenalkan pada masyarakat luas dan setidaknya melalui

media adalah yang paling mudah dilakukan.

Terlepas kehadirannya yang sangat bermanfaat untuk

masyarakat luas, tantangan membangun lembaga pastinya tidak

mudah. Terutama karyawan Maarif terhitung tidak sampai 20

orang dan itu yang membuat penulis semakin tertarik untuk

meneliti Maarif Institute. Dengan kerja kerasnya, jerih payahnya

dan tak peduli keterbatasan anggotanya yang membuat Maarif

bertahan 16 tahun pastinya penuh lika-liku perjuangan yang tidak

biasa. Maka tujuan penulis meneliti lebih lanjut adalah untuk

menjelaskan bagaimana syiar kemuhammadiyahan dalam media

Maarif Institute. Hal ini dikarenakan syiar dakwah pada saat ini

menyesuaikan perkembangan zaman yang telah membawa media

menjadi lebih canggih dan Maarif Institute melakukan itu sesuai

dengan fokus utamanya ketika membangun lembaga yang salah

satunya adalah keislaman.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini secara akademis dapat memberikan

kontribusi yang positif karena media sangatlah dibutuhkan,

bukan hanya untuk mengirim sebuah interaksi biasa. Akan

tetapi juga membawa penyebaran kebaikan keagamaan.

Tidak hanya memuat informasi bagi masyarakat terhadap

kehidupan pokok, tapi juga sudah menyentuh seluruh

organisasi/ organisasi kecil maupun besar.

Page 19: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

8

2. Manfaat praktis

Penelitian ini dilakukan selain untuk mengetahui sejarah

Maarif Institute juga dapat mengetahui bagaimana syiar

dakwah kemuhammadiyahan melalui media sehingga

masyarakat luas pun dapat mencontoh cara dakwah Marif

Institute dengan mengikuti zaman modern saat ini.

E. Tinjaun Kajian Terdahulu

Dalam menentukan judul penelitian ini, peneliti sudah

mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan utama yang

terdapat di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta dan pencarian di internet. Selain dari buku-

buku yang dijadikan rujukan utama, data-data yang diperoleh

pada penelitian ini berfokus pada sejarah, syiar

kemuhammadiyahan dan fungsi managemen redaksi. Namun,

ada beberapa skripsi yang hampir serupa dengan milik penulis

diantaranya:

1. Aktifitas Dakwah Yayasan Khadijah Terhadap

Pengamalan Ibadah Salat Tunanetra di Kisaran

Timur, karya: Resmy Wulan Octa. Mahasiswa

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam/ 2017. Skripsi ini sama-

sama membahas dakwah yang dilakukan kelompok.

Akakn tetapi dakwah yang ditujukan pada skripsi ini

difokuskan pada praktik ibadah salat kelompok tunanetra.

Berbeda dengan penulis yang menjadikan semua

Page 20: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

9

masyarakat tanpa ada batasan kelompok seperti apa dan

ibadah seperti apa yang perlu disyiarkan.

2. Akselerasi Dakwah Melalui Pengorganisasian

Komunitas Plural (Studi Kasus Komunitas Mocopat

Syafaat Di Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta),

Karya: Ahmad Faiz Salim. Mahasiswa Universitas Islam

Negeri Purwokerto, Jurusan Bimbingan Dan Konseling

Islam/2016. Kami sama-sama membahas dakwah

komunitas tapi pada skripsi ini lebih kepada

pengorganisasian komunitas itu sendiri dalam

menyampaikan syiar dakwah. Sementara penulis lebih

kepada alat apa yang komunitas gunakan untuk

menyampaikan syiarnya.

3. Dakwah Di Media Sosial (Etnografi Virtual Pada

Fanpage Facebook KH. Abdullah Gymnastiar), karya:

Rizki Hakiki. Mahasiswa Universitas Islam Negeri

Jakarta, Jurusan Komunikasi Dan Penyiaran Islam/2016.

Pada pembahasan skripsi ini, peneliti menggunakan teori

yang berbeda dengan penulis dan dakwah pada penelitian

ini pun bukan berbasis kelompok melainkan individu.

Namun kami sama-sama mengambil media sebagai salah

satu cara untuk berdakwah meski pada penelitian ini

difokuskan pada facebook saja.

4. Stragtegi Dakwah Komunitas Sahabat Muda

Surabaya Dalam membentuk Pemuda Sosial

Entrepreneur Yang Islami Berdasarkan Teori Sayyid

Muhammad Nuh, karya: Nursaid Rahmatullah.

Page 21: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

10

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta, Jurusan

Komunikasi Dan Penyiaran Islam/2017. Penelitian ini

sama-sama mengambil aktifitas dakwah berbasis

komunitas. Akan tetapi teori yang kami gunakan berbeda

dan dakwah ini ditujukan untuk melihat bagaimana

komunitas yang peneliti teliti membentuk Pemuda Sosial

Entrepreneur zaman ini agar tidak keluar dari syariat

Islam.

F. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan asumsi atau cara pandang di mana

konsep itu membawa kita kepada cara berpikir untuk

memahami atau melihat sebuah penelitian secara fakta.

Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting dan

juga masuk akal. Sifatnya normatif menunjukkan pada

mereka mengenai apapun yang selalu manusia resahkan

ataupun pertimbangan-pertimbangan pertanyaan manusia

yang mengarah pada sebuah penentuan ilmu pengetahuan

sehingga memiliki sebuah makna yang asli. Paradigma ini

memandang ilmu sosial sebagai socially meaningful action,

yang berarti menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang

bersangkutan menciptakan dan memelihara mengelola dunia

Page 22: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

11

sosial mereka.8 Maka di sini penulis menggunakan

paradigma kontruktivis untuk memahami bagaimana Maarif

Institute menggunakan media saat ini sebagai bentuk syiar

kemuhammadiyahannya pada masyarakat luas.

2. Pendekatan Penelitian

Penulis menggunakan pendekatan historis dengan tujuan

untuk merekontruksi kembali secara sistematis, akurat dan

obyektif kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi di masa

lampau.9 Dengan pendekatan historis ini peneliti membangun

ulang masa lalu melalui pengumpulan data, verifikasi serta

menganalisis bukti atau fakta yang ada baik dokumen

ataupun hasil wawancara. Setelah kemudian semua

terkumpul, penulis pun mendeskripsikan kembali sesuatu

yang telah terjadi di masa lalu dan memberikan penjelasan

masa kini serta pandangan ke masa yang akan datang.10

Di sini penulis membangun ulang sejarah Maarif

Institute yang sejak awal lahirnya merupakan Lembaga

Swadaya Masyarakat yang mampu mewadahi para

intelektual muda di Muhammadiyah untuk terus

berkembang. Kemudian memberikan pandangan ke masa

8 Deddy N. Hidayat, Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial

Empirik Klasik, (Jakarta: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas

Indonesia, 2003) hlm: 3 9 Proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan

peninggalan masa lalu bersadarkan data yang diperoleh. Lihat: Louis

Gottschalk, Mengerti Sejarah, (terjemahan. Nugroho Notosusanto, Jakarta:

Universitas Indonesia, 2008) hlm:39. 10

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian

Gabungan, (Jakarta: Prena Media Group,2016) hlm: 346

Page 23: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

12

kini di mana Maarif Institute tetap berjalan setelah 16 tahun

terlewati dan fokus Maarif Institute untuk mewadahi

intelektual muda tidak hanya pada kalangan anak muda

Muhammadiyah saja, tapi sudah menyebar di 10 kota di

Indonesia. Begitu juga cara Maarif Institute menggunakan

media dalam mensyiarkan kemuhammadiyahannya.

Ini membuat penulis perlu melihat sejarah Maarif sejak

pertama menggunakan media sebagai alat untuk berdakwah.

Terakhir, pandangan untuk masa mendatang yang

harapannya Maarif Institute akan terus berkembang dalam

mensyiarkan kemuhammadiyahannya atau bahkan dalam

kegiatan lainnya yang Maarif selenggarakan di lembaga

swadaya masyarakat sebagai bentuk kegiatan amal saleh

(dakwah bil-hal)

3. Metode Penelitian

Penulis menggunakam metode penelitian deskriptif

kualitatif. Penelitian deskriptif bertujuan menjelaskan

masalah penelitian, peristiwa, sesuai dengan kenyataan yang

ada.11

Dengan metode ini, penulis tidak melakukan

pembuktian hipotesis yang sejak awal dibuat, penulis justru

berusaha mengutarakan dengan jelas apapun yang penulis

temukan dalam penelitian ini yang terkadang tak terduga

seperti apa yang dibayangkan sebelum penelitian.

11

Hasil rekaman, interview, foto, dokumen pribadi tentang suatu objek

penelitian dilaporkan sesuai dengan makna yang sebenarnya dan dalam

konteks yang benar. Lihat: Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif,

Kualitatif dan Penelitian Gabungan.., hlm. 333

Page 24: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

13

Semisalnya, peneliti ingin mendeskripsikan makna cantik, di

sini penulis memiliki hak berdialog bebas untuk memberikan

makna apa itu cantik bersama narasumber tanpa ada sebuah

hipotesis sejak awal.12

Kemudian penulis menafsirkan makna itu secara

deskriptif sesuai data nyata yang penulis dapatkan usai

penelitian. Karena itu, dengan metode kualitatif ini penulis

akan melalui proses kegiatan di mana hasil data-data akan

berupa wawancara, foto ataupun dokumen yang mempunyai

keterkaitan dengan penelitian. Dalam metode ini, penulis

berusaha mendeskripsikan secara objektif apapun realitas

yang penulis dapatkan di lapangan mengenai syiar

kemuhammadiyahan di Maarif Institute melalui wawancara

ataupun dokumen kelembagaan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan dua teknik pegumpulan data untuk

meneliti. Pertama, penulis menggunakan wawancara di mana

teknik ini adalah mengumpulkan data melalui komunikasi

dengan narasumber dalam jangka waktu yang tidak lama.

Dapat dikatakan pula wawancara ini merupakan proses di

mana peneliti bertanya langsung pada narasumber secara

12

Rachmat Kriyanto, Teknik Praktik Riset Komunikasi, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2016) hlm: 58

Page 25: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

14

mendalam terkait suatu objek yang sedang diteliti dengan

perancanaan sebelumnya.13

Kedua, studi dokumentasi, di mana teknik pengumpulan

data ini tak hanya mengumpulkan saja, tapi juga perlu

melihat lebih teliti supaya penulis dapat menganalisis

dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek tertentu atau

mungkin oleh orang lain tentang sesuatu yang penulis teliti.14

Maka di sini penulis sebutkan dokumen apa saja yang

penulis gunakan sebagai sumber data diantaranya: Buku

yang ditulis oleh Ahmad Syafi’I Maarif dkk dalam buku

catatan 1 dekade, beberapa jurnal Maarif yang secara

random penulis dapatkan dari perpustakaan Maarif Institute,

buku laporan tahunan Maarif Institute for Culture and

Humanity pada tahun 2007 dan 2010, bulletin komunitas

Maarif pada tahun 2015 dan foto dokumentasi milik Maarif

Institute baik dari buku ataupun website.

5. Teknik Analisis Data

Agar dapat mendapatkan data yang diharapkan, maka

penulis menggunakan teknik analisis data yang biasa

digunakan untuk penelitian historis. Kelebihan teknik analis

data ini adalah validnya data yang penulis miliki dapat diuji

dengan berbagai sumber khususnya pada lisan maupun

13

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian

Gabungan..., hlm: 372 14

Metode dokumentasi yang diamati peneliti adalah benda mati

bukanlah beda hidup. Lihat: Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik... hlm: 231

Page 26: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

15

tulisan, baik lewat wawancara ataupun dokumen

kelembagaan. Kemudiaan fokus penelitiaan lebih terjaga dan

dapat digunakan dalam waktu terbatas serta lebih sistematis.

Ismaun mengungkapkan beberapa langkah yang harus

dilakukan dalam melakukan penelitian historis yaitu:

heuristik, verifikasi, interpretasi dan historiografi.15

Langkah pertama adalah heuristik, pengumpulan

sumber-sumber yang relevan sesuai yang dapat digunakan

untuk menjawab rumusan masalah.16

Apabila sumber itu

tulisan, penulis mengambil dari berbagai literatur, baik

berupa buku, jurnal ataupun internet. Untuk melengkapi data

yang tidak di dapat dari sumber pustaka penulis

menggunakan sumber lisan di mana data ini didapatkan

melalui wawancara pada narasumber yang memiliki kaitan

pada subjek penelitian. Maka dari itu, selain penulis

menggunakan literatur yang berkaitan dengan Maarif

Institute, penulis juga melakukan wawancara terhadap Mas

Deni selaku divisi islam dan media serta dengan Pak Shofan

sebagai divisi riset.

Langkah kedua adalah verifikasi (kritik sumber). Metode

ini adalah melakukan proses penyelidikan terhadap data dan

fakta yang telah diperoleh. Dalam tahap ini ada dua macam

15

Ismaun, Pengantar Ilmu Sejarah, (Bandung: FPIPS ISIP Bandung:

1990), hlm: 136 16

Sumber-sumber ini dapat berbentuk tulisan maupun lisan sebagai

pendukung data penelitian ini. Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi

Sejarah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010) hlm: 15.

Page 27: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

16

kritik yang harus penulis tempuh, yaitu kritik ekstrernal dan

internal.17

a. Kritik Eksternal

Kritik ini menguji tingkat keaslian sumber,

khususnya keakuratan atau ke-ontetikan dokumen

sejarah tersebut seperti waktu pembuatan, materi

dokumen serta meneliti utuh apakah dokumen itu

asli.18

Dalam kritik eksternal, penulis sudah

memastikan bahwa penelitian ini merujuk pada

keseluruhan literatur yang berkaitan dengan Maarif

Institute. Peneliti juga memastikan keakuratan

literatur yang peneliti gunakan sebagai rujukan karena

semuanya merupakan terbitan langsung penerbit

Maarif Institute. Dalam arti lain, semua literatur ini

bukan dari penerbit lain sehingga proses

pembuatannya jelas asli dari orang yang

bersangkutan.

b. Kritik Internal

Menguji tingkat kesahihan sumber (credibility

of source atau kredibilitas sumber) yaitu memeriksa

tingkat kepercayaan terhadap sumber kesaksian yang

17

Aminudin Kasdi, Pengantar Ilmu Sejarah (Surabaya: IKIP, 1995)

hlm: 30 18

I Gede Widja, Sejarah Lokal: Suatu Perspektif dalam Pengajaran

Sejarah, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayan Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga

Kependidikan, 1989) hlm: 24.

Page 28: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

17

merupakan faktor paling menentukan benar tidaknya.

Di sini penulis telah membandingkan data dari

berbagai sumber sehingga dapat menemukan hasil

yang kredibel. Maka dari itu dalam kritik ini penulis

mewawancarai langsung salah satu karyawan Maarif

Institute yaitu Pak Deni untuk mendapatkan informasi

sejarah serta media apa saja yang ada pada Maarif

Institute, baik yang masih digunakan ataupun sudah

tidak lagi digunakan. Penulis juga mewawancarai Pak

Sofan untuk mengetahui bagaimana jurnal Maarif

dijadikan salah satu media Islam yang

pembahasannya tidak monoton. Setelah itu, supaya

data ini kredibel, penulis pun mencocokkannya

dengan berbagai dokumen milik Maarif diantaranya

melalui buku, jurnal Maarif dan website-website yang

dikelola Maarif Institute.

Langkah ketiga adalah penafsiran atau interpretasi.

Setelah melewati tahapan di atas, peneliti melakukan proses

penafsiran, menetapkan makna dari pengumpulan seluruh

data yang akan disusun dalam penelitian ini.19

Interpretasi ini

dilakukan supaya mendapatkan gambaran secara jelas dan

mendalam tentang apa yang penulis sedang teliti. Maka di

sini penulis menafsirkan bagaimana sejarah dan media apa

saja yang Maarif gunakan dalam mensyiarkan

19

Nugroho Notosusanto, Norma-norma Dasar Penelitian dan

Penulisan Sejarah, (Jakarta: Pusat Sejarah ABRI DEPHANKAM, 1971)

hlm:17.

Page 29: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

18

kemuhammadiyahannya. Media ini pun penulis tafsirkan

sebagai alat yang lebih umum lagi dengan kata lain bukan

hanya fokus pada media sosial atau media massa saja, tapi

melihat pada media sebagai alat untuk menyampaikan

komunikasi.

Langkah keempat, ini merupakan tahap terakhir yang

disebut historiografi, pada tahap ini penulis memproses

segala informasi yang sudah di dapat menjadi tulisan.20

Penulis menyusun semua data yang sudah didapatkan baik

tulisan maupun lisan kedalam skripsi ini. Melewati tahap

terakhir ini, penulis telah menuliskan hasil keseluruhannya

pada bab 3 dan bab 4.

G. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Penulis akan membahas Latar belakang masalah,

Batasan dan Rumusan masalah, Tujuan dan

Manfaat Penulisan, Tinjauan Kajian Terdahulu,

Metodelogi penulisan dan Sistematika penulisan.

BAB II Teori dan Konsep

Bab ini berisi teori serta konsep penulis

diantaranya medium is the message, Media dan

20

Suhartono W. Pranoto, Teori dan Metodologi Sejarah..., hlm: 43

Page 30: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

19

Dakwah, Praktik Dakwah Berbasis

Kelompok/Komunitas dan Kemuhammadiyahan.

BAB III Gambaran Umum

Bagian ini berisi Struktur Organisasi dan sejarah

Lembaga Maarif Institute

BAB IV Data dan Temuan Penelitian

Berisi data dan temuan peneliti di antaranya

adalah strategi pengembangan, media milik Maarif

Institute dan Aktifitas Sosial Maarif Institute.

BAB V Pembahasan

Berisi interpretasi dari penulis mengenai syiar

kemuhammadiyahan yang dilakukan oleh Maarif

Institute melalui media.

BAB VI Penutup

Penulis mengakhiri skripsi ini dengan kesimpulan

dan saran dari penulisan ini.

Page 31: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

20

Page 32: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

21

BAB II

TEORI DAN KONSEP

A. Medium is The Message

Medium adalah Pesan (Medium Is The Message)”,

merupakan konsep dasar dari teori ekologi media yang

dikemukakan oleh McLuhan. Hal itu dikarenakan masyarakat

lebih besar dipengaruhi oleh medium itu sendiri, dalam arti lain

media telah mengubah masyarakat secara radikal, contohnya

media mampu membentuk manusia dalam memberi penilaian,

merasa dan bereaksi terhadap sesuatu yang cenderung

dipengaruhi oleh media. Selain itu, hubungan antara manusia dan

media teknologi pun bersifat simbiosis. Manusia menciptakan

teknologi dan sebaliknya teknologi membentuk manusia. Inilah

mengapa teori ini disebut ekologi media.

McLuhan sebagaimana dikutip oleh Richard West dan

Lyn Turner menganggap media secara umum, bertindak secara

langsung untuk membentuk dan mengorganisasikan sebuah

budaya.1 Dalam teori ekologi media ini, McLuhan memandang

media dengan konsep yang luas. Medium yang dimaksud

McLuhan tidak terbatas pada media massa saja, akan tetapi

apapun yang manusia gunakan dalam berkomunikasi dianggap

sebagai sebuah media.

1 Richard West, dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi

Analisis dan Aplikasi Edisi 3, diterjemahkan oleh Maria Natalia dkk, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010), hlm. 139

Page 33: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

22

Menurut Ricard West dan Lynn H. Turner, teori ekologi

media memiliki asumsi sebagai berikut: 2

a. Media melingkupi setiap tindakan di dalam masyarakat,

b.Media memperbaiki persepsi masyarakat dan

mengorganisasikan pengalaman mereka,

c. Media menyatukan seluruh dunia,

Pada poin pertama dalam asumsi ini menekankan bahwa

masyarakat tidak bisa lepas dari media. Ini karena, dalam

kesehariannya media telah mengelilingi ruang lingkup kehidupan

masyarakat sehingga siapa pun tidak bisa menghindarinya.

Bahkan meskipun manusia itu sendiri tidak menggunakan media

massa, tetap saja media lainnya seperti isyarat, uang, jam dinding

atau apapun yang bersifat menyampaikan sebuah pesan dapat

dikategorikan medium.3

Dalam asumsi yang kedua, teori ini menilai media

sebagai sesuatu yang cukup kuat dan mampu memengaruhi cara

pandang manusia atas dunia. Salah satunya, bagaimana manusia

itu memberikan penilaian terhadap sesuatu cenderung

dipengaruhi oleh media dan tanpa disadari pula masyarakat

sangat mudah termanipulasi oleh televisi atau media. Contoh

nyatanya, peranan penting poin nilai-nilai keluarga saat ini

dimiliki oleh media. Anak lebih cenderung terpengaruh oleh

media dibanding orangtuanya sendiri, sehingga sikap dan

2 Richard West, dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi

Analisis dan Aplikasi Edisi 3, diterjemahkan oleh Maria Natalia dkk, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010), hlm. 140- 141 3 Vita Kent, “Teori Ekologi Media”, dalam

http:/vitakent'smemoriesTeoriEkologiMedia.htm.2012.

Page 34: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

23

tindakan anak lebih mudah dipengaruhi oleh media yang mereka

konsumsi baik televisi maupun media online.

Asumsi ketiga dari teori ekologi media telah

memunculkan sebuah percakapan internasional dalam rangka

media menghubungkan antar negara. McLuhan menggunakan

istilah Desa Global (Global Village) dalam menjelaskan

bagaimana media mengikat dunia menjadi sebuah sistem politik,

ekonomi, sosial, dan budaya yang besar. Dampak besar dari desa

global ini adalah kemampuan menerima informasi di berbagai

belahan dunia secara langsung.

Teori ekologi media ini digunakan untuk menganalisis

bagaimana fenomena sosial media saat ini sebagai new media

yang dimanfaatkan oleh komunitas/kelompok tertentu sebagai

media publishing. Hal itu terkait dengan asumsi teori ekologi

media yang pertama, media melingkupi kehidupan dalam

masyarakat yang artinya masyarakat tidak bisa melarikan diri dari

media. Karena pengguna sosial media saat ini sangat banyak dan

jangkauannya semua kalangan, para komunitas pun

menggunakan media tersebut untuk menunjukkan karya-karyanya

pada khalayak.

B. Media dan Dakwah

Masalah media merupakan permasalahan peradaban

manusia dan peradaban erat kaitannya dengan waktu, tempat,

budaya yang beredar serta peningkatan kemampuan manusia.

Maka seperti yang diketahui bahwa dakwah yang disampaikan di

setiap masa selalu ada pengunaan media mulai dari yang paling

Page 35: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

24

sederhana seperti bahasa dan isyarat sampai pada penggunaan

media yang berbentuk material seperti buku, surat, dan gambar,

sesuai pencapaian teknologi pada masa itu.4

Seperti halnya komunikasi, aktifitas dakwah Islam mutlak

membutuhkan media dakwah. Penyampaian pesan dakwah Islam

dewasa ini idealnya memanfaatkan media yang dapat menyentuh

masyarakat secara tepat dan menyeluruh. Sejalan dengan

perkembangan teknologi, metode dakwah pun mengalami

perubahan yang semakin maju, tanpa menghilangkan esensi

dakwah itu sendiri. Dakwah tidak hanya dilakukan secara manual

dalam arti melalui pengajian-pengajian dan ceramah-ceramah,

kegiatan dakwah di era sekarang ini sudah mulai memanfaatkan

perkembangan teknologi.

Media berasal dari bahasa latin yaitu bentuk jamak dari

kata medium yang berarti alat, perantara, penyambung atau

penghubung antara dua aspek. Dalam arti luas berarti sesuatu

yang dapat menjadi alat atau perantara untuk mencapai suatu

tujuan.5 Semantara secara lebih spesifik, yang dimaksud dengan

media adalah alat-alat fisik yang menjelaskan isi pesan atau

pengajaran, seperti buku, film, video, kaset, slide, dan

sebagainya. Sedangkan dakwah secara etimologi berasal dari

bahasa Arab yang berarti panggilan, ajakan atau seruan, secara

terminologi dakwah adalah mengajak manusia dengan hikmah

4 M. Tata Taufik, Dakwah di Era Digital: Seri Komunikasi Islam,

(Pustaka Al-Ikhlas, 2013) h. 163. 5 Asmuni Syukur, Dasar-dasar Strategi Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,

1983), h. 163.

Page 36: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

25

kebijaksanaan untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.6

Maka yang dimaksud media dakwah adalah alat yang digunakan

untuk mengemas pesan dan menyampaikan dakwah kepada

sasaran dakwah.

Menurut Hamzah Ya’qub, media dakwah dapat

diklasfikasikan menjadi lima golongan, yaitu:

1. Lisan : Golongan yang termasuk di dalamnya adalah

khotbah, ceramah, kuliah, diskusi, seminar,

musyawarah, nasehat.

2. Lukisan : Gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film

cerita, kaligrafi, dan lainlain.

3. Tulisan : Buku-buku, majalah-majalah, surat kabar,

bulletin, risalah, pamflet, spanduk, dan lain-lain. 4.

Audio visual : Yaitu suatu cara penyampaian yang

merangsang penglihatan dan pendengaran. Seperti

televisi.

5. Akhlaq : Suatu cara penyampaian yang langsung

ditujukan dengan perbuatan nyata

Sementara pada tataran praktik dakwah harus

mengandung dan melibatkan tiga unsur, yang menyampaikan,

informasi yang disampaikan dan penerima pesan. Namun

dakwah, mengandung pengertian yang lebih luas dari istilah-

istilah tersebut, karena istilah dakwah mengandung makna

sebagai aktivitas menyampaikan ajaran Islam meliputi berbuat

6 Asmuni Syukur, Dasar-dasar Strategi Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas,

1983 h. 164

Page 37: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

26

kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar, serta memberi kabar

gembira dan peringatan bagi manusia.7

C. Praktik Dakwah Berbasis Kelompok/Komunitas

Berbagai komunitas hadir seiring perkembangan zaman,

seperti komunitas mobil, komunitas motor, komunitas sepeda,

komunitas traveling dan berbagai komunitas lainnya. Begitu pun,

saat ini komunitas menjadi salah satu media dan wadah untuk

memberikan solusi dibidang keagamaan. Namun, perlu

digarisbawahi bahwa pada praktiknya untuk melaksanakan

perjuangan besar dalam rangka membangun dan mewujudkan

satu bentuk syiar agama yang sebenar-benarnya, tidak dapat

dilakukan secara sendiri-sendiri. Akan tetapi menuntut satu

kekuatan besar yang kompak dan sistem perjuangan yang baik

dan teratur.

Kekuatan besar inilah yang tadi telah disebutkan diawal

sebagai sebuah komunitas. Komunitas merupakan interaksi yang

dilakukan secara sadar berisikan beberapa anggota dan dilakukan

berdasarkan keadaan sosial yang memiliki satu tujuan yang sama

dengan saling menolong, saling bekerja sama dan saling

menanggung resiko antar anggotanya.8

Sementara komunitas dakwah dapat didefinisikan sebagai

sebuah kelompok sosial berisikan beberapa individu Muslim dari

berbagai latar belakang yang berbeda, umumnya memiliki

7 M. Munir, Manajemen Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2009), hal. 17

8 Bagja Waluya, Sosiologi : Menyelami fenomena sosial di masyarakat,

(Bandung : PT Setia Purna Inves, 2007) hal 52.

Page 38: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

27

ketertarikan dan tujuan yang sama untuk mensyiarkan ajaran

Islam. Individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud,

kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, resiko, dan

sejumlah kondisi lain yang serupa.

Menurut Farid Ma’ruf peran dakwah yang dilakukan oleh

kelompok merupakan sebuah pelaksanaan dakwah islam, amar

ma’ruf nahi munkar ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

Peran dakwah ini merupakan suatu proyek besar sebagai tugas

kemanusiaan serta kemasyarakatan yang menuntut kerjasama

diantara sesama muslim untuk saling bahu dan saling bantu

berdasarkan kesatuan akidah dan kesatuan sikap juga langkah.

Mengikuti perkembangan zaman saat ini, dakwah dapat

dilakukan melalui berbagai media. Meski begitu, hingga saat ini

masih sering ditemukan praktik dakwah dengan model tabligh di

mana penyampaian dakwah ini termasuk pada kategori dakwah

bil-lisan dan mudah sekali dilakukan oleh individu maupun ber-

kelompok. Padahal apabila praktik dakwah berbasis kelompok

atau komunitas ingin berjalan dengan sangat efektif. Maka

dakwah yang tepat untuk dilakukan adalah dakwah bil-hal,

berikut di antaranya:

1. Tadbir Islam menurut bahasa berarti pengurusan,

pengelolaan (manajemen). Menurut istilah adalah

kegiatan dakwah dengan mentransformasikan ajaran

Islam memulai kegiatan aksi amal shaleh berupa

penataan lembaga-lembaga dakwah dan kelembagaan

Page 39: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

28

Islam. Fungsi-fungsi manajemen merupakan karakteristik

yang menonjol dalam dakwah tadbir.

2. Tathwir Islam menurut bahasa berarti pengembangan

sementara menurut istilah berarti kegiatan dakwah

dengan mentransformasikan ajaran Islam melalui aksi

amal sholeh berupa pemberdayaan sumber daya

lingkungan, dan ekonomi umat dengan

mengempelabangkan pranata-pranata sosial, ekonomi,

dan lingkungan atau pengembangan kehidupan muslim

dalam aspek-aspek kultur universal.

Ke dua ini termasuk pada dakwah bil-hal di mana apabila

dibandingkan bil-lisan, bil-hal sangatlah efektif untuk hasil yang

lebih baik dalam mensyiarkan Islam. Akan tetapi, dapat diakui

pula bahwa dakwah bil-hal pun tidak mudah dilakukan apabila

hanya individu. Karena itu, dakwah bil-hal lebih

direkomendasikan pada praktik dakwah yang dilakukan

berkelompok.

D. Kemuhammadiyahan

1. Muhammadiyah dan Sejarah

Bulan Dzulhijjah (8 Dzulhijjah 1330 H) atau

November (18 November 1912 M) merupakan

momentum penting lahirnya Muhammadiyah. Gerakan ini

didirikan oleh seorang kyai alim, cerdas dan berjiwa

pembaru yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan atau

Muhammad Darwis dari kota santri Kauman Yogyakarta.

Page 40: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

29

Kata ”Muhammadiyah” secara bahasa berarti ”pengikut

Nabi Muhammad”. Penggunaan kata ”Muhammadiyah”

dimaksudkan untuk menghubungkan dengan ajaran dan

jejak perjuangan Nabi Muhammad.9 Dengan demikian

ajaran Islam yang suci dan benar itu dapat memberi nafas

bagi kemajuan umat Islam dan bangsa Indonesia pada

umumnya.

Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, maksud

geraknya adalah dakwah amar ma’ruf nahi munkar.10

Kelahiran Muhammadiyah sendiri digambarkan melekat

dengan sikap, pemikiran dan langkah Kyai Ahmad Dahlan

sang pendiri Muhammadiyah. Semua hasil pemikirannya

mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali

pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid

yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga

memberi karakter yang khas dari kelahiran dan

perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari.

Muhammadiyah memiliki pijakan utama dalam

menjalankan dakwahnya, yaitu akidah yang dibawa oleh

9Tim Penulis Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian Dan Pengembangan

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Al Islam Dan Kemuhammadiyahan,

(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2016) hlm: 2 10

Sebuah gerakan yang menjalankan tugas Amar Ma’ruf Nahi Munkar,

organisasi massa dan kemasyarakatan, bukan organisasi politik. Lihat: Tim

Penulis Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian Dan Pengembangan Pimpinan

Pusat Muhammadiyah, Al Islam Dan Kemuhammadiyahan..., hlm: 108-109

Page 41: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

30

Muhammadiyah adalah akidah yang murni bebas dari

bid’ah, kemusyrikan dan khufarat.11

Muhammadiyah juga menghadirkan Islam bukan

sekedar sebagai ajaran yang mengajak pada kesadaran

iman dalam bingkai tauhid semata. Namun, lebih jauh lagi

Islam ditampilkan sebagai kekuatan dinamis untuk saling

menyebarkan kebaikan pada sesamanya dalam dunia

nyata kemanusiaan. Kyai Dahlan telah memaknai bukan

agama yang beku, jumud, membelenggu kebebasan

berpikir. Justru Islam memberikan kebebasan manusia

untuk berfikir dengan akal jernihnya supaya dapat

menggali hukum-hukum Allah dari Al-Qur’an dan

petunjuk Rasulullah dalam Sunnahnya.12

Muhammadiyah memiliki identitas diri sebagai

Gerakan Islam Dakwah dan tajdid, maksud serta

tujuannya ini adalah untuk menegakkan, menjunjung

tinggi Agama islam sehingga terwujud masyarakat Islam

yang sebenarnya-sebenarnya. Selain itu Muhammadiyah

memiliki paham Agama yang bersumber pada Al-Qur’an

dan Sunnah Nabi yang shahih serta menembangkan

11

Yon Machmudi, 2013, Sejarah Dan Profil Ormas-Ormas Islam Di

Indonesia, (Depok: Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam Universitas

Indonesia) hlm: 47 12

Islam membimbing umat manusia untuk melakukan sewajarnya dan

menempatkan sesuatu pada tempatnya. Pemahaman ini juga disesuaikan

dengan zaman tanpa merubah tujuan pokoknya guna kemanfaatan yang

masyarakat yang ilmu dan kebudayaannya senantiasa berkembang. Akan tetapi

tetap sambil menjaga batas-batas yang telah ditentukan oleh hukum-hukum

Allah yang menjamin akan keberuntungan serta kebahagiaan manusia dan

masyarakat. Lihat: Darwis Abdullah, Apa Dan Siapa Muhammadiyah (Dulu,

Sekarang Dan Masa Depan), (Jakarta: Midada Rahma Press, 2008), hlm: 23

Page 42: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

31

ijtihad sebagaimana terkandung dalam keputusan-

keputusan Tarjih. Muhammadiyah itu memiliki prinsip-

prinsip ideologi gerakan sebagaimana termaktub dalam

Muqaddimah Anggaran Dasar, Matan Keyakinan dan

Cita-cita Hidup, Kepribadian, Khittah, Pedoman hidup

Islami, Pernyataan Pikiran, Manhaj Tarjih dan berbagai

pemikiran resmi lainnya yang melandasi dan membingkai

gerakannya.13

Bahwa Muhammadiyah itu bahkan

memiliki budaya tertentu yang melekat dengan tradisi

amal shaleh, pengabdian, keikhlasan, kesahajaan dan

menjunjung tinggi nilai-nilai gerakan Islam.

2. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Muhammadiyah14

Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar

Ma'ruf Nahi Munkar, Beraqidah Islam dan bersumber pada Al-

Qur'an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja untuk terwujudnya

masyarakat utama, adil, makmur yang diridhai Allah SWT, untuk

melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan

khalifah Allah di muka bumi. Pada poin ini Dakwah Amar

Ma’ruf Nahi munkar merujuk pada surat Al-Imran ayat 104:

13

Website Muhammadiyah.or.id dalam Rubrik Organisasi 14

Syiar Muhammadiyah berdasarkan prinsip-prinsip dalam beragama

yang diyakini Muhammadiyah. Lihat: Tim Penulis Majelis Pendidikan Tinggi

Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Al Islam dan

Kemuhammadiyahan...,hlm: 82-87. Dapat dilihat juga dalam:

https://suryagemilangnews.com/Prinsip-Prinsip-Dasar-Di-Muhammadiyah/

Page 43: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

32

ت يذعىن الى الخير ويأمرون ببلمعروف و ىكم ام يىهىن والتكه م

ئك هم المفلحىن 401عه المىكر واول

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu

segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,

menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung (Q.S Al-Imran: 104)

a. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah

Agama Allah yang diwahyukan kepada Rasul-Nya,

sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan

seterusnya sampai kepada Nabi penutup Muhammad

SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat

manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan

hidup materil dan spritual, duniawi dan ukhrawi. Poin

ini merujuk pada surat Al-Anbiya ayat 107.15

لميه ك ال رحمت للع 401ومآ ارسلى

Artinya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu,

melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam

(Q.S. Al Anbiya: 107)

b. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam

berdasarkan:

1) Al-Qur'an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada

Nabi Muhammad SAW;

15

Haedar Nashir, Dinamisasi Gerakan Muhammadiyah..., hlm: 26

Page 44: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

33

2) Sunnah Rasul: Penjelasan dan pelaksanaan ajaran-

ajaran Al-Qur'an yang diberikan oleh Nabi

Muhammad SAW dengan menggunakan akal

fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

3) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya

ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang:

a) 'Aqidah Muhammadiyah bekerja untuk

tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih

dari gejala-gejala kemusyrikan, bid'ah dan

khufarat, tanpa mengabaikan prinsip

toleransi menurut ajaran Islam. Bid’ah di

poin ini Muhammadiyah merujuk pada surat

Al Hadid ayat 27.16

ينا عل ف

م ق

ث

ارهم بزس ى ا ث

ى ابن مزيم وا ينا بعيس ف

ين لنا وق

جيل ت

ه لاه

رحمة و

ة

ف

بعىه رأ ذين ات

ىب ال

لنا في ق

ابتدعىها ما وجعل

ة ورهباهي

تبن ما رعىها حق رعايتها ك

آء رضىان هللا ف

ابتغ

يهم لا

ها عل

اذين ف

ينا ال

ت

جزهم ا

منىا منهم ا

نهم ف ثير م

72سقىن وك

16

Bid’ah salah satu bentuk berlebihan, yang bertentangan dengan

prisnip Islam. Bahkan oleh Ibnu Mas’ud ra dikategorikan pemaksaan. Untuk

itu maka dibawakannya oleh beliau sebuah riwayat dari Nabi

SAW: Artinya: Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau

bersabda: Ingatlah, pasti hancur orang-orang yang berlebih-lebihan. 3 x (HR

Ahmad dan Abu Daud) Lihat: Mu’ammmal Hamidy “Ihyaussunnah Demi

Eksistensi Islam (2)” dalam website Muhammadiyah.or.id dipublish pada

tanggal 20 September 2019.

Page 45: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

34

Artinya: Kemudian Kami iringi di

belakang mereka dengan rasul-rasul Kami

dan Kami iringi (pula) dengan Isa putra

Maryam; dan Kami berikan kepadanya

Injil dan Kami jadikan dalam hati orang-

orang yang mengikutinya rasa santun dan

kasih sayang. Dan mereka mengada-

adakan rahbaniyyah padahal kami tidak

mewajibkannya kepada mereka tetapi

(mereka sendirilah yang mengada-

adakannya) untuk mencari keridhaan

Allah, lalu mereka tidak memeliharanya

dengan pemeliharaan yang semestinya.

Maka Kami berikan kepada orang-orang

yang beriman di antara mereka pahalanya

dan banyak di antara mereka orang-orang

fasik (Q.S. Al-Hadid: 27)

b) Akhlak Muhammadiyah bekerja untuk

tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan

berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur'an

dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada

nilai-nilai ciptaan manusia.

c) Ibadah Muhammadiyah bekerja untuk

tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh

Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan

perubahan dari manusia.

d) Muamalah Duniawiyah Muhammadiyah

bekerja untuk terlaksananya mu'amalat

duniawiyah (pengolahan dunia dan

pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan

Page 46: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

35

ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan

dalam bidang ini sebagai ibadah kepada

Allah SWT. Ini merujuk pada surat Al-

Qasas ayat 77.17

ويب خرة ول تىس وصيبك مه الذ ار ال ك هللا الذ ت وابتغ فيمآ ا

اليك ول تبغ الفسبد في الرض ان هللا ل واحسه كمآ احسه هللا

4يحب المفسذيه

Artinya: Dan carilah pada apa yang

telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan

janganlah kamu melupakan bahagianmu

dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat

baiklah (kepada orang lain) sebagaimana

Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di

(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang berbuat

kerusakan (Q.S Al-Qasas: 77).

d. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa

Indonesia yang telah mendapat karunia Allah berupa

tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan,

kemerdekaan bangsa dan Negara Republik Indonesia

yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan

17

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah,

Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah 3, (Yogyakarta: Penerbit Suara

Muhammadiyah, 2018) hlm:145

Page 47: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

36

suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi Allah

SWT: "Baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghofur”

sebagaimana dalam surat As Saba ayat 15:

نهم ا

ان لسبا في مسك

د ك

ق

ل

ية

ت شمال جن مين و سق ن عن ي ىا من ر

لك

ه زوا ل

ك

م واش

ك رب

فىر

رب غ و

بة ي

ط

دة

71بل

Artinya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada

tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka

yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah

kiri. (kepada mereka dikatakan): "Makanlah olehmu

dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan

bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah

negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang

Maha Pengampun (Q.S Saba: 15)18

Matan keyakinan dan cita-cita Muhammadiyah ini

merupakan prinsip-prinsip paham Islam milik Muhammadiyah

dengan bersumberkan ajaran Islam yang murni. Prinsip ini yang

penulis jadikan acuan sebagai bentuk syiar kemuhammadiyahan

karena salah satu pola perjuangan Muhammadiyah yang sangat

terkenal adalah menggunakan da’wah Amar Ma’ruf Nahi

Munkar.19

Hal itu tertulis pada matan keyakinan dan cita-cita

Muhammadiyah pada poin pertama sehingga sangat

18

Haedar Nashir, Dinamisasi Gerakan Muhammadiyah..., hlm: 26 19

https://www.academia.edu/29998093/7_Pokok_Pikiran_Yang_Terkan

dung_Dalam_Mukadimah_Anggaran_Dasar_Muhammadiyah

Page 48: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

37

menunjukkan bahwa Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan ciri

khas dakwah Muhammadiyah.

Page 49: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

38

Page 50: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

39

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Struktur Organisasi Lembaga Maarif Institute

Ketua

Jeffrie Geovanie

Wakil Ketua

Benjamin Jiaravanon

Sekretaris

Rizal Sukma

Bendahara

Suyoto

Dewan Pembina

Abdul Munir Luthfi Assyaukanie

Clara Juwono M.Amin Abdullah

Garin Nugroho Muhadjir Effendy

Haedar Nashir Raja Juli Antoni

Fajar Riza Ul-haq

Direktur Program

Khelmy K. Pribadi

Direktur Riset

Moh. Shofan

Direktur Eksekutif

Abdul Rohim Ghazali

Asisten Program

Deni Murdiani

Fithro Dzakiyah

Pipit Aidul Fitriyan

Sekretaris Eksekutif

M. Supriadi

Bagian Umum

Manager Keuangan

Henny Ridhowati

Asisten Keuangan

Titi Lestari

Administrasi

Pripih Utomo

Page 51: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

40

Dapat dilihat dari struktur organisasi ini mulai dari ketua

hingga dewan pembina memiliki latar belakang pengusaha serta

politikus Indonesia. Beberapa pula berprofesi sebagai PNS, ketua

organisasi masyarakat, dosen, bahkan sutradara film Indonesia.

Begitu pula karyawan Maarif Institute yang semuanya rata-rata

berumur di bawah 38 tahun dan sebagian besar menyelesaikan

pendidikan S1. Beberapa orang lulusan S2 dengan latar belakang

pendidikan disiplin sosial, didominasi studi agama.

Ibarat pepatah Minang, “layar terkembang jadi guru”, bekerja

di Maarif Institute ibarat sekolah kehidupan, semua orang

dituntut untuk belajar dan memiliki kecakapan sosial yang tidak

didapatkan di bangku kuliah.1 Semua karyawan di Maarif

Institute merupakan karyawan full time yang mencurahkan semua

tenaga kerjanya hanya pada LSM ini karena lembaga yang masih

dalam sebuah perkembangan ini tidak mungkin bisa berjalan

cepat tanpa ada konsentrasi yang penuh dan kerja yang fokus.

Kemudian hampir 80% yang terjun di Maarif ini merupakan

kader-kader dari Muhammadiyah yanng telah menyelesaikan

periodesasinya baik di IMM, IPM atau organisasi lainnya di

Muhammadiyah.2

1 Ahmad Syafi’I Maarif dkk, Catatan 1 Dekade, (Jakarta: MAARIF

Institute for Culture and Humanity, 2013) hlm: 141 2 Wawancara Pribadi Mas Deni selaku Divisi Islam dan Media di

Maarif Institute

Page 52: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

41

Gambar 3.1: Foto tokoh lembaga Maarif Institute beserta para

pendirinya.

B. Sejarah Maarif Institute

1. Awal Pendirian Maarif Institute

Maarif Institute saat ini telah berusia 16 tahun. Lembaga

ini lahir tercatat di bawah payung hukum pada tanggal 28

Februari 2003 atas sebuah prakarsa dari Jeffrie Geovanie, Suyoto

dan Rizal Sukma yang disampaikan kepada Buya Sayfi’i Maarif

di saat masih menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah (2000-

2005).3 Nama depan lembaga ini mengambil nama akhir dari

Buya Syafi’I Maarif karena memang beliaulah yang menjadi

tokoh utama bagi ide-ide sosial-keislaman-kebangsaan di

3 Selain mereka bertiga, Haedar Nashir dan Moeslim Abdurrahman

adalah dua tokoh intelektual Muslim yang juga terlibat dalam pendirian

lembaga ini. Lihat: Tim Penulis Maarif, Maarif Institute for Culture and

Humanity, (Jakarta: MI Production, 2010) hlm: 9

Page 53: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

42

lembaga ini.4 Ahmad Syafii Maarif ini merupakan satu dari

sedikit cendekiawan Muslim Indonesia yang secara serius

memikirkan nasib bangsanya karena Syafi’i Maarif sering sekali

menyampaikan betapa perlunya pembaharuan Islam dan

konstekstualisasi Islam dalam bingkai keindonesiaan dan

kemanusiaan.

Karena itulah yang menginspirasi para pendiri Maarif

untuk membentuk institut kultural yang concern-nya pada

persoalan-persoalan Islam tak hanya di kalangan Islam sendiri

tetapi lebih menjangkau pada ruang publik. Begitu juga menurut

Rizal Sukma tujuan pendirian lembaga ini agar Islam dan umat

Islam tidak terus menerus berada dalam posisi pinggiran dan

mengalami krisis kontribusi dalam peran-peran kebangsaan

sehingga dibutuhkan langkah solutif.5 Mottonya for culture and

humanity yang dijadikan sebagai pencantuman anak kalimat

dalam Maarif Institute jelas menunjukkan bidang yang menjadi

concern lembaga ini terhadap sebuah aktivitas nilai-nilai praksis

islam dalam kerangka keindonesiaan dan kemanusiaan dengan

4 Sejak awal sebenarnya saya merasa kurang sreg dengan nama

lembaga yang didirikan dan dinaunginya karena membawa nama saya. Apalah

arti seorang anak manusia seperti saya yang tak punya jasa apa-apa terhadap

bangsa dan negara ini, kok namanya dipakai untuk sebuah yayasan dan

lembaga. Di ibu kota lagi yang bukan domisili saya.” Ucap Buya Syafi’I

Maarif.(Wawancara Pribadi bersama Mas Deni selaku Divisi Islam dan Media) 5 Ahmad Syafi’I Maarif dkk, Catatan 1 Dekade..., hlm: 12.

Page 54: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

43

penghormatan terhadap prinsip-prinsip demokrasi, pluralisme

serta HAM.6

Selain pendirian Maarif Institute ini konsen terhadap

kemanusiaan dan kebudayaan, tentu saja konteks keagamaan pun

tidak terlupakan. Di mana konteks keagamaan ini memiliki garis

lurus terhadap pemikiran-pemikiran dari Muhammadiyah.

Meskipun sejak awal lahirnya Maarif Institute tidak memiliki

hubungan struktural dengan Muhammadiyah, akan tetapi secara

historis dan emosional, Muhammadiyah mempunyai tempat

khusus yang tak bisa dipisahkan karena bentuk dukungan apapun

saat pendirian awal Maarif, semuanya berasal dari organisasi

yang telah melahirkan Buya Syafi’i. Maka pendirian Maarif

Institute didirikan juga sebagai bentuk respon terhadap

pentingnya gerakan kultural di Muhammadiyah dan umat Islam

Indonesia.

Berikut Visi-Misi Maarif Institute:7

a. Visi Maarif Institute

Visi Menjadi lembaga pembaruan pemikiran dan

advokasi untuk mewujudkan praksis Islam sehingga

keadilan sosial dan kemanusiaan menjadi fondasi

keindonesiaan sesuai cita-cita sosial dan intelektualisme

Ahmad Syafii Maarif.

6 Ini merupakan visi besar Buya Syafi’i sebagai gagasan lembaga yang

terus menerus diterjemahkan ke dalam ranah-ranah aksi. Lihat: Tim Penulis

Maarif Institute, Maarif Institute for Culture and Humanity..., hlm: 9 7 http://maarifinstitute.org/profil/

Page 55: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

44

b. Misi Maarif Institute

1) Mendorong aktualisasi nilai-nilai demokrasi,

HAM, dan kebinekaan untuk memulihkan

keadaban publik, saling menghargai, dan

kerjasama yang konstruktif bagi keindonesiaan

dan kemanusiaan.

2) Memperkuat dan memperluas partisipasi

masyarakat sipil dan generasi muda untuk

mewujudkan tatanan kehidupan yang berkeadilan

atas dasar kebinekaan.

2. Gagasan dan Cita-cita Maarif Institute

Sebenarnya, kelahiran Maarif Institute ini merupakan

salah satu bentuk dari kebangkitan gerakan Muhammadiyah

kultural di era kepemimpinan Buya Syafi’I Maarif. Sebelumnya

ada beberapa daerah yang juga memiliki gerakan kultural seperti

di antaranya ada di Jakarta Pusat Studi Agama dan Peradaban

(PSAP)8 lalu di Solo terdapat geliat yang sangat dinamis dari

Pusat Studi Budaya dan Perubahan Sosial Universitas

Muhammadiyah Surakarta9 dan akhirnya Maarif Institute lahir

didukung oleh para tokoh-tokoh Muhammadiyah di Jakarta dan

8 Pusat Studi Agama dan Peradaban dimotori oleh beberapa Angkatan

Muda Muhammadiyah (AMM) dan didorong oleh M. Din Syamsuddin,

Hajriyanto Y Thohari, Moeslim Abdurrahman, Rizal Sukma dan sebagainya.

Lihat: Ahmad Syafi’I Maarif dkk, Catatan 1 Dekade..., hlm: 19. 9 Sementara Pusat Studi Budaya dan Perubahan sosial digawangi oleh

Yayah Khisbiyah, Zakiyuddin Baidhawy dan segenap krunya.

Page 56: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

45

Yogyakarta sehingga semakin menambah semarak gerakan

kultural itu.

Pada awal-awal berdirinya, lembaga-lembaga ini juga

memiliki visi menjadi simpul Islam yang inklusif dan toleran;

simpul tenda bangsa; dan wadah komunitas anak-anak muda yang

berpikiran maju dan progresif. Ketiga visi ini merupakan turunan

dari tiga area yang menjadi titik tekan Buya Syafii Maarif dan

diterjemahkan menjadi inisiatif dan aktivitas-aktivitas Maarif

Insitute dalam mengembangkan sebuah visi Islam yang

mencerahkan, mencerdaskan, merangkul dan mendamaikan.

Inilah visi Islam yang bisa menjadi “tenda bangsa” atau Islam

yang memberi kebaikan pada semua.

Gagasan awal pendirian lembaga ini juga dimaksudkan

sebagai salah satu bentuk cita-cita intelektual dan sosial Ahmad

Syafi’I Maarif untuk umat dan bangsa. Maka dari itu Maarif

Institute dapat dikatakan pula sebagai kaki-kaki yang diharapkan

bisa menerjemahkan, membumikan dan mengaplikasikan cita-cita

Ahmad Syafi’I Maarif. Di mana cita-cita intelektual ini mampu

membawa harapan sebagai peradaban dan membangunkan umat

Islam dari tidur panjangnya.

3. Maarif Institute Sebagai Tempat Bertemunya Intelektual Muda

atau Wadah Komunitas Anak-Anak Muda Muhammadiyah

Sejak awal Maarif Institute ini dibentuk, salah satu

kegiatan yang sangat menonjol adalah sebuah wadah komunitas

untuk anak muda yang berpikiran terbuka, toleran dan progresif.

Page 57: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

46

Kegiatan ini dilakukan atas usaha almarhum Moeslim

Abdurrahman selaku Direktur Eksekutif Maarif Institute saat itu

yang mengumpulkan anak-anak muda Muhammadiyah di sekitar

Jakarta untuk aktif beraktivitas dan berdiskusi di kantor lembaga

ini. Ini merupakan salah satu visi Maarif yang dianggap perlu

karena selama ini, terutama di Jakarta para pemuda

Muhammadiyah kurang mendapatkan wadah untuk

mengembangkan diri, memenuhi rasa keingintahuannya atau

menuangkan gagasan-gagasannya lebih luas lagi. Karena itu,

semakin banyak wadah untuk pengembangan diri pemuda, maka

akan semakin baik lagi dan semakin dinamis.

Upaya mewadahi anak-anak muda ini awalnya dilakukan

dengan cara mengumpulkan tulisan-tulisan serius kader muda

Muhammadiyah dalam sebuah buku antologi. Hanya selang

setahun aktifitas ini dilakukan dan terlihat perkembangannya

cukup positif dari anak-anak Muhammadiyah di berbagai bidang

pemikiran dan gerakan intelektual. Akhirnya Kang Moeslim

mengirimkan surat kepada para kader muda Muhammadiyah

yang berisikan sebuah permintaan untuk kembali mengirimkan

tulisan terbaiknya dengan tema, “Tafsir Menafsir Islam”.10

Rancangan naskah buku “Tafisir Menafsir Islam” itu akhirnya

terbit dengan judul Muhammadiyah Progresif: Manifesto

Pemikiran Kaum Muda. Dalam buku yang berjumlah 675

10

Jumlah ini tidak merepresentasikan keseluruhan para pemuda

Muhammadiyah yang bergabung dalam komunitas ini. Bisa jadi masih banyak

pemuda yang ingin berpatisipasi, tapi karena keterbatasan waktu akhirnya

hanya 39 tulisan yang terpublikasikan. Lihat: Ahmad Syafi’I Maarif dkk,

Catatan 1 Dekade..., hlm: 33

Page 58: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

47

halaman ini, diawali dengan pengantar dari para editor (Abd

Rohim Ghazali, Zuly Qodir, Ahmad Fuad Fanani dan Pradana

Boy dan kata pengantar dari Moeslim Abdurrahman.

Setelah merasa berhasil dengan strategi awal. Akhirnya

Maarif pun mencoba membuat workshop bersama untuk

mengumpulkan potensi-potensi intelektual dan aktivis muda

Muhammadiyah di berbagai daerah selain Jakarta. Tujuan

pengumpulan para kader muda Muhammadiyah di berbagai

daerah adalah agar Maarif Institute ini menjadi lembaga yang

tidak stagnan dan lamban dalam merespon perkembangan zaman

serta segala perubahan ilmu pengetahuan.11

Workshop ini pun

melahirkan JIMM (Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah)

untuk menampung potensi-potensi kader Muda Muhammadiyah

supaya menjadi sebuah gerakan, progresif dalam pemikiran

keagamaan dan sosial, serta kritis dan berpihak pada perjuangan

kemanusiaan juga kebhinekaan.

11

Hal ini mengacu pada wawancara yang penulis lakukan bahwa saat

ini pun akhirnya Maarif tidak stagnan pada Muhammadiyah. Maarif Institute

telah berhasil membangun kerja sama dengan lembaga lainnya yang memiliki

satu misi dalam aktifitasnya, baik dalam ilmu pengetahuan atau keindonesiaan.

(Hasil wawancara pribadi dengan Mas Deni selaku divisi Islam dan Media

Maarif Institute.)

Page 59: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

48

Gambar 3.2: Sejak awal berdiri, Maarif Institute merupakan

wadah untuk diskusi dan berkumpulnya para intelektual muda.

Namun dalam acara workshop ini, Maarif Institute tidak

dengan mudahnya merekrut para peserta. Melalui sebuah

pemberitaan di Harian Republika yang difasilitasi oleh Hery

Sucipto dan Nasihin Masha (red-waktu itu Redaktur Pelaksana

Harian Republika) para peserta yang berminat untuk mengikuti

workshop diseleksi dari daftar riwayat hidup mereka, contoh

tulisan yang sudah pernah dibuat atau dipublikasikan dan

pengalaman organisasinya. Setelah itu mereka diinterview oleh

tim seleksi yang dibentuk oleh Maarif Institute. Sampai pada

akhirnya terkumpul kurang lebih 60 anak-anak muda

Muhammadiyah di berbagai daerah yang mengikuti workshop

pertama di Bogor pada 9-12 Oktober 2003.12

Kemudian

dilanjutkan dengan workshop kedua di Kaliurang Yogyakarta

pada 13-16 November 2003. Pada workshop kali ini, sebanyak 50

kader muda Muhammadiyah berpartisipassi aktif. Selanjutnya,

diselenggarakan juga workshop ketiga dengan mengangkat tema:

“Tadarus Pemikiran Islam: Kembali ke al-Qur’an, Menafsir

Makna Zaman.” Workshop inilah yang paling besar dan paling

meriah karena selain diikuti oleh 120 anak muda Muhammadiyah

dari berbagai daerah di tanah air, juga dibuka langsung oleh

Ahmad Syafi’I Maarif selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah

12

Workshop ini mengangkat tema “Membangun Tradisi Intelektual

Baru yang Visioner, Terbuka dan Kritis” itu juga dihadiri oleh Ahmad Syafi’I

Maarif, Moeslim Abdurrahman, Haedar Nashir, para redaktur opini Kompas

dan Republika serta para fasilitator dari dalam dan luar Muhammadiyah. Lihat:

Ahmad Syafi’I Maarif dkk, Catatan 1 Dekade..., hlm: 37

Page 60: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

49

lainnya. Acara di Malang ini juga diberitakan di berbagai media

massa seperti Republika, Kompas, Suara Pembaruan, Jawa Pos,

Surya, Malang Pos dan sebagainya.

Peran Maarif Institute sebagai wadah komunitas kaum

muda Muhammadiyah itu memberikan dampak berarti pada diri

kader Muhammadiyah. Mereka merasa bahwa ternyata ada

wadah kultural yang bisa menampung keinginan mereka untuk

bergerak di jalur kultural dan Intelektual. 13

Pada paruh kedua

tahun 2003, para pegiat Maarif Institute dan aktivis banyak

meramaikan berita-berita dan kolom opinion di berbagai media

massa nasional. Untuk meneruskan wadah menulis serta

pemikiran intelektual pemuda ini. Pada 2018 program ini

dinamakan SKK ASM, (Sekolah Kebudayan dan Kemanusiaan

Ahmad Syafi’I Maarif). Acara ini pun sama seperti pada

workshop, memiliki seleksi peserta dari hasil tulisan yang

ditentukan oleh pelaksana, sasarannya pun khusus untuk

mahasiswa yang sudah memiliki basic intelektual sehingga di

kegiatan ini para peserta hanya perlu mengasah ilmunya lagi.14

13

Sejak ada workshop dari Maarif Institute ini para pemuda banyak

terinspirasi dari Buya Syafi’I Maarif dan di bawah bimbingan almarhum Kang

Moeslim Abdurrahman, pada tahun 2003 itu banyak kaum muda

Muhammadiyah yang mengisi lembar-lembar opini media massa. Meskipun

sebelumnya beberapa anak muda Muhammadiyah juga rajin menulis kolom

atau menghasilkan karya tulis lainnya, namun menjadi lebih marak dan massif

lagi setelah MI mengadakan workshop. Lihat: Ahmad Syafi’I Maarif dkk,

2013, Catatan 1 Dekade…… hlm. 37-38 14

Pada tahun 2018, acara ini sudah dilakukan dua kali, sementara di

2019 baru akan dilaksanakan sekitar akhir tahun ini. (Wawancara khusus

bersama Pak Shofan selaku divisi Riset sekaligus pemimpin redaksi Majalah

Maarif Institute.)

Page 61: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

50

4. Pemikiran yang Para Intelektual Kembangkan di Maarif

Institute

Dalam konteks internasional, sebagaimana sudah banyak

diketahui, tragedi 11 September 2001 yang menghancurkan WTC

dan Pentagon membuat peta politik internasional berubah. Osama

bin Laden dan al-Qaeda yang menyatakan bertanggungjawab

terhadap tragedi itu, menjadi musuh nomor satu Amerika Serikat

dan sekutunya.15

Dalam hal ini, citra Islam di dunia internastional

banyak diasosiakan dengan kekerasan, tidak ramah dan

mendukung terror. Di kalangan Barat banyak yang berkembang

Islamophobia. Sebagai sebuah negara yang memiliki penduduk

mayoritas beragama Islam, Indonesia mempunyai tanggung

jawab moral untuk memperbaiki Islam di dunia dengan

mengkampanyekan Islam moderat. Muhammadiyah dan NU yang

selama ini dikenal sebagai Islam arus utama di Indonesia dan

bersifat moderat, merasa perlu lebih aktif bergerak dan

menampilkan citra positif Islam.

Pemikiran seperti inilah yang dikembangkan oleh Maarif

Institute sehingga perlunya moderasi keagamaan yang harus

ditampilkan Islam di tengah memburuknya citra Islam di dunia.

Terlebih lagi melalui ceramah-ceramahnya, kuliah-kuliahnya dan

tulisan-tulisannya, Buya Syafi’I Maarif juga banyak mengkritik

15

Setelah itu Amerika meluncurkan secara massif the Global War on

Terror yang banyak menyudutkan umat Islam sebagai tertuduh dan

melancarkan peperangan pada Afghanistan meski mereka mengaku tetap

mengirimkan makanan dan obat pada orang Afghanistan yang membutuhkan

.Lihat: L. Adhi Bhaskara, Awal dari 'War on Terror': Serangan AS ke

Afganistan pada website Tirto.id dipublish pada tanggal 7 Oktober 2018.

Page 62: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

51

Barat dan Amerika Serikat yang kerap bersikap standard ganda

terhadap Islam dan menganggap Islam itu monolitik.16

Berkaitan

dengan itu, maka Maarif Institute bermaksud membangun jalan

tengah di tengah konstalasi yang kadang-kadang tidak sehat

dalam perkembangan pemikiran Islam di Indonesia. Lembaga ini

bermaksud mengembangkan sebuah alternatif model pemahaman

dan kontekstualisasi Islam yang diharapkan mampu menjadi

rujukan dan mengayomi semua kalangan. Model keislaman yang

berusaha diusung dan diperjuangkan lembaga ini adalah model

islam ala Buya Syafi’I Maarif. Karenanya pendirian Maarif

Institute ini tentu saja sangat terkait dengan konteks keagamaan,

politik dan sosiologis Muhammadiyah.

16

Oleh karenanya, Islam yang secara tegas mengutuk terror, kekerasan

dan membela keadilan dan kemanusiaan haruslah ditampilkan. Maarif Intitute

berusaha menampilkan citra Islam yang positif seperti itu. Lihat: Ahmad

Syafi’I Maarif dkk, 2013, Catatan 1 Dekade..., 14

Page 63: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

52

Page 64: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

53

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Strategi Pengembangan

Sebelum masuk pada hasil data penelitian. Penulis merasa

perlu membahas strategi pengembangan lembaga ini. Karena

dalam semangat itu juga Maarif Institute merintis serta

meletakkan pondasi kelembagaannya. Menurut Rizal Sukma,

meski Maarif Institute memiliki SDM yang sangat minim mereka

tetap memiliki 4 kunci dalam membuat strategi pengembangan

untuk lembaga non profit ini,1 di antaranya:

a. Dukungan Keuangan

Dukungan ini merupakan fase terpenting dalam merintis

dan membangun komunikasi dengan pelbagai pihak guna

memuluskan penggalangan dukungan keuangan. Dukungan

ini diperlukan khususnya guna menutupi biaya operasional

dan program-program internal, non kerjasama kelembagaaan

seperti misalnya Maaarif Award, Maarif Fellowship ataupun

memproduksi Jurnal.2

Tercatat beberapa nama dan lembaga yang pernah

berpatisipasi membantu seperti Taufik Kiemas, Sofjan

Wanandi, G. Sulistiyanto, Teddy P. Rachmat, Kaoru Hirota,

1 Ahmad Syafi‟I Maarif dkk, Catatan 1 Dekade..., hlm: 137

2 Jurnal ini merupakan program rugi di Maarif Institute. Akan tetapi

terus diproduksi karena sudah menjadi salah satu program yang tak bisa

dihilangkan. (Wawancara Pribadi Mas Deni selaku divisi Islam dan Media)

Page 65: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

54

Benny Subianto, William Soeryajaya, Yendra Fahmi,

Universitas Muhammadiyah Malang, M.Jusuf Kalla, Jakob

Oetama, Sudhamek AWS, Soetrisno Bachir, Agung Prasetyo,

Fasli Jalal, Suyanto, Rereie Moerdijat, Firman Noor,

Bilitania, Fazwar Bujang dan Nasrullah.3 Lembaga yang

memberikan dukungan/sponsor diantaranya Bank Syariah

Mandiri, Metro TV, Djarum Foundation, PT. Garuda Food,

PT. SicoMuncul. MNC Media, Tb.Gramedia, LazisMu dan

Kementerian Agama RI. Dari semua bantuan ini masih ada

yang terus melakukan dukungan keuangan terhadap Maarif

Institute hingga saat ini dan ada pula yang sudah berhenti.

b. Sumber Daya Manusia

Seperti yang telah penulis paparkan sebelumnya di bab

3.4 Bahwa Semua karyawan di Maarif Institute merupakan

karyawan full time. Di sini salah satu kunci lembaga

berkembang adalah totalitas dalam bekerja. Forum rapat

mingguan merupakan momen memompa semangat,

memperkuat motivasi dan menebalkan kepercayaan diri.

Tidak adanya nama besar di dalam jajaran eksekutif menjadi

kekuatan dan menciptakan good team work dan kolektivitas.

Selain itu upaya meningkatkan kapasitas sumber daya, sejak

2010 mulai dirintis tradisi mengundang narasumber dalam

forum, “we share and we care”. Forum ini memberikan ilmu

3 Ahmad Syafi‟I Maarif dkk, Catatan 1 Dekade..., hlm: 138

4 SDM Maarif Institute semuanya rata-rata berumur di bawah 38 tahun

dan sebagian besar menyelesaikan pendidikan S1 juga S2 dengan latar

belakang pendidikan disiplin sosial, didominasi studi agama. Lihat: Bab 3

Gambaran Umum

Page 66: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

55

pada tenaga program dan administrasi untuk pelbagai hal

yang mampu mendongkrak pengetahuan dan kecakapan

individu.5 Beberapa nama yang pernah diundang adalah Putut

Widjanarko (Mizan Production), Farhan (DeltaFM) dan

Ahmad Mukhlis Yusuf (Dirut Perum LKBN Antara (2007-

2012))

c. Dukungan Jaringan

Intensitas program kerjasama yang terjadi merupakan

kinerja dari menguatnya kepercayaan dan membesarnya

dukungan jaringan kerja terhadap Maarif Institute. Beberapa

nama yang penting pernah memberikan dukungan

diantaranya adalah A.Yahya Muhaimin, Husni Thoyyar dan

Masykuri, Fasli Jalal, Musliar Kasim, Hamid Muhammad,

Diah Herianti, Amin Haedari, Ahmad Najib Burhani, Ahmad

Norma Permata, Alpha Amirrachman.6Kepala dinas

pendidikan; Kedutaan Amerika, Kedutaan Australia dan

Kedutaan New Zealand (pemerintah asing) the Ford

Foundation, TIFA Foundation dan the Asia Foundation

(lembaga donor); Kompas-Gramedia, Mizan (Penerbitan)

Begitu juga di ruang publik berkat sokongan jaringan

media yang memiliki komitmen yang sama. Diantara nama

dan lembaga tersebut adalah Google.org, Cameo Project,

5 Seperti apa yang Buya Syafi‟i selalu pesankan pada semua karyawan

bahwa tugas terbesar mereka di Maarif Institute adalah belajar. Apabila

mereka sudah merasa cukup dengan apa yang mereka dapat di Maarif Institute.

Maka diperbolehkan untuk belajar di tempat lain (Wawancara pribadi Mas

Deni selaku divisi Islam dan Media) 6 Tim Penulis Maarif Institute, Maarif Institute for Culture and

Humanity, (Jakarta: MI Production, 2010) hlm: 50

Page 67: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

56

Ruang Guru, Piece Generation dan Love Frankie,7 Rikard

Bagun, St.Sularto dan Maria Hartiningsih (KOMPAS); Lisa

Lowhur Schad, Andy F. Noya dan Elman Saragih (Media

Group/Metro TV); Hendry Suparman dan Sururi Alfaruq

(Sindo); Endy Bayuni dan Meidyatama S (the Jakarta Post),

Saiful Hadi dan Primayanti (LKBN Antara); Ria Susanti

(Sinar Harapan); Romo Greg Soetomo (Majalah HIDUP);

Hartono (Suara Merdeka); www.detik.com,

www.vivanews.co.id; Syifaul Arifin (Solopos).

d. Produktivitas Kegiatan

Sejak lahirnya Maarif Institute, semua program kegiatan

yang telah dilakukan selalu fokus pada pendidikan baik

pendidikan karakter ataupun pendidikan untuk para

intelektual. Pendidikan ini pun tidak hanya diperuntukan

pada siswa atau mahasiswa saja, akan tetapi juga meliputi

pengawas sekolah serta guru. Dengan produktivitasnya

seluruh kegiatan ini, menjadikan Maarif Institute terus

berkembang. Pengalaman mereka di dalam kiprah

pendidikan ini pun pastinya akan membuat lembaga lain atau

bahkan program-program dari pemerintah tertarik untuk

memiliki kerja sama. Salah satu contohnya kemendikbud

yang memiliki kerja sama dengan Maarif Institute dalam

program penguatan kapasitas sekolah.8 Ini membuktikan

7 Wawancara pribadi Mas Deni selaku divisi Islam dan Media

8 Dapat dilihat pada pembahasan bab 4 poin Syiar

Kemuhammadiyahan, hlm: 54

Page 68: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

57

bahwa lembaga seperti Maarif Institute sangat diperlukan

untuk masyarakat.

Menurut penulis dengan produktivitas kegiatan di Maarif

Institute memberikan ciri khas untuk lembaga ini di antaranya:

1. Maarif Institute merupakan lembaga non profit yang

memiliki SDM sangat minim tetapi mempunyai

dukungan jaringan yang sangat luas.

2. Maarif Institute merupakan lembaga yang fokusnya pada

pendidikan yang tak lepas dari keislaman, kemanusiaan

dan kebudayaan.

3. Maarif Institute memiliki sifat advokasi di dalam

pendidikannya, advokasi ini tidak hanya berupa

penyadaran. Akan tetapi juga memberikan sokongan dan

solusi bahwa dewasa ini pendidikan sangatlah penting.

4. Maarif Institute merupakan lembaga sosial yang memiliki

kemajuan dalam mempelajari agama dalam diskursus

umum.

Penulis menyimpulkan bahwa setiap lembaga pastinya

memiliki strategi masing-masing sebagai kunci pengembangan

dan ciri khas kelembagaan yang berbeda. Namun dengan ciri

khas, sebuah lembaga akan memberikan titik fokus yang jelas

terhadap syiarnya.

Page 69: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

58

B. Media Milik Maarif Institute

Sejak dulu, media merupakan alat yang sangat penting

dalam menyampaikan pesan di kalangan masyarakat. Hanya saja

zaman mengubah media yang tadinya hanya berupa kata dan

isyarat, kini berevolusi menjadi sebuah teknologi yang canggih

hingga dapat menyentuh semua masyarakat di setiap lapisan

muka bumi ini.

Menurut pandangan McLuhan, media dapat diartikan

secara luas karena alat apapun yang memiliki fungsi

menyampaikan pesan tetap dikategorikan sebagai media. Oleh

karena itu, apabila dilihat dari fungsinya, Maarif Institute

memiliki beberapa media yang dijadikan sebagai alat

mensyiarkan kemuhammadiyahan sejak awal kelahirannya,

berikut di antaranya:

a. Jurnal Sebagai Media Massa Pertama Maarif Institute

Jurnal Vol.1, No.1 dengan mengangkat tema:

„Muhammadiyah dan kebangsaan‟. Pada edisi ini,

jurnal Maarif: Arus Pemikiran Islam dan Sosial ini

memuat wawancara Dr. Roeslan Abdulgani dan

resensi buku Ir. Djuanda yang keduanya merupakan

tokoh Muhammadiyah yang banyak berkiprah dalam

wilayah kebangsaa. Jurnal ini juga berisi sorotan,

apakah Muhammadiyah masih memiliki relevansi

menjawab tantangan masa kini. Pada edisi perdana ini,

jurnal Maarif juga memuat tulisan „Muhammadiyah

Page 70: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

59

dan Modernitas Kolonial: Resistensi dan Siasat Politik

Kebudayaan‟ dari Fajar Riza Ul Haq; resensi buku

Cendekiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde

Baru karya Dr. Daniel Dhakidae oleh Pramono U

Tanthowi; dan artikel „Djuanda‟, Tokoh

Muhammadiyah yang Nyaris Terlupakan‟ oleh Abd.

Rohim Ghazali. Pada Rubrik Praksis‟ jurnal ini juga

mengangkat feature tentang „Pengalaman Bisnis

Mantan Aktivis”.

Jurnal Maarif ini terus terbit hingga sekarang

tahun 2019 dalam bentuk ikhtiar penyebarluasan

Maarif Institute bukan dalam bentuk diperjualbelikan.

Awal lahirnya jurnal Maarif ini rutin dikeluarkan

sebulan sekali kemudian mulai menjadi setahun tiga

kali dan pada tahun 2013 mulai konsisten setahun dua

kali di bulan Juni dan Desember.9 Sementara untuk isu

yang selalu ditampilkan dalam jurnal, Maarif Institute

merespon isu-isu yang bersifat kontekstual contohnya

pada jurnal terakhir ini yang dikeluarkan bulan Juni

2019 berjudul “Populisme Islam dan Tantangan

Demokrasi di Indonesia Pasca-Pilpres”. Jadi setiap

tema yang diangkat untuk Jurnal pasti hal-hal yang

aktual dan Maarif sendiri mengundang para penulis

yang memang konsennya sesuai dengan tema yang

diambil pada edisi itu.

9 Wawancara pribadi dengan Mas Deni Maarif Institute selaku divisi

Media dan Islam

Page 71: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

60

b. Website Online

Berbarengan dengan lahirnya Jurnal. Pada awal

perintisannya website online Maarif Institute ini

dibuat dengan bentuk company profile10

hanya syarat

sebagai tanda bahwa lembaga Maarif Institute ada dan

di website ini berisikan visi, misi serta latar berlakang

Maarif Institute saja. Berbeda dengan saat ini yang

tampilannya lebih dinamis, segala bentuk informasi

kegiatan Maarif, opini dari Maarif Institute’s Asociate

atau tulisan milik Buya Syafi‟I Maarif ditampilkan

dalam website Maarif. Tak hanya itu, website Maarif

Institute ini pun saat ini telah berhasil melakukan

kerjasama dengan Google.org, Cameo Project, Ruang

Guru, Piece Generation dan Love Frankie.11

10

Terdapat tampilan website www.maarifinstitute.org pada tahun 2010

dengan gambar profil Buya Syaafi‟I dan plakat Maarif Award. Lihat: Tim

Penulis Maarif Institute, Maarif Institute for Culture and Humanity, (Jakarta:

MI Production, 2010) hlm: 40 11

Dalam kerja sama ini, 5 lembaga mengajukan proposal bersama ke

google.org karena selain di sektor bisnis, google juga mensupport untuk sektor

sosial. Setelah proposal mereka diterima terlahirlah program creator muda.

(Wawancara khusus dengan Mas Deni Maarif Institute selaku divisi Media dan

Islam)

Page 72: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

61

Gambar 3.2: Tampilan website Maarif 2010 dan 2019

c. Penerbitan Buku

Selain menerbitkan jurnal, sebagai dukungan

terhadap gerakan kultural Muhammadiyah, lembaga

ini juga menerbitkan buku yang mendukung tentang

pentingnya gagasan Dakwah Kultural

Muhammadiyah. Penerbitan ini bermula sejak tahun

2003 di mana buku Muhammadiyah sebagai Tenda

Kultural yang dieditori oleh Moeslim Abdurrahman

terbit.12

Lalu disusul buku kedua, David Krisna Alka

berupa sajak yang bertajuk “Elegi Anak

Muhammadiyah” dan kembali pada tahun 2005

12

Para penulis yang berkontribusi dalam buku ini adalah: Moeslim

Abdurrahman, Abd Rohim Ghazali, Ahmad Fuad Fanani, Said Ramadhan,

Kokabudin Uheb, Zaenal Muttaqin, Rifma Ghulam Dzaljad, Zakiyuddin

Baidhawi, Tuti Alawiyah Surandi, Abdul Mu‟ti, Pramono U Tanthowi, Hery

Sucipto, Piet H Khaidir dan Asep Purnama Bahtiar. Lihat: Ahmad Syafi‟I

Maarif dkk, 2013, Catatan 1 Dekade..., hlm: 28

Page 73: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

62

Maarif Institute menerbitkan buku sebagaimana

umumnya tokoh berulang tahun.

Setidaknya ada empat buku yang semuanya

diterbitkan dan diluncurkan dalam waktu yang

bersamaan. Buku pertama “Cermin untuk semua:

Refleksi 70 tahun Ahmad Syafi‟I Maarif” Buku

kedua, merupakan tambahan dari buku pertama, berisi

kesan pesan terhadap Ahmad Syafi‟I Maarif yang

diberi judul “Muhammadiyah dan Politik Islam

Inklusif”. Buku ketiga, berisi kumpulan makalah dan

tulisan-tulisan Syafi‟I Maarif yang diberi judul

“Menggugah Nurani Bangsa”13

Kemudian yang

terakhir merupakan kumpulan kolom-kolom Syafi‟I

Maarif dalam rubrik “Resonansi” yang dimuat setiap

minggu di harian umum Republika berjudul

“Menerobos Kemelut: Refleksi Cendekiawan

Muslim”.

Selain buku-buku di atas, saat ini Maarif

Institute juga mengumpulkan hasil tulisan workshop

anak-anak muda atau contohnya dalam program

Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad

13

Buku ini diterbitkan bersamaan 3 buku di atas, tapi diterbitkan oleh

Grafindo. Isinya dibagi dalam tiga bagian: (1) Menggugah nurani politisi; (2)

Menggugah nurani cendekiawan; dan (3) Menggugah nurani aktivis

Muhammadiyah. Secara umum, buku ini pun berisikan kegelisahan Syafi‟I

Maarif, baik sebagai seorang cendekiawan maupun sebagai aktivis yang sudah

kaya pengalaman hidup. Lihat: Ahmad Syafi‟I Maarif dkk, 2013, Catatan 1

Dekade..., hlm: 57

Page 74: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

63

Syafi‟I Maarif di mana di akhir kegiatan kursus ini

semua peserta diminta untuk menulis apapun yang

berkaitan dengan tema program. Setelah dikumpulkan

menjadi satu, semua tulisan ini pun dijadikan buku

yang diterbikan atas nama penerbit Maarif Institute.

Begitu juga pada program Maarif Fellowship,

program ini memberikan tanggung jawab untuk

menerbitkan buku hasil penelitian dan hingga saat ini

penerbitan Maarif Institute masih berjalan. 14

d. Produksi Film

Maarif Institute menyadari bahwa keberhasilan

kampanye toleransi akan sangat tergantung pada

kemampuan lembaga mengemas dan menemukan

medium yang tepat dengan konteks dan minat sasaran

program. Sehingga mereka pun mengeluarkan film

dokumenter dalam bentuk mengikuti perubahan

penyampaian informasi di era digital sekarang ini.

Film ini berjudul “Sekolah Semua Anak Bangsa”

(2008). merekam interaksi para siswa SMA

Muhammadiyah di Ende, Flores, yang 2/3 siswanya

beragama Katholik. Kemudian tahun berikutnya pun

mulai mencoba merambah ke dunia layar lebar.

Beberapa film di antaranya:

1) Si Anak Kampoeng

14

Wawancara pribadi dengan Mas Deni Maarif Institute selaku divisi

Media dan Islam

Page 75: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

64

Film ini dilatarbelakangi pemikiran

bahwa gagasan-gagasan keislaman yang

bersenyawa dengan pluralisme dan

kemanusiaan yang diperjuangkan tokoh-tokoh

bangsa harus diperkenalkan dan dipromosikan

ke berbagai lapisan masyarakat, khususnya

“generasi muda pop”. Sosok Ahmad Syafi‟I

Maarif dipilih dan diangkat sebagai tokoh

sentral karena didorong oleh inisiatif novelis

dan sutradara Damien Dematra yang sangat

terkesan dengan kepribadian dan pandangan-

pandangan Syafi‟I Maarif.15

Damien juga

menerbitkan novel Si Anak Kampoeng

berdasarkan naskah skenario filmnya yang

dikeluarkan lebih dahulu (2010). Trailer film

ini pertama kali diputar di arena Muktamar 1

Abad Muhammadiyah, 4 Juli 2010, di

Yogyakarta. “Si Anak Kampoeng” dirilis di

bioskop pada 21 April 2011.

2) Mata Tertutup

Pada akhir Oktober tahun 2011. Maarif

Institute melakukan premier film Mata

Tertutup karya sutradara kenamaan Garin

15

Dalam pemutaran film ini para tokoh agama hadir untuk memberikan

testimoni dan dukungan terhadap pembuatan film ini. Lihat: Tim Penulis

Maarif, Maarif Institute for Culture and Humanity..., hlm: 34

Page 76: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

65

Nugroho. Secara resmi film ini beredar di

bioskop pada 15 Maret 2012. Film ini

bersadasarkan kisah nyata beberapa orang

yang menjadi korban rekrutmen gerakan

radikal serta tambahan hasil riset.16

Pesan

moral yang ingin disampaikan film ini adalah

bahwa akar masalah radikalisme dan terorisme

bersifat struktural diprovokasi oleh

ketidakadilan ekonomi-politik, yang

berkolerasi dengan kerapuhan keluarga dan

lemahnya kontrol lembaga pendidikan.17

Karena itu, sasaran utama penonton film

ini adalah pelajar sekolah tingkat SMA dan

mahasiswa tahun pertama yang selama ini

menjadi target rekrutmen gerakan-gerakan

keagamaan garis keras. Ribuan orang sudah

menonton film ini sejak diluncurkan.

Pengalaman meredam kekerasan dan

ekstremisme di kalangan remaja melalui

produksi dan road show Mata Tertutup telah

dipresentasikan di dalam Global Counter

Terrorism Forum Working Group, akhir

November 2012, di Manila, atas undangan

16

Media Kliping Maarif Institute diambil dari filmindonesia.or.id

dengan judul Mata tertutup: Agama di Antara Negara dan Keluarga. 17

Mata tertutup merupakan bentuk audio-visualisasi data-data

penelitian mengenai radikalisme bahkan terorisme di kalangan generasi muda

yang kian mencemaskan perkembangannya. Lihat: Ahmad Syafi‟I Maarif dkk,

Catatan 1 Dekade..., hlm: 127

Page 77: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

66

Pemerintah Australia dan Indonesia yang

menjadi co-chair GCTF untuk kawasan Asia

Tenggara.18

Untuk respon di dalam negeri, bisa

dilihat melalui capaian penghargaan yang

didapatnya pada ajang Apresiasi Film

Indonesia (AFI) 2013.

Gambar 3.3: Film-film yang Maarif Institute produksi

Apabila melihat jumlah media Maarif Institute di atas,

kini beberapa di antaranya sudah tidak berjalan lagi disebabkan

budget produksi dan pengelolaannya. Namun tetap saja, media

tersebut telah menyampaikan pesan sesuai dengan fungsinya.

B. Aktifitas Sosial Maarif Institute

Sejak awal pendiriannya Maarif telah memfokuskan dirinya

untuk menjadi lembaga sosial dan membantu masyarakat.

Apapun yang lembaga ini lakukan, maka tidak bergantung pada

keuntungan materi semata. Karena itu, dalam aksi sosial ini

18

Tak hanya sebagai media kampanye, Mata Tertutup sebagai karya

sinema telah mendapatkan respon yang signifikan bagi sinema publik, baik di

Indonesia maupun di luar negeri. Lihat: Ahmad Syafi‟I Maarif dkk, 2013,

Catatan 1 Dekade..., hlm: 131-133

Page 78: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

67

Maarif Institute menekankan pada tiga unsur utama yaitu

keislaman, kemanusiaan dan kebangsaan, berikut di antaranya:

1. Penguatan Kapasitas Pengawas Sekolah

Acara ini bekerjasama dengan Dinas

Kemendikbud. Karena Maarif ini fokusnya pada

pendidikan. Maka di sini, Maarif Institute juga

mengadakan program pelatihan untuk pengawas sekolah

di mana sebelumnya sudah dilakukan riset di daerah

Banten tentang paham-paham radikalisme yang masuk

ke sekolah. Dalam hasil penelitian Maarif, radikalisme

yang masuk sekolah itu ada tiga yaitu dari

ekstrakulikuler, guru dan kebijakan sekolah.

Dikarenakan guru-guru itu berada di bawah naungan

pengawas sekolah, maka Maarif pun mengadakan

pelatihan kepada mereka mengenai wawasan seperti

toleransi, radikalisme sehingga para pengawas sekolah

ini tidak hanya mengawasi managerial dan keuangan

saja, tapi juga mempunyai perangkat paham-paham

kekerasan yang masuk ke sekolah.19

Setelah para

pengawas sekolah mempunyai pemahaman itu, maka

mereka pun bisa memberikan pelatihan pula pada guru-

guru.

19

Wawancara pribadi Mas Deni selaku Divisi Islam dan Media Maarif

Institute

Page 79: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

68

Gambar 4.2: Program Penguatan kapasitas pengawas sekolah

2. Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafi‟I

Maarif.

Program ini berada dibawah kendali divisi riset.

Jadi acara ini salah satu tujuannya adalah

mensosialisasikan pemikiran Buya Syafi‟i terkait isu-isu

keislaman, kemanusiaan, keindonesiaan itu payung

besarnya. Detail isinya, SKK ini adalah tentang

keberagaman agama, toleransi, kebhinekaan, ujaran

kebenciaan, islam dalam konteks diskursus secara umum

seperti islam dan gender, islam dan terorisme dan lain-

lainnya.20

Target acara ini adalah mahasiswa yang memang

sudah memiliki basic intelektual karena acara ini

meskipun dibuka secara umum, tapi tetap melalui proses

seleksi melalui syarat-syarat yang Maarif Institute buat.

Diantaranya mereka harus membuat dua makalah wajib

terkait isu-isu yang menjadi konsen Buya dan juga isu-

20

Wawancara pribadi bersama Pak Shofan selaku divisi Riset dan

Pemimpin Redaksi Jurnal Maarif Institute

Page 80: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

69

isu umum sesuai materi yang ada di kegiatan itu.

Sistematika penulisannya pun seperti menulis Jurnal atau

skripsi. Bagi yang terpilih maka boleh mengikuti SKK

ini. Lalu sepanjang acara nanti tulisan mereka yang

sudah dikumpulkan di awal tadi, diperiksa secara

bertahap sampai benar. Apabila salah, akan terus

dikembalikan hingga benar dan tulisan ini disatukan

untuk dijadikan buku antologi.

3. Maarif Fellowship.

Program ini sangat membantu masyarakat yang

ingin melakukan penelitian. Siapapun dapat mengajukan

proposal dan 5 terbaik terpilih akan mendapatkan dana

sekitar 10-15 juta guna mendukung riset mereka. Dalam

waktu 3 bulan, mereka diminta harus menyelesaikannya

dan kemudian dipresentasikan serta dibukukan. Kegiatan

ini dilakukan dua tahun sekali bergantian dengan acara

Maarif Award.21

4. Maarif Award.

Program ini diberikan kepada aktivis, pekerja

sosial ataupun pemimpin lokal yang komitmen dan

ketulusan imannya dilembagakan ke dalam pelbagai

karya sosial-kemanusiaan berbasis komunitas. Tujuan

kegiatan ini adalah bentuk apresiasi serta untuk

mendorong munculnya figur-figur untuk anak bangsa

yang memang orang ini masih sangat original belum

21

Wawancara pribadi Mas Deni selaku Divisi Islam dan Media Maarif

Institute

Page 81: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

70

sama sekali mendapatkan penghargaan.22

Sejak 2009

Maarif Award dilaksanakan dua tahun sekali karena juri

yang menentukan Maarif Award ini membutuhkan

waktu lebih lama untuk menentukan siapa yang cocok

mendapatkan award.23

Tagline Maarif Award berbunyi

“Orang biasa dengan karya kemanusiaan yang luar

biasa.”

Gambar 4.3: Piala dan buku Maarif Award

5. Jurnalisme Kebhinekaan

Program jurnalisme kebhinekaan ini terlaksana

pada tahun 2017. Awalnya, anggota ini terbatas karena

Maarif Institute hanya merekrut para alumni jambore

pelajar untuk wadah mereka terus berkarya, juga siasat

agar mereka tidak bubar setelah acara jambore usai.

Maarif sengaja mengangkat tema jurnalisme

kebhinekaan karena pada tahun 2017 sedang maraknya

22

Laporan tahunan Maarif Institute Periode Program Maret 2006-

Februari 2007 23

Ahmad Syafi‟I Maarif dkk, Catatan 1 Dekade, (Jakarta: MAARIF

Institute for Culture and Humanity, 2013) hlm: 103

Page 82: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

71

literasi digital dan banyak sekali berita-berita hoax dari

berbagai media online. Dalam Jurnalisme kebhinekaan

ini pelajar diarahkan untuk membuat konten yang baik

dan dalam program ini Maarif memberikan wawasan

pada pelajar mengenai materi menangkal isu radikalisme

serta isu hoaks. Goal-nya mereka menghasilkan video,

foto, puisi dan mempunyai website khusus untuk para

alumni jurnalisme kebhinekaan. Para pelajar yang masuk

pada program Jurnalisme Kebhinekaan ini disebut

Maarif Muda.24

Gambar 4.4: Tampilan website Maarif Muda

6. Madingsekolah.id

24

Wawancara pribadi Mas Deni selaku Divisi Islam dan Media Maarif

Institute

Page 83: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

72

Madingsekolah.id ini adalah program lanjutan dari

Jurnalisme Kebhinekaan. Akan tetapi, pada 2018 Maarif

mencoba menggandeng cameo project dan bekerjasama

dengan google.org untuk memperluas kuota para pelajar

di 10 kota di Indonesia. Kemudian di tahun 2019 pun

mereka memperbesar SDM yaitu bertambah ruang guru,

Piece Generation dan Love Frankie masih dengan fokus

mereka di 10 kota. Jika para pelajar yang masuk

program jurnalisme kebhinekaan disebut Maarif Muda,

maka di madingsekolah.id ini para pelajar disebut

creator muda. Program ini jelas membantu sekali anak-

anak sekolah lebih kreatif dan lebih mencintai Negara

sendiri. Jadi, sebenarnya madingsekolah.id ini masih

bertemakan kebhinekaan. Hanya namanya saja berbeda

karena Maarif mencoba menggandeng lembaga lain

untuk memperbesar kuota para pelajar di 10 kota di

Indonesia yang dari awalnya hanya jambore pelajar. Kini

madingsekolah.id yang bertemakan jurnalisme

kebhinekaan telah tersebar di 10 kota.25

25

Dalam website madingsekolah.id ini bisa dilihat bahwa setiap

sekolah memiliki nama mading masing-masing. Mereka dapat mengganti

apapun isi mading mereka dengan tema kebhinekaan. Lihat:

https://madingsekolah.id/

Page 84: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

73

Gambar 4.5: Tampilan website creator muda dan program creator

muda x maddingsekolah.id

Setelah apa yang penulis paparkan di atas mengenai aktifitas

sosial Maarif. Jelas sekali beberapa di antaranya dilakukan

dengan kerja sama antara lembaga sosial lainnya. Ini

membuktikan bahwa dalam melakukan kebaikan sosial atau

kegiatan amal kebaikan sangat dibutuhkan kerja sama yang

memiliki satu tujuan.

Page 85: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

74

Page 86: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

75

BAB V

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Penelitian

McLuhan mengatakan bahwa media dapat didefinisikan

sebagai “any extension of ourselves” segala

bentuk “perpanjangan tangan” manusia sehingga media tidak

hanya terbatas pada media massa, tetapi juga alat-alat teknologi

yang kini sudah hadir di kalangan masyarakat. Hal ini melahirkan

kata kunci dari teori ekologi media di mana “medium is the

message” is transformation. Pesannya adalah ketika suatu media

berubah maka kondisi masyarakat pun akan berubah. Salah

satunya pada kondisi cara bagaimana masyarakat dalam

menerima pesan. Pada penelitian penulis, kondisi ini jelas

menggambarkan terjadinya perubahan penggunaan media

sehingga menimbulkan cara bagaimana dalam memperoleh

pesan-pesan yang Maarif sampaikan.

Contohnya, sebelumnya masyarakat terbiasa mendapatkan

pesan-pesan dari jurnal yang Maarif terbitkan, kemudian

perlahan-lahan berevolusi pada website, buku penerbitan bahkan

hingga ke film. Ini pun sesuai dengan pemikiran McLuhan yang

sudah beberapa kali penulis singgung bahwasannya manusia

tidak bisa menghindari media. Terlebih setiap zamannya media

terus berevolusi mulai dari isyarat saja hingga saat ini manusia

mampu mengakses seluruh informasi berkat lahirnya teknologi.

Akan tetapi sejauh ini menurut penulis efek dari media yang

Maarif gunakan untuk penyampaian pesan tergolong pada

Page 87: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

76

kategori yang positif. Itu dikarenakan Maarif menggunakan

media semaksimal mungkin dalam penyapampaian pesan syiar

Islam/ syiar kemuhammadiyahan dan perlu penulis tekankan

bahwa syiar ini memiliki makna yang luas. Menurut Drs.

Hasanuddin Yusuf Adan, Lc, syi’ar berasal dari kata syu’ur

yang maknanya “rasa”. Makna ini masuk ke dalam beberapa

banyak jenis ibadah dalam Islam, contohnya syi’ar ibadah salat

dapat dirasakan sejak adzan dikumandangkan, orang-orang

menuju masjid, berwudhu dan sebagainya. Kemudian syi’ar

ibadah puasa ramadhan dirasakan sejak orang berkeliling

membangunkan sahur, berjualan takjil dan nikmatnya berbuka

bersama. Apapun pelaksanaan ibadah yang diwajibkan Allah,

pasti memiliki nilai syi’ar tersendiri. Jadi syi’ar yang bermakna

“rasa” tersebut bukan hanya umat Islam yang merasakannya.

Namun non-muslim pun dapat merasakan syi’ar tersebut. 1

Syi’ar ini dapat lewat sebuah tauladan, tauziah, dakwah,

kesenian dan sebagainya yang memiliki tindakan atau upaya

untuk memperkenalkan berbagai hal dalam Islam. Dengan syi’ar

ini Muhammadiyah merujuk pada dakwah amar ma’ruf nahi

munkarnya yang tercantum dalam matan dan keyakinan cita-cita

muhammadiyah. Begitu juga yang ditulis dalam surat Al-Imran

ayat 104:

ن يني ف ن ببلمعر يأمر ن الى الخير ة يدع نكم ام التكه م ئك ىم

ال ن عه المنكر 401المفلح

1 Ramadan Mubarak, Syiar Dan Dakwah, dalam website

Aceh.tribunnews.com, publish 19 Juli 2013

Page 88: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

77

Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu

segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,

menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari

yang munkar; merekalah orang-orang yang

beruntung (Q.S Al-Imran: 104)

Akan tetapi perlu diketahui bahwa dakwah Muhammadiyah

adalah dakwah yang mendahulukan amar ma’ruf daripada nahi

munkar.2 Dengan budaya dakwah ini, Muhammadiyah telah

membangun dan memberikan contoh nyata dalam

mengaplikasikan amar ma’ruf nahi munkar secara konsisten.

Sejauh ini wujud nyata amar ma’ruf Muhammadiyah antara lain

dilakukan dengan kebaikan sosial yang lebih bermanfaat kepada

manusia seperti lembaga pendidikan, balai-balai kesehatan yang

disebut pending kesengsaraan umum (PKU) dan panti-panti

asuhan.

Sementara dalam menganalisis hasil penelitian ini, dapat

dilihat di bab 4 pada hasil keseluruhan data penelitian bahwa

lembaga Maarif Institute menjadikan beberapa media sebagai alat

penyampaian pesan. Medium yang Maarif gunakan di antaranya

adalah jurnal, website, penerbitan buku dan film. Pada jurnal ini

Maarif menjadikan arus pemikiran islam dan sosial sebagai brand

utamanya sejak awal. Ini dikarenakan isu dalam jurnal ini

membahas mengenai Islam dengan kacamata secara umum

seperti contohnya pada jurnal bulan Juni 2019, Maarif

mengeluarkan judul Populisme Islam dan Tantangan Demokrasi

2 Tim penulis Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan

Pengembangan, 2016, Buku Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Yogyakarta:

Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembanga. hlm:11

Page 89: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

78

di Indonesia Pasca-Pilpres. Dalam syiarnya, Maarif ingin

menunjukkan bahwa Islam tidaklah kaku, Islam tidak hanya

meliputi ibadah kepada Tuhan saja. Dakwah Islam saat ini pun

tidak lagi zamannya hanya dari mimbar ke mimbar. Tetapi

dakwah saat ini sudah mampu mengikuti perkembangan

zamannya dan memiliki ranah pembahasan yang luas meliputi

seluruh sel-sel kehidupan manusia termasuk politik, ekonomi dan

lain-lain yang tentunya tidak lepas dengan konsep Islam itu

sendiri.

Begitu juga ketika melalui website Maarif Institute yang

memperkenalkan kegiatan sosial dalam LSM Maarif. Dalam

kegiatan sosial ini, setidaknya ada 6 program kebaikan sosial atau

kegiatan amal saleh yang dapat dikatakan pula sebagai bentuk

dakwah bil-hal yang Maarif Institute lakukan. Enam program

tersebut yaitu penguatan kapasitas pengawas sekolah, sekolah

kebudayaan dan kemanusiaan Ahmad Syafi’I Maarif, maarif

fellowship, maarif award, jurnalisme kebhinekaan dan

madingsekolah.id, yang mencemirkan amar ma’ruf

(memerintahkan kebaikan) di dalam lembaga Maarif Institute.

Selain menerbitkan jurnal, website dan juga melakukan

kegiatan sosial sebagai dukungan terhadap gerakan kultural

Muhammadiyah, lembaga ini juga menerbitkan buku yang

mendukung tentang pentingnya gagasan Dakwah Kultural

Muhammadiyah. Beberapa buku tidak lepas pada pembahasan

Islam dan Muhammadiyah. Beberapa juga hasil mengumpulkan

tulisan workshop anak-anak muda atau contohnya dalam program

Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan Ahmad Syafi’I maupun

Page 90: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

79

buku-buku hasil Maarif. Begitu juga pada film yang Maarif

produksi, film-film ini dilatarbelakangi pemikiran gagasan-

gagasan keislaman yang bersenyawa dengan pluralisme dan

pokok lainnya di dalam kehidupan.

Apabila melihat hasil keseluruhan mengenai syiar

kemuhammadiyahan yang lembaga Maarif Institute lakukan, ini

sangat menekankan betapa pentingnya pendidikan. Menunjukkan

bahwa LSM Maarif Institute memerintahkan kepada kebaikan.

Bahkan bukan hanya manusia biasa yang menekankan betapa

pentingnya pendidikan. Manusia mulia yakni Nabi Muhammad

SAW pun bersabda di dalam haditsnya:

مستمعب ا متعلمب ا سلم:كه عبلمب ا قبل النبي صلى هللا عليو

اه ال ل تكه خبمسب فتيلك )ر ( بييق محبب

Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang

berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang

mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah

engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R

Baihaqi)

Selain itu semua kegiatan atau program yang Maarif lakukan

ini memiliki peran besar untuk bangsa Indonesia terutama bagi

kalangan remaja yang masih menjadi harapan bangsa untuk ke

depannya. Maarif Institute juga berusaha menjaga Indonesia

untuk terus aman dan damai dengan memberikan pendidikan

kepada pengawas sekolah, guru bahkan pelajar tentang

menangkal radikalisme. Bahkan Maarif memberikan ilmu

Page 91: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

80

kejurnalistikan dalam program maddingsekolah.id dengan

mengangkat tema jurnalisme kebhinekaan dan menciptakan

sekolah kebudayaan untuk pelajar sehingga menurut penulis,

Maarif Institute cukup memiliki partisipasi yang besar dalam

pendidikan di Indonesia. Hal ini merujuk pula pada prinsip-

prinsip Muhammadiyah di poin terakhir yaitu:

Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia

yang telah mendapat karunia Allah berupa tanah air yang

mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan bangsa dan

Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama

menjadikan suatu negara yang adil dan makmur dan diridhoi

Allah SWT: "Baldatun Thayyibatun Wa Robbun Ghofur”3

dikuatkan pula sebagaimana dalam surat As Saba ayat 15:

شمال مين و ن عن يت جن

ية

نهم ا

ان لسبا في مسك

د ك

ق

زق ل ىا من ر

لك

فىر رب غ و

بة ي

ط

دة

ه بل

روا ل

ك

م واش

ك 51رب

Artinya: Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda

(kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah

kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka

dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan)

Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu)

adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang

Maha Pengampun (Q.S Saba: 15)4

3 Tim Penulis Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Al Islam Dan Kemuhammadiyahan,

(Yogyakarta: Suara Muhammadiyah,2016) hlm: 82-87 4 Haedar Nashir, Dinamisasi Gerakan Muhammadiyah..., hlm: 26

Page 92: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

81

Dengan hasil penelitian ini penulis menafsirkan bahwa dalam

syiar kemuhammadiyahannya, Muhammadiyah lebih

menekankan pada dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Bentuk

konsisten yang sejak dahulu Muhammadiyah lakukan adalah

membuat lembaga-lembaga sosial yang dapat membantu

masyarakat. Hal ini juga penulis kuatkan bahwa salah satu bentuk

dakwah yang paling efektif dilakukan adalah dakwah bil-hal

(dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata).5 Bentuk dakwah

bil-hal dapat juga disebut sebagai amal saleh dan menurut

pandangan penulis bentuk amal saleh pun memiliki arti yang

sangat luas. Seperti contohnya pada Maarif Institute ini, mereka

cukup banyak melakukan aksi sosial yang konteksnya tetap pada

membantu masyarakat, karena melakukan kebaikan apapun,

apabila itu dilakukan dengan ikhlas maka tetap dapat dikatakan

sebagai bentuk amal soleh. Ini juga menggambarkan bahwa Islam

ini dinamis. Islam tidak beku dan Islam mampu bergerak

mengikuti zaman tanpa keluar dari ketetapan yang Allah buat.

5 Ada pada bab dua dalam konsep dakwah berbasis

kelompok/komunitas

Page 93: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

82

Page 94: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

83

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhirnya penulis mendapatkan kesimpulan bahwa

Maarif Institute ini menjadikan Buya Syafi’i sebagai

kiblat gagasan dan juga konsen utama mereka dalam

menjalankan lembaga ini. Kemudian syiar

kemuhammadiyahan yang dijalankan Maarif Institute.

Setidaknya ada 6 program yaitu Penguatan kapasitas

pengawas sekolah, Sekolah kebudayaan dan kemanusiaan

Ahmad Syafi’I Maarif, Maarif Fellowship, Maarif Award,

Jurnalisme Kebhinekaan dan madingsekolah.id

mencerminkan dua poin prinsip-prinsip syiar

kemuhammadiyahan melalui media, yaitu melakukan

Amar Ma’ruf Nahi Munkar melalui amal usahanya untuk

masyarakat (Q.S. Al-Imran:104) dan juga bentuk

kecintaannya terhadap tanah air Indonesia yang telah

Allah berikan untuk dijaga bersama-sama (Q.S. Al Hadid:

72).

B. Saran

Dengan usainya penelitian ini, ada beberapa saran

yang perlu penulis sampaikan untuk Lembaga Maarif

Institute dan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif

Page 95: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

84

Hidayatullah Jakarta khususnya mahasiswa Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi sebagai berikut:

1. Penulis menyarankan agar SDM (karyawan)

Maarif Institute ini segera ditambahkan karena

pengembangan program sosial yang lebih luas

membutuhkan SDM yang lebih banyak.

2. Penting dikembangkan jurnalisme

kebhinekaan, khususnya bagi mahasiswa

jurnalistik atau mereka yang konsen dengan

pengembangan kajian jurnalisme.

3. Syiar keagamaan perlu lebih luas cakupan dan

jangkauannya agar memberikan kemanfaatan

bagi Dakwah Islam secara lebih global.

Page 96: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

85

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Darwis. Apa Dan Siapa Muhammadiyah (Dulu,

Sekarang Dan Masa Depan), Jakarta: Midada Rahma

Press

Abidin, Yusuf Zainal. 2016. Manajemen

Komunikasi, Filosofi, Konsep dan Aplikasi., Bandung

: Cv. Pustaka Setia

Amsyah, Zulkifly. 2005. Manajemen Sistem Informasi, Jakarta:

Gramedia

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Rineka Cipta

Djuroto, Totok. 2000. Manajemen Penerbitan Pers, Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya

Effendi, Usman. 2014. Asas Manajemen, Jakarta: Rajawali Pers.

Fahmi, Irham. 2012. Manajemen, Teori, Kasus, Dan Solusi,

Bandung, Alfabeta.

Farihen. 2013. Akar Pembaharuan Dalam Islam Dan Studi

Kemuhammadiyahan, Tangerang: Ceria Ilmu

Publishing.

Febriansyah, M Raihan dkk. 2013. Muhammadiyah 100 Tahun

Menyinari Negeri Yogyakarta: Majelis Pustaka dan

Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Gottschalk, Louis. 2008 Mengerti Sejarah, (terjemahan. Nugroho

Notosusanto, Jakarta: Universitas Indonesia.

Page 97: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

86

Hidayat, Deddy N. 2003. Paradigma dan Metodologi Penelitian

Sosial Empirik Klasik, Jakarta: Departemen Ilmu

Komunikasi FISIP Universitas Indonesia.

Hidayatullah, Arief. 2016. Jurnalisme Cetak Teori dan

Praktik,(Yogyakarta: Buku Literasi.

Hikam, Muhammad AS. 1999. Demokrasi Dan Civil Society,

Jakarta: Pustaka Lp3es:Jakarta.

Iriantara, Yosal. 2014. Modul Manajemen Media Massa Dalam

Bab Konsep Dasar Manajemen, Edisi Kedua,

Jakarta: Universitas Terbuka.

Ismaun.1990. Pengantar Ilmu Sejarah, Bandung: FPIPS ISIP

Bandung

Juditha, Christiany. “Jurnalisme Damai Dalam Berita Konflik

Agama Tolikara Di Tempo.Co” Jurnal Penelitian

Komunikasi dan Opini Publik Vol. 20 No. 2.

Kartodirdjo, Sartono. 1990. Pergerakan Sejarah Indonesia Baru:

Sejarah Pergerakan Dari Kolonial Samapi Nasional

Jilid 2, Jakarta: Gramedia.

Kasdi, Aminudin. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah Surabaya: IKIP

Kincaid, D. Lawrence. dan Wilbur Schranim, Azas-Azas

Komunikasi Antar Manusia, Lp3es Dengan East West

Communication Institute.

Kriyanto, Rachmat. 2016. Teknik Praktik Riset Komunikasi,

Jakarta: Prenada Media Group

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama Kusumaningrat. 2006.

Jurnalistik: Teori Dan Praktik, 2nd

Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Page 98: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

87

Loisa, Riris. dkk, 2012. Komunikasi dan Konflik di Indonesia

edisi pertama, Jakarta: PT Showcase Indonesia

dotcom.

Lynch, Jake and Annabel McGoldrick, 2001, Peace Journalism

Stroud: Hawthorn Press.

Maarif, Ahmad Syafi’I dkk. 2013. Catatan 1 Dekade, Jakarta:

MAARIF Institute for Culture and Humanity.

Machmudi, Yon. 2013. Sejarah Dan Profil Ormas-Ormas Islam

Di Indonesia, Depok: Pusat Kajian Timur Tengah

Dan Islam Universitas Indonesia

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 2018,

Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah 3,

Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Muhtadi, Asep Saepul. 1999. Jurnalistik Pendekatan Teori Dan

Praktik, Tangerang: PT. Logos Wacana Ilmu

Mulyana, Deddy. 2003 Metodologi Penelitian Kualitatif

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mustika, Rieka. 2012. Masyarakat Telematika Dan Informasi

Volume: 3/ No: 1/ 2012.

Mustika, Rieka. 2012. Jurnal Penelitian Teknologi Informasi dan

Komunikasi, Volume III.

Nashir, Haedar. 2010. Muhammadiyah Gerakan Pembaharuan,

Yogyakarta: Suara Muhammadiyah

Nazir, Muhammad. 2003. Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia

Indonesia

Page 99: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

88

Notosusanto, Nugroho. 1971. Norma-norma Dasar Penelitian

dan Penulisan Sejarah, Jakarta: Pusat Sejarah ABRI

DEPHANKAM.

Pasha, Musthafa Kamal dan Ahmad Adaby Darban. 2000.

Muhammadiyah Sebagai Gerakan Islam, LPPI

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Patton, Michael Quin. 2002 Qualitative Research and Evaluation

Methods, 3rdEdition (Thousand Oaks, California:

Sage Publication, Inc.

Pranoto, Suhartono W. 2010. Teori dan Metodologi Sejarah,

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rachman, Muhammad Aulia. 2017. Skripsi Pemikiran Ahmad

Syafii Maarif Tentang Islam Dalam Bingkai

Keindonesiaan Dan Kemanusiaan Dalam Perspektif

Fiqh Siyasah” (Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung)

Septanto, Henri. Skripsi Pengaruh HOAX dan Ujaran Kebencian

Sebuah Cyber Crime Dengan Teknologi Sederhana di

Kehidupan Sosial Masyarakat, Jurnal Sains dan

Teknologi.

Sucahya, Media. Skripsi Teknologi Komunikasi Dan Media”,

Hlm: 8

Sucipto, Hery dan Nadjamuddin Ramly. 2005. Tajdid

Muhammadiyah, Jakarta: Penerbit Grafindo

Khazanah Ilmu.

Sukarna. 2011. Dasar-Dasar Manajemen.Bandung: Cv. Mandar

Maju.

Page 100: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

89

Sunarti, Sastri. “Skripsi Suara-Suara Islam dalam Surat Kabar

dan Majalah Terbitan Awal Abad 20 di

Minangkabau.”

Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori & Manajemen

Komunikasi, Yogyakarta, Medpres

Terry, George R. 2012. Prinsip-Prinsip Manajemen, Terj, J.

Smith D.F.M, Jakarta: PT. Bumi Aksara

Terry, George R. dan Leslie W. Rue. 2000. Dasar-Dasar

Manajemen, Terj. G.A Ticoalu, Jakarta: Bumi

Aksara.

Tilaar, H.A.R. 2002. Pendidikan, Kebudayaan dan Masyarakat

Madani Indonesia, Bandung : PT Remaja Rosdakarya

dengan Yayasan Adikarya IKAPI dan The Ford

Foundation

Tim Penulis Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian Dan

Pengembangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

2016. Al Islam Dan Kemuhammadiyahan,

Yogyakarta: Suara Muhammadiyah

Tim Penyusun dan Penerbitan Profil Muhammadiyah, 2010,

Profil 1 Abad Muhammadiyah, Yogyakarta: Pimpinan

Pusat Muhammadiyah.

Tim Penulis Maarif. 2010. Maarif Institute for Culture and

Humanity, Jakarta: MI Production.

Tripathi P.C. Dan P.N Reddy, Principles Of Management, New

Delhi, Tata Mc-Graw Hill

Page 101: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

90

Usman, Fakih. 1962. ”Kepribadian Muhammadiyah Atau Apa

Muhammadiyah Itu?” Makalah Pada Kursus

Pimpinan Muhammadiyah Yogyakarta: Sidang

Tanwir 1962

Widja, Gede. 1989. Sejarah Lokal: Suatu Perspektif dalam

Pengajaran Sejarah, Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayan Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan.

Winardi. 2010. Asas-Asas Manajemen, Jakarta: Mandar Maju

Yusuf, Muri. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

Penelitian Gabungan, Jakarta: Prena Media Group

Yusuf, M Yunan. 2005. Ensiklopedi Muhammadiyah Jakarta:PT.

Raja Grafindo Persada Kerjasama Dengan Majelis

Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah.

WEBSITE

Anas, Dadan Wildan. 2019. “Majalah Iber, Warisan Terakhir

Ustad Emon” https://www.persis.or.id/majalah-iber-

warisan-terakhir-ustad-emon

http://ensiklopedia.kemendikbud.go.id/sastra/

Bhaskara, L. Adhi. 2018. “Awal dari 'War on Terror': Serangan

AS ke Afganistan.” https://tirto.id/awal-dari-war-on-

terror-serangan-as-ke-afganistan-c3Q6

Damhuri, Elba. 2018. “Suara Muhammadiyah dan Hari Pers

Nasional”

https://www.republika.co.id/berita/kolom/resonansi/18/02/

Page 102: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

91

06/p3pead440-suara-muhammadiyah-dan-hari-pers-

nasional

Gunawan, Anggun. 2019. “Muhammadiyah di tangan Haedar

Nashir”

https://www.kompasiana.com/grejogja/563bdfddb793

739108f90a7b/muhammadiyah-di-tangan-haedar-

nashir.

Haryanto, Alex. 2018. “Berjudul Hari Pers Nasional: Indonesia

Punya Media Massa Terbanyak Di Dunia”

https://tirto.id/hari-pers-nasional-indonesia-punya-

media-massa-terbanyak-di-dunia-cEx2

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2016. “Warisan Din

Syamsuddin Untuk

Muhammadiyah.http://lipi.go.id/publikasi/warisan-

din-syamsuddin-untuk-muhammadiyah/12852

Ocktaviany, Tuty. 2017. “Manfaatkan Media Massa Cerdiknya

HOS Tjokroaminoto Melawan Kolonial Belanda”

https://nasional.okezone.com/read/2017/02/09/337/16

13869/manfaatkan-media-massa-cerdiknya-hos-

tjokroaminoto-melawan-kolonial-belanda

Safitri, Dewi. 2019. “Para Pemimpin Muhammadiyah”

https://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2010

/07/100705_muhammadiyahleader

Sahal, Hamzah. 2012. “Swara Nahdlatul Ulama”

https://banyuwangi.nu.or.id/page/22/?cat=-1

Page 103: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

92

Sahal, Hamzah. 2012. ”Majalah, Pendamping Setia NU”

https://www.nu.or.id/post/read/40667/majalah-

pendamping-setia-nu

Teguh, Irfan. “Kartosoewirjo dan Pandangan Politiknya di Surat

Kabar Fadjar Asia” https://tirto.id/kartosoewirjo-dan-

pandangan-politiknya-di-surat-kabar-fadjar-asia-

dlC7

Utomo, Wisnu Prasetya. 2015. “Membaca Media

Muhammadiyah dan Nahdlatul

Ulama”https://www.google.com/search?safe=strict&s

xsrf=ACYBGNStHgt6hoYHwTq7xQRYhT_fJtko1A:

1569565309376&q=Wisnu+Prasetya+Utomo,+Memb

aca+Media+Muhammadiyah+dan+Nahdlatul+Ulama

+website+Remotivi.or.id+dipublish+pada+3+Agustus

+2015)&sa=X&ved=0ahUKEwj0gN61rvDkAhVKW

isKHaLbA9AQgwMIKg

https://madingsekolah.id/

http://maarifinstitute.org/profil/

https://nu.or.id

https://tvmu.tv/

Http://Www.Muhammadiyah.Or.Id/Id/Content-162-Det-H-M-

Yunus-Anis.Html

http://www.muhammadiyah.or.id/2-content-191-det-kajian-

hadits.html

http://www.suaramuhammadiyah.id

Page 104: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

93

https://Suryagemilangnews.Com/Prinsip-Prinsip-Dasar-Di-

Muhammadiyah/

https://www.youtube.com/channel/UCg1PjFz0AsjUacJTB4gI2q

A

LAIN-LAIN

Buletin Sohib, volume 1, No 1 terbit Mei 2015

Laporan tahunan Maarif Institute Periode Program Maret 2006-

Februari 200

Media Kliping Maarif Institute diambil dari filmindonesia.or.id

dengan judul Mata tertutup: Agama di Antara Negara

dan Keluarga.

UU No.40 Tahun 1999 Tentang Pokok Pers.

Wawancara pribadi bersama Pak Shofan sebagai Divisi Riset dan

Pemimpin Redaksi Jurnal Maarif Institute serta

dengan Mas Deni sebagai Divisi Islam dan Media

Page 105: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

94

Page 106: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

95

LAMPIRAN

Tranksip Wawancara

Narasumber: Deni Murdiani

Waktu: 10 Juli 2019

Tempat: Jl. Tebet Barat Dalam II No.6, RT.14/RW.3, Tebet

Bar., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta 12810

1. Assalamu ‘alaikum Mas. Ini Mas Deni ya?

Waalaikumussalam. Bener Mbak. Mbak Hilma kan ya

yang chat saya. Jadi ngambil Maarif Mbak?

2. Heheh iya Mas. Oh iya, Mas Deni selaku apa nih di Maarif

Institute?

Saya sebagai ketua Divisi Islam dan Media. Jadi yang

mengurus media social seperti facebook, twitter, instagram

dan website.

3. Oke Mas Deni, langsung ke pertanyaan ya. Maarif

Institute sendiri itu apa sih Mas?

Oke Mbak. Jadi Maarif ini seperti LSM (lembaga

swadaya masyarakat). Secara legal/formal Maarif ini yayasan

bukan ormas yang punya anggota. Nah Maarif Institute ini

dibawah yayasan Ahmad Syafi’I Maarif dan secara structural

tidak ada sama sekali kaitannya dengan Ormas

Muhammadiyah, tapi secara emosional dan history tidak bisa

dipungkiri kalau MI ini memang punya kaitannya karena yang

Page 107: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

96

kita ketahui semua bahwa Buya Syafi’I ini kan mantan PP

Muhammadiyah. Begitu juga dalam history perjalanan

terbentuknya Maarif ini, pemuda dari Muhammadiyah cukup

berperan sehingga beberapa karyawan di MI ini hampir 80%

dari aktivis Muhammadiyah seperti dari IMM, IPM dan

Pemuda Muhammadiyah.

4. Lalu dibentuknya Maarif itu awalnya bagaimana sih Mas?

Wah kalau history mau lebih jelasnya nanti saya kasih

buku khususnya biar nanti Mbak juga bisa cek ulang. Ini saya

ceritakan singkatnya saja ya. Jadi, Maarif awal dibentuk itu

untuk mewadahi teman-teman pemuda Muhammadiyah dalam

beraktualisasi. Jadi teman-teman yang udah selesai

periodesasinya di IMM, IPM, itu kan salurannya gak tau

kemana, kalau ga ke politik ya balik lagi ke daerah masing-

masing. Maka tahun 2003 teman-teman merintis Maarif

Institute.

5. Loh jadi pemuda yang merintis ya Mas. Bukan Buya

Syafi’I sendiri yang bentuk?

Iyah, jadi pendiri Maarif ini bukan Buya. Dari awal

terbntuknya Maarif ini justru Buya tidak mau namanya

dijadikan nama sebuah lembaga karena beliau merasa kan

hanya manusia biasa kok bisa namanya dijadikan inspirasi

nama lembaga, tapi akhirnya pada usia ke 10 tahunnya

Maarif, Buya mulai mau menerima dirinya sebagai bagian

inspirasi Maarif Institute. Apalagi Buya memperhatikan

kegigihan para pemuda untuk terus menjalankan lembaga ini,

sampai sudah membuat film, buku, penerbitan dan sekarang

udah punya program yang berjalan pada setiap divisi.

Page 108: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

97

6. Oh gitu ya Mas. Saya baru tahu tentang ini loh! Saya kira

karena namanya Maarif Institute. Ya yang memembuatnya

pun Buya Syafi’I Maarif.

Hahaha iya Mbak, bukan. Buya ini hanya inspirasi Maarif

Institute, tapi yang membuatnya mah para pemuda. Nanti bisa

dibaca di buku siapa saja perintisnya.

7. Oke, Mas lanjut ke media. Media apa saja sih yang Maarif

Institute jadikan alat untuk publikasi?

Awal Maarif terbentuk itu mengeluarkan Jurnal. Jurnal

ini salah satu program yang rugi karena tidak pernah

menguntungkan sama sekali ketika disebarkan. Dalam arti

lain, Jurnal ini memang pure dibagikan untuk

menyabarkluaskan nama Maarif. Jadi, sama sekali tidak

mengejar pemasukan. Pokoknya walaupun rugi, kita tetap

kelurkan hingga 2019 ini karena ini juga memang sudah

program dari awal berdiri.

8. Nah itu dibagikan ke siapa aja ya Mas?

Saat itu Jurnal itu dibagikan ke para pemuda

Muhammadiyah. Kemudian dibagikan pula pada donatur

sehingga mengundang beberapa penyumbang dengan ikhlas,

tapi juga tak jarang pula yang hanya memmberikan

simpatisan. Tapi dari situ, mulai tahun ke tahun Maarif mulai

sadar betapa pentingnya dana operasional untuk membuat

Jurnal dan segala macam lainnya. Akhirnya Maarif pun mulai

terbuka untuk para sponsor untuk mendanai terbitnya Jurnal

dan terbitlah beberapa Jurnal yang apabila dilihat

belakangnya ada logo sponsor.

Nah, awalnya kan gak tahu kalau penerbitan jurnal tidak

boleh ada embel-embel logo sponsor karena itu berkaitan

Page 109: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

98

dengan akreditasi dan akhirnya tahun 2010 sampai saat ini

jurnal didanai sendiri.

9. Untuk jadwal penerbitannya berapa bulan atau berapa

tahun sekali?

Jurnal ini awalnya terbit sebulan sekali kemudian setahun

tiga kali dan mulai dari tahun 2012 atau 2013 itu mulai

konsisten setahun dua kali di bulan juni dan desember.

10. Tema-tema atau isu apa sajakah yang diangkat?

Kalau untuk isu, jurnal Maarif merespon isu-isu yang

bersifat kontekstual misalnya tahun ini ada Pilpres, maka

diangkatlah isu itu karena nasional. Kemudian di tahun depan

misalnya ada isu muktamar Muhammadiyah, nah tidak

menutup kemungkinan Jurnal Maarif akan mengangkat isu itu.

Pokoknya merespon isu konstektual banget.

11. Dengar-dengar Maarif juga pernah punya bulletin ya?

Untuk bulletin itu sendiri bagaimana?

Iya Mbak, itu sekitar dibawah tahun 2011. Jadi Bulletin

itu berkaitan dengan beberapa program yang berjalan di

daerah. Misalkan nih di Lampung sedang mengadakan acara,

nah acara itu semuanya dirangkum di dalam bulletin.

12. Apa pengelolaannya juga dengan divisi riset? Terus saat

ini masih ada atau tidak ada?

Untuk pengelolanya di luar dari divisi Maarif secara

struktural. Nah karena kurangnya pendanaan dan

bergesernya media baca maka bulletin sendiri hanya bertahan

sekitar tiga tahun saja. Pernah juga sih dibuat bulletin

Page 110: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

99

elektroniknya tapi karena tidak ada yang menggawangi,

yasudahlah mati suri hahaha.

13. Lalu bagaimana dengan website? Apakah

kemunculannya setelah Jurnal dan Bulletin terbentuk?

Wah kalau website sih berbarengan dengan Jurnal.

Mungkin sekitar 2003/2004 itu ya sudah ada. Website ini

justru lebih dulu dari bulletin tapi waktu itu bentuknya hanya

company profile. Jadi sama sekali gak ada informasi apapun.

Pokoknya ya hanya profil Maarif Institute aja gitu isinya visi,

misi kaya gitu. Baru setelah saya diminta untuk mengurus

website, saya mencoba untuk merubahnya lebih dinamis lagi.

14. Nah sekarang, untuk management di website sendiri

bagaimana?

Kalau managementnya sendiri. Jadi informasi Maarif

Institute itu ada dari beberapa sumber.

Pertama, dibuat sendiri oleh staf yang melewati editing

dari para petinggi-petinggi di struktural. Biasanya kan di

share dulu di grup Maarif terus apa saja yang perlu

diubah, ya diubah dulu sebelum dinaikkan.

Ke dua, kita copas dari media lain seperti republika,

kompas dan lain-lain yang memang khusus memberitakan

tentang Maarif Institute.

Ke tiga, Opini Publik tentang Maarif Institute.

Ke empat, serambi buya. Ini tulisan Buya yang di upload di

Republika juga dinaikkan di website Maarif Institute.

Ke lima, tulisan opini staf Maarif Institute yang terbit di

kompas atau media lainnya. Setelah naik di media itu, baru

kita copas.

15. Website Maarif ini mulai keliatan Progresif pada tahun

berapa nih Mas?

Page 111: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

100

Dari mulai tahun 2010 ke atas karena yang tadi itu, dari

company profile biasa, jadi mulai berubah lebih dinamis.

16. Untuk di website sendiri ada gak sih kolom khusus

strategi dakwah/syiar kemuhammadiyahan untuk

generasi millennial?

Nah itu tidak ada karena seperti yang dijelaskan awal

tadi. Secara struktural, kita tidak ada sangkutpautnya dengan

Muhammadiyah, tapi secara emosional dan history ada

karena waktu 2010 ke bawah Maarif Institute ini kan masa

perintisannya masih sangat nempel dengan Muhammadiyah.

Dalam arti lain, kalau ada kegiatan apapun atau

membutuhkan massa untuk menghadiri acara. Pasti yang kita

ajak duluan kan para pemuda Muhammadiyah. Ya, itu kan

karena memang kalangan Muhammadiyah saja yang kita

kenal, tapi setelah 2010 ke atas Maarif Institute mencoba

untuk membuka jaringan yang lebih luas lagi.

17. Sejauh ini sudah kerjasama dengan siapa saja dan

mendapatkan output apa?

Kalau untuk website sendiri sih kita kerjasama dengan

google.org sejak 2017. Jadi waktu 2017 itu kita mengajukan

proposal untuk membuat jurnalisme kebhinekaan dan mereka

tertarik terus support program kita. Kaitannya dengan

website, jadi website Maarif Institute itu udah support sama

google kan dan karena google punya program non profit, kita

setiap bulannya dapat 10.000 US Dolar tapi bukan dalam

bentuk uang. Melainkan dalam bentuk iklan supaya apapun

informasi dari website kita bisa up terus ketika orang

searching dengan key word tertentu.

Page 112: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

101

18. Kalau dengan cameo project itu kerja sama baru juga

ya Mas?

Cameo Project itu juga termasuk ke dalam program

google. Jadi kita ngajuan proposal bersama dengan 5

lembaga lainnya. Salah satunya ada cameo project itu, terus

ada ruang guru, Piece Generation, Love Frankie, sama

Maarif Institute ini. Nah google itu selain di sektor bisnis tadi,

dia juga mensupport untuk sektor sosial.

19. Oke Sejauh ini kekurangan apa saja yang Mas Deni

rasakan untuk website karena kan Mas Deni ketua Divisi

pengelola Website Maarifinstitute.org.

Kekurangan untuk website sendiri sih belum bisa

menghasilkan berita atau informasi lebih mendalam lagi

tentang apa itu keislaman, kebudayaan dan kemanusiaan

karena kan sesuai dengan slogan Maarif Institute sendiri.

Belum bisa mengeluarkan berita harian juga seperti website-

website lainnya. Website ini masih hanya sebatas me-repost

atau me-copas dari kanal lainnya. Jadi itu kekurangannya.

20. Untuk tinjauan ke depan. Apa saja yang ingin

dikembangkan lagi untuk Website ini?

Lumayan banyak sih, tapi salah satunya. Tinjauan dari

website ini ingin lebih mandiri bisa mengeluarkan atau

memproduksi berita hasil sendiri. Kemudian ingin

memanfaatkan alumni yang selalu ikut acara Maarif untuk

jadi content creator mengisi konten website. Seperti di tahun

2017 -2018 sudah mencoba alumni jurnalisme kebhinekaan

dan alumni jamboree pelajar untuk dituntut buat konten dan

mereka kita sudah menyediakan kanalnya yang namanya

komunitas Maarif muda, Nah di sana udah diisi bentuknya

ada yang berupa foto, video dan puisi.

Page 113: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

102

Page 114: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

103

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber: Deni Murdiani

Waktu: 9 September 2019

Tempat: Jl. Tebet Barat Dalam II No.6, RT.14/RW.3, Tebet

Bar., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta 12810

1. Lanjut pada wawancara pertama kemarin karena

kemarin hanya tahu sekilas kalau di Maarif ini ada

Jurnalisme Kebhinekaan. Sekarang saya ingin tahu

Jurnalisme Kebhinekaan itu program seperti apa sih ?

Jadi jurnalisme kebhinekaan ini berjalan pada tahun

2017. Dulu namanya Maarif Muda, Anggotanya terbatas

karena kami hanya merekrut orang-orang yang dulunya ikut

dalam acara jambore pelajar. Lalu dalam menindaklanjuti

acara jambore ini supaya para pelajar setelah acara tidak

kemana-mana gitu ya bahasanya atau tidak bubar gitu. Maka

kami membuat tema jurnalisme kebhinekaan sesuai dengan

pada 2017 itu kan marak sekali literasi digital dan banyak

sekali berita-berita hoax dari berbagai media digital, maka

kami membuat jurnalisme kebhinekaan. Dalam Jurnalisme

kebhinekaan ini pelajar diarahkan untuk membuat konten

yang baik dan kami juga memberikan pelajar materi

menangkal radikalisme serta isu hoax.

2. Oh oke, untuk arti jurnalisme kebhinekaan itu sendiri apa

sih mas? Nama jurnalisme kebhinekaan itu hasil cetusan

siapa?

Page 115: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

104

Untuk cetusan itu memang hasil rapat kami (orang-orang

Maarif). Kebhinekaan ini kan khas Indonesia ya berbeda-beda

tapi tetap satu kemudian juga kebetulan tokoh kami yaitu Buya

sendiri fokusnya pada Indonesia dan juga perdamaian.

Jadilah nama program ini Jurnalisme Kebhinekaan.

3. Nah, untuk madding.id dan maddingsekolah.id itu apa?

Ini lanjutan dari program kami yang jurnalisme

kebhinekaan itu. Jadi pada tahun 2018 akhirnya kami

berusaha untuk memperbesar kuota para pelajar yang ikut

jurnalisme kebhinekaan. Nah di sini kami bertemu dengan

cameo project yang memang bidangnya pun expert dalam

dunia digital dan juga followersnya mayoritas anak muda.

Kami juga akhirnya bekerja sama dengan google.org dan

dapat menyebarluaskan program ini ke 10 kota di Indonesia.

Program ini juga kebetulan namanya madding.id, tapi secara

teknis waktu kita mau beli domain ternyata nama itu udah

terpakai jadi kami tambahkan jadi maddingsekolah.id

4. Kenapa namanya madding sekolah tuh Mas?

Iyah biasanya kan kita kalau nemuin karya para pelajar

itu pasti ada di madding konvensional ya. Makanya di sini

kami namain madding supaya pelajar tuh bisa berkarya lebih

kreatif lagi sesuai dengan kehalian serta minatnya. Misalkan

kalau di mading konvensional kita hanya bisa nulis dan

menggambar. Nah, di sini kita memberikan wadah yaitu

platfrom digital untuk pelajar supaya bisa merambah ke dunia

fotografi juga, video, desain dan lainnya. Lalu setelah itu, di

tahun 2019 ini pun kami memperluas SDM, di mana kami juga

bekerja sama dengan ruang guru, lep pranky dan piece

generation kemudian mengajukan proposal bersama ke

google.org untuk 10 kota. Jadi di tahun ini, kami masih 10

kota hanya SDM aja yang bertambah karena jika memang

Page 116: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

105

ingin lebih besar lagi. Kami juga perlu menggandeng kerja

sama dengan lembaga lain yang memang expert di bidang ini

supaya bisa membantu kami pula dalam mentoring ke para

creator muda.

5. Nah itu cara mereka menaikkan video atau karya-karya

lainnya gimana ya Mas. Apa diberi akses ke

maddingsekolah.id atau emang Mas yang mengatur

keluar masuknya?

Itu mereka bisa masukkan sendiri karena sudah kita beri

akses. Jadi nanti di dalamnya ada nama-nama sekolah mereka

dan mereka bisa masukkan apa saja di sana, boleh video,

fotografi dan lain-lain.

6. Tapi maddingsekolah.id ini dibatasin gak sih mas.

Kontennya harus bagaimana gitu?

Oh ya tentu. Temanya tetap dibingkai tentang

keindonesiaan yang seperti sebelumnya kami sebut jurnalisme

kebhinekaan. Supaya pelajar juga semakin mencintai

Indonesia. Semakin mencintai keberagaman milik Indonesia.

Mencintai kedamaian yang meski berbeda, tapi Indonesia

tetap satu. Yah pokoknya masih tentang keindonesiaan gitu

Mbak.

7. Lanjut ke program lain ya Mas, untuk penguatan

kapasitas pengawas sekolah. Itu program seperti apa bisa

dijelaskan?

Karena Maarif ini fokusnya pada pendidikan. Program

untuk pelajar kan sudah ada. Maka di sini, kami juga

mengadakan program pelatihan untuk pengawas sekolah di

mana kami sebelumnya sudah melakukan riset tentang paham-

paham radikalisme yang masuk ke sekolah. Dalam hasil

Page 117: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

106

penelitian Maarif waktu itu kami menelitinya di Banten. Jadi

radikalisme yang masuk sekolah itu ada tiga yaitu dari

ekstrakulikuler, guru dan kebijakan sekolah. Nah guru itu kan

di bawah pengawas sekolah. Makanya di sini kami

memberikan pelatihan kepada pengawas sekolah mengenai

wawasan seperti toleransi, radikalisme sehingga para

pengawas sekolah ini tidak hanya mengawasi managerial dan

keuangan saja, tapi juga mempunyai perangkat paham-paham

kekerasan yang masuk ke sekolah. Setelah para pengawas

sekolah mempunyai pemahaman itu, maka mereka pun bisa

memberikan pelatihan pula pada guru-guru.

8. Ini acaranya masih terus berjalan Mas?

Terakhir sih bulan oktober nanti Mbak. Jadi di akhir

acara kami nanti final-nya launching buku sebagai acuan

untuk para pengawas sekolah dan guru bisa baca. Makanya,

kami berharap sekali kemendikbud bisa memperbanyak

bukunya supaya bisa semakin luas, semakin bisa dibaca dan

berguna untuk mereka yang belum paham mengenai paham-

paham radikal yang masuk ke dalam sekolah. Nah untuk tahun

depan, kemendikbud juga sebenarnya udah mengajak kerja

sama kami lagi untuk memperluas pelatihan ini. Jadi bukan

untuk ke pengawas sekolah lagi, tapi ke sekolah-sekolah terjun

langsung ke gurunya langsung, tapi anggaran untuk ini masih

mereka diskusikan juga untuk tahun depan.

9. Baik, Mas . Nah sekarang untuk acara Maarif Fellowship

dan Maarif Award itu hingga kini masih ada atau tidak?

Sejak 2009 kalau Maarif Award itu sudah berhenti

diadakan setahun sekali. Jadi, diganti dua tahun sekali karena

bagi juri yang menentukan Maarif Award ini pantas untuk

siapa memang sesulit itu menemukannya. Kami memilih yang

original, yang belum sama sekali mendapatkan penghargaan

Page 118: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

107

dari siapa pun tapi mereka bekerja luar biasa. Di sini memang

niat kami memperkenalkan kepada masyarakat bahwa ada loh

“Orang biasa dengan karya kemanusiaan yang luar biasa”

begitulah tagline Maarif Award ini. Kemudian untuk Maatif

Fellowship ini pun diadakan dua tahun sekali. Jadi acaranya

selang-seling dengan Maarif Award.

10. Lanjut pada managemen redaksi online. Pertama untuk

planning bisa dijelaskan mas? Biasanya apa saja yang

dibahas dalam rapat?

Jujur aja, kalau kita sejauh ini belum ada SOP-nya.

Makanya di sini untuk rapat sendiri kami tidak tentu. Kami

rapatnya jika ada yang perlu dibahas aja dan mungkin kalau

rapat besarnya pasti yang dibahas garis besarnya seperti

misalnya planning yang menaikkan berita dari media lain,

opini Buya Syafi’i satu minggu sekali, opini dari

internal(jajaran atas Maarif seperti direksi) atau ada juga

jaringan-jaringan Maarif yang berkompeten di bidangnya

(Asosiate Maarif). Nah rapat itu dibahas bersama yang lain,

kemudian diturunkan oleh divisi Media dan islam

11. Kemudian dalam pembagian tugasnya bagaimana?

Di sini-lah divisi islam dan media yang menghubungi

orang-orang untuk menulis seperti opini tadi. Mungkin yang

istiqamah selalu diposting setiap minggu itu opini punya Buya

Syafi’i. Nah itu ada di website kami namanya serambi Buya.

12. Setelah dibagi tugasnya masing-masing. Biasanya apa

yang perlu diarahkan kembali supaya tetap sesuai dengan

planning?

Lalu jika sudah menghubungi narasumber alurnya sih

hampir sama dengan jurnal. Kami mengarahkan mereka

Page 119: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

108

dalam tema apa yang perlu mereka respon dan perlu para

narasumber tuliskan. Kalau untuk penulisan, jelas lebih ke

artikel, bukan seperti jurnal yang membutuhkan abstrak. Ini

pure, opini para narasumber. Kalau sudah selesai, mereka

kirim lewat email, saya pun periksa lagi apakah tulisannya

sudah sesuai dengan tema dan kalau semuanya sudah benar,

baru saya naikkan.

Page 120: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

109

TRANSKIP WAWANCARA

Narasumber: Moh. Shofan

Waktu: 9 September 2019

Tempat: Jl. Tebet Barat Dalam II No.6, RT.14/RW.3, Tebet

Bar., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta 12810

1. Pak bisa jelaskan untuk perencanaan Jurnal. Biasanya

apa saja yang dibahas dalam rapat?

Jurnal Maarif ini fokus pada isu-isu sosial kebhinekaan,

keummatan, tentang penguatan civil society, demokrasi,

wacana-wacana tentang pemikiran keagamaan. Sehingga

brand jurnal kami adalah “Arus Pemikiran Islam dan

Sosial” ini sesuai dengan tema yang kami angkat secara

aktual dan narasumber kami (para penulis) yang kami

undang ini sangat komperten di bidangnya.

Nah, dalam rapat ini biasanya kami berkumpul semua

untuk menentukan tema. Biasnaya pemimpin redaksi sudah

menyiapkan susunan tema yang ingin dibicarakan dalam

rapat. Temanya harus aktual seperti contihnya yang terakhir

ini judulnya Populisme Islam dan tantangan Demokrasi di

Indonesia pasca-pilpres. Judul ini sudah menjadi acuan para

penulis agar pembahasannya tidak keluar dari tema

populisme dan mereka harus merespon tema ini dalam bentu

tulisan.

Setelah itu pemimpin redaksi juga menentukan TOR,

kemudian kisi-kisinya dan juga sistematika penulisan yang

akan dijadikan acuan menulis.

Page 121: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

110

Terakhir, dalam rapat ini menentukan narasumber yang

akan kami undang untuk menulis di jurnal edisi ini.

2. Kemudian dalam pembagian tugasnya bagaimana?

Untuk pembagian tugas sih sebenarnya kalau udah masuk

ke menulis tidak perlu banyak orang. Dua orang pun sudah

cukup sebagai lay-out dan orang yang hubungi narasumber.

Nah biasanya di sini tugas saya sudah menjadi serba double.

Saya yang menghubungi narasumber, saya yang

mengingatkan narsum, saya juga yang mengedit serta

memeriksa kembali tulisan narsum. Sementara lay-out sudah

ada bagiannya.

3. Setelah itu biasanya apa yang perlu diarahkan kembali

supaya tetap sesuai dengan planning?

Nah kalau pengarahan, ini sudah di dalam TOR

semuanya ya. Dalam TOR ini dikirim via email untuk penulis.

Biasanya berisikan tema tadi supaya narasumber menulisnya

tidak keluar dari tema. Kemudian penulisan abstrak, footnote

juga termasuk referensi yang diperbolehkan jadi rujukan itu

minimal masih banyak digunakan dalam 5 tahun terakhir.

4. Setelah semuanya selesai dan tulisan pun terkumpul.

Biasanya apa yang sangat krusial untuk diperiksa

kembali?

Untuk controlling Yang wajib diperiksa pastinya terkait

redaksi bahasa. Jika itu perlu diganti, maka saya ganti sendiri

tanpa mengurangi atau bahkan mengubah esensi dari makna

yang penulis maksud, tapi jika memang bahasanya krusial

sekali hingga perlu cross-check, maka di sini tugas saya untuk

menghubungi penulis kembali untuk bertanya apa yang

dimaksud lalu izin untuk merevisinya. Lalu jika sudah

Page 122: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

111

dicontrol semuanya, maka dimasukkan dalam layout dan di

print. Setelah di print, saya cek ulang karena biasanya ada

yang berubah tuh. Nah kalau udah bener semua, barulah

masuk dalam percetakan.

5. Kalau menurut Pak Sofan sendiri, kelebihan dan

kekurangan dari Jurnal Maarif ini apa?

Kalau untuk kelebihan sih, kami harus akui kalau tulisan

ini sangat bagus karena kami mengundang orang-orang

profesional atau dapat dikatakan juga orang yang

berkompeten dalam bidangnya untuk mengisi setiap edisi

jurnal yang kami terbitkan. Kalau untuk kekurangan, kami

jujur saja untuk penerbitan sebenarnya selalu terbit dari

tanggal yang ditentukan. Jadwalnya selalu saja molor.

Misalkan yang terakhir ini saja seharusnya bulan juni keluar,

tapi malah agustus baru keluar. Tapi jurnal tetap ditulis Juni,

padahal sebenarnya keluarnya mah Agustus Mbak.

6. Kemudian harapan ke depannya apa?

Harapan ke depannya sih kami ingin sekali dapat

akreditasi. Kalau kami ter-akreditasi kan lebih banyak yang

memburu dan lebih banyak yang menjadikan jurnal kami

sebagai referensi. Alhamdulillah Mbak, keinginan ini sih

dekat-dekat ini akan segera dilakukan.

7. Oh gitu Pak, selamat ya. Nah sekarang saya mau masuk

pada program Sekolah Kebudayaan dan Kemanusiaan

Ahmad Syafi’i Maarif, tolong dijelaskan ini acaranya

seperti apa?

Oh SKK ASM yahh. Jadi acara ini salah satu tujuannya

adalah mensosialisasikan pemikiran Buya Syafi’i tyerkait isu-

isu keislaman, kemanusiaan, keindonesiaan itu payung

Page 123: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

112

besarnya. Detail isinya, SKK ini adalah tentang keberagaman

agama, toleransi, kebhinekaan, ujaran kebenciaan, islam

dalam konteks diskursus secara umum seperti islam dan

gender, islam dan terorisme dan lain-lain.

8. Target yang mengikuti acara ini siapa dan narasumbernya

siapa?

Ini targetnya mahasiswa yang memang sudah memiliki

basic intelektual karena kami memberikan syarat untuk

mereka yang mengikuti sekolah ini harus membuat dua

makalah wajib terkait isu-isu yang menjadi konsen Buya dan

juga isu-isu umum sesuai materi yang ada di kegiatan itu. Nah

ini pun sistematika penulisannya harus sesuai jurnal sehingga

mereka ketika mengikuti sekolah ini memang sudah memiliki

basic intelektual. Kami hanya perlu mengasah lagi dan

memberikan materi lebih mendalam.

9. Kemudian goalnya apa?

Goalnya tulisan mereka yang awal tadi, diperiksa secara

bertahap sampai benar. Jadi kalau salah dikembalikan lagi

sampai benar. Lalu jika sudah benar semua, kami jadikanlah

satu buku itu. Kami bukukan lewat penerbit Maarif dan semua

buku yang Maarif terbitkan diusahakan pasti mendapatkan

ISBN.

Page 124: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

113

Wawancara pertama bersama Mas Deni selaku divisi Islam dan

Media Maarif Institute

Page 125: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

114

Wawancara ke dua bersama Mas Deni selaku divisi Islam dan

Media Maarif Institute

Page 126: Syiar Kemuhammadiyahan dalam Mediarepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · meningkatnya industrialisasi, bisnis besar dan politik global. Ini sangat jelas bahwa komunikasi

115