sumber daya ikan dalam mendukung perekonomian masyarakat sekitar di perairan rembang
DESCRIPTION
sdr rembangTRANSCRIPT
bPERKEMBANGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT MUNCAR, BANYUWANGI
MELALUI SUMBERDAYA LAUT (PERIKANAN) DI KAJI DALAM SUDUT
PANDANG KERUANGAN GEOGRAFI
Intan Ratna Sari
Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang
Alamat Jl. Bendungan Sutami No.14, Sumbersari V, Lowokwaru, Malang
Telp. 08973425741, email : [email protected]
Abstrak
Wilayah Muncar Banyuwangi merupakan daerah yang memiliki sumber daya laut yang melimpah terutama dari
sector perikanan. Muncar memiliki kekayaan ikan yang terbesar kedua di Indonesia. Oleh karena itu, daerah Muncar
menajdi sorotan karena perkembangan perekonomiannya yang berkembang pesat. Perkembangan perekonomian di
Muncar dikarenakan adannya dukungan pemerintah setempat yang bekerjasama dengan masyarakat sekitar untuk
mampu mengembangkan poten yang ada pada wilayah tersebut. Tujuan jurnal artikel ini adalah untuk mengetahui
bagaimana sector perikanan mampu mendukung perekonomian masyarakat Muncar, Banyuwangi.
Pendahuluan
Sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan lautan. Lautan Indonesia yang menghampar luas
menjadi potensi yang besar dalam mendukung perekonomian di Indonesia. Keunikan dan
keindahan serta keanekaragaman hayati dan biota bawah laut memiliki nilai yang berharga dari
segi ekonomi atau ekologinya. Seperti haknya ikan, terumbu karang, dll.
Salah satu ruang yang memiliki potensi cukup besar dalam pembangunan wilayah adalah
wilayah pesisir dan laut. Wilayah pesisir memiliki sumberdaya alam yang kaya dan beragam,
baik sumberdaya yang dapat diperbaharui maupun sumberdaya yang tidak diperbaharui. Selain
itu, wilayah ini juga memiliki aksesibilitas yang sangat baik untuk berbagai kegiatan ekonomi,
seperti transportasi, pelabuhan, industri, pemukiman dan pariwisata. Akan tetapi, jika
pembangunan wilayah pesisir tidak ditata dengan baik serta tanpa memperhatikan segenap aspek
terkait, terutama aspek keseimbangan antara tingkat pembangunan dan daya dukung lingkungan
serta keseimbangan pembangunan antar daerah, maka pembangunan tersebut tidak akan
mencapai hasil yang optimal dan berkesinambungan (Dahuri, 2001).
Wilayah Muncar, Banyuwangi merupakan salah satu tempat yang dikenal dengan perkembangan
ekonomi yang sangat pesat di Jawa Timur. Hal ini dikarenakan wilayah Muncar memiliki
sumber daya laut yang begitu melimpah serta daya dukung pemerintah dalam mendukung
perkembangan perekekonomian masyarakat sekitar. Wilayah Muncar yang terletak di dekat Selat
Bali menyebabkan daerah tersebut kaya akan hasil ikan. Kesibukan penduduk Muncar
menangkap ikan di laut. Dengan iming-iming uang besar yang dihasilkan dari hasil melaut,
membuat mereka kerasan akan menekuni pekerjaan ini. Berabad-abad nelayan Muncar terpenuhi
kebutuhanyaakan kekayaan laut, ikan. Sudah banyak berdiri pabrik-pabrik pengolah ikan laut
menjadi bahan makanan. Sarden, misalnya. Dapat dijumpai setiap lima meter berdiri kokoh
bangunan besar berisikan ikan-ikan segar yang siap untuk di olah. Tak terbatas pada pabrik milik
penduduk pribumi. Juga banyak dan lebih besar pabrik-pabrik dari luar daerah, maupun negara.
Keadaan Geografis Muncar
Kabupaten Banyuwangi merupakan bagian yang paling Timur dari Wilayah Propinsi Jawa
Timur, terletak diantara koordinat 7 43 – 8 46 Lintang Selatan dan 113 53 – 114 38 Bujur Timur
dan dengan ketinggian antara 25 - 100 meter di atas permukaan laut. Kabupaten memiliki
panjang garis pantai sekitar 175,8 km yang membujur sepanjang batas selatan timur Kabupaten
Banyuwangi, serta jumlah pulau ada 10 buah.
Batas-batas wilayah Kabupaten Banyuwangi :
1. Utara Kabupaten Situbondo dan Bondowoso
2. Timur Selat Bali
3. Selatan Samudera Indonesia
4. Barat Kabupaten Jember dan Bondowoso
Letaknya yang paling ujung dan dekat dengan laut, menjadikan kota ini kaya akan hasil laut.
Bagaimana tidak, setiap tahunnya mampu mencapai ribuan ton ikan yang dipanen dari hasil laut.
Daerah penghasil ikan terbesar di Banyuwangi adalah Muncar. Muncar adalah kecamatan di
Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Letaknya di pesisir Selat Bali. Pantai timur Banyuwangi
(Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Di Muncar terdapat
pelabuhan perikanan.
Berikut adalah peta daerah Muncar, Banyuwangi. Muncar adalah sebuah kecamatan di
Kabupaten banyuwangi, Propinsi jawa timur, Indonesia.
Muncar terdiri dari beberapa Desa/Kelurahan, antara lain:
Bagorejo
Blambangan
Kedungrejo
Kedungringin
Kumendung
Sumberberas
Sumbersewu
Tambakrejo
Tapanrejo
Tembokrejo
Wringin putih
Sumber : muncar-institute.blogspot.com
Potensi paling menonjol dari Selat Bali adalah ikan lemuru (Sardinella Lemuru). Hasil
penangkapan ikan lemuru di daerah lain seperti di Selat Madura dan Selat Sunda tidaklah begitu
banyak. Selat Bali memiliki potensi ikan lemuru lebih besar disbanding wilayah perairan lainnya
karena di Selat Bali terjadi proses penaikan air pada musim timur sehingga perairan ini menjadi
kaya akan bahan makanan yang sangat dibutuhkan oleh ikan ikan lemuru ini.
Data Perikanan Muncar
Kecamatan Muncar merupakan wilayah pesisir dan pelabuhan perikanan, serta menjadi sentra
industri perikanan di Jawa Timur dan khususnya Banyuwangi. Kecamatan Muncar sangat
diharapkan dapat mempercepat laju pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat
setempat. Potensi Perikanan di Kecamatan Muncar sangatlah tinggi sehingga di Kecamatan ini
terdapat kawasan industri perikanan antara lain jenis industry pengolahan hasil ikan berkembang
di Kecamatan Muncar antara lain industri minyak ikan, industri pengalengan ikan, industry
pemindangan ikan, industri tepung ikan dan industri pengolahan ikan lainnya. Jumlah industri
perikanan di Kecamatan Muncar tahun 2007 terdapat 182 industri perikanan (RDTRK Muncar
2009-2019 ). Tingginya potensi perikanan di Muncar juga menarik Kementerian Kelautan dan
Perikanan membuat kawasan ekonomi terpadu. Sejak tahun 2010, kementerian ini sudah
menyiapkan Muncar bersama 15 daerah lain di Indonesia sebagai kawasan minapolitan. Yakni,
sebuah kawasan pembangunan ekonomi terpadu berbasis kelautan dan perikanan. Penggerak
utama ekonomi di kawasan minapolitan dapat berupa kegiatan produksi dan perdagangan
perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan pengolahan ikan.
Data perkembangan data perikanan Muncar tahun 1999 - 2010
Setiap hari ikan yang dibongkar di Muncar minimal 500 ton dan sekitar 90 persen di antaranya
dipasok ke industri pengolahan ikan setempat. Data Sekretariat Kabinet RI menunjukkan,
Muncar merupakan penghasil ikan terbesar di Jawa Timur dengann produksi ikan tahun 2010
sebesar 27.748 ton. Dimanaa produksi ikan olahan diekspor ke Eropa, Jepang, Uni Emirat Arab,
Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Kanada sebanyak 1.562.249,72 kg per bulan dengan
nilai ekonomi sebesar hampir Rp 20 miliar.
Angka ekonomi tersebut sebenarnya bisa ditingkatkan apabila daya dukung dan kualitas perairan
Muncar tetap dapat dipertahankan dari kemungkinan terjadinya overfishing dan pencemaran.
Muncar merupakan penghasil ikan tangkap utama di Kabupaten Banyuwangi dengan lemuru
sebagai jenis ikan utama hasil tangkapan nelayan. Pemanfaatannya juga sudah intensif terbukti
dari banyaknya jumlah nelayan dan armada penangkapan yang melimpah serta tumbuhnya
industri-industri perikanan di kawasan ini. Pada tahun 2009 jumlah ikan lemuru yang berhasil
didaratkan sebesar 28.446 ton dengan nilai produksi sebesar Rp 56,8 M. namun pada tahun 2010
jumlah ikan lemuru yang berhasil didaratkan nelayan menurun drastis dan hanya mampu
mendaratkan sebesar 17.717 ton saja dengan nilai produksi sebesar Rp 57 M lebih besar jika
dibanding dengan tahun 2009. Penurunan tajam ini terus terjadi hingga tahun 2011 dengan
jumlah ikan yang berhasil didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Muncar sebesar 1.651 ton
saja. Turunnya jumlah tangkapan ini tidak terlepas dari turunnya jumlah pasokan ikan yang ada
di Selat Bali sehingga nelayan cenderung mencari daerah tangkapan lain seperti di perairan
Pancer. Penurunan jumlah hasil tangkapan yang terjadi di Muncar tidak terlepas dari bagaimana
pemanfaatan sumber daya ikan ini pada tahun-tahun sebelumnya. Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Purwningsih et.al bahwa pemanfaatan yang dilakukan oleh nelayan Muncar di
Selat Bali sudah dalam kondisi over fishing atau penangkapan berlebih. Penangkapan berlebih
terjadi jika dalam usaha penangkapan, hasil tangkapan yang dilakukan oleh nelayan melebihi
kapasitas lestari pasokan ikan di laut.
Sejak diperkenalkannya alat tangkap purse seine/pukat cincin di Muncar pada tahun 1972
produksi perikanan lemuru berkembang sangat pesat. Produksi ikan lemuru di Muncar sangat
fluktuatif. Sepanjang tahun 1974 sampai dengan tahun 2000, hasil tangkapan terbesar terjadi
pada tahun 1983, 1991 dan 1998 yaitu berturut-turut sebesar 48.000 ton, 61.670 ton dan 77.600
(Merta, 1992 dalam Hendiarti, 2005). Musim yang berlaku dalam penangkapan ikan di laut ada
dua yaitu musim banyak ikan dimana puncaknya terjadi pada bulan September sampai
November dan musim sedikit ikan dengan jumlah ikan paling sedikit sekitar bulan Maret sampai
April.
Produksi ikan lemuru tahun 1993, 1994, 1997 dan 2001 menunjukkan pola yang normal,
sedangkan produksi lemuru pada tahun 1995, 1996, 1998, 1999 dan 2000 menunjukkan pola
yang tidak biasa (Wudianto, 2001 dalam Hendiarti, 2005). Tahun 1995 dan 1998 produksi
tertinggi juga terjadi pada bulan Januari sampai Juli. Wudianto (2001) menyatakan bahwa dua
tahun tersebut menunjukkan fluktuasi penangkapan ikan lemuru yang tidak biasa. Ikan lemuru
bertelur terjadi pada bulan Juni dan Juli setiap tahun (Merta 1992) dimana bertepatan dengan
terjadinya kenaikan air selama musim penghujan. Fluktuasi musim ini sangat berpengaruh pada
perubahan kondisi oseanografi yang pada gilirannya sangat mempengaruhi produksi ikan lemuru
di Selat Bali.
Sumber: Hendiarti, dkk 2005Gambar Fluktuasi Penangkapan Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) dan Penangkapan per Trip di Muncar Kabupaten
Banyuwangi Tahun 1992 – 2001
Pemasaran ikan di Muncar, Banyuwangi
Pemasaran ikan di Muncar melibatkan beberapa pihak ataupun lembaga diantaranya
Agroindustri, Blantik, pengecer, konsumen.
Sebagian besar hasil tangkapan nelayan dijual langsung ke agroindustri yang berada di sekitar
wilayah pantai Muncar melalui orang yang dipercaya nelayan untuk memasarkan ikannya.
Agroindustri tersebut meliputi agroindustri pengalengan ikan, tepung ikan, pemindangan,
pengasinan dan es-esan.
Beberapa agroindustri tersebut memiliki orang kepercayaan untuk membeli ikan hasil tangkapan
nelayan dan bahkan ada beberapa nelayan yang sudah memiliki ikatan dengan salah satu
agroindustri di Muncar dengan perjanjian agroindustri meminjamkan modal kepada nelayan dan
nelayan harus menjual ikannya kepada agroindustri yang telah meminjamkan modal tersebut.
Belantik juga dapat ikut serta dalam menjual ikan hasil tangkapan nelayan ke agroindustri.
Agroindustri ikan lemuru juga membeli ikan kepada belantik-belantik. Belantik-belantik tersebut
memperoleh ikan lemuru dari ABK (anak Buah Kapal) atau “ngampung” (membeli ikan
sebanyak 1-2 keranjang kepada nelayan yang sudah memiliki hubungan baik dengan belantik).
Sebagian besar belantik berjenis kelamin perempuan, beberapa belantik adalah istri dari awak
kapal atau pengamba’ dari awak kapal. Pendapatan yang diperoleh awak kapal tidak sebanyak
pendapatan yang diterima nelayan pemilik. Karenanya kehidupan keluarga awak kapal terutama
pandega sering kekurangan. Untuk menutupi kebutuhan sehari-hari mereka meminjam uang
kepada pengamba’ dengan catatan awak kapal yang meminjam harus menjual ikan yang
diperolehnya kepada belantik.
Istilah belantik yang ada di Muncar ada 2 yaitu:
1. Belantik tengah adalah pedagang yang membeli ikan dengan menghampiri kapal yang masih
agak di tengah. Umumnya belantik tersebut sudah memiliki penjual di kapal yang sudah dituju
yaitu para awak kapal yang memiliki ikatan kepada dirinya, baik itu ikatan saudara/istri ataupun
ikatan hutang piutang;
2. Belantik darat adalah pedagang yang membeli ikan di sekitar TPI. Belantik ini membeli ikan
dari belantik tengah/nelayan/awak kapal.
Belantik tengah umumnya memiliki modal besar sehingga mampu membeli ikan dalam jumlah
besar. Sedangkan belantik darat ada yang memiliki modal besar ataupun kecil. Belantik yang
memiliki modal besar akan membeli ikan dalam jumlah besar kemudian menjualnya ke
agroindustri pengalengan ikan atau menjual kepada sodagar atau kepada belantik kecil. Belantik
kecil hanya mampu membeli ikan dalam jumlah kecil dan langsung memasarkannya kepada
konsumen.
Agroindustri-agroindustri yang mengolah ikan lemuru bersaing dengan pembeli-pembeli lainnya
seperti belantik dan sodagar/pengecer dalam mendapatkan ikan lemuru. Gambar 2 menunjukkan
bahwa terdapat 3 saluran pemasaran ikan lemuru segar yang pada akhirnya diterima oleh
konsumen yaitu:
1. Nelayan Belantik Pengecer/ Sodagar Konsumen
2. Nelayan Pengecer/Sodagar Konsumen
3. Nelayan Belantik Konsumen
Sesama belantik ataupun sesama sodagar/pengecer berkumpul membeli ikan lemuru hasil
tangkapan nelayan dengan harga sesuai pasar. Harga ikan lemuru terbentuk dengan adanya
proses tawar menawar antara penjual dan pembeli, namun dominasi pihak agroindustri dalam
penentuan harga cukup besar. Harga yang berlaku di pasar ikan lemuru umumnya mengikuti
harga hasil kesepakatan antara nelayan dengan pihak agroindustri, utamanya agroindustri
pengalengan ikan. Agroindustri ini menyerap ikan lemuru dalam jumlah paling besar
dibandingkan agroindustri lainnya. Harga ikan lemuru segar dapat dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat, mulai kelas bawah sampai kelas atas. Namun, jangkauan pemasaran ikan lemuru
hanya terbatas di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Informasi harga ikan diperoleh dari sesama
pembeli maupun penjual yang berada di sekitar lokasi TPI. Saat ini TPI berfungsi hanya sebagai
tempat penimbangan saja. Selanjutnya kesepakatan harga dilakukan tanpa melalui mekanisme
pelelangan di TPI.
Harga ikan segar sangat fluktuatif karena jumlah hasil tangkapan nelayan fluktuatif. Hasil
tangkapan nelayan yang melimpah menyebabkan harga cenderung turun, sebaliknya apabila
hasil tangkapan nelayan sangat sedikit, harga ikan lemuru menjadi naik. Pada saat musim banyak
ikan, nelayan memperoleh lebih banyak keuntungan dibandingkan pada musim sedikit ikan,
karena nelayan mampu menjual ikan dalam jumlah besar dan hasilnya bisa digunakan untuk
menutupi biaya variabel selama melaut. Pedagang ikan mendapatkan ikan untuk dijual langsung
dari nelayan disekitar pelabuhan yang telah bersandar. Keuntungan rata-rata yang didapat setiap
penjualan jenis ikan berbeda namun pada umumnya mereka mengambil keuntungan sebesar Rp
2.000 per jenis ikan yang terjual. Sedikitnya pendapatan jika dibandingkan dengan keuntungan
per jenis ikan yang terjual sebenarnya lebih dikarenakan pada terbatasnya modal yang mereka
miliki. Pedagang ikan kecil rata-rata hanya mampu mengambil 10 kg ikan dari nelayan dengan
ketidak-pastian pasar yang tinggi. Ketika ikan yang dijual laku semua mereka mampu
mendapatkan keuntungan yang
maksimal, namun ketika ada jenis ikan yang tidak laku biasanya keuntungan habis untuk
menutupi
kerugiannya.
Kesimpulan
Perekonomian Muncar berkembang begitu pesat karena di daerah tersebut kaya akan hasil
lautnya yaitu ikan. Masyarakat Muncar mengolah ikan tersebut dalam bentuk olahan Petis,
Pemindangan, Minyak ikan. Selain itu mereka juga menjualnya langsung kepada konsumen.
Dengan kerjasama pemerintah setempat, Muncar mampu menjadi pusat pengembangan ikan
terbesar di Banyuwangi sekaligus menjadi pusat perikanan terbesar kedua di Indonesia. Sector
perikanan Muncar, Banyuwangi. Namun selama tiga tahun belakangan ini Muncar menglami
penurunan dalam menghasilkan ikan. Hal ini dikarenakan adanya pencemaran limbah baik dari
rumah tangga.
Daftar Rujukan
_____.Banyuwangi (online)
http://www.semangatberbisnis.com/uploads/Tulisan/100002326553122af1782d29506afe0dfa359
1042fc61c2.pdf diakses pada jumat 3 April 2014
Pamungkas, putra wingking.2013. Implikasi Ekonomi Dan Sosial MasyarakatPesisir Atas Turunnya Hasil Tangkapan oleh Masyarakat Pesisir Muncar Kabupaten.universitas Brawijaya : Malang
Rahman, Rizal.2011. Analisis Pengaruh Kebijakan Perikanan.(online) eprints.undip.ac.id/32946/
_____http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-19931-Chapter1-1656832.pdf
Kusmiati, Ati.____. Kajian Pemasaran Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) Di Muncar –
Banyuwangi.Universitas Jember
___.Ancaman Pada Sumber Daya Hayati Laut(online)