survey hidrologi sipil

19
SURVEY HIDROLOGI SURVEY HIDROLOGI Pekerjaan Pengumpulan Data Hidrologi dimaksudkan untuk mengumpulkan data curah hujan dan iklim dari setasiun hujan dan iklim terdekat guna dianalisa dan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan studi masterplan. Data-data hidrologi akan diperoleh dari Dinas Sumber Daya Air sepanjang data tersebut tersedia. Sedangkan data-data yang belum tersedia dapat diperoleh dari instansi terkait lainnya baik yang ada didaerah maupun yang ada dipusat. Tabel 2 .2 menyajikan gambaran luas mengenai perbedaan Tingkat Kedalaman Tabel 2.1 Tingkat Kedalaman Survey Hidrologi dan Hdrometri Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci Pengumpulan data iklim, Pengumpulan data curah hujan bulanan Pengumpulan data harian maximum Pengumpulan data harian jam-jamam Ya Ya Ya Tidak Ya Ya Ya Ya (jika data tersedia) N = Areal Baru E = Jaringan yang sudah ada Data-data hidrologi yang perlu dikumpulkan untuk studi Kelayakan dan untuk Disain Rinci.serta kegunaannya adalah sbb 1) Pengumpulan data iklim Pengumpulan data cuaca/iklim yang lain (terbaru) selama minimum 5 tahun berturut-turut dari stasiun iklim terdekat. Data cuaca tersebut harus mencakup temperatur rata-rata bulanan, kelembaban, kecepatan angin, lama hari cerah dan curah hujan, dan harus meliputi sedikitnya periode 5 tahun, sebaiknya lebih lama. Evapo-transpirasi referensi tanaman diperhitungkan dari data cuaca rata-rata untuk setiap bulan dengan mempergunakan metode Penman. Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 1

Upload: agung-khairul-muttaqien

Post on 28-Jan-2016

235 views

Category:

Documents


40 download

DESCRIPTION

teknik sipil

TRANSCRIPT

Page 1: Survey Hidrologi sipil

2.12.1 SURVEY HIDROLOGISURVEY HIDROLOGI

Pekerjaan Pengumpulan Data Hidrologi dimaksudkan untuk mengumpulkan

data curah hujan dan iklim dari setasiun hujan dan iklim terdekat guna dianalisa

dan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan studi masterplan. Data-data hidrologi

akan diperoleh dari Dinas Sumber Daya Air sepanjang data tersebut tersedia.

Sedangkan data-data yang belum tersedia dapat diperoleh dari instansi terkait

lainnya baik yang ada didaerah maupun yang ada dipusat. Tabel 2.2

menyajikan gambaran luas mengenai perbedaan Tingkat Kedalaman

Tabel 2.1 Tingkat Kedalaman Survey Hidrologi dan Hdrometri

Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Pengumpulan data iklim, Pengumpulan data curah hujan bulananPengumpulan data harian maximum Pengumpulan data harian jam-jamam

YaYaYa

Tidak

YaYaYa

Ya (jika data tersedia)

N = Areal BaruE = Jaringan yang sudah ada

Data-data hidrologi yang perlu dikumpulkan untuk studi Kelayakan dan untuk

Disain Rinci.serta kegunaannya adalah sbb

1) Pengumpulan data iklim

Pengumpulan data cuaca/iklim yang lain (terbaru) selama minimum 5 tahun

berturut-turut dari stasiun iklim terdekat.

Data cuaca tersebut harus mencakup temperatur rata-rata bulanan,

kelembaban, kecepatan angin, lama hari cerah dan curah hujan, dan

harus meliputi sedikitnya periode 5 tahun, sebaiknya lebih lama.

Evapo-transpirasi referensi tanaman diperhitungkan dari data cuaca

rata-rata untuk setiap bulan dengan mempergunakan metode Penman.

2) Pengumpulan data curah hujan bulanan rata-rata

Data hujan bulanan rata-rata harus dikumpulkan dari semua stasiun curah

hujan terdekat dengan lokasi, yang memiliki catatan curah hujan sepuluh

tahunan atau lebih, berturut-turut.

Untuk stasiun yang memiliki catatan curah hujan sepuluh tahunan atau

lebih, curah hujan rata-rata per bulan harus ditentukan, serta curah

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 1

Page 2: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

hujan minimum per bulan dengan keyakinan keberhasilan 80 %, 50 %

dan 20%.

Selanjutnya hujan bulanan rata-rata bersama-sama dengan data

klimatologi akan dipergunakan sebagai dasar dalam perhitungan

kebutuhan dan ketersediaan air (water balance) bagi budidaya tanaman

pangan.

Selanjutnya hujan bulanan rata-rata dapat digunakan untuk menentukan

kapasitas penampungan tangki pengumpul air hujan yang diperlukan

untuk pengadaan air minum, perhitungan keseimbangan air tangkapan

atap dilakukan dengan mempergunakan data bulanan dan

memperkirakan berbagai angka pemakaian bulanan.

3) Data Curah Hujan Harian Maximum

Data curah hujan harian harus dikumpulkan dari semua stasiun curah hujan

terdekat dengan lokasi proyek sekurang-kurangnya 10 tahun yang

berurutan atau lebih.

Mempergunakan data harian yang diperoleh dari stasiun yang mewakili

dan yang paling dapat diandalkan, dilakukan analisa statistik terhadap

curah hujan maksimum selama peroide 1 sampai 6 hari. Hasil analisa

tersebut disajikan dalam kurva yang memperlihatkan masa dan

intensitas curah hujan.

Data curah hujan harian maximum selanjutnya akan dipakai sebagai

dasar dalam penentuan debit banjir sungai untuk daerah yang

bersangkutan serta menentukan modulus drainase lahan rawa yang

direncanakan

Jika data harian maximum tidak tersentuh rumus percobaan yang dapat

diterapkan di indonesia (misalnya. Hasper-Wonosobo), atau rumus dari

negara lain seperti Monoobe dapat dipergunakan untuk menentukan

total curah hujan k-harian.

4) Pengumpulan data informasi banjir

Pengumpulan data informasi banjir (tinggi, lamanya dan luas genangan

serta saat terjadinya) baik dengan pengamatan langsung dengan

memperhatikan bekas-bekas

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 2

Page 3: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

2.22.2 SURVEY HIDROMETRISURVEY HIDROMETRI

Untuk kajian daerah rawa, pengolahan data hidrologi setidaknya diarahkan

untuk hitungan ketersediaan air, kebutuhan air, neraca air dan debit limpasan

untuk perancangan saluran. Dengan diketahuinya kondisi neraca air bulanan

maka dapat diketahui pola tanam yang sesuai dengan jenis tanaman yang akan

dibudidayakan (padi dan palawija) atau tanaman keras. Selanjutnya dengan

diketahuinya limpasan yang harus diantisipasi dengan saluran drainasi, dapat

ditetapkan rancangan dimensi saluran yang optimal. Tabel 2.2 menyajikan

gambaran luas mengenai perbedaan Tingkat Kedalaman Survey Hidrologi dan

Hdrometri untuk studi Kelayakan dan untuk Disain Rinci.

Tabel 2.2 Tingkat Kedalaman Survey Hidrologi dan Hdrometri

Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Tinggi muka air jangka panjang

Tinggi muka air serempak jangka pendekTanda banjir disepanjang sungaiPengukuran pengeluaranPengukuran salinitas, pH

Contoh air

Contoh endapanPenampang melintang sungai

Min pasang tinggi dan rendah atau 15 hari dlm musim hujan dan musim kemarauMin 2 x 25 jam

YaTidak2 Kali saat survei

5 sampel per lokasi

TidakYa

Minimal 15 hari, Sebaiknya lebih dari 1 tahun

Min 2 x 25

YaYa2 Kali pada musim hujan dan 2 Kali kemarau5 sampel per lokasi pada awal dan akhir surveyYaYa

N = Areal BaruE = Jaringan yang sudah ada

1) Pencatatan tinggi muka air jangka panjang

Jika tidak tersedia registrasi jangka panjang dari hasil survei sebelumnya,

yang diikat dengan tinggi referensi proyek, maka registrasi tinggi muka

air harus dimulai sedini mungkin guna memperoleh catatan sebanyak

mungkin pada waktu disain dipersiapkan. Lebih disukai, catatan tinggi

muka air selama satu tahun harus disediakan pada perbatasan proyek

sebelah hulu dan hilir.

2) Pencatatan tinggi muka air jangka pendek

Pada batas sebelah hilir proyek, tinggi muka air harus diamati secara

terus menerus (dengan AWLR) atau dari pembacaan staff gauge dengan

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 3

Page 4: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

selang jarak 30 menit untuk masa puncak mak dan min, selama periode

paling tidak 15 hari baik dari musim hujan maupun musim kemarau,

guna menetapkan sifat pasang dan perbedaan tinggi muka air pasang

surut antara pasang rendah dan pasang tinggi.

Pencatatan tinggi muka air selama paling tidak 25 jam harus dilakukan

satu kali selam air pasang tinggi dan satu kali selama air pasang rendah

pada tempat-tempat yang dipilih yang menyebar pada daerah survei

(satu stasiun per 1,000 sampai 2,000 ha), serentak dengan pengamatan

aliran, keasaman, salinitas dan curah hujan. Semua stasiun pencatatan

tinggi muka air harus dihubungkan dengan tinggi referensi survei

topografi melalui benchmark beton yang terdapat dekat masing-masing

stasiun.

Tinggi muka air harus diamati secara serentak dengan selang jarak 30

menit sedikitnya selama satu putaran pasang surut penuh (25 jam) pada

stasiun-stasiun yang berjarak 20 sampai 30 km disepanjang semua

sungai besar yang memotong atau membatasi areal, guna menilai

kelembabn fluktuasi pasang surut. Pengukuran-pengukuran ini harus

dikombinasikan dengan pengamatan arah aliran secara visual, dan

pengukuran pH dan salinitas secara serentak (lihat penjelasan

berikutnya).

Elevasi nol dari semua stasiun tinggi muka air harus dihubungkan pada

garis-garis survei dari survei topografi terdekat.

Sangat dianjurkan agar alat pencatat tinggi muka air otomatis dipasang

pada saat melakukan survei Studi Kelayakan, dengan pencatatan yang

berlanjut setelah kegiatan survei sehingga pada waktu studi-studi rinci,

registrasi tinggi muka air jangka panjang akan tersedia.

3) Pengukuran salinitas

Intruisi salinitas maksimum selama air pasang tinggi harus ditetap

dengan mempergunakan ‘metode speed-boat yang bergerak :

melakukan pengukuran salinitas setiap 2 sampai 5 km disepanjang

sungai pada waktu air tinggi tenang, dimulai dari muara sungai, bergerak

ke hulu dengan kecepatan yang sama seperti kecepatan gelombang

pasang surut.

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 4

Page 5: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Salinitas tersebut ditentukan dengan cara mengukur daya konduksi

listrik (EC) dari air permukaan. Rumus tukar berikut ini dapat

dipergunakan antara daya konduksi listrik dengan salintas :

Salinitas (dalam mg/l) = EC (dalam mS/cm) x 640

Catatan : EC air laut adalah 45 sampai 55 mS/cm, sama dengan

salinitas yang besarnya 30,000 sampai 35,000 mg/l.

Di salah satu stasiun tinggi muka air sebelah hulu muara sungai, salinitas

harus diukurselama putaran pasang surut penuh (25 jam) serentak

dengan pengamatan tinggi muka air.

Informasi mengenai fluktuasi intruisi salinitas musiman harus diperoleh

dari para penduduk yang tinggal diareal tersebut. Tumbuh-tumbuhan

yang terdapat disepanjang tepian sungai (pohon nipah) sering

merupakan petunjuk yang cukup tentang adanya intruisi salinitas rata-

rata selama musim kemarau.

4) Banjir

Tinggi maksimum batas banjir pada berbagai tempat disepanjang sungai,

seperti diberitahukan oleh penduduk setempat atau diaamati dari

perubahan warna tumbuhan, harus ditetapkan berdasarkan tinggi muka

air yang diamati selama survei.

Lamanya tinggi maksimum permukaan air sungai dan perkiraan

jangkauan pasang surut selama permukaan air sungai tinggi dan rendah

harus dinilai dari hasil wawancara dengan penduduk setempat.

Luas banjir harus ditetapkan dari peta-peta, foto udara dan gambar radar

(jika tersedia), pengamatan tanda-tanda banjir, wawancara dengan

penduduk setempat.

5) Kualitas air

Kualitas air yang terdapat diluar zona intrusi salinitas harus ditentukan

dengan analisa contoh air di loboratorium.

Satu contoh air harus diambil pada waktu air tanah rendah di semua

sungai dan anak sungai yang memotong areal. Tanggal, waktu, lokasi,

warna air, pH dan temperatus air pada waktu pengambilan contoh harus

dicatat.

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 5

Page 6: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Pada stasiun tinggi muka air paling hulu pada setiap sungai besar, pH air

sungai harus diukur selam putaran pasang surut penuh (25 jam)

serentak dengan pengamatan tinggi muka air.

6) Penampang melintang sungai

Penampang melintang sungai-sungai besar yang memotong atau

membatasi daerah survei harus diukur pada selang jarak teratur (setiap

2 sampai 5 km) dari muara sungai sampai kebatas daerah survei paling

hulu.

Pada setiap bagian, setidaknya harus diambil sepuluh pengukuran pada

selang jarak yang sama. Jarak horisontal dalam suatu bagian dapat

ditentukan dengan alat pengukur jarak atau tali merentang sungai.

Kedalaman air ditentukan sebaiknya dengan mempergunakan pengukur

gema (echo sounder) baik yang posisinya diukur secara konvensional

maupun echosonder yang terintegrasi dengan GPS

Jika alat pengukur gema (echo sounder) tersebut tidak tersedia, dapat

dipergunakan kabel yang dilengkapi pita ukur dan beban, namun dalam

hal demikian, pengukuran harus dibatasi pada waktu sekitar air tinggi

dan rendah tenang ketika kecepatan aliran sangat rendah.

Untuk setiap penampang melintang, tanggal dan waktu pengukuran

serta perkiraan tinggi air pasang harus ditunjukkan.

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 6

Page 7: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

2.32.3 SURVEI TANAH PERTANIANSURVEI TANAH PERTANIAN

Kerapatan pengeboran yang diperlukan tergantung atas ketelitian peta tanah

yang diperlukan. Kerapatan tersebut biasanya bervariasi antara satu

pengeboran per ha untuk setiap survei yang sangat rinci (skala peta 1:10,000)

sampai pada satu pengeboran per 25 ha (skala 1 : 50,000). Tabel 2.2

menyajikan gambaran mengenai Tingkat Kedalaman Survey Tanah Pertanian

untuk studi Kelayakan dan untuk Disain Rinci.

Tabel 2.3 : Tingkat Kedalaman Survey Tanah Pertanian

Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Pengeboran s/d kedalaman 1,20 m Lubang profil tanahContoh tanah untuk analisa laboratorium

1 pengeboran per 250 ha1 lubang tanah per 2500 ha4 contoh per lubang

1 pengeboran per 125 ha1 lubang per 10 pengeboran4 contoh per lubang

N = Areal BaruE = Jaringan yang sudah ada

Dengan merujuk pada Tabel 2.2 tersebut diatas, maka survey Tanah Pertanian

sedikitnya harus meliputi hal-hal berikut ini

a) Pengeboran

Survey Tanah Pertanian dengan pengeboran sampai kedalaman paling

kecil 1.20 m dilakukan harus mengikuti garis-garis survei yang sama

seperti survei topografi.

Koordinat (x,y) setiap lokasi lubang bor harus dicari dengan

menggunakan bantuan GPS (Hand Held GPS)

Dalam garis survei terebut, tanah harus dibor dengan kerapatan titik bor

antara 1 pengeboran per 250 ha untuk Studi Kedalayakan dan 1

pengeboran per 125 ha untuk Disain Rinci.

Investigasi dalam setiap lubang bor harus meliputi :

- Tekstur tanah, tingkat kematangan

- Tebal lapisan gambut dan tingkat pembususkan (tanah gambut harus

dinilai sampai pada kedalaman 3 m)

- Kedalaman lapisan pirit, dengan mempergunakan metode oksidasi

cepat dengan Hydrogen-peroxide (H2O2) : catat sifat buih dan SO2.

- Kedalaman air tanah dangkal atau banjir

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 7

Page 8: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

- Kandungan pH dan Fe2+ pada air tanah dangkal, mempergunakan

lembaran kertas uji.

- Tataguna lahan sekarang/tumbuhan pada daerah pengeboran.

b) Lubang profil tanah

Lubang profil tanah (1 m x 1 m x 1.20 m kedalaman) digali pada

lapangan yang telah dipilih secara hati-hati setelah hasil pengeboran

tersedia. Rata-rata satu lubang tanah per 10 pengeboran.

Penjelasan mengenai profil tanah pada lubang tersebut akan

dipersiapkan dan contoh analisa laboratorium akan diambil dari lapisan-

lapisan tanah yang berbeda (empat contoh per lubang).

Contoh tanah dari empat lapisan tanah per lubang harus diambil untuk

dilakukan analisa laboratorium. Analisa laboratorium untuk mineral akan

meliputi :

- Kandungan air pada kapasitas lapangan

- Standar analisa tanah mineral tersebut

- Pengujian oksidasi lambat untuk menetapkan kedalaman PASS

- Klasifikasi tanah menurut CSAR

- Kepadatan besar dari tanah atas (0-30 cm) dan tanah bawah ( > 30

cm) yang merupakan indikasi kematangan.

Analisa laboratorium untuk tanah gambut akan mencakup total

kandungan abu sehingga kandungan abu mineral termasuk P, K, Ca dan

Mg.

c) Survey tataguna lahan

Untuk memperlihatkan tataguna lahan yang sekarang, dipergunakan

klasifikasi berikut ini :

- Sawah

- Kebun kelapa

- Campuran padi/kelapa

- Tanaman keras lain

- Lahan pekarangan

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 8

Page 9: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

- Semak/rumput (tinggi < 2 m)

- Belukar (tinggi > 2 m)

- Lain-lain

Untuk pemetaan data tanah dan tata guna lahan dan interpolasi antara

titik survei, harus dipergunakan foto udara dan gambar satelit.

2.42.4 SURVEI MEKANIKA TANAHSURVEI MEKANIKA TANAH

Untuk pelaksanaan analisa stabilitas dan untuk disain pondasi bangunan, sifat-

sifat mekanika tanah perlu diinvestigasi melalui pengeboran terganggu/tidak

terganggu, pengujian penetrasi kones, pengujian vane shear dan pengujian

laboratorium. Jumlah dan jenis investigasi yang diperlukan tergantung atas jenis

pekerjaan yang akan dibangun serta tergantung atas keadaan setempat dan

harus ditetapkan pada setiap kesempatan. Tabel 2.4 menyajikan gambaran

mengenai Tingkat Kedalaman Survey Mekanika Tanah untuk studi Kelayakan

dan untuk Disain Rinci.

Tabel 2.4 : Tingkat Kedalaman Survey Mekanika Tanah

Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Pemboran Tangan (Hand Boring)Tes permeabilitas Analisa sample tanah berbagai lokasiPengujian triaksialPengujian oedometerPengujian gesekan tanah (vane shear)Pengujian penetrasi kones

YaYaYaya

TidakYaYa

YaYaYaYaYaYaYa

N = Areal BaruE = Jaringan yang sudah ada

Survei mekanika tanah dapat dilaksanakan hanya setelah lokasi yang tepat

untuk bangunan yan dibangun telah ditetapkan. Kriteria untuk berbagai

pengujian secara singkat diuraikan dibawah ini.

a) Pemboran Tangan (Hand Boring)

Pekerjaan boring dilaksanakan untuk mendapatkan gambaran tentang

lapisan tanah, berdasarkan jenis dan warna tanah, melalui pengamatan

visual terhadap contoh tanah hasil pemboran. Dari hasil boring ini juga

dapat diperkirakan profil tanah di lokasi pekerjaan. Tanah hasil

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 9

Page 10: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

pengambilan dengan bor dideskripsikan mengenai jenis, warna, dan

konsistensi/kepadatannya yang dicatat dalam "Hand Boring Log".

Pada kedalaman tertentu dari lubang pemboran diambil contoh tanah

tidak terganggu (undisturbed sample) dengan menggunakan tabung

baja tipis (thin wall shelby tube) berdiameter 6,8 cm.

Setelah tabung diperkirakan penuh, maka bor kemudian diputar untuk

mematahkan contoh tanah pada bagian dasarnya, lalu tabung diangkat

keluar tabung bor. Kedua ujung tabung ditutup dengan parafin, untuk

melindungi contoh tanah dari penguapan dan perubahan struktur dan

selanjutnya diberi label.

Setelah terambil, kedua ujung tabung yang berisi tanah tersebut ditutup

dengan parafin supaya terjamin keasliannya. Contoh tanah asli

selanjutnya dikirim ke laboratorium mekanika tanah untuk

diperiksa/dianalisa guna memperoleh parameter fisik dan keteknikan.

b) Analisa contoh tanah di laboratorium

Contoh-contoh tanah yang diambil dari lapangan dibawa ke laboratorium

untuk diuji guna mendapatkan besaran-besaran sifat karakteristik fisik dan

mekanika tanah. Pengujian tanah harus dilakukan untuk dua jenis sample

tanah yaitu Contoh Tanah Tidak Terganggu (Undisturbed) dan Contoh Tanah

Terganggu (Disturbed). Pengujian laboratorium harus dilakukan di

laboratorium resmi yang terakreditasi. Daftar Pengujian Contoh Tanah di

laboratorium ditunjukan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 : Pengujian Contoh Tanah di laboratorium

Jenis PercobaanContoh Tanah

Undisturbed Disturbed

Sifat fisik tanah

Berat jenis (ASTM D.3456)

Berat volume (ASTM D. 854)

Ruang pori (ASTM D2216)

Atterberg limit (ASTM D 4318)

Gradasi butiran (ASTM D.42)

Permeabilitas (Contant/Falling)

Sifat Mekanika Tanah

Konsolidasi (ASTM D. 2435)

Triaxial Test ( ASTM D.565)

Pemadatan (Modified ASSHO)

c) Tes Pit

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 10

Page 11: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Ukuran Test Pits adalah 1,25 x 1,25 dengan kedalaman sampai dengan 5

meter, pada muka air tanah dangkal dilakukan dengan pemboran sampai

kedalaman 5 meter pada Test Pits ini diambil contoh tanah terganggu

(disturbed). Hasil penyelidikan adalah deskripsi tanah berupa log test-pit

sebanyak 4 titik serta contoh tanah terganggu (disturbed sample) untuk

pemadatannya di laboratorium.

d) Tes permeabilitas

Tes permeabilitas dilakukan dilakukan sekali per 1,5-3 meter dari

kedalaman test pit. Sebagai prinsip, panjang masing-masing tahap harus

kurang dari 5,0 meter dan tahap-tahap selanjutnya harus dibor setelah tes

sebelumnya selesai.

e) Pengeboran tanah dan pengujian vane shear

Pengeboran dengan mempergunakan alat bor sampai pada kedalaman 7

meter harus dilakukan pada lokasi yang sama seperti pengujian CPT.

Pengeboran harus dilakukan pada zona yang terletak antara tanggul dan

bagian atas talud saluran.

Contoh bahan yang belum diganggu, dengan mempergunakan Tube

Shelby yang berbanding tipis, harus diambil pada selang jarak 1,5 meter

dan pada perubahan lapisan, dimulai dari 1 meter dibawah permukaan.

Contoh bahan tersebut harus ditutup dengan lak secara baik dan

disimpan sebagaimana mestinya sebelum diangkut ke laboratorium;

Sebelum ditutup dengan lak, pembacaan penetrometer jinjing harus

dilakukan di kedua ujung bahan contoh tersebut.

Pada kedalaman 2, 3, 5 dan 5 meter dibawah permukaan harus

dilakukan pengujian Vane.

Catatan mengenai lapangan harus disimpan, yang menguraikan tentang

jenis dan kekentalan tanah, jenis alat pengambilan contoh dan

penemuan.

f) Pengujian penetrasi kones (CPT)

Pengujian penetrasi kones belanda dengan kapasitas 20 kN harus

dilakukan pada lokasi bangunan (jembatan, bangunan pengendali air)

dengan pondasi cerucuk.

Peralatan yang akan dipergunakan harus sesuai dengan kemungkinan

labuh agar mencapai penetrasi maksimum. Pengujian CPT dengan

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 11

Page 12: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

penetrasi kurang dari 15 meter akan ditolak. Unsur kones harus dapat

mengukur tahanan kones dan gesekan lokal. Untuk tujuan ketelitian,

manometer harus memiliki range pencatat lebih kecil dapripada 20

MN/m2

Grafik pengujiana CPT harus digambarkan pada skala vertikal 1:100,

dengan kedalaman relatif terhadap MSL. Skala untuk tahanan kones

harus 10 mm per MN/m2 dan untuk gesekan lokal 10 mm per 25 kN/m2.

Grafik tersebut juga harus memperlihatkan nilai perbandingan gesekan

(gesekan lokal sebagai presentase tahanan kones) pada sisi kanan grafik

(10 mm= 2 %).

Elevasi lapangan pada tempat pengujian CPT harus dihubungkan pada

Tinggi Referensi Proyek.

2.52.5 SURVEI HUTAN DAN ALAMSURVEI HUTAN DAN ALAM

Pada areal-areal yang baru akan dikembangkan mungkin diperlukan survei

yang lebih rinci mengenai sumber alam yang ada daripada pengamatan

tataguna lahan yang dilakukan selama survei tanah. Tabel 2.2 menyajikan

gambaran luas mengenai perbedaan Tingkat Kedalaman Survei Hutan dan Alam

untuk studi Kelayakan dan untuk Disain Rinci. Survei-survei tersebut sama

dengan survei-survei pada areal-areal yang tak berawa dan oleh karena tidak

diuraikan secara rinci disini. Informasi yang lebih banyak mengenai persyaratan

survei untuk penilaian Dampak Lingkungan disajikan dalam buku yang terpisah.

Tabel 26 Tingkat Kedalaman Survei Hutan dan Alam

Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Inventarisasi hutanSurvei flora dan fauna

Ya (N), Tidak (E)Ya (N), Tidak (E)

Ya (N), Tidak (E)Ya (N), Tidak (E)

N = Areal BaruE = Jaringan yang sudah ada

2.62.6 SURVEI KAJIAN SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAANSURVEI KAJIAN SOSIAL-BUDAYA, EKONOMI DAN KELEMBAGAAN

Penilaian mengenai kondisi sosial-budaya, ekonomi dan kelembagaan yang ada

di daerah studi harus dilakukan dari informasi statistik yang tersedia dan dari

wawancara nara sumber dan dari orang-orang yang dipilih secara acak yang

tinggal di atau dekat daerah studi. Pada areal-areal yang baru akan

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 12

Page 13: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

dikembangkan, perhatian ditujukan pada penetapan ketersediaan lahan untuk

pemukiman baru dan pada penilaian nilai dan kegiatan ekonomi yang sekarang

terjadi di daerah studi. Pada jaringan-jaringan yang sudah ada, kegiatan survei

tersebut khususnya harus ditujukan pada praktek-praktek pertanian yang ada

dan anggaran tanaman, serta perubahan-perubahan yang telah terjadi sejak

awal penempatan areal termasuk alasan-alasan perubahan tersebut.

Tabel 2.2 menyajikan gambaran luas mengenai perbedaan Tingkat

Kedalaman Survei kajian sosial-budaya, ekonomi dan kelembagaan untuk studi

Kelayakan dan untuk Disain Rinci daerah rawa. Daftar lengkap komponen yang

diperlukan untuk kajian sosial-budaya, ekonomi dan kelembagaan diperlihatkan

pada lampiran 1

Tabel 2.7 Tingkat Kedalaman Survei Sosial Ekonomi Pertanian

Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Wawancara rumah tanggaWawancara dengan nara sumberPengumpulan peta Pengumpulan data stasistik yang ada

Tidak (N), Ya (E)YaYaYa

Tidak (N), Ya (E)YaYaYa

N = Areal BaruE = Jaringan yang sudah ada

Variabel-variabel yang penting dalam analisa Survei kajian sosial-budaya,

ekonomi dan kelembagaan sebagai berikut :

Pengumpulan informasi statistik mengenai penduduk, lahan pertanian, dll.

Verifikasi nama, lokasi, batas dan ukuran pemukiman yang ada, baik

penduduk lokal maupun warga transmigrasi, yang seluruh atau sebagian

terletak dalam daerah survei.

Wawancara dengan petugas pemerintah setempat, Kepala Desa, dan nara

sumber lainya. Untuk studi disain, contoh yang diambil secara acak kira-kira

3 % dari jumlah penduduk diareal tersebut harus diwawancarai.

Investigasi kegiatan ekonomi yang sekarang di areal tersebut, lengkap

dengan biaya dan manfaat.

Penilaian ketersediaan buruh, suplai masukan dan fasilitas pemasaran,

jaringan transportasi dan distribusi.

Inventarisasi kepemilikan lahan, konsesi hutan, dan tuntutan hukum dan

biasa atas areal tersebut.

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 13

Page 14: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

Pada jaringan-jaringa yang sudah ada :

Inventarisasi organisasi petani dan daerah kerja petugas pemerintah di

lapangan (Pengamat, Juru Pengairan, PPL, dll)

Inventarisasi data agronomi : pola tanam, varitas, penggunaan masukan,

hama dan penyakit, anggaran tanaman.

Uraian dan peta mengenai pengendalian air, lahan rumah dan lahan usaha,

jalan dan jalan setapak, dll.

Mempersiapakan peta yang memperlihatkan tataletak pemikuman, jalan

peghubung, dan areal-arael yang telah diusahakan untuk musim hujan dan

kemarau pada skala 1:20,000.

Contoh daftar pertanyaan yang akan dipergunakan untuk wawancara

diperlihatkan pada lampiran 1.

2.72.7 INVENTARISASI PRASARANAINVENTARISASI PRASARANA

Untuk peningkatan kajian-kajian mengenai jaringan-jarinag yang sudah ada,

baik di tingkat Studi Kelayakan maupun di tingkat disain rinci, diperlukan

inventarisasi mengenai prasarana yang ada dan kondisinya. Titik awal dari

inventarisasi tersebut adalah gambar-gambar terbangun, atau jika gambar

terbangun tersebut tidak tersedia, gambar-gambar disain asli.

Panjang dan penampang melintang aktual dari saluran, tanggul dan jalan, serta

pengukuran situasi bangunan, telah merupakan bagian dari survei topografi.

Kegiatan inventarisasi tersebut khususnya bertujuan untuk mendaftarkan

segala kerusakan dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan. Tabel 2.2

menyajikan gambaran luas mengenai perbedaan Tingkat Kedalaman Survei

Inventarisasi Prasarana untuk studi Kelayakan dan untuk Disain Rinci daerah

rawa.

Tabel 2.8 Tingkat Kedalaman Survei Inventarisasi Prasarana

Uraian Studi Kelayakan Disain Rinci

Inventarisasi aksesibilitas menuju lokasiInventarisasi saluran dan tanggulInventarisasi bangunan air dan dermagaInventarisasi jalan dan jembatan

Ya (N), Ya (E)Tidak (N), Ya (E)Tidak (N), Ya (E)Tidak (N), Ya (E)

Ya (N), Ya (E)Tidak (N), Ya (E)Tidak (N), Ya (E)Tidak (N), Ya (E)

N = Areal Baru

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 14

Page 15: Survey Hidrologi sipil

Penyusunan Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa dan Tambak

E = Jaringan yang sudah ada

Dengan mempergunakan daftar priksa yang telah dipersiapkan seperti

diperlihatkan pada Lampiran 1, kegiatan inventarisasi tersebut akan mencakup

hal-hal sebagi berikut :

a). Uraian mengenai kondisi sekarang, fungsi dan tingkat pemeliharahan dari

semua bangunan pengendalian air, jembatan dan dermaga serta perbaikan-

perbaikan yang diperlukan. Setiap perubahan yang telah dilakukan para

petani terhadap bangunan-bangunan juga harus disebutkan.

b). Uraian mengenai kondisi sekarang dan tingkat pemelihraan saluran, tanggul

dan jalan, dan mendaftarkan tentang kelongsongan tanggul dan kerusakan-

kerusakan lainnya. Perhatian khusus diperlukan untuk mengetahui :

Nilai sidementasi dalam sistem saluran.

Ketidak stabilan talud dan kelongsoran tanggul.

Kestabilan dan ketidak stabilan bangunan hidrolik serta fasilitas proyek

lainnya yang diakibatkan oleh penurunan, rembesan, pekrjaan kontruksi

yang tidak baik, lalulintas, dan kerusakan-kerusakan lainya.

Volume-II : Manual Perencanaan Teknis Jaringan Reklamasi Rawa 15