sumber : bmkg warga jakarta serbu tempat rekreasi · adapun jonggol dinilai lebih ... mu dian tata...

1
4 | Megapolitan SENIN, 13 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA MI/SUSANTO MACET: Kemacetan terjadi setelah hujan deras mengguyur Jakarta selama sekitar 1 jam di Jalan Thamrin, Jakarta, Senin (16/8). Warga Jakarta Serbu Tempat Rekreasi Ancol menjadi tempat hiburan favorit warga jika dilihat dari total pengunjung. Asni Harismi Jati Jajar, Kecamatan Tapos, yang pengunjungnya mencapai ribuan orang. Muhamad Yusuf, pengelola objek wisata Situ Jati Jajar, mengungkapkan jumlah pengunjung pada H+1 Lebaran mencapai 2.000 orang atau me- ningkat 50% jika dibandingkan dengan hari biasa. Jajat, 22, warga Karawang, Ja- wa Barat, yang ditemui tengah nya 20 ribu orang, pada hari raya ini meningkat hingga 60 ribu orang. Tidak hanya di Jakarta, se- jumlah objek wisata di Kota Depok, Jawa Barat, juga padat dikunjungi pengunjung. Be- berapa tempat rekreasi yang banyak didatangi pengunjung antara lain wisata air seper- ti Situ Jati Jajar di Kelurahan Hanya Negara Federal Pindahkan Ibu Kota W ARGA Jakarta yang tidak mudik pada Lebaran kali ini memanfaatkan hari kedua Lebaran dengan berkunjung ke tempat-tempat rekreasi. Hasilnya, sejumlah jalan menuju tempat rekreasi menjadi macet. Antrean pengunjung mengu- lar untuk masuk ke tempat- tempat hiburan seperti Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Taman Mini Indonesia Indah, dan Ke- bun Binatang Ragunan. Ketiga tempat ini ialah tempat favorit warga Jakarta untuk menghabis- kan waktu sisa libur Lebaran. Berdasarkan data yang dirilis pihak TIJA hingga pukul 17.00 WIB kemarin, jumlah pengun- jung mencapai 133 ribu orang. Jumlah ini diprediksi masih akan meningkat menjadi 150 ribu orang hingga malam hari. “Walaupun tiap tahun ke An- col, saya enggak bosan. Ramai bukan masalah, yang penting kan bisa kumpul bersama anak- anak di pantai,” ujar Umi, 43, warga Jatibening, Bekasi, yang telah datang ke Ancol sejak pukul 11.00 tersebut. Di Ancol, pengujung dapat menikmati atraksi kembang api 1001 Nite Dancing Fireworks, Parade Bedug dan Marawis, serta Konser Musik Ibu Kota. Ancol menjadi tempat yang paling favorit dikunjungi warga. Sebanyak 345 ribu orang telah datang ke Ancol sejak hari per- tama Lebaran hingga hari ketiga, kemarin. Untuk hari keempat Lebaran, pengunjung diperkira- kan masih akan berdatangan, namun jumlahnya tidak seba- nyak kemarin. Diprediksi, hanya mencapai sekitar 115 ribu orang dari puncaknya, 150 ribu orang, pada hari ketiga Lebaran. Pengunjung juga menyemut di Kebun Binatang Ragunan. Dari jarak 500 meter sebelum pintu masuk, pengunjung telah mengantre. Hingga pukul 13.00, jumlah pengunjung mencapai 90 ribu orang. Jumlah ini terus ber- tambah lagi hingga menembus angka 100 ribu sampai dengan selesai jam operasi kebun bina- tang ini, yakni pukul 16.30. Ragunan banyak dipilih ma- syarakat menengah-bawah ka- rena menawarkan harga masuk yang relatif murah, yakni Rp4.000 untuk pengunjung de- wasa dan Rp3.000 pengunjung anak-anak. Anak terpisah Padatnya jumlah pengunjung membuat puluhan anak yang datang bersama orang tua mere- ka sempat terpisah. Untungnya, dapan pengurus dan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menawarkan tiga alter- natif mengurai kemacetan di Jakarta. Pertama, bila masih ingin mempertahankan Jakar- ta sebagai ibu kota dan pusat pemerintahan, Jakarta harus dibenahi. Kedua, memisahkan ibu kota negara atau pusat pemerintah- an ke lokasi yang berbeda. Ke- mudian, alternatif ketiga ialah memindahkan ibu kota negara dan pusat pemerintahan ke daerah lain. Presiden meminta masuk- an dan ingin mendengarkan silang pendapat itu sehingga bisa mendapatkan kesimpulan dalam satu bulan sebelum ke- putusan penting diambil. Ada dua tempat yang dinilai layak untuk dijadikan ibu kota yakni Palangkaraya, Kaliman- tan Tengah, dan Jonggol, Ka- bupaten Bogor. Palangkaraya merujuk kepada perkataan Pre- siden Soekarno pada 1957. Palangkaraya merupakan daerah aman gempa karena ti- dak masuk ring of fire dan tidak ada gunung berapi. Letaknya dekat perbatasan, bagus dari sisi pertahanan. Adapun Jonggol dinilai lebih dekat sehingga lebih mudah memindahkan pusat pemerin- tahan. Hal itu merujuk pada konsep megapolitan yang di- wacanakan pada era Presiden Soeharto. Konsepnya waktu itu, wila- yah ibu kota negara diperluas hingga Bogor dan Bekasi. Ke- mudian tata ruangnya dibenahi sedemikian rupa agar aktivitas pemerintahan, bisnis, dan pen- didikan tidak menumpuk di satu tempat. Hal itu untuk men- cegah kemacetan. (Rin/J-1) MANTAN Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan bukan perkara gampang memindah- kan ibu kota negara. Hal itu dikemukakannya menang- gapi rencana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk memindahkan pusat pemerin- tahan Jakarta ke daerah lain. Menurut JK, kebanyakan yang melakukan pemindahan ibu kota merupakan negara federal. “Saya katakan, semua yang pindah ibu kotanya nega- ra federal. Coba tunjukkan ke pada saya satu saja yang bukan negara federal?” tukas JK seusai bersilaturahim de- ngan Wakil Presiden Boediono di rumah pribadi JK di Jalan Brawijaya, Jakarta, kemarin. Menurut JK, Indonesia perlu becermin dari Jepang. Bila ba- nyak negara memisahkan ibu kota dengan pusat pemerin- tahan, dari kota besar ke kota kecil, sebaliknya yang dilaku- kan Jepang. Jepang memin- dahkan pusat pemerintahan dari kota kecil Kyoto ke kota besar Tokyo. Sebelumnya presiden di ha- Musim Mudik Kali ini Paling Sepi saing,” keluh Nana. Tak pelak, hal ini mengakibatkan turunnya pendapatan yang bisa dibawa pulang. Dalam situasi normal, Nana bisa mengantongi uang Rp40 ribu hingga Rp100 ribu. Namun karena suasana sepi tahun ini, Rp20 ribu sehari pun sudah patut disyukuri. Keadaan ini memaksanya mengetatkan ikat pinggang selama Lebaran. Tahun ini, Nana mengaku hanya sanggup membelikan satu potong baju baru untuk anak bungsunya. Sementara dua saudaranya yang lain harus ikhlas mengenakan busana lama di hari fitri yang jatuh pada 10 September lalu. (Asni Harismi/J-2) Porter dadakan Kondisi kembang-kempis itu pun diperparah dengan munculnya porter dadakan saat Lebaran di terminal penumpang. Pasalnya, porter dadakan yang memakai rompi biru itu kadang banting harga hingga sepertiganya sehingga pemudik kadang lebih memilih menggunakan jasa porter dadakan karena lebih murah. “Untuk ongkos biasanya terserah penumpang mau kasih berapa dan tergantung besarnya barang juga. Tapi biasanya, satu barang kami hargai Rp5.000. Kalau portir dadakan, dia mau saja mengangkut tiga koper seharga Rp5.000, makanya kami kadang-kadang kalah puasa pun, penumpang sudah banyak yang minta barangnya kami bawakan. Tapi sampai sekarang yang katanya puncak arus mudik pun belum terlihat tanda-tanda ramai,” imbuh Nana. Berdasarkan data dari manajemen Pelabuhan Tanjung Priok, terjadi penurunan jumlah penumpang yang bertolak dari Jakarta. Hingga H-2, jumlah penumpang yang naik mencapai 18.737 penumpang, sedangkan pada 2009 silam mencapai 19.911. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Tanjung Priok yang tahun ini mencapai 34.351, sedangkan tahun lalu hanya 30.951. A SAP rokok membubung tinggi ke udara dari mulut seorang pria dengan rompi kuning. Duduknya santai, tapi matanya terus mengawasi pintu masuk Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok dengan harap- harap cemas. Begitu ada taksi melenggang melewati portal, ia buru-buru mematikan ujung rokoknya dan menghampiri bagasi dengan raut antusias. Namun sedetik kemudian, air mukanya berubah masam. Ia kembali menyalakan bekas rokoknya dan duduk dalam diam lagi. “Tahun ini adalah kondisi paling sepi sejak saya menjadi porter di Pelabuhan Tanjung Priok sembilan tahun lalu,” ujar Nana, 45, salah satu buruh angkut di Pelabuhan Tanjung Priok. Nana hanyalah satu di antara ratusan porter alias buruh angkut barang di Pelabuhan Tanjung Priok yang bernasib nahas karena sepi penumpang. Berdasarkan pantauan dua hari menjelang Idul Fitri 1431 Hijriah, kondisi pelabuhan yang terletak di Jakarta Utara ini amat lengang. Tempat parkir maupun ruang embarkasi dan debarkasi tidak memperlihatkan kepadatan yang berarti. Kondisi ini otomatis membuat nasib para porter berada di ujung tanduk. Korps baju kuning yang menggantungkan penghasilan pada banyaknya barang angkutan pemudik otomatis hanya bisa menunggu sambil berharap. Mengobrol dengan sesama porter di warung kopi pun jadi kegiatan rutin tahun ini. “Biasanya, sejak hari pertama AP/IRWIN FEDRIANSYAH PORTER: Para kuli angkut atau porter (berbaju kuning) mengangkut tas dan barang milik penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/9). Kita selalu mengimbau kepada para pengun- jung untuk berhati-hati membawa anak.’’ Bambang Triyono Kepala Bagian Tata Usaha Ragunan Bambang Triyono. Sementara itu, total pengun- jung Taman Mini Indonesia Indah hingga hari ketiga Leba- ran sudah mencapai sekitar 100 ribu orang. Pengunjung terus melonjak karena Lebaran ta- hun ini jatuh pada akhir pekan. Peningkatan pengunjung dari hari biasa mencapai 200%. Jika hari biasanya pengunjung ha- mereka bisa bertemu kembali de- ngan orang tua masing-masing setelah diumumkan melalui pengeras suara. “Kita selalu mengimbau ke- pada para pengunjung untuk berhati-hati membawa anak. Untungnya mereka semua bi- sa bertemu kembali dengan orang tua mereka,” kata Kepala Bagian Tata Usaha Ragunan bersama istrinya, Irma, dan dua anaknya, mengaku berwisata ke Situ Jati Jajar karena lebih murah bila dibandingkan de- ngan lokasi lain. “Anak juga bisa belajar sejarah sekaligus bermain. Selain itu, di Situ Jati Jajar bisa memancing,” kata- nya. (*/*/KG/J-2) [email protected] MI/SUSANTO BERENANG DI ANCOL: Ribuan pengunjung memenuhi lokasi kawasan Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (11/9). Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Barat Kepulauan Seribu Bogor Tangerang Depok Bekasi Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sumber : BMKG PAGI (00.05 - 12.00) SIANG (12.05 - 18.00) MALAM (18.05 - 24.00) Berawan Hujan sedang Hujan ringan Berawan Hujan ringan Berawan Berawan Hujan sedang Hujan ringan Berawan Hujan ringan Berawan Cerah berawan Berawan Hujan ringan Hujan ringan Berawan Hujan ringan Berawan Hujan ringan Hujan ringan Berawan Hujan sedang Hujan ringan Cerah berawan Hujan ringan Berawan Berawan Hujan sedang Hujan ringan

Upload: duongtruc

Post on 09-Jun-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

4 | Megapolitan SENIN, 13 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

MI/SUSANTO

MACET: Kemacetan terjadi setelah hujan deras mengguyur Jakarta selama sekitar 1 jam di Jalan Thamrin, Jakarta, Senin (16/8).

Warga Jakarta Serbu Tempat RekreasiAncol menjadi tempat hiburan favorit warga jika dilihat dari total pengunjung.

Asni Harismi

Jati Jajar, Kecamatan Tapos, yang pengunjungnya mencapai ribuan orang. Muhamad Yusuf, pengelola objek wisata Situ Jati Jajar, mengungkapkan jumlah pengunjung pada H+1 Lebaran mencapai 2.000 orang atau me-ningkat 50% jika dibandingkan dengan hari biasa.

Jajat, 22, warga Karawang, Ja-wa Barat, yang ditemui tengah

nya 20 ribu orang, pada hari raya ini meningkat hingga 60 ribu orang.

Tidak hanya di Jakarta, se-jumlah objek wisata di Kota Depok, Jawa Barat, juga padat dikunjungi pengunjung. Be-berapa tempat rekreasi yang banyak didatangi pengunjung antara lain wisata air seper-ti Situ Jati Jajar di Kelurahan

Hanya Negara FederalPindahkan Ibu Kota

WARGA Jakar ta yang tidak mudik pada Lebaran kali ini memanfaatkan

hari kedua Lebaran dengan ber kunjung ke tempat-tempat re kreasi. Hasilnya, sejumlah jalan menuju tempat rekreasi menjadi macet.

Antrean pengunjung mengu-lar untuk masuk ke tempat-tem pat hiburan seperti Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), Taman Mini Indonesia Indah, dan Ke-bun Binatang Ragunan. Ketiga tempat ini ialah tempat favorit warga Jakarta untuk menghabis-kan waktu sisa libur Lebaran.

Berdasarkan data yang dirilis pihak TIJA hingga pukul 17.00 WIB kemarin, jumlah pengun-jung mencapai 133 ribu orang. Jumlah ini diprediksi masih akan meningkat menjadi 150 ribu orang hingga malam hari.

“Walaupun tiap tahun ke An-col, saya enggak bosan. Ramai bukan masalah, yang penting kan bisa kumpul bersama anak-anak di pantai,” ujar Umi, 43, war ga Jatibening, Bekasi, yang telah datang ke Ancol sejak pukul 11.00 tersebut.

Di Ancol, pengujung dapat menikmati atraksi kembang api 1001 Nite Dancing Fireworks, Parade Bedug dan Marawis, serta Konser Musik Ibu Kota.

Ancol menjadi tempat yang paling favorit dikunjungi warga. Sebanyak 345 ribu orang telah datang ke Ancol sejak hari per-tama Lebaran hingga hari ketiga, kemarin. Untuk hari keempat Lebaran, pengunjung diperkira-kan masih akan berdatangan, namun jumlahnya tidak seba-nyak kemarin. Diprediksi, hanya mencapai sekitar 115 ribu orang dari puncaknya, 150 ribu orang, pada hari ketiga Lebaran.

Pengunjung juga menyemut di Kebun Binatang Ragunan. Dari jarak 500 meter sebelum pintu masuk, pengunjung telah mengantre. Hingga pukul 13.00, jumlah pengunjung mencapai 90 ribu orang. Jumlah ini terus ber-tambah lagi hingga menembus angka 100 ribu sampai dengan selesai jam operasi kebun bina-tang ini, yakni pukul 16.30.

Ragunan banyak dipilih ma-syarakat menengah-bawah ka-rena menawarkan harga masuk yang relatif murah, yakni Rp4.000 untuk pengunjung de-wasa dan Rp3.000 pengunjung anak-anak.

Anak terpisahPadatnya jumlah pengunjung

membuat puluhan anak yang datang bersama orang tua mere-ka sempat terpisah. Untungnya,

dapan pengurus dan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menawarkan tiga alter-natif mengurai kemacetan di Ja karta. Pertama, bila masih ingin mempertahankan Jakar-ta sebagai ibu kota dan pusat pemerintahan, Jakarta harus dibenahi.

Kedua, memisahkan ibu kota negara atau pusat pemerintah-an ke lokasi yang berbeda. Ke-mudian, alternatif ketiga ialah memindahkan ibu kota negara dan pusat pemerintahan ke dae rah lain.

Presiden meminta masuk-an dan ingin mendengarkan silang pendapat itu sehingga bisa mendapatkan kesimpulan dalam satu bulan sebelum ke-putusan penting diambil.

Ada dua tempat yang dinilai layak untuk dijadikan ibu kota yakni Palangkaraya, Kaliman-tan Tengah, dan Jonggol, Ka-bupaten Bogor. Palangkaraya me rujuk kepada perkataan Pre-siden Soekarno pada 1957.

Palangkaraya merupakan dae rah aman gempa karena ti-dak masuk ring of fi re dan tidak ada gunung berapi. Letaknya dekat perbatasan, bagus dari sisi pertahanan.

Adapun Jonggol dinilai lebih dekat sehingga lebih mudah memindahkan pusat pemerin-tahan. Hal itu merujuk pada kon sep megapolitan yang di-wa canakan pada era Presiden Soeharto.

Konsepnya waktu itu, wila-yah ibu kota negara diperluas hingga Bogor dan Bekasi. Ke-mu dian tata ruangnya dibenahi sedemikian rupa agar aktivitas pemerintahan, bisnis, dan pen-didikan tidak menumpuk di satu tempat. Hal itu untuk men-cegah kemacetan. (Rin/J-1)

MANTAN Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengingatkan bukan perkara gampang memindah-kan ibu kota negara. Hal itu di kemukakannya menang-gapi rencana Presiden Susilo Bam bang Yudhoyono untuk memindahkan pusat pemerin-tahan Jakarta ke daerah lain.

Menurut JK, kebanyakan yang melakukan pemindahan ibu kota merupakan negara fe deral. “Saya katakan, semua yang pindah ibu kotanya nega-ra federal. Coba tunjukkan ke pada saya satu saja yang

bukan negara federal?” tukas JK seusai bersilaturahim de-ngan Wakil Presiden Boediono di rumah pribadi JK di Jalan Brawijaya, Jakarta, kemarin.

Menurut JK, Indonesia perlu becermin dari Jepang. Bila ba-nyak negara memisahkan ibu kota dengan pusat pemerin-tahan, dari kota besar ke kota kecil, sebaliknya yang dilaku-kan Jepang. Jepang memin-dahkan pusat pemerintahan dari kota kecil Kyoto ke kota besar Tokyo.

Sebelumnya presiden di ha-

Musim Mudik Kali ini Paling Sepi

saing,” keluh Nana.Tak pelak, hal ini

mengakibatkan turunnya pendapatan yang bisa dibawa pulang. Dalam situasi normal, Nana bisa mengantongi uang Rp40 ribu hingga Rp100 ribu. Namun karena suasana sepi tahun ini, Rp20 ribu sehari pun sudah patut disyukuri.

Keadaan ini memaksanya mengetatkan ikat pinggang selama Lebaran. Tahun ini, Nana mengaku hanya sanggup membelikan satu potong baju baru untuk anak bungsunya.

Sementara dua saudaranya yang lain harus ikhlas mengenakan busana lama di hari fi tri yang jatuh pada 10 September lalu. (Asni Harismi/J-2)

Porter dadakanKondisi kembang-kempis

itu pun diperparah dengan munculnya porter dadakan saat Lebaran di terminal penumpang. Pasalnya, porter dadakan yang memakai rompi biru itu kadang banting harga hingga sepertiganya sehingga pemudik kadang lebih memilih menggunakan jasa porter dadakan karena lebih murah.

“Untuk ongkos biasanya terserah penumpang mau kasih berapa dan tergantung besarnya barang juga. Tapi biasanya, satu barang kami hargai Rp5.000. Kalau portir dadakan, dia mau saja mengangkut tiga koper seharga Rp5.000, makanya kami kadang-kadang kalah

puasa pun, penumpang sudah banyak yang minta barangnya kami bawakan. Tapi sampai sekarang yang katanya puncak arus mudik pun belum terlihat tanda-tanda ramai,” imbuh Nana.

Berdasarkan data dari manajemen Pelabuhan Tanjung Priok, terjadi penurunan jumlah penumpang yang bertolak dari Jakarta. Hingga H-2, jumlah penumpang yang naik mencapai 18.737 penumpang, sedangkan pada 2009 silam mencapai 19.911. Hal ini berbanding terbalik dengan jumlah penumpang yang turun di Pelabuhan Tanjung Priok yang tahun ini mencapai 34.351, sedangkan tahun lalu hanya 30.951.

ASAP rokok membubung tinggi ke udara dari mulut

seorang pria dengan rompi kuning. Duduknya santai, tapi matanya terus mengawasi pintu masuk Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priok dengan harap-harap cemas.

Begitu ada taksi melenggang melewati portal, ia buru-buru mematikan ujung rokoknya dan menghampiri bagasi dengan raut antusias. Namun sedetik kemudian, air mukanya berubah masam. Ia kembali menyalakan bekas rokoknya dan duduk dalam diam lagi.

“Tahun ini adalah kondisi paling sepi sejak saya menjadi porter di Pelabuhan Tanjung Priok sembilan tahun lalu,” ujar Nana, 45, salah satu buruh angkut di Pelabuhan Tanjung Priok.

Nana hanyalah satu di antara ratusan porter alias buruh angkut barang di Pelabuhan Tanjung Priok yang bernasib nahas karena sepi penumpang. Berdasarkan pantauan dua hari menjelang Idul Fitri 1431 Hijriah, kondisi pelabuhan yang terletak di Jakarta Utara ini amat lengang. Tempat parkir maupun ruang embarkasi dan debarkasi tidak memperlihatkan kepadatan yang berarti.

Kondisi ini otomatis membuat nasib para porter berada di ujung tanduk. Korps baju kuning yang menggantungkan penghasilan pada banyaknya barang angkutan pemudik otomatis hanya bisa menunggu sambil berharap. Mengobrol dengan sesama porter di warung kopi pun jadi kegiatan rutin tahun ini.

“Biasanya, sejak hari pertama

AP/IRWIN FEDRIANSYAH

PORTER: Para kuli angkut atau porter (berbaju kuning) mengangkut tas dan barang milik penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/9).

“Kita selalu mengimbau kepada para pengun-jung untuk berhati-hati membawa anak.’’Bambang TriyonoKepala Bagian Tata Usaha Ragunan

Bambang Triyono. Sementara itu, total pengun-

jung Taman Mini Indonesia Indah hingga hari ketiga Leba-ran sudah mencapai sekitar 100 ribu orang. Pengunjung terus melonjak karena Lebaran ta-hun ini jatuh pada akhir pekan. Peningkatan pengunjung dari hari biasa mencapai 200%. Jika hari biasanya pengunjung ha-

mereka bisa berte mu kembali de-ngan orang tua masing-masing setelah diumumkan melalui pengeras suara.

“Kita selalu mengimbau ke-pada para pengunjung untuk berhati-hati membawa anak. Un tungnya mereka semua bi-sa bertemu kembali dengan orang tua mereka,” kata Kepala Ba gian Tata Usaha Ragunan

bersama istrinya, Irma, dan dua anaknya, mengaku berwisata ke Situ Jati Jajar karena lebih murah bila dibandingkan de-ngan lokasi lain. “Anak juga bisa belajar sejarah sekaligus bermain. Selain itu, di Situ Jati Jajar bisa memancing,” kata-nya. (*/*/KG/J-2)

[email protected]

MI/SUSANTO

BERENANG DI ANCOL: Ribuan pengunjung memenuhi lokasi kawasan Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (11/9).

Jakarta Pusat Jakarta Utara Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Barat Kepulauan Seribu Bogor Tangerang DepokBekasiCuaca Jakarta dan Sekitarnya

Sumber : BMKG

PAGI (00.05 - 12.00) SIANG (12.05 - 18.00) MALAM (18.05 - 24.00)

BerawanHujan sedangHujan ringan

BerawanHujan ringanBerawan

BerawanHujan sedangHujan ringan

Berawan Hujan ringanBerawan

Cerah berawan BerawanHujan ringan

Hujan ringan BerawanHujan ringan

Berawan Hujan ringanHujan ringan

BerawanHujan sedangHujan ringan

Cerah berawan Hujan ringanBerawan

Berawan Hujan sedangHujan ringan